Kamis, 13 Maret 2014

Dreams Tonight



Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre: Angts, Romance, Supranatural
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Di sebuah kamar,
“dengar, aku sudah berusaha” Robert menatap Gwen.
“berusaha? Berusaha apa? Semenjak kita menikah kau hanya memikirkan pekerjaanmu, pernahkah kau memikirkan perasaanku?” dengan kesal Gwen menatap Robert.
“Gwen, aku selalu memikirkan perasaanmu. Kau fikir aku tidak peduli padamu?”
“ok, sekarang aku tanya. Kapan terakhir kali kau mengajakku makan malam? Apakah kau ada di rumah untuk merayakan ulang tahunku? Pernahkah kau mengatakan aku mencintaimu semenjak kita menikah?”
“ok”, Robert menatap mata Gwen, ”aku mencintaimu”
“kau fikir semudah itu aku bisa memaafkanmu? Lebih baik aku tidur di kamar tamu saja”
“Gwen”
“apa?” Gwen menangis, “aku sudah tidak sanggup lagi untuk terus mengerti kamu”
Robert menunduk, “baik” ia diam.
Gwen pun keluar dari kamar.
Robert sedih, ia merasa kacau dan kesal dengan yang baru saja terjadi. Robert pun duduk di ranjang dan menahan semua emosinya.
Apa yang baru saja aku lakukan? Tapi harusnya Gwen mengerti, aku sudah berusaha untuk memberikan yang terbaik. Robert pun berbaring dan tidur.

***

Malam itu,
Hp Robert berdering, ia bangun dan memeriksa Hp-nya. Ternyata ada pesan meeting mendadak malam ini. Ia pun bergegas dan keluar kamar.
Saat Robert mau keluar, Gwen melihatnya.
“mau kemana kau?” Gwen masih kesal, “kau mau meninggalkan aku lagi? Silahkan”
“ini pekerjaanku Gwen” Robert pergi.
Di perjalanan,
Robert terus memikirkan pertengkarannya dengan Gwen, tanpa ia sadari, mobilnya melenceng ke arah lain dan dari arah tersebut ada Truk yang melaju kencang.
Robert kaget dan langsung membanting stir ke arah sebaliknya.
Dwar…
Di rumah,
Telepon berdering.
“hallo” Gwen mengangkat teleponnya.
“nyonya Downey?”
“benar, ada apa ya?”
“kami dari kepolisian, telah terjadi sesuatu pada suami nyonya”
“Robert? Ada apa dengan suami saya pak?”
“lebih baik nyonya datang saja ke Rumah Sakit”
“baik” Gwen menutup telponnya dan pergi.
Di rumah Sakit,
Robert terbangun dan agak bingung, “aku di Rumah Sakit?” ia berdiri dan keluar dari ruangan itu.
Gwen berlari, Robert melihatnya. Tapi Gwen melewatinya begitu saja dan masuk ke ruangan tadi. Robert kaget, ia pun mengikutinya masuk.
“Robert” Gwen berteriak.
Rober kaget melihat Gwen yang menangis disamping tubuhnya yang terbaring, Robert mendekat perlahan dan duduk disamping tubuhnya, ia melihat tubuhnya kaku tak berdaya dengan luka yang begitu parah.
“bangun Robert” Gwen menangis, “bangun”
Dokter datang menghampiri Gwen, “kami turut menyesal nyonya”
“enggak dok, suamiku gak mungkin meninggal”
“aku meninggal?” Robert pun terpukul dengan itu.
“aku sangat mencintaimu Robert, tolong jangan tinggalkan aku” Gwen menangis dan memeluk tubuh Robert.
Arwah Robert menatap Gwen, “aku juga sangat mencintaimu Gwen, seandainya kau bisa mendengarku. Aku benar-benar menyesal”
Dokter pun keluar,
Arwah Robert terdiam dan menutup matanya. Menyesal dan pasrah, itulah yang Robert rasakan.
Tuhan… seandainya Kau memberiku kesempatan untuk mengatakan bahwa aku sangat mencintai Gwen, tolong biarkan aku hidup. Tapi jika ini yang terbaik, aku ikhlas.
“kau akan kami beri kesempatan”
Robert kaget mendengar suara itu.
“tapi tidak untuk hidup selamanya, melainkan hanya sampai istrimu mengerti kau sangat mencintainya”
“ta..tapi…, ah” tiba-tiba Robert merasa ditarik. “hah” tarikannya semakin kuat, “wa…”
Arwahnya masuk ke ruang persalinan dan menghilang di perut seorang wanita.
Disana, sebuah keluarga tidak sabar menunggu kelahiran anaknya.
“sabar ya bu, sebentar lagi  anak kita pasti akan lahir”
“tapi aku belum juga merasakan kontraksi pak”
“sabar bu”
“ahh… ahh… aku mulai merasakan kontraksinya sayang”
“benarkah?” suaminya sangat senang, “suster, suster… Istriku mau melahirkan sekarang”
Dan akhirnya, ia melahirkan anak laki-laki.
“selamat ya nyonya, tuan”
“terima kasih suster”
“lihat sayang, anak kita tampankan?”
“iya”
Mereka sangat bahagia.
Beberapa tahun kemudian.
Di perusahaan,
Gwen melamun, ia teringat pada Robert.
“sayang, kau sedang apa?”
“aku sedang memasak”
“awas, nanti tanganmu terluka lagi”
“jangan khawatir, aku kan sudah biasa”
“maksudmu biasa terkena pisau?”
“ih, awas ya. Aku gak akan ngasih kamu makan”
“aduh, kejam sekali”
Gwen tersenyum dan memeluk Robert.
“aku mencintaimu”
“aku juga” Gwen mengelus Robert.
Aku merindukanmu Robert…
Seorang pegawai masuk, “selamat pagi nyonya, nyonya?”
“ah, iya?” Gwen yang kaget langsung tersenyum.
“ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda”
“siapa?”
“saya kurang tau nyonya, tapi dia seorang pria muda”
“pria muda?” Gwen aneh, ”baiklah, suruh dia masuk”
Pegawai pun keluar dan memanggil orang itu.
“permisi” orang itu masuk.
“silahkan” saat melihat orang itu, Gwen terdiam.
Orang itu tersenyum dan mendekat, “selamat pagi nyonya, boleh aku duduk?”
“oh, iya tentu. Tentu, silahkah”
Orang itu tersenyum lagi.
“baiklah, langsung saja. Apa tujuan anda datang kemari?”
“saya mau melamar nyonya”
“hah?”
“eh, maksud saya melamar pekerjaan. Sesuai berita di media, anda mencari seorang bodyguard dan saya datang kesini untuk melamar”
“tapi, kau masih terlihat muda dan em… maafkan aku, apa kau sudah mengirim surat lamaran sebelumnya?”
“sudah nyonya, saya mengirimnya ke website perusahaan dan hasil tesnya sempurna”
“apa? Eh, maksudku. Baiklah, kau diterima”
“terima kasih nyonya” ia menatap Gwen, “jangan khawatir, aku tidak akan mengecewakan nyonya”
Dari mana dia tau kalau aku meragukannya?
Orang itu masih tersenyum.
“em, baiklah. Aku harus memanggilmu apa?”
“Rob… ah, maksudku Bob”
“Bob? Ok, berapa umurmu?”
“20”
“baiklah selamat datang di kehidupanku Bob”
Mereka berjabat tangan.
Sore itu,
“kau bisa menyetir?”
“yah, tentu”
“baiklah, ini” Gwen memberikan kunci mobilnya.
“maaf nyonya, saya membawa kendaraan sendiri”
“oh” Gwen melihat sebuah mobil tua.
“jika nyonya tidak keberatan untuk…”
“ah tentu tidak, mobilku bisa diantarkan pegawai ke rumah”
“ok, silahkan nyonya” Bob membukakan pintu mobilnya.
“terima kasih”
Di perjalanan,
Bob melihat Gwen murung, “nyonya, kenapa diam saja? Apa ada yang nyonya fikirkan?”
“tidak Bob, tidak apa-apa”
“baiklah, lebih baik nyonya mendengar suara emasku”
“eh?” Gwen menatap aneh pada Bob.
Bob pun mulai menyanyi aneh dan berteriak heboh.
Gwen tersenyum, ia ingat Robert. Saat Gwen sedih, Robert selalu berusaha membuatnya tersenyum dengan lagu berlirik aneh ciptaannya.
Melihat Gwen tersenyum, Bob juga tersenyum. “aku senang melihat nyonya tersenyum, soalnya senyuman nyonya manis”
Gwen terdiam, lagi-lagi ia teringat pada Robert. Robert selalu bilang kalau senyumannya manis.
“nyonya?”
“ah, iya? Oh ya Bob, kenapa kau langsung bekerja? Maksudku, bukankan anak muda sepertimu menginginkan kuliah dan yah. Pekerjaan yang bagus”
“yah, memang. Tapi bagiku semuanya sudah cukup, nyonya”
“cukup?”
“ah, maksudku sekolah sampai SMA juga lumayankan? Lagi pula saat sekolah dulu aku selalu mengikuti less-less di luar sekolah”
“emh… jadi kau mempunyai banyak keterampilan?”
“ah, tidak juga”
“kalau begitu, kenapa kau lebih memilih menjadi bodyguard dari pada pekerja kantoran?”
“karena aku ingin melindungi nyonya”
Gwen terdiam dan menatap aneh pada Bob.
“eh, maksudku. Aku ingin mencari pengalaman, tapi nyonya sungguh aku telah memantapkan hatiku untuk menjadi bodyguard nyonya”
“apa kau pernah sekolah bodyguard?”
“tidak, tapi tenang saja. Aku menguasai wing chun untuk melindungi nyonya”
“ah, benarkah?”
“iya, aku menguasainya sudah puluhan tahun”
“puluhan tahun? Umurmu kan…”
“oh, iya. Maksudku, aku belajar sejak kecil”
“oh, begitu”
Di rumah,
“mari nyonya, saya bukakan pintunya” Bob mengambil kunci di atas ventilasi.
“darimana kau tau aku menyimpan kunci disitu?”
“ah” Bob diam, “maaf nyonya, tadi saat berjalan aku melihat benda berkilau di atas sini. Jadi aku langsung berfikir bahwa itu silauan dari kunci rumah”
“tidak apa-apa, lagi pula kau tinggi. Pasti bisa melihatnya, maafkan aku bertanya seperti itu”
“tidak apa-apa nyonya, nyonya berhak menegurku jika aku salah”
“ya sudah, ayo masuk”
Mereka ke dalam.
“inilah rumah ku, kediaman keluarga Downey. Keadaannya masih seperti dulu dan belum banyak berubah”
Bob melihat foto berukuran besar yang ada di dinding, ia tersenyum.
“itu suamiku, namanya Robert. Dia meninggal 20 tahun yang lalu”
“aku turut menyesal nyonya”
“tidak apa-apa, itu memang sudah takdir Tuhan”
“nyonya yang tabah ya”
“terima kasih” Gwen tersenyum, “baiklah, kau pasti lapar. Aku akan menyiapkan makanan untukmu”
“em.. hati-hati dengan pisaunya nyonya”
Langkah Gwen terhenti dan menoleh ke arah Bob.
“eu.. aku tidak bermaksud apa-apa nyonya, aku hanya takut pisau melukai nyonya. Nyonya tau kan pisau tajam itu bagus tapi berbahaya”
“tenang saja”
“boleh aku membantu nyonya?”
“tentu, ayo”
Mereka ke dapur.
Saat sedang memotong sayur,
“aw..” jari Gwen terkena pisau.
“nyonya” Bob langsung menghapus darah Gwen dengan tisu.
Gwen menatap Bob.
“ayo nyonya” Bob mencuci luka Gwen dan mengobatinya, “biar aku yang masak”
“tapi”
“gak apa-apa nyonya, aku bisa kok. Lagi pula semua bahan sudah dipotong dan nyonya yang memasukan bumbunya”
“ok”
Bob mulai memasak.
Gwen melihat Bob memasak, gayanya seperti Robert saat memasak. Bukan itu saja, wajahnya memang mirip seperti Robert.
“ayo nyonya, dicoba. Siapa tau ada yang kurang, nyonya?” Bob aneh melihat Gwen diam saja.
“oh, iya. Maaf” Gwen mencobanya, “emh… aku rasa ini sudah pas, coba deh kamu rasain” Gwen tidak sadar itu bukan Robert, ia menyuapi Bob.
“emh.. enak nyonya”
“ah?” apa yang aku lakukan? Gwen kaget dengan dirinya sendiri.
“nyonya, ada apa?”
“tidak apa-apa Bob, mungkin aku sedikit lelah”
“kalau begitu nyonya tunggu di ruang makan saja, biar aku yang menyiapkannya”
“tapi Bob”
“gak apa-apa ko”
“baiklah” Gwen pergi.
Bob pun menyiapkannya dan membawa masakannya ke ruang makan, “silahkan nyonya”
“kamu juga makan disini Bob, ayo duduk”
“terima kasih nyonya”
Mereka makan bersama dan entah mengapa Gwen merasa ada Robert disana.
Kenapa aku merasa makan bersamamu Robert? Padahal yang ada di hadapanku kan Bob. Anak muda yang baru ku kenal, ada apa sebenarnya?
“nyonya, kenapa melamun?”
“ah, aku tidak apa-apa kok. Ayo makan lagi”
“baiklah” Bob tersenyum.
Pagi itu,
“selamat pagi nyonya”
“pagi Bob”
“nyonya giat sekali?”
“ya, aku kan bertanggung jawab pada perusahaan. Mana mungkin aku bangun siang”
Bob diam, “apa nyonya merasa lelah dengan itu?”
“maksudmu apa?”
“nyonya tidak terbiasa bangun pagi, nyonya selalu bangun jam delapan tepat”
Gwen menatap Bob dengan kaget, “dari mana kau tau?”
Aduh, apa yang harus aku katakan? “ah… aku hanya, menebak-nebak” Bob menatap Gwen polos.
“ok, sebenarnya aku bangun pagi karena hari ini aku harus melihat proyek pembangunan di salah satu cabang perusahaan”
“bolehkan aku ikut?”
“proyeknya di luar kota, tapi jika kau tidak lelah…”
“tentu aku siap, nyonya” Bob memotong perkataan Gwen.
Akhirnya mereka pergi menggunakan mobil tua Bob.
“kau yakin mobil ini tidak akan mogok?”
“tentu nyonya, meski tua tapi mobil ini kuat. Lagi pula jika melewati pedesaan nyonya tidak usah cemas body mobil akan kotor”
Gwen tersenyum, “aku suka mobilmu, apakah sulit untuk mengendarainya?”
“mobil ini agar keras, tidak seperti mobil nyonya yang power stering itu”
“kau meledek atau memuji?”
“aku mengagumi nyonya” Bob tersenyum.
Gwen tersenyum bingung dan diam melihat ke jendela.
Bob diam, aku salah bicara ya?
Mereka sampai,
“selamat datang nyonya” para pekerja menyambutnya.
Gwen tersenyum dan Bob mengikutinya.
Konstruksi bangunan menjulang tinggi disana.
“waw” Bob melihat ke ujung konstruksi.
“silahkan nyonya, harap berhati-hati karena tempat ini agak berbahaya” seorang mandor memberi Gwen helm.
“terima kasih” Gwen memakainya.
“tunggu nyonya” Bob menghalangi langkah Gwen, “jangan kesana, disana sangat berbahaya”
“Bob aku harus melihatnya, kau ingin ikut atau tidak?”
Bob diam.
“pakai helmmu”
“baik” Bob memakainya dan mengikuti Gwen.
Gwen melihat ke sekitar konstruksi, tanpa ia duga kunstruksi disana belum sempurna. Salah satu mur disana copot dan beberapa besi mulai bergeser.
Bob yang melihat itu langsung berlari ke arah Gwen, “nyonya” Bob membawanya menjauh dari sana.
Brak…
Dua besi besar jatuh ke tanah.
Gwen kaget dan melihat Bob.
Bob tersenyum sambil menahan sakit.
“Bob kau tidak apa-apa?”
“tidak nyonya”
“syukurlah kita tidak tertimpa besi-besi itu”
“nyonya” para pegawai mendekat, “maafkan kami nyonya, anda tidak apa-apa kan?”
“aku tidak apa-apa, Bob apa kau terluka?”
“tidak nyonya, ini hanya luka kecil”
“kau yakin?”
Bob mengangguk.
Di penginapan,
Bob merasa sakit, ia pun menghadap ke cermin untuk melihat lukanya. Ternyata itu luka memar yang lumayan besar.
Gwen masuk ke penginapan, “Bob, aku membawa donat untuk makan siang. Bob?” kok dia gak ada? Apa dia sedang tidur siang? Gwen masuk ke kamar Bob, “Bob?”
Tapi Bob tetap tertidur tanpa menghiraukan Gwen.
Melihat Bob, Gwen yakin ada yang tidak beres. Ia mendekat, “Bob bangun” Gwen menyentuh tangan Bob, “ya ampun kau panas sekali, Bob?” Gwen melihat luka memar yang di tutupi tangan Bob, “ya Tuhan…”
Di klinik,
Bob membuka matanya, ia kaget. “dimana ini? Rumah Sakit atau aw…”
Gwen masuk dengan wajah cemas.
“nyonya” Bob tersenyum.
“Bob” Gwen senang, ia mendekat. “Bagaimana perasaanmu?” Gwen mengelusnya.
“perasaanku?” Bob tersenyum malu, “aku senang nyonya mengelusku” ia menatap Gwen.
Gwen langsung melepas tangannya, ia pun menunjukan wajah kesal. “apa-apaan kamu, kamu bilang baik-baik saja. Tapi kenyataannya, apa? kau mau berbohong padaku?”
“bukan begitu, aku hanya tidak mau nyonya khawatir”
“tolong jangan diulangi lagi Bob”
“maafkan aku nyonya”
“terima kasih kau sudah menyelamatkan aku, Bob”
“nyonya, itu kan tugasku sebagai bodyguardmu. Aku akan melakukan apa pun untuk melindungi nyonya”
“kenapa kau begitu peduli?”
“karena aku menyayangi nyonya”
Beberapa hari kemudian,
Di kamar gwen,
Gwen membuka matanya, hari ini ulang tahunku. Dan aku melewatinya lagi tanpa Robert disampingku, Gwen menoleh ke samping. Ia meraba bantal yang biasa dipakai Robert untuk tidur, aku mencintaimu. Gwen bangun dan bersiap untuk bekerja, saat membuka pintu kamar.
“selamat ulang tahun” Bob ada di depan pintu kamar Gwen.
“Bob?” Gwen kaget, “da..darimana kau tau ini ulang tahunku?”
Bob hanya tersenyum, “mari nyonya”
“mau kemana?” Gwen yang bingung, tersenyum dan mengikuti Bob ke ruang makan.
“silahkan duduk”
Ting… oven berbunyi.
“nah, aku rasa kuenya sudah matang” Bob ke dapur.
“kue?” aneh.
Bob pun kembali, “ini dia, kue muffin”
Gwen terdiam, ia melihat kue kesukaan Robert yang selalu dibuat jika mereka berdua sedang merayakan sesuatu.
Bob menaruhnya di meja makan.
“banyak sekali, apa ini ada 41 muffin?”
Bob mengangguk.
“Bob, kenapa kau membuat kue ini?”
“kan hari ini ulang tahun nyonya”
“maksudku, kenapa harus kue muffin?”
“eh… karena… karena…” aduh, aku harus jawab apa? “oh, karena aku hanya bisa membuat ini” tersenyum malu.
“oh, begitu? Ya sudah, ayo kita makan” saat Gwen mencobanya, ia terdiam. Rasanya sama dengan buatan Robert, Gwen menatap Bob.
“kenapa nyonya melihatku seperti itu?”
“resep muffinmu seperti bukan resep biasa, rasanya berbeda dengan muffin di toko kue”
“emh… itu resep keluargaku”
“oh” Gwen tersenyum, “lucu juga ya, jika kau percaya. Rasa muffinmu sama seperti buatan suamiku” Gwen menunduk.
Bob mendekat, “nyonya, seandainya aku suamimu. Perasaanku pasti sangat bahagia bisa mempunyai istri seperti nyonya”
“kau salah Bob, justru aku membuatnya kecewa disaat terakhirnya” Gwen menangis, “aku bukan istri yang baik, seandainya malam itu kami tidak bertengkar dan aku lebih sabar. Robert pasti tidak akan mengalami kecelakaan itu”
“nyonya” Bob ikut sedih.
“Robert meninggal karena mobilnya menabrak dinding terowongan” Gwen menangis.
Bob memeluknya, “jangan pernah salahkan diri nyonya tentang itu, ini memang sudah takdir Tuhan. Percayalah, suami nyonya tidak pernah menyesal mempunyai istri seperti nyonya”
“aku juga berharap seperti itu Bob” Gwen melepas pelukan Bob, “terima kasih”
Bob mengangguk dan mundur, “maaf nyonya”
Gwen tersenyum dan berusaha menahan kesedihannya, “ayo dimakan lagi, oh iya Bob nanti malam aku mengadakan pesta di gedung dekat perusahaan. Sekalian membuat acara amal juga, menurutmu bagaimana?”
“menurutku itu bagus nyonya, aku sangat senang dengan acara amal”
Di perusahaan,
Gwen sedang menggunakan laptopnya, ia cemas dan agak tidak sabar. Ia sedang berusaha membuka website rahasia perusahaan, tapi kodenya tidak pernah cocok.
“ah… sudah bertahun-tahun aku berusaha tapi selalu gagal” Gwen kesal.
“nyonya, ada apa?” Bob masuk.
“tidak apa-apa” Gwen langsung menutup websitenya.
“oh iya, aku mendapatkan pesan dari teman-teman nyonya. Katanya mereka semua akan datang ke pesta nanti”
“benarkah?” aneh sekali, biasanya mereka tidak bisa datang. Darimana Bob mendapat pesan itu? Mana mungkin dia yang mengabari mereka.
Malam itu,
Bob berdansa dengan salah satu teman Gwen, “mari nyonya”
“ya” ia tersenyum, “jadi kau bodyguard Gwen?”
“ya begitulah”
“wah beruntungnya dia punya bodyguard semuda ini, oh iya Bob menurutmu bagaimana Gwen itu? Dia masih terlihat muda kan?”
“iya, nyonya Gwen masih sama seperti 20 tahun yang lalu”
“hah?” ia kaget.
“ah… maksudku nyonya Gwen itu awet muda sekali, seperti 20 tahun lebih muda”
“oh iya, aku mengerti” tersenyum, “Bob, kalau difikir-fikir kasihan juga ya Gwen. Dia masih sangat mencintai suaminya, sampai-sampai Gwen belum juga mendapatkan suami baru”
“aku juga turut menyesal atas kejadian itu, seandainya waktu bisa diputar. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi”
“hah?” ia merasa semakin aneh dengan Bob.
Diantara kebahagiaan para tamu, Gwen terlihat duduk diam dan hanya melihat mereka berdansa.
“oh iya Bob, bagaimana kalau kau mengajak Gwen dansa. Semenjak ditinggal Robert, aku rasa Gwen belum pernah berdansa lagi”
“baiklah” Bob pergi.
Gwen melamun, ia membayangkan sedang berdansa disana dengan Robert.
“mari nyonya” Bob mengulurkan tangannya.
“Bob?” kaget, “aku tidak…”
“ayolah” Bob memegang tangan Gwen dan mengajaknya ke lantai dansa, “sebentar saja”
Mereka pun mulai berdansa.
Bob tersenyum dan menatapnya, Gwen hanya diam.
Kehangatan Bob membuat Gwen larut, Gwen berdansa mengikuti langkah Bob. Robert…? Gwen sangat kaget dan tidak percaya, khayalan itu terasa begitu nyata. Gwen melihat Robert yang ada dihadapannya.
Tuhan… terima kasih, meski pun ini hanya khayalanku. Meskipun sebenarnya yang berdansa bersamaku adalah Bob, tapi aku bahagia bisa merasakan Robert disampingku.
Bob tersenyum dan memeluk Gwen, Gwen hanya diam di pelukannya.
“nyonya”
“ah, iya” Gwen tersadar.
“nyonya baik-baik sajakan? Sekarang saatnya membuka hadiah”
“oh, iya. Aku akan melakukannya” Gwen meninggalkan Bob ke tumpukan kado.
“ayo buka” teman-teman Gwen girang.
Melihat Gwen bahagia, Bob merasa senang.
Saat sedang membuka kado,
“cek… cek… maafkan aku mengganggu acara buka kado, tapi aku tidak memiliki apa-apa sebagai hadiah untuk nyonya Gwen. Jadi aku fikir, aku akan menyanyi saja” Bob tersenyum sambil menatap Gwen, “untuk nya”
“yeah” para tamu ramai.
Gwen kaget.
Bob mulai memainkan pianonya.
Gwen terdiam mendengar lagu itu.
“hey, darimana dia tau lagu itu Gwen? Apa kau yang mengajarinya?”
“tidak”
“jangan-jangan kau sudah merencanakan duetkan?”
Bob mulai bernanyi…
Chances are you’ll find me somewhere lonely road tonight
Seems I always end up driving by
Ever since I’ve know you it just seems you’re on my way
All the rules of logic don’t apply
I long to see you in the night
Be with you ‘till morning light
(song by : Robert Downey Jr. ft Vonda Sheppa – Chances Are)
Mata Gwen mulai berkaca-kaca, ia pun berlari meninggalkan gedung.
Semua kaget, Bob berhenti menyanyi dan mengejarnya.
Di rumah,
Gwen menangis, lagu itu mengingatkannya pada Robert. Dulu mereka sering menyanyikannya. Gwen mulai menuangkan minuman ke gelas dan akan meminumnya.
“nyonya” Bob mendekat dan merebut gelas itu.
Gwen kesal, “kembalikan”
“jangan nyonya, aku tau kau bukan pemabuk”
“siapa kau sebenarnya?” Gwen menatap Bob, “apa yang kau inginkan dariku?”
“nyonya, aku tidak menginginkan apa-apa”
“jangan panggil aku nyonya”
“ok ok, Gwen. Dengar, aku akan jelaskan semuanya padamu”
“ya, kau memang harus melakukan itu padaku”
“ok, tapi kau harus tenang” Bob menatapnya, “aku, sebenarnya aku…”
“ayo katakan”
“aku Robert, suamimu”
“apa?” Gwen tertawa, “kau suamiku? Robert sudah meninggal 20 tahun yang lalu”
“aku tau Gwen, makanya aku kembali. Aku mendapatkan kesempatan untuk bereinkarnasi, agar aku bisa memperbaiki semuanya”
“memperbaiki apa?”
“Gwen, aku…” Bob bingung harus bicara apa, “kau tau kan, setelah menikah aku selalu sibuk dengan pekerjaanku. Padahal dulu, aku pernah berjanji akan selalu disampingmu. Kau ingatkan janji itu? Saat itu kau masih sekolah di SMA dan orang tuamu tidak merestui kita karena aku lebih tua sepuluh tahun darimu, kau ingatkan? Padahal aku seorang eksekutif muda” Bob tersenyum.
“begitu? Jadi kau Robert?” Gwen menatapnya diam.
Bob tersenyum dan mengangguk, “syukurlah kau percaya Gwen, aku kira ini akan sulit”
Raut muka Gwen berubah, “itu memang terlalu mudah untuk dipercaya, jadi tuan yang mengaku Robert” Gwen melotot, “malam ini kau tidur di mobil”
Bruk…
Pintu ditutup sangat keras oleh Gwen.
Dengan lemas Bob pun masuk ke mobil, “ah… ternyata dia tidak percaya kalau aku benar-benar Robert” Bob pun membuka sedikit kaca jendela mobil dan mulai berbaring di jok belakang.
Gwen melamun di balkon, kenapa Bob seperti itu? Begitu banyak hal yang ia ketahui tentang aku, apa dia mencintaiku? Tapi jika dia benar menyukaiku, dia tidak perlukan berpura-pura sebagai reinkarnasi dari Robert.
Pagi itu,
“wah” Bob bangun, ia bermimpi diusir oleh Gwen. “sialan, mimpi buruk, ya ampun sudah terang. Jam berapa sekarang?” Bob melihat ke jam mobil, “jam sembilan? Ya ampun aku bisa telat mengantar Gwen ke perusahaan”
Bob mulai panik dan terburu-buru, tapi saat melihat ke kiri. Mobil Gwen sudah tidak ada disana, Bob langsung keluar dari mobilnya.
Saat akan masuk ke rumah, pintunya dikunci.
“ah, sial”
Bob pun pergi ke perusahaan Gwen.
Di perusahaan,
Bob masuk ke ruangan Gwen, disana tidak ada siapa-siapa.
“apa yang harus aku lakukan agar Gwen percaya padaku?” ia pun melihat laptop Gwen yang menyala, “aku tau harus melakukan apa” Bob mulai membuka website, tapi saat mau memasukan kode…
Gwen datang.
“gawat” Bob langsung bersembunyi.
Gwen masuk, ia duduk dan kaget melihat website di monitor laptopnya. Ia melihat ke sekeliling ruangan, tapi disana tidak ada orang. “aneh sekali” Gwen melihat monitornya, “Jangan-jangan ada orang yang mau membukanya, tapi gak mungkin. Hanya Robert yang tau kodenya, aku juga tidak pernah berhasil selama ini” Gwen mengeluh, “tapi lebih baik aku mencobanya lagi”
Failed, kode yang ia masukkan selalu gagal.
“ah, gagal lagi” Gwen yang kesal menggebrak meja.
Duk…
“aduh” pukulan tangan Gwen tepat mengenai kepala Bob yang ada di dalam lemari meja. Pintu lemari pun terbuka dan Bob terlihat.
“a….” Gwen kaget melihatnya, “apa yang kau lakukan disini?” marah.
Bob keluar dari sana, “maaf nyonya”
“maaf? Kalau aku kena serangan jantung bagaimana?”
Bob menunduk, ia takut pada Gwen.
“kenapa diam?” Gwen kesal, “tunggu, apa yang kau lakukan disini?”
“aku” Bob mencari alasan yang kira-kira pas dan masuk akal.
“ah aku tau sekarang, kau yang mengutak-atik laptopku kan? Kau ingin membuka website begitu? Dasar hacker”
“nyonya, aku akui aku memang akan membuka website itu. Tapi aku bukan hacker”
“oh ya? Lalu untuk apa kau ingin membukanya? Kau ingin uangkan?” Gwen mengambil cek, “aku akan memberimu uang yang besar, tapi berjanjilah kau tidak akan mengganggu hidupku lagi” Gwen memberikan cek itu.
Bob kesal, ia melempar ceknya. “aku tidak butuh ini” Bob menatap Gwen, “aku ingin membukanya agar kau percaya bahwa aku benar-benar Robert”
Gwen terdiam melihat Bob, “baiklah, aku akan memberimu kesampatan”
Bob mulai membuka website, ia pun memasukan kodenya. Dan ternyata itu cocok.
Website terbuka.
“kodenya adalah iloveyougweny”
Gwen kaget.
Bob menatap Gwen, “apa sekarang kau percaya?”
“jadi kau?”
Bob mengangguk, “aku tau ini memang sulit dimengerti Gwen, aku selalu bingung bagaimana cara meyakinkanmu”
“Robert” Gwen menagis dan memeluknya.
Bob tersenyum, “aku mencintaimu Gweny”
“maafkan aku Robert, maaf aku tidak mempercayaimu”
“tidak apa-apa” ia mencium kening Gwen, “sayang, mau kah kau menikah denganku sekali lagi?”
“tentu saja” Gwen yang menangis jadi tersenyum.
Setelah kejadian itu, akhirnya Gwen percaya kalau Bob memanglah Robert dan mereka pun menikah.
Robert menatap Gwen, “kau sangat cantik Gweny, bolehkah aku menciummu?”
“itu rayuan yang aneh” Gwen tersenyum.
Saat mereka masuk ke mobil,
“sayang, kenapa kau diam saja? Ini kan hari bahagia kita”
Gwen menatap Robert, “apa yang harus aku katakan? Aku menikahi pria yang berumur 20 tahun lebih muda dariku” ia tertawa.
Robert tersenyum, “kau hanya bercandakan?”
Gwen mencium pipi Robert, “aku akan selalu bahagia jika bersamamu”
“itu sangat indah, terima kasih Gwen”
Malam itu,
“kau belum tidur?”
Robert tersenyum, “aku belum ngantuk”
“kenapa? Ini kan sudah malam”
“aku… tidak apa-apa, lebih baik kau tidur duluan” sebenarnya aku takut tidak bisa melihatmu lagi Gwen.
“baiklah” Gwen tidur.
Tiba-tiba sebuah cahaya datang, “waktumu sudah habis”
“tunggu, beri aku kesempatan beberapa hari lagi bersamanya”
“tidak, sesuai kesepakatan kau akan kami bawa jika kau sudah mengungkapkan perasaanmu”
“tapi kami baru menikah” Robert pun tertarik, “ah”
Gwen bangun, ia melihat Robert terbang dan mulai pudar, “Robert?” Gwen mendekat ke arah Robert, “Robert apa yang terjadi? Jangan pergi, kamu mau kemana? Robert Jangan tinggalkan aku”
Robert hanya bisa diam dan menatap Gwen sedih.
“ayo, ini sudah saatnya” arwah Robert dibawa pergi.
“Robert” Gwen sangat sedih.

***

Di kamar,
“Robert bangun Robert, Robert”
“ah” Robert terbangun dengan kaget.
“tadi saat aku keluar dari kamar tamu, aku mendengarmu menggumam. Aku takut kamu kenapa-kenapa, jadi aku langsung kesini” Gwen khawatir.
Robert menatap Gwen yang ada disampingnya, “Gwen” ia langsung memeluknya, “maafkan aku”
“tidak apa-apa, aku tau kau sibuk. Harusnya aku tidak marah”
“tidak, aku yang salah. Aku janji, setiap sabtu dan minggu kita tidak bisa diganggu meeting lagi”
“itu berlebihan, aku rasa kau tidak akan bisa”
“kita lihat saja nanti” Robert tersenyum dan merangkulnya.
Akhirnya mereka kembali akur, Robert pun bersyukur karena semua itu hanya mimpi.
Beberapa hari kemudian,
Robert merayakan ulang tahun Gwen, ia mengundang semua teman Gwen dan rekan kerjanya. Robert juga membuat muffin spesial untuk Gwen.
“kau suka?”
“tentu, aku sangat bahagia dengan semua ini Robert, terima kasih”
“apa pun untukmu sayang”
Robert menatap Gwen dan memeluknya.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar