Author:
Sherly Holmes
Penyunting
: Erin_Adler
Genre: Hurt,
Romance, Drama
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk hiburan
semata.
Di sebuah taman,
“jadi kamu mau kuliah di
luar negeri?” seorang perempuan menatap laki-laki dihadapannya dengan sedih.
Laki-laki itu mengangguk,
“aku juga akan memimpin perusahaan ayah yang ada disana setelah aku lulus
nanti”
Perempuan itu menunduk.
Laki-laki itu tersenyum
dan memegang kedua pundak perempuan dihadapannya, “Serra, tatap aku”
Serra menggeleng dan matanya
mulai berkaca-kaca.
“Serra...”
Serra menatap laki-laki
itu.
“aku janji, setelah aku
berhasil nanti. Aku akan kembali untukmu”
“kamu gak bohong kan?”
Laki-laki itu menggeleng,
“aku serius, aku Robert Downey Jr. akan kembali dan menikahimu. Kamu mau kan nungguin
aku?”
Serra tersenyum dan
mengangguk, “kamu janji kan?”
“ya, aku janji”
***
Lima tahun kemudian,
Robert tidak pernah
memberi kabar lagi kepada Serra, Serra sangat sedih dan cemas. Kabar terakhir
dari Robert adalah dia telah lulus dari universitasnya.
Robert,
bagaimana kabarmu sekarang? Kenapa kau tidak pernah menghubungiku lagi? Bahkan
surat-surat dariku tidak pernah kau balas, apa kamu sudah pindah? Kenapa kau
tidak memberitauku?
Serra pun berusaha mencari
tau kabar Robert kepada ibunya, tapi selalu gagal. Ibu Robert tidak pernah mau
bertemu dengan Serra, bahkan pintu gerbang rumahnya pun tidak pernah dibuka
untuk Serra. Selama ini ibu Robert memang tidak pernah menyetujui hubungan
mereka.
***
Tak terasa sudah sepuluh
tahun berlalu sejak kepergian Robert dan media pun tiba-tiba heboh dengan
kemunculan pengusaha muda yang saat ini sedang menjadi perhatian dunia.
Saat Serra sedang melewati
sebuah toko, berita pun sedang disiarkan di tv. “Robert Downey Jr., pegusaha
muda ini dikabarkan akan kembali ke negara asalnya. Berikut adalah
penuturannya”
Serra berhenti melangkah
dan menatap tv tersebut, “Robert?” Serra kaget dengan penampilan Robert yang
berbeda.
Seorang reporter sedang
mewawancara Robert.
Robert tersenyum dan
berkata, “ya, aku akan segera kembali. Aku rindu dengan tanah kelahiranku dan
ibuku”
Serra senang mendengar
itu, “ya Tuhan... syukurlah dia akan kembali” Serra berlari ke toko majalah dan
melihat sampul majalah yang semuanya bergambar Robert, “pak, aku beli majalah
yang itu”
“silahkan non”
***
Di rumah,
Serra duduk di kursi dan
membaca semua berita tentang Robert, tapi ia terdiam. Disana dikatakan Robert
berpacaran dengan super model asal Inggris.
Gak
mungkin, ini pasti cuma gosip. Aku tau, Robert tidak akan pernah mengingkari janjinya.
***
Beberapa hari kemudian,
Di bandara,
Robert turun dari jet
pribadinya bersama pacarnya yang bermana Irish.
“Robert... Robert...”
orang-orang disana ramai menyambutnya.
Robert tersenyum dan masuk
ke mobil.
“selamat datang tuan”
supir menyambutnya.
Robert tersenyum, “kau
membawa barang yang ku pesan?”
“iya tuan, minumannya ada
di kulkas”
Robert membuka kulkas
mobil dan mengambil minumannya.
“sayang, udah dong jangan
minum terus” Irish yang duduk disamping Robert, menatapnya.
“kau itu tidak tau
apa-apa”
Irish diam dengan sedikit
kesal.
***
Di depan rumah Robert,
Supir tiba-tiba mengerem
mobilnya, kiiik...
“ada apa?” Robert kaget.
Supir menoleh, “maaf tuan,
ada perempuan yang berdiri di depan gerbang”
“siapa sih? Jangan-jangan
dia itu fans kamu lagi” Irish semakin kesal.
Supir membuka jendela
mobil dan mengeluarkan sedikit kepalanya, ia menatap perempuan yang menghalangi
jalan. “maaf nona, permisi. Saya mau masukin mobil ke dalam rumah”
Perempuan itu berteriak,
“Robert, ini aku Serra. Tolong keluar dari mobil, aku ingin bicara”
Robert menatap Serra dan
membuka pintu mobil, raut wajahnya berubah kesal.
“sayang” Irish memegang
tangan Robert, “siapa dia?”
“tunggu saja disini”
Robert melepaskan tangan Irish dan keluar dari mobil, ia mendekati Serra. “apa
yang kau ingin kan?”
Serra sedih mendengar itu,
“Robert, kenapa kamu bicara seperti itu? Ini aku Serra, pacarmu. Kau ingat kan?
Sepuluh tahun yang lalu....”
“cukup!” Robert
membentaknya, “aku itu baru datang, aku cape. Lebih baik kamu pergi, aku gak
mau ngeliat kamu lagi. Atau perlu aku panggil satpam?”
Serra kaget,
“b..baiklah... aku akan pergi” ia menangis dan pergi.
Robert masih menatap
Serra.
Seseorang membukakan pintu
gerbang dari dalam, “silahkan masuk tuan”
Robert tersenyum dan
masuk.
***
Di rumah Serra,
Serra menangis di atas
ranjang sambil memegang foto Robert, Robert..
kenapa kau bersikap seperti itu padaku? Apa salahku? Apakah kau sudah melupakan
janjimu padaku?
***
Di rumah Robert,
Robert yang baru masuk,
langsung disambut oleh ibunya.
“Robert” ibu memeluk
Robert.
“hey bu” Robert mencium
kedua pipi ibunya.
“nak, kenapa mulutmu bau
alkohol? Kau minum?” ibu kaget.
“hanya sedikit” Robert
tersenyum.
“tapi sejak kapan? Sejak
kapan kau suka minum?” ibu mulai khawatir.
“aku rasa ibu mengetahuinya”
“selamat siang tante”
Irish masuk.
“Irish? Ya ampun, kamu
semakin cantik saja”
“terima kasih”
***
Besoknya,
Di sebuah gedung, sedang
diadakan pesta besar.
Robert berdiri di
panggung, “ayo semuanya, kita berpesta. Haha..” Robert tertawa sambil minum.
“yeah” semua orang disana
berteriak gembira.
Di sudut,
Ibu Robert hanya berdiri
diam, ia cemas melihat tingkah Robert. Ibu pun mendekati Irish, “Irish, apa kau
tau sejak kapan Robert suka minum?”
“kalau gak salah, Robert
pernah bilang dia mulai minum sejak lima tahun yang lalu”
“lima tahun yang lalu?”
ibu kaget, jangan-jangan ini karena surat
itu?
Robert tersenyum dan
menatap semua orang disana, “aku suka dengan semangat kalian, ayo tepuk tangan
untuk kalian semua” ia pun bertepuk tangan.
Ibu mulai kesal dan
berjalan ke panggung, ia naik dan mendekati Robert, “Robert, hentikan!”
“ibu? Ada apa?” Robert
kaget dan menatap ibunya, ia pun mulai mengambil segelas minuman dari meja di
sampingnya.
“jika kau minum lagi, ibu
akan membubarkan pestamu”
“ya ampun bu, ibu kenapa
sih? Lebih baik ibu santai, tenang ok”
Preng...
Ibu melemparkan gelas yang
dipegang Robert, “tenang? Mana mungkin ibu bisa tenang melihat sikap anak ibu
yang seperti ini?!”
Semua orang yang berada
disana terdiam melihat itu.
Irish pun mulai khawatir
dan mendekati ibu Robert, “tante sebaiknya tante pulang saja”
“baiklah, lagi pula tante
sudah tidak tahan disini” ibu menatap Robert dan pergi.
Irish pun menatap Robert,
“kau lihat? Apa yang kau lakukan pada ibumu?” Irish turun dari panggung dan mengikuti
ibu Robert pulang.
Robert terdiam, ia
menunduk sedih. Tapi Robert kembali minum, ia mengambil botol yang ada di meja
dan menatap semua orang. Robert tertawa. “ayo kita pesta lagi”
***
Di luar gedung,
“apa benar disini
alamatnya?” Serra yang berjalan bingung mengintip ke dalam gedung, ia pun
melihat Robert ada disana. “Robert” Serra tersenyum, ia memberanikan diri untuk
masuk.
***
Di dalam gedung,
“yeah” Robert menari
bersama orang-orang yang masih berpesta disana.
“Robert” Serra yang baru
masuk langsung memanggil Robert.
Robert berhenti menari dan
menatap Serra, “mau apa lagi dia?” wajahnya mulai kesal.
Serra mendekati Robert,
“Robert” ia tersenyum, “kau sedang berpesta?”
“kau lagi, kau lagi. Kau
itu siapa? Memangnya kita pernah saling mengenal?”
“ya Tuhan..., ini aku
Serra. Coba kau ingat-ingat, saat kita SMA kita berpacaran”
“benarkah? Tapi saat ini
kita bukan anak SMA, itu artinya kita tidak pacaran”
Serra terdiam.
“lagi pula, aku itu orang
kaya. Mana mungkin pacaran sama orang seperti kamu” Robert menatap Serra, “jadi
Se...Se..Serry, harusnya kau bercermin terlebih dahulu sebelum bicara”
Serra menahan emosinya,
“namaku Serra, bukan Serry” ia pergi dengan rasa sakit hati.
Robert menatap Serra yang
pergi, ia menunduk.
Seorang keamanan pun mendekati
Robert, “maaf tuan, apa perempuan itu mengganggumu?”
“tidak, biarkan saja. Lagi
pula dia akan pergi”
“baiklah”
Robert berbalik dan
kembali minum.
Irish kembali datang ke
gedung, ia naik ke panggung dan mengambil mic. “maaf semuanya, pesta telah selesai”
“ah...” orang-orang disana
kecewa.
Robert naik ke panggung
dan mendekati Irish, “Irish, apa maksudmu?”
“Robert, ini sudah
melebihi tengah malam”
“aku tau ini dini hari”
“nah, makanya kita harus
menghentikan pesta ini”
“tapi aku masih...”
“Robert sudah, kau
keterlaluan jika terus melanjutkan ini. Apa kamu gak kasihan? Ibumu sangat
terpukul dengan sikapmu”
“ok ok” dengan wajah yang
sedikit kecewa, Robert membubarkan pestanya.
***
Pagi itu,
Robert sedang melamun di
balkon luar kamarnya sambil memegang segelas minuman.
Ibu Robert masuk dan
mendekati Robert ke balkon, “Robert, kamu apa-apaan? Ini masih pagi, tapi kau
malah minum. Apa kau tidak ada pekerjaan lain?” ibu kesal.
Robert menoleh dan menatap
ibunya, “aku tidak tau harus bagaimana, jika ibu mau aku berhenti minum. Beri
saja aku pekerjaan yang banyak”
“ibu menyuruhmu pulang
agar kita bisa bersama, bukan untuk membuatmu terus bekerja”
“maafkan aku bu”
Ibu memeluk Robert,
“ceritakan pada ibu, apa yang menyebabkanmu menjadi seperti ini?”
“ibu tau sendiri kan? Lima
tahun yang lalu, hatiku sangat hancur. Aku terpuruk bu, tapi dengan ini. Aku
bisa melupakannya”
“tapi ini hanya membuatmu
lupa sementara nak”
“maka dari itu aku selalu
membutuhkannya”
“Robert, ini tidak baik
untuk kesehatanmu”
“aku tau”
“kalau begitu, hentikan”
Robert mengeleng, “jika
aku berhenti, aku tidak akan pernah bisa melupakan dia”
“nak, kau itu sudah
menjadi pria mapan sekarang. Banyak wanita yang memimpikanmu untuk menjadi
kekasih mereka, di dunia ini bukan hanya ada Serra. Lagi pula saat ini kau
sudah punya Irish kan? Lupakan Serra”
“cukup bu, jangan sebut
nama dia lagi” raut wajah Robert berubah kesal.
“ya sudah, ibu minta maaf”
***
Siangnya,
Robert masuk ke mobil.
“mau kemana tuan?” supir
menatap Robert lewat spion depan.
“kita berkeliling saja,
aku sudah mulai lupa ada apa saja di kota ini”
“baik tuan”
Saat melewati sebuah
taman,
Robert terdiam, ia ingat
akan masa lalunya bersama Serra. “bisakah kita berhenti disini?”
Supir kaget, “baik tuan”
Robert turun dari mobil,
“kau tunggu disini saja, aku cuma keliling sebentar”
“siap tuan” supir pun
menunggu di mobil.
Robert mulai berjalan
melalui taman yang di kelilingi bunga dan ia berhenti di tengah-tengah taman.
Robert melihat sebuah bangku, ia ingat. Dulu, setiap pulang sekolah. Ia dan
Serra selalu kemari dan Robert pun teringat akan janjinya.
“Robert?”
Robert menoleh, ternyata
Serra ada disana.
Serra tersenyum, “apa kau
ingat dengan masa lalu kita?”
“kenapa kau selalu
mengikutiku?” Robert menatapnya.
Serra mendekat, “aku tau
kau ingat padaku, jangan bohong lagi Robert”
Robert memalingkan
wajahnya dengan senyuman sinis.
“Robert, kau itu kenapa?
Apa salahku?” Serra menatapnya kesal.
“apa salahmu?” Robert
menatap Serra, “harusnya kau bertanya pada dirimu sendiri”
“apa maksudmu? Selama ini
aku selalu menanti kabar darimu, aku selalu mengirim surat padamu. Tapi kau,
kau tidak pernah membalasnya” Serra menangis, “dan sekarang, kau malah datang
dengan wanita lain. Mana janjimu? Apa kau sudah melupakannya?”
Robert mengangguk dan
tersenyum, “untuk apa aku menepati janji pada seorang penghianat?!”
“Robert, aku tidak
mengerti”
“bukankah kau sudah
menikah dengan pria lain? Lima tahun yang lalu, aku mendapat undangannya”
“ya Tuhan..., kau itu
bicara apa? Aku tidak pernah menikah dengan siapa pun”
“oh benarkah?” Robert
tertawa, “aku punya buktinya, sebuah surat undangan berwarna pink yang jelek
itu. Besok akan ku berikan padamu”
Plak...
Serra menampar Robert,
“jika kau tidak percaya, kau bisa bertanya kepada siapa pun di kota ini. Aku
selalu menunggumu Robert, karena aku percaya pada janji kita. Tapi
kenyataannya, kaulah yang menghianatiku. Kau menghianati cinta kita, sekarang
semuanya sudah jelas. Kau memang sudah banyak berubah, kau bukan Robert yang
aku kenal dulu. Jika kau memang ingin mengakhiri ini, seharusnya kau bicara
sejak dulu. Agar hatiku tidak terlalu sakit, kau tidak tau betapa sedihnya aku.
Aku benci padamu, aku menyesal pernah mengenalmu dan aku menyesal telah
mencintaimu” Serra pergi dengan air mata yang berlinang di pipinya.
Robert terdiam, ia tidak
mengerti. Apa maksud dari semua ini?
***
Di rumah Robert,
“ibu, ibu!” Robert masuk
ke rumah dengan berteriak.
“ada apa nak?” ibu
mendekati Robert dengan kaget.
“katakan yang sebenarnya,
Serra belum menikah kan?”
Ibu takut, “ah... emh...”
“jawab aku, kenapa ibu
diam saja?”
Ibu menunduk, “i..ibu
minta maaf nak, sebenarnya surat undangan itu sengaja ibu buat agar...”
“cukup, semuanya sudah
jelas” Robert kesal.
“dengarkan dulu nak, ibu
hanya ingin yang terbaik untuk masa depanmu”
“yang terbaik untuk masa
depanku? Sadarkah ibu? Ibu malah menghancurkan masa depanku” Robert semakin
emosi dan matanya berkaca-kaca, “ibu telah membuat hatiku hancur dengan
mengarang cerita bohong, ibu bilang Serra telah menikah dengan pria lain.
Sadarkah ibu telah membuatku terpuruk?” Robert menarik nafasnya, “lebih baik
aku pergi dari sini”
“Robert, kamu mau kemana
nak?”
Robert masuk ke kamarnya
dan mulai membereskan pakaianya.
Irish yang melihat itu pun
sedih, ternyata selama ini aku hanya
menjadi pelampiasanmu saja? Kenapa kau setega ini? Padahal aku begitu tulus
mencintaimu Robert, air matanya menetes.
***
Malam itu di sebuah bar,
Robert yang duduk,
menyandarkan kepalanya ke meja. “pelayan” dengan lemas Robert memanggil
pelayang, “tambah lagi minumannya”
“cukup Robert”
Robert menoleh, ternyata
itu Irish. Ia tersenyum, “Irish, apa kau membenciku sekarang?”
“tidak, aku justru sangat
iba melihatmu berantakan seperti ini”
“benarkah?”
Irish menangis dan
membantu Robert duduk tegak, “tidak seharusnya kau begini”
“kau tidak tau apa-apa”
“kau selalu bilang begitu
padaku, aku tau Robert. Aku tau betapa hancurnya hatimu, aku tau selama ini
hidupmu penuh dengan sandiwara. Tapi aku selalu diam karena aku mencintaimu”
Irish mengelus Robert.
“tapi aku tidak, aku rasa
ini saat yang tepat untuk kita putus”
“dan ini saat yang tepat
bagimu untuk berubah”
Robert menatap Irish dan
tersenyum, “aku rasa semuanya sudah berakhir”
“Robert, semua ini belum
berarkhir. Kau masih bisa untuk merubahnya, Pergilah. Temui Serra, beritau dia
jika kau sangat mencintainya”
“dia sudah membenciku
sekarang”
Irish kesal, ia menampar
Robert. “jika kau benar-benar lelaki sejati, harusnya kau bisa menyelesaikan
semua ini”
Robert menatap Irish.
“ibumu bilang padaku, ia
amat menyesali semua perbuatannya”
“dan dia menyuruhmu untuk
menjemputku pulang, iya kan?”
“ya, itu benar. Tapi dia
juga bilang, dia akan merestui hubunganmu dengan Serra”
Robert terdiam.
“ayolah Robert, semuanya
tidak harus berakhir seperti ini. Setidaknya kau berjuang dulu”
“kau benar, maafkan aku
Irish” Robert menunduk.
Irish pun memeluknya,
“kamu harus semangat ya”
***
Hari itu,
Robert datang ke rumah
Serra, ia mengetuk pintu.
Serra membuka pintunya,
“mau apa lagi kamu?”
“Serra, aku minta maaf”
Robert sangat menyesal atas sikapnya.
Serra tersenyum dengan
kesal, “minta maaf? Setelah semua yang telah kau lakukan padaku? Apa aku tidak
salah dengar?”
“Serra, tolong...”
“cukup Robert, pergilah
dari sini. Aku tidak mau melihatmu lagi”
“Serra” Robert memegang
tangan Serra.
“lepaskan aku” Serra semakin
kesal.
“lepaskan tangan anakku”
ayah Serra keluar dan menatap Robert.
Robert pun melepaskan
tangan Serra, “maaf paman”
Ayah Serra mendekati
Robert, “mau apa kau kemari?”
“paman, aku hanya ingin
meminta maaf dan melamar anak paman”
“melamar Serra? Enak saja
kau” ayah Serra tersenyum sinis, “setelah kau menyakiti hati anakku, kau ingin
melamarnya?”
“paman” mata Robert mulai
berkaca-kaca, “aku tau aku salah, mungkin sangat bersalah kepada Serra. Tapi
aku tidak pernah ingin menyakiti hatinya, aku sangat mencintai Serra paman.
Selama ini aku ditipu”
“alah” ayah Serra
mendorong Robert, “kau hanya bohong kan? Orang sepertimu memang senang
mempermainkan orang kecil seperti kami”
“ya Tuhan..., tidak paman.
Aku sangat tulus mencintai Serra, aku
tidak bohong” Robert berlutut, “aku mohon paman, beri aku kesampatan untuk
memperbaiki semuanya. Aku akan buktikan jika aku benar-benar mencintai Serra,
aku akan membahagiakannya”
Serra kaget melihat itu, Robert berlutut di depan ayahku?
“aku sudah tidak percaya
padamu” ayah Serra masih sangat kesal.
“tolong paman”
“pergi!”
“paman...”
“kau ini benar-benar...”
ayah mengepalkan tangannya dan mau memukul Robert.
“ayah, jangan” Serra
menghalangi ayah dan duduk di hadapan Robert, “apa semua yang kau katakan itu
benar?”
Robert menatap Serra, “iya
Serra, lima tahun yang lalu ibuku membawa sebuah undangan. Itu adalah undangan
pernikahanmu, bodohnya aku. Aku langsung percaya begitu saja, maafkan aku
Serra. Sekarang aku baru tau jika semua itu tidak benar”
Serra tersenyum dan air
matanya menetes, “aku senang kau sudah kembali, sepuluh tahun kita berpisah dan
lima tahun tanpa kabar adalah hal terburuk dalam hidupku”
“maafkan aku Serra...”
Serra memeluk Robert,
“sudahlah, kita lupakan semua itu. Aku mencintaimu Robert, aku selalu menunggumu
karena aku percaya kau akan menepati janji kita”
Ayah hanya diam, tapi ia
tersenyum dan meninggalkan mereka.
Robert dan Serra berdiri,
mereka saling tatap.
Robert mengelus Serra,
“kau masih seperti dulu, cantik dan tulus. Aku selalu menyukaimu”
“ya, dan meskipun
dandananmu terlihat berbeda. Tapi aku tau, kau tetaplah kau. Pria rendah hati
yang tidak pernah memandang rendah orang-orang sepertiku”
“maaf aku telah kasar
padamu” Robert tersenyum, “o iya, ibuku sudah merestui kita. Aku tidak ingin
menunda lagi, aku akan segera menikahimu seperti janjiku dulu”
“bagaimana dengan Irish?”
“kami sudah putus, dia
juga sudah mengetahui yang sebenarnya. Bahkan Irish yang memberiku semangat
untuk menemuimu dan memperbaiki semuanya, maafkan aku Serra. Aku sungguh-sungguh
menyesal”
Serra mengelus pipi
Robert, “sudahlah, jangan pikirkan itu lagi”
Robert pun mengajak Serra
ke rumahnya,
Ini adalah pertama kalinya
Serra masuk ke rumah Robert, ibu Robert pun menyambutnya dengan ramah. Ia
meminta maaf dan memeluk Serra. Robert senang melihat itu dan Serra pun bahagia
karena akhirnya ibu Robert mau menerimanya.
***
Satu bulan kemudian,
Robert menikahi Serra,
dengan pesta sederhana yang elegan. Mereka mengikat janji suci untuk selamanya.
Serra menatap Robert, “aku
selalu percaya jika kau tidak akan pernah mengingkari janjimu”
Robert tersenyum dan
mencium kening Serra.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang
menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar