Penyunting : Erin_Adler
Genre: Drama, Romance
Cerita ini hanya
fiktif belaka dan hanya untuk hiburan
semata.
Di sebuah panti asuhan,
“cepat-cepat, pangeran udah datang” para anak berkumpul.
Pengurus panti pun mendekati sebuah mobil, supir keluar dan membukakan
pintu. Seorang anak berusia 4 tahun keluar dari sana.
“selamat datang tuan”
Anak itu tersenyum, semua anak disana begitu ramai menyambutnya. Tapi
anak laki-laki itu melihat seorang anak perempuan yang hanya diam di sudut
ruangan, ia pun mendekat.
Pengurus panti bicara dengan supir, “apa tuan Downey sibuk?”
“iya, lagi-lagi harus tuan Downey Jr. yang datang kesini”
“kasihan sekali, anak sekecil itu harus memegang banyak tanggung jawab”
“ya, rencananya tuan Downey Jr. akan menginap untuk beberapa hari”
“baiklah, terima kasih banyak. Aku janji akan menjaga tuan Downey Jr.
dengan baik”
***
Di sudut ruangan,
“hey, kamu baru ya?”
Anak perempuan itu tetap diam menatap anak laki-laki yang dipanggil
pangeran oleh anak lain itu.
“jangan takut, aku gak jahat kok”
Anak perempuan itu menangis.
“yah, kok nangis sih?” anak laki-laki itu merasa tidak enak.
“tuan Robert, maaf. Dia anak baru, jadi masih perlu beradaptasi”
pengurus mendekati mereka.
Robert menatap anak perempuan itu dengan sedih.
“Beatrice, kenalkan. Ini tuan Robert, anak dari pemilik panti asuhan
ini. Ayo salaman”
“ibu” Beatrice malah semakin menangis.
“udah dong nak, jangan nangis terus” salah seorang pengasuh membawanya,
“maaf ya tuan”
Robert mengangguk.
“mari tuan, saya antar ke kamar”
***
Siang itu,
Semua anak bersiap untuk makan, mereka berbaris rapi untuk mengambil
makanan yang telah disediakan. Robert pun berlajan ke ruang makan.
“pangeran” anak-anak heboh kembali.
Robert hanya tersenyum.
Seorang pengasuh mendekat, “tuan, mari. Kami sudah menyiapkan makanan
untuk tuan”
Robert mengangguk dan duduk bersama para pengasuh.
“ini dia”
“wah, spaghetti” Robert tersenyum, tapi ia melihat makanan anak lain.
“kenapa mereka gak makan ini?”
“emh.. ini cuma dipesan untuk tuan saja”
“besok mereka juga harus dikasih ini ya”
“iya tuan”
Robert melihat Beatrice melamun sendirian di sudut meja, ia pun turun
dan membawa makanannya ke tempat Beatrice. “hey” Robert tersenyum.
Beatrice menatapnya dengan sedih.
Robert duduk disampingnya, “kamu mau gak?”
Beatrice menggeleng.
“kok gak makan?”
Beatrice menunduk.
“Beatrice mau aku suapin?”
Beatrice mengeleng.
“kamu kok diem aja? Kamu gak suka sama aku ya?”
Beatrice mengeleng dan air matanya menetes. Salah satu pengasuh yang
melihat itu mau mendekat, tapi pengasuh yang lain melarangnya.
“biarkan saja, siapa tau mereka bisa berteman”
Robert menghapus air mata Beatrice, “kok nangis lagi? Makan yu, ini enak.
Kamu udah nyobain belum?”
Beatrice menggeleng.
“nih, coba” Robert menyuapinya.
Beatrice pun tersenyum.
“enak kan?”
Mereka pun menghabiskan makanan itu.
“Beatrice mau makan ini lagi? Entar aku bilangin”
Beatrice tersenyum, “makasih pangelan”
Robert menggeleng, “aku bukan pangeran, aku Bobby”
Mereka pun berjabat tangan.
***
Malamnya,
“tuan, saatnya tidur. Tuan Robert?” pengasuh itu kaget karena Robert
tidak ada di kamarnya.
Di sebuah bukit,
“indah kan?” Robert menatap Beatrice.
Beatrice mengangguk, “kamu sering kesini ya?”
Robert menggeleng, “aku gak pernah, soalnya gak boleh”
Beatrice yang duduk disamping Robert pun mulai menutup matanya dan
bersandar ke pundak Robert, Robert tersenyum dan menutup matanya juga. Pengasuh
pun datang dan bersyukur dapat menemukan mereka, ia tersenyum dan membawa
mereka kembali ke panti.
***
Pagi itu,
Robert membuka matanya, ia bangun
dan merasa sedikit pusing. Robert keluar dari kamar.
“selamat pagi tuan”
“pagi” Robert tersenyum, ia mengintip setiap kamar.
“tuan mencari Beatrice?”
Robert mengangguk.
“dia ada disana”
Robert melihat Beatrice melamun di dekat jendela, ia pun mendekat.
“Beatrice”
Beatrice tersenyum, “kamu udah bangun?”
“kamu lagi ngapain?”
“aku inget ibu”
“emangnya ibu kamu kemana?”
Beatrice ingat,
Malam itu,
Beatrice dan ibunya baru pulang berdagang,
tiba-tiba segerombol orang menghadang mereka dan mengancam akan membunuh mereka
jika ibu Beatrice tidak memberikan uang pada mereka.
Ibu Beatrice panik, apalagi saat itu mereka memang
hanya mendapatkan sedikit uang. Beatrice sangat takut pada penjahat itu.
Dan akhirnya mereka menusuk ibu Beatrice dan
meninggalkan mereka setelah mengambil uangnya. Beatrice pun terus menangis.
“aku gak tau, aku udah panggil-panggil ibu. Tapi ibunya diem aja, terus
aku dibawa kesini”
Robert ikut sedih, “kamu jangan sedih lagi ya, entar aku mau minta sama
ibu biar bisa pulang sama kamu”
Beatrice mengangguk.
***
Sore itu,
Robert dan Beatrice duduk di bukit.
“kamu pulangnya kapan?”
“gak tau, aku nunggu dijemput”
“kalau kita gak ketemu lagi?”
Robert memberikan sebuah bros kepada Beatrice, “nih” ia tersenyum, “itu
tanda keluargaku, kalau nanti kita ketemu lagi, kamu kasih ini aja ke aku. Kamu
janji kan mau nungguin aku?”
Beatrice mengangguk.
Mereka berpelukan.
“aku sayang kamu” Robert mengelus Beatrice.
“aku juga”
Hujan pun turun.
“wah, ujan”
“ayo cepet kesana”
Mereka berlari ke panti dan sampai dengan basah kuyup, tapi Robert
menggigil.
“Bob, kamu kenapa?”
“aku.. aku...” Robert gemetaran.
“ya ampun, tuan ayo ganti bajunya” pengasuh yang melihat itu cemas.
Beatrice pun hanya melihat Robert yang dibawa ke kamar.
“Beatrice, ayo nak. Kamu juga harus ganti baju”
***
Di kamar Robert,
“tante, aku pusing” Robert mendekat ke arah pengasuh dan tiba-tiba
pingsan.
“tuan? Tuan Robert?” pengasuh panik.
Seluruh isi panti panik dan menelpon dokter, Robert yang deman tinggi
pun hanya terbaring di kamar. Beatrice mengintip dari pintu, ia melihat dokter
sedang memeriksa Robert.
“aduh, gimana ini? Aku harus bilang apa pada tuan dan nyonya Downey?”
“semoga kita gak dipecat, kalau panti ini ditutup. Gimana nasib
anak-anak?”
Para pengasuh pun keluar dari kamar Robert dan mengantar dokter.
Beatrice masuk, “Bob” ia memegang tangan Robert, “bangun Bob, jangan
sakit” Beatrice menangis, “aku sayang kamu, jangan sakit Bob. Ayo kita main
lagi” Beatrice naik ke ranjang Robert dan berbaring disampingnya, ia mencium
kening Robert dan memeluknya.
Saat pengasuh kembali, ia melihat Beatrice tertidur disamping Robert. Ia
tersenyum dan memakaikan selimut pada Beatrice, pengasuh pun keluar.
***
Pagi itu,
Robert membuka matanya, “Beatrice?”
“kamu gak apa-apakan?”
Robert tersenyum, “ayo kita main lagi” Robert memegang tangan Beatrice.
“kamu masih panas”
“aku gak apa-apa kok”
Saat mereka keluar dari kamar.
“Robert” ibu Robert langsung memeluk Robert.
“ibu”
“sayang, ayo kita pulang nak. Kamu harus istirahat sayang”
“tapi..” Robert melihat ke arah Beatrice.
“sayang, ayo kita pulang sekarang. Ibu akan bawa kamu ke dokter dan kamu
harus istirahat di rumah”
“tapi aku masih mau disini bu”
“Robert, kamu harus istirahat sayang” ibu mengangkat Robert yang lemas
dan membawanya ke mobil.
“maafkan kami nyonya”
“harusnya kalian menjaga Robert dengan baik, aku tidak akan pernah
membawa Robert kesini lagi”
Para pengasuh menunduk, Robert melihat ke arah Beatrice yang menangis
dan mobil pun pergi meninggalkan panti.
***
Beberapa tahun kemudian,
Di sebuah perusahaan.
Robert sedang memeriksa beberapa berkas.
“selamat siang” seorang perempuan datang.
“Michelle?”
“sayang, ayo kita makan siang”
“maafkan aku, sepertinya aku tidak bisa saat ini” Robert bicara tanpa
menatap Michelle.
“Robert, ayo dong. Jangan kerja terus”
“apa kau tidak lihat? Aku sedang sibuk”
Michelle kesal dan menjatuhkan beberapa map Robert ke lantai, Robert
menatapnya.
“kita ini sebentar lagi tunangan, kenapa kau tidak perduli padaku?”
Michelle kesal.
“sayang, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku benar-benar sibuk,
bagaimana jika diganti dengan makan malam?”
Michelle berbalik, “beneran?” ia senang dan mencium pipi Robert, “sampai
jumpa nanti malam sayang” Michelle pun keluar dari ruangan Robert.
***
Sorenya,
Robert berjalan keluar dari ruangannya.
“selamat sore tuan”
“sore” Robert tersenyum.
Di dekat pintu masuk perusahaan,
Salah seorang manajer sedang bicara dengan seorang perempuan.
“yang bener aja, masa cuma buat jadi cleaning service harus lulusan
sarjana?”
“tapi ini memang sudah peraturannya, perusahaan kami hanya menerima
minimal S1 dalam segala bidang”
“orang kaya emang belagu ya, kalian fikir karena aku bukan sarjana terus
aku bodoh. Gitu?”
“tidak begitu nona”
“terus apa? Aku jadi pingin tau, siapa sih pemilik perusahaan ini?”
perempuan itu kesal.
“aku CEO-nya” Robert mendekat sambil tersenyum.
Perempuan itu terdiam.
“tuan” manajer itu memberi hormat.
“ada apa? Apa perusahaan kami merugikan anda?” Robert masih tersenyum.
“a..aku...”
“nona ini memaksa ingin menjadi cleaning service, tapi dia bukan sarjana
tuan”
“tidak apa-apa, bisa tinggalkan kami sebentar?”
“baik tuan, saya permisi”
Robert mengangguk dan perempuan itu masih terdiam.
“kok diem aja? Tadi kamu terlihat sangat menggebu-gebu waktu bicara sama
manajer Mark”
“aku, aku hanya ingin..”
“jika kau ingin bekerja disini, besok datang lagi kesini. Bawa
berkas-berkasmu. Langsung temui aku, mengerti?”
“i..iya”
“jika ada yang bertanya, bilang saja kau sudah membuat janji denganku”
“baik tuan”
Robert tersenyum dan meninggalkannya.
“tuan”
Robert menoleh.
“terima kasih” perempuan itu tersenyum.
Robert terdiam melihatnya dan perempuan itu pun pergi.
***
Di rumah Robert.
Robert sedang melamun di dekat jendela.
“kamu pasti sedang memikirkan teman masa kecilmu kan?” ibu mendekat.
“ibu”
“apa kau masih memikirkan anak bernama Beatrice itu? Robert ayolah,
kejadian itu sudah lama sekali terjadi. Bahkan sampai saat ini, kamu tidak
pernah berhasil menemukannya kan? Lagi pula sebentar lagi kau akan bertunangan
dengan Michelle”
***
Besoknya,
Di perusahaan.
“selamat siang”
“siang nona, ada yang bisa kami bantu?”
“aku ingin bertemu dengan CEO”
Orang itu kaget, “apa nona sudah buat janji sebelumnya?”
“iya, udah. Kemarin kami membuat janji di depan perusahaan”
Orang itu semakin kaget, tapi perempuan itu tersenyum.
“baik, kalau begitu saya akan menghubungi tuan dulu”
Perempuan itu mengangguk.
Orang itu mulai mengangkat telpon, “hallo tuan, maaf. Disini ada seorang
perempuan yang ingin bertemu dengan anda. Dia bilang sudah membuat janji dengan
tuan di depan perusahaan kemarin, baik tuan” orang itu menutup telponnya,
“silahkan masuk nona”
“terima kasih” perempuan itu terlihat senang dan masuk ke ruangan
Robert.
***
Di ruang Robert.
“selamat siang tuan” perempuan itu masuk.
“siang, silahkan duduk”
“terima kasih” perempuan itu duduk.
“jadi, kau sudah membawa berkasmu hari ini?”
“iya tuan” perempuan itu memberikan berkasnya.
Robert menyimpan berkas itu di meja, “baiklah, bagaimana kalau sekarang
kita berkenalan dulu? Siapa namamu?”
“Allison, tapi teman-teman sering memanggilku Ally”
“baiklah Ally, kau boleh pulang”
“begitu saja tuan? Terima kasih” Ally keluar.
“Ally, jangan lupa untuk kembali besok”
“iya tuan”
Setelah Ally pergi,
Robert tersenyum, tapi ia kembali teringat pada Beatrice. Aku kira kau Beatrice, ternyata namamu Ally.
Ia membuka berkas Ally dan membacanya.
***
Sorenya,
Beatrice, dimana kau
sekarang? Apa kau masih mengingatku? Robert melamun di kamarnya.
“Robert” Michelle tiba-tiba masuk ke kamar Robert.
“hey, bisakah kau mengetuk pintu dulu?”
“ah kau ini, kenapa masih pake baju kaya gitu? Kita kan mau makan malam”
Michelle duduk disamping Robert.
“Michelle, ini masih sore”
“Robert, aku kan kangen”
Robert diam.
Michelle memeluknya, “aku sayang padamu”
“aku juga”
“kenapa sih? Setiap aku bilang sayang atau cinta padamu, kau selalu
menjawab aku juga. Kenapa sih kamu gak pernah bilang cinta atau sayang padaku?”
“bukankah itu sudah cukup mewakilinya?”
“kamu itu kurang romantis, tau gak?”
“maafkan aku”
***
Pagi itu,
Di ruangan Robert.
Ally baru selesai membersihkan ruangan, ia pun mengambil sesuatu di
sakunya. Sebuah bros, pemberian teman masa kecilnya. Bobby, sekarang kamu dimana? Ally sedih.
Tiba-tiba seseorang membuka pintu.
“Ally?” Robert tersenyum.
Ally kaget dan brosnya terjatuh, “tuan?”
“kau baru membersihkan ruanganku?”
“i..iya tuan, kalau begitu saya permisi”
“ya.., ok” Robert duduk dan mulai membuka laptop-nya, ia mencari
Beatrice lewat dunia maya. Dan hasilnya masih nihil, Beatrice yang ia cari
selalu tidak ada. Robert melamun.
Tiba-tiba Ally masuk.
“Ally, ada apa?” Robert kaget.
“maaf tuan, aku baru saja menjatuhkan sesuatu disini” Ally begitu panik.
“apa barang itu sangat berharga?”
“iya tuan” Ally melihat kesana-kemari.
“aku akan membantumu” Robert ikut mencari.
“ya Tuhan, kenapa aku bisa ceroboh sih?” Ally begitu cemas.
Robert melihat bros keluarganya di lantai, ia mengambilnya dan terdiam.
Ally melihat itu, “ya ampun” Ally begitu senang dan mengambilnya dari
tangan Robert, “terima kasih banyak tuan”
“a.. emh, iya”
“saya permisi dulu tuan”
“tunggu”
“iya tuan?”
“apa kau Beatrice?”
Ally terdiam mendengar itu.
“apa sebelumnya namamu Beatrice dan kau tinggal di panti asuhan?”
“apa maksud tuan? Dari mana tuan tau hal itu?”
“jawab saja, iya atau tidak?”
“aku rasa itu masalah pribadi, masa laluku seperti apapun. Itu bukan
masalah tuan kan?”
Robert tersenyum, “Beatrice, ini aku. Bob”
“Bobby?” Allly kaget.
“coba kau lihat simbol perusahaan ini, bentuknya sama dengan bros itu
kan?”
“Bob” Ally memeluk Robert.
Robert tersenyum.
“Bob, aku sangat rindu padamu”
“aku juga, kau mau hujan-hujanan lagi?”
“nanti kamu sakit” Ally tersenyum.
Robert mengelus kepala Ally, “kau masih seperti dulu ya”
“emangnya kamu enggak?”
“entar kita makan siang yu, kamu mau spaghetti kan?”
Ally tersenyum.
“jika aku memanggilmu Beatrice, kau tidak keberatankan?”
“tentu tidak Bob, dasar pangeran. Kau tetap terlihat hebat sampai
sekarang”
“hebat apanya? Apa itu karena uang? Ini bukan uangku, semua ini milik
orang tuaku”
***
Siang itu,
Robert membawa Ally makan siang.
“mau pesan apa tuan? Nyonya?”
“ayo pesan” Robert menatap Ally.
“aku tidak tau harus memesan apa”
Robert tersenyum, “baiklah, aku ingin 2 spaghetti dan milkshake
strawberry”
Ally tersenyum, “kau seperti anak-anak”
“memangnya kenapa?”
Mereka tertawa.
Michelle yang baru masuk ke tempat itu kaget melihat Robert sedang
berduaan dengan seorang wanita, “Robert?!” Michelle mendekati mereka.
“Michelle?” Robert kaget.
“apa yang kau lakukan disini?”
“makan siang”
“maksudku, apa yang kau lakukan dengan wanita ini?”
“Michelle, kami hanya makan siang. Ini Beatrice, teman kecilku yang
hilang”
Michelle menampar Robert, “kau itu calon tunanganku, harusnya kau
mengerti perasaanku” Michelle menatap Ally, “kau juga, harusnya kau mengerti
karena kita sesama wanita” Michelle meninggalkan mereka.
“Michelle” Robert merasa bersalah, lalu ia melihat ke arah Ally.
“Beatrice”
“cukup, sekarang semuanya sudah jelas Bob”
“Beatrice, aku..”
“jangan bicara lagi, sekarang semuanya sudah berubah. Aku tau, kau akan
bertunangan dengannya. Harusnya aku menolak makan siang ini”
“Beatrice...”
“kau tau yang aku harapkan setelah pertemuan ini?”
“aku tau”
“tapi kenyataannya, kau tidak pernah mencariku kan? Kau malah akan
bertunangan dengan wanita lain” Ally meninggalkan Robert.
“Beatrice”
***
Besoknya,
Di perusahaan.
Ally masuk ke ruangan Robert.
“Beatrice?”
“maaf tuan, namaku Allison”
Robert menatapnya sedih.
Ally memberikan bros Robert, “ini milik tuan”
“Ally, aku...”
“tuan, aku ingin mengundurkan diri dari sini”
“apa maksudmu?”
“aku tidak sanggup lagi tuan”
“tapi kita baru saja bertemu”
“aku tau, tapi mungkin ini yang terbaik”
“tidak, aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi”
“tuan aku mohon”
“Ally, aku sayang padamu”
“cukup tuan, jangan katakan itu lagi” Ally menangis, “perasaanku sudah
terlalu sakit, apa kau tidak tau? Semenjak kau pergi dari panti, aku selalu
menungumu. Tapi kau tidak pernah datang tuan, mana janjimu? Selama ini aku
selalu menunggumu, apa kau tidak mengerti?”
“kau pikir aku melupakanmu begitu saja?” Robert menatap Ally, “aku
selalu mencarimu, selama ini aku hanya memikirkanmu”
“tapi kenyataannya, sekarang kau akan bertunangan dengan orang lain kan?
Semua orang tau itu tuan, untuk apa aku menunggumu lagi. Semuanya sudah jelas,
kita tidak akan pernah bisa bersama lagi”
“aku tidak akan melakukannya, karena satu-satunya wanita yang akan
menikah denganku adalah kau. Apa kau tidak mengerti? Aku hanya mencintaimu
Ally, hanya kau yang selalu ada dalam hatiku”
Ally yang menangis pun menuduk.
“apa kau tidak mau memperjuangkannya? Setelah penantian ini, setelah
kejadian ini. Apa kau mau menyerah begitu saja? Setelah bertahun-tahun, aku
senang kita bisa bertemu lagi. Dan sekarang, aku tidak akan pernah rela
kehilanganmu Ally. Tidak akan”
“kau tidak boleh egois tuan, kau juga harus memikirkan perasaan nona
Michelle”
“Ally”
“maafkan aku tuan” Ally pergi.
Robert menahan emosinya dan diam, air mata Robert menetes.
***
Siang itu,
“Robert” Michelle masuk ke ruangan Robert.
Robert hanya diam menatap Michelle.
“sayang ada apa?”
“tidak ada apa-apa”
“Robert, kau terlihat tidak bersemangat sekarang. Ada apa? Ceritakan
padaku, apa ini masalah yang kemarin?”
“aku baik-baik saja”
“sayang, aku sudah memaafkanmu. Aku minta maaf, aku mengerti kau sangat
merindukan temanmu itu. Lagi pula itu hanya makan siang kan?”
Robert memberikan senyuman semu.
“sayang, jangan begitu. Sebentar lagi kita kan mau tunangan”
“aku rasa, kita harus membatalkannya Michelle”
“apa?” Michelle kaget.
“maafkan aku, aku tidak mencintaimu”
“tapi Robert” Michelle kesal, “ini pasti gara-gara perempuan itu kan?”
“Michelle”
“aku tidak mau, suka atau tidak suka. Kita tetap akan bertunangan”
Michelle keluar dari ruangan Robert.
***
Malam itu,
Robert datang ke rumah Ally.
Tok... tok.. tok...
Ally membuka pintu dan kaget melihat Robert, “mau apa kau?”
“aku hanya ingin mengundangmu ke pertunanganku” Robert memberikan sebuah
kartu undangan kepada Ally.
“maaf tuan, aku tidak bisa. Lebih baik kau pergi sekarang”
“aku tidak akan pergi sebelum kau menerima kartu ini”
“sudahku bilang, aku tidak bisa” Ally menatap Robert kesal.
“aku tidak akan bertunangan jika kau tidak datang”
Mata Ally berkaca-kaca, “baik-baik, aku akan datang. Kau puas?”
“Ally...”
“pergi Robert, saat ini aku tidak ingin melihatmu. Pergi”
“berjanjilah kau akan datang”
“aku janji, sekarang pergilah. Aku mohon”
Robert pun pergi dengan sedih, Ally menutup pintunya dan menangis.
***
Dua hari kemudian,
Di kamar Robert.
“Robert, ayo makan. Kamu kan sakit” Michelle membawa semangkuk sup.
“aku gak apa-apa kok”
“gak apa-apa dari mana, ibumu bilang kamu pingsan di kantor. Akhir-akhir
ini kamu terlalu sibuk sampe lupa segalanya, itu gak baik”
“itu cara satu-satunya”
“cara apa? Cara melupakan perempuan itu?”
Robert diam.
“pegawaimu bilang, dia sudah mengundurkan diri. Dan itu yang membuatmu
sedih kan?”
“Michelle, aku mau tidur”
“ok, aku akan keluar sekarang. Tapi kamu harus ingat, sebentar lagi kita
akan bertunangan. Segalanya telah berubah Robert, terimalah kenyataan”
Robert berbaring.
Michelle memakaikannya selimut dan mencium kening Robert, “aku sayang
padamu”
“aku juga” Robert menutup matanya.
Michelle keluar dari kamar Robert dan bicara dengan ibu Robert.
“tante minta maaf atas sikap Robert”
“tidak apa-apa tante, aku tau Robert sangat sulit melupakan perempuan
itu”
Ibu Robert ingat kejadian saat itu.
Setelah Robert dibawa pulang dari panti, badannya
kembali panas. Ia selalu mengigau dan memanggil-manggil beatrice, karena rasa
cemas terhadap keadaan Robert. Satu minggu kemudian, Ibu pun kembali ke panti
dan mencari Beatrice. Tapi sayangnya, sang pengasuh bilang. Beatrice sudah
diadopsi tiga hari yang lalu dan semenjak itu, ibu tau jika Robert selalu
mencari Beatrice. Namun hasilnya selalu nihil.
“tante?”
“ah, iya?”
“tante kenapa? Kok ngelamun?”
“enggak, tante gak apa-apa”
***
Di hari pertunangan,
Semua orang sudah berkumpul di gedung, Michelle pun tidak sabar menunggu
Robert.
“Michelle sayang” ibu Robert datang.
“tante, mana Robert?”
“Robert masih siap-siap di rumah, dia bilang sebentar lagi akan menyusul
kesini”
“kuharap Robert segera datang, semua tamu sudah menunggunya”
“sebentar lagi Robert pasti akan datang, kamu tenang saja”
Ally yang hadir pun cemas, ia takut Robert benar-benar tidak datang. Dua
orang pelayan mendekat dan berbisik kepada ibu Robert dan Michelle.
“apa? Robert kabur?” ibu kaget dan mencoba menghubungi Robert, tapi
hpnya tidak aktif.
Semua tamu mulai merasakan keganjilan itu, sudah tiga jam Robert belum juga
muncul.
Ya ampun, kamu dimana
Robert? Ally ikut
cemas.
“aku gak terima ini semua” Michelle kesal dan menjatuhkan kue
pertunangannya, “aku tidak akan melupakan semua ini tante, anak tante telah
mempermalukan aku. Kalian fikir aku tidak bisa mendapatkan yang lebih baik dari
Robert?”
“maafkan Robert nak” ibu sedih.
“aku benci kalian semua” Michelle meninggalkan ibu Robert dan menatap
Ally, “ini semua gara-gara kamu” Michelle pergi.
Ally hanya diam melihatnya.
Kabar tentang hilangnya Robert pun ramai dibicarakan, tidak ada satu pun
orang yang melihat Robert. Ibu sangat cemas dan Ally pun merasa sedih.
***
Beberapa hari kemudian,
Di sebuah bukit,
Robert sedang menatap pemandangan disekitarnya.
“disini panas, lebih baik kau segera masuk ke panti”
Robert menoleh, “Beatrice? Maksudku, Ally”
Ally mendekat dan tersenyum, “aku senang jika kau memanggilku Beatrice”
“tau darimana kalau aku ada disini?”
“aku tau, cinta sejatiku pasti akan kembali kesini”
Robert tersenyum dan memeluk Ally, “maafkan aku Beatrice”
“ayo kita kembali, badanmu masih sedikit panas. Para pengasuh bilang,
tadi malam kau demam. Pasti setiap hari kerjaanmu ngelamun disini, ayo ngaku?”
Robert tersenyum.
Mereka pun kembali ke panti.
“apa ibu tau aku disini?”
“aku baru mau memberitaunya, disana semua orang mencemaskanmu. Kau harus
segera pulang”
“bagaimana dengan Michelle? Jika aku pulang, kami akan bertunangan dan
kau akan pergi dariku”
“Michelle sudah pergi ke Paris, setelah kejadian itu. Besoknya ia
langsung berangkat, kau tega sekali. Sepertinya dia sangat membencimu”
“tidak apa-apa, lagi pula aku sudah bilang bahwa aku tidak mencintainya”
“pangeran” anak-anak panti mendekat.
“eh anak-anak, gak boleh mengganggu” pengasuh hawatir.
“gak apa-apa kok, kami suka anak-anak. Iya kan Beatrice?”
Ally tersenyum.
“pangeran, dia pacarmu ya?”
“eh..” Robert tersenyum bingung dan menatap Ally.
Ally tersenyum, “ayo jawab pangeran” ia menggoda Robert.
“hey, jangan panggil aku pangeran. Panggil aku Bobby, kalian juga ya”
“ok Bobby”
“ya” Robert tersenyum, “dia adalah pacarku dan sebentar lagi akan
menjadi istriku” Robert memegang tangan Ally.
***
Satu tahun kemudian,
Di panti asuhan.
Robert dan Ally datang dengan menaiki sebuah truk.
Anak-anak bersorak gembira, “Bobby dan Beatrice datang”
Robert turun dari truk dan membantu Ally turun, “hey anak-anak”
“hey Bobby” anak-anak menyambutnya.
Para pengasuh pun senang, Robert kembali datang kesana.
“aku dan Beatrice membawa hadiah untuk kalian semua”
Pengurus panti mulai membuka bagian belakang truk, ternyata isinya penuh
dengan mainan.
“itu untuk kalian semua” Robert tersenyum.
“horay” semua anak girang.
“ayo baris yang rapi” Ally membagikan mainannya.
Setelah selesai membagikan hadiah, mereka pun berbaur bersama anak-anak.
“ayo anak-anak, berterima kasihlah pada tuan dan nyonya Downey”
“hey, panggil saja aku Bob” Robert tersenyum.
“terima kasih Bobby, terima kasih Beatrice” anak-anak senang.
Ally juga senang melihat Robert yang begitu dekat dengan anak-anak.
Baginya, Robert memang pria yang baik.
“Beatrice” Robert memberikan sebuah kamera pada Ally, “tolong abadikan
fotoku bersama anak-anak ya”
“ok” Ally tersenyum, “siap? 1 2 3”
“yeah” semua anak senang”
***
Malamnya,
Di bukit.
“aku senang, akhirnya kita bisa bersama” Robert menatap Ally.
“aku juga senang, setelah sebelas tahun kita berpisah. Akhirnya kita
bisa bersama dan kembali ke tempat ini” Ally tersenyum melihat cincin
pernikahan yang ada di jari manisnya.
Robert tersenyum dan merangkul Ally sambil melihat pemandangan malam
yang indah, “tempat ini tidak banyak berubah ya”
“Bob, aku jadi bertanya-tanya. Sejak kapan kau menyukaiku? Dulu kan kita
hanya teman”
“kau tidak tau ya?” Robert memegang tangan Ally dan mengajaknya ke dekat
sebuah pohon, “lihatlah”
Ternyata disana ada tulisan Bobby dan Beatrice yang terukir dalam sebuah
tanda hati.
“ya ampun” Ally kaget.
“kau ingat saat kita ketiduran disini? Sebelumnya, aku menulis ini dulu
di pohon besar ini” Robert tersenyum.
Ally memeluknya, “aku mencintaimu”
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik,
komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar