Selasa, 17 Desember 2013

Every Breath You Take (chapter 2)

Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre: Romance, Friendship, Comedy Garing
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___

Chapter II

Di pinggir kota,
Jim baru selesai mengantar pizza, lalu ia melihat ke sebuah tempat.
“salon? Mungkinkah aku harus kesana” ia ingat wajah Robert, mungkin Jane menyukai orang berwajah tua itu. Mungkin juga ia menyukai pria berwajah dewasa? Jim tersenyum dan menghitung uang, ia pun masuk ke tempat itu.

***

Di taman,
Aduh, ko Jim belum muncul juga ya? Biasanya jam seginikan dia disini, Jane mulai kesal menunggu Jim.
“hey Jane, maaf menunggu lama”
“Jim?” Jane kaget.
“bagaimana penampilanku?”
“apa ini benar-benar kau? Kau sangat keren”
“benarkah?”
“iya Jim” Jane tersenyum.
“apa kau suka?”
“tentu saja, dengan begini cewek-cewek pasti suka padamu”
Jim terdiam, itu berarti bukan kamu Jane.
“Jim, kamu baik-baik aja kan?”
“eh? Iya-iya, tentu saja. Dengan penampilan sekeren ini, aku pasti selalu baik”
“Jim, kamu ada masalah ya?”
“aku gak apa-apa Jane” Jim memaksakan diri untuk tersenyum.
“Jim, apa aku salah bicara?”
“hey, sudahlah. Bagaimana kalau aku telaktir teh di kedai itu?”
“benarkah?”
“iya, aku kan abis gaji-an”
“asyik, Jim lagi banyak uang dong”
“ah kamu ini, cantik-cantik berbakat jadi perampok”
Mereka pun pergi.

***

Di kedai,
“bagaimana kabar si Robek? Apa kondisinya semakin baik? Apa dia masih menyebalkan?”
“dia baik-baik saja, sekarang dia sedang bekerja. Tapi Jim, dia tetap susah diatur dan ya… dia memang sangat menyebalkan”
“memang” Jim tersenyum.
“Jim, tadi aku membaca beberapa artikel tentang Robert”
“lalu?”
“aku baru tau kalau orang tuanya meninggal karena kecelakaan dan yang ada di tubuhnya adalah jantung buatan, jantung yang ia buat sendiri untuk bertahan hidup”
“ya begitulah”
“kau tau? Kenapa tidak memberitau ku?”
“Robert yang memintaku untuk merahasiakan tentangnya padamu”
“jahat” Jane agak kesal.
“maaf, o iya Jane. Aku lupa, kenapa kau tidak ikut dengan Robert?”
“ikut? Memangnya ada apa?” Jane kaget.
“bukannya dia sedang membuat perusahaan terbaru?” Jim memberinya koran terbaru.
Jane membacanya, “berita besar tahun ini, Stark Industries. Perusahaan terbesar yang di buat untuk seluruh negara di dunia?” Jane terdiam melihat gambar Robert dan Gwen.
“Jane, ada apa?”
“ini, ini cewek yang tadi datang ke rumah Robert”
“Jane kau baik-baik saja”
“Robert bilang cewek itu hanya sekretarisnya, tapi… ah… aku memang bodoh. Seorang playboy tetap saja playboy, kenapa aku selalu percaya kalau dia mencintaiku?”
Melihat Jane yang menangis, Jim hawatir. “Jane mungkin ini hanya salah faham”
“Enggak Jim, semua orang tau dimana ada Robert disitu ada Gwen. Kenapa aku mencintai orang seperti dia?”
“sabar Jane, kamu harus tenang. Ok?” Jim memeluknya.

***

Di perusahaan,
Robert menelpon ke rumah, “Roger, mana Jane?”
“nona belum pulang tuan”
“apa? Ini sudah hampir malam, kemana dia? Baiklah aku akan segera pulang”

***

Di taman,
Jane menghapus air matanya, “aku mau pergi Jim”
“Jane kamu mau kemana? Ini sudah malam”
“aku akan temui Robert”
“Jane, lebih baik kamu pulang ke rumah Robert”
“nggak Jim”
“Jane, Jane.. aku antar ya” Jim mengikutinya.

***

Di perusahaan,
Robert sedang bersiap untuk pulang, tapi ia melihat Jane datang. “Jane?” Robert senang.
Plak,
Jane menampar Robert untuk kedua kalinya, Robert terdiam dan semua orang melihatnya.
“aku benci padamu, mulai saat ini kita tidak usah bertemu lagi”
“tapi Jane, kenapa?” Robert kaget.
Jane yang kesal melemparkan koran itu ke muka Robert dan Robert melihatnya.

***

Di jalan,
Jane terus menangis.
“Jane udah dong, nanti kamu pusing kalau nangis terus”
“aku udah gak tau harus gimana lagi Jim, aku pingin lupain dia”
“iya-iya, aku ngerti. Untuk sementara kamu nginep di kontrakanku ya, besok aku ambilin barang-barangmu yang ada di rumah Robert”

***

Di rumah Robert,
“tuan jangan minum lagi”
“diam kau Roger, aku sedang kacau sekarang”
“tuan, ini tidak baik untuk kesehatanmu”
“apa pedulimu? Kau hanya robot”
“tapi tuan”
“diam, lebih baik kau ambilkan botol yang banyak untukku”
“baiklah”
“apanya yang berbeda? Aku masih sepert dulu, jenius bilyuner playboy dan dermawan. Aku tidak perduli cinta, lebih baik bersenang-senang untuk sisa hidupku” Robert bicara sendiri, ia mabuk.
Gwen yang datang, kaget melihat Robert tergeletak di lantai. “Robert?” Gwen membangunkannya.
“lepaskan aku Gwen”
“Robert kamu mabuk?”
“lepaskan aku, aku bisa bangun sendri”
“Robert kamu?” dia sudah kembali minum seperti dulu, ada apa ini? Gwen bingung.
“pergi sana, aku ingin sendiri”
“kau ini kenapa? Apa ini gara-gara cewek itu?”
“iya, memangnya kenapa?”
“Robert kau..”
“pergi kamu, tinggalkan aku sendiri”
“baik, tapi berhentilah minum. Aku tidak suka melihatmu seperti ini” Gwen menaruh obat Robert dan pergi.
Robert tersenyum dan mengambil obat itu, “obat, siapa yang butuh obat?” ia membuangnya.

***

Besoknya,
Jim datang ke rumah Robert.
“selamat datang Jim”
“hey Roger, bisa kau tunjukan kamar Jane?”
“baik, silahkan masuk. Saya akan menuntunmu ke lift”
“terima kasih”
Jim masuk ke dalam.
Robert melihat Jim, “hey Jim, kau mau minum?”
“Robek kau mabuk?” Jim kaget.
“apa? Aku tidak mabuk, kau mau?”
“maaf aku tidak minum alkohol”
“sombong sekali kau” Robert mulai menuangkan minumannya.
“maaf Robek, aku kesini hanya untuk mengambil barang Jane”
“Jane?” Robert terdiam.
“iya” Jim pun masuk ke lift dan mengambil barang-barang Jane di kamarnya.

***

Saat Jim kembali turun,
Robert masih diam.
“maaf jika sudah mengganggumu, Robek” Jim membuka pintu.
“Jim”
“iya?” Jim menoleh.
“tolong bahagiakan dia”
Jim tersenyum, “Jane akan bahagia jika bersamaku, jangan khawatir”
“aku mengerti”
Jim pergi.

***

Di dalam,
Robert minum, setidaknya aku pernah membuat Jane tersenyum sebelum aku mati.
“tuan apa anda menangis?” Roger khawatir.
“tidak”
“tuan mau diambilkan tisu?”
“aku bilang aku tidak menangis” Robert minum lagi.

***

Di jalan,
Jim terus memikirkan Robert, tadi dia mabuk dan terlihat berantakan? Dia juga memintaku untuk membahagiakan Jane, apa itu cuma ekting? Tapi Robert benar-benar berbeda, dia tidak seperti Robert saat bersama Jane. Dia berubah menjadi alkoholic seperti dulu, cepat sekali.
Jim sampai di rumahnya,
“hey Jim, aku sudah memasak untuk makan kita” Jane tersenyum.
“makasih ya Jane, aku jadi ngerepotin nih”
“kamu itu ngomong apa? Justru aku yang ngerepotin disini”
“o iya Jane, tadi aku bertemu Robert”
“tolong jangan bicarakan dia” raut wajah Jane berubah.
“maaf”
Jane kembali tersenyum, “ayo dimakan”
“ok” Jim memakannya, “wah, enak sekali”
“ah kau ini, selalu saja berlebihan padaku”
“benarkah? Tapi aku tidak berlebihan, ini memang enak”
Mereka makan bersama.

***

Besoknya,
Di perusahaan.
“Robert” Gwen masuk ke ruangan Robert.
“panggil aku tuan”
“maaf tuan, tadi ada kabar kalau pemilik F1 mengundang anda untuk ikut mencoba sirkuit baru bersama para pembalap profesional”
“bagus, aku suka tantangan”
“tapi tuan..”
“apa lagi Gwen? Bilang aku pasti datang sore ini”
“ba..baik tuan” Gwen keluar dan menghubungi pemilik F1 itu, “iya pak, tuan Robert akan hadir”

***

Di rumah Jim,
Jane masih ingat pada Robert, saat ia bilang cemburu dan juga saat ia mencium Jane di lift.
Aku masih belum bisa melupakanmu Robert, tapi aku yakin aku pasti bisa.
Jim melihat Jane yang sedang melamun, “Jane, kamu baik-baik aja kan?”
“aku baik-baik aja ko Jim” Jane tersenyum.
“nih, aku bawain teh”
“makasih ya Jim”

***

Di sirkuit,
Banyak tamu undangan dan semuanya orang-orang hebat.
Robert datang.
“tuan Robert, selamat datang. Mari tuan, kita berkeliling”
Mereka pun masuk.
“bagaimana tuan?”
“lumayan, tapi kau harus mengambil sistem keamanan dariku agar sirkuit ini aman”
“tentu saja tuan, itu yang sangat aku harapkan”
Robert tersenyum, “kapan balapannya dimulai?”
“sekitar 15 menit lagi”

***

Di rumah Jim,
“Jane, sekarang ada balapan F1, percobaan sirkuit baru loh”
“uang dari mana kita bisa menontonnya? Untuk sampai disana dengan cepat kita harus naik pesawat”
“iya sih, tapikan ada tv”
“ya udah, kita cari beritanya” Jane menyalakan tv.
Saat tv menyala,
“pemirsa, untuk pertama kalinya tuan Robert sang bilyuner dari Stark Indstries mencoba untuk balapan bersama para profesional”
Saat melihat wajah Robert, Jane langsung pergi ke kamar.
“Jane?” Jim hawatir.

***

Di sirkuit,
Aku harus menang, aku pasti bisa mengatasi semuannya. Robert bersiap.
Lampu pun menyala dan semua mobil melaju kencang.
Gwen menontonnya dengan khawatir, Tuhan... tolong lindungi Robert.

***

Di kamar Jane,
Jane menangis, kenapa semakin aku berusaha malah semakin sulit buat lupain kamu? Kamu benar-benar orang yang paling menyebalkan di dunia, aku benci padamu Robert. Aku benci…

***

Saat lap ke 3,
“a…ah” dada Robert agak sakit.
Jam tangan Robert berbunyi, detak jantungnya tidak stabil.
Tiba-tiba mobil oleng.
“Robert” Gwen yang melihat itu pun panik.
Brak, kiiiikkkkk......
Mobil menabrak pembatas dan terus tersereh ke depan, api kecil mulai menyala dari mesin mobil.
“cepat panggil pemadam”
“baik nona”
Gwen langsung turun ke sirkuit.
Balapan pun dihentikan, semua panik.
Berita utama langsung disiarkan dimana-mana.
Mobil Robert akhirnya berhenti, pemadam datang dan memadamkan api yang keluar dari mobil.
Robert berhasil keluar meski mobilnya jungkir balik, ia hanya diam.
Gwen datang, “Robert” ia memeluknya, “Robert kamu terluka, kita ke Rumah Sakit ya?”
“tidak” Robert melepas pelukan Gwen.
“Robert?” Gwen khawatir.
“tinggalkan aku sendiri”
“ba..baik”
Keamanan diperketat, semua orang diamankan di tribun. Para wartawan pun dijaga ketat agar tidak masuk ke dalam sirkuit.
Robert sendirian di sirkuit, ia mendekati mobilnya yang rusak. Robert teringat kecelakaan yang menimpanya dan orang tuanya dulu, saat mobil masuk jurang. Darah dimana-mana dan oprasi pengangkatan jantung itu, Robert pun memegang kepalanya.
“Robert” Gwen khawatir, jangan-jangan traumanya kambuh.
Para penonton hanya diam melihat Robert.
Kenapa tadi aku tidak mati saja? Robert pun berdiri, ia melihat ke sekitar dan Gwen yang begitu panik. Gwen sangat menghawatirkanku, apakah Jane juga akan begitu? Robert berjalan.
“tuan Robert” para wartawan yang dijaga keamanan berusaha mendapatkan foto dan informasi dari Robert.
Robert menatap mereka, “lepaskan mereka”
“tapi.., baiklah tuan” keamanan pun membuka jalan.
Para wartawan langsung ribut, “tuan bagaimana keadaan anda?”
“tuan apa ada yang sakit?”
“tuan kenapa mobilnya bisa oleng?”
“tuan apa terjadi sesuatu pada anda? Apakah anda tidak serius menyetir?”
“tuan bagaimana perasaan anda setelah baru saja lolos dari maut?”

***

Di rumah Jim,
Jim yang masih menonton tv melihat liputan itu, ia kaget. Robert kecelakaan? Ya ampun, Jim terus menontonnya.

***

Di sirkuit,
Robert diam dan menatap semua wartawan, “sebenarnya aku berharap mati tadi” Robert pun meninggalkan mereka.
Ambulan datang untuk menjemput Robert.

***

“Ya Tuhan…” Jim kaget dengan kata-kata Robert, “Jane, Jane..” Jim berlari ke kamar Jane, “Jane, Robert kecelakaan”
Kecelakaan? Jane kaget, ia membuka pintu kamarnya.
“ayo Jane beritanya masih mulai”
“tapi..”
“Jane ayo lihat” Jim menarik tangan Jane.
Sayangnya berita itu sudah selesai.
“ini memang lebih baik, aku tidak usah melihatnya”
“Jane, Robert bilang kalau dia ingin mati tadi”
“aku tidak mau perduli lagi padanya” Jane kembali ke kamar.
Jim agak kecewa, tapi dia berusaha mengerti perasaan Jane.

***

Di Rumah sakit,
“Robert” Gwen khawatir.
“aku tidak apa-apa Gwen”
“aku tau kau tidak menginginkan aku, kau ingin perempuan itu kan?”
“diamlah”
“aku akan membantumu”
“Gwen” Robert menatapnya.
“dengar, aku tidak mau kau seperti ini. Kau benar-benar tidak peduli pada dirimu sendiri, banyak orang di dunia ini butuh kamu dan kamu adalah penyumbang terbesar untuk negara ini”
“maksudmu aku aset negara?”
“Robert..”
“sudahlah, aku mau pulang”
“tapi kamu harus rawat inap”

***

Di kamar Jane,
Jane menghawatirkan Robert, apa dia baik-baik saja? Tuhan... lindungilah Robert. Kenapa sulit sekali melupakannya? Haruskah aku peduli padanya? Tapi akhirnya Jane menelpon juga.
“hallo” Roger mengangkat telepon.
“Roger, ini aku Jane”
“nona Jane? Apa nona mau bicara dengan tuan Robert?”
“tidak-tidak, jangan beritau dia aku menelepon. Aku hanya ingin tau keadaannya, apa dia baik-baik saja? Ku dengar tadi dia kecelakaan”
“yah, lumayan. Jahitan di pipi dan sedikit memar di dadanya, kaki kiri tuan juga agak terkilir”
“ya ampun, separah itu kah? Tapi dia gak kolaps kan?”
“tenang saja, tuan sudah pulang kok dari Rumah Sakit”
“syukurlah, semoga dia cepat sembuh ya Roger. Tolong jangan beritau dia kalau aku menelpon, ok?”
“iya nona”
Jane mematikan teleponnya

***

Di rumah Robert,
Robert tertawa, ternyata telpon itu di loudspeaker olehnya. “Sudah ku duga, kau masih mencintaiku”
“tuan?”
“Roger” Robert tersenyum senang.
“tuan baik-baik saja?”
“iya Roger, aku sangat bahagia”
Apa? Bahagia? Bukannya dia baru saja terkena musibah? Roger merasa aneh.

***

Besoknya,
Jim mau berangkat kerja, “Jane aku pergi dulu ya”
“hati-hati Jim”
“iya, sampai jumpa nanti malam” Jim pergi.

***

Beberapa menit kemudian, ada yang mengetuk pintu.
“iya sebentar” saat Jane membuka pintu.
Robert yang membawa bunga tersenyum.
Jane kaget, “Robert?” ngapain kamu kesini?”
“Jane, aku mau minta maaf”
“aku udah maafin semua kesalahan kamu, lebih baik sekarang kamu pergi”
“Jane, kamu salah faham. Percayalah, aku cinta padamu. Aku mohon kembalilah, jadilah istriku. Aku janji akan membahagiakanmu” Robert memberikan bunganya pada Jane.
Jane mengambil bunga itu, “kau ingin jawaban?” ia melemparkan bunga itu ke muka Robert, “itu jawabanku”
“Jane?” Robert kaget, ia tak menyangka Jane akan melakukan itu.
Bruk,
Jane menutup pintunya dan menangis.
Air mata Robert menetes, “jika kau berubah pikiran, temuilah aku di rumah. Aku akan selalu menunggumu Jane, aku sangat mencintaimu” Robert pergi.
Jane jatuh terduduk di depan pintu, maafkan aku Robert. Tapi sekarang aku sadar kalau kita sangat berbeda, kau lebih pantas bersama Gwen. Aku bukan orang hebat sepertimu, aku bukan siapa-siapa yang bisa kau banggakan.
Robert pun masuk ke dalam mobil, ia minum lagi. Kenapa kau menolakku Jane? Apa kekuranganku? Aku punya segalanya di dunia ini, Robert menyalakan mobil dan pergi.

***

Di rumah Robert,
Gwen masuk, “Robert?”
“tuan tidak ada nona”
“tidak ada? Kemana dia?”
“tidak tau”
Gwen melihat obat di tempat sampah, “hey, bukankah itu obat Robert? Kenapa masih utuh?”
“tuan tidak pernah memakan obatnya setelah Jane pergi”
“Jane?” Gwen terdiam.
Robert datang.
“Robert, kamu dari mana?”
“itu tidak penting” Robert melempar bungannya yang rusak ke tempat sampah.
“kau baru saja ditolak Jane?”
“kau mau apa? Kenapa kau selalu menggangguku?”
“Robert, aku sayang padamu. Aku sadar kau tidak mencintaiku lagi, tapi biarkan aku jadi sahabatmu”
Robert tersenyum dan mau masuk lift.
“Robert, tunggu”
“apa lagi?”
“kau harus mandi, kau akan dapat penghargaan malam ini”
“apa aku boleh minum?”

***

Malam penghargaan pun tiba,
“baiklah penghargaan ini jatuh kepada tuan Robert, kepada tuan Robert silahkan naik ke atas panggung”
Semua berteput tangan.
Tapi Robert masih minum.
“Robert” Gwen memanggilnya, “kau harus kesana, Robert cepat”
“iya, aku tau Gwen”
“Robert” Gwen menariknya.
Robert pun naik ke atas panggung dan menerima penghargaan itu dengan sempoyongan.
“si..silahkan tuan” orang yang memberikan penghargaan itu kaget.
“ah, terima kasih semuanya. Bosan sekali setiap bulan harus mendapat penghargaan ini itu, tapi aku senang. Aku senang karena aku dapat melupakan seseorang, seseorang yang sangat tidak penting untuk diriku. Dan penghargaan ini aku persembahkan untuknya”
Acara itu disiarkan langsung di semua tv.
Robert menatap kamera tv yang close up. “kau lihat? tanpamu aku tetap bersinar” Robert pun bergaya.
“ya ampun, lagi-lagi pidatonya melenceng” Gwen yang pusing dengan tingkah Robert, memegang kepalanya.

***

Di rumah Jim,
Jane yang menonton itu sangat kesal, ia tau yang dimaksud Robert adalah dirinya. “jadi kau sudah melupakanku? Bagus Robert, itu yang aku harapkan. Karena aku pun akan segera melupakanmu”
Jim datang, “maaf Jane, aku terlambat. Tadi aku disuruh nganterin paket lagi”
Jane yang sedang kesal pun memaksakan diri untuk tersenyum, “gak apa-apa kok Jim”
“ada apa Jane?” Jim melihat ke arah tv, “hey itu Robert kan?” Jim tersenyum pada Jane.
“jangan bahas dia, aku benci padanya” Jane langsung masuk ke kamar.
Jim diam, apa aku salah bicara? Lalu kenapa Jane menonton acara ini? Jim mengganti chanel, ternyata semuanya acara itu. Ia pun mematikan tv-nya.

***

Di rumah Robert,
Robert membuang penghargaan itu ke tempat sampah.
“Robert apa yang kau lakukan?”
“aku hanya menurutimu untuk mengambil penghargaan bodoh ini”
“Robert, maksudku apa yang kau bicarakan di panggung tadi? Kau tau kan, acara ini disiarkan di seluruh chanel tv”
“aku tidak perduli”
“Robert, kamu jangan begitu”
“sudahlah Gwen, tinggalkan aku. Aku ingin tidur”
“baiklah”
“selamat malam”
Bruk,
Robert menutup pintu kamar.
“selamat malam tuan, semoga mimpi indah”
“kau harus disingkirkan Roger”
Roger kaget, “tuan?” sistem Roger pun mati sehingga Roger tidak bisa melihat situasi di kamar Robert.
Maafkan aku Roger, aku sadar semuanya sudah berakhir. Sejak dia menolakku, aku tidak punya semangat lagi.

***

Saat Gwen mau keluar.
“nona”
“Roger, ada apa?”
“tuan Robert membuat aku tidak bisa mengakses kamarnya”
“apa?” Gwen langsung kembali ke kamar Robert, “Robert buka pintunya, Robert” ya Tuhan... apa-apaan dia, “Robert buka pintunya, kau tidak boleh seperti ini. Robert”
“bagaimana ini nona?”
“aku harus menemui Jane” Gwen pergi.
“tuan, kenapa tuan jadi seperti ini?” Roger sedih.

***

Di kamar Robert,
Air mata Robert menetes, ia tetap minum walau dadanya mulai sakit. “a..ah” Robert sesak.
Preng,
Gelas yang Robert pegang jatuh.

***

Di dalam mobil,
Gwen mencari alamat Jim, dimana dia? Apa itu rumahnya? Gwen turun dan langsung mengetuk pintu. “permisi”
Jim yang mendengar itu pun membuka pintu, “nona Gwen?”
“apa boleh aku bertemu Jane?”
“eu..” Jim bingung.
“siapa Jim?” Jane yang mendengar ada tamu, berjalan keluar. Saat melihat Gwen, Jane langsung kesal. “mau apa kau kesini?”
“Jane, aku mohon ikut aku ke rumah Robert, dia butuh kamu sekarang juga”
“apa aku tidak salah dengar? Bukankah kau tidak suka melihatku bersama Robert, lagi pula ia lebih memilihmu dari pada aku”
“Jane aku hanya sekretarisnya, jadi wajar jika aku selalu ada di dekat Robert kemana pun ia pergi. Tapi hubungan kami hanya sebatas pekerjaan”
“tapi kau masih mencintainya kan?”
“iya, dulu itu memang benar. Tapi sekarang kami tidak ada hubungan apa-apa”
“pergilah Gwen, kedatanganmu kesini hanya membuat perasaanku sakit. Aku benci dia, aku ingin melupakan semuanya”
“Jane, jangan begitu” Jim melihat ke arah Jane.
“jangan ikut campur Jim”
“maaf” Jim diam.
“baiklah, kalau begitu aku permisi” Gwen pergi dengan sedih.
Jim khawatir melihatnya, “tunggu nona, aku akan ikut denganmu”
Mereka pun pergi meninggalkan Jane di rumah Jim.

***

Gwen masuk ke mobil, “ayo masuk”
“terima kasih nona” Jim masuk.
Gwen sangat bingung, ia memikirkan Robert.
“nona Gwen?”
“panggil saja aku Gwen”
“baik, apa yang terjadi pada Robert sebenarnya?”
“Robert terlihat tidak bersemangat akhir-akhir ini, aku hawatir dia akan melakukan hal nekad. Aku kenal Robert, aku tau betapa playboynya dia. Bahkan saat kami pacaran, aku sering memergokinya bersama wanita lain. Tapi saat melihatnya bersama Jane, Robert begitu berbeda. Aku rasa Robert benar-benar mencintainya”
“ini memang sulit Gwen, aku tau Jane sangat mencintai Robert. Tapi sekarang Jane selalu menepisnya, padahal itulah yang membuat ia menderita”
“bagaimana cara meyakinkan Jane bahwa Robert benar-benar mencintainya?”
“itu agak sulit Gwen, jika aku bicara. Pasti Jane akan marah”
“sebenarnya yang paling aku takutkan adalah keadaan Robert, semenjak Jane pergi. Robert tidak pernah menyentuh obatnya, bahkan kemarin aku melihat obat Robert di tempat sampah” Gwen menangis.
“Gwen” Jim khawatir.
“aku memang sangat menyayangi dia, bagaimana pun Robert. Aku tidak mau dia sedih, awalnya aku memang ingin mendapatkan hati Robert kembali. Tapi sekarang aku sadar, Robert hanya mencintai Jane”
Jim terdiam, cewek ini berani mengorbankan perasaannya untuk orang yang dia cintai. Kenapa aku tidak?
“Jim, kenapa kau diam? Kau pasti berpikir aku jahat kan?”
“tidak Gwen, aku hanya kagum padamu. Kau begitu hebat, bisa mengorbankan hatimu”
“kau itu bicara apa?” Gwen tersenyum.
“sebenarnya aku juga mencintai Jane”
Gwen kaget.
“kami berteman sejak kecil, semenjak itu pula aku menyukainya. Tapi Jane hanya menganggapku kakak yang selalu melindunginya”
“kau ternyata hebat, kau bisa memendam perasaan selama itu. Ternyata nasib kita sekarang sama ya”
Mereka pun tersenyum.

***

“kita sudah sampai”
Mereka masuk ke rumah Robert.
“selamat sore nona Gwen, tuan Jim”
“hey Roger” Jim tersenyum.
“Roger, apa Robert sudah keluar?”
“belum nona, tapi tadi ada suara gelas pecah”
“benarkah?”
Mereka pun masuk lift.
“tolong antar kami ke kamar Robert”
“baik nona”
Mereka sampai, pintu lift terbuka.
“Robert kau di dalam? Buka pintunya, aku membawa Jim kemari” Gwen mengetuk pintu kamar Robert.
“Robert, ini aku Jim” Jim mengetuk-ngetuk, lalu ia menatap Gwen. “tunggu Gwen kenapa kita tidak minta Roger melihat ke dalam dan membuka pintu?”
“Robert menyabotase Roger”
“maksudmu sistem Roger tidak bisa masuk ke kamar Robert?”
Gwen mengangguk.
Jim kesal, “hey Robek, buka pintunya. Kau itu lemah sekali, bukankah kau seorang playboy? Kenapa gara-gara satu wanita saja kau jadi seperti ini? Robek buka pintunya”
“kau memanggilnya Robek?” Gwen kaget.
“maaf, kami memang suka adu mulut. Tapi kami tidak saling membenci kok” Jim tersenyum polos. “Robek, ayo buka atau aku akan mendobrak pintu mahal ini”
“Jim aku jadi khawatir, tidak terdengar apa pun dari dalam”
“baiklah, hey Robek bersiaplah karena pintu ini akan segera rusak”
Dak,
“aw” Jim merasa sakit.
“maaf Jim, aku lupa. Pintu ini sangat tebal”
“ya ampun, kenapa kau tidak memberitau ku dari tadi sih?”
“maaf Jim” Gwen tersenyum.
“ya sudah, kita bongkar saja gagangnya. Roger ambilkan alat-alat”
“baik”
Akhirnya Jim membongkar pintu, “selesai” Jim tersenyum.
Pintu terbuka.
“Robert?!” Gwen kaget dan berlari mendekati Robert yang tergeletak di lantai, “Robert bangun Robert, Robert”
“Robek?” Jim kaget dan mendekat, ia memeriksa nafas Robert. Wajah Jim mulai panik, ia memeriksa denyut nadi Robert. “Gwen, cepat panggil ambulan”
“baik”
Jim mengambil bantal dan memeriksa detak jantung Robert, “sial” Jim membuka baju luar Robert, ia menekan-nekan dada Robert agar jantungnya berdetak. “apa-apaan kau Robert? Ayo bangun, kau tidak boleh menyerah sekarang. Ayo bertahan”
Tapi Robert tetap tidak bergerak dan ia begitu pucat, namun terlihat jelas jika Robert sempat menangis.
“Robert!” Jim teriak.

***

Robert pun dibawa ke Rumah Sakit dengan ambulan.
Di Rumah Sakit,
“Gwen kamu harus tenang, ok? Aku akan pulang sekarang, aku harus mengabari Jane”
“berjanjilah kau akan kembali Jim”
“aku? Eh.. tentu, aku akan menemanimu. Aku janji” Jim pergi.

***

Di ruang tindakan,
“bagaimana tekanan darahnya?”
“terus menurun dokter”
“dokter pasien tidak bernafas, dia juga tidak bereaksi terhadap oksigen”
“beri selang pada mulutnya”
“dokter jantungnya semakin lemah”
Dokter pun memakai alat pacu jantung, ayo tuan. Kau pasti bisa melewatinya.
Dak,
Dada Robert mengangkat.
“dokter, tidak ada feedback”
“tambah dayanya”
Dak,
Tapi jantung Robert semakin lemah.

***

Di rumah Jim,
Jim berlari ke pintu, “Jane buka pintunya, Jane”
Jane membuka pintu, “Jim, ada apa kamu lari-lari? Apa kamu dikejar anjing?”
“Jane ayo kita ke Rumah Sakit”
“Rumah Sakit? Untuk apa?”
“Robert sakit, dia pingsan”
“tidak Jim, untuk apa aku kesana? Robert sudah melupakanku, dia mengatakan itu di malam penghargaan. Lagi pula ada Gwen disana, Robert pasti lebih membutuhkannya dari pada aku”
“hey Jane, kau itu kenapa? Apa kau tidak mengerti? Robert sedang memperjuangkan hidupnya sekarang”
“kamu yang kenapa? Kita ini teman Jim, kenapa kamu lebih membelanya dari pada aku? Aku sakit hati karena dia”
“kamu egois Jane” Jim pergi.
Jane diam, ia menangis dan menutup pintu.

***

Jim kembali ke Rumah Sakit.
Di ruang tindakan,
“dokter”
Semua terdiam, alat deteksi jantung menunjukan jantung Robert sudah tidak berdetak.
Dokter menunduk, aku gagal menyelamatkannya.
“otaknya masih aktif dok”
“benarkah?”
“iya dok, dia benar”
Dokter tersenyum, kau memang jenius tuan.

***

Di ruang tunggu,
Jim duduk disamping Gwen, “Gwen, bagaimana keadaan Robert? Kenapa kau menangis?”
“Robert koma, saat ini ia bertahan dengan alat penunjang hidup. Semua organ tubuh Robert sudah tidak aktif, kecuali otaknya”

***

Besoknya berita pun ramai, Robert sang bilyuner terbaring koma di Rumah Sakit dan bertahan karena alat penunjang hidup.
Jim masih di Rumah Sakit, ia tidak bisa meninggalkan Gwen sendirian.
Apa lagi di luar begitu banyak wartawan yang ingin meliput berita tentang Robert, keamanan pun berjaga dimana-mana.
Jim menelpon Jane.
“halo”
“Robert koma Jane, dia bertahan dengan alat penunjang hidup. Itu juga karena otaknya masih aktif”
“dia jenius, Robert pasti akan baik-baik saja”
“kau salah Jane, keaktifan otak Robert terus menurun secara drastis” Jim mematikan telponnya dan sedikit kesal.
“bagaimana Jim? Apa Jane mau datang kesini?
“tidak Gwen, Jane benar-benar tidak peduli pada Robert”

***

Dokter keluar,
“dokter, bagaimana keadaan Robert?”
“keaktifan otaknya terus menurun, jika begini terus kami khawatir”
khawatir?”
“kami khawatir, tuan Robert hanya bisa bertahan sampai besok”
“maksud dokter, Robert akan meninggal?”
“maafkan kami, tapi kami sudah berusaha memberikan yang terbaik sebisa kami. Permisi”
Gwen diam dan menangis.
“Gwen, sudah Gwen. Kamu harus kuat, kamu harus sabar. Lebih baik kita berdoa untuk Robert, agar Tuhan memberikan yang terbaik untuknya” Jim memeluk Gwen.
Gwen pun mengangguk.

***

Malamnya,
Gwen berdo’a, “Tuhan... tolong jangan ambil Robert. Aku mohon, biarkan Robert mendapatkan kebahagiaan. Aku sangat menyayanginya Tuhan... tolong sembuhkan Robert”
Jim mengintipnya, aku tau apa yang harus aku lakukan. Jim pergi ke ruang dokter. “dokter”
“tuan Jim, ada apa?”
“aku ingin menanyakan masalah Robert”
“silahkan” dokter mempersilahkan Jim untuk duduk.
“jika jantung Robert berdetak tanpa alat, apa dia akan hidup?”
“tentu tuan, apa lagi jika ada donor yang cocok untuk jantungnya”
“baiklah, aku akan mendonorkan jantungku untuk Robert”
“maaf tuan, hal seperti itu hanya bisa kami lakukan jika pendonor meninggal. Kami tidak bisa mengambil organ sembarangan, karena itu dilindungi undang-undang kedokteran”
“tapi dok”
“sebenarnya yang jadi masalah adalah struktur jantung yang berada di tubuh tuan Robert, itu adalah jantung pertama yang membuat saya kebingungan sebagai ahli jantung dan jujur saja kami tidak bisa berbuat apa-apa. Itu terlalu rumit untuk kami, tuan Robert memang sangat jenius”
“baiklah dok, kalau begitu saya permisi. Terima kasih banyak” Jim keluar dengan kecewa.
Gwen melihat Jim yang keluar dari ruang dokter, “Jim, kamu dari ruangan dokter?”
Jim mengangguk.
“bagaimana katanya?” Gwen hawatir karena Jim hanya diam, “Jim?”
“Robert gak punya harapan lagi Gwen”
Gwen duduk dan menatap Jim, “jadi besok dokter akan mencabut alat penunjang hidup dari tubuh Robert? Kenapa dia harus pergi begitu cepat?”
“Gwen..” Jim duduk dan berusaha menenangkannya, “di dalam sana pasti Robert sedang berjuang”

Pagi itu,
Berita semakin banyak, alat penunjang hidup Robert akan dilepas hari ini dan itu berarti Robert akan meninggal.

Di Rumah Sakit,
“Gwen aku harus menemui Jane”
“iya Jim, semoga Jane mau datang kesini. Setidaknya di hari terakhir Robert, ia bisa mendengar suara Jane”
Tapi di luar begitu ramai, Jim akan sulit untuk keluar.
“bagaimana ini?” Jim bingung.
“kita harus minta bantuan orang dalam”

***

Kabar tentang Robert pun sampai ke telingan Jane, hari ini alat penunjang hidup Robert dilepas? Itu berarti, Jane pergi.

***

Akhirnya Jim dibantu oleh seorang suster, ia mengantar Jim pulang lewat pintu belakang.
Mereka sampai di rumah Jim.
“terima kasih sus” Jim keluar dari mobil dan masuk ke rumah, “Jane Jane kau di dalam? Jane kau harus ke Rumah Sakit sekarang, keaktifan otak Robert tinggal 20%. Dokter akan melepas alat penunjang hidupnya Jane, aku mohon temuilah dia. Karena mungkin kau tidak akan bertemu dengannya lagi, Jane?” Jim membuka pintu kamar Jane.
Tapi Jane tidak ada disana.
“Jane?” Jim pun kembali masuk mobil.
Suster bingung melihatnya, “kau baik-baik saja tuan?”
“Jane sudah pergi”
“maksud tuan, dia kabur?”
“Jane sekarang marah padaku”
Mereka pun kembali ke Rumah Sakit.

***

Di ruang tunggu,
“Jim” Gwen melihat Jim.
“Jane gak ada di rumah” Jim sedih.
“dia ada di dalam”
“benarkah?”
Gwen mengangguk dan Jim mengintipnya.

***

“Robert” Jane memegang tangan Robert, “maafkan aku Robert, sebenarnya aku masih mencintaimu. Seandainya waktu bisa diputar, pasti aku akan menerimamu saat itu. Aku tidak akan melempar bunga ke wajahmu, aku menyesal Robert. Sungguh, maafkan aku” Jane menangis dan memeluknya.
Melihat itu Jim ikut sedih, “aku gak nyangka kisah cinta mereka akan berakhir seperti ini”
“Jim, dokter bilang sekarang Robert sekarat” air mata Gwen menetes, “semenjak orang tuanya meninggal, Robert tidak pernah merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Dan semenjak ada Jane, dia merasakan itu. Tapi sayangnya takdir berkata lain”
“Gwen, seandainya aku bisa mendonorkan jantungku untuk Robert. Tapi sayangnya dokter menolak ku”
“tidak Jim, kau tidak boleh mengorbankan dirimu sampai seperti itu. Mungkin ini yang terbaik, lagi pula kasihan Robert. Jika kita terus memasang alat itu, sama saja dengan menyiksanya kan? Siapa tau Robert sudah ingin pergi” Gwen menunduk.

***

Di dalam,
“J..Jane…” Robert membuka matanya perlahan.
“Robert? Kamu udah sadar?” Jane begitu senang.
“a..a..ku..” suara Robert begitu pelan.
“Robert kamu harus bertahan” Jane mengelusnya.
“aku… men..cintaimu..” mata Robert tertutup.
“iya aku tau, aku juga mencintaimu Robert. Aku sangat mencintaimu” Jane menangis.
Tapi, Robert tidak bergerak lagi.
“Robert?” Jane kaget, “Robert bangun Robert” Jane panik, “Robert!”
Jim dan Gwen mendengar itu, mereka masuk disusul dengan dokter.
“Jane ada apa?”
“tadi Robert sadar Jim, tapi sekarang dia gak bergerak lagi. Aku gak ngerti”
Dokter pun memeriksanya, “tidak ada harapan lagi, kami akan melepas alat penunjang hidupnya sekarang”
“enggak dokter, kalau kau melakukan itu. Robert akan meninggal” Jane marah pada dokter.
“nona, tuan Robert memang sudah tidak bisa bertahan lagi. Sekarang keaktifan otaknya tinggal 15%, mungkin sebentar lagi nol. Kami sudah berusaha sebisa kami, tapi inilah hasilnya. Tolong nona mengerti”
“enggak dok” Jane berdiri.
“Jane” Jim yang khawatir mendekat dan memegangi Jane, “sudahlah Jane, relakan dia”
“lepaskan aku Jim” Jane menatap dokter, “aku pacarnya dan aku berhak menentukan alat itu dilepas atau tidak”
“baiklah nona, begini saja” dokter melihat jam tangannya, sekarang jam empat. “saya akan memberi waktu sampai jam 6 sore, setelah itu kami terpaksa harus melepas semuanya”
“baik dok” Jane kembali duduk, ia melihat bekas jahitan di pipi Robert. “kau berantakan sekali, sekarang kamu juga agak kurus. Kenapa orang hebat bisa seperti ini?” Jane tersenyum tapi menangis, ia berusaha tegar.
“Jane aku tau” melihat jam tangan dokter, Jim tersadar. “jam tangan Robert”
“jam tangan?” Jane kaget.
“iya, saat aku mangantar pizza ke rumah Robert. Dia sedang men-charger jantungnya melewati jam tangan itu”
“charger jantung dengan jam tangan?” Gwen juga kaget.
“iya, selama ini tidak ada orang yang tau rahasia itu kecuali aku dan Robert. Ia memintaku untuk merahasiakannya”
“kalau begitu, kita ke rumah Robert sekarang” Gwen mengajak Jim.

***

Jane tetap disana bersama Robert, Apa mereka akan tepat waktu? Sekarang sudah setengah 5 sore, sedangkan men-charger tidak cukup 1 jam.
“Robert aku mohon, jangan tinggalkan aku. Kau boleh menbenciku, kau boleh memakiku. Tapi aku mohon, tetaplah hidup” Jane mengelus Robert.
Keakifan otak Robert sudah tinggal 10% lagi.

***

Di rumah Robert,
“Jim kau menemukannya?”
“belum Gwen”
“aku sudah mencari di sekitar sini, tapi tidak ada”
Mereka hampir putus asa.
Apakah dalam waktu singkat kami bisa menemukan jam tangan dalam gedung besar berlantai 10?
“tuan nona”
“iya Roger”
“coba kalian mencarinya di kamar tuan Robert, karena waktu itu aku pernah melihat tuan melempar sebuah kotak”
“terima kasih Roger”
Mereka langsung kesana dan mencarinya.
Jim menemukan sebuah kotak yang dimaksud Roger, tapi ternyata itu berisi sebuah cincin.
“Jim kau menemukannya?”
“belum”
“aku baru menemukan chargernya, tapi jamnya dimana?”
“aku juga tidak tau, ah” Jim menginjak botol, ia jatuh dan melihat jam tangan Robert berada di bawah ranjang. “aku menemukannya Gwen”
“bagus”

***

Di Rumah Sakit,
Jane terus memegang tangan Robert, di satu sisi dia sudah pasrah tapi di sisi lain Jane ingin Robert tetap hidup.
Keaktifan otak Robert tinggal 5%.
“Jane” Jim masuk.
“Jim, Gwen bagaimana?”
“kami menemukannya”
“tapi sekarang sudah setengah enam, jantung Robert tidak akan terisi”
“jangan menyerah seperti itu Jane” Jim memasangkan jam itu ke tangan Robert dan juga memasangkan chargernya, “sial, kenapa jamnya tidak mau menyala? Jangan-jangan rusak”
“ayo Jim berusahalah” Gwen ikut panik.
“berhasil, batrainya mulai masuk” Jim tersenyum dan ia begitu senang.
Dokter datang, “maaf nona, ini sudah jam 6 tepat. Kami harus melakukannya sekarang”
“tapi dok” Jane sedih, “baiklah aku mengerti” Jane menunduk.
Jim dan Gwen hanya bisa diam menerima kenyataan kalau alat penunjang hidup akan dilepas dari tubuh Robert. Mereka semua pasrah, Jane hanya bisa diam melihat suster mencabut alat itu satu per satu dari tubuh Robert.
Jika ini yang terbaik, aku ikhlas Robert. Yang penting kau sudah tau bahwa aku sangat mncintaimu, air mata Jane menetes.
Jim menatap Robert, aku tidak menyangka orang seperti mu akan berakhir seperti ini.
Gwen menangis, semoga kau tenang Robert.
Semua alat sudah dicabut, para suster pun membawa alat-alat itu keluar.
Gwen langsung memeluk Jim dan menangis.
“sudah Gwen, sudah” Jim mengelusnya.
“Robert” Jane pun menangis dan memeluk tubuh Robert yang sudah tidak dipasang alat.
Tapi Jim melihat sedikit gerakan di jari Robert, “lihat, jari tangan Robert bergerak-gerak”
Jane melepas pelukannya dan memegang tangan Robert.
Dokter yang masih disana kaget dan memeriksa Robert.
Mata Robert terbuka perlahan.
“Ro...Robert?” Jane kaget.
Semua masih remang-remang dan saat mata Robert semakin jelas, Jane ada disampingnya. “J..Jane, apa yang terjadi?” ia bingung, “kenapa disini dingin sekali?”
Jane tersenyum dan langsung menciumnya.
Robert kaget dan terdiam.
Gwen tersenyum melihat itu.
“kalau begitu saya permisi” dokter ikut senang.
“terima kasih dokter” Jim tersenyum.
“aku senang kau siuman lagi” Jane memeluknya.
“aku juga senang, tapi kau membuatku malu di depan mereka”
“kau malu karena aku menciummu? Aneh sekali, kau kan seorang playboy. Masa begitu saja malu” Jane mengejeknya.
“hey, aku baru siuman tapi kau sudah meledekku seperti itu. Tega sekali” Robert mencium kening Jane yang masih memeluknya.
Gwen mendekat, “selamat datang kembali tuan, aku rasa ini saatnya aku mengundurkan diri”
“Gwen, kenapa?” Robert kaget.
“tidak Gwen, kau sekretaris yang hebat. Robert akan membutuhkanmu, iya kan?” Jane menatap Robert.
“Jane, kenapa hatimu tiba-tiba seperti malaikat?”
“emh.. kau itu memuji atau mengejek?”
Robert yang masih terlihat lemas pun tersenyum.
“o iya Robert, ini milikmu kan? Aku rasa kau membutuhkannya sekarang” Jim memberikan kotak cincin Robert.
“ah Jim, kau begitu baik padaku” Robert mau bangun.
“Robert, jangan”
“aku gak apa-apa kok Jane, aw” charger tertarik oleh Robert. “hey pantas saja aku masih hidup, ternyata jam ini menempel pada chargernya”
“maafkan aku Robert, tapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi”
“tidak apa-apa Jim, kau pahlawannya hari ini” Robert tersenyum, lalu ia menatap Jane dan membuka kotak itu, “Jane, maukah kau menikah denganku?”
Jane tersenyum, ia mengangguk. “tentu saja aku mau Robert”
Robert tersenyum dan memasangkan cincin itu ke jari manis Jane.
Mereka berpelukan.
“o iya, Jim. Lebih baik kau keluar dari kedai pizza itu, bekerjalah bersamaku. Hidupmu pasti akan lebih baik” Robert tersenyum dengan kesombongannya.
“si sombong ini benar Jim, dengan begitu kau bisa lapor padaku jika dia macam-macam”
“o ya? Kalau begitu aku akan menyuap Jim agar dia tutup mulut”
“coba saja kalau bisa, Jim itu kan kakakku”
“Kalau begitu dia kakak iparku”
“maaf Robert, tapi kau lebih tua dariku”
“hey, kakak iparku sombong sekali”
“yang sombong itu kau Robert”
“baiklah aku menyerah, kalian menang dan aku kalah”

***

Besoknya,
Robert keluar dari Rumah Sakit.
“ayo pelan-pelan” Jane membantu Robert duduk di kursi roda.
“Jane, aku kan bisa jalan”
“iya, tapi kamu masih lemes. Ingat, kata dokter kamu harus istirahat total. Dan aku akan mengawasimu jika kau macam-macam”
“baik-baik, aku akan menuruti semua perintahmu”
“nah begitu dong” Jane mendorong kursi roda Robert.
Gwen dan Jim sudah menunggu mereka diluar.
“hey kalian berduaan terus, aku jadi curiga” Robert menatap mereka.
“apa kau cemburu?” Jane menatapnya.
“eh? Tentu saja tidak, aku kan sudah punya kau. Cukup kau saja” tersenyum.
“semoga itu benar”
“Jane, apa kau tidak percaya padaku?” Robert takut.
Jane tersenyum, “ya sudah, ayo pulang”
Saat mereka keluar, semua wartawan sudah ramai disana.
Robert berdiri dan para keamanan pun menjaga jalan mereka.
“tuan Robert” semua berteriak dan mengambil foto.
Robert hanya tersenyum dan mengangkat tangan kanannya, lalu peace.
Mereka masuk mobil dan mobil langsung berangkat.

***

Sesampainya di rumah,
“akhirnya aku kembali juga”
“tuan Robert?”
“hey Roger, maafkan aku. Aku akan membuatmu seperti semula lagi”
“terima kasih tuan”
“Robert kamu harus banyak istirahat” Jane menatapnya.
“istirahat? Aku tidak butuh istirahat” Robert berdiri, “aku ini orang sibuk Jane, kau harus terbiasa” Robert menatap Gwen, “Gwen apa hari ini aku ada jadwal?”
“ada tuan, menghadiri penghargaan bulan ini”
“again?”
“iya dan undangan makan malam dengan para kolegamu dan..”
“cukup-cukup, reject yang tidak penting dan aku hanya akan menghadiri penghargaan itu. Tolong siapkan gedung, aku ingin mengadakan konvensi pers”
“baik”
“o iya Jim, ganti bajumu karena kita akan ada acara” Robert memberikan kartu kreditnya.
“a..aaku?”
“cepat asisten, ini perintah”
“baik tuan” Jim pergi.
“kau tidak ingin berbelanja dengannya?” Robert tersenyum pada Jane.
“aku disini saja” Jane duduk.
“Jane, kau tau. Aku jadi memikirkan sesuatu sekarang” Robert duduk disampingnya.
“apa?”
“sepertinya Jim dan Gwen itu cocok ya”
“maksudmu, mereka pantas menjadi pasangan?”
“iya, bagaimana kalau kita jodohkan saja mereka? Kau sependapat denganku kan?”
“ya, ok lah. Pasti mereka akan jadi pasangan yang bagus”
“tapi kita yang paling bagus dari yang terbagus” Robert merangkul Jane ke ruang makan.
“mau apa kita kesini?”
“aku lapar Jane, buatkan sesuatu ya”
“ah kau ini, baiklah”
“istri yang baik adalah istri yang bisa masak”
“iya, tapi suami yang baik itu suami yang tidak seenaknya”
“eh? Apa aku begitu?” Robert memperlihatkan wajah yang tak berdosa.
“dasar muka tua”
“eh kau meledekku lagi?”
“emangnya kenapa?” Jane tertawa.
“awas ya” Robert tersenyum dan duduk.
Jane menyiapkan makanan dan duduk disampingnya, “jangan pikirkan hal itu, aku hanya bercanda
Robert memegang tangan Jane, “kau adalah kebahagiaanku, terima kasih Jane”
Jane tersenyum dan mengelusnya.

***

Konversi pers pun segera dimulai.
Gwen masih mengurus Robert.
“Gwen, apa aku bisa melewati semua ini?”
“tentu saja tuan, lagi pula kau tidak sendiriankan?”
“kau benar” Robert tersenyum, “aku punya kau, Jim dan Jane”

***

Konvensi pun dimulai,
Semua wartawan hadir untuk bertanya dan mendapat foto Robert.
“baiklah, aku sudah berhasil membangun perusahaan terbesar di dunia. Jadi mulai saat ini, kantor baruku siap dibuka”
Semua bertepuk tangan dan mengambil fotonya.
“maaf tuan” salah satu wartawan bertanya.
“ya, bicaralah”
“apa benar ini kantor pusat dari cabang Stark Industries yang ada di seluruh dunia?”
“ya tentu saja, apa kau ragu?” Robert tersenyum. “selanjutnya” Robert menunjuk seorang wartawan yang ingin bertanya juga.
Jane terus melihat Robert dari belakang, ia hanya diam memandanginya. Robert terlihat sibuk.
Jika dilihat, siapakah sosok Robert sebenarnya? Terkadang ia begitu angkuh, susah diatur dan berwibawa. Tapi terkadang dia penakut, cuek dan konyol. Ya, tidak semua orang tau bagaimana Robert sebenarnya. Hanya 4 hal yang dunia tau, jenius bilyuner playboy dan dermawan.
Tapi siapa yang menyangka bahwa aku Jane Asher, mantan pengantar pizza berhasil menakhlukan orang seperti dia.
“baiklah” Robert berdiri, “aku juga ingin mengumumkan sesuatu yang penting, seperti yang kalian tau aku baru keluar dari Rumah Sakit. Mimpi buruk selama tiga hari dan hampir mati” (wartawan tertawa) “dalam proyek baruku aku juga mempunyai karyawan baru yang akan membantuku dalam mengerjakannya. Keluarlah Jim”
Jim keluar dengan jas lengkap seperti Robert.
mulai sekarang, dia adalah asistenku” Robert tersenyum.
Jane tersenyum melihat itu, “Jim benar-benar berbeda ya Gwen”
“iya”
Ahirnya konfensi pers berjalan lancar dan menjadi topik di semua majalah bisnis seluruh dunia.

***

Beberapa hari kemudian,
“Robert aku berterima kasih padamu, mungkin hidupku akan berubah mulai sekarang”
“tak masalah Jim, kau orang baik dan kau berhak mendapatkannya”
“karena kau sudah merubahku, aku juga akan melakukan hal yang sama”
“maksudmu?” Robert kaget, ia diam dan tidak mengerti yang diucapkan Jim.
Jim membawa sebuah krim pencukur dan alatnya.
“ah?”
Jim tersenyum dan mencukur kumis Robert, “kau sadar tidak? Inilah yang membuatmu terlihat tua”
“tidak masalah, orang sibuk memang cepat tua kan? Lagi pula para wanita tetap mengincarku”
“iya, aku tau. Di dunia ini siapa yang bisa mengencani wanita setiap detik? Tapi kau harus berubah sedikit”
“kau benar, aku kan akan menikahi Jane. Aw” dagu Robert kena alat cukur.
“maaf” Jim tersenyum, “ah.. akhirnya selesai juga, kau terlihat sedikit muda sekarang”
“sedikit? Aku ini memang masih muda Jim” Robert bercermin.
Gwen datang dengan terburu-buru, ”Robert kau dimana? Acaranya sudah mau mulai, Robert?” Gwen kaget.
“Gwen ada apa? Apa ada yang aneh? Apa aku tidak cocok berpenampilan seperti ini?”
Gwen tersenyum, “Jane, Jane cepat kemari”
“ada apa Gwen?” saat Jane melihat Robert, “Robert?” Jane tersenyum.
“apa kau suka dengan penampilan baruku? Jangan-jangan aku jelek, Jane jangan tersenyum begitu” untuk pertama kalinya Robert agak kurang percaya diri.
“tidak Robert, tidak. Aku suka penampilan barumu, kau sedikit bersinar sekarang”
“sedikit bersinar? Apa dulu aku parah sekali?” Robert berpikir, jika aku jelek kenapa banyak wanita bertekuk lutut padaku?
“sudah orang jenius, jangan berpikir terus” Jane mengelusnya.
“tapi kalau boleh jujur, wajahmu itu memang tipe orang tua ya”
“hey kau meledekku, ingat ya. Sekarang kau asistenku” Robert kesal pada Jim.
“iya-iya, maaf tuan” Jim semakin meledek.
“hey, wajahmu meledek ku hah?”
“sudah-sudah, kalian kan sudah akur. Jangan bertengkar lagi”
“ya ampun, waktunya tinggal 2 jam lagi Robert, ayo cepat”
Mereka pun bersiap.

***

Malam itu,
Robert mendapatkan penghargaan untuk ke ratusan kalinya dan tidak ada yang pernah bosan mendengar itu.
“terima kasih untuk semuanya, aku Robert Downey Jr. Berjanji akan membuat negara kita semakin maju”
Semua bertepuk tangan.
“karena kalian tau, hanya aku yang mempunyai limbah paling bersih dan bahan-bahanku semua murni alami juga ramah lingkungan”
“kau lihat Jim, dia sudah mulai sombong lagi” Jane yang duduk di meja tamu agak kesal.
“bukan Robert namanya kalau tidak begitu Jane, masih syukur dia gak melenceng pidatonya” Gwen tersenyum.
“em, teman-teman” Robert mulai serius.
Semua diam.
Robert… Jane jadi hawatir.
“kalian semua tau aku baru saja selamat dari maut dan..” Robert menatap Jane, “dan saat aku terbangun, aku menemukan seorang bidadari. Malaikat penyelamat ku, seorang bidadari cantik dan bidadari itu bernama Jane. Aku sangat mencintainya dan kami akan segera menikah setelah aku menyelesaikan proyek baruku”
Gwen dan Jim senang mendengar itu.
Semua memberi tepuk tangan dengan begitu meriah.
Robert turun dari panggung dan mendekat ke arah Jane, ia memegang tangan Jane. “aku sangat mencintaimu”
Jane tersenyum mendengar itu.
Para wartawan terus mengabadikan momen-momen itu.
“mereka so sweet ya Jim” Gwen tersenyum.
“iya, kita juga bisa seperti mereka”
“kita?”
“Gwen, sebenarnya aku menyukaimu. Kamu mau kan jadi pacarku?”
“Jim? Eh, aku…”
“aku mengerti, orang sepertiku seharusnya tidak berpikir untuk… untuk bisa menjadi pacar orang sepertimu. Kau terlalu hebat, aku mengerti”
“kau itu bicara apa Jim? Aku mau kok jadi pacarmu”
“apa?” Jim senang mendengar itu, “ini benerankan? Aku gak mimpikan?”
Gwen tersenyum, “kamu ini, memangnya kenapa?”

***

Besoknya,
Semua heboh, banyak majalah yang memberitakan tentang Robert dan Jane. Robert Downey Jr. melamar Jane di Rumah Sakit, setelah bangun dari koma Robert langsung melamar Jane, siapakah Jane? Robert Downey Jr. membawa tunangannya ke malam penghargaan.
Juga majalah yang membahas penampilan baru Robert, Robert Downey Jr. memcukur kumisnya demi pacar.

***

Di rumah,
“kau terkenal sayang” Robert tersenyum.
“Robert aku gak suka ini, aku tau mereka memberitakanku karena kamu. Tapi gak sedikit juga yang memberikan berita jelek tentang aku” Jane memberikan sebuah majalah pada Robert.
Robert membacanya, “Jane Asher hanya menginginkan harta Robert” Robert menatap Jane, “apa itu benar sayang?”
“jadi kamu percaya berita itu?”
“tentu saja tidak, mereka itu tidak tau kau. Kamu harus terbiasa Jane, wartawan itu selalu membuat berita picisan”
“tapi Robert..” Jane agak sedih, “ya sudahlah, aku akan mulai membiasakan diri”
Robert tidak tega melihat Jane, “baiklah aku akan mendatangi kantor majalah ini dan menutupnya”
“eeh, Robert jangan” Jane memegang tangan Robert, “jangan, biarkan saja”
Robert tersenyum padanya, “aku tidak perduli mereka bicara apa pun tentangmu, karena aku yang benar-benar mengenalmu. Bukan mereka”
Jane memeluknya, “maafkan aku”

***

Beberapa bulan kemudian,
Robert menikah dengan Jane.
Seluruh dunia ramai, akhirnya sang playboy mengakhiri masa lajangnya.
“Jim, Jane sangat cantik ya”
“Kau juga cantik sayang, eh.. si Robek juga keren tuh”
“Robert” Gwen membenarkan Jim.
“iya-iya, terserah kau” mereka pegangan tangan.
“o iya, kapan kau akan melamarku?”
“kau ingin kita menikah?”
“tentu saja, itu juga jika kau serius padaku”
“tentu saja sayang, lihat saja nanti. Aku akan segera melamarmu, tapi aku harus minta izin dulu sama si bos”
“maksudmu Robert? Untuk apa?”
“aku kan asistennya”
“kau benar, aku juga sekretarisnya. Selain dalam pekerjaan kita juga harus menjaga kesehatan Robert”

***

Berita pernikahan mereka pun dimuat di majalah seluruh dunia, Robert Downey Jr. menikahi Jane Asher. Jane bersiap untuk menjadi nyonya Downey.
“aku mencintaimu”
Jane tersenyum dan Robert menciumnya.

***

Di luar gedung,
Wartawan sudah menanti mereka, “tuan Robert” mereka begitu ramai. “tuan Robert kemana kalian akan berbulan madu?”
Seperti biasa Robert mengangkat tangan kanannya dan peace, ia terus merangkul Jane.
Mereka masuk mobil.
”sayang kau baik-baik saja?”
“iya Robert, aku tidak pernah sebahagia ini”
“baiklah, karena kau sekarang sudah menjadi nyonya Downey. Kau bisa mengakses apa pun yang aku miliki”
“Robert, aku tidak butuh itu. Aku tidak mengincar hartamu”
“Jane, bukan itu sayang. Kau kan sekarang sudah menjadi istriku, jadi apa yang menjadi miliku adalah milikmu juga dan sebaliknya. Kemarilah”
Jane bersandar ke Robert, “Robert, kamu gak sakit kan?”
“tidak, aku merasa sangat sehat hari ini”
“Robert, sebenarnya aku hawatir padamu. Kau selalu sibuk, harusnya kamu kan banyak istirahat”
“tenang saja, kan aku gak kerja sendiri”
“iya, aku tau. Jim dan Gwen pasti membantumu, tapi..”
“tenanglah Jane, semua akan baik-baik saja”
“semoga saja, aku yakin mereka akan terus mengawasimu terutama jika kau nakal, kau akan menerima balasannya saat kau pulang”
“menyeramkan sekali, apa kau akan menyewa bodyguard?”
“tidak perlu, kau pasti takut padaku”
“benarkah?”
“lihat saja nanti”

***

Di rumah,
“RobertJim mana ya? Gwen juga belum datang”
“mungkin mereka sedang pacaran”
“kau benar, mereka pasti lagi ada di tempat Romantis”
“nyonya dan tuan akan bulan madu kemana?” Roger penasaran.
“sepertinya tidak Roger, kau tau kan? Robert itu sangat sibuk”
“siapa bilang, aku sudah menyiapkan tiketnya. Kita akan ke Paris Prancis untuk hotel, ke Venezuela Itali untuk naik gondola dan ke London Inggris untuk menemui idolamu”
“Robert, tidak usah”
“kau fikir aku tidak ingin liburan? Aku juga manusia Jane, apa lagi kalau kitanya berduaan. Pasti sangat menyenangkan”
“huh, dasar”
Jim pun datang bersama Gwen.
“selamat malam pengantin baru, kalian belum tidur?” Jim membawa oleh-oleh.
“kami menunggu kalian untuk makan bersama, ayo ke ruang makan. Aku sudah menyiapkan makanan yang spesial untuk kita”
“asyik” Jim senang.
“hey, kau ini asik-asik. Dia istriku, tentu saja makanannya untukku”
“eh, kau ini pelit sekali”
“kau menantangku?”
“baik, kita lomba makan. Siapa yang paling banyak makan, dia yang menang”
“ok”
“e..eh, kalian jangan berantem terus donk”
“dia duluan Jane” Robert menunjuk Jim.
“apa? Kau sendiri yang tiba-tiba sewot”
“udah-udah, kalian ini seperti anak kecil saja”
Mereka ke ruang makan,
Robert dan Jim saling tatap dan mereka memakan makanan itu.
Lihat saja, aku tidak akan kalah darimu Jim Angkot, Robert menatap Jim.
Kau pikir kau segalanya? Lihat saja Robek, dalam urusan makan akulah pemenangnya.
Mereka terus makan tanpa henti, juga saling tatap.
“ohok” Robert tersedak.
“Robert” Jane mengambilkan air, “ayo minum, aku kan sudah bilang“ Jane terlihat agak marah.
“maaf Jane”
“ya sudah makan lagi, kau ini seperti anak kecil saja” Jane kesal.
Robert diam.
Jim dan Gwen bingung harus bagaimana.
Jane mengelus Robert, “maaf, aku hanya sedikit hawatir. Kejadian saat di Rumah Sakit sudah cukup bagiku, aku tidak mau itu terulang lagi”
aku juga minta maaf Jane
Jane memeluk Robert.
“seandainya jantungku bukan jantung buatan, kau tidak akan sekhawatir ini kan?”
“jangan pikirkan itu, aku begini karena aku sangat menyayangimu”

***

Besoknya,
Saat Jane bangun, ia kaget karena Robert sudah tidak ada di tempat tidur. “Robert, kamu dimana?”
“tuan ada di ruang kerjanya, nyonya”

***

Di ruang kerja,
Robert sedang menulis di sebuah kertas, ia mengingat semua pengalaman yang ia lalui bersama Jane. Dari pertama bertemu hingga sekarang, siapa sangka hidupnya akan seperti ini. Robert tersenyum.
“Robert kau di dalam?” Jane ada di depan pintu.
Ya ampun, itu Jane. Robert kaget dan ia bersembunyi bawah meja.
Jane masuk ke ruang kerja Robert, “Robert kamu nganpain disitu?”
“aku? Aku gak ngapa-ngapain kok”
“kamu ko kaya yang nyembunyiin sesuatu? Apa kamu lagi bikin rencana baru?”
“rencana?”
“iya, apa yang akan kau buat dalam waktu dekat ini?”
“ehm… anak mungkin” polos.
“Robert, aku serius”
“maaf, tapi aku juga serius” Robert tersenyum.
“ah kamu ini, ayo cepet keluar. Pasti belum sarapan kan?”
“perhatian banget sih?”
“oh gitu? kalau gak mau makan, ya udah”
e..eh, Jane Robert mengejarnya.

***

Di ruang makan,
“selamat pagi tuan”
“hey Gwen, mana Jim?”
“dia sedang belanja, o iya tuan. Kami sudah siapkan kebutuhan untuk resepsi nanti malam”
“bagus, buat semeriah mungkin”
“jangan terlalu mewah Robert, aku ingin yang sederhana saja”
“emh, ok. Catat itu Gwen, hanya makan malam dan pesta  dansa saja. Untuk yang lainnya, batalkan sajalah. Bagaimana Jane? Kamu setuju atau itu terlalu sederhana?”
“sudah Robert, itu juga terdengar mewah untukku”
“baguslah” Robert tersenyum.        

***

Malam itu,
Para tamu undangan terlihat seperti para orang penting dunia saja.
Jane yang bersiap, mengintip dari belakang. Ya ampun… sampai sekarang aku masih gerogi dengan semua teman Robert, mereka semua orang-orang hebat. Biasanya aku hanya bisa melihat mereka di tv, tapi sekarang mereka adalah tamuku.

***

Di akhir acara,
Robert menghilang.
“Gwen, Robert mana?” Jane kaget.
“aku gak tau Jane, coba tanya Jim”
“ya ampun, dia juga gak ada Gwen”
“gak ada? Kemana mereka?” Gwen juga kaget.
Tiba-tiba Robert dan Jim naik ke atas panggung.
“Jane, itu mereka” Gwen menunjuknya.
“mau apa mereka?” Jane semakin kaget.
“jangan-jangan mereka mau nyanyi” Gwen tersenyum.
Robert duduk di dekat piano dan Jim duduk di kursi sebelah Robert.
“lagu ini aku persembahkan untuk istriku, Jane” Robert tersenyum.
Jim bersiap karena mereka akan duet.
Robert memainkan pianonya.
Para tamu undangan menyambut mereka dengan meriah.
“ya ampunaku baru tau kalau Robert bisa bermain piano” Jane tersenyum.
Robert pun mulai bernyanyi,
Every breath you take and every move you make
Every bond you break, every step you take
I'll be watchin' you…
(Song by : Sting Ft Robert Downey Jr. – Every Breath You Take)

The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^


Tidak ada komentar:

Posting Komentar