Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre:
Sci-fi, Romance, Supranatural
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Note : terinspirasi dari
Iron Man, Captain America and Hulk
Suatu malam,
Di sebuah hutan yang
gelap, dua ilmuan sedang meneliti sebuah benda asing yang jatuh, para militer
pun berjaga-jaga bersama beberapa tank baja.
“ini dia” seorang ilmuan
menemukan sebuah kubus berwarna biru.
Ilmuan yang satunya hanya
diam kagum melihat mahakarya asing itu.
Jendral pun mendekat
sambil membawa sebuah kotak.
“maaf jendral, tapi kau
yakin akan menyimpannya dengan aman?”
“jangan bodoh, banyak
rahasia negara yang disimpan di tempatku dan benda ini pun semestinya begitu”
Mereka pun memberikan
benda itu kepada jendral dan berjanji akan merahasiakan hal ini pada dunia.
Beberapa tahun kemudian,
Seorang perempuan berjalan
ke sebuah rumah bersama teman pria nya.
“terima kasih banyak
Chris”
“sama-sama, do’a kan aku
agar segera naik pangkat ya”
“pasti”
Setelah pria itu pergi,
sang perempuan pun masuk ke rumah.
Seorang pria paruh baya
sedang meneliti sesuatu.
“paman?”
“hey Virginia”
“kapan paman pulang?”
“baru saja, apa pria
berbadan tegap itu pacarmu?”
“maksud paman Chris?”
Virginia tersenyum, “tentu saja bukan paman, kami hanya berteman”
“kau ini, padahal mengaku
saja. Kau kan sudah dewasa, paman ingin segera melihatmu menikah”
“apakah ayah juga akan
berpikir seperti itu?”
“tentu saja, jika ayahmu
masih hidup. Dia pasti akan bangga melihat anaknya tumbuh cantik”
“paman ini” Virginia mendekat,
“paman sedang meneliti apa sih? Apa paman bisa membuat mesin waktu agar aku
bisa bertemu ayah?”
“kau itu mulai ngawur”
“kenapa ngawur? Lihat
saja, aku juga akan menjadi ilmuan terkenal seperti ayah dan aku akan membuat
mesin waktu agar bisa bertemu ayah”
“ok ok”
Malamnya,
Virginia pergi ke lab, ia
mencari artikel tentang alien, benda asing atau semacamnya.
“aneh sekali, dulu paman
bilang ayah terkenal gara-gara penemuannya tentang UFO. Tapi kenapa setiap aku
menanyakannya paman selalu diam? Sepertinya semua itu bukan hanya disembunyikan
dariku, tapi dari semua orang. Agar mereka menganggap makhluk asing itu tidak
ada”
Duk...
Sebuah buku kecil jatuh ke
kepala Virginia.
“aduh” Virginia
membacanya, “ini dia” ia pun keluar dari lab dan masuk ke kamar.
Di kamar,
Virginia membaca buku itu
sambil menghadap ke jendela, “diperkirakan benda asing jatuh di hutan terlarang
dua puluh tahun yang lalu?” Virginia kaget dan menutup bukunya, ia pun menatap
jendela.
Tiba-tiba di luar sesuatu
seperti meteor terlihat jatuh di hutan tersebut.
“ya Tuhan... apa itu?
Mungkinkah itu benda langit lainnya?” Virginia pun bersiap dan pergi.
Dengan menaiki mobil,
Virginia pergi ke hutan terlarang itu. Ia berhenti karena melihat pagar tinggi
dan tulisan dilarang masuk, disana juga disebutkan bahwa daerah itu adalah
kawasan militer.
***
Virginia turun dari
mobilnya, “jangan-jangan selama ini tulisan-tulisan ini bohong” Virginia
mencari celah untuk masuk, ternyata disana tidak ada alat militer apa pun atau
bangunan penjaga.
Virginia masuk semakin
dalam, “ya Tuhan... semoga tidak ada binatang buas disini” langkah Virginia
terhenti, ia melihat bekas jatuhnya benda tadi.
Virginia menatapnya,
“bentuknya aneh, ini seperti.. seperti.. manusia?”
Tiba-tiba sesuatu melompat
ke hadapannya dan berdiri tegap dihadapan Virginia.
“ah?” Virginia kaget, ia
melihat makhluk yang memakai armour ada dihadapannya. “argh!” ia berteriak dan
belari.
Makluk itu terus mengejar
Virginia.
“Tuhan... tolong aku,
makhluk apa itu? Argh...” Virginia jatuh ke jurang.
Makhluk itu melompat dan
menangkapnya, mereka pun terguling.
Di dasar,
Virginia terbangun, ia
melihat makhluk itu tergeletak dihadapannya. “ya Tuhan...” Virginia berdiri dan
berpikir untuk lari, tapi ia kembali melihat makhluk itu.
Dia
sudah menolongku, tanpanya mungkin aku sudah mati di dasar ini. Virginia
memberanikan diri mendekati makhluk itu,
ia pun melihat cahaya bulat di dada makhluk itu yang mulai meredup.
Apa
itu? Apa itu sumber kekuatannya? Virginia pun menatap
topeng yang menutupi wajah makhluk itu, apa
aku buka saja topengnya? Tapi bagaimana jika dia buruk rupa? Dia kan alien, Virginia
mulai ragu.
Lebih
baik aku buka saja. Virginia pun membuka topeng makhluk itu,
“ah?” Virginia terdiam, ternyata wajah makhluk asing itu adalah wajah seorang
pria. “ya Tuhan... dia seperti manusia” Virginia memeriksa pria itu, “dia tidak
bernafas, aku harus segera membawanya”
Dengan perasaan berat,
Virginia pun membawa pria misterius itu ke rumahnya.
Di rumah,
Virginia membaringkannya
di sofa, “siapa pun kau, kau harus bertahan. Aku akan memanggil paman, dia
pasti bisa menyelamatkanmu”
Paman pun turun dari
tangga, “Virginia, siapa...”
“sst... paman, aku mohon
jangan berisik. Aku tidak mau orang lain tau”
“iya, tapi dia siapa?”
“nanti saja ceritanya,
sekarang aku minta paman untuk melakukan oprasi”
“apa? Sepagi ini?”
“sst.. jangan keras-keras
paman, pria itu sekarat. Paman harus menolongnya”
“tapi Virginia, paman
bukan dokter”
“aku tau, aku meminta
paman mengoprasi dadanya karena paman adalah ilmuan”
“oprasi dada?”
“ssst... paman, aku mohon”
“ok, paman tidak tau hal
gila apa yang ada di pikiranmu. Sekarang paman akan menolongnya, tapi nanti kau
harus menjelaskan semuanya pada paman”
Di Lab,
“bagaimana? Tempat ini
keren kan? Paman sudah mengubahnya menjadi mirip dengan ruang oprasi dan anak
buah paman sudah datang semua, jadi lebih baik kau pergi. Kau tidak mau melihat
pria itu telanjang kan?”
“paman, dia alien”
“jadi kau ingin
melihatnya?”
“tidak-tidak” Virginia
pergi.
Paman menatap pria itu,
armournya sudah berhasil dilepaskan dengan susah payah. “bajunya ketat sekali,
seperti baju untuk menyelam”
“silahkan pak” salah
seorang anak buah paman memberinya gunting.
“terima kasih” ia kembali
menatap pria itu, “maafkan aku, sebenarnya aku tidak tega. Aku janji, jika ada
obral baju. Aku akan menggantinya” paman pun mulai menggunting baju pria itu
dari leher sampai ke tengah, “ya mungkin aku akan sisakan menjadi celana saja
ya” ia membuka baju pria itu, “waw, potongan yang rapi. Mungkin aku bisa
menjadi tukang jahit jika ada waktu senggang”
Alat-alat sudah disiapkan,
tapi paman masih menatap pria itu. “benarkah kau alien? Kenapa kau begitu mirip
dengan manusia?”
“maaf pak, kapan kita akan
memulai oprasinya?”
“ah, iya. Maafkan aku, aku
terlalu kagum dengan ciptaan Tuhan” paman tersenyum, “tolong bius dia”
Salah seorang anak buah
paman membius pria itu, “maaf pak, sepertinya ini tidak berfungsi”
“maksudmu dia tidak bisa
dibius? Dia kebal? Ya ampun, bagaimana ini? Tidak apa-apa lah, lagi pula dia
masih pingsan. Tapi bagaimana jika dia sadar di pertengahan? Ah sudahlah, kita
mulai saja”
Oprasi pun dimulai,
Paman menatap dada pria
itu, “benda apa ini? Virginia bilang, pria ini akan sadar jika benda ini
menyala” paman pun mulai memeriksanya, “gawat, teknologi kita tidak ada yang
seperti ini”
“jadi bagaimana pak?”
“ya, kita buat sebisa
kita. Virginia ingin dia hidup”
Paman pun membetulkan
reaktor di dada pria itu dengan sebisanya, “beri dia oksigen, aku takut dia
mati”
“apa anda akan membawanya
ke publik pak?”
“jangan pernah tanyakan
itu, pemerintah tidak ingin warganya tau alien itu ada”
“tapi anda bisa terkenal”
“cukup, jika hal ini
bocor. Kalian harus bertanggung jawab”
“tidak pak, kami akan
diam”
“bagus, ternyata kalian
setia juga”
Saat reaktor mulai menyala
perlahan, paman begitu bersemangat. “cepat, berikan oksigennya. Semoga makhluk
ini tidak gagal jantung” Paman melihat reaktor itu redup kembali, “sepertinya
ada yang belum benar”
Tapi tiba-tiba makhluk itu
membuka matanya dan reaktornya menyala, ia menatap mereka dengan waspada.
Paman menatapnya kaget,
“k..kau hidup?”
“siapa kalian? Apa yang
kalian lakukan terhadapku?”
“tidak, kami tidak
melakukan apa-apa. Kami hanya ingin membetulkan lampu senter yang menyala di
dadamu”
“bohong” makhluk itu
bangun.
Paman dan anak buahnya
takut.
“kalian manusia, kalian
jahat. Kalian pasti ingin mengambil reaktor ini kan? Apa kalian ingin
mempertontonkan aku di depan banyak orang?”
“ya ampun, kau itu alien
yang parno ya”
“aku bukan alien” makhluk
itu berteriak.
Virginia yang mendengar
itu, masuk ke dalam dan terdiam melihat makhluk itu.
“kau” makhluk itu menatap
Virginia, “kau manusia yang tidak tau berterima kasih, aku menolongmu tapi kau
malah ah...” makhluk itu mulai lemas karena reaktornya meredup, “ah”
Virginia mendekat dan
membantunya berdiri, “percayalah padaku, mereka hanya ingin menolongmu”
“kau... kau bohong”
makhluk itu kembali tak sadarkan diri.
“paman lakukan sesuatu”
Paman pun membantu
Virginia membaringkan makhluk itu, “alien ini pemarah sekali”
“paman, cepat tolong dia.
Jangan bicara saja”
“iya, tapi tangan dan
kakinya harus diikat, paman takut dia tiba-tiba mengamuk lagi”
“iya, terserah paman saja”
Setelah oprasi,
“bagaimana paman?”
“teknologi yang dia
gunakan sangat canggih, kita para manusia belum sampai pada teknologi itu”
“jadi, dia tidak akan
selamat?”
“kau tenang saja, paman
sudah melakukan sebisa paman. Mungkin itu hanya tiruan, tapi paman yakin dia akan
hidup. Tapi paman juga tidak tau itu ada efeknya atau tidak”
“begitukah?”
“hey, kau seperti sangat
peduli padanya” paman duduk disamping Virginia.
“aku tidak tau paman,
awalnya aku takut. Tapi saat dia menolongku di jurang, aku merasa...”
“jangan bilang kalau kau
menyukainya, dia itu alien. Setampan apa pun dia, dia asing. Kita tidak tau dia
jahat atau tidak kan? Kau harus waspada, bagaimana jika bentuk aslinya jelek?
Seperti di film-film”
“aku tau paman, tolong
rahasiakan semua ini”
“kau tenang saja” paman
tersenyum dan pergi.
Virginia pun masuk ke lab
dan melihat pria itu sudah siuman, “selamat pagi”
Pria itu menatap Virginia,
“apa mau mu?”
“kenapa kau masih bersikap
seperti itu? Aku kan sudah bilang, kami hanya ingin menolongmu”
“menolongku? Untuk apa?”
“tentu saja agar kau
hidup”
“kalian bohong, manusia
itu jahat”
“kenapa kau terus bicara
seperti itu? Apa salah manusia sehingga kau begitu membenci kami?”
“kalian telah mencuri
tesseract”
“tesseract apa? Aku tidak
mengerti”
“kalian banyak alasan”
“cukup, aku sudah lelah
mendengar semuanya. Aku akan melepas ikatanmu agar kau pergi” Virginia melepas
ikatan di tangan dan kaki pria itu, “pergi”
Pria itu berdiri, “hanya
itu saja? Sungguh kau tidak ingin memperlihatkan aku di depan semua orang? Atau
kalian sudah selesai melakukan penelitian terhadapku?”
“cukup” Virginia kesal,
“kau selalu bilang manusia itu jahat, kau yang jahat. Kau hanya terus menghina
kami”
Pria itu diam.
“Virginia” Chris datang
dan membuka pintu lab.
Ya
Tuhan..., Virginia langsung membalik badan pria itu dan
memeluknya.
“Virginia?” Chris kaget
melihat Virginia memeluk orang asing.
“hey Chris, ada apa?”
“em... aku mencari paman,
kau tau dimana dia?”
“mungkin paman pergi ke
kantor, bagaimana kalau kita duduk dulu di...”
“tidak terima kasih, aku
ada misi. Kalau begitu, aku ke kantor paman dulu ya”
“ok Chris, hati-hati”
Setelah Chris pergi,
“apa yang kau lakukan?”
“aku tidak mau Chris
melihat reaktor di dadamu, jika dia melihatmu dengan keadaan seperti ini. Aku
takut...”
“kau melindungiku?”
Virginia diam.
“terima kasih banyak,
ternyata kau manusia yang baik. Maaf aku selalu meragukanmu”
“ok”
Pria itu menatap armournya
yang rusak.
“apa itu semacam pesawat?”
“ya, ini melebihi pesawat.
Baju ini bisa kami pakai untuk bertempur”
“tenaganya?”
“dari sini” pria itu
menunjuk reaktor di dadanya, “hey, kenapa kau bertanya terus? Apa kau sedang
memata-mataiku?”
“apa? Kau mau bilang aku
jahat lagi?”
“baiklah, aku akan
mempercayaimu dan tidak bertanya itu lagi”
“bohong, kau pasti belum
percaya padaku kan?”
“hey, kau merusak bajuku
jadi celana?”
“maaf, aku akan
menggantinya. Apa baju ketat seperti itu dipakai oleh bangsamu?”
“jangan sembarangan, itu
baju tempur”
“maaf”
Pria itu mulai mendekati
armour dan membetulkannya.
“hey, kau baru siuman”
“tidak ada waktu lagi, aku
harus cepat”
“kau itu kenapa sih?
Terburu-buru sekali”
“jika reaktor ini mati,
aku juga akan mati”
“benarkah? Jadi selain
tenaga, itu juga penunjang hidupmu?”
“bukan, ini hanya
penyaring oksigen”
“penyaring oksigen?”
“apa kau tidak merasakannya?
Oksigen di bumi itu kotor, kalian para manusia tidak bisa memelihara bumi
kalian. Di planetku, oksigen kami masih murni. Aku jamin, kau akan selalu sehat
disana”
“memangnya, kau akan
membawaku kesana?”
“maaf, kami anti manusia”
“mulai lagi kan”
Pria itu tersenyum,
“kecuali kau”
Virginia tersenyum.
Di kantor,
Chris datang menemui
paman.
“Chris?”
“paman, tadi malam radar
kami menemukan benda asing telah jatuh di hutan terlarang. Aku ingin paman
menyelidikinya”
“ta..tapi...”
“paman, selama ini hanya
kau dan ayah Virginia yang menjadi ahli UFO dan sekarang aku ingin paman
menelitinya dan mengabarkan hasilnya padaku”
“ok”
“bagus” Chris pergi.
“kenapa anak itu
bertingkah aneh? Virginia bilang, dia pria yang baik”
Di rumah Virginia,
“bagaimana? Bajunya pas kan?”
Pria itu menatap Virginia,
“terima kasih”
“jangan sungkan ya, jika
ada apa-apa kau bilang saja. Kami pasti akan membantumu”
Pria itu mengangguk.
“apa kau punya nama?”
“Robert”
“namaku Virginia, salam
kenal”
Robert tersenyum.
“aku akan buatkan makan malam,
sebentar lagi paman pulang. Kau tunggu disini atau...”
“aku akan membetulkan
armourku”
“baiklah”
Robert pergi ke lab.
Paman pulang,
“selamat malam paman”
“mana alien itu?”
“maksud paman Robert?”
“iya, siapalah terserah.
Dia dalam masalah”
“ada apa paman?”
“tadi Chris datang ke
kantor, dia menanyakan tentang benda asing yang jatuh tadi malam. Kau tidak
pernah bilang dia adalah seorang militer”
“ya ampun, apa yang harus
kita lakukan paman?”
“bagaimana keadaan
Robert?”
“dia baik-baik saja,
Robert selalu mengurus armournya”
Di sebuah ruangan,
Chris tersenyum menatap
kubus berwarna biru, “aku tau, kau pasti memiliki kekuatan yang sangat besar”
“selamat malam tuan”
seorang ilmuan masuk.
“malam, apa kau sudah
berhasil meneliti benda ini?”
“iya tuan, benda ini
memang memiliki kekuatan yang sangat besar. Tapi sulit bagi kita untuk
menghidupkan kekuatan itu, mungkin benda ini datang dari luar angkasa dan hanya
bangsanya yang bisa mengendalikan benda ini”
Chris tersenyum, aku tau makhluk itu pasti datang untuk mengambil
benda ini.
“tuan?”
“ya, cukup. Aku sudah
mendengarmu, sekarang aku ingin kau mengambil kekuatan benda ini”
“tapi tuan..”
“aku tau, ambil saja
sebisamu”
“baik”
Di rumah Virginia,
“ayo kita mulai makan
malamnya” paman begitu bersemangat.
“ayo” Virginia tersenyum.
Robert hanya diam menatap
makanan itu.
“Robert, ada apa? Kau
tidak suka?”
“aku belum pernah makan
ini sebelumnya”
“kau tenang saja, ini
tidak beracun” paman menambah lagi makanan di piringnya, “eh, pake baju kaya
gitu. Kamu ok juga. Dari pada baju ketat untuk menyelam yang kau pakai tadi”
“jadi kau yang merusak
bajuku?” Robert menatap paman.
Paman takut.
“sudah, kamu jangan mulai
lagi. Kita kan sedang makan, lagi pula kami kan sudah mengganti bajumu”
Robert menatap Virginia
dan mulai makan.
“Robert, apa rencanamu
setelah ini?” paman menatap Robert.
“menemukan tesseract dan
kembali ke tempat asalku”
“kau tidak akan tinggal?”
Virginia menatap Robert.
“aku tidak suka bumi dan
aku tidak suka manusia”
“kau mulai lagi” Virginia
sedikit kesal.
“kenapa kau selalu
beranggapan buruk pada manusia?”
“paman, apa kau tidak tau?
Bangsa kalian telah mengambil tesseract dari kami”
“apa itu tesseract?”
“batu berbentuk kubus dan
berwarna biru”
Paman terdiam.
“ada apa paman? Apa paman
mengetahuinya?”
“dua puluh tahun yang
lalu, ada UFO jatuh di hutan terlarang. Aku dan ayah Virginia bertugas
menelitinya”
“lalu?” Robert menatap
paman.
“ada dua alien di dalam
UFO itu, tapi sayangnya mereka tidak selamat. Dan kami pun menemukan sebuah
kubus yang kau bilang tesseract itu”
“lalu sekarang tesseract
ada dimana?”
“di markas militer, benda
itu dijaga ketat. Kau tidak akan sanggup masuk kesana”
“paman, kenapa kau tidak
pernah mengatakan itu padaku?” Virginia menatap paman.
“maaf Virginia, kami sudah
berjanji untuk merahasiakan semua ini dari semua orang”
“termasuk aku?” Virginia
sedih.
“kalau begitu aku akan
mengambil tesseract sekarang”
“tidak Robert, jangan
bodoh. Armourmu masih rusak” Virginia menatap Robert.
“aku akan segera
memperbaikinya, aku ingin pulang” Robert pergi ke lab.
Virginia sedih.
Paman menatap Virginia,
“dia tidak menyukaimu?”
“aku rasa alien itu tidak
punya perasaan paman”
Besoknya,
Paman datang ke tempat
rahasia militer.
“selamat datang paman”
“Chris? Kenapa kau
menyuruhku kemari?”
“aku ingin paman
menolongku”
“menolong apa?”
“apa ini benda asing?”
Chris menunjukan tesseract.
Ya
Tuhan.... kenapa tesseract itu bisa ada pada Chris?
Paman kaget.
“ada apa paman? Sepertinya
kau kaget?”
“ti..tidak Chris, apa yang
kau inginkan dari benda itu?”
“aku ingin paman
mengalirkan tenaga kubus ini padaku”
“apa?”
“kenapa paman? Apa kau
menyembunyikan sesuatu dariku?”
“tidak Chris, aku hanya
merasa aneh karena benda itu bisa dibawa dengan mudah. Aku kira benda itu
dijaga ketat dan..”
“aku ini anak jendral
paman dan sebentar lagi aku bisa jadi yang terkuat dengan benda ini”
“tidak Chris, kau tidak
akan bisa mengendalikannya”
“paman, lakukan” Chris
menatap paman, “atau sesuatu yang buruk akan menimpa Virginia”
Paman terdiam mendengar
itu.
“bagaimana paman?”
“baiklah”
Chris tersenyum dan
membuka bajunya, ia pun berbaring. “lakukan”
Para anak buahnya mengikat
Chris, “siap pak”
Paman pun mulai
menyalurkan energi tesseract pada tubuh Chris.
“argh..” Chris berteriak.
Lampu pun mati, kemudian
menyala kembali.
Chris tertawa, “aku
seperti terlahir kembali” ia melepas ikatannya dengan mudah, “tenagaku” Chris
tertawa.
Paman menunduk, maafkan aku Robert.
Chris bangun dan memakai
bajunya, “terima kasih banyak paman”
Paman mengangguk.
Di rumah,
Virginia masuk ke lab,
“Robert, ayo makan siang”
“aku tidak punya waktu,
aku harus segera mengambil tesseract”
“tapi Robert, apa kau
tidak dengar? Disana Tesseract dijaga ketat, kau bisa terluka” Virginia
khawatir.
Robert menatap Virginia,
“memangnya kau peduli padaku?”
“apa di bangsamu tidak ada
rasa peduli dan kasih sayang? Apa kau tidak mengenal cinta dalam hidupmu?”
Robert berhenti
membetulkan armournya dan mendekati Virginia, “aku tidak mengerti dengan
perkataanmu”
“bagaimana ayah dan ibumu
menikah? Itu karena mereka saling mencintai kan?”
“tidak, ayah memang
ditakdirkan menikah dengan ibu karena garis keturunan. Bangsawan harus menikah
dengan bangsawan dan yang lainnya harus menikah dengan yang sederajat”
“jadi kalian benar-benar
tidak mengenal cinta?”
“apa itu cinta?” Robert
tersenyum.
Virginia pun merasakan
patah hati, air matanya menetes.
“hey, kenapa kau
menangis?”
“aku tidak apa-apa, ini
makan siangmu” Virginia menaruh makanannya di meja dan pergi.
Robert yang tidak mengerti
pun kembali membetulkan armournya.
Paman pulang dengan perasaan
bingung,
“paman, ada apa?”
“tidak Virginia, tidak ada
apa-apa. Paman hanya merasa lelah”
“baiklah, aku sudah
membuat makan siang. Lebih baik paman makan dulu”
“hey, matamu merah. Kau
habis menangis?”
“aku tidak apa-apa paman,
ini hanya kelilipan”
“Virginia, kau sudah
seperti anak paman sendiri. Paman tau kau bohong, apa Robert menyakitimu?”
“dia tidak mencintaiku
paman, dia tidak mengerti apa itu cinta” Virginia memeluk paman dan kembali
menangis.
Robert yang sedang turun
dari tangga berhenti melihat itu, dia
menagis karena aku? Apa aku menyakiti perasaannya? Robert kembali menaiki
tangga dan masuk ke lab.
Di lab,
“Jarvis, kau bisa
mendengarku?”
“tuan? Syukurlah, aku kira
tuan sudah mati akibat benturan atmosfer bumi”
“aku tidak akan mati
semudah itu Jarvis, sekarang armourku sudah siap. Apa kau siap untuk
bertempur?”
“tuan akan bertempur
sendirian? Bagaimana kalau kita memanggil pasukan?”
“tidak Jarvis, ini adalah
misiku. Jadi aku akan bertanggung jawab penuh untuk ini, apa kau takut?”
“tidak tuan, aku akan
selalu bersamamu”
“bagus”
“bagaimana dengan para
manusia?”
“tidak semua manusia
jahat, aku diselamatkan oleh Virginia dan pamannya”
“syukurlah tuan”
“aku senang kau kembali
hidup, dengan begitu aku tidak usah pusing dengan teknologi manusia yang sudah
ketinggalan ini”
Malamnya,
“apa bajuku sudah jadi?”
Chris berjalan di markas.
“sudah pak”
Chris tersenyum, “bagus”
ia pun berjalan di lorong dan melihat bajunya di ujung lorong, “baiklah ku akui
ini keren meskipun sedikit ketinggalan jaman dan norak”
“apa bapak ingin mengganti
coraknya?”
“tidak, corak bintang aku
suka. Menggambarkan bahwa aku adalah pemimpin dan warna-warna ini bagus”
“syukurlah tuan”
Chris pun mencoba
pakaiananya, “cocok kan?”
“iya pak”
“mulai sekarang, kalian
harus memanggilku Captain”
Mereka binggung.
“ada apa? Kalian tidak
suka?”
“tidak-tidak, kami suka
Captain”
“bagus, aku merasakan akan
ada sesuatu malam ini. Siapkan roket kita, ada sesuatu yang harus kita bidik
malam ini”
“baik”
Di rumah Virginia,
Robert menghadap cermin dan
melihat reaktor di dadanya, terdapat garis-garis di tubuhnya dan semua itu
berasal dari reaktornya.
“tuan, sepertinya ini
bukan reaktor anda”
“iya Jarvis, ini buatan
manusia. Reaktorku rusak”
“tuan, reaktor ini
beracun. Bisa membunuh anda”
“aku tau, makanya kita
harus cepat mendapatkan tesseract. Agar aku bisa mati dengan tenang”
“tuan” Jarvis khawatir.
“sudahlah jarvis, ini
saatnya kita beraksi” Robert memakai armournya, ia bersiap untuk terbang.
“Robert”
Robert menoleh.
“kau mau kemana?”
“aku harus mencari
tesseract, Jarvis sudah menemukan lokasinya”
“tapi aku rasa, ini bukan
saat yang tepat. Kau harus...”
“tuan, sepertinya
perempuan ini sangat mencemaskanmu”
“diam kau Jarvis”
“Robert, kau bicara dengan
siapa?”
“sistemku, Jarvis”
“oh, ok” Virginia bingung.
“Virginia, aku minta maaf”
“ah?” Virginia kaget.
“aku membuatmu sedih,
meski aku tidak tau apa yang membuatmu sedih. Tapi aku minta maaf”
Virginia tersenyum dan
memeluk Robert, “aku sayang padamu, berjanjilah kau akan baik-baik saja”
“o..ok” Robert bingung.
Virginia menatap Robert,
“aku akan menunggumu disini, kau akan kembalikan?”
“em.. ya, oh.. Virginia,
kau bisa melihatku disana”
“apa itu? Apa ini sejenis
komputer berhologram?”
“ya, begitulah”
“ini keren sekali, hey aku
bisa melihat wajahmu dari sini”
“kau juga bisa melihat
posisiku dari sana”
“ya Tuhan...” Virginia
takjub, “bolehkah komputer ini terus ada disini?”
“ok, anggap saja hadiah
untukmu karena menyelamatkan aku”
Virginia tersenyum.
“baiklah, aku pergi dulu”
“hati-hati”
Di markas,
Chris yang memakai
teropong kaget, “ternyata selama ini makhluk itu bersembunyi di rumah
Virginia?” ia melihat Robert terbang, “siapkan senjata canggih kita”
“baik Captain”
“tembak”
Dor...
Robert sedang terbang
melintasi hutan terlarang, “jadi apa menurutmu Virginia itu makhluk yang
cantik?”
“maaf tuan, cantik itu
relatif dan saya hanyalah sistem”
“ok, aku tidak akan
menanyakan itu lagi”
“tuan, ada serangan”
“bagus Jarvis, ayo kita
mulai pestanya” Robert menghindar, “waw besar juga”
“tuan peluru itu bisa
menjatuhkan kita”
“benarkah?”
“sistem kita belum baik
100%”
“aku harus waspada”
Di markas,
Chris kesal, “kalian itu
apa-apaan sih? Masa membidik benda seperti itu saja tidak bisa?”
“maaf Captain, gerakannya
terlalu cepat dan sulit ditebak”
Chris tersenyum, “lihat
ini, akan ku tunjukan bagaimana cara menembak” Chris menatap bidikannya, ayo benda asing. Berikan kekuatanmu
sekarang. Chris berkonsentrasi dan bisa melihat gerakan Robert, aku tau benda itu ada kaitannya denganmu.
Dor...
Peluru itu berhasil
mengenai Robert, armour Robert rusak dan helmnya terlepas. “Jarvis kita akan
Jatuh, Jarvis?”
Jarvis tak menjawab.
“argh” Kepalaku akan membentur tanah, mungkinkah
aku akan mati sekarang? Robert melihat ke bawah.
Armour Robert mulai
mengeluarkan percikan api dari bagian kakinya.
Di markas,
“kalian lihat itu? Aku
berhasil membidiknya, sekarang cepat cari dia!”
“baik Captain”
Di rumah Virginia,
“ya ampun, kenapa radar
ini terus berwarna merah dan berbunyi?”
“nona Virginia”
“siapa itu yang bicara?”
“ini aku Jarvis”
“Jarvis? Kau sistemnya
Robert?”
“iya nona, tuan jatuh
tertembak. Aku tidak tau pasti keadaan tuan bagaimana, tapi aku mohon tolong
dia”
“ok, dimana ia jatuh?”
Jarvis menujukan petanya.
“hutan terlarang?”
“saat ini ada beberapa
orang yang sedang mencari tuan juga”
“ya ampun, aku harus
segera mencari Robert” Virginia berlari keluar dan masuk ke mobil.
Di hutan,
Virginia berjalan,
“Robert, kamu dimana?” Virginia tersandung, “ah” saat ia melihat ke bawah, “ya
Tuhan... ini helm Robert?” Virginia mengambil helm yang rusak itu, “Robert”
Virginia menagis, “kamu dimana? Kamu janji padaku untuk selamat” Virginia terus
mencari Robert.
Setelah melewati
semak-semak,
“Robert?” Virginia
menemukan Robert tergeletak, “Robert” Virginia berlari mendekati Robert,
“Robert bangun”
Tapi para pasukan Chris
sudah mulai berdatangan.
“gawat, aku harus membawa
Robert bersembunyi” Virginia membawa Robert ke gua kecil, “Robert” Virginia
khawatir, reaktor Robert tidak menyala. “Robert, bertahanlah”
Reaktor Robert menyala perlahan,
“Virginia...”
“Robert?” Virginia masih
panik, “kamu harus kuat, aku janji akan menolongmu. Tapi mereka masih mencarimu
disini”
“mereka...”
“tenang Robert, kita akan
baik-baik saja”
Robert pun hanya diam di
pelukan Virginia, kenapa aku selalu merasa
tenang bersamanya? Aku rasa, aku ingin mati di pelukannya kelak.
“Robert”
“aku tidak apa-apa
Virginia, aku hanya sedikit sesak”
“mungkin karena reaktormu
yang menyala-redup”
Robert tersenyum, “kau
cantik”
Virginia terdiam menatap
Robert, ya Tuhan... apa yang terjadi
padanya? Jangan-jangan kepalanya terbentur keras.
“Virginia?”
“ah? Maafkan aku Robert”
“aku rasa mereka sudah
pergi” Robert mencoba bangun.
“pelan-pelan, kau terluka”
Robert tersenyum, “aku
tidak apa-apa”
Setelah merasa aman,
mereka pun pulang.
Saat mobil Virginia pergi,
Chris melihat itu.
“Virginia” Chris kesal.
Di rumah,
“ah”
“pelan-pelan Robert”
Virginia membantu Robert berbaring di sofa.
Paman datang, “ada apa
ini?”
“reaktor Robert”
“ya Tuhan... kau kan tau
paman sangat sulit membetulkannya”
“aku tidak apa-apa paman”
Robert tersenyum, tapi reaktornya mati dan Robert menutup matanya.
“paman” Virginia panik.
“tenang Virginia, lebih
baik kau membantuku membuka armournya”
Mereka membuka armour
Robert.
“aku akan ambil peralatan,
kau buka kancing bajunya”
“iya paman” Virginia
membuka kancing baju Robert, tapi ia terdiam. “garis apa ini? Aku rasa, aku
tidak melihatnya saat itu”
Reaktor Robert menyala,
“Virginia...”
“Robert, apa yang terjadi
padamu sebenarnya?”
“reaktorku, ah...”
“Robert, apa kau sakit?”
“reaktorku” reaktor Robert
kembali redup.
“Robert? Robert bangun”
Virginia panik.
“ada apa Virginia?”
“paman, lihat. Ada garis
di tubuh Robert”
“ya Tuhan... itu pasti
sakit”
“ini garis apa paman?”
“mungkin ini efek dari
reaktor tiruan paman”
“paman, kita harus
bagaimana?”
“kau tenang saja, paman
bisa meredakan rasa sakitnya” paman menyuntik Robert.
Perlahan, garis di tubuh
Robert menghilang masuk ke reaktor.
“reaktor ini pusat rasa
sakitnya paman”
“ya, ternyata reaktor
buatan paman malah hampir membunuhnya”
“maksud paman?”
“reaktor ini mengandung
racun”
“lalu, apa yang harus kita
lakukan?”
“tidak ada Virginia, paman
hanya bisa membuat ini dan membetulkannya. Tak ada lagi yang bisa kita lakukan”
Virginia menangis.
Paman membetulkan reaktor
Robert dan mengganti bajunya, “kau obati lukanya, reaktor Robert sudah baik”
“tapi dia tetap akan
sakit”
“Virginia, paman tau ini
sulit. Tapi paman akan selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kalian”
Virginia pun mengobati
luka Robert.
“emh...” Robert membuka matanya.
“kenapa kau tidak bilang
kalau kau sakit?”
“aku tidak apa-apa”
“kau selalu bilang begitu,
apa kau masih tidak percaya padaku?”
“Virginia” Robert bangun
dan memeluk Virginia, “aku tidak suka melihatmu menangis”
“kau mengerti?”
“aku merasa tenang saat
kau memelukku, aku harap pelukanku juga bisa membuatmu tenang” Robert
tersenyum.
Virginia terdiam.
“selamat malam” Chris
masuk dan melihat mereka berpelukan.
“Chris?” Virginia kaget
dan menatap Chris sambil duduk di depan Robert.
“ada apa? Kau terlihat tegang”
Chris tersenyum pada Virginia.
“dia habis menangis”
Robert menatap Chris.
“hey, kita belum
berkenalan. Namaku Chris”
Robert menjabat tangan
Chris, “Robert”
Tenaga
di tubuhku merasakan sesuatu pada orang ini, mungkinkah dia alien yang
dilindungi oleh Virginia dan paman? Chris menatap Robert dan
melihat reaktor yang menyala di dada Robert.
“ada apa Chris?” Robert
menatapnya aneh.
“tidak, tidak ada” Chris
duduk, “sudah lama kita tidak bertemu Virginia”
“iya, kau benar”
“aku sibuk belakangan ini,
aku sedang membuat proyek besar”
“apa itu?”
“maaf ini rahasia, tapi
paman tau kok. Memangnya paman tidak bercerita padamu?”
“ti..tidak”
“baguslah, kalau begitu
aku pergi dulu” Chris pergi.
Virginia bingung, “aneh
sekali, apa maksud Chris bicara seperti itu?”
“apa yang kalian
sembunyikan dariku?” Robert menatap Virginia.
“Robert, apa maksudmu?”
“kau dan paman pasti
mengerti maksud dia kan?”
“Robert kami hanya...”
“manusia memang tidak
dapat dipercaya” Robert kesal dan pergi ke lab.
Virginia sedih, baru saja
dia senang dipeluk Robert. Sekarang Robert sudah kesal lagi padanya.
Di lab,
“biar aku cari sendiri,
dia pikir aku tidak tau”
“tuan, ada apa?”
“aku ingin tau proyek
rahasia yang dilakukan Chris”
“siapa itu Chris?”
“aku tidak tau, tapi aku
rasa dia salah satu anggota militer”
“mungkinkah ini tuan?”
Data tentang Chris muncul
di layar.
“ya, Chris Evans. Jadi dia
anak jendral? Tampilkan lebih detail Jarvis”
“baik tuan, ini dia proyek
rahasianya saat ini”
“tunggu, apa itu
tesseract?”
“iya tuan, hasil diagnosa
di tubuh Chris mengalir tesseract dan dapat membahayakan umat manusia”
“aku tidak peduli, yang
aku pedulikan adalah membawa tesseract pulang”
“bagaimana jika terjadi
sesuatu pada nona Virginia?”
Robert diam.
Pagi itu,
Virginia mengetuk pintu
lab, “Robert, saatnya sarapan. Robert”
Robert tidak menjawab.
Virginia sedih dan kembali
menuruni tangga, tapi Chris sudah ada di ujung tangga.
“Chris? Ada apa?”
“maafkan aku sayang, tapi
kau adalah tawananku sekarang”
“tidak, lepaskan aku
Chris”
Chris memukul pundak
Virginia dan Virginia pun pingsan.
Di lab,
“tuan, apa tuan tidak
bosan marah terus pada nona Virginia?”
“kenapa kau bicara seperti
itu Jarvis?”
“aku rasa tuan sayang
padanya, peduli. Mungkin tuan mencintainya”
“tau apa kau soal itu?
Bangsa kita tidak memiliki itu”
“tuan, perasaan itu baik,
tulus dan suci. Biarkanlah perasaan itu tumbuh”
“diam Jarvis, aku sedang
membetulkan armourku agar baik 100%”
“aku rasa itu sudah 98%
tuan”
“ya, sedikit lagi.
mungkin lebih baik aku turun ke bawah
dan berbaikan dengannya”
“ide bagus tuan”
“diam” Robert keluar dari
lab dan turun dari tangga, “Virginia, Virginia kau dimana?” Robert merasa aneh,
sarapan masih tertata rapi. “dia belum makan? Aneh, ini kan sudah hampir
waktunya makan siang” Robert mencari Virginia ke dapur, “Virginia, apa kau
marah? Aku minta maaf”
Tapi Virginia tetap tidak
ada.
“dimana dia? Lebih baik
aku menelpon paman” Robert mengambil telpon.
“hallo?”
“paman, Virginia hilang”
“ah, masa sih? Paling dia
ke pasar”
“tapi paman, dia belum
sarapan”
“benarkah? Harusnya sekarang
dia memasak untuk makan siang kan? Kalau begitu, paman akan cari dia”
“iya paman, aku juga akan
mencarinya” Robert menyimpan telpon dan kembali ke lab, “Jarvis”
“iya tuan?”
“Virginia hilang, kita
harus mencarinya”
“siap tuan”
Robert melihat armournya,
“tinggal 1% lagi, ayo cepatlah”
“tuan, nona Virginia ada
di hutan terlarang dan tesseract juga ada disana”
“apa?”
“hallo Robert”
Robert menoleh, ia kaget
Chris ada disana. “kau? Kenapa kau berpakaian ketat dan norak seperti itu?”
“cukup, jangan komentari
bajuku. Aku datang kesini untuk mengajakmu duel, alien”
“kau? Jangan-jangan kau
yang...”
“ya, aku menyandra
Virginia. Jika kau ingin dia selamat, hadapi aku di hutan itu”
“aku tidak takut padamu
Chris”
“panggil aku Captain”
“Captain? Kau tidak pantas
menjadi Captain”
“kita buktikan saja dengan
pertarungan” Chris pergi.
Robert diam.
“tuan?”
“dia menyandra Virginia,
kenapa?”
“tuan, kita harus memberi
tau paman”
“kau benar”
Hari mulai larut,
“akhirnya sudah 100%, kau
siap Jarvis?”
“dengan senang hati tuan”
“ayo kita hajar si Captain
itu” Robert memakai armournya dan pergi.
Di hutan,
“kenapa kau lakukan ini?”
Virginia menatap Chris.
“diam Virginia, aku hanya
ingin menguasai kubus ini”
“lalu kenapa kau harus
melibatkan aku?”
“karena kelemahan makhluk
itu adalah kau”
“apa maksudmu?”
“sudahlah, kalian saling
mencintai kan?”
“dia tidak mengerti cinta”
“oh, benarkah? Kita
buktikan saja, jika dia datang bagaimana?”
“jika dia tidak datang?”
“aku akan membunuhmu”
Chris mendekati Virginia, “selama ini aku mencintaimu Virginia, tapi kau tidak
pernah membalas cintaku dan malah berpacaran dengan makhluk itu”
“kami tidak berpacaran”
Robert muncul.
“lihat, pangeranmu telah
tiba” Chris tersenyum.
Robert yang terbang pun
mendarat, “lepaskan dia”
“ah, semudah itu kah?
Lebih baik kita bertarung dulu”
Robert mulai kesal.
Chris mengeluarkan
tesseract dan memasangnya di perisai, “ayo lawan aku”
“tesseract?” Robert kaget
tesseract ada di tangan Chris.
“kenapa kau diam? Apa kau
takut?” Chris menatap Robert.
“aku tidak takut”
Mereka pun bertarung.
“tuan, anda tidak akan
bisa menandingi kekuatan tesseract”
“aku tau Jarvis, kita
harus menyingkirkan tesseract itu dari tangannya”
Virginia khawatir, ia
takut Robert kalah. Virginia tau di dalam tubuh Chris mengalir kekuatan
tesseract.
Robert pun mengeluarkan
laser dari kedua tangannya dan Chris menangkisnya dengan perisai.
“ayo Jarvis, keluarkan
kekuatan kita”
“kenapa Robert? kau
kewalahan menghadapiku?” Chris tersenyum.
“aku tidak akan kalah”
“kalau begitu, keluarkan
semua kemampuanmu. Aku ingin lihat, sejauh mana kau bisa melawan perisaiku”
“apa kekuatanmu hanya ada
di perisai itu?” Robert menatap Chris dengan kesal.
“apa kekuatanmu hanya ada
di senter yang menyala itu?” Chris menatap Robert.
Di kantor,
Paman melihat sinar
menyala dari hutan terlarang, “gawat, aku harus melakukan sesuatu”
Di hutan,
Virginia khawatir, ia
melihat Robert terus mengeluarkan laser dari tangannnya dengan seluruh
tenaganya dan ia juga melihat Chris yang tersenyum sambil menahan laser dengan
perisainya.
Jika
begini terus Robert akan kalah, Chris punya tesseract di perisainya. Dia akan
kuat, seandainya aku bisa menolong Robert.
“kenapa Robert? Apa kau
mulai lelah?”
“aku tidak akan pernah
lelah, justru semangatku terus menyala untuk mengalahkanmu”
“oh ya?” Chris tersenyum
dan tesseract di perisainya menyala, “rasakan ini, hiat..”
Robert terpental dan
helmnya terlempar, ia menatap Chris. “kau menggunakan tesseract?”
“ya, apa kau keberatan?”
“kembalikan tesseract itu
padaku” Robert bangun dan mau menghajar Chris, ia mengeluarkan laser dari
tangannya.
“bodoh” Chris menangkisnya
dengan perisai dan laser itu berbalik ke arah Robert.
“tidak, Robert” Virginia
berlari dan laser itu mengenainya.
Robert kaget dan terdiam
melihat Virginia tergeletak di hadapannya.
“oh, sungguh malang. Kau
membunuhnya Robert” Chris menatap Robert dan tersenyum.
“kurang ajar” Robert
berlari dan akan menyerang Chris.
“ayo maju” Chris bersiap
dengan perisainya.
Tapi Robert malah melompat
ke perisai dan terbang, lalu ia berbalik menukik ke arah Chris.
“apa-apaan kau?”
Chris memakai perisai
untuk menghalangi serangan Robert.
Robert tersenyum, “ayo
kita lakukan Jarvis”
“siap tuan”
Robert terbang ke bawah
Chris dan menyerang tangan Chris dengan lasernya.
“ah” perisai terlepas dari
tangan Chris.
Robert pun melempar
perisai itu.
“kau bodoh Robert,
terssserat ada disana”
“aku tidak peduli lagi,
yang penting bagiku adalah mengalahkanmu” Robert menyerang Chris, “tanpa
perisai itu kau bukanlah apa-apa Chris”
“argh..” Chris terpental
ke semak-semak.
Robert mendarat, “kita
berhasil Jarvis”
“selamat tuan, tenaga anda
tinggal 49% saat ini”
“tidak masalah Jarvis”
Robert menoleh dan melihat Virginia yang tergeletak, “Virginia” Robert
mendekatinya dan melihat luka Virginia, “Virginia, bangun” air mata Robert
menetes, “aku sayang padamu Virginia” ia memeluknya, “aku mohon jangan mati”
Virginia membuka matanya,
“Robert”
“Virginia” Robert
tersenyum.
Virginia pun tersenyum dan
menghapus air mata Robert, “kau tidak apa-apa kan?”
“tidak sayang, semuanya
sudah berakhir”
“bagaimana dengan
tesseract?”
“itu semua sudah tidak
penting lagi, bagiku kau lebih penting”
Virginia tersenyum, “kau
sudah mengerti?”
Robert mengangguk, “aku
mencintaimu Virginia”
Tapi mata Virginia
tertutup dan ia tak bergerak lagi.
“Virginia?” sulit bagi Robert
untuk menerima kenyataan itu, Virginia meninggal demi menyelamatkannya.
Tapi dari semak-semak,
Chris muncul.
“semuannya belum berakhir
Robert, aku masih belum kalah”
Robert menatap kesal pada
Chris, ia melihat urat-urat Chris yang keluar dan berwarna hijau, “tesseract di
tubuhnya mulai bereaksi”
“argh” Chris berteriak, ia
mulai berubah menjadi monster hijau yang besar dan bajunya sobek.
“tenanglah Virginia, aku
janji akan membalaskan dendammu” Robert mencium kening Virginia dan
membaringkannya. Ia berdiri dan menatap monster itu.
“tuan, tesseract di
tubuhnya terus memberinya kekuatan. Aku rasa kita tidak akan bisa
mengalahkannya”
“tidak ada yang mustahil
Jarvis”
“tapi energi kita”
“apa kau takut Jarvis?”
“tidak tuan, aku akan
selalu bersamamu meskipun kita akan kalah”
“bagus, ayo kita serang
dia” Robert mulai menyerang Chris.
“ayo maju alien” Chris
tersenyum.
“tuan, tenaganya akan
semakin besar dan lama kelamaan Chris tidak akan bisa mengendalikan dirinya”
“maksudmu dia akan menjadi
monster sepenuhnya? Bagus, aku tidak akan segan lagi untuk menghabisinya”
“maaf tuan, tapi tenaga
kita semakin berkurang”
“kau selalu memberi berita
negatif Jarvis”
“maaf tuan, tapi apa yang
kita lakukan memang seperti misi bunuh diri”
“menang atau kalah, aku
tetap akan mati Jarvis. Racun dari reaktor ini sudah mengalir di tubuhku”
Robert mulai mengeluarkan laser dari tanganya.
Tapi monster itu kebal,
“apa kau sedang menggelitikku?” ia menangkap Robert.
“ah”
Di markas militer,
“aku mohon jendral, kita
harus cepat” paman begitu panik.
“kau itu aneh, untuk apa
aku harus membawa pasukan begitu banyak?”
“anak anda akan menjadi
monster, jendral”
“monster? Jangan bercanda,
aku tidak suka ini”
“aku tidak bercanda
jendral, anak anda menggunakan kekuatan tesseract”
“mana mungkin”
“percayalah padaku
jendral, anakmu akan berubah menjadi monster yang sangat kuat dan dia tidak
akan bisa mengendalikan dirinya lagi”
“maksudmu tubuh anakku
diambil alih oleh monster?”
“iya jendral, kita harus
cepat. Anak anda bisa menghancurkan negara ini, bahkan dunia”
“anakku Chris? Mana
mungkin dia melakukan itu?” jendral kecewa.
“aku mohon jendral, kita
harus cepat sebelum semuanya terlambat”
Di hutan,
Chris melempar Robert ke
bebatuan.
“ah” Robert merasa sakit.
“sistem rusak”
“Jarvis, aku mohon jangan tinggalkan
aku”
“kenapa Robert? apa kau
mengaku kalah sekarang”
“tidak semudah itu” Robert
berdiri dan armour di bagian punggung dan tangan kirinya retak berjatuhan.
“ternyata kau masih belum
menyerah alien” monster itu tersenyum.
Robert terbang dengan sisa
tenaganya.
“lambat sekali kau”
monster itu menangkap Robert, “biarku bantu” ia melempar Robert ke bukit batu.
“ah” Robert jatuh, ia
menatap Chris.
“tuan, tenaga kita tinggal
30%”
“itu masih banyak Jarvis,
jangan menyerah” Robert kembali bangkit, armour yang tersisa hanya di bagian
kaki dan tangan kanannya.
“ah, sepertinya kau ingin
mati menyusul pacarmu”
Robert tersenyum, “kita
lihat saja, siapa yang akan mati” Robert terbang, “Jarvis, kau mendengarku?”
“agak tidak jelas tuan”
“tidak apa-apa, yang
penting kau tetap bersamaku”
“kita tidak dapat
menyerangnya tuan, armour yang tersisa hanya bisa membuat anda terbang dan
mengeluarkan flares”
“aku suka itu, jangan lupa
dengan laser di tangan kiriku” Robert tersenyum dan kembali menyerang monster
itu.
“rupanya kau benar-benar
berniat untuk mati” monster itu tersenyum.
“tuan, apa anda melakukan
ini demi nona Virginia”
“ya, aku tau Jarvis. Kami
saling mencintai dan aku tidak akan mati sebelum mengalahkan monster ini”
“ayo kemari alien”
“jika itu keinginanmu monster”
Monster itu menagkap
Robert.
“Jarvis, flares”
Flares pun keluar secara
sembarang dari kaki Robert dan mengarah ke tubuh dan kepala monter itu.
“argh”
“rasakan monster”
“tenaga tinggal 10%” suara
Jarvis mulai tidak jelas.
“Jarvis, kau harus kuat”
Flares berhenti.
“kurang ajar kau alien,
rasakan ini” monter itu memegang Robert dan melepaskan armour di kaki Robert
dengan paksa, lalu dengan kedua tangannya ia memegang Robert dengan begitu
erat, “mati kau, tulang-tulangmu akan remuk”
“ah” darah keluar dari
mulut Robert.
“tanpa armourmu, kau
bukanlah apa-apa. Sungguh mudah bagiku menghabisimu”
“t...tidak semudah itu
monster”
“kita lihat saja” monster
itu semakin memegang erat Robert.
“J..Jar..vis kau bisa
mendengarku? Jarvis..?”
Jarvis tidak menjawab.
Armourku
lenyap, tenaga ku dibawah 10% dan Jarvis akan menghilang.
Robert menatap Virginia yang meninggal demi dirinya, maafkan aku Virginia.
Reaktor Robert mulai redup
dan menyala, Robert menatap monster itu. “Jarvis, jika kau mendengarku. Serang
dia dengan reaktor dada, ini jalan satu-satunya Jarvis. Habiskan saja energiku,
tidak ada lagi yang bisa dilakukan”
Jarvis sama sekali tidak
menjawab.
“apa kau sudah mulai putus
asa di ujung kematianmu?”
“apa maksudmu?” Robert
tersenyum dan reaktornya semakin bersinar.
“argh” monster itu terkena
serangan reaktor Robert.
Robert pun terlepas dan
monter itu Roboh.
Robert berdiri dengan
nafas yang terputus-putus, “semudah itu kah kau mati?” ia menatap monster hijau
itu.
Robert mendekati tubuh
Virginia dan ia pun roboh, “Virginia” ia memegang tangan Virginia dan menutup
matanya, reaktor Robert pun mati.
Paman pun datang ke hutan
terlarang bersama para militer.
“ya Tuhan... apa yang
terjadi?” jendral kaget melihat hutan yang berantakan, pepohonan yang tumbang
dan rusak. Juga bebatuan besar yang hancur.
“anakmu sudah menjadi
monster, kita terlambat jendral”
“pasukan, siapkan senjata.
Kita akan bertempur” jendral kesal.
Tank dan panser pun maju
ke TKP, mereka sudah menyiapkan senjata-senjata unggulan militer.
Saat paman datang,
“Virginia?” paman kaget
melihat Virginia yang tergeletak bersama Robert.
“apa yang terjadi?”
jendral melihat monster hijau yang tergeletak dihadapannya.
“ya Tuhan...” paman
melihat tubuh Robert yang penuh luka, ia juga melihat Virginia yang mendapat
luka di perutnya. Air mata paman meneters.“ini ulah Chris”
“dimana dia sekarang?”
“monster hijau itu anakmu
jendral”
“apa?”
Di sebuah UFO,
“radar dari anak kita
lenyap”
“apa? Tidak, ini tidak
mungkin. Harusnya kau tidak menyuruh Robert untuk misi ini, dia anak kita
satu-satunya” ibu Robert menangis.
“aku turut menyesal, kita
akan membalas para manusia itu. Mereka telah membunuh anak kita”
UFO pun terbang ke bumi.
Di hutan,
Paman menatap Virginia
yang tergeletak di tanah, “kenapa kau pergi begitu cepat? Paman sangat
menyayangimu Virginia” ia membuka jaketnya dan menutup tubuh VIrginia dengan
jaket itu.
“aku sangat kecewa pada
Chris, aku kira dia bisa menjadi penerus yang baik”
“anakmu telah membunuh
Virginia dan alien itu”
Tiba-tiba dua UFO besar
datang dan melayang di atas jurang, mereka semua kaget.
“itu tubuh anak kita”
“sabar, kita akan membalas
mereka”
Jendral waspada, “apa kita
harus menyerang mereka?”
“tidak jendral, kita lebih
baik berdamai” paman masih menatap UFO besar itu.
Ayah dan ibu Robert keluar
dengan armour seperti Robert.
“apa mereka pemimpin
bangsa alien?”
“aku rasa iya”
“beraninya kalian membunuh
anakku”
“maafkan kami, kami tidak
bermaksud membunuhnya” paman mendekat.
“dasar manusia jahat,
serang”
Para pasukan alien yang
memakai armour keluar dari UFO dan mulai menyerang mereka.
Paman berlari, “gawat
jendral, berlindung”
Jendral pun mengambil
tindakan, “serang”
Para pasukan militer pun
melawan.
Paman cemas, ia membawa
tubuh Virginia dan Robert ke gua.
Tanah pun mulai berguncang
karena serangan demi serangan yang diarahkan oleh pasukan alien.
Perisai yang tersangkut di
pepohonan pun jatuh di depan paman.
“tesseract?” paman menatap
kubus bersinar yang masih menempel di perisai itu, “aku akan melakukan ini” ia
mengambil perisai itu dan melepaskan tesseractnya.
Peperangan masih terjadi,
paman pun berlari ke tengah.
“Arnold jangan” jendral
yang melihat itu khawatir.
“tetap diam disini pak,
kami akan melindungi anda”
Paman berlari, “hentikan”
ia berteriak.
Ayah dan ibu Robert
menatap paman yang memegang tesseract.
“ini yang kalian carikan?
Ambilah, tapi tolong. Jangan serang kami lagi”
“hentikan penyerangan, ada
Arnold disana” jendral memerintah pasukannya.
“tesseract?” ayah dan ibu
Robert mendarat dan mengambil tesseract itu.
Pasukan alien pun diam.
“aku mohon, berdamailah
dengan kami. Maafkan bangsa manusia jika telah melakukan kesalahan di masa
lalu”
“manusia, apa kau yang
membawa tubuh anakku?”
Paman mengangguk.
“dimana dia sekarang?”
“disana”
Ayah dan ibu Robert
mendekati tubuh Robert.
“itu bukan reaktor anak
kita?”
“ya, itu tiruan”
“maaf, saat jatuh ke bumi.
Reaktor Robert rusak dan aku berusaha memperbaikinya, tapi teknologi kami tidak
memadai”
“kau menolong anakku?”
Mereka pun mulai
mengeluarkan kekuatan dari tesseract, kekuatan itu pun menyinari tubuh Robert,
perlahan luka di tubuh Robert menghilang dan reaktor Robert menyala.
Robert membuka matanya
perlahan, “ayah? Ibu?” ia bangkit dan memeluk kedua orang tuanya, “maaf aku
telah gagal”
“omong kosong nak, kau
berhasil. Lihat ini” ayah memperlihatkan tesseract.
“tesseract?”
“ya, manusia ini
memberikannya pada kami”
“paman, terima kasih”
Robert menatap tubuh Virginia dengan sedih, ia mendekat dan memeluk Virginia.
“kita pulang nak”
“ada sesuatu yang belum di
selesaikan” Robert berjalan.
Mereka mengikuti Robert.
Robert menatap monster
hijau di dekat jendral, “tolong kembalikan dia menjadi manusia normal”
“jika itu mau mu”
Mereka pun mengubah Chris
menjadi normal.
“Chris?” jendral sangat
kecewa.
“aku harap kau bisa
mengadilinya jendral” Robert menatap jendral.
“aku pasti melakukannya,
meskipun dia anakku”
“emh... ayah?” Chris
sadar.
“tangkap dia”
“baik jendral”
“ayah, apa yang ayah
lakukan?” Chris kaget para pasukan menangkapnya.
“kau harus menerimanya
nak” jendral menatap Chris.
Robert menatap paman, “apa
lagi yang harus aku lakukan?”
Paman menggeleng dan ia
menangis, “percayalah, Virginia akan sangat bangga padamu”
“selamat tinggal paman”
Robert tersenyum.
“ayo nak” ibu merangkul
Robert.
Robert menatap UFO-nya.
“ada apa nak?”
“bolehkah aku membawa
Virginia? Bisakah tesseract menyembuhkannya? Aku mencintainya ayah”
“cinta, apa itu cinta?”
ibu menatap Robert.
Robert tersenyum dan
menoleh ke arah Virginia, “dia yang mengajariku cinta bu, dia juga mengajari
apa itu kasih sayang”
“jika kau memang
menginginkan itu, ayah akan berusaha”
Akhirnya Robert membawa
tubuh Virginia dan UFO pun menghilang dengan cepat.
Paman tersenyum dengan air
mata yang menetes.
Di sebuah ruangan,
Robert menatap Virginia
yang terbaring, “kamu harus kuat, aku tidak mau kehilanganmu”
Kekuatan tesseract masih
dialirkan ke tubuh Virginia.
Suatu pagi,
Virginia terbangun,
“dimana ini?” ia memegang kepalanya, Virginia melihat tempat itu bergaya
futuristik.
Robert masuk.
“Robert”
“Virginia?” Robert
tersenyum dan mendekat, “aku senang kau siuman” ia melihat luka Virginia sudah
hilang.
“dadamu? Mana reaktormu?”
“aku tidak butuh reaktor
lagi, ini planetku”
Mereka berpelukan.
Tapi Virginia sedih.
“Virginia, ada apa?”
“aku rindu paman”
“ok, ayo ikut aku”
Mereka pergi ke lab,
“Jarvis, tunjukan bioskopnya”
Monitor tiga dimensi
muncul dan ada paman disana.
“paman?” Virginia
tersenyum.
“hey Virginia”
Setelah bicara,
“kau suka?” Robert
mendekat.
“ya, aku senang bisa
menghubungi paman”
“tentu saja, kau ingat
komputer hologram yang ada di lab pamanmu?”
Virginia mengangguk.
Mereka saling tatap dan
berciuman.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar