Author : Irene_Adler
Editor : Sherly Holmes
Genre :
Romance
“Aku akan menjadi suamimu suatu saat
nanti, melindungimu dan hidup bahagia selamanya seperti cerita putri – putri
yang kau ceritakan. kita akan mempunyai 2 anak, seorang perempuan dan seorang
laki-laki. Aku akan menjadi suami dan ayah yang hebat sedunia”
“Eh? Benarkah?”
“Ya. Aku janji”
“Janji?”
“hm. Janji”
***
”You, The Promise and A Necklace”
***
Sinar matahari
pagi menembus jendela kaca sebuah kamar, menerangi wajah seorang pemuda yang
sedang tidur dengan nyenyaknya, mengerang saat sinar matahari mengenai matanya.
Pemuda yang bernama Robert –Robert Downey Jr lengkapnya- itu mengangkat bantal
untuk menutupi wajahnya, berniat untuk tidur kembali. Namun sepertinya niatnya
harus tertunda karena jamnya berdering menandakan waktunya untuk bangun. Menghela
nafas, Robert menyingkirkan bantal yang ada di atas kepalanya, lalu melirik jam
yang berada di meja kecil sebelah tempat tidurnya. Jam 7 pagi. Menyadari jarak
sekolah dan tempat tinggalnya jauh, Robert bangun dan segera menuju ke kamar
mandi, setelah sebelumnya mengambil handuk dan baju seragam sekolahnya.
Robert tinggal
sendiri di sebuah apartemen mewah miliknya. Saat Robert meminta izin untuk
tinggal sendiri di kota yang tak pernah tidur ini –New York- orang tuanya yang
tinggal di Manhattan, tempat lahir Robert, mengizinkannya karena menganggap
Robert sudah bisa tinggal sendiri dan mendapatkan uang sendiri. Bahkan
apartemen yang ditinggalinya merupakan
pembeliaan uangnya sendiri. Walaupun Robert masih Junior di salah satu High
School elit di New York, tapi Robert sudah bisa mencari uang sendiri,
berterimakasihlah pada otaknya yang bisa dibilang jenius.
Setelah
mengambil apel sebagai sarapan, Robert langsung keluar dan mengunci pintu
apartemennya. Kemudian ia berjalan ke arah lift, menekan tanda kebawah. Tak
memerlukan waktu yang lama lift pun terbuka. Untunglah hari ini di dalam lift
hanya ada dirinya, tak seperti hari kemarin, ia harus berduaan dengan seorang
wanita yang mendekatinya dan merayunya, meminta alamat dan nomor teleponnya. Setelah
keluar dari lift, ia segera pergi ke tempat parkir menuju mobil audi
terbarunya, yang sekali lagi hasil pembeliannya sendiri.
_Time Skip_
Diruangan kelas
342, terlihat banyak murid yang masih mengobrol dan bercanda bersama teman
masing-masing, menunggu guru sejarah mereka yang bernama Samuel L. Jackson.
Guru yang menurut muridnya
merupakan guru killer berwajah garang dengan penutup mata sebelahnya, oh… dan
jangan lupakan jenggot dan kumisnya. #botak lagi, Kkkk. Guru yang tak pernah
terlambat satu detik pun masuk ke kelas, entah kenapa hari ini walaupun bel
masuk sudah berbunyi 15 menit yang lalu tak muncul-muncul. Hal ini membuat
murid – murid di kelas ini setengah was – was, berpikir bahwa ini adalah tanda
akhir dunia. Dan setelah 30 menit berlalu, anak-anak kelas mulai panik meyakini
bahwa ini benar-benar akhir dunia, namun kepanikan mereka berakhir setelah
terdengar pintu kelas terbuka, guru Samuel masuk dengan wajah datarnya bersama seorang gadis berambut pirang.
“Ok, anak-anak.
Mungkin kalian heran kenapa saya yang mempunyai reputasi guru yang selalu
on-time ini terlambat masuk kelas. Dan jangan berpikir bahwa hari ini adalah
akhir dunia”. Murid-murid sweatdrop mendengar penjelasan gurunya itu. “saya
mempunyai alasan kenapa hari ini terlambat. Hari ini kalian mendapat teman baru
pindahan dari seattle. Ayo kamu perkenalkan diri!” guru samuel memberi tanda
pada murid baru tersebut untuk memperkenalkan diri.
Setelah mengangguk,
murid baru tersebut maju satu langkah, cahaya matahari dari luar masuk lewat
jendela dan sesuatu di leher anak baru tersebut bersinar _walaupun tidak ada
yang melihatnya_ , tersenyum, ia pun memperkenalkan diri, “Hi, my name is Gwyneth Paltrow. But you can just call me Gwen. As you
know, I’m from Seattle. Because my father job, we, me and family has to moved
to new york. Okay, I think that’s enough and nice to meet you all".
Robert yang duduk di bangku belakang, hanya melihat kearah jendela tidak
peduli apa yang sedang terjadi. Robert sedang bingung karena akhir-akhir ini ia
sering memimpikan masa lalunya tentang cinta pertamanya. Robert berpikir apakah
benar itu cinta, karena waktu itu ia baru berumur 8 tahun saat ia merasakannya.
Tapi bayangan wajah cinta pertamanya dan kenangan kenangan saat mereka bersama
tak pernah ia lupakan, bahkan kadang terbawa sampai mimpi, seperti akhir-akhir
ini. Dan janji itu. Ini menggelikan, kenapa aku memikirkannya. Itu sudah
menjadi masa lalu. Dan lagi… mungkin dia juga sudah melupankanku. Pikir
Robert.
***
Di Kantin
“Hey, menurut kalian bagaimana tentang anak baru itu?. Kupikir dia cantik,
bisa kujadikan teman kencanku untuk minggu depan. Dia pasti tidak akan menolak
keagungan rambut pirangku yang berkilau ini.” Kata pemuda berambur pirang itu
pasti sambil meengibarkan rambutnya yang panjangnya hampir sebahu lebih. Pemuda
ini bernama Chris Hemsworth, atau dipanggil Chris H. pemuda yang menyayangi
rambutnya melebihi dirinya sendiri ini merupakan salah satu teman Robert.
Pemuda yang tak pernah absen di salah satu perawatan rambut terkenal di kota
ini pun salah satu anak kolongmerat, orangtuanya merupakan pengusaha kaya raya,
mereka memiliki perusahaan yang membuat alat-alat bangunan yang lebih canggih
dan mudah di gunakan. Itu mungkin juga alasan Chris H selalu membawa palu
kemana-mana, mungkin untuk promosi produk-produk ciptaan perusaan keluarganya. Membawa palu ke sekolah
memang aneh, tapi tak seaneh palu itu sendiri yang mempunyai sengatan listrik,
dan bisa digunakan sebagai charger Hp atau laptop (author sendiri melihat
promosinya di iklan tv. *plakkk).
“Tidakkah kau bosan gonta-ganti perempuan?. Sebagai warga negara yang baik
sebaiknya kita hanya mempunyai perempuan untuk satu kali seumur hidup. Karena
menurut peraturan cinta no. 654, seorang warga negara harus…. Akh!” pidato
kewarganegaraan pemuda berambut hitam kecoklatan terpaksa harus di hentikan
karena sebuah palu telah mengenai keningnya dengan keras, yang bisa
diketahui Chris H ialah pelakunya. Chris Evan, nama pemuda yang sekarang
tergeletak di lantai kantin, adalah seorang yang sangat cinta negara dan
bercita-cita sebagai seorang tentara supaya bisa membela negaranya. Semua
pakaian, peralatan sekolah, dan semua yang dimilikinya pasti bergambar bendera
Amerika Serikat, bahkan lantai kamarnya pun begambar bendera merah putih biru
tersebut.
Robert menghela nafas, memandang dua temannya yang sekarang sedang
berkelahi dan berkata : “kenapa aku harus mempunyai teman bodoh seperti
mereka.”
“Karena kamu terlalu bodoh untuk memilih teman,” Mark Rufallo menanggapi
perkataan Robert. Teman Robert yang satu ini memang jarang
berbicara, hanya saat dirasa perlu maka dia baru bicara. Pemuda berkacamata ini
sangat gila dengan sains dan sering sekali melakukan eksperimen-eksperimen
aneh. Pemuda yang pendiam dan calm ini memiliki fansgirl sendiri yang terpikat
akan sosoknya yang terlihat cool. Namun dibalik sifat pendiamnya itu
tersembunyi sifatnya yang lain yaitu disaat marah Mark sangatlah menakutkan,
bagaikan melihat hulk marah karena menghapus warna hijau ditubuhnya.
“hey, aku tidak bodoh!” Chris H yang kebetulan mendengarkan perkataan
Robert menghentikan pertarungannya dengan Evan. “Yang bodoh tuh si Evan dengan
peraturan buatannya yang konyol!.”.
“Tapi yang dikatakan Chris benar, gadis itu memang cantik. Bagaimana
menurutmu?” Tanya Mark, menghiraukan protesan Chris.
“eh, siapa yang kamu maksud?. Gadis mana?” tanya Robert, dengan tatapan
_apa-yang-kamu-maksud.
“Hah… tipikal Robert. I know that you’re smartest person that I ever meet,
but you sould paying more attention in class sometime you know.” Apakah dia
akan berubah?, itulah pikiran yang ada di kepala ketiga teman Robert. Menghela
nafas, Mark lalu menambahkan, “Ada murid baru di kelas, pindahan dari Seattle.
Dia yang kami maksud, dan dia adalah gadis yang menarik.”
“eh.. Really?. Aku tidak… ehm… memperhatikan mungkin. Aku bahkan tidak
ingat pak Samuel masuk.” Kata Robert sambil
cengengesan. Teman Robert hanya bisa menggeleng. Belum sempat Robert protes
karena dipandang dengan pandangan he-is-so-hopeless-look oleh temannya. Chris
berteriak dan menunjuk kearah pintu kantin, “There she is!”
Semua mata berpaling ke arah pintu kantin, dan melihat anak baru yang
mereka diskusikan datang bersama teman perempuannya. DEG!. Dan entah
kenapa jantung Robert berdetak sangat kencang sampai – sampai Robert panik
berpikir ia terkena serangan jantung. Apa aku sekarang terkena penyakit
jantung? Tapi minggu kemarin saat check-up, menurut dokter jantungku baik-baik
saja. Apa aku harus ganti dokter? Mungkin dokter yang memeriksaku salah
memeriksa? Dan lagi aku tak pernah memiliki pengalaman terserang penyakit,
paling-paling hanya flu biasa saja,…, panik dengan pikirannya sendiri,
Robert tidak menyadari Gwen dan temannya duduk di meja yang sama, karena meja
yang lainnya sudah penuh dengan murid lainnya. Teman Robert dan Gwen sudah
selesai berkenalan, sampai akhirnya bagian Robert untuk berkenalan, tapi karena
masih sibuk dengan pikirannya sendiri Robert hanya bisa diam dengan wajah
panik, mengingat nomor telepon dokter pribadinya untuk melakukan check-up
sekali lagi. Saat memikirkan jam berapa ia akan pergi ke dokter pribadi, Evan
memukul lengannya untuk mengembalikannya ke dunia nyata(?). “Aw… Apa yang kau
lakukan? Ngomong-ngomong tanganmu kuat juga yang, kirain cuman aksesoris doang
tuh otot. I swear man that’s really hurt!”
Hanya menghela nafas, Evan berkata : “oh come on, aku hanya memukulmu
sedikit. Dan lagi jangan melamun di siang bolong. Oh.. dan kenalkan Gwyneth
Paltrow, anak baru yang aku ceritakan tadi.”
Evan menunjuk kearah seorang gadis yang dirasa Robert familiar, serasa
pernah bertemu dengannya dan seorang gadis, classmate yang tidak diketahui
namanya oleh Robert (entah lupa atau memang tidak niat ingat). Tiba-tiba mata
Robert terbelalak, dia kenal gadis ini. Gadis yang selama beberapa lama ini
selalu muncul dalam mimpinya, dan dia mengenal kalung yang ada pada leher gadis
tersebut. Kalung dengan gem biru sapphire berbentuk segitiga pemberian darinya,
yang akan bersinar jika terkena matahari, seperti saat ini. Tanpa terasa nama
panggilan gadis cinta pertamanya terucap dari bibirnya yang terasa kelu dan
kering, “Pepper…?”
“hah..?” Semua teman Robert bengong, kenapa Robert malah meminta lada
(pepper=lada). Beda dengan Gwen yang sedikit terkejut, berpikir kenapa pemuda
didepannya mengetahui panggilan kecil dari Robert teman kecilnya, tidak
mengetahui bahwa pemuda didepannya adalah teman masa kecil Gwen.
“Sorry, are you just calling me ‘Pepper’?”
“apa kamu tidak ingat dengan teman masa kecilmu ini?”
“apa kamu … Robert, teman masa kecilku?”
“Iya. Apa kamu masih ingat janjiku padamu?” Robert bertanya sambil
tersenyum, mengingat masa lalunya. Robert melihat Gwen yang tiba-tiba mukanya
berubah merah dan jadi salah tingkah, sebelum akhirnya mengangguk.
“ya. Tentunya aku ingat. Itu adalah kenangan yang tak akan pernah aku
lupakan.” Gwen menjawab dengan suara kecil, kalimat terakhir ia ucapkan
setengah berbisik karena malu.
Tersenyum, Robert memegang tangan kanan Gwen dan membawanya kearah
bibirnya, minciumnya. “so, will you marry me?”
Masih dengan wajah merah ditambah mulut yang terbuka sedikit karena kaget,
Gwen merasa pikirannya kosong. “I… I…”. Belum sempat menjawab, Robert sudah
memajukan badannya dan mencium Gwen tetap dibibir. Aku rasa aku akan pingsan,
pikir Gwen..
Teman Robert dan Teman Gwen yang dari tadi diabaikan, hanya bisa
terbengong, bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi. Kejadiannya begitu
cepat, pertama mereka merasa bingung kenapa Robert bisa mengenal Gwen, kedua
mereka terkejut karena secara tiba-tiba Robert melamar Gwen. Dan tahu-tahu
mereka melihat Robert mencium Gwen didepan mereka. Indeed, What just Happened?
~ End~
___
Hehe, maaf ceritanya
lebay. Diseling bhs.Inggris buat nambah kesan amerikanya. Hehe ^^. Mf, kalau
ada kata yang salah, author masih beljar. N mf untuk ceritanya yg boring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar