Selasa, 07 Oktober 2014

If I Ain't Got You

Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre: Romance, Comedy garing, Family
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Di sebuah kedai sup,
Hannah membuka pintu, ia adalah salah satu pelayan di kedai tersebut. Setiap hari Hannah bertugas untuk membuka dan mengunci kedai, sehingga ia selalu datang paling pagi.
Tapi Hannah tidak pernah mengeluh, ia selalu bersemangat menjalankan tugasnya. Karena pria impiannya selalu melewati jalan itu setiap pagi dan sore, meskipun Hannah hanya melihat mobilnya melintas. Tapi Hannah sangat bahagia, teman-teman Hannah selalu bilang jika Hannah terlalu mimpi untuk menjadi kekasih pria tersebut.
Pria yang diimpikan Hannah adalah seorang CEO di sebuah perusahaan, dia adalah anak sulung dari keluarga pengusaha. Semua orang mengenalnya karena keluarga itu memang terkenal hebat.
Hannah pun mulai mengintip ke jalan lewat jendela kedai, tak lama kemudian sebuah mobil sport berwarna merah melintas.
“ya Tuhan... dia baru saja lewat” Hannah sangat senang, “mudah-mudahan nanti sore aku bisa melihatnya lagi”
Hannah ingat, saat itu ia pernah mencegat pria impiannya saat lewat.

***

Hari itu,
“Hannah, itu Robert lagi jalan. Dia mau lewat kedai kita, buruan” salah satu pelayan yang sedang mengelap jendela memanggil Hannah.
“iya iya” Hannah langsung berlari keluar dan menghampiri Robert yang sedang berjalan.
Langkah kaki Robert terhenti karena Hannah menghalanginya.
“selamat siang tuan, silahkah mampir dulu ke kedai sup kami” Hannah tersenyum dengan matanya yang berbinar.
Robert menatap Hannah, “bisakah kau menyingkir? Kau menghalangi jalanku”
“ah? Emh...” Hannah sedikit sedih, “maaf tuan”
Robert pergi begitu saja.

***

Namun, meski saat itu sikap Robert begitu dingin padanya. Hal itu tidak mengurangi rasa cintanya sedikit pun.
Hannah masih tersenyum karena mengingat kejadian itu, pelayan lain pun mulai datang.
“hey Hannah, ngapain senyum-senyum sendiri?”
“tau tuh, lama-lama aku jadi takut sama dia”
“ah, paling juga mobil Robert baru aja lewat”
Hannah tersenyum pada teman-temannya, “iya, lima belas menit yang lalu mobil Robert lewat”

***

Hal itu selalu terjadi setiap hari, sampai suatu saat...
Hannah sedang membersihkan meja bekas pelanggan, tiba-tiba ia mendengar suara benturan keras dari luar.
Brakk...
“ya Tuhan...” Hannah kaget, ia langsung menoleh dan melihat ke arah jendera. Ia melihat mobil sport merah menabrak trotoar tepat di depan kedainya, “Robert?” Hannah langsung berlari keluar dari kedai.
Orang-orang mulai berkumpul mengelilingi TKP.
“Robert” Hannah berlari menerobos kerumunan, “Robert” ia melihat Robert yang pingsan tersandar di stir. “ya Tuhan”
Beberapa orang mengeluarkan tubuh Robert dari mobil itu.
Hannah mendekat dan memeluk Robert yang terbaring di trotoar, “Robert, Robert bangun”
Robert membuka matanya dan menatap Hannah.
“Robert” Hannah tersenyum.
“hm...” tapi Robert kembali pingsan.
“Robert?!” Hannah panik.

***

Di rumah sakit,
Hannah masih sangat panik dan mondar-mandir di ruang tunggu, ia berdo’a semoga Robert baik-baik saja.
Dokter keluar dari ruang tindakan, “nona”
“iya dok?” Hannah langsung mendekati dokter dengan rasa penasarannya akan keadaan Robert.
“luka di kepalanya cukup parah, tuan Downey harus segera dioprasi. Jika tidak, kami khawatir dia tidak akan...”
“ya sudah dok, lakukan saja. Tunggu apa lagi?” Hannah masih sangat panik.
“iya nona, kami tau. Kami hanya butuh persetuan dari keluarganya”
“ta..tapi aku bukan keluarganya”
“tapi anda pacarnya kan? Anda bisa menandatangi surat pernyataannya sekarang”
“ta..tapi..” Hannah bingung, aku kan bukan pacar Robert.
“nona, nyawa pacar anda dipertaruhkan saat ini”
“ba..baik dok” akhirnya Hannah pun menandatangan surat tersebut.

***

Setelah oprasi selesai,
Dokter masih memeriksa keadaan Robert, sementara Hannah tetap duduk di ruang tunggu.
Ibu Robert datang bersama adik laki-laki Robert.
“ya Tuhan... kenapa semua ini bisa terjadi?” ibu Robert begitu panik.
“tenang bu, kakak pasti baik-baik saja” pria itu merangkul ibunya dan mengajaknya duduk di dekat Hannah.
Dokter pun keluar dari ruang perawatan Robert.
“dokter” ibu berdiri dan mendekati dokter, “dokter bagaimana keadaan anak saya?”
Adik laki-laki Robert yang juga khawatir, menatap dokter.
“kami sudah melakukan oprasi pada bagian kepalanya, untuknya pacar tuan Downey segera membawanya kemari. Jika terlambat sedikit saja, mungkin tuan tidak akan selamat” dokter tersenyum pada Hannah.
Ibu dan adik Robert menoleh dan melihat Hannah dengan kaget, dia pacar Robert?
Hannah yang duduk hanya tersenyum bingung, aduh... bagaimana ini?
Dokter pun tersenyum pada ibu Robert, “kita tinggal menunggu tuan Downey sadar untuk pemeriksaan berikutnya”
“terima kasih dokter” ibu lega karena Robert baik-baik saja.
“kalau begitu saya permisi dulu” dokter pun pergi.
“silahkan dok” adik Robert tersenyum, “terima kasih banyak”
Ibu masih sedih, “Chris, kakakmu akan baik-baik saja kan?”
“ibu tenang aja, kakak itu kan kuat. Kakak pasti cepat siuman”
“semoga saja” ibu duduk disamping Hannah, ia tersenyum pada Hannah. “terima kasih banyak ya, Robert sangat beruntung punya pacar yang begitu peduli padanya”
Sebenarnya Hannah sangat bingung, aduh... aku kan bukan pacar Robert, “i..iya tante” Hannah pun tersenyum pada ibu Robert.

***

Pagi itu,
Ibu mengintip Robert dari pintu ruang perawatan, ia sangat sedih melihat keadaan Robert yang masih terbaring dan belum juga siuman. Ya Tuhan... sembuhkanlah anakku. Semoga setelah siuman nanti, tidak terjadi apa-apa padanya Tuhan...
Chris melihat Hannah yang masih tidur di kursi ruang tunggu, ia pun duduk disamping Hannah.
Tiba-tiba Hannah terbangun, “ya ampun... kedai?!” Hannah berteriak.
Chris kaget melihat Hannah, ia menatap Hannah dengan aneh.
Hannah yang melihat Chris disampingnya langsung terdiam, ia bingung harus bicara apa.
“apa benar kau pacar kakakku?”
“ah... ke..kenapa kau bertanya seperti itu?” Hannah menatap Chris dengan sedikit gugup, ya Tuhan... lindungi aku.
“tidak apa-apa, hanya saja kau sedikit berbeda dengan beberapa mantan pacar kakak. Maaf ya, tapi kau tidak seperti tipe kakak yang biasanya”
“maksudmu?”
“tidak” Chris tersenyum, “kenalkan, namaku Chris Hemsworth. Aku adiknya pacarmu”
“aku tau, keluarga kalian kan terkenal”
Chris semakin aneh dengan sikap Hannah, “namamu?”
“oh iya, namaku Hannah. Chris, maaf ya. Aku harus pergi, Aku lupa. Aku harus jaga kedai, tapi aku janji. Aku akan kembali untuk melihat keadaan Robert”
“eh? Ok” Chris tersenyum dengan sedikit bingung, yang benar saja? Masa kakak mau pacaran sama pelayan kedai? Kayanya ada yang gak beres deh.

***

Dua hari kemudian,
Robert belum juga membaik, Hannah selalu datang untuk melihat keadaan Robert.
Di ruang perawatan,
Hannah yang duduk disamping Robert menangis, “Tuhan... tolong sembuhkan Robert. Aku sangat menyayanginya Tuhan... jangan biarkan dia seperti ini terus” Hannah mengelus Robert.
Chris mengintipnya dari luar, ternyata Hannah pacar yang baik. Setiap hari ia selalu mendo’akan kakak, tapi... kenapa Hannah terlihat agak canggung untuk memeluk atau mencium kakak?

***

Sore itu,
Chris menjaga Robert di ruang perawatan, ia menatap kakaknya yang belum juga siuman. “kakak harus kuat, kami semua selalu berdo’a untuk kakak”
Hannah masuk, “selamat sore”
Chris menoleh dan tersenyum, “hey, kau mau duduk disini?”
“tidak apa-apa, aku disini saja” Hannah duduk di sofa dekat pintu, “aku tau kau sangat merindukan kakakmu”
“o ya?”
“iya, aku tau kau sangat menyayangi Robert”
“emh.. lalu, bagaimana dengan kakak? Apa dia pernah cerita padamu kalau dia sayang padaku?”
“ah? Emh..” aduh, mati aku. Hannah bingung, “eh... tentu saja, dia sangat menyayangimu. Kau kan adik Robert satu-satunya”
“benarkah?” Chris menatap Hannah, tapi ia tiba-tiba menunduk dengan sedih, “saat ayah meninggal, kakak selalu menjagaku dan ibu. Padahal saat itu kami berdua masih kecil, tapi kakak selalu menepati janjinya pada ayah”
Hannah ikut sedih, “sudahlah, lagi pula yang aku lihat dari kakakmu. Dia sama sekali tidak memiliki beban karena itu, aku tau Robert sangat tulus menyayangi kalian” Hannah tersenyum.
“terima kasih Hannah, sekarang aku tau kenapa kakak suka padamu. Kau baik”

***

Suatu pagi,
Robert membuka matanya, ia melihat keluarganya berkumpul disana. Robert tersenyum, “ibu...”
“Robert, syukurlah nak. Ibu senang akhirnya kamu siuman” ibu memeluk Robert.
“Chris...” Robert tersenyum pada Chris.
“selamat datang kembali kak” Chris senang Robert siuman.
Tapi saat melihat Hannah yang tersenyum, Robert kaget. “si..siapa kau?”
Hannah terdiam, gawat! Ketauan deh aku bukan pacar Robert.
Chris kaget karena Robert tidak mengenali Hannah.
“ya ampun nak, dia itu pacarmu. Hannah” ibu khawatir.
“Hannah?” Robert bingung, “a..aku tidak ingat”
Karena kejadian itu, semua percaya jika Robert hilang ingatan dan Hannah tetap selamat sebagai pacar gadungan Robert.

***

Pagi itu,
Hannah datang menjenguk Robert sambil membawa sup dari kedainya, ia masuk ke ruang perawatan dan duduk disamping Robert. “selamat pagi, bagaimana kabarmu hari ini?”
Robert tersenyum, “aku selalu merasa lebih baik jika kau berada disini”
Hannah tersenyum.
“apa yang kau bawa?”
“ini sup dari kedai tempat aku bekerja, cobain deh. Rasanya enak banget lho, ini spesial bikinan aku”
“k..kau bekerja di kedai?” Robert kaget.
“iya” Hannah mengambil sesendok sup, “aku suapin ya?”
“o..ok” Robert bingung, kenapa aku bisa pacaran dengan pelayan kedai? Ya Tuhan... apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa aku tidak bisa mengingat semua itu? Apa yang membuat aku bisa menyukai seorang pelayan?

***

Di luar,
Chris mengintip ke ruang perawatan Robert lewat kaca pintu, ia melihat Hannah yang sedang menyuapi Robert. “bu, apa ibu tau kalau Hannah seorang pelayan di kedai sup?”
“memangnya kenapa?” ibu yang duduk di belakang Chris tersenyum.
Chris menoleh dan duduk disamping ibunya, “tidak apa-apa”
“Chris, ibu tau kau menyembunyikan sesuatu dari ibu”
“aku? Tidak bu, aku hanya kaget kenapa kakak bisa kenal dengan Hannah”
“ibu tau, sikap kakakmu memang kurang baik. Tapi ibu senang kok jika Hannah benar-benar pacar kakakmu, dia itu sopan dan ramah. Tidak seperti pacar kakakmu yang lain, ibu harap setelah kakakmu berhubungan dengan Hannah. Dia mau berubah menjadi lebih baik, lebih bisa menghargai orang lain”
Chris tersenyum dan menunduk, kenapa aku merasakan sesuatu yang aneh setiap kali bertemu Hannah?
“Chris, kamu tidak menyukai pacar kakakmu kan?”
“ah?” Chris kaget, “ibu itu ngomong apa sih? Ya gak mungkinlah bu”
“syukurlah kalau begitu”
Apa iya aku menyukai Hannah? Chris terdiam.
Tiba-tiba seorang perempuan datang, “tante, Robert mana?”
Chris menatap perempuan itu, Hetty? Mau apa dia?
Ibu kaget melihat Hetty, ia berdiri. “maaf, ada apa nak?”
“ya ampun tante, aku Hetty. Pacarnya Robert, masa tante gak tau?”
“iya, tante tau kamu Hetty. Tapi tante kira kamu udah putus sama Robert, lagi pula Robert sedang bersama pacarnya di dalam”
“apa maksud tante? Jelas-jelas aku masih pacarnya, kami belum putus” Hetty kesal dan masuk ke ruang perawatan Robert, “Robert?!” ia semakin kesal melihat Robert yang sedang dielus oleh Hannah.
“Hetty?” Robert ingat pada Hetty.
Hannah langsung diam, ya Tuhan... aku dalam masalah sekarang.
“ngapain kamu sama cewe ini?”
“maksud kamu apa? Dia pacarku”
“Robert, sadar. Aku pacarmu, masa kamu gak inget”
“aku memang amnesia, tapi aku ingat kita pernah pacaran. Maaf Hetty, tapi pacarku yang sekarang Hannah”
Chris yang mendengar keributan ingin masuk ke ruang perawatan Robert, tapi ibu mencegahnya.
“biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka”
Chris mengangguk dan diam, sebenarnya ia sangat mengkhawatirkan Hannah.

***

Di dalam,
Hetty semakin kesal, “Robert, kita tidak pernah putus. Kita baru jadian dua bulan yang lalu, masa kau tidak ingat?”
Kenapa kata-katanya sama dengan apa yang aku ingat? Jangan-jangan selama ini aku tidak pernah hilang ingatan? Robert bertanya-tanya dalam fikirannya.
Hetty menatap Hannah, “kau pelayan di kedai sup dekat perusahaan Robert kan?”
Hannah kaget Hetty mengenalnya.
Robert pun ingat saat Hannah mencegatnya di depan kedai, “aku ingat sekarang, kau pelayan yang saat itu menghalangi jalanku kan?” ia menatap Hannah, “ayo jawab, jangan diam saja. Katakan yang sebenarnya, kau bukan pacarku kan?”
Dengan takut Hannah mengakuinya, “maafkan aku Robert, semua yang kalian katakan memang benar. Selama ini aku berbohong padamu”
“ah, sial” Robert kesal dan memalingkan wajahnya.
“Robert, aku minta maaf. aku benar-benar menyesal” mata Hannah mulai berkaca-kaca.
“menyingkirlah dari hadapanku” Robert tidak mau melihat Hannah.
Hetty tersenyum senang dan mendorong Hannah yang sedang duduk hingga jatuh, ia duduk di samping Robert mengantikan Hannah. “menjauhlah dari pacarku” Hetty memeluk Robert, “sayang bagaimana keadaanmu?” ia mencium pipi Robert.
“jangan tanyakan itu, aku sedang kesal. Ada penipu disini”
Air mata Hannah menetes, “maafkan aku Robert, aku tidak bermaksud...” ia berdiri dan menangis.
Chris langsung masuk dan merangkul Hannah, “ayo kita keluar”
Hannah mengangguk.
“bawa penipu itu jauh-jauh, Chris!” Robert berteriak.
“sudahlah sayang, jangan marah terus” Hetty mengelus Robert.

***

Di luar,
“maafkan aku Chris, tante” Hannah sangat menyesal.
Chris hanya menunduk tak bicara.
Ibu menatap Hannah, “walau bagaimana pun, kau telah berjasa karena menyelamatkan Robert. Tante tidak tau harus bicara apa, sebenarnya saat mendengar kau berpacaran dengan Robert. Tante sangat berharap banyak padamu, tapi ternyata... sudahlah. Sebenarnya tante agak kecewa, tapi tante tidak membencimu. Jangan menangis ya, maaf jika Robert sudah kasar padamu”
“gak apa-apa kok tante, aku ngerti. Ini semua memang salahku, permisi” Hannah berlari meninggalkan mereka.
“Hannah” Chris mau mengejarnya.
“jangan Chris, biarkan dia sendiri dulu”
“baik bu” Chris diam, kenapa aku tidak tega melihat Hannah seperti itu? Ya Tuhan... apa aku memang menyukainya?

***

Setelah kejadian itu,
Hannah tidak seriang biasanya, ia tetap datang paling pagi sebagai penjaga kunci. Hannah juga tetap memandang jendela agar bisa melihat pria impiannya itu, tapi sekarang Hannah sadar. Bahwa impiannya memanglah hanya impian, apa lagi sekarang Robert sangat membencinya.
Sebuah mobil limousin baru saja lewat, Hannah tau itu Robert. Karena sekarang Robert selalu diantar supir kemana-mana, Hannah pun menunduk sedih.
Chris masuk ke kedai, “selamat pagi”
“pagi..?” Hannah kaget Chris datang kesana.
“bagaimana kabarmu?”
“aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?”
“baik, kakak juga baik. Kau tau kan? Kakak sudah keluar dari rumah sakit sejak lima hari yang lalu”
“syukurlah”
“boleh aku duduk?”
“tentu”
Chris duduk, “mau kah kau menemaniku disini?”
“ta..tapi aku harus bekerja”
“ayolah, lagi pula disini belum ada siapa-siapa kan?”
“ok” Hannah duduk berhadapan dengan Chris.
“Hannah, sebenarnya aku kesini untuk...”
“kau ingin tau kenapa aku berbohong?’
“maaf, aku tidak bermaksud untuk mengingatkanmu pada...”
“gak apa-apa, aku ngerti kok” Hannah tersenyum, “sebenarnya saat itu, dokter bilang Robert harus segera dioprasi dan ia mengira aku adalah pacar Robert. Sungguh, aku tidak pernah bermaksud untuk menipu. Aku menandatangi pernyataan itu demi kesembuhan Robert”
“dan...”
“ya, kesalahanku adalah aku terus berbohong dan tidak berkata jujur pada kalian”
Chris mengangguk, “kenapa kau lakukan ini semua? Maksudku, kau bilang kau pura-pura jadi pacar kakak untuk menyelamatkan hidupnya. Tapi yang aku lihat, kau lebih dari itu. Kau mau merawat kakak, aku tau semua yang kau lakukan itu tulus. Kenapa?”
“karena aku sangat menyukai kakakmu”
Chris menatap Hannah.
“sejak aku bekerja di kedai ini, aku selalu melihat kakakmu lewat. Dan sejak saat itu pula, aku mencintainya”
“tapi, bukankah sikap kakak buruk padamu? Maksudku, apa sekarang kau masih menyukainya meski pun dia berbuat kasar?”
Hannah hanya tersenyum.
Chris diam, itu artinya aku tidak akan pernah punya tempat di hatimu. Chris menatap Hannah, “Hannah, jika kau memang mencintai kakakku. Ikut aku ke perusahaan sekarang”
“untuk apa?”
“aku akan mengantarmu menemui kakak, aku lebih setuju kakak bersamamu dari pada bersama Hetty. Ayo kita jelaskan semuanya”
“aku rasa, kakakmu akan semakin membenciku jika aku menemuinya”
“Hannah, aku tau. Perempuan yang paling baik untuk kakak adalah kau”
“tidak Chris, aku sama sekali tidak pantas mendampingi kakakmu. Selama ini aku hanya bermimpi, sekarang saatnya aku bangun dan menerima kenyataan”
“tapi kakak sudah putus dengan Hetty dua hari yang lalu”
“aku tau, tapi aku tidak lebih baik darinya”
Lebih baik aku memberitaukan perasaanku padanya sekerang,  Chris menatap Hannah. “Hannah, sebenarnya aku...”
Beberapa pelanggan masuk.
“maaf Chris, aku harus melayani mereka dulu” Hannah berdiri.
“oh, ok. Kalau gitu aku pergi saja” Chris berdiri.
“maaf ya Chris” Hannah mendekati meja pelanggan.
“tidak apa-apa” Chris tersenyum dan pergi.
Pelayan lain pun berdatangan.
Chris pergi ke perusahaan dengan mobilnya.

***

Di ruangan Robert,
Robert sedang berdiri menghadap ke jendela, ia melamun. Segala macam hal ada di fikirannya saat ini, termasuk Hannah. Ia ingat, saat kecelakaan. Ia sempat membuka matanya dan melihat Hannah yang sedang memeluknya dengan wajah yang begitu cemas.
“selamat siang kak” Chris masuk.
Robert menoleh, “kau tidak kuliah?”
“aku bolos hari ini”
“bolos? Kenapa?” Robert berjalan menghampiri Chris.
“sudahlah kak” Chris mendekati Robert yang berjalan ke arahnya, “aku tidak ingin membahas itu”
“lalu?”
“aku ingin kakak bertemu dengan Hannah”
Raut wajah Robert mulai berubah, “cukup, cukup. Jangan katakan nama itu lagi, aku tidak ingin kau menyebutkan nama itu”
“kak, Hannah tidak seburuk yang kakak kira”
“Chris, apa kau tidak mendengarku? Aku bilang, jangan bicarakan soal dia” Robert kesal.
“maaf kak, tapi kakak harus tau yang sebenarnya”
Robert berteriak, “aku sudah tau yang sebenarnya, dia itu penipu. Dia hanya seorang pelayan yang memimpikan aku untuk menjadi kekasihnya” ia menatap Chris, “kau itu kenapa Chris? Kau begitu peduli padanya? Jika kau suka, kau saja yang jadi pacarnya”
Chris kesal dan mengepalkan tangannya.
“oh, kau marah? Mau memukulku? Memangnya kau berani? Aku ini kakakmu”
Dak...
Chris memukul Robert hingga jatuh.
Robert yang jatuh, kesal dan menghapus darah di bibirnya. Ia menatap Chris.
“maafkan aku kak, aku begini karena aku sangat menyayangi kakak. Kakak harus tau, jika saat itu Hannah tidak berpura-pura menjadi pacar kakak. Kakak tidak akan selamat” mata Chris berkaca-kaca, “walau bagaimana pun dia adalah orang yang menyelamatkan hidup kakak, sejak dulu dia menyukaimu kak. Coba kakak fikir, Hetty baru datang saat kakak siuman. Sedangkan Hannah selalu menjaga kakak sampai kakak siuman, jika Hetty tulus pada kakak. Dia harusnya melakukan apa yang Hannah lakukan”
Robert berdiri, “Aku sudah putus dengan Hetty”
Air mata Chris menetes, “kak, aku hanya ingin yang terbaik untuk kakak. Aku ingin kakak bahagia” Chris menghapus air matanya, “permisi kak, maaf jika aku bukan adik yang baik untuk kakak” ia pergi.
Mata Robert mulai berkaca-kaca, kakak juga sangat menyayangimu Chris. Robert berjalan ke arah telpon yang ada di meja. Ia mengangkat gagang telpon dan menelpon sekretarisnya, “kau melihat Chris lewat? Suruh dia kembali ke ruanganku sekarang” Robert duduk.

***

Tak lama kemudian,
Chris kembali masuk ke ruangan Robert, ia menunduk.
“hey, kenapa kau? Bukankah tadi kau begitu berani padaku?” Robert menatap Chris.
“maaf kak”
“tadi kan kau sudah minta maaf?” Robert tersenyum dan berdiri, ia mendekati Chris dan memeluknya. “aku bangga padamu” Robert masih tersenyum dan merangkul Chris, “bahkan sekarang kau lebih tinggi dariku” ia mengajak Chris duduk di sofa, “kau akan membiarkan rambutmu terus memanjang?”
“tentu saja kak, ini kan gayaku” Chris tersenyum.
“benarkah?” Robert bersandar ke sofanya, “menurutmu, aku harus berbuat apa sekarang?” Robert menatap Chris.

***

Suatu siang,
Di kedai, Hannah sedang mencuci piring di dapur.
“hey Hannah, sebentar lagi musim dingin. Kau harus jaga kesehatanmu” pak manajer menatapnya sambil melihat pekerjaan Hannah.
“siap bos” Hannah tersenyum, meski hatinya masih sedih. Semusim hampir berlalu dan ia belum bisa melupakan pria impiannya.
Pak manajer pun meninggalkan dapur.
Tiba-tiba seorang pelayan masuk ke dapur sambil berlari, “Hannah, Hannah”
“ada apa?” Hannah menoleh, “kenapa kau terlihat terburu-buru begitu?” ia tersenyum.
“di luar ada yang mencarimu”
“tapi aku lagi...”
“biar aku aja yang cuci piringnya”
“beneran?”
“iya, udah buruan sana” ia mendorong-dorong Hannah.
“ok ok” setelah mencuci tangannya, Hannah pun pergi dan keluar dari kedai.
Para pelayan dan pak manajer mengintip dari dalam kedai sambil senyum-senyum.
Ternyata orang yang ingin bertemu Hannah adalah Robert, “hey” ia tersenyum.
“Robert..?” Hannah terdiam.
“kenapa kau diam? Apa aku menyeramkan? Bagaimana kabarmu?”
Hannah bingung, “a..aku.. baik-baik saja” tiba-tiba ia ingin menangis, tapi Hannah berusaha agar air matanya tidak menetes, “ma..maaf tuan, aku harus bekerja”
“hey?” Robert memegang Hannah, “kenapa kau ingin meninggalkanku begitu saja? Apa kau membenciku sekarang?” Robert menatap Hannah.
“tidak, tentu saja tidak” Hannah menunduk.
“lalu, kenapa?”
Air mata Hannah menetes.
Robert tersenyum dan menghapus air mata Hannah, “apa karena ini kau ingin meninggalkanku?”
Hannah menangis.
Robert pun memeluknya, “maafkan aku Hannah”
Hannah hanya menangis dan tak sanggup berbicara.
“sudah, jangan menangis” Robert melepas pelukannya dan menatap Hannah, “kamu mau kan jadi pacarku?”
“ah?” Hannah sangat kaget, ia masih bingung. “i..ini bukan mimpikan?”
“tentu saja bukan, mau kan jadi pacar beneran?”
Hannah tersenyum bahagia dan memeluk Robert.
“ayo” Robert memegang tangan Hannah.
“Robert, aku harus bekerja”
“emh...” Robert melihat pak manajer dari jendela, “hey pak, bolehkah aku meminjamnya hari ini?”
Pak manajer tersenyum, “silahkan tuan, kapan pun ok”
Robert menatap Hannah, “kau dengar itu?”
Hannah tersenyum dan Robert merangkulnya, mereka pun pergi.
Para pelayan ikut bahagia melihat itu, ternyata impian Hannah yang sudah hampir tiga tahun bisa menjadi nyata dan ia berhasil mendapatkan pria impiannya.
The End
___
Thank’s for reading…

Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar