Author:
Sherly Holmes
Penyunting
: Erin_Adler
Genre: Romance, Comedy garing, Family
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk hiburan
semata.
Di sebuah kedai sup,
Hannah membuka pintu, ia
adalah salah satu pelayan di kedai tersebut. Setiap hari Hannah bertugas untuk
membuka dan mengunci kedai, sehingga ia selalu datang paling pagi.
Tapi Hannah tidak pernah
mengeluh, ia selalu bersemangat menjalankan tugasnya. Karena pria impiannya
selalu melewati jalan itu setiap pagi dan sore, meskipun Hannah hanya melihat
mobilnya melintas. Tapi Hannah sangat bahagia, teman-teman Hannah selalu bilang
jika Hannah terlalu mimpi untuk menjadi kekasih pria tersebut.
Pria yang diimpikan Hannah
adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia adalah anak sulung dari keluarga
pengusaha. Semua orang mengenalnya karena keluarga itu memang terkenal hebat.
Hannah pun mulai mengintip
ke jalan lewat jendela kedai, tak lama kemudian sebuah mobil sport berwarna
merah melintas.
“ya Tuhan... dia baru saja
lewat” Hannah sangat senang, “mudah-mudahan nanti sore aku bisa melihatnya
lagi”
Hannah ingat, saat itu ia
pernah mencegat pria impiannya saat lewat.
***
Hari itu,
“Hannah, itu Robert lagi
jalan. Dia mau lewat kedai kita, buruan” salah satu pelayan yang sedang
mengelap jendela memanggil Hannah.
“iya iya” Hannah langsung
berlari keluar dan menghampiri Robert yang sedang berjalan.
Langkah kaki Robert
terhenti karena Hannah menghalanginya.
“selamat siang tuan,
silahkah mampir dulu ke kedai sup kami” Hannah tersenyum dengan matanya yang
berbinar.
Robert menatap Hannah,
“bisakah kau menyingkir? Kau menghalangi jalanku”
“ah? Emh...” Hannah
sedikit sedih, “maaf tuan”
Robert pergi begitu saja.
***
Namun, meski saat itu
sikap Robert begitu dingin padanya. Hal itu tidak mengurangi rasa cintanya
sedikit pun.
Hannah masih tersenyum
karena mengingat kejadian itu, pelayan lain pun mulai datang.
“hey Hannah, ngapain
senyum-senyum sendiri?”
“tau tuh, lama-lama aku
jadi takut sama dia”
“ah, paling juga mobil
Robert baru aja lewat”
Hannah tersenyum pada
teman-temannya, “iya, lima belas menit yang lalu mobil Robert lewat”
***
Hal itu selalu terjadi
setiap hari, sampai suatu saat...
Hannah sedang membersihkan
meja bekas pelanggan, tiba-tiba ia mendengar suara benturan keras dari luar.
Brakk...
“ya Tuhan...” Hannah
kaget, ia langsung menoleh dan melihat ke arah jendera. Ia melihat mobil sport
merah menabrak trotoar tepat di depan kedainya, “Robert?” Hannah langsung
berlari keluar dari kedai.
Orang-orang mulai
berkumpul mengelilingi TKP.
“Robert” Hannah berlari
menerobos kerumunan, “Robert” ia melihat Robert yang pingsan tersandar di stir.
“ya Tuhan”
Beberapa orang
mengeluarkan tubuh Robert dari mobil itu.
Hannah mendekat dan
memeluk Robert yang terbaring di trotoar, “Robert, Robert bangun”
Robert membuka matanya dan
menatap Hannah.
“Robert” Hannah tersenyum.
“hm...” tapi Robert
kembali pingsan.
“Robert?!” Hannah panik.
***
Di rumah sakit,
Hannah masih sangat panik
dan mondar-mandir di ruang tunggu, ia berdo’a semoga Robert baik-baik saja.
Dokter keluar dari ruang
tindakan, “nona”
“iya dok?” Hannah langsung
mendekati dokter dengan rasa penasarannya akan keadaan Robert.
“luka di kepalanya cukup
parah, tuan Downey harus segera dioprasi. Jika tidak, kami khawatir dia tidak
akan...”
“ya sudah dok, lakukan
saja. Tunggu apa lagi?” Hannah masih sangat panik.
“iya nona, kami tau. Kami
hanya butuh persetuan dari keluarganya”
“ta..tapi aku bukan
keluarganya”
“tapi anda pacarnya kan?
Anda bisa menandatangi surat pernyataannya sekarang”
“ta..tapi..” Hannah bingung,
aku kan bukan pacar Robert.
“nona, nyawa pacar anda
dipertaruhkan saat ini”
“ba..baik dok” akhirnya
Hannah pun menandatangan surat tersebut.
***
Setelah oprasi selesai,
Dokter masih memeriksa
keadaan Robert, sementara Hannah tetap duduk di ruang tunggu.
Ibu Robert datang bersama
adik laki-laki Robert.
“ya Tuhan... kenapa semua
ini bisa terjadi?” ibu Robert begitu panik.
“tenang bu, kakak pasti
baik-baik saja” pria itu merangkul ibunya dan mengajaknya duduk di dekat
Hannah.
Dokter pun keluar dari ruang
perawatan Robert.
“dokter” ibu berdiri dan
mendekati dokter, “dokter bagaimana keadaan anak saya?”
Adik laki-laki Robert yang
juga khawatir, menatap dokter.
“kami sudah melakukan
oprasi pada bagian kepalanya, untuknya pacar tuan Downey segera membawanya
kemari. Jika terlambat sedikit saja, mungkin tuan tidak akan selamat” dokter
tersenyum pada Hannah.
Ibu dan adik Robert
menoleh dan melihat Hannah dengan kaget, dia
pacar Robert?
Hannah yang duduk hanya
tersenyum bingung, aduh... bagaimana ini?
Dokter pun tersenyum pada
ibu Robert, “kita tinggal menunggu tuan Downey sadar untuk pemeriksaan
berikutnya”
“terima kasih dokter” ibu
lega karena Robert baik-baik saja.
“kalau begitu saya permisi
dulu” dokter pun pergi.
“silahkan dok” adik Robert
tersenyum, “terima kasih banyak”
Ibu masih sedih, “Chris,
kakakmu akan baik-baik saja kan?”
“ibu tenang aja, kakak itu
kan kuat. Kakak pasti cepat siuman”
“semoga saja” ibu duduk
disamping Hannah, ia tersenyum pada Hannah. “terima kasih banyak ya, Robert
sangat beruntung punya pacar yang begitu peduli padanya”
Sebenarnya Hannah sangat
bingung, aduh... aku kan bukan pacar
Robert, “i..iya tante” Hannah pun tersenyum pada ibu Robert.
***
Pagi itu,
Ibu mengintip Robert dari
pintu ruang perawatan, ia sangat sedih melihat keadaan Robert yang masih
terbaring dan belum juga siuman. Ya
Tuhan... sembuhkanlah anakku. Semoga setelah siuman nanti, tidak terjadi
apa-apa padanya Tuhan...
Chris melihat Hannah yang
masih tidur di kursi ruang tunggu, ia pun duduk disamping Hannah.
Tiba-tiba Hannah
terbangun, “ya ampun... kedai?!” Hannah berteriak.
Chris kaget melihat
Hannah, ia menatap Hannah dengan aneh.
Hannah yang melihat Chris
disampingnya langsung terdiam, ia bingung harus bicara apa.
“apa benar kau pacar
kakakku?”
“ah... ke..kenapa kau
bertanya seperti itu?” Hannah menatap Chris dengan sedikit gugup, ya Tuhan... lindungi aku.
“tidak apa-apa, hanya saja
kau sedikit berbeda dengan beberapa mantan pacar kakak. Maaf ya, tapi kau tidak
seperti tipe kakak yang biasanya”
“maksudmu?”
“tidak” Chris tersenyum,
“kenalkan, namaku Chris Hemsworth. Aku adiknya pacarmu”
“aku tau, keluarga kalian
kan terkenal”
Chris semakin aneh dengan
sikap Hannah, “namamu?”
“oh iya, namaku Hannah.
Chris, maaf ya. Aku harus pergi, Aku lupa. Aku harus jaga kedai, tapi aku
janji. Aku akan kembali untuk melihat keadaan Robert”
“eh? Ok” Chris tersenyum
dengan sedikit bingung, yang benar saja?
Masa kakak mau pacaran sama pelayan kedai? Kayanya ada yang gak beres deh.
***
Dua hari kemudian,
Robert belum juga membaik,
Hannah selalu datang untuk melihat keadaan Robert.
Di ruang perawatan,
Hannah yang duduk
disamping Robert menangis, “Tuhan... tolong sembuhkan Robert. Aku sangat
menyayanginya Tuhan... jangan biarkan dia seperti ini terus” Hannah mengelus
Robert.
Chris mengintipnya dari
luar, ternyata Hannah pacar yang baik.
Setiap hari ia selalu mendo’akan kakak, tapi... kenapa Hannah terlihat agak
canggung untuk memeluk atau mencium kakak?
***
Sore itu,
Chris menjaga Robert di
ruang perawatan, ia menatap kakaknya yang belum juga siuman. “kakak harus kuat,
kami semua selalu berdo’a untuk kakak”
Hannah masuk, “selamat
sore”
Chris menoleh dan
tersenyum, “hey, kau mau duduk disini?”
“tidak apa-apa, aku disini
saja” Hannah duduk di sofa dekat pintu, “aku tau kau sangat merindukan kakakmu”
“o ya?”
“iya, aku tau kau sangat
menyayangi Robert”
“emh.. lalu, bagaimana
dengan kakak? Apa dia pernah cerita padamu kalau dia sayang padaku?”
“ah? Emh..” aduh, mati aku. Hannah bingung, “eh...
tentu saja, dia sangat menyayangimu. Kau kan adik Robert satu-satunya”
“benarkah?” Chris menatap
Hannah, tapi ia tiba-tiba menunduk dengan sedih, “saat ayah meninggal, kakak
selalu menjagaku dan ibu. Padahal saat itu kami berdua masih kecil, tapi kakak
selalu menepati janjinya pada ayah”
Hannah ikut sedih,
“sudahlah, lagi pula yang aku lihat dari kakakmu. Dia sama sekali tidak
memiliki beban karena itu, aku tau Robert sangat tulus menyayangi kalian”
Hannah tersenyum.
“terima kasih Hannah,
sekarang aku tau kenapa kakak suka padamu. Kau baik”
***
Suatu pagi,
Robert membuka matanya, ia
melihat keluarganya berkumpul disana. Robert tersenyum, “ibu...”
“Robert, syukurlah nak.
Ibu senang akhirnya kamu siuman” ibu memeluk Robert.
“Chris...” Robert
tersenyum pada Chris.
“selamat datang kembali
kak” Chris senang Robert siuman.
Tapi saat melihat Hannah
yang tersenyum, Robert kaget. “si..siapa kau?”
Hannah terdiam, gawat! Ketauan deh aku bukan pacar Robert.
Chris kaget karena Robert
tidak mengenali Hannah.
“ya ampun nak, dia itu
pacarmu. Hannah” ibu khawatir.
“Hannah?” Robert bingung,
“a..aku tidak ingat”
Karena kejadian itu, semua
percaya jika Robert hilang ingatan dan Hannah tetap selamat sebagai pacar
gadungan Robert.
***
Pagi itu,
Hannah datang menjenguk
Robert sambil membawa sup dari kedainya, ia masuk ke ruang perawatan dan duduk
disamping Robert. “selamat pagi, bagaimana kabarmu hari ini?”
Robert tersenyum, “aku
selalu merasa lebih baik jika kau berada disini”
Hannah tersenyum.
“apa yang kau bawa?”
“ini sup dari kedai tempat
aku bekerja, cobain deh. Rasanya enak banget lho, ini spesial bikinan aku”
“k..kau bekerja di kedai?”
Robert kaget.
“iya” Hannah mengambil
sesendok sup, “aku suapin ya?”
“o..ok” Robert bingung, kenapa aku bisa pacaran dengan pelayan
kedai? Ya Tuhan... apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa aku tidak bisa mengingat
semua itu? Apa yang membuat aku bisa menyukai seorang pelayan?
***
Di luar,
Chris mengintip ke ruang
perawatan Robert lewat kaca pintu, ia melihat Hannah yang sedang menyuapi
Robert. “bu, apa ibu tau kalau Hannah seorang pelayan di kedai sup?”
“memangnya kenapa?” ibu
yang duduk di belakang Chris tersenyum.
Chris menoleh dan duduk
disamping ibunya, “tidak apa-apa”
“Chris, ibu tau kau
menyembunyikan sesuatu dari ibu”
“aku? Tidak bu, aku hanya
kaget kenapa kakak bisa kenal dengan Hannah”
“ibu tau, sikap kakakmu
memang kurang baik. Tapi ibu senang kok jika Hannah benar-benar pacar kakakmu,
dia itu sopan dan ramah. Tidak seperti pacar kakakmu yang lain, ibu harap
setelah kakakmu berhubungan dengan Hannah. Dia mau berubah menjadi lebih baik,
lebih bisa menghargai orang lain”
Chris tersenyum dan
menunduk, kenapa aku merasakan sesuatu
yang aneh setiap kali bertemu Hannah?
“Chris, kamu tidak
menyukai pacar kakakmu kan?”
“ah?” Chris kaget, “ibu
itu ngomong apa sih? Ya gak mungkinlah bu”
“syukurlah kalau begitu”
Apa
iya aku menyukai Hannah? Chris terdiam.
Tiba-tiba seorang
perempuan datang, “tante, Robert mana?”
Chris menatap perempuan
itu, Hetty? Mau apa dia?
Ibu kaget melihat Hetty,
ia berdiri. “maaf, ada apa nak?”
“ya ampun tante, aku
Hetty. Pacarnya Robert, masa tante gak tau?”
“iya, tante tau kamu
Hetty. Tapi tante kira kamu udah putus sama Robert, lagi pula Robert sedang
bersama pacarnya di dalam”
“apa maksud tante?
Jelas-jelas aku masih pacarnya, kami belum putus” Hetty kesal dan masuk ke ruang
perawatan Robert, “Robert?!” ia semakin kesal melihat Robert yang sedang dielus
oleh Hannah.
“Hetty?” Robert ingat pada
Hetty.
Hannah langsung diam, ya Tuhan... aku dalam masalah sekarang.
“ngapain kamu sama cewe
ini?”
“maksud kamu apa? Dia
pacarku”
“Robert, sadar. Aku
pacarmu, masa kamu gak inget”
“aku memang amnesia, tapi
aku ingat kita pernah pacaran. Maaf Hetty, tapi pacarku yang sekarang Hannah”
Chris yang mendengar
keributan ingin masuk ke ruang perawatan Robert, tapi ibu mencegahnya.
“biarkan mereka
menyelesaikan masalah mereka”
Chris mengangguk dan diam,
sebenarnya ia sangat mengkhawatirkan Hannah.
***
Di dalam,
Hetty semakin kesal,
“Robert, kita tidak pernah putus. Kita baru jadian dua bulan yang lalu, masa
kau tidak ingat?”
Kenapa
kata-katanya sama dengan apa yang aku ingat? Jangan-jangan selama ini aku tidak
pernah hilang ingatan? Robert bertanya-tanya dalam
fikirannya.
Hetty menatap Hannah, “kau
pelayan di kedai sup dekat perusahaan Robert kan?”
Hannah kaget Hetty
mengenalnya.
Robert pun ingat saat
Hannah mencegatnya di depan kedai, “aku ingat sekarang, kau pelayan yang saat
itu menghalangi jalanku kan?” ia menatap Hannah, “ayo jawab, jangan diam saja.
Katakan yang sebenarnya, kau bukan pacarku kan?”
Dengan takut Hannah
mengakuinya, “maafkan aku Robert, semua yang kalian katakan memang benar.
Selama ini aku berbohong padamu”
“ah, sial” Robert kesal
dan memalingkan wajahnya.
“Robert, aku minta maaf.
aku benar-benar menyesal” mata Hannah mulai berkaca-kaca.
“menyingkirlah dari
hadapanku” Robert tidak mau melihat Hannah.
Hetty tersenyum senang dan
mendorong Hannah yang sedang duduk hingga jatuh, ia duduk di samping Robert
mengantikan Hannah. “menjauhlah dari pacarku” Hetty memeluk Robert, “sayang
bagaimana keadaanmu?” ia mencium pipi Robert.
“jangan tanyakan itu, aku
sedang kesal. Ada penipu disini”
Air mata Hannah menetes,
“maafkan aku Robert, aku tidak bermaksud...” ia berdiri dan menangis.
Chris langsung masuk dan
merangkul Hannah, “ayo kita keluar”
Hannah mengangguk.
“bawa penipu itu jauh-jauh,
Chris!” Robert berteriak.
“sudahlah sayang, jangan
marah terus” Hetty mengelus Robert.
***
Di luar,
“maafkan aku Chris, tante”
Hannah sangat menyesal.
Chris hanya menunduk tak
bicara.
Ibu menatap Hannah, “walau
bagaimana pun, kau telah berjasa karena menyelamatkan Robert. Tante tidak tau
harus bicara apa, sebenarnya saat mendengar kau berpacaran dengan Robert. Tante
sangat berharap banyak padamu, tapi ternyata... sudahlah. Sebenarnya tante agak
kecewa, tapi tante tidak membencimu. Jangan menangis ya, maaf jika Robert sudah
kasar padamu”
“gak apa-apa kok tante,
aku ngerti. Ini semua memang salahku, permisi” Hannah berlari meninggalkan
mereka.
“Hannah” Chris mau
mengejarnya.
“jangan Chris, biarkan dia
sendiri dulu”
“baik bu” Chris diam, kenapa aku tidak tega melihat Hannah seperti
itu? Ya Tuhan... apa aku memang menyukainya?
***
Setelah kejadian itu,
Hannah tidak seriang
biasanya, ia tetap datang paling pagi sebagai penjaga kunci. Hannah juga tetap
memandang jendela agar bisa melihat pria impiannya itu, tapi sekarang Hannah
sadar. Bahwa impiannya memanglah hanya impian, apa lagi sekarang Robert sangat
membencinya.
Sebuah mobil limousin baru
saja lewat, Hannah tau itu Robert. Karena sekarang Robert selalu diantar supir
kemana-mana, Hannah pun menunduk sedih.
Chris masuk ke kedai,
“selamat pagi”
“pagi..?” Hannah kaget
Chris datang kesana.
“bagaimana kabarmu?”
“aku baik-baik saja,
bagaimana denganmu?”
“baik, kakak juga baik.
Kau tau kan? Kakak sudah keluar dari rumah sakit sejak lima hari yang lalu”
“syukurlah”
“boleh aku duduk?”
“tentu”
Chris duduk, “mau kah kau
menemaniku disini?”
“ta..tapi aku harus
bekerja”
“ayolah, lagi pula disini
belum ada siapa-siapa kan?”
“ok” Hannah duduk
berhadapan dengan Chris.
“Hannah, sebenarnya aku
kesini untuk...”
“kau ingin tau kenapa aku
berbohong?’
“maaf, aku tidak bermaksud
untuk mengingatkanmu pada...”
“gak apa-apa, aku ngerti
kok” Hannah tersenyum, “sebenarnya saat itu, dokter bilang Robert harus segera
dioprasi dan ia mengira aku adalah pacar Robert. Sungguh, aku tidak pernah
bermaksud untuk menipu. Aku menandatangi pernyataan itu demi kesembuhan Robert”
“dan...”
“ya, kesalahanku adalah
aku terus berbohong dan tidak berkata jujur pada kalian”
Chris mengangguk, “kenapa
kau lakukan ini semua? Maksudku, kau bilang kau pura-pura jadi pacar kakak
untuk menyelamatkan hidupnya. Tapi yang aku lihat, kau lebih dari itu. Kau mau
merawat kakak, aku tau semua yang kau lakukan itu tulus. Kenapa?”
“karena aku sangat
menyukai kakakmu”
Chris menatap Hannah.
“sejak aku bekerja di kedai
ini, aku selalu melihat kakakmu lewat. Dan sejak saat itu pula, aku
mencintainya”
“tapi, bukankah sikap
kakak buruk padamu? Maksudku, apa sekarang kau masih menyukainya meski pun dia
berbuat kasar?”
Hannah hanya tersenyum.
Chris diam, itu artinya aku tidak akan pernah punya
tempat di hatimu. Chris menatap Hannah, “Hannah, jika kau memang mencintai
kakakku. Ikut aku ke perusahaan sekarang”
“untuk apa?”
“aku akan mengantarmu
menemui kakak, aku lebih setuju kakak bersamamu dari pada bersama Hetty. Ayo
kita jelaskan semuanya”
“aku rasa, kakakmu akan
semakin membenciku jika aku menemuinya”
“Hannah, aku tau.
Perempuan yang paling baik untuk kakak adalah kau”
“tidak Chris, aku sama
sekali tidak pantas mendampingi kakakmu. Selama ini aku hanya bermimpi, sekarang
saatnya aku bangun dan menerima kenyataan”
“tapi kakak sudah putus
dengan Hetty dua hari yang lalu”
“aku tau, tapi aku tidak
lebih baik darinya”
Lebih
baik aku memberitaukan perasaanku padanya sekerang, Chris menatap Hannah. “Hannah, sebenarnya
aku...”
Beberapa pelanggan masuk.
“maaf Chris, aku harus
melayani mereka dulu” Hannah berdiri.
“oh, ok. Kalau gitu aku
pergi saja” Chris berdiri.
“maaf ya Chris” Hannah
mendekati meja pelanggan.
“tidak apa-apa” Chris
tersenyum dan pergi.
Pelayan lain pun berdatangan.
Chris pergi ke perusahaan
dengan mobilnya.
***
Di ruangan Robert,
Robert sedang berdiri
menghadap ke jendela, ia melamun. Segala macam hal ada di fikirannya saat ini,
termasuk Hannah. Ia ingat, saat kecelakaan. Ia sempat membuka matanya dan
melihat Hannah yang sedang memeluknya dengan wajah yang begitu cemas.
“selamat siang kak” Chris
masuk.
Robert menoleh, “kau tidak
kuliah?”
“aku bolos hari ini”
“bolos? Kenapa?” Robert
berjalan menghampiri Chris.
“sudahlah kak” Chris
mendekati Robert yang berjalan ke arahnya, “aku tidak ingin membahas itu”
“lalu?”
“aku ingin kakak bertemu
dengan Hannah”
Raut wajah Robert mulai
berubah, “cukup, cukup. Jangan katakan nama itu lagi, aku tidak ingin kau
menyebutkan nama itu”
“kak, Hannah tidak seburuk
yang kakak kira”
“Chris, apa kau tidak
mendengarku? Aku bilang, jangan bicarakan soal dia” Robert kesal.
“maaf kak, tapi kakak
harus tau yang sebenarnya”
Robert berteriak, “aku
sudah tau yang sebenarnya, dia itu penipu. Dia hanya seorang pelayan yang
memimpikan aku untuk menjadi kekasihnya” ia menatap Chris, “kau itu kenapa
Chris? Kau begitu peduli padanya? Jika kau suka, kau saja yang jadi pacarnya”
Chris kesal dan
mengepalkan tangannya.
“oh, kau marah? Mau
memukulku? Memangnya kau berani? Aku ini kakakmu”
Dak...
Chris memukul Robert
hingga jatuh.
Robert yang jatuh, kesal
dan menghapus darah di bibirnya. Ia menatap Chris.
“maafkan aku kak, aku
begini karena aku sangat menyayangi kakak. Kakak harus tau, jika saat itu
Hannah tidak berpura-pura menjadi pacar kakak. Kakak tidak akan selamat” mata
Chris berkaca-kaca, “walau bagaimana pun dia adalah orang yang menyelamatkan
hidup kakak, sejak dulu dia menyukaimu kak. Coba kakak fikir, Hetty baru datang
saat kakak siuman. Sedangkan Hannah selalu menjaga kakak sampai kakak siuman,
jika Hetty tulus pada kakak. Dia harusnya melakukan apa yang Hannah lakukan”
Robert berdiri, “Aku sudah
putus dengan Hetty”
Air mata Chris menetes,
“kak, aku hanya ingin yang terbaik untuk kakak. Aku ingin kakak bahagia” Chris
menghapus air matanya, “permisi kak, maaf jika aku bukan adik yang baik untuk
kakak” ia pergi.
Mata Robert mulai
berkaca-kaca, kakak juga sangat
menyayangimu Chris. Robert berjalan ke arah telpon yang ada di meja. Ia
mengangkat gagang telpon dan menelpon sekretarisnya, “kau melihat Chris lewat?
Suruh dia kembali ke ruanganku sekarang” Robert duduk.
***
Tak lama kemudian,
Chris kembali masuk ke
ruangan Robert, ia menunduk.
“hey, kenapa kau? Bukankah
tadi kau begitu berani padaku?” Robert menatap Chris.
“maaf kak”
“tadi kan kau sudah minta
maaf?” Robert tersenyum dan berdiri, ia mendekati Chris dan memeluknya. “aku
bangga padamu” Robert masih tersenyum dan merangkul Chris, “bahkan sekarang kau
lebih tinggi dariku” ia mengajak Chris duduk di sofa, “kau akan membiarkan
rambutmu terus memanjang?”
“tentu saja kak, ini kan
gayaku” Chris tersenyum.
“benarkah?” Robert
bersandar ke sofanya, “menurutmu, aku harus berbuat apa sekarang?” Robert
menatap Chris.
***
Suatu siang,
Di kedai, Hannah sedang
mencuci piring di dapur.
“hey Hannah, sebentar lagi
musim dingin. Kau harus jaga kesehatanmu” pak manajer menatapnya sambil melihat
pekerjaan Hannah.
“siap bos” Hannah
tersenyum, meski hatinya masih sedih. Semusim hampir berlalu dan ia belum bisa
melupakan pria impiannya.
Pak manajer pun
meninggalkan dapur.
Tiba-tiba seorang pelayan
masuk ke dapur sambil berlari, “Hannah, Hannah”
“ada apa?” Hannah menoleh,
“kenapa kau terlihat terburu-buru begitu?” ia tersenyum.
“di luar ada yang
mencarimu”
“tapi aku lagi...”
“biar aku aja yang cuci
piringnya”
“beneran?”
“iya, udah buruan sana” ia
mendorong-dorong Hannah.
“ok ok” setelah mencuci
tangannya, Hannah pun pergi dan keluar dari kedai.
Para pelayan dan pak
manajer mengintip dari dalam kedai sambil senyum-senyum.
Ternyata orang yang ingin
bertemu Hannah adalah Robert, “hey” ia tersenyum.
“Robert..?” Hannah
terdiam.
“kenapa kau diam? Apa aku
menyeramkan? Bagaimana kabarmu?”
Hannah bingung, “a..aku..
baik-baik saja” tiba-tiba ia ingin menangis, tapi Hannah berusaha agar air
matanya tidak menetes, “ma..maaf tuan, aku harus bekerja”
“hey?” Robert memegang
Hannah, “kenapa kau ingin meninggalkanku begitu saja? Apa kau membenciku
sekarang?” Robert menatap Hannah.
“tidak, tentu saja tidak”
Hannah menunduk.
“lalu, kenapa?”
Air
mata Hannah menetes.
Robert tersenyum dan
menghapus air mata Hannah, “apa karena ini kau ingin meninggalkanku?”
Robert pun memeluknya,
“maafkan aku Hannah”
Hannah hanya menangis dan
tak sanggup berbicara.
“sudah, jangan menangis”
Robert melepas pelukannya dan menatap Hannah, “kamu mau kan jadi pacarku?”
“ah?” Hannah sangat kaget,
ia masih bingung. “i..ini bukan mimpikan?”
“tentu saja bukan, mau kan
jadi pacar beneran?”
Hannah tersenyum bahagia
dan memeluk Robert.
“ayo” Robert memegang
tangan Hannah.
“Robert, aku harus bekerja”
“emh...” Robert melihat
pak manajer dari jendela, “hey pak, bolehkah aku meminjamnya hari ini?”
Pak manajer tersenyum,
“silahkan tuan, kapan pun ok”
Robert menatap Hannah,
“kau dengar itu?”
Hannah tersenyum dan
Robert merangkulnya, mereka pun pergi.
Para pelayan ikut bahagia
melihat itu, ternyata impian Hannah yang sudah hampir tiga tahun bisa menjadi
nyata dan ia berhasil mendapatkan pria impiannya.
The End
___
Thank’s for
reading…
Maaf
kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar