Author: Sherly
Holmes
Penyunting :
Erin_Adler
Genre: Angts,
Romance, Supranatural
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan
semata.
Di sebuah kamar,
“dengar, aku sudah
berusaha” Robert menatap Gwen.
“berusaha? Berusaha apa?
Semenjak kita menikah kau hanya memikirkan pekerjaanmu, pernahkah kau
memikirkan perasaanku?” dengan kesal Gwen menatap Robert.
“Gwen, aku selalu
memikirkan perasaanmu. Kau fikir aku tidak peduli padamu?”
“ok, sekarang aku tanya.
Kapan terakhir kali kau mengajakku makan malam? Apakah kau ada di rumah untuk
merayakan ulang tahunku? Pernahkah kau mengatakan aku mencintaimu semenjak kita
menikah?”
“ok”, Robert menatap mata
Gwen, ”aku mencintaimu”
“kau fikir semudah itu aku
bisa memaafkanmu? Lebih baik aku tidur di kamar tamu saja”
“Gwen”
“apa?” Gwen menangis, “aku
sudah tidak sanggup lagi untuk terus mengerti kamu”
Robert menunduk, “baik” ia
diam.
Gwen pun keluar dari
kamar.
Robert sedih, ia merasa
kacau dan kesal dengan yang baru saja terjadi. Robert pun duduk di ranjang dan
menahan semua emosinya.
Apa
yang baru saja aku lakukan? Tapi harusnya Gwen mengerti, aku sudah berusaha
untuk memberikan yang terbaik. Robert pun berbaring dan
tidur.
***
Malam itu,
Hp Robert berdering, ia
bangun dan memeriksa Hp-nya. Ternyata ada pesan meeting mendadak malam ini. Ia
pun bergegas dan keluar kamar.
Saat Robert mau keluar,
Gwen melihatnya.
“mau kemana kau?” Gwen
masih kesal, “kau mau meninggalkan aku lagi? Silahkan”
“ini pekerjaanku Gwen”
Robert pergi.
Di perjalanan,
Robert terus memikirkan
pertengkarannya dengan Gwen, tanpa ia sadari, mobilnya melenceng ke arah lain
dan dari arah tersebut ada Truk yang melaju kencang.
Robert kaget dan langsung
membanting stir ke arah sebaliknya.
Dwar…
Di rumah,
Telepon berdering.
“hallo” Gwen mengangkat
teleponnya.
“nyonya Downey?”
“benar, ada apa ya?”
“kami dari kepolisian,
telah terjadi sesuatu pada suami nyonya”
“Robert? Ada apa dengan
suami saya pak?”
“lebih baik nyonya datang
saja ke Rumah Sakit”
“baik” Gwen menutup
telponnya dan pergi.
Di rumah Sakit,
Robert terbangun dan agak
bingung, “aku di Rumah Sakit?” ia berdiri dan keluar dari ruangan itu.
Gwen berlari, Robert
melihatnya. Tapi Gwen melewatinya begitu saja dan masuk ke ruangan tadi. Robert
kaget, ia pun mengikutinya masuk.
“Robert” Gwen berteriak.
Rober kaget melihat Gwen
yang menangis disamping tubuhnya yang terbaring, Robert mendekat perlahan dan
duduk disamping tubuhnya, ia melihat tubuhnya kaku tak berdaya dengan luka yang
begitu parah.
“bangun Robert” Gwen
menangis, “bangun”
Dokter datang menghampiri
Gwen, “kami turut menyesal nyonya”
“enggak dok, suamiku gak
mungkin meninggal”
“aku meninggal?” Robert
pun terpukul dengan itu.
“aku sangat mencintaimu
Robert, tolong jangan tinggalkan aku” Gwen menangis dan memeluk tubuh Robert.
Arwah Robert menatap Gwen,
“aku juga sangat mencintaimu Gwen, seandainya kau bisa mendengarku. Aku
benar-benar menyesal”
Dokter pun keluar,
Arwah Robert terdiam dan
menutup matanya. Menyesal dan pasrah, itulah yang Robert rasakan.
Tuhan…
seandainya Kau memberiku kesempatan untuk mengatakan bahwa aku sangat mencintai
Gwen, tolong biarkan aku hidup. Tapi jika ini yang terbaik, aku ikhlas.
“kau akan kami beri
kesempatan”
Robert kaget mendengar
suara itu.
“tapi tidak untuk hidup
selamanya, melainkan hanya sampai istrimu mengerti kau sangat mencintainya”
“ta..tapi…, ah” tiba-tiba
Robert merasa ditarik. “hah” tarikannya semakin kuat, “wa…”
Arwahnya masuk ke ruang
persalinan dan menghilang di perut seorang wanita.
Disana, sebuah keluarga
tidak sabar menunggu kelahiran anaknya.
“sabar ya bu, sebentar
lagi anak kita pasti akan lahir”
“tapi aku belum juga
merasakan kontraksi pak”
“sabar bu”
“ahh… ahh… aku mulai
merasakan kontraksinya sayang”
“benarkah?” suaminya
sangat senang, “suster, suster… Istriku mau melahirkan sekarang”
Dan akhirnya, ia
melahirkan anak laki-laki.
“selamat ya nyonya, tuan”
“terima kasih suster”
“lihat sayang, anak kita
tampankan?”
“iya”
Mereka sangat bahagia.
Beberapa tahun kemudian.
Di perusahaan,
Gwen melamun, ia teringat
pada Robert.
“sayang,
kau sedang apa?”
“aku
sedang memasak”
“awas,
nanti tanganmu terluka lagi”
“jangan
khawatir, aku kan sudah biasa”
“maksudmu
biasa terkena pisau?”
“ih,
awas ya. Aku gak akan ngasih kamu makan”
“aduh,
kejam sekali”
Gwen
tersenyum dan memeluk Robert.
“aku
mencintaimu”
“aku
juga” Gwen mengelus Robert.
Aku
merindukanmu Robert…
Seorang pegawai masuk,
“selamat pagi nyonya, nyonya?”
“ah, iya?” Gwen yang kaget
langsung tersenyum.
“ada seseorang yang ingin
bertemu dengan anda”
“siapa?”
“saya kurang tau nyonya,
tapi dia seorang pria muda”
“pria muda?” Gwen aneh,
”baiklah, suruh dia masuk”
Pegawai pun keluar dan
memanggil orang itu.
“permisi” orang itu masuk.
“silahkan” saat melihat
orang itu, Gwen terdiam.
Orang itu tersenyum dan
mendekat, “selamat pagi nyonya, boleh aku duduk?”
“oh, iya tentu. Tentu,
silahkah”
Orang itu tersenyum lagi.
“baiklah, langsung saja.
Apa tujuan anda datang kemari?”
“saya mau melamar nyonya”
“hah?”
“eh, maksud saya melamar
pekerjaan. Sesuai berita di media, anda mencari seorang bodyguard dan saya
datang kesini untuk melamar”
“tapi, kau masih terlihat
muda dan em… maafkan aku, apa kau sudah mengirim surat lamaran sebelumnya?”
“sudah nyonya, saya
mengirimnya ke website perusahaan dan hasil tesnya sempurna”
“apa? Eh, maksudku.
Baiklah, kau diterima”
“terima kasih nyonya” ia
menatap Gwen, “jangan khawatir, aku tidak akan mengecewakan nyonya”
Dari
mana dia tau kalau aku meragukannya?
Orang itu masih tersenyum.
“em, baiklah. Aku harus
memanggilmu apa?”
“Rob… ah, maksudku Bob”
“Bob? Ok, berapa umurmu?”
“20”
“baiklah selamat datang di
kehidupanku Bob”
Mereka berjabat tangan.
Sore itu,
“kau bisa menyetir?”
“yah, tentu”
“baiklah, ini” Gwen
memberikan kunci mobilnya.
“maaf nyonya, saya membawa
kendaraan sendiri”
“oh” Gwen melihat sebuah
mobil tua.
“jika nyonya tidak
keberatan untuk…”
“ah tentu tidak, mobilku
bisa diantarkan pegawai ke rumah”
“ok, silahkan nyonya” Bob
membukakan pintu mobilnya.
“terima kasih”
Di perjalanan,
Bob melihat Gwen murung,
“nyonya, kenapa diam saja? Apa ada yang nyonya fikirkan?”
“tidak Bob, tidak apa-apa”
“baiklah, lebih baik
nyonya mendengar suara emasku”
“eh?” Gwen menatap aneh
pada Bob.
Bob pun mulai menyanyi
aneh dan berteriak heboh.
Gwen tersenyum, ia ingat
Robert. Saat Gwen sedih, Robert selalu berusaha membuatnya tersenyum dengan
lagu berlirik aneh ciptaannya.
Melihat Gwen tersenyum,
Bob juga tersenyum. “aku senang melihat nyonya tersenyum, soalnya senyuman
nyonya manis”
Gwen terdiam, lagi-lagi ia
teringat pada Robert. Robert selalu bilang kalau senyumannya manis.
“nyonya?”
“ah, iya? Oh ya Bob,
kenapa kau langsung bekerja? Maksudku, bukankan anak muda sepertimu
menginginkan kuliah dan yah. Pekerjaan yang bagus”
“yah, memang. Tapi bagiku
semuanya sudah cukup, nyonya”
“cukup?”
“ah, maksudku sekolah
sampai SMA juga lumayankan? Lagi pula saat sekolah dulu aku selalu mengikuti
less-less di luar sekolah”
“emh… jadi kau mempunyai
banyak keterampilan?”
“ah, tidak juga”
“kalau begitu, kenapa kau
lebih memilih menjadi bodyguard dari pada pekerja kantoran?”
“karena aku ingin
melindungi nyonya”
Gwen terdiam dan menatap
aneh pada Bob.
“eh, maksudku. Aku ingin
mencari pengalaman, tapi nyonya sungguh aku telah memantapkan hatiku untuk
menjadi bodyguard nyonya”
“apa kau pernah sekolah
bodyguard?”
“tidak, tapi tenang saja.
Aku menguasai wing chun
untuk melindungi nyonya”
“ah, benarkah?”
“iya, aku menguasainya
sudah puluhan tahun”
“puluhan tahun? Umurmu
kan…”
“oh, iya. Maksudku, aku
belajar sejak kecil”
“oh, begitu”
Di rumah,
“mari nyonya, saya bukakan
pintunya” Bob mengambil kunci di atas ventilasi.
“darimana kau tau aku
menyimpan kunci disitu?”
“ah” Bob diam, “maaf
nyonya, tadi saat berjalan aku melihat benda berkilau di atas sini. Jadi aku
langsung berfikir bahwa itu silauan dari kunci rumah”
“tidak apa-apa, lagi pula
kau tinggi. Pasti bisa melihatnya, maafkan aku bertanya seperti itu”
“tidak apa-apa nyonya,
nyonya berhak menegurku jika aku salah”
“ya sudah, ayo masuk”
Mereka ke dalam.
“inilah rumah ku, kediaman
keluarga Downey. Keadaannya masih seperti dulu dan belum banyak berubah”
Bob melihat foto berukuran
besar yang ada di dinding, ia tersenyum.
“itu suamiku, namanya
Robert. Dia meninggal 20 tahun yang lalu”
“aku turut menyesal
nyonya”
“tidak apa-apa, itu memang
sudah takdir Tuhan”
“nyonya yang tabah ya”
“terima kasih” Gwen
tersenyum, “baiklah, kau pasti lapar. Aku akan menyiapkan makanan untukmu”
“em.. hati-hati dengan
pisaunya nyonya”
Langkah Gwen terhenti dan
menoleh ke arah Bob.
“eu.. aku tidak bermaksud
apa-apa nyonya, aku hanya takut pisau melukai nyonya. Nyonya tau kan pisau
tajam itu bagus tapi berbahaya”
“tenang saja”
“boleh aku membantu
nyonya?”
“tentu, ayo”
Mereka ke dapur.
Saat
sedang memotong sayur,
“aw..”
jari Gwen terkena pisau.
“nyonya”
Bob langsung menghapus darah Gwen dengan tisu.
Gwen
menatap Bob.
“ayo
nyonya” Bob mencuci luka Gwen dan mengobatinya, “biar aku yang masak”
“tapi”
“gak
apa-apa nyonya, aku bisa kok. Lagi pula semua bahan sudah dipotong dan nyonya
yang memasukan bumbunya”
“ok”
Bob mulai
memasak.
Gwen
melihat Bob memasak, gayanya seperti Robert saat memasak. Bukan itu saja,
wajahnya memang mirip seperti Robert.
“ayo
nyonya, dicoba. Siapa tau ada yang kurang, nyonya?” Bob aneh melihat Gwen diam
saja.
“oh, iya.
Maaf” Gwen mencobanya, “emh… aku rasa ini sudah pas, coba deh kamu rasain” Gwen
tidak sadar itu bukan Robert, ia menyuapi Bob.
“emh..
enak nyonya”
“ah?” apa yang aku lakukan? Gwen kaget dengan
dirinya sendiri.
“nyonya,
ada apa?”
“tidak
apa-apa Bob, mungkin aku sedikit lelah”
“kalau
begitu nyonya tunggu di ruang makan saja, biar aku yang menyiapkannya”
“tapi
Bob”
“gak
apa-apa ko”
“baiklah”
Gwen pergi.
Bob pun
menyiapkannya dan membawa masakannya ke ruang makan, “silahkan nyonya”
“kamu
juga makan disini Bob, ayo duduk”
“terima
kasih nyonya”
Mereka
makan bersama dan entah mengapa Gwen merasa ada Robert disana.
Kenapa aku merasa makan bersamamu Robert? Padahal yang ada di
hadapanku kan Bob. Anak muda yang baru ku kenal, ada apa sebenarnya?
“nyonya,
kenapa melamun?”
“ah, aku
tidak apa-apa kok. Ayo makan lagi”
“baiklah”
Bob tersenyum.
Pagi itu,
“selamat
pagi nyonya”
“pagi
Bob”
“nyonya
giat sekali?”
“ya, aku
kan bertanggung jawab pada perusahaan. Mana mungkin aku bangun siang”
Bob diam,
“apa nyonya merasa lelah dengan itu?”
“maksudmu
apa?”
“nyonya
tidak terbiasa bangun pagi, nyonya selalu bangun jam delapan tepat”
Gwen
menatap Bob dengan kaget, “dari mana kau tau?”
Aduh, apa yang harus aku katakan? “ah… aku hanya, menebak-nebak” Bob menatap Gwen polos.
“ok,
sebenarnya aku bangun pagi karena hari ini aku harus melihat proyek pembangunan
di salah satu cabang perusahaan”
“bolehkan
aku ikut?”
“proyeknya
di luar kota, tapi jika kau tidak lelah…”
“tentu
aku siap, nyonya” Bob memotong perkataan Gwen.
Akhirnya
mereka pergi menggunakan mobil tua Bob.
“kau
yakin mobil ini tidak akan mogok?”
“tentu
nyonya, meski tua tapi mobil ini kuat. Lagi pula jika melewati pedesaan nyonya
tidak usah cemas body mobil akan kotor”
Gwen
tersenyum, “aku suka mobilmu, apakah sulit untuk mengendarainya?”
“mobil
ini agar keras, tidak seperti mobil nyonya yang power stering itu”
“kau
meledek atau memuji?”
“aku
mengagumi nyonya” Bob tersenyum.
Gwen
tersenyum bingung dan diam melihat ke jendela.
Bob diam,
aku salah bicara ya?
Mereka
sampai,
“selamat
datang nyonya” para pekerja menyambutnya.
Gwen
tersenyum dan Bob mengikutinya.
Konstruksi
bangunan menjulang tinggi disana.
“waw” Bob
melihat ke ujung konstruksi.
“silahkan
nyonya, harap berhati-hati karena tempat ini agak berbahaya” seorang mandor
memberi Gwen helm.
“terima
kasih” Gwen memakainya.
“tunggu
nyonya” Bob menghalangi langkah Gwen, “jangan kesana, disana sangat berbahaya”
“Bob aku
harus melihatnya, kau ingin ikut atau tidak?”
Bob diam.
“pakai
helmmu”
“baik”
Bob memakainya dan mengikuti Gwen.
Gwen
melihat ke sekitar konstruksi, tanpa ia duga kunstruksi disana belum sempurna.
Salah satu mur disana copot dan beberapa besi mulai bergeser.
Bob yang
melihat itu langsung berlari ke arah Gwen, “nyonya” Bob membawanya menjauh dari
sana.
Brak…
Dua besi
besar jatuh ke tanah.
Gwen
kaget dan melihat Bob.
Bob
tersenyum sambil menahan sakit.
“Bob kau
tidak apa-apa?”
“tidak
nyonya”
“syukurlah
kita tidak tertimpa besi-besi itu”
“nyonya”
para pegawai mendekat, “maafkan kami nyonya, anda tidak apa-apa kan?”
“aku
tidak apa-apa, Bob apa kau terluka?”
“tidak
nyonya, ini hanya luka kecil”
“kau
yakin?”
Bob
mengangguk.
Di
penginapan,
Bob
merasa sakit, ia pun menghadap ke cermin untuk melihat lukanya. Ternyata itu
luka memar yang lumayan besar.
Gwen
masuk ke penginapan, “Bob, aku membawa donat untuk makan siang. Bob?” kok dia gak ada? Apa dia sedang tidur siang?
Gwen masuk ke kamar Bob, “Bob?”
Tapi Bob
tetap tertidur tanpa menghiraukan Gwen.
Melihat
Bob, Gwen yakin ada yang tidak beres. Ia mendekat, “Bob bangun” Gwen menyentuh
tangan Bob, “ya ampun kau panas sekali, Bob?” Gwen melihat luka memar yang di
tutupi tangan Bob, “ya Tuhan…”
Di
klinik,
Bob
membuka matanya, ia kaget. “dimana ini? Rumah Sakit atau aw…”
Gwen
masuk dengan wajah cemas.
“nyonya”
Bob tersenyum.
“Bob”
Gwen senang, ia mendekat. “Bagaimana perasaanmu?” Gwen mengelusnya.
“perasaanku?”
Bob tersenyum malu, “aku senang nyonya mengelusku” ia menatap Gwen.
Gwen
langsung melepas tangannya, ia pun menunjukan wajah kesal. “apa-apaan kamu,
kamu bilang baik-baik saja. Tapi kenyataannya, apa? kau mau berbohong padaku?”
“bukan
begitu, aku hanya tidak mau nyonya khawatir”
“tolong
jangan diulangi lagi Bob”
“maafkan
aku nyonya”
“terima
kasih kau sudah menyelamatkan aku, Bob”
“nyonya,
itu kan tugasku sebagai bodyguardmu. Aku akan melakukan apa pun untuk
melindungi nyonya”
“kenapa
kau begitu peduli?”
“karena
aku menyayangi nyonya”
Beberapa
hari kemudian,
Di kamar
gwen,
Gwen
membuka matanya, hari ini ulang tahunku.
Dan aku melewatinya lagi tanpa Robert disampingku, Gwen menoleh ke samping.
Ia meraba bantal yang biasa dipakai Robert untuk tidur, aku mencintaimu. Gwen bangun dan bersiap untuk bekerja, saat
membuka pintu kamar.
“selamat
ulang tahun” Bob ada di depan pintu kamar Gwen.
“Bob?”
Gwen kaget, “da..darimana kau tau ini ulang tahunku?”
Bob hanya
tersenyum, “mari nyonya”
“mau
kemana?” Gwen yang bingung, tersenyum dan mengikuti Bob ke ruang makan.
“silahkan
duduk”
Ting…
oven berbunyi.
“nah, aku
rasa kuenya sudah matang” Bob ke dapur.
“kue?”
aneh.
Bob pun
kembali, “ini dia, kue muffin”
Gwen
terdiam, ia melihat kue kesukaan Robert yang selalu dibuat jika mereka berdua
sedang merayakan sesuatu.
Bob
menaruhnya di meja makan.
“banyak
sekali, apa ini ada 41 muffin?”
Bob
mengangguk.
“Bob,
kenapa kau membuat kue ini?”
“kan hari
ini ulang tahun nyonya”
“maksudku,
kenapa harus kue muffin?”
“eh…
karena… karena…” aduh, aku harus jawab
apa? “oh, karena aku hanya bisa membuat ini” tersenyum malu.
“oh,
begitu? Ya sudah, ayo kita makan” saat Gwen mencobanya, ia terdiam. Rasanya sama
dengan buatan Robert, Gwen menatap Bob.
“kenapa
nyonya melihatku seperti itu?”
“resep
muffinmu seperti bukan resep biasa, rasanya berbeda dengan muffin di toko kue”
“emh… itu
resep keluargaku”
“oh” Gwen
tersenyum, “lucu juga ya, jika kau percaya. Rasa muffinmu sama seperti buatan
suamiku” Gwen menunduk.
Bob
mendekat, “nyonya, seandainya aku suamimu. Perasaanku pasti sangat bahagia bisa
mempunyai istri seperti nyonya”
“kau
salah Bob, justru aku membuatnya kecewa disaat terakhirnya” Gwen menangis, “aku
bukan istri yang baik, seandainya malam itu kami tidak bertengkar dan aku lebih
sabar. Robert pasti tidak akan mengalami kecelakaan itu”
“nyonya”
Bob ikut sedih.
“Robert
meninggal karena mobilnya menabrak dinding terowongan” Gwen menangis.
Bob
memeluknya, “jangan pernah salahkan diri nyonya tentang itu, ini memang sudah
takdir Tuhan. Percayalah, suami nyonya tidak pernah menyesal mempunyai istri
seperti nyonya”
“aku juga
berharap seperti itu Bob” Gwen melepas pelukan Bob, “terima kasih”
Bob
mengangguk dan mundur, “maaf nyonya”
Gwen
tersenyum dan berusaha menahan kesedihannya, “ayo dimakan lagi, oh iya Bob
nanti malam aku mengadakan pesta di gedung dekat perusahaan. Sekalian membuat
acara amal juga, menurutmu bagaimana?”
“menurutku
itu bagus nyonya, aku sangat senang dengan acara amal”
Di
perusahaan,
Gwen
sedang menggunakan laptopnya, ia cemas dan agak tidak sabar. Ia sedang berusaha
membuka website rahasia perusahaan, tapi kodenya tidak pernah cocok.
“ah…
sudah bertahun-tahun aku berusaha tapi selalu gagal” Gwen kesal.
“nyonya,
ada apa?” Bob masuk.
“tidak
apa-apa” Gwen langsung menutup websitenya.
“oh iya,
aku mendapatkan pesan dari teman-teman nyonya. Katanya mereka semua akan datang
ke pesta nanti”
“benarkah?”
aneh sekali, biasanya mereka tidak bisa
datang. Darimana Bob mendapat pesan itu? Mana mungkin dia yang mengabari
mereka.
Malam
itu,
Bob
berdansa dengan salah satu teman Gwen, “mari nyonya”
“ya” ia
tersenyum, “jadi kau bodyguard Gwen?”
“ya
begitulah”
“wah
beruntungnya dia punya bodyguard semuda ini, oh iya Bob menurutmu bagaimana
Gwen itu? Dia masih terlihat muda kan?”
“iya,
nyonya Gwen masih sama seperti 20 tahun yang lalu”
“hah?” ia
kaget.
“ah…
maksudku nyonya Gwen itu awet muda sekali, seperti 20 tahun lebih muda”
“oh iya,
aku mengerti” tersenyum, “Bob, kalau difikir-fikir kasihan juga ya Gwen. Dia
masih sangat mencintai suaminya, sampai-sampai Gwen belum juga mendapatkan
suami baru”
“aku juga
turut menyesal atas kejadian itu, seandainya waktu bisa diputar. Aku tidak akan
membiarkan hal itu terjadi”
“hah?” ia
merasa semakin aneh dengan Bob.
Diantara
kebahagiaan para tamu, Gwen terlihat duduk diam dan hanya melihat mereka
berdansa.
“oh iya
Bob, bagaimana kalau kau mengajak Gwen dansa. Semenjak ditinggal Robert, aku
rasa Gwen belum pernah berdansa lagi”
“baiklah”
Bob pergi.
Gwen
melamun, ia membayangkan sedang berdansa disana dengan Robert.
“mari
nyonya” Bob mengulurkan tangannya.
“Bob?”
kaget, “aku tidak…”
“ayolah”
Bob memegang tangan Gwen dan mengajaknya ke lantai dansa, “sebentar saja”
Mereka
pun mulai berdansa.
Bob
tersenyum dan menatapnya, Gwen hanya diam.
Kehangatan
Bob membuat Gwen larut, Gwen berdansa mengikuti langkah Bob. Robert…? Gwen sangat kaget dan tidak
percaya, khayalan itu terasa begitu nyata. Gwen melihat Robert yang ada
dihadapannya.
Tuhan… terima kasih, meski pun ini hanya khayalanku. Meskipun
sebenarnya yang berdansa bersamaku adalah Bob, tapi aku bahagia bisa merasakan
Robert disampingku.
Bob
tersenyum dan memeluk Gwen, Gwen hanya diam di pelukannya.
“nyonya”
“ah, iya”
Gwen tersadar.
“nyonya
baik-baik sajakan? Sekarang saatnya membuka hadiah”
“oh, iya.
Aku akan melakukannya” Gwen meninggalkan Bob ke tumpukan kado.
“ayo
buka” teman-teman Gwen girang.
Melihat
Gwen bahagia, Bob merasa senang.
Saat
sedang membuka kado,
“cek…
cek… maafkan aku mengganggu acara buka kado, tapi aku tidak memiliki apa-apa
sebagai hadiah untuk nyonya Gwen. Jadi aku fikir, aku akan menyanyi saja” Bob
tersenyum sambil menatap Gwen, “untuk nya”
“yeah”
para tamu ramai.
Gwen
kaget.
Bob mulai
memainkan pianonya.
Gwen terdiam
mendengar lagu itu.
“hey,
darimana dia tau lagu itu Gwen? Apa kau yang mengajarinya?”
“tidak”
“jangan-jangan
kau sudah merencanakan duetkan?”
Bob mulai
bernanyi…
Chances are you’ll find
me somewhere lonely road tonight
Seems I always end up
driving by
Ever since I’ve know you
it just seems you’re on my way
All the rules of logic
don’t apply
I long to see you in the
night
Be with you ‘till morning
light
(song by : Robert Downey Jr. ft Vonda Sheppa –
Chances Are)
Mata Gwen mulai berkaca-kaca, ia pun berlari
meninggalkan gedung.
Semua kaget, Bob berhenti menyanyi dan mengejarnya.
Di rumah,
Gwen menangis, lagu itu mengingatkannya pada
Robert. Dulu mereka sering menyanyikannya. Gwen mulai menuangkan minuman ke
gelas dan akan meminumnya.
“nyonya” Bob mendekat dan merebut gelas itu.
Gwen kesal, “kembalikan”
“jangan nyonya, aku tau kau bukan pemabuk”
“siapa kau sebenarnya?” Gwen menatap Bob, “apa yang
kau inginkan dariku?”
“nyonya, aku tidak menginginkan apa-apa”
“jangan panggil aku nyonya”
“ok ok, Gwen. Dengar, aku akan jelaskan semuanya
padamu”
“ya, kau memang harus melakukan itu padaku”
“ok, tapi kau harus tenang” Bob menatapnya, “aku,
sebenarnya aku…”
“ayo katakan”
“aku Robert, suamimu”
“apa?” Gwen tertawa, “kau suamiku? Robert sudah
meninggal 20 tahun yang lalu”
“aku tau Gwen, makanya aku kembali. Aku mendapatkan
kesempatan untuk bereinkarnasi, agar aku bisa memperbaiki semuanya”
“memperbaiki apa?”
“Gwen, aku…” Bob bingung harus bicara apa, “kau tau
kan, setelah menikah aku selalu sibuk dengan pekerjaanku. Padahal dulu, aku
pernah berjanji akan selalu disampingmu. Kau ingatkan janji itu? Saat itu kau
masih sekolah di SMA dan orang tuamu tidak merestui kita karena aku lebih tua
sepuluh tahun darimu, kau ingatkan? Padahal aku seorang eksekutif muda” Bob tersenyum.
“begitu? Jadi kau Robert?” Gwen menatapnya diam.
Bob tersenyum dan mengangguk, “syukurlah kau
percaya Gwen, aku kira ini akan sulit”
Raut muka Gwen berubah, “itu memang terlalu mudah
untuk dipercaya, jadi tuan yang mengaku Robert” Gwen melotot, “malam ini kau
tidur di mobil”
Bruk…
Pintu ditutup sangat keras oleh Gwen.
Dengan lemas Bob pun masuk ke mobil, “ah… ternyata
dia tidak percaya kalau aku benar-benar Robert” Bob pun membuka sedikit kaca
jendela mobil dan mulai berbaring di jok belakang.
Gwen melamun di balkon, kenapa Bob seperti itu?
Begitu banyak hal yang ia ketahui tentang aku, apa dia mencintaiku? Tapi jika
dia benar menyukaiku, dia tidak perlukan berpura-pura sebagai reinkarnasi dari
Robert.
Pagi itu,
“wah” Bob bangun, ia bermimpi diusir oleh Gwen.
“sialan, mimpi buruk, ya ampun sudah terang. Jam berapa sekarang?” Bob melihat
ke jam mobil, “jam sembilan? Ya ampun aku bisa telat mengantar Gwen ke
perusahaan”
Bob mulai panik dan terburu-buru, tapi saat melihat
ke kiri. Mobil Gwen sudah tidak ada disana, Bob langsung keluar dari mobilnya.
Saat akan masuk ke rumah, pintunya dikunci.
“ah, sial”
Bob pun pergi ke perusahaan Gwen.
Di perusahaan,
Bob masuk ke ruangan Gwen, disana tidak ada
siapa-siapa.
“apa yang harus aku lakukan agar Gwen percaya
padaku?” ia pun melihat laptop Gwen yang menyala, “aku tau harus melakukan apa”
Bob mulai membuka website, tapi saat mau memasukan kode…
Gwen datang.
“gawat” Bob langsung bersembunyi.
Gwen masuk, ia duduk dan kaget melihat website di
monitor laptopnya. Ia melihat ke sekeliling ruangan, tapi disana tidak ada
orang. “aneh sekali” Gwen melihat monitornya, “Jangan-jangan ada orang yang mau
membukanya, tapi gak mungkin. Hanya Robert yang tau kodenya, aku juga tidak
pernah berhasil selama ini” Gwen mengeluh, “tapi lebih baik aku mencobanya
lagi”
Failed, kode yang ia masukkan selalu gagal.
“ah, gagal lagi” Gwen yang kesal menggebrak meja.
Duk…
“aduh” pukulan tangan Gwen tepat mengenai kepala
Bob yang ada di dalam lemari meja. Pintu lemari pun terbuka dan Bob terlihat.
“a….” Gwen kaget melihatnya, “apa yang kau lakukan
disini?” marah.
Bob keluar dari sana, “maaf nyonya”
“maaf? Kalau aku kena serangan jantung bagaimana?”
Bob menunduk, ia takut pada Gwen.
“kenapa diam?” Gwen kesal, “tunggu, apa yang kau
lakukan disini?”
“aku” Bob mencari alasan yang kira-kira pas dan
masuk akal.
“ah aku tau sekarang, kau yang mengutak-atik
laptopku kan? Kau ingin membuka website begitu? Dasar hacker”
“nyonya, aku akui aku memang akan membuka website
itu. Tapi aku bukan hacker”
“oh ya? Lalu untuk apa kau ingin membukanya? Kau
ingin uangkan?” Gwen mengambil cek, “aku akan memberimu uang yang besar, tapi
berjanjilah kau tidak akan mengganggu hidupku lagi” Gwen memberikan cek itu.
Bob kesal, ia melempar ceknya. “aku tidak butuh
ini” Bob menatap Gwen, “aku ingin membukanya agar kau percaya bahwa aku
benar-benar Robert”
Gwen terdiam melihat Bob, “baiklah, aku akan
memberimu kesampatan”
Bob mulai membuka website, ia pun memasukan
kodenya. Dan ternyata itu cocok.
Website terbuka.
“kodenya adalah iloveyougweny”
Gwen kaget.
Bob menatap Gwen, “apa sekarang kau percaya?”
“jadi kau?”
Bob mengangguk, “aku tau ini memang sulit
dimengerti Gwen, aku selalu bingung bagaimana cara meyakinkanmu”
“Robert” Gwen menagis dan memeluknya.
Bob tersenyum, “aku mencintaimu Gweny”
“maafkan aku Robert, maaf aku tidak mempercayaimu”
“tidak apa-apa” ia mencium kening Gwen, “sayang,
mau kah kau menikah denganku sekali lagi?”
“tentu saja” Gwen yang menangis jadi tersenyum.
Setelah kejadian itu, akhirnya Gwen percaya kalau
Bob memanglah Robert dan mereka pun menikah.
Robert menatap Gwen, “kau sangat cantik Gweny,
bolehkah aku menciummu?”
“itu rayuan yang aneh” Gwen tersenyum.
Saat mereka masuk ke mobil,
“sayang, kenapa kau diam saja? Ini kan hari bahagia
kita”
Gwen menatap Robert, “apa yang harus aku katakan?
Aku menikahi pria yang berumur 20 tahun lebih muda dariku” ia tertawa.
Robert tersenyum, “kau hanya bercandakan?”
Gwen mencium pipi Robert, “aku akan selalu bahagia
jika bersamamu”
“itu sangat indah, terima kasih Gwen”
Malam itu,
“kau belum tidur?”
Robert tersenyum, “aku belum ngantuk”
“kenapa? Ini kan sudah malam”
“aku… tidak apa-apa, lebih baik kau tidur duluan” sebenarnya
aku takut tidak bisa melihatmu lagi Gwen.
“baiklah” Gwen tidur.
Tiba-tiba sebuah cahaya datang, “waktumu sudah
habis”
“tunggu, beri aku kesempatan beberapa hari lagi
bersamanya”
“tidak, sesuai kesepakatan kau akan kami bawa jika
kau sudah mengungkapkan perasaanmu”
“tapi kami baru menikah” Robert pun tertarik, “ah”
Gwen bangun, ia melihat Robert terbang dan mulai
pudar, “Robert?” Gwen mendekat ke arah Robert, “Robert apa yang terjadi? Jangan
pergi, kamu mau kemana? Robert Jangan tinggalkan aku”
Robert hanya bisa diam dan menatap Gwen sedih.
“ayo, ini sudah saatnya” arwah Robert dibawa pergi.
“Robert” Gwen sangat sedih.
***
Di kamar,
“Robert bangun Robert, Robert”
“ah” Robert terbangun dengan kaget.
“tadi saat aku keluar dari kamar tamu, aku
mendengarmu menggumam. Aku takut kamu kenapa-kenapa, jadi aku langsung kesini”
Gwen khawatir.
Robert menatap Gwen yang ada disampingnya, “Gwen”
ia langsung memeluknya, “maafkan aku”
“tidak apa-apa, aku tau kau sibuk. Harusnya aku
tidak marah”
“tidak, aku yang salah. Aku janji, setiap sabtu dan
minggu kita tidak bisa diganggu meeting lagi”
“itu berlebihan, aku rasa kau tidak akan bisa”
“kita lihat saja nanti” Robert tersenyum dan
merangkulnya.
Akhirnya mereka kembali akur, Robert pun bersyukur
karena semua itu hanya mimpi.
Beberapa hari kemudian,
Robert merayakan ulang tahun Gwen, ia mengundang
semua teman Gwen dan rekan kerjanya. Robert juga membuat muffin spesial untuk
Gwen.
“kau suka?”
“tentu, aku sangat bahagia dengan semua ini Robert,
terima kasih”
“apa pun untukmu sayang”
Robert menatap Gwen dan memeluknya.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar