Selasa, 07 Oktober 2014

Because of You

Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre: Romance, Drama, Comedy garing
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Pagi itu,
Robert turun dari mobilnya dan mengunjungi sebuah rumah, ia mengetuk pintu dan seorang perempuan paruh baya membukakan pintu dari dalam.
“Robert?”
Robert tersenyum, “selamat pagi tante”
“pagi, silahkan masuk”
Robert masuk dan perempuan itu mempersilahkannya duduk.
Robert tersenyum,  “Harmony nya ada tante?”
“dia tidak ada”
“sayang sekali” Robert menatap ibu Harmony yang agak sedih, “ada apa tante?”
“tidak apa-apa” ibu Harmony tersenyum, “tante hanya ingat saat kalian masih satu sekolah dulu”
“ya, kami selalu mendaftar ke sekolah yang sama. Aku tidak tau itu”
“itu bukan kebetulan, Harmony memang sengaja mengikuti jejak kakak kelasnya”
Robert tersenyum.
“kau ingat kapan pertama kali bertemu Harmony?”
“iya, saat itu kami masih SD” Robert mengingatnya,...

***

Di luar gerbang sekolah,
“Harmony jelek, Harmony jelek” teman laki-laki Harmony terus mengejek sambil merebut kotak bekal Harmony.
“kembalikan” Harmony menangis.
“Harmony cengeng, Harmony cengeng”
“diam!” Harmony berteriak.
Harmony pun mulai berebut kotak bekal dengan teman-temannya itu, tiba-tiba kotak bekalnya terlempar dan mengenai kepala Robert yang sedang berjalan.
Prak...
Robert langsung berhenti melangkah.
Anak laki-laki itu pun saling berbisik, “itu kan kakak kelas yang galak”
“iya, lebih baik kita pergi”
Mereka langsung kabur.
Robert melihat Harmony yang menangis, ia pun menghampirinya. “ini kotak bekalmu?”
Harmony melihat kepala Robert yang penuh dengan bekal bekas makan siangnya, “maafkan aku kak”
“itu bukan salahmu, lain kali kamu jangan pulang sendirian”
“iya kak”
“udah jangan nangis, nama kamu siapa?”
“Harmony, anak kelas 4-b”
“aku Robert, kelas 5-a. Aku anter pulang ya?”

***

Robert tersenyum mengingat itu.
“tante kira, itu hanya cinta monyet. Karena bagi tante, Harmony masih terlalu kecil untuk mengetahui soal cinta”
“saat kecil, Harmony termasuk anak yang lucu” Robert menatap ibu Harmony.
“saat kau kelas enam SD, Harmony menangis. Tante ingat, dia pulang ke rumah dengan sangat sedih” Ibu Harmony mengingat itu,...

***

Siang itu,
Harmony masuk ke rumah sambil menangis.
“sayang, ada apa?” ibu kaget.
“kak Robert”
“kenapa?”
“temen-temen bilang, dia pacaran sama kak Luna. Temen sekelasnya bu”
“emangnya kenapa? Lagi pula kan kak Robert bukan siapa-siapamu”
“tapi aku suka”
“terus, kamu pernah ngungkapin? Emangnya kak Robert tau kamu suka sama dia?”
“enggak”
“Harmony, dengarkan ibu. Robert mau berpacaran dengan siapa pun, itu hak nya. Kau bukan orang yang berhak untuk melarang”
Harmony kesal.

***

“yah, begitulah Harmony” ibu tersenyum.
“jadi dia cemburu pada Luna?”
“sangat” ibu Harmony menatap Robert, “kau pasti ingat kejadian saat Harmony menyiram Luna dengan air bekas cuci lantai?”
Robert tersenyum,...

***

Saat itu...
Harmony yang baru saja mengepel lantai membawa ember keluar kelas, lalu ia melihat Robert sedang duduk berdua di depan kelasnya bersama Luna.
Harmony sangat kesal dan terbakar api cemburu, “awas kau Luna” (on fire).
Saat Robert masuk ke kelas, pikiran Harmony pun mulai terpengaruhi oleh hatinya yang sakit dan api cemburu yang semakin besar. Tanpa pikir panjang, ia berjalan ke arah Luna sambil membawa ember yang berisi air kotor bekas cuci lantai.
Luna sedang diam menunggu Robert.
“kak Luna”
Luna menoleh dan melihat Harmony berdiri di hadapannya.
Byur...
Harmony langsung menyiramnya.
“argh...!” Luna berteriak dan semua anak yang ada di luar menatap mereka.
Robert yang mendengar itu langsung keluar dari kelas dan melihatnya.
Harmony yang masih kesal menatap Luna dan pergi begitu saja.
Robert terus menatap perempuan yang membawa ember itu, itu kan Harmony?
“Robert” Luna menangis.
“Luna?” Robert langsung berlari ke arah Luna.
“ada apa dengan anak itu? Apa salahku?”
“sudah-sudah, lebih baik kau ke toilet dan ganti bajumu”
“aku gak bawa baju ganti”
“ok ok, kalau gitu aku anter kamu pulang ya?”
Luna mengangguk.
Dari depan kelasnya, Harmony tersenyum angker. Rasain kamu Lun, ha...ha...ha... (like a devil).
Tapi setelah itu, Harmony malah semakin sakit hati karena ia melihat Robert mengantar Luna pulang sambil merangkulnya.
“argh...!!!” Harmony berteriak.
“Harmony, apa-apaan kamu?” guru yang lewat memarahinya.
“maaf pak, hehe”

***

Ibu tersenyum pada Robert, “maaf soal kejadian itu”
“gak apa-apa tante, lagi pula saat itu kami masih anak-anak”
“tapi setelah itu, kesedihan Harmony terus berlanjut. Ya, tante ingat, saat kau lulus dan masuk ke SMP. Dia sangat sedih, setiap hari Harmony selalu bilang bahwa dia ingin segera menyusulmu ke SMP”
Robert tersenyum, “ya, saat itu aku tidak menyangka jika Harmony masuk ke SMP yang sama denganku”
“kau selalu masuk ke sekolah bagus, dan hal itu membuat Harmony bekerja keras agar dia diterima di sekolah yang sama denganmu. Terima kasih banyak Robert, berkat kau nilai Harmony selalu bagus”
“aku ikut senang tante”
“saat ia pertama masuk SMP, tante khawatir. Soalnya anak-anak lain selalu cerita serem tentang ospek di sekolahnya, tapi Harmony. Dia selalu pulang dengan bahagia, kau tau alasannya?”
“karena aku ketua OSIS dan aku selalu ada saat ospek?”
“tepat”

***

Di lapang sekolah...
“ayo cepat baris, lambat sekali kalian. Dasar anak keong” salah satu panitia ospek memarahi adik kelas barunya itu.
“hiks...hiks...hiks...” salah satu peserta ospek menagis.
Robert pun turun ke lapang dan menanyakan apa yang terjadi.
Harmony yang berbaris melihat Robert, “he...he...hehe...”
“eh, ngapain kamu senyum-senyum?” salah satu panitia menatap Harmony.
Tapi Harmony tetap, “he..he...hehe...”
“Harmony!” panitia itu berteriak.
Robert langsung mendekat kesana, “ada apa?” ia menatap Harmony.
“kakak..., ah” Harmony pingsan.
Mereka kaget dan Robert mengangkat Harmony ke UKS.
Di UKS,
“Harmony, Harmony bangun” Robert cemas.
Harmony membuka matanya dan melihat Robert ada disana, “ah?” ia kaget, “ha..ah..” Harmony pingsan lagi.
“ya ampun, kenapa dia?” Robert merasa aneh, ia pun menyuruh orang lain untuk menjaga Harmony.
Saat Harmony bangun, ia berharap melihat Robert lagi. Tapi ternyata yang menjaganya berubah menjadi seorang perempuan. “yah, kak Robert nya mana kak?”
“dia udah pulang, lagian kamu kelamaan pingsannya”
“lama?”
“iya, anak lain juga udah pada pulang. Kamu itu pingsan atau tidur sih?”
“dua-duanya kak, hehe”

***

“begitulah Harmony” ibu tersenyum.
“aku baru tau cerita lengkapnya, maaf jika aku meninggalkan Harmony”
“tidak apa-apa, lagi pula jika kau terus disana. Mungkin Harmony akan pingsan terus”
Mereka tertawa.
“tante, apa saat itu Harmony tau jika aku berpacaran dengan Milla?”
“ya, Milla. Harmony selalu kesal jika melihatmu bersama dia”

***

Di lapang basaket sekolah,
Harmony melihat Robert sedang bermain basket bersama teman-temannya, ia pun langsung berlari ke pinggir lapang. “semangat kakak!” teriaknya.
Robert pun berhasil memasukan bola ke dalam ring, teman-teman bersorak gembira. Para cheerleader pun menari gembira.
Tapi tiba-tiba, Robert berjalan ke pinggir lapang dan disambut oleh salah satu cewe dari cheerleader itu. Harmony sangat kesal, apa lagi cewe itu merangkul Robert dan mengelap keringat Robert dengan handuk kecilnya.
Permainan kembali dimulai, Harmony yang masih kesal terus menatap ke arah Milla.
“hey, awas! Bolanya menuju ke arahmu” seseorang berteriak.
Saat Harmony menoleh, bola itu melayang ke arahnya.
Dak...
Bola mengenai kepala Harmony, ia jatuh dan orang-orang yang ada disana membantunya berdiri.
Robert hanya diam melihat itu, dan saat melihat perempuan itu berdiri. Harmony?
“kamu gak apa-apa kan?” salah satu orang yang membantu Harmony khawatir.
“aku gak apa-apa” Harmony tersenyum sambil memegang kepalanya, saat Harmony melihat ke depan. Ia terdiam, ya ampun... kak Robert ngeliatin aku.
Robert pun tersadar dan kembali bermain.

***

“kepalanya baik-baik aja kan tante?”
“kepala Harmony sedikit benjol malam itu”
“aku minta maaf”
“kau tidak perlu minta maaf, itu salahnya karena kurang waspada”
Robert tersenyum, “aku ingat saat Harmony tiba-tiba masuk cheerleader”
“ya, setelah kejadian itu ia bertekad untuk masuk ke tim seperti Milla. Selain ingin menyaingi Milla, dia juga ingin melihat mu berlatih”
“ya, anak basket memang selalu latihan bersama anak cheers di Gym”
“tapi sayang, sebenarnya Harmony tidak jago menari. Sehingga ia berhenti dua bulan kemudian”
“aku takut itu salahku” Robert terdiam, “aku selalu bersama Milla, dan saat melihat Harmony. Aku melihat kesedihan dalam hatinya, tapi sayangnya saat itu aku tidak tau jika dia menyukaiku”

***

Di Gym,
Tim basket Robert akan berlatih, Harmony sudah bersiap untuk latihan meski Robert belum datang. Ia begitu bersemangat untuk bertemu Robert, tapi saat Robert datang. Harmony sedih.
Robert datang bersama Milla dan Milla dengan manja terus merangkul Robert, mengelus Robert saat istirahat. Mengelap keringatnya dan bercanda berdua.
Harmony hanya bisa diam melihat itu, sampai suatu hari...
Saat Harmony mau pulang dari latihan,
“eh, berhenti”
Harmony menoleh, “kak Milla?” Harmony kaget melihat Milla dan anak cheers lain mengepungnya.
“jangan pura-pura polos deh, kamu suka kan sama Robert?”
“a..aku...”
“ayo jawab, jangan diam saja” emosi Milla langsung memuncak, “kamu pikir Robert pantes sama kamu? Dia itu keren, cool. Terkenal di sekolah, sedangkan kamu. Cuma adik kelas biasa yang gak terkenal, coba aku. Siapa yang gak kenal aku? Aku cantik, aku leader dari tim cheers sekolah. Kurang apa lagi coba?”
Harmony menunduk, “aku gak akan ngerebut kak Robert kok”
“alah, bohongkan?” Milla menatap Harmony, “ambil seragam cheers nya”
“jangan kak”
Mereka pun mengambil paksa seragam cheers Harmony.
“denger ya, kamu gak pantes ikutan cheers. Mulai detik ini, aku gak mau ngeliat kamu latihan lagi”
“tapi kak...”
“pergi”
Harmony pun pergi sambil menagis.
Di luar Gym,
Robert melihat Harmony berlari, “hey”
Harmony menoleh.
“kamu kenapa?”
“ini bukan urusan kakak” Harmony pergi.

***

Robert mengingatnya, “aku tidak tau apa yang terjadi saat itu, tapi aku tau ini ada hubungannya dengan Milla”
“ya, Harmony menangis semalaman setelah kejadian itu. Dan saat mendengar kau putus dengan Milla, ia baru ceria lagi”
Robert tersenyum.
“bagaimana dengan saat kalian SMA?”
“ya, aku juga terkejut saat Harmony masuk ke sekolah yang sama denganku”
“tapi Harmony sedikit sedih dengan perubahanmu”
“ya, aku nakal saat SMA. Aku juga tidak masuk OSIS dan exkul apa pun”
“hal itu membuat Harmony tidak semangat saat ospek, padahal ia sudah berharap kau lagi yang mengospeknya”
“ya, aku ingat saat ia salah masuk ruang ganti”

***

Di koridor,
Harmony berlari, ia lupa mengganti seragamnya dengan baju olah raga. “aku harus cepat, aku harus cepat” ia membaca tulisan ruang ganti dengan panah ke kiri, tapi saat berbelok. Harmony melihat dua pintu, tanpa membaca tulisan ia langsung masuk begitu saja sehingga ia masuk ke ruang ganti laki-laki.
Harmony mengunci pintu dan bersiap untuk membuka bajunya.
“eh, ngapain kamu?”
Harmony terdiam, itu kan suara laki-laki?! Ia menoleh perlahan, ternyata benar itu laki-laki. Dan orang itu adalah Robert, “kakak? Kenapa kakak ada disini? Jangan-jangan kakak sengaja masuk untuk mengintip anak-anak perempuan”
Robert tersenyum dan memalingkan wajahnya, “Harmony, ini ruang ganti laki-laki. Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada disini?”
“be..benarkah?” muka Harmony memerah, “maafkan aku kak” ia langsung membuka kunci dengan gerogi dan berlari keluar.

***

Robert tersenyum, “untung saat itu aku tidak telanjang ya tante”
“ya, tapi saat melihatmu yang hanya pake kolor. Si Harmony langsung sumringah saat pulang, tanpa malu ia bercerita pada tante. Dia bilang selain tampan, bodymu keren. Dia semakin klepek-klepek”
“sejujurnya aku malu saat itu, aku sedang berkeringat”
“tante juga ingat saat kau kecelakaan, Harmony begitu sedih”
“ya, aku ingat dia menjengukku saat itu. Tapi sayangnya aku malah membuat dia sedih”

***

Di rumah sakit,
Harmony berlari sambil membawa bunga yang baru saja ia beli, ia ingin segera melihat Robert dan mengetahui keadaannya.
Setelah bertanya ke resepsionist, Harmony masuk ke ruang perawatan Robert. Tapi saat membuka pintu, Harmony terdiam. Ia melihat Robert sedang berciuman dengan seorang perempuan. Bunga yang Harmony pegang pun jatuh.
Robert sedang tersenyum menatap pacarnya, tapi saat ia menoleh. “Harmony?”
Pacar Robert pun ikut menoleh dan melihat Harmony.
“m..maaf jika aku menganggu” Harmony langsung pergi dengan mata yang berkaca-kaca.
“Harmony...” Robert ingin mengejarnya, tapi kaki yang sakit membuat Robert tak bisa berbuat apa-apa.
“dia siapa sih?”
“itu adik kelasku”
“bener cuma adik kelas?” perempuan itu mengambil bunga yang ada di dekat pintu.
“iya, dia Harmony. Anak kelas 11-a”
“dia bawain ini lho buat kamu” pacar Robert menunjukan bunganya.
“sayang, aku tidak mau bertengkar. Dia benar-benar adik kelasku dan kami tidak ada hubungan apa-apa”

***

“kenapa aku selalu membuatnya sedih?” Robert menyesal.
“sudahlah, itu bukan salahmu. Kau tidak tau jika Harmony menyukaimu kan?”
“bodohnya aku, harusnya itu semua bisa menyadarkan aku jika dia mencintaiku”
“kau ingat saat pertemuan terakhir kalian dulu?”
“ya, Harmony mengungkapkan perasaannya padaku”

***

Saat perpisahan,
Semua anak mulai bubar karena acara sudah berakhir, Robert pun mulai meninggalkan gedung.
“kakak”
Robert menoleh dan melihat Harmony, “ada apa?”
“apa benar kakak akan pergi ke luar kota?”
“ya, aku akan kuliah disana. Dari mana kau tau?”
“apa kakak juga akan bekerja disana?”
“ya, aku ingin menjadi arsitek disana”
“itu tandanya kakak tidak akan datang kesini lagi?”
“kau itu kenapa sih?” Robert tersenyum, “orang tua ku tinggal disini, mana mungkin aku tidak mengunjungi mereka”
Harmony memberikan setangkai bunga, “aku menyukaimu kak”
Robert terdiam.
“sejak kita bertemu di SD, aku menyukaimu. Aku tidak bisa melupakanmu, aku selalu mencarimu dan selalu berusaha agar berada di dekatmu. Apa pun yang terjadi, bagaimana pun keadaannya. Aku selalu...”
Seorang perempuan mendekat, dia adalah perempuan yang sama saat Harmony datang ke rumah sakit. Banyak yang bilang, jika Robert akan bertunangan dengan perempuan itu.
Harmony terdiam dan tidak melanjutkan kata-katanya, air mata Harmony menetes. “selamat tinggal kak, semoga kakak bahagia disana” ia pergi.
Robert menunduk.
“sayang, itu kan cewe yang waktu itu”

***

“aku sangat sedih saat itu, aku baru tau jika selama ini Harmony mencintaiku” Robert sedih mengingat itu.
“apa sekarang kau sudah menikah dengannya?”
“tidak, aku sudah putus dengannya. Aku sudah berkali-kali menjalin hubungan dengan wanita lain, tapi sekarang aku sadar. Ternyata Harmony adalah orang yang paling cocok untukku tante”
“tapi Harmony...”
“kenapa tante? Apa dia sudah menikah?”
“Harmony sudah meninggal dua tahun yang lalu”
“a...apa? Tante, kenapa aku tidak tau? Apa yang terjadi?”
“Harmony saat itu bekerja di sebuah perusahan, dia menjadi sekretaris disana. Saat Harmony menemani bosnya ke luar kota, mobil yang ditumpangi mereka kecelakaan. Tidak ada yang selamat saat itu, dan Harmony meninggal di tempat kejadian”
Mata Robert berkaca-kaca, “boleh aku mengunjungi makamnya?”
“tentu”

***

Robert pun datang ke makam Harmony  siang itu,
Robert meletakan bunga yang sama dengan bunga yang Harmony berikan untuknya, ia duduk dan menatap nisan Harmony. “kenapa kau pergi secepat ini? Padahal aku datang kesini untuk melamarmu” air mata Robert menetes, “maafkan aku Harmony, aku tidak pernah membuatmu bahagia. Aku hanya laki-laki bodoh yang tidak pernah mengetahui perasaanmu, aku mencintaimu” Robert mencium nisan Harmony, “semoga kau tenang disana” Robert pun pergi meninggalkan makam Harmony.
The End
___
Thank’s for reading…

Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar