Kamis, 04 Desember 2014

Extra Terrestrial

Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre: Sci-fi, Romance, Supranatural
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Note : terinspirasi dari Iron Man, Captain America and Hulk
Suatu malam,
Di sebuah hutan yang gelap, dua ilmuan sedang meneliti sebuah benda asing yang jatuh, para militer pun berjaga-jaga bersama beberapa tank baja.
“ini dia” seorang ilmuan menemukan sebuah kubus berwarna biru.
Ilmuan yang satunya hanya diam kagum melihat mahakarya asing itu.
Jendral pun mendekat sambil membawa sebuah kotak.
“maaf jendral, tapi kau yakin akan menyimpannya dengan aman?”
“jangan bodoh, banyak rahasia negara yang disimpan di tempatku dan benda ini pun semestinya begitu”
Mereka pun memberikan benda itu kepada jendral dan berjanji akan merahasiakan hal ini pada dunia.
Beberapa tahun kemudian,
Seorang perempuan berjalan ke sebuah rumah bersama teman pria nya.
“terima kasih banyak Chris”
“sama-sama, do’a kan aku agar segera naik pangkat ya”
“pasti”
Setelah pria itu pergi, sang perempuan pun masuk ke rumah.
Seorang pria paruh baya sedang meneliti sesuatu.
“paman?”
“hey Virginia”
“kapan paman pulang?”
“baru saja, apa pria berbadan tegap itu pacarmu?”
“maksud paman Chris?” Virginia tersenyum, “tentu saja bukan paman, kami hanya berteman”
“kau ini, padahal mengaku saja. Kau kan sudah dewasa, paman ingin segera melihatmu menikah”
“apakah ayah juga akan berpikir seperti itu?”
“tentu saja, jika ayahmu masih hidup. Dia pasti akan bangga melihat anaknya tumbuh cantik”
“paman ini” Virginia mendekat, “paman sedang meneliti apa sih? Apa paman bisa membuat mesin waktu agar aku bisa bertemu ayah?”
“kau itu mulai ngawur”
“kenapa ngawur? Lihat saja, aku juga akan menjadi ilmuan terkenal seperti ayah dan aku akan membuat mesin waktu agar bisa bertemu ayah”
“ok ok”
Malamnya,
Virginia pergi ke lab, ia mencari artikel tentang alien, benda asing atau semacamnya.
“aneh sekali, dulu paman bilang ayah terkenal gara-gara penemuannya tentang UFO. Tapi kenapa setiap aku menanyakannya paman selalu diam? Sepertinya semua itu bukan hanya disembunyikan dariku, tapi dari semua orang. Agar mereka menganggap makhluk asing itu tidak ada”
Duk...
Sebuah buku kecil jatuh ke kepala Virginia.
“aduh” Virginia membacanya, “ini dia” ia pun keluar dari lab dan masuk ke kamar.
Di kamar,
Virginia membaca buku itu sambil menghadap ke jendela, “diperkirakan benda asing jatuh di hutan terlarang dua puluh tahun yang lalu?” Virginia kaget dan menutup bukunya, ia pun menatap jendela.
Tiba-tiba di luar sesuatu seperti meteor terlihat jatuh di hutan tersebut.
“ya Tuhan... apa itu? Mungkinkah itu benda langit lainnya?” Virginia pun bersiap dan pergi.
Dengan menaiki mobil, Virginia pergi ke hutan terlarang itu. Ia berhenti karena melihat pagar tinggi dan tulisan dilarang masuk, disana juga disebutkan bahwa daerah itu adalah kawasan militer.

***

Virginia turun dari mobilnya, “jangan-jangan selama ini tulisan-tulisan ini bohong” Virginia mencari celah untuk masuk, ternyata disana tidak ada alat militer apa pun atau bangunan penjaga.
Virginia masuk semakin dalam, “ya Tuhan... semoga tidak ada binatang buas disini” langkah Virginia terhenti, ia melihat bekas jatuhnya benda tadi.
Virginia menatapnya, “bentuknya aneh, ini seperti.. seperti.. manusia?”
Tiba-tiba sesuatu melompat ke hadapannya dan berdiri tegap dihadapan Virginia.
“ah?” Virginia kaget, ia melihat makhluk yang memakai armour ada dihadapannya. “argh!” ia berteriak dan belari.
Makluk itu terus mengejar Virginia.
“Tuhan... tolong aku, makhluk apa itu? Argh...” Virginia jatuh ke jurang.
Makhluk itu melompat dan menangkapnya, mereka pun terguling.
Di dasar,
Virginia terbangun, ia melihat makhluk itu tergeletak dihadapannya. “ya Tuhan...” Virginia berdiri dan berpikir untuk lari, tapi ia kembali melihat makhluk itu.
Dia sudah menolongku, tanpanya mungkin aku sudah mati di dasar ini. Virginia memberanikan diri  mendekati makhluk itu, ia pun melihat cahaya bulat di dada makhluk itu yang mulai meredup.
Apa itu? Apa itu sumber kekuatannya? Virginia pun menatap topeng yang menutupi wajah makhluk itu, apa aku buka saja topengnya? Tapi bagaimana jika dia buruk rupa? Dia kan alien, Virginia mulai ragu.
Lebih baik aku buka saja. Virginia pun membuka topeng makhluk itu, “ah?” Virginia terdiam, ternyata wajah makhluk asing itu adalah wajah seorang pria. “ya Tuhan... dia seperti manusia” Virginia memeriksa pria itu, “dia tidak bernafas, aku harus segera membawanya”
Dengan perasaan berat, Virginia pun membawa pria misterius itu ke rumahnya.
Di rumah,
Virginia membaringkannya di sofa, “siapa pun kau, kau harus bertahan. Aku akan memanggil paman, dia pasti bisa menyelamatkanmu”
Paman pun turun dari tangga, “Virginia, siapa...”
“sst... paman, aku mohon jangan berisik. Aku tidak mau orang lain tau”
“iya, tapi dia siapa?”
“nanti saja ceritanya, sekarang aku minta paman untuk melakukan oprasi”
“apa? Sepagi ini?”
“sst.. jangan keras-keras paman, pria itu sekarat. Paman harus menolongnya”
“tapi Virginia, paman bukan dokter”
“aku tau, aku meminta paman mengoprasi dadanya karena paman adalah ilmuan”
“oprasi dada?”
“ssst... paman, aku mohon”
“ok, paman tidak tau hal gila apa yang ada di pikiranmu. Sekarang paman akan menolongnya, tapi nanti kau harus menjelaskan semuanya pada paman”
Di Lab,
“bagaimana? Tempat ini keren kan? Paman sudah mengubahnya menjadi mirip dengan ruang oprasi dan anak buah paman sudah datang semua, jadi lebih baik kau pergi. Kau tidak mau melihat pria itu telanjang kan?”
“paman, dia alien”
“jadi kau ingin melihatnya?”
“tidak-tidak” Virginia pergi.
Paman menatap pria itu, armournya sudah berhasil dilepaskan dengan susah payah. “bajunya ketat sekali, seperti baju untuk menyelam”
“silahkan pak” salah seorang anak buah paman memberinya gunting.
“terima kasih” ia kembali menatap pria itu, “maafkan aku, sebenarnya aku tidak tega. Aku janji, jika ada obral baju. Aku akan menggantinya” paman pun mulai menggunting baju pria itu dari leher sampai ke tengah, “ya mungkin aku akan sisakan menjadi celana saja ya” ia membuka baju pria itu, “waw, potongan yang rapi. Mungkin aku bisa menjadi tukang jahit jika ada waktu senggang”
Alat-alat sudah disiapkan, tapi paman masih menatap pria itu. “benarkah kau alien? Kenapa kau begitu mirip dengan manusia?”
“maaf pak, kapan kita akan memulai oprasinya?”
“ah, iya. Maafkan aku, aku terlalu kagum dengan ciptaan Tuhan” paman tersenyum, “tolong bius dia”
Salah seorang anak buah paman membius pria itu, “maaf pak, sepertinya ini tidak berfungsi”
“maksudmu dia tidak bisa dibius? Dia kebal? Ya ampun, bagaimana ini? Tidak apa-apa lah, lagi pula dia masih pingsan. Tapi bagaimana jika dia sadar di pertengahan? Ah sudahlah, kita mulai saja”
Oprasi pun dimulai,
Paman menatap dada pria itu, “benda apa ini? Virginia bilang, pria ini akan sadar jika benda ini menyala” paman pun mulai memeriksanya, “gawat, teknologi kita tidak ada yang seperti ini”
“jadi bagaimana pak?”
“ya, kita buat sebisa kita. Virginia ingin dia hidup”
Paman pun membetulkan reaktor di dada pria itu dengan sebisanya, “beri dia oksigen, aku takut dia mati”
“apa anda akan membawanya ke publik pak?”
“jangan pernah tanyakan itu, pemerintah tidak ingin warganya tau alien itu ada”
“tapi anda bisa terkenal”
“cukup, jika hal ini bocor. Kalian harus bertanggung jawab”
“tidak pak, kami akan diam”
“bagus, ternyata kalian setia juga”
Saat reaktor mulai menyala perlahan, paman begitu bersemangat. “cepat, berikan oksigennya. Semoga makhluk ini tidak gagal jantung” Paman melihat reaktor itu redup kembali, “sepertinya ada yang belum benar”
Tapi tiba-tiba makhluk itu membuka matanya dan reaktornya menyala, ia menatap mereka dengan waspada.
Paman menatapnya kaget, “k..kau hidup?”
“siapa kalian? Apa yang kalian lakukan terhadapku?”
“tidak, kami tidak melakukan apa-apa. Kami hanya ingin membetulkan lampu senter yang menyala di dadamu”
“bohong” makhluk itu bangun.
Paman dan anak buahnya takut.
“kalian manusia, kalian jahat. Kalian pasti ingin mengambil reaktor ini kan? Apa kalian ingin mempertontonkan aku di depan banyak orang?”
“ya ampun, kau itu alien yang parno ya”
“aku bukan alien” makhluk itu berteriak.
Virginia yang mendengar itu, masuk ke dalam dan terdiam melihat makhluk itu.
“kau” makhluk itu menatap Virginia, “kau manusia yang tidak tau berterima kasih, aku menolongmu tapi kau malah ah...” makhluk itu mulai lemas karena reaktornya meredup, “ah”
Virginia mendekat dan membantunya berdiri, “percayalah padaku, mereka hanya ingin menolongmu”
“kau... kau bohong” makhluk itu kembali tak sadarkan diri.
“paman lakukan sesuatu”
Paman pun membantu Virginia membaringkan makhluk itu, “alien ini pemarah sekali”
“paman, cepat tolong dia. Jangan bicara saja”
“iya, tapi tangan dan kakinya harus diikat, paman takut dia tiba-tiba mengamuk lagi”
“iya, terserah paman saja”
Setelah oprasi,
“bagaimana paman?”
“teknologi yang dia gunakan sangat canggih, kita para manusia belum sampai pada teknologi itu”
“jadi, dia tidak akan selamat?”
“kau tenang saja, paman sudah melakukan sebisa paman. Mungkin itu hanya tiruan, tapi paman yakin dia akan hidup. Tapi paman juga tidak tau itu ada efeknya atau tidak”
“begitukah?”
“hey, kau seperti sangat peduli padanya” paman duduk disamping Virginia.
“aku tidak tau paman, awalnya aku takut. Tapi saat dia menolongku di jurang, aku merasa...”
“jangan bilang kalau kau menyukainya, dia itu alien. Setampan apa pun dia, dia asing. Kita tidak tau dia jahat atau tidak kan? Kau harus waspada, bagaimana jika bentuk aslinya jelek? Seperti di film-film”
“aku tau paman, tolong rahasiakan semua ini”
“kau tenang saja” paman tersenyum dan pergi.
Virginia pun masuk ke lab dan melihat pria itu sudah siuman, “selamat pagi”
Pria itu menatap Virginia, “apa mau mu?”
“kenapa kau masih bersikap seperti itu? Aku kan sudah bilang, kami hanya ingin menolongmu”
“menolongku? Untuk apa?”
“tentu saja agar kau hidup”
“kalian bohong, manusia itu jahat”
“kenapa kau terus bicara seperti itu? Apa salah manusia sehingga kau begitu membenci kami?”
“kalian telah mencuri tesseract”
“tesseract apa? Aku tidak mengerti”
“kalian banyak alasan”
“cukup, aku sudah lelah mendengar semuanya. Aku akan melepas ikatanmu agar kau pergi” Virginia melepas ikatan di tangan dan kaki pria itu, “pergi”
Pria itu berdiri, “hanya itu saja? Sungguh kau tidak ingin memperlihatkan aku di depan semua orang? Atau kalian sudah selesai melakukan penelitian terhadapku?”
“cukup” Virginia kesal, “kau selalu bilang manusia itu jahat, kau yang jahat. Kau hanya terus menghina kami”
Pria itu diam.
“Virginia” Chris datang dan membuka pintu lab.
Ya Tuhan..., Virginia langsung membalik badan pria itu dan memeluknya.
“Virginia?” Chris kaget melihat Virginia memeluk orang asing.
“hey Chris, ada apa?”
“em... aku mencari paman, kau tau dimana dia?”
“mungkin paman pergi ke kantor, bagaimana kalau kita duduk dulu di...”
“tidak terima kasih, aku ada misi. Kalau begitu, aku ke kantor paman dulu ya”
“ok Chris, hati-hati”
Setelah Chris pergi,
“apa yang kau lakukan?”
“aku tidak mau Chris melihat reaktor di dadamu, jika dia melihatmu dengan keadaan seperti ini. Aku takut...”
“kau melindungiku?”
Virginia diam.
“terima kasih banyak, ternyata kau manusia yang baik. Maaf aku selalu meragukanmu”
“ok”
Pria itu menatap armournya yang rusak.
“apa itu semacam pesawat?”
“ya, ini melebihi pesawat. Baju ini bisa kami pakai untuk bertempur”
“tenaganya?”
“dari sini” pria itu menunjuk reaktor di dadanya, “hey, kenapa kau bertanya terus? Apa kau sedang memata-mataiku?”
“apa? Kau mau bilang aku jahat lagi?”
“baiklah, aku akan mempercayaimu dan tidak bertanya itu lagi”
“bohong, kau pasti belum percaya padaku kan?”
“hey, kau merusak bajuku jadi celana?”
“maaf, aku akan menggantinya. Apa baju ketat seperti itu dipakai oleh bangsamu?”
“jangan sembarangan, itu baju tempur”
“maaf”
Pria itu mulai mendekati armour dan membetulkannya.
“hey, kau baru siuman”
“tidak ada waktu lagi, aku harus cepat”
“kau itu kenapa sih? Terburu-buru sekali”
“jika reaktor ini mati, aku juga akan mati”
“benarkah? Jadi selain tenaga, itu juga penunjang hidupmu?”
“bukan, ini hanya penyaring oksigen”
“penyaring oksigen?”
“apa kau tidak merasakannya? Oksigen di bumi itu kotor, kalian para manusia tidak bisa memelihara bumi kalian. Di planetku, oksigen kami masih murni. Aku jamin, kau akan selalu sehat disana”
“memangnya, kau akan membawaku kesana?”
“maaf, kami anti manusia”
“mulai lagi kan”
Pria itu tersenyum, “kecuali kau”
Virginia tersenyum.
Di kantor,
Chris datang menemui paman.
“Chris?”
“paman, tadi malam radar kami menemukan benda asing telah jatuh di hutan terlarang. Aku ingin paman menyelidikinya”
“ta..tapi...”
“paman, selama ini hanya kau dan ayah Virginia yang menjadi ahli UFO dan sekarang aku ingin paman menelitinya dan mengabarkan hasilnya padaku”
“ok”
“bagus” Chris pergi.
“kenapa anak itu bertingkah aneh? Virginia bilang, dia pria yang baik”
Di rumah Virginia,
“bagaimana? Bajunya pas kan?”
Pria itu menatap Virginia, “terima kasih”
“jangan sungkan ya, jika ada apa-apa kau bilang saja. Kami pasti akan membantumu”
Pria itu mengangguk.
“apa kau punya nama?”
“Robert”
“namaku Virginia, salam kenal”
Robert tersenyum.
“aku akan buatkan makan malam, sebentar lagi paman pulang. Kau tunggu disini atau...”
“aku akan membetulkan armourku”
“baiklah”
Robert pergi ke lab.
Paman pulang,
“selamat malam paman”
“mana alien itu?”
“maksud paman Robert?”
“iya, siapalah terserah. Dia dalam masalah”
“ada apa paman?”
“tadi Chris datang ke kantor, dia menanyakan tentang benda asing yang jatuh tadi malam. Kau tidak pernah bilang dia adalah seorang militer”
“ya ampun, apa yang harus kita lakukan paman?”
“bagaimana keadaan Robert?”
“dia baik-baik saja, Robert selalu mengurus armournya”
Di sebuah ruangan,
Chris tersenyum menatap kubus berwarna biru, “aku tau, kau pasti memiliki kekuatan yang sangat besar”
“selamat malam tuan” seorang ilmuan masuk.
“malam, apa kau sudah berhasil meneliti benda ini?”
“iya tuan, benda ini memang memiliki kekuatan yang sangat besar. Tapi sulit bagi kita untuk menghidupkan kekuatan itu, mungkin benda ini datang dari luar angkasa dan hanya bangsanya yang bisa mengendalikan benda ini”
Chris tersenyum, aku tau makhluk itu pasti datang untuk mengambil benda ini.
“tuan?”
“ya, cukup. Aku sudah mendengarmu, sekarang aku ingin kau mengambil kekuatan benda ini”
“tapi tuan..”
“aku tau, ambil saja sebisamu”
“baik”
Di rumah Virginia,
“ayo kita mulai makan malamnya” paman begitu bersemangat.
“ayo” Virginia tersenyum.
Robert hanya diam menatap makanan itu.
“Robert, ada apa? Kau tidak suka?”
“aku belum pernah makan ini sebelumnya”
“kau tenang saja, ini tidak beracun” paman menambah lagi makanan di piringnya, “eh, pake baju kaya gitu. Kamu ok juga. Dari pada baju ketat untuk menyelam yang kau pakai tadi”
“jadi kau yang merusak bajuku?” Robert menatap paman.
Paman takut.
“sudah, kamu jangan mulai lagi. Kita kan sedang makan, lagi pula kami kan sudah mengganti bajumu”
Robert menatap Virginia dan mulai makan.
“Robert, apa rencanamu setelah ini?” paman menatap Robert.
“menemukan tesseract dan kembali ke tempat asalku”
“kau tidak akan tinggal?” Virginia menatap Robert.
“aku tidak suka bumi dan aku tidak suka manusia”
“kau mulai lagi” Virginia sedikit kesal.
“kenapa kau selalu beranggapan buruk pada manusia?”
“paman, apa kau tidak tau? Bangsa kalian telah mengambil tesseract dari kami”
“apa itu tesseract?”
“batu berbentuk kubus dan berwarna biru”
Paman terdiam.
“ada apa paman? Apa paman mengetahuinya?”
“dua puluh tahun yang lalu, ada UFO jatuh di hutan terlarang. Aku dan ayah Virginia bertugas menelitinya”
“lalu?” Robert menatap paman.
“ada dua alien di dalam UFO itu, tapi sayangnya mereka tidak selamat. Dan kami pun menemukan sebuah kubus yang kau bilang tesseract itu”
“lalu sekarang tesseract ada dimana?”
“di markas militer, benda itu dijaga ketat. Kau tidak akan sanggup masuk kesana”
“paman, kenapa kau tidak pernah mengatakan itu padaku?” Virginia menatap paman.
“maaf Virginia, kami sudah berjanji untuk merahasiakan semua ini dari semua orang”
“termasuk aku?” Virginia sedih.
“kalau begitu aku akan mengambil tesseract sekarang”
“tidak Robert, jangan bodoh. Armourmu masih rusak” Virginia menatap Robert.
“aku akan segera memperbaikinya, aku ingin pulang” Robert pergi ke lab.
Virginia sedih.
Paman menatap Virginia, “dia tidak menyukaimu?”
“aku rasa alien itu tidak punya perasaan paman”
Besoknya,
Paman datang ke tempat rahasia militer.
“selamat datang paman”
“Chris? Kenapa kau menyuruhku kemari?”
“aku ingin paman menolongku”
“menolong apa?”
“apa ini benda asing?” Chris menunjukan tesseract.
Ya Tuhan.... kenapa tesseract itu bisa ada pada Chris? Paman kaget.
“ada apa paman? Sepertinya kau kaget?”
“ti..tidak Chris, apa yang kau inginkan dari benda itu?”
“aku ingin paman mengalirkan tenaga kubus ini padaku”
“apa?”
“kenapa paman? Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?”
“tidak Chris, aku hanya merasa aneh karena benda itu bisa dibawa dengan mudah. Aku kira benda itu dijaga ketat dan..”
“aku ini anak jendral paman dan sebentar lagi aku bisa jadi yang terkuat dengan benda ini”
“tidak Chris, kau tidak akan bisa mengendalikannya”
“paman, lakukan” Chris menatap paman, “atau sesuatu yang buruk akan menimpa Virginia”
Paman terdiam mendengar itu.
“bagaimana paman?”
“baiklah”
Chris tersenyum dan membuka bajunya, ia pun berbaring. “lakukan”
Para anak buahnya mengikat Chris, “siap pak”
Paman pun mulai menyalurkan energi tesseract pada tubuh Chris.
“argh..” Chris berteriak.
Lampu pun mati, kemudian menyala kembali.
Chris tertawa, “aku seperti terlahir kembali” ia melepas ikatannya dengan mudah, “tenagaku” Chris tertawa.
Paman menunduk, maafkan aku Robert.
Chris bangun dan memakai bajunya, “terima kasih banyak paman”
Paman mengangguk.
Di rumah,
Virginia masuk ke lab, “Robert, ayo makan siang”
“aku tidak punya waktu, aku harus segera mengambil tesseract”
“tapi Robert, apa kau tidak dengar? Disana Tesseract dijaga ketat, kau bisa terluka” Virginia khawatir.
Robert menatap Virginia, “memangnya kau peduli padaku?”
“apa di bangsamu tidak ada rasa peduli dan kasih sayang? Apa kau tidak mengenal cinta dalam hidupmu?”
Robert berhenti membetulkan armournya dan mendekati Virginia, “aku tidak mengerti dengan perkataanmu”
“bagaimana ayah dan ibumu menikah? Itu karena mereka saling mencintai kan?”
“tidak, ayah memang ditakdirkan menikah dengan ibu karena garis keturunan. Bangsawan harus menikah dengan bangsawan dan yang lainnya harus menikah dengan yang sederajat”
“jadi kalian benar-benar tidak mengenal cinta?”
“apa itu cinta?” Robert tersenyum.
Virginia pun merasakan patah hati, air matanya menetes.
“hey, kenapa kau menangis?”
“aku tidak apa-apa, ini makan siangmu” Virginia menaruh makanannya di meja dan pergi.
Robert yang tidak mengerti pun kembali membetulkan armournya.
Paman pulang dengan perasaan bingung,
“paman, ada apa?”
“tidak Virginia, tidak ada apa-apa. Paman hanya merasa lelah”
“baiklah, aku sudah membuat makan siang. Lebih baik paman makan dulu”
“hey, matamu merah. Kau habis menangis?”
“aku tidak apa-apa paman, ini hanya kelilipan”
“Virginia, kau sudah seperti anak paman sendiri. Paman tau kau bohong, apa Robert menyakitimu?”
“dia tidak mencintaiku paman, dia tidak mengerti apa itu cinta” Virginia memeluk paman dan kembali menangis.
Robert yang sedang turun dari tangga berhenti melihat itu, dia menagis karena aku? Apa aku menyakiti perasaannya? Robert kembali menaiki tangga dan masuk ke lab.
Di lab,
“Jarvis, kau bisa mendengarku?”
“tuan? Syukurlah, aku kira tuan sudah mati akibat benturan atmosfer bumi”
“aku tidak akan mati semudah itu Jarvis, sekarang armourku sudah siap. Apa kau siap untuk bertempur?”
“tuan akan bertempur sendirian? Bagaimana kalau kita memanggil pasukan?”
“tidak Jarvis, ini adalah misiku. Jadi aku akan bertanggung jawab penuh untuk ini, apa kau takut?”
“tidak tuan, aku akan selalu bersamamu”
“bagus”
“bagaimana dengan para manusia?”
“tidak semua manusia jahat, aku diselamatkan oleh Virginia dan pamannya”
“syukurlah tuan”
“aku senang kau kembali hidup, dengan begitu aku tidak usah pusing dengan teknologi manusia yang sudah ketinggalan ini”
Malamnya,
“apa bajuku sudah jadi?” Chris berjalan di markas.
“sudah pak”
Chris tersenyum, “bagus” ia pun berjalan di lorong dan melihat bajunya di ujung lorong, “baiklah ku akui ini keren meskipun sedikit ketinggalan jaman dan norak”
“apa bapak ingin mengganti coraknya?”
“tidak, corak bintang aku suka. Menggambarkan bahwa aku adalah pemimpin dan warna-warna ini bagus”
“syukurlah tuan”
Chris pun mencoba pakaiananya, “cocok kan?”
“iya pak”
“mulai sekarang, kalian harus memanggilku Captain”
Mereka binggung.
“ada apa? Kalian tidak suka?”
“tidak-tidak, kami suka Captain”
“bagus, aku merasakan akan ada sesuatu malam ini. Siapkan roket kita, ada sesuatu yang harus kita bidik malam ini”
“baik”
Di rumah Virginia,
Robert menghadap cermin dan melihat reaktor di dadanya, terdapat garis-garis di tubuhnya dan semua itu berasal dari reaktornya.
“tuan, sepertinya ini bukan reaktor anda”
“iya Jarvis, ini buatan manusia. Reaktorku rusak”
“tuan, reaktor ini beracun. Bisa membunuh anda”
“aku tau, makanya kita harus cepat mendapatkan tesseract. Agar aku bisa mati dengan tenang”
“tuan” Jarvis khawatir.
“sudahlah jarvis, ini saatnya kita beraksi” Robert memakai armournya, ia bersiap untuk terbang.
“Robert”
Robert menoleh.
“kau mau kemana?”
“aku harus mencari tesseract, Jarvis sudah menemukan lokasinya”
“tapi aku rasa, ini bukan saat yang tepat. Kau harus...”
“tuan, sepertinya perempuan ini sangat mencemaskanmu”
“diam kau Jarvis”
“Robert, kau bicara dengan siapa?”
“sistemku, Jarvis”
“oh, ok” Virginia bingung.
“Virginia, aku minta maaf”
“ah?” Virginia kaget.
“aku membuatmu sedih, meski aku tidak tau apa yang membuatmu sedih. Tapi aku minta maaf”
Virginia tersenyum dan memeluk Robert, “aku sayang padamu, berjanjilah kau akan baik-baik saja”
“o..ok” Robert bingung.
Virginia menatap Robert, “aku akan menunggumu disini, kau akan kembalikan?”
“em.. ya, oh.. Virginia, kau bisa melihatku disana”
“apa itu? Apa ini sejenis komputer berhologram?”
“ya, begitulah”
“ini keren sekali, hey aku bisa melihat wajahmu dari sini”
“kau juga bisa melihat posisiku dari sana”
“ya Tuhan...” Virginia takjub, “bolehkah komputer ini terus ada disini?”
“ok, anggap saja hadiah untukmu karena menyelamatkan aku”
Virginia tersenyum.
“baiklah, aku pergi dulu”
“hati-hati”
Di markas,
Chris yang memakai teropong kaget, “ternyata selama ini makhluk itu bersembunyi di rumah Virginia?” ia melihat Robert terbang, “siapkan senjata canggih kita”
“baik Captain”
“tembak”
Dor...
Robert sedang terbang melintasi hutan terlarang, “jadi apa menurutmu Virginia itu makhluk yang cantik?”
“maaf tuan, cantik itu relatif dan saya hanyalah sistem”
“ok, aku tidak akan menanyakan itu lagi”
“tuan, ada serangan”
“bagus Jarvis, ayo kita mulai pestanya” Robert menghindar, “waw besar juga”
“tuan peluru itu bisa menjatuhkan kita”
“benarkah?”
“sistem kita belum baik 100%”
“aku harus waspada”
Di markas,
Chris kesal, “kalian itu apa-apaan sih? Masa membidik benda seperti itu saja tidak bisa?”
“maaf Captain, gerakannya terlalu cepat dan sulit ditebak”
Chris tersenyum, “lihat ini, akan ku tunjukan bagaimana cara menembak” Chris menatap bidikannya, ayo benda asing. Berikan kekuatanmu sekarang. Chris berkonsentrasi dan bisa melihat gerakan Robert, aku tau benda itu ada kaitannya denganmu.
Dor...
Peluru itu berhasil mengenai Robert, armour Robert rusak dan helmnya terlepas. “Jarvis kita akan Jatuh, Jarvis?”
Jarvis tak menjawab.
“argh” Kepalaku akan membentur tanah, mungkinkah aku akan mati sekarang? Robert melihat ke bawah.
Armour Robert mulai mengeluarkan percikan api dari bagian kakinya.
Di markas,
“kalian lihat itu? Aku berhasil membidiknya, sekarang cepat cari dia!”
“baik Captain”
Di rumah Virginia,
“ya ampun, kenapa radar ini terus berwarna merah dan berbunyi?”
“nona Virginia”
“siapa itu yang bicara?”
“ini aku Jarvis”
“Jarvis? Kau sistemnya Robert?”
“iya nona, tuan jatuh tertembak. Aku tidak tau pasti keadaan tuan bagaimana, tapi aku mohon tolong dia”
“ok, dimana ia jatuh?”
Jarvis menujukan petanya.
“hutan terlarang?”
“saat ini ada beberapa orang yang sedang mencari tuan juga”
“ya ampun, aku harus segera mencari Robert” Virginia berlari keluar dan masuk ke mobil.
Di hutan,
Virginia berjalan, “Robert, kamu dimana?” Virginia tersandung, “ah” saat ia melihat ke bawah, “ya Tuhan... ini helm Robert?” Virginia mengambil helm yang rusak itu, “Robert” Virginia menagis, “kamu dimana? Kamu janji padaku untuk selamat” Virginia terus mencari Robert.
Setelah melewati semak-semak,
“Robert?” Virginia menemukan Robert tergeletak, “Robert” Virginia berlari mendekati Robert, “Robert bangun”
Tapi para pasukan Chris sudah mulai berdatangan.
“gawat, aku harus membawa Robert bersembunyi” Virginia membawa Robert ke gua kecil, “Robert” Virginia khawatir, reaktor Robert tidak menyala. “Robert, bertahanlah”
Reaktor Robert menyala perlahan, “Virginia...”
“Robert?” Virginia masih panik, “kamu harus kuat, aku janji akan menolongmu. Tapi mereka masih mencarimu disini”
“mereka...”
“tenang Robert, kita akan baik-baik saja”
Robert pun hanya diam di pelukan Virginia, kenapa aku selalu merasa tenang bersamanya? Aku rasa, aku ingin mati di pelukannya kelak.
“Robert”
“aku tidak apa-apa Virginia, aku hanya sedikit sesak”
“mungkin karena reaktormu yang menyala-redup”
Robert tersenyum, “kau cantik”
Virginia terdiam menatap Robert, ya Tuhan... apa yang terjadi padanya? Jangan-jangan kepalanya terbentur keras.
“Virginia?”
“ah? Maafkan aku Robert”
“aku rasa mereka sudah pergi” Robert mencoba bangun.
“pelan-pelan, kau terluka”
Robert tersenyum, “aku tidak apa-apa”
Setelah merasa aman, mereka pun pulang.
Saat mobil Virginia pergi, Chris melihat itu.
“Virginia” Chris kesal.
Di rumah,
“ah”
“pelan-pelan Robert” Virginia membantu Robert berbaring di sofa.
Paman datang, “ada apa ini?”
“reaktor Robert”
“ya Tuhan... kau kan tau paman sangat sulit membetulkannya”
“aku tidak apa-apa paman” Robert tersenyum, tapi reaktornya mati dan Robert menutup matanya.
“paman” Virginia panik.
“tenang Virginia, lebih baik kau membantuku membuka armournya”
Mereka membuka armour Robert.
“aku akan ambil peralatan, kau buka kancing bajunya”
“iya paman” Virginia membuka kancing baju Robert, tapi ia terdiam. “garis apa ini? Aku rasa, aku tidak melihatnya saat itu”
Reaktor Robert menyala, “Virginia...”
“Robert, apa yang terjadi padamu sebenarnya?”
“reaktorku, ah...”
“Robert, apa kau sakit?”
“reaktorku” reaktor Robert kembali redup.
“Robert? Robert bangun” Virginia panik.
“ada apa Virginia?”
“paman, lihat. Ada garis di tubuh Robert”
“ya Tuhan... itu pasti sakit”
“ini garis apa paman?”
“mungkin ini efek dari reaktor tiruan paman”
“paman, kita harus bagaimana?”
“kau tenang saja, paman bisa meredakan rasa sakitnya” paman menyuntik Robert.
Perlahan, garis di tubuh Robert menghilang masuk ke reaktor.
“reaktor ini pusat rasa sakitnya paman”
“ya, ternyata reaktor buatan paman malah hampir membunuhnya”
“maksud paman?”
“reaktor ini mengandung racun”
“lalu, apa yang harus kita lakukan?”
“tidak ada Virginia, paman hanya bisa membuat ini dan membetulkannya. Tak ada lagi yang bisa kita lakukan”
Virginia menangis.
Paman membetulkan reaktor Robert dan mengganti bajunya, “kau obati lukanya, reaktor Robert sudah baik”
“tapi dia tetap akan sakit”
“Virginia, paman tau ini sulit. Tapi paman akan selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk kalian”
Virginia pun mengobati luka Robert.
“emh...” Robert membuka matanya.
“kenapa kau tidak bilang kalau kau sakit?”
“aku tidak apa-apa”
“kau selalu bilang begitu, apa kau masih tidak percaya padaku?”
“Virginia” Robert bangun dan memeluk Virginia, “aku tidak suka melihatmu menangis”
“kau mengerti?”
“aku merasa tenang saat kau memelukku, aku harap pelukanku juga bisa membuatmu tenang” Robert tersenyum.
Virginia terdiam.
“selamat malam” Chris masuk dan melihat mereka berpelukan.
“Chris?” Virginia kaget dan menatap Chris sambil duduk di depan Robert.
“ada apa? Kau terlihat tegang” Chris tersenyum pada Virginia.
“dia habis menangis” Robert menatap Chris.
“hey, kita belum berkenalan. Namaku Chris”
Robert menjabat tangan Chris, “Robert”
Tenaga di tubuhku merasakan sesuatu pada orang ini, mungkinkah dia alien yang dilindungi oleh Virginia dan paman? Chris menatap Robert dan melihat reaktor yang menyala di dada Robert.
“ada apa Chris?” Robert menatapnya aneh.
“tidak, tidak ada” Chris duduk, “sudah lama kita tidak bertemu Virginia”
“iya, kau benar”
“aku sibuk belakangan ini, aku sedang membuat proyek besar”
“apa itu?”
“maaf ini rahasia, tapi paman tau kok. Memangnya paman tidak bercerita padamu?”
“ti..tidak”
“baguslah, kalau begitu aku pergi dulu” Chris pergi.
Virginia bingung, “aneh sekali, apa maksud Chris bicara seperti itu?”
“apa yang kalian sembunyikan dariku?” Robert menatap Virginia.
“Robert, apa maksudmu?”
“kau dan paman pasti mengerti maksud dia kan?”
“Robert kami hanya...”
“manusia memang tidak dapat dipercaya” Robert kesal dan pergi ke lab.
Virginia sedih, baru saja dia senang dipeluk Robert. Sekarang Robert sudah kesal lagi padanya.
Di lab,
“biar aku cari sendiri, dia pikir aku tidak tau”
“tuan, ada apa?”
“aku ingin tau proyek rahasia yang dilakukan Chris”
“siapa itu Chris?”
“aku tidak tau, tapi aku rasa dia salah satu anggota militer”
“mungkinkah ini tuan?”
Data tentang Chris muncul di layar.
“ya, Chris Evans. Jadi dia anak jendral? Tampilkan lebih detail Jarvis”
“baik tuan, ini dia proyek rahasianya saat ini”
“tunggu, apa itu tesseract?”
“iya tuan, hasil diagnosa di tubuh Chris mengalir tesseract dan dapat membahayakan umat manusia”
“aku tidak peduli, yang aku pedulikan adalah membawa tesseract pulang”
“bagaimana jika terjadi sesuatu pada nona Virginia?”
Robert diam.
Pagi itu,
Virginia mengetuk pintu lab, “Robert, saatnya sarapan. Robert”
Robert tidak menjawab.
Virginia sedih dan kembali menuruni tangga, tapi Chris sudah ada di ujung tangga.
“Chris? Ada apa?”
“maafkan aku sayang, tapi kau adalah tawananku sekarang”
“tidak, lepaskan aku Chris”
Chris memukul pundak Virginia dan Virginia pun pingsan.
Di lab,
“tuan, apa tuan tidak bosan marah terus pada nona Virginia?”
“kenapa kau bicara seperti itu Jarvis?”
“aku rasa tuan sayang padanya, peduli. Mungkin tuan mencintainya”
“tau apa kau soal itu? Bangsa kita tidak memiliki itu”
“tuan, perasaan itu baik, tulus dan suci. Biarkanlah perasaan itu tumbuh”
“diam Jarvis, aku sedang membetulkan armourku agar baik 100%”
“aku rasa itu sudah 98% tuan”
“ya, sedikit lagi. mungkin  lebih baik aku turun ke bawah dan berbaikan dengannya”
“ide bagus tuan”
“diam” Robert keluar dari lab dan turun dari tangga, “Virginia, Virginia kau dimana?” Robert merasa aneh, sarapan masih tertata rapi. “dia belum makan? Aneh, ini kan sudah hampir waktunya makan siang” Robert mencari Virginia ke dapur, “Virginia, apa kau marah? Aku minta maaf”
Tapi Virginia tetap tidak ada.
“dimana dia? Lebih baik aku menelpon paman” Robert mengambil telpon.
“hallo?”
“paman, Virginia hilang”
“ah, masa sih? Paling dia ke pasar”
“tapi paman, dia belum sarapan”
“benarkah? Harusnya sekarang dia memasak untuk makan siang kan? Kalau begitu, paman akan cari dia”
“iya paman, aku juga akan mencarinya” Robert menyimpan telpon dan kembali ke lab, “Jarvis”
“iya tuan?”
“Virginia hilang, kita harus mencarinya”
“siap tuan”
Robert melihat armournya, “tinggal 1% lagi, ayo cepatlah”
“tuan, nona Virginia ada di hutan terlarang dan tesseract juga ada disana”
“apa?”
“hallo Robert”
Robert menoleh, ia kaget Chris ada disana. “kau? Kenapa kau berpakaian ketat dan norak seperti itu?”
“cukup, jangan komentari bajuku. Aku datang kesini untuk mengajakmu duel, alien”
“kau? Jangan-jangan kau yang...”
“ya, aku menyandra Virginia. Jika kau ingin dia selamat, hadapi aku di hutan itu”
“aku tidak takut padamu Chris”
“panggil aku Captain”
“Captain? Kau tidak pantas menjadi Captain”
“kita buktikan saja dengan pertarungan” Chris pergi.
Robert diam.
“tuan?”
“dia menyandra Virginia, kenapa?”
“tuan, kita harus memberi tau paman”
“kau benar”
Hari mulai larut,
“akhirnya sudah 100%, kau siap Jarvis?”
“dengan senang hati tuan”
“ayo kita hajar si Captain itu” Robert memakai armournya dan pergi.
Di hutan,
“kenapa kau lakukan ini?” Virginia menatap Chris.
“diam Virginia, aku hanya ingin menguasai kubus ini”
“lalu kenapa kau harus melibatkan aku?”
“karena kelemahan makhluk itu adalah kau”
“apa maksudmu?”
“sudahlah, kalian saling mencintai kan?”
“dia tidak mengerti cinta”
“oh, benarkah? Kita buktikan saja, jika dia datang bagaimana?”
“jika dia tidak datang?”
“aku akan membunuhmu” Chris mendekati Virginia, “selama ini aku mencintaimu Virginia, tapi kau tidak pernah membalas cintaku dan malah berpacaran dengan makhluk itu”
“kami tidak berpacaran”
Robert muncul.
“lihat, pangeranmu telah tiba” Chris tersenyum.
Robert yang terbang pun mendarat, “lepaskan dia”
“ah, semudah itu kah? Lebih baik kita bertarung dulu”
Robert mulai kesal.
Chris mengeluarkan tesseract dan memasangnya di perisai, “ayo lawan aku”
“tesseract?” Robert kaget tesseract ada di tangan Chris.
“kenapa kau diam? Apa kau takut?” Chris menatap Robert.
“aku tidak takut”
Mereka pun bertarung.
“tuan, anda tidak akan bisa menandingi kekuatan tesseract”
“aku tau Jarvis, kita harus menyingkirkan tesseract itu dari tangannya”
Virginia khawatir, ia takut Robert kalah. Virginia tau di dalam tubuh Chris mengalir kekuatan tesseract.
Robert pun mengeluarkan laser dari kedua tangannya dan Chris menangkisnya dengan perisai.
“ayo Jarvis, keluarkan kekuatan kita”
“kenapa Robert? kau kewalahan menghadapiku?” Chris tersenyum.
“aku tidak akan kalah”
“kalau begitu, keluarkan semua kemampuanmu. Aku ingin lihat, sejauh mana kau bisa melawan perisaiku”
“apa kekuatanmu hanya ada di perisai itu?” Robert menatap Chris dengan kesal.
“apa kekuatanmu hanya ada di senter yang menyala itu?” Chris menatap Robert.
Di kantor,
Paman melihat sinar menyala dari hutan terlarang, “gawat, aku harus melakukan sesuatu”
Di hutan,
Virginia khawatir, ia melihat Robert terus mengeluarkan laser dari tangannnya dengan seluruh tenaganya dan ia juga melihat Chris yang tersenyum sambil menahan laser dengan perisainya.
Jika begini terus Robert akan kalah, Chris punya tesseract di perisainya. Dia akan kuat, seandainya aku bisa menolong Robert.
“kenapa Robert? Apa kau mulai lelah?”
“aku tidak akan pernah lelah, justru semangatku terus menyala untuk mengalahkanmu”
“oh ya?” Chris tersenyum dan tesseract di perisainya menyala, “rasakan ini, hiat..”
Robert terpental dan helmnya terlempar, ia menatap Chris. “kau menggunakan tesseract?”
“ya, apa kau keberatan?”
“kembalikan tesseract itu padaku” Robert bangun dan mau menghajar Chris, ia mengeluarkan laser dari tangannya.
“bodoh” Chris menangkisnya dengan perisai dan laser itu berbalik ke arah Robert.
“tidak, Robert” Virginia berlari dan laser itu mengenainya.
Robert kaget dan terdiam melihat Virginia tergeletak di hadapannya.
“oh, sungguh malang. Kau membunuhnya Robert” Chris menatap Robert dan tersenyum.
“kurang ajar” Robert berlari dan akan menyerang Chris.
“ayo maju” Chris bersiap dengan perisainya.
Tapi Robert malah melompat ke perisai dan terbang, lalu ia berbalik menukik ke arah Chris.
“apa-apaan kau?”
Chris memakai perisai untuk menghalangi serangan Robert.
Robert tersenyum, “ayo kita lakukan Jarvis”
“siap tuan”
Robert terbang ke bawah Chris dan menyerang tangan Chris dengan lasernya.
“ah” perisai terlepas dari tangan Chris.
Robert pun melempar perisai itu.
“kau bodoh Robert, terssserat ada disana”
“aku tidak peduli lagi, yang penting bagiku adalah mengalahkanmu” Robert menyerang Chris, “tanpa perisai itu kau bukanlah apa-apa Chris”
“argh..” Chris terpental ke semak-semak.
Robert mendarat, “kita berhasil Jarvis”
“selamat tuan, tenaga anda tinggal 49% saat ini”
“tidak masalah Jarvis” Robert menoleh dan melihat Virginia yang tergeletak, “Virginia” Robert mendekatinya dan melihat luka Virginia, “Virginia, bangun” air mata Robert menetes, “aku sayang padamu Virginia” ia memeluknya, “aku mohon jangan mati”
Virginia membuka matanya, “Robert”
“Virginia” Robert tersenyum.
Virginia pun tersenyum dan menghapus air mata Robert, “kau tidak apa-apa kan?”
“tidak sayang, semuanya sudah berakhir”
“bagaimana dengan tesseract?”
“itu semua sudah tidak penting lagi, bagiku kau lebih penting”
Virginia tersenyum, “kau sudah mengerti?”
Robert mengangguk, “aku mencintaimu Virginia”
Tapi mata Virginia tertutup dan ia tak bergerak lagi.
“Virginia?” sulit bagi Robert untuk menerima kenyataan itu, Virginia meninggal demi menyelamatkannya.
Tapi dari semak-semak, Chris muncul.
“semuannya belum berakhir Robert, aku masih belum kalah”
Robert menatap kesal pada Chris, ia melihat urat-urat Chris yang keluar dan berwarna hijau, “tesseract di tubuhnya mulai bereaksi”
“argh” Chris berteriak, ia mulai berubah menjadi monster hijau yang besar dan bajunya sobek.
“tenanglah Virginia, aku janji akan membalaskan dendammu” Robert mencium kening Virginia dan membaringkannya. Ia berdiri dan menatap monster itu.
“tuan, tesseract di tubuhnya terus memberinya kekuatan. Aku rasa kita tidak akan bisa mengalahkannya”
“tidak ada yang mustahil Jarvis”
“tapi energi kita”
“apa kau takut Jarvis?”
“tidak tuan, aku akan selalu bersamamu meskipun kita akan kalah”
“bagus, ayo kita serang dia” Robert mulai menyerang Chris.
“ayo maju alien” Chris tersenyum.
“tuan, tenaganya akan semakin besar dan lama kelamaan Chris tidak akan bisa mengendalikan dirinya”
“maksudmu dia akan menjadi monster sepenuhnya? Bagus, aku tidak akan segan lagi untuk menghabisinya”
“maaf tuan, tapi tenaga kita semakin berkurang”
“kau selalu memberi berita negatif Jarvis”
“maaf tuan, tapi apa yang kita lakukan memang seperti misi bunuh diri”
“menang atau kalah, aku tetap akan mati Jarvis. Racun dari reaktor ini sudah mengalir di tubuhku” Robert mulai mengeluarkan laser dari tanganya.
Tapi monster itu kebal, “apa kau sedang menggelitikku?” ia menangkap Robert.
“ah”
Di markas militer,
“aku mohon jendral, kita harus cepat” paman begitu panik.
“kau itu aneh, untuk apa aku harus membawa pasukan begitu banyak?”
“anak anda akan menjadi monster, jendral”
“monster? Jangan bercanda, aku tidak suka ini”
“aku tidak bercanda jendral, anak anda menggunakan kekuatan tesseract”
“mana mungkin”
“percayalah padaku jendral, anakmu akan berubah menjadi monster yang sangat kuat dan dia tidak akan bisa mengendalikan dirinya lagi”
“maksudmu tubuh anakku diambil alih oleh monster?”
“iya jendral, kita harus cepat. Anak anda bisa menghancurkan negara ini, bahkan dunia”
“anakku Chris? Mana mungkin dia melakukan itu?” jendral kecewa.
“aku mohon jendral, kita harus cepat sebelum semuanya terlambat”
Di hutan,
Chris melempar Robert ke bebatuan.
“ah” Robert merasa sakit.
“sistem rusak”
“Jarvis, aku mohon jangan tinggalkan aku”
“kenapa Robert? apa kau mengaku kalah sekarang”
“tidak semudah itu” Robert berdiri dan armour di bagian punggung dan tangan kirinya retak berjatuhan.
“ternyata kau masih belum menyerah alien” monster itu tersenyum.
Robert terbang dengan sisa tenaganya.
“lambat sekali kau” monster itu menangkap Robert, “biarku bantu” ia melempar Robert ke bukit batu.
“ah” Robert jatuh, ia menatap Chris.
“tuan, tenaga kita tinggal 30%”
“itu masih banyak Jarvis, jangan menyerah” Robert kembali bangkit, armour yang tersisa hanya di bagian kaki dan tangan kanannya.
“ah, sepertinya kau ingin mati menyusul pacarmu”
Robert tersenyum, “kita lihat saja, siapa yang akan mati” Robert terbang, “Jarvis, kau mendengarku?”
“agak tidak jelas tuan”
“tidak apa-apa, yang penting kau tetap bersamaku”
“kita tidak dapat menyerangnya tuan, armour yang tersisa hanya bisa membuat anda terbang dan mengeluarkan flares”
“aku suka itu, jangan lupa dengan laser di tangan kiriku” Robert tersenyum dan kembali menyerang monster itu.
“rupanya kau benar-benar berniat untuk mati” monster itu tersenyum.
“tuan, apa anda melakukan ini demi nona Virginia”
“ya, aku tau Jarvis. Kami saling mencintai dan aku tidak akan mati sebelum mengalahkan monster ini”
“ayo kemari alien”
“jika itu keinginanmu monster”
Monster itu menagkap Robert.
“Jarvis, flares”
Flares pun keluar secara sembarang dari kaki Robert dan mengarah ke tubuh dan kepala monter itu.
“argh”
“rasakan monster”
“tenaga tinggal 10%” suara Jarvis mulai tidak jelas.
“Jarvis, kau harus kuat”
Flares berhenti.
“kurang ajar kau alien, rasakan ini” monter itu memegang Robert dan melepaskan armour di kaki Robert dengan paksa, lalu dengan kedua tangannya ia memegang Robert dengan begitu erat, “mati kau, tulang-tulangmu akan remuk”
“ah” darah keluar dari mulut Robert.
“tanpa armourmu, kau bukanlah apa-apa. Sungguh mudah bagiku menghabisimu”
“t...tidak semudah itu monster”
“kita lihat saja” monster itu semakin memegang erat Robert.
“J..Jar..vis kau bisa mendengarku? Jarvis..?”
Jarvis tidak menjawab.
Armourku lenyap, tenaga ku dibawah 10% dan Jarvis akan menghilang. Robert menatap Virginia yang meninggal demi dirinya, maafkan aku Virginia.
Reaktor Robert mulai redup dan menyala, Robert menatap monster itu. “Jarvis, jika kau mendengarku. Serang dia dengan reaktor dada, ini jalan satu-satunya Jarvis. Habiskan saja energiku, tidak ada lagi yang bisa dilakukan”
Jarvis sama sekali tidak menjawab.
“apa kau sudah mulai putus asa di ujung kematianmu?”
“apa maksudmu?” Robert tersenyum dan reaktornya semakin bersinar.
“argh” monster itu terkena serangan reaktor Robert.
Robert pun terlepas dan monter itu Roboh.
Robert berdiri dengan nafas yang terputus-putus, “semudah itu kah kau mati?” ia menatap monster hijau itu.
Robert mendekati tubuh Virginia dan ia pun roboh, “Virginia” ia memegang tangan Virginia dan menutup matanya, reaktor Robert pun mati.
Paman pun datang ke hutan terlarang bersama para militer.
“ya Tuhan... apa yang terjadi?” jendral kaget melihat hutan yang berantakan, pepohonan yang tumbang dan rusak. Juga bebatuan besar yang hancur.
“anakmu sudah menjadi monster, kita terlambat jendral”
“pasukan, siapkan senjata. Kita akan bertempur” jendral kesal.
Tank dan panser pun maju ke TKP, mereka sudah menyiapkan senjata-senjata unggulan militer.
Saat paman datang,
“Virginia?” paman kaget melihat Virginia yang tergeletak bersama Robert.
“apa yang terjadi?” jendral melihat monster hijau yang tergeletak dihadapannya.
“ya Tuhan...” paman melihat tubuh Robert yang penuh luka, ia juga melihat Virginia yang mendapat luka di perutnya. Air mata paman meneters.“ini ulah Chris”
“dimana dia sekarang?”
“monster hijau itu anakmu jendral”
“apa?”
Di sebuah UFO,
“radar dari anak kita lenyap”
“apa? Tidak, ini tidak mungkin. Harusnya kau tidak menyuruh Robert untuk misi ini, dia anak kita satu-satunya” ibu Robert menangis.
“aku turut menyesal, kita akan membalas para manusia itu. Mereka telah membunuh anak kita”
UFO pun terbang ke bumi.
Di hutan,
Paman menatap Virginia yang tergeletak di tanah, “kenapa kau pergi begitu cepat? Paman sangat menyayangimu Virginia” ia membuka jaketnya dan menutup tubuh VIrginia dengan jaket itu.
“aku sangat kecewa pada Chris, aku kira dia bisa menjadi penerus yang baik”
“anakmu telah membunuh Virginia dan alien itu”
Tiba-tiba dua UFO besar datang dan melayang di atas jurang, mereka semua kaget.
“itu tubuh anak kita”
“sabar, kita akan membalas mereka”
Jendral waspada, “apa kita harus menyerang mereka?”
“tidak jendral, kita lebih baik berdamai” paman masih menatap UFO besar itu.
Ayah dan ibu Robert keluar dengan armour seperti Robert.
“apa mereka pemimpin bangsa alien?”
“aku rasa iya”
“beraninya kalian membunuh anakku”
“maafkan kami, kami tidak bermaksud membunuhnya” paman mendekat.
“dasar manusia jahat, serang”
Para pasukan alien yang memakai armour keluar dari UFO dan mulai menyerang mereka.
Paman berlari, “gawat jendral, berlindung”
Jendral pun mengambil tindakan, “serang”
Para pasukan militer pun melawan.
Paman cemas, ia membawa tubuh Virginia dan Robert ke gua.
Tanah pun mulai berguncang karena serangan demi serangan yang diarahkan oleh pasukan alien.
Perisai yang tersangkut di pepohonan pun jatuh di depan paman.
“tesseract?” paman menatap kubus bersinar yang masih menempel di perisai itu, “aku akan melakukan ini” ia mengambil perisai itu dan melepaskan tesseractnya.
Peperangan masih terjadi, paman pun berlari ke tengah.
“Arnold jangan” jendral yang melihat itu khawatir.
“tetap diam disini pak, kami akan melindungi anda”
Paman berlari, “hentikan” ia berteriak.
Ayah dan ibu Robert menatap paman yang memegang tesseract.
“ini yang kalian carikan? Ambilah, tapi tolong. Jangan serang kami lagi”
“hentikan penyerangan, ada Arnold disana” jendral memerintah pasukannya.
“tesseract?” ayah dan ibu Robert mendarat dan mengambil tesseract itu.
Pasukan alien pun diam.
“aku mohon, berdamailah dengan kami. Maafkan bangsa manusia jika telah melakukan kesalahan di masa lalu”
“manusia, apa kau yang membawa tubuh anakku?”
Paman mengangguk.
“dimana dia sekarang?”
“disana”
Ayah dan ibu Robert mendekati tubuh Robert.
“itu bukan reaktor anak kita?”
“ya, itu tiruan”
“maaf, saat jatuh ke bumi. Reaktor Robert rusak dan aku berusaha memperbaikinya, tapi teknologi kami tidak memadai”
“kau menolong anakku?”
Mereka pun mulai mengeluarkan kekuatan dari tesseract, kekuatan itu pun menyinari tubuh Robert, perlahan luka di tubuh Robert menghilang dan reaktor Robert menyala.
Robert membuka matanya perlahan, “ayah? Ibu?” ia bangkit dan memeluk kedua orang tuanya, “maaf aku telah gagal”
“omong kosong nak, kau berhasil. Lihat ini” ayah memperlihatkan tesseract.
“tesseract?”
“ya, manusia ini memberikannya pada kami”
“paman, terima kasih” Robert menatap tubuh Virginia dengan sedih, ia mendekat dan memeluk Virginia.
“kita pulang nak”
“ada sesuatu yang belum di selesaikan” Robert berjalan.
Mereka mengikuti Robert.
Robert menatap monster hijau di dekat jendral, “tolong kembalikan dia menjadi manusia normal”
“jika itu mau mu”
Mereka pun mengubah Chris menjadi normal.
“Chris?” jendral sangat kecewa.
“aku harap kau bisa mengadilinya jendral” Robert menatap jendral.
“aku pasti melakukannya, meskipun dia anakku”
“emh... ayah?” Chris sadar.
“tangkap dia”
“baik jendral”
“ayah, apa yang ayah lakukan?” Chris kaget para pasukan menangkapnya.
“kau harus menerimanya nak” jendral menatap Chris.
Robert menatap paman, “apa lagi yang harus aku lakukan?”
Paman menggeleng dan ia menangis, “percayalah, Virginia akan sangat bangga padamu”
“selamat tinggal paman” Robert tersenyum.
“ayo nak” ibu merangkul Robert.
Robert menatap UFO-nya.
“ada apa nak?”
“bolehkah aku membawa Virginia? Bisakah tesseract menyembuhkannya? Aku mencintainya ayah”
“cinta, apa itu cinta?” ibu menatap Robert.
Robert tersenyum dan menoleh ke arah Virginia, “dia yang mengajariku cinta bu, dia juga mengajari apa itu kasih sayang”
“jika kau memang menginginkan itu, ayah akan berusaha”
Akhirnya Robert membawa tubuh Virginia dan UFO pun menghilang dengan cepat.
Paman tersenyum dengan air mata yang menetes.
Di sebuah ruangan,
Robert menatap Virginia yang terbaring, “kamu harus kuat, aku tidak mau kehilanganmu”
Kekuatan tesseract masih dialirkan ke tubuh Virginia.
Suatu pagi,
Virginia terbangun, “dimana ini?” ia memegang kepalanya, Virginia melihat tempat itu bergaya futuristik.
Robert masuk.
“Robert”
“Virginia?” Robert tersenyum dan mendekat, “aku senang kau siuman” ia melihat luka Virginia sudah hilang.
“dadamu? Mana reaktormu?”
“aku tidak butuh reaktor lagi, ini planetku”
Mereka berpelukan.
Tapi Virginia sedih.
“Virginia, ada apa?”
“aku rindu paman”
“ok, ayo ikut aku”
Mereka pergi ke lab,
“Jarvis, tunjukan bioskopnya”
Monitor tiga dimensi muncul dan ada paman disana.
“paman?” Virginia tersenyum.
“hey Virginia”
Setelah bicara,
“kau suka?” Robert mendekat.
“ya, aku senang bisa menghubungi paman”
“tentu saja, kau ingat komputer hologram yang ada di lab pamanmu?”
Virginia mengangguk.
Mereka saling tatap dan berciuman.
The End
___
Thank’s for reading…

Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar