Author:
Sherly Holmes
Penyunting
: Erin_Adler
Genre: Romance,
Drama, Comedy garing
___
Pagi itu,
Robert turun dari mobilnya
dan mengunjungi sebuah rumah, ia mengetuk pintu dan seorang perempuan paruh
baya membukakan pintu dari dalam.
“Robert?”
Robert tersenyum, “selamat
pagi tante”
“pagi, silahkan masuk”
Robert masuk dan perempuan
itu mempersilahkannya duduk.
Robert tersenyum, “Harmony nya ada tante?”
“dia tidak ada”
“sayang sekali” Robert
menatap ibu Harmony yang agak sedih, “ada apa tante?”
“tidak apa-apa” ibu
Harmony tersenyum, “tante hanya ingat saat kalian masih satu sekolah dulu”
“ya, kami selalu mendaftar
ke sekolah yang sama. Aku tidak tau itu”
“itu bukan kebetulan,
Harmony memang sengaja mengikuti jejak kakak kelasnya”
Robert tersenyum.
“kau ingat kapan pertama
kali bertemu Harmony?”
“iya, saat itu kami masih
SD” Robert mengingatnya,...
***
Di
luar gerbang sekolah,
“Harmony
jelek, Harmony jelek” teman laki-laki Harmony terus mengejek sambil merebut
kotak bekal Harmony.
“kembalikan”
Harmony menangis.
“Harmony
cengeng, Harmony cengeng”
“diam!”
Harmony berteriak.
Harmony
pun mulai berebut kotak bekal dengan teman-temannya itu, tiba-tiba kotak
bekalnya terlempar dan mengenai kepala Robert yang sedang berjalan.
Prak...
Robert
langsung berhenti melangkah.
Anak
laki-laki itu pun saling berbisik, “itu kan kakak kelas yang galak”
“iya,
lebih baik kita pergi”
Mereka
langsung kabur.
Robert
melihat Harmony yang menangis, ia pun menghampirinya. “ini kotak bekalmu?”
Harmony
melihat kepala Robert yang penuh dengan bekal bekas makan siangnya, “maafkan
aku kak”
“itu
bukan salahmu, lain kali kamu jangan pulang sendirian”
“iya
kak”
“udah
jangan nangis, nama kamu siapa?”
“Harmony,
anak kelas 4-b”
“aku
Robert, kelas 5-a. Aku anter pulang ya?”
***
Robert tersenyum mengingat
itu.
“tante kira, itu hanya
cinta monyet. Karena bagi tante, Harmony masih terlalu kecil untuk mengetahui
soal cinta”
“saat kecil, Harmony
termasuk anak yang lucu” Robert menatap ibu Harmony.
“saat kau kelas enam SD,
Harmony menangis. Tante ingat, dia pulang ke rumah dengan sangat sedih” Ibu
Harmony mengingat itu,...
***
Siang
itu,
Harmony
masuk ke rumah sambil menangis.
“sayang,
ada apa?” ibu kaget.
“kak
Robert”
“kenapa?”
“temen-temen
bilang, dia pacaran sama kak Luna. Temen sekelasnya bu”
“emangnya
kenapa? Lagi pula kan kak Robert bukan siapa-siapamu”
“tapi
aku suka”
“terus,
kamu pernah ngungkapin? Emangnya kak Robert tau kamu suka sama dia?”
“enggak”
“Harmony,
dengarkan ibu. Robert mau berpacaran dengan siapa pun, itu hak nya. Kau bukan
orang yang berhak untuk melarang”
Harmony
kesal.
***
“yah, begitulah Harmony”
ibu tersenyum.
“jadi dia cemburu pada
Luna?”
“sangat” ibu Harmony
menatap Robert, “kau pasti ingat kejadian saat Harmony menyiram Luna dengan air
bekas cuci lantai?”
Robert tersenyum,...
***
Saat
itu...
Harmony
yang baru saja mengepel lantai membawa ember keluar kelas, lalu ia melihat
Robert sedang duduk berdua di depan kelasnya bersama Luna.
Harmony
sangat kesal dan terbakar api cemburu, “awas kau Luna” (on fire).
Saat
Robert masuk ke kelas, pikiran Harmony pun mulai terpengaruhi oleh hatinya yang
sakit dan api cemburu yang semakin besar. Tanpa pikir panjang, ia berjalan ke
arah Luna sambil membawa ember yang berisi air kotor bekas cuci lantai.
Luna
sedang diam menunggu Robert.
“kak
Luna”
Luna
menoleh dan melihat Harmony berdiri di hadapannya.
Byur...
Harmony
langsung menyiramnya.
“argh...!”
Luna berteriak dan semua anak yang ada di luar menatap mereka.
Robert
yang mendengar itu langsung keluar dari kelas dan melihatnya.
Harmony
yang masih kesal menatap Luna dan pergi begitu saja.
Robert
terus menatap perempuan yang membawa ember itu, itu kan Harmony?
“Robert”
Luna menangis.
“Luna?”
Robert langsung berlari ke arah Luna.
“ada
apa dengan anak itu? Apa salahku?”
“sudah-sudah,
lebih baik kau ke toilet dan ganti bajumu”
“aku
gak bawa baju ganti”
“ok
ok, kalau gitu aku anter kamu pulang ya?”
Luna
mengangguk.
Dari
depan kelasnya, Harmony tersenyum angker. Rasain
kamu Lun, ha...ha...ha... (like a devil).
Tapi
setelah itu, Harmony malah semakin sakit hati karena ia melihat Robert
mengantar Luna pulang sambil merangkulnya.
“argh...!!!”
Harmony berteriak.
“Harmony,
apa-apaan kamu?” guru yang lewat memarahinya.
“maaf
pak, hehe”
***
Ibu tersenyum pada Robert,
“maaf soal kejadian itu”
“gak apa-apa tante, lagi
pula saat itu kami masih anak-anak”
“tapi setelah itu,
kesedihan Harmony terus berlanjut. Ya, tante ingat, saat kau lulus dan masuk ke
SMP. Dia sangat sedih, setiap hari Harmony selalu bilang bahwa dia ingin segera
menyusulmu ke SMP”
Robert tersenyum, “ya,
saat itu aku tidak menyangka jika Harmony masuk ke SMP yang sama denganku”
“kau selalu masuk ke
sekolah bagus, dan hal itu membuat Harmony bekerja keras agar dia diterima di
sekolah yang sama denganmu. Terima kasih banyak Robert, berkat kau nilai
Harmony selalu bagus”
“aku ikut senang tante”
“saat ia pertama masuk
SMP, tante khawatir. Soalnya anak-anak lain selalu cerita serem tentang ospek
di sekolahnya, tapi Harmony. Dia selalu pulang dengan bahagia, kau tau
alasannya?”
“karena aku ketua OSIS dan
aku selalu ada saat ospek?”
“tepat”
***
Di
lapang sekolah...
“ayo
cepat baris, lambat sekali kalian. Dasar anak keong” salah satu panitia ospek
memarahi adik kelas barunya itu.
“hiks...hiks...hiks...”
salah satu peserta ospek menagis.
Robert
pun turun ke lapang dan menanyakan apa yang terjadi.
Harmony
yang berbaris melihat Robert, “he...he...hehe...”
“eh,
ngapain kamu senyum-senyum?” salah satu panitia menatap Harmony.
Tapi
Harmony tetap, “he..he...hehe...”
“Harmony!”
panitia itu berteriak.
Robert
langsung mendekat kesana, “ada apa?” ia menatap Harmony.
“kakak...,
ah” Harmony pingsan.
Mereka
kaget dan Robert mengangkat Harmony ke UKS.
Di
UKS,
“Harmony,
Harmony bangun” Robert cemas.
Harmony
membuka matanya dan melihat Robert ada disana, “ah?” ia kaget, “ha..ah..”
Harmony pingsan lagi.
“ya
ampun, kenapa dia?” Robert merasa aneh, ia pun menyuruh orang lain untuk
menjaga Harmony.
Saat
Harmony bangun, ia berharap melihat Robert lagi. Tapi ternyata yang menjaganya
berubah menjadi seorang perempuan. “yah, kak Robert nya mana kak?”
“dia
udah pulang, lagian kamu kelamaan pingsannya”
“lama?”
“iya,
anak lain juga udah pada pulang. Kamu itu pingsan atau tidur sih?”
“dua-duanya
kak, hehe”
***
“begitulah Harmony” ibu
tersenyum.
“aku baru tau cerita
lengkapnya, maaf jika aku meninggalkan Harmony”
“tidak apa-apa, lagi pula
jika kau terus disana. Mungkin Harmony akan pingsan terus”
Mereka tertawa.
“tante, apa saat itu
Harmony tau jika aku berpacaran dengan Milla?”
“ya, Milla. Harmony selalu
kesal jika melihatmu bersama dia”
***
Di
lapang basaket sekolah,
Harmony
melihat Robert sedang bermain basket bersama teman-temannya, ia pun langsung
berlari ke pinggir lapang. “semangat kakak!” teriaknya.
Robert
pun berhasil memasukan bola ke dalam ring, teman-teman bersorak gembira. Para
cheerleader pun menari gembira.
Tapi
tiba-tiba, Robert berjalan ke pinggir lapang dan disambut oleh salah satu cewe
dari cheerleader itu. Harmony sangat kesal, apa lagi cewe itu merangkul Robert
dan mengelap keringat Robert dengan handuk kecilnya.
Permainan
kembali dimulai, Harmony yang masih kesal terus menatap ke arah Milla.
“hey,
awas! Bolanya menuju ke arahmu” seseorang berteriak.
Saat
Harmony menoleh, bola itu melayang ke arahnya.
Dak...
Bola
mengenai kepala Harmony, ia jatuh dan orang-orang yang ada disana membantunya
berdiri.
Robert
hanya diam melihat itu, dan saat melihat perempuan itu berdiri. Harmony?
“kamu
gak apa-apa kan?” salah satu orang yang membantu Harmony khawatir.
“aku
gak apa-apa” Harmony tersenyum sambil memegang kepalanya, saat Harmony melihat
ke depan. Ia terdiam, ya ampun... kak
Robert ngeliatin aku.
Robert
pun tersadar dan kembali bermain.
***
“kepalanya baik-baik aja
kan tante?”
“kepala Harmony sedikit
benjol malam itu”
“aku minta maaf”
“kau tidak perlu minta
maaf, itu salahnya karena kurang waspada”
Robert tersenyum, “aku
ingat saat Harmony tiba-tiba masuk cheerleader”
“ya, setelah kejadian itu
ia bertekad untuk masuk ke tim seperti Milla. Selain ingin menyaingi Milla, dia
juga ingin melihat mu berlatih”
“ya, anak basket memang
selalu latihan bersama anak cheers di Gym”
“tapi sayang, sebenarnya
Harmony tidak jago menari. Sehingga ia berhenti dua bulan kemudian”
“aku takut itu salahku”
Robert terdiam, “aku selalu bersama Milla, dan saat melihat Harmony. Aku
melihat kesedihan dalam hatinya, tapi sayangnya saat itu aku tidak tau jika dia
menyukaiku”
***
Di
Gym,
Tim
basket Robert akan berlatih, Harmony sudah bersiap untuk latihan meski Robert
belum datang. Ia begitu bersemangat untuk bertemu Robert, tapi saat Robert
datang. Harmony sedih.
Robert
datang bersama Milla dan Milla dengan manja terus merangkul Robert, mengelus
Robert saat istirahat. Mengelap keringatnya dan bercanda berdua.
Harmony
hanya bisa diam melihat itu, sampai suatu hari...
Saat
Harmony mau pulang dari latihan,
“eh,
berhenti”
Harmony
menoleh, “kak Milla?” Harmony kaget melihat Milla dan anak cheers lain
mengepungnya.
“jangan
pura-pura polos deh, kamu suka kan sama Robert?”
“a..aku...”
“ayo
jawab, jangan diam saja” emosi Milla langsung memuncak, “kamu pikir Robert
pantes sama kamu? Dia itu keren, cool. Terkenal di sekolah, sedangkan kamu.
Cuma adik kelas biasa yang gak terkenal, coba aku. Siapa yang gak kenal aku?
Aku cantik, aku leader dari tim cheers sekolah. Kurang apa lagi coba?”
Harmony
menunduk, “aku gak akan ngerebut kak Robert kok”
“alah,
bohongkan?” Milla menatap Harmony, “ambil seragam cheers nya”
“jangan
kak”
Mereka
pun mengambil paksa seragam cheers Harmony.
“denger
ya, kamu gak pantes ikutan cheers. Mulai detik ini, aku gak mau ngeliat kamu
latihan lagi”
“tapi
kak...”
“pergi”
Harmony
pun pergi sambil menagis.
Di
luar Gym,
Robert
melihat Harmony berlari, “hey”
Harmony
menoleh.
“kamu
kenapa?”
“ini
bukan urusan kakak” Harmony pergi.
***
Robert mengingatnya, “aku
tidak tau apa yang terjadi saat itu, tapi aku tau ini ada hubungannya dengan
Milla”
“ya, Harmony menangis
semalaman setelah kejadian itu. Dan saat mendengar kau putus dengan Milla, ia
baru ceria lagi”
Robert tersenyum.
“bagaimana dengan saat
kalian SMA?”
“ya, aku juga terkejut
saat Harmony masuk ke sekolah yang sama denganku”
“tapi Harmony sedikit
sedih dengan perubahanmu”
“ya, aku nakal saat SMA.
Aku juga tidak masuk OSIS dan exkul apa pun”
“hal itu membuat Harmony
tidak semangat saat ospek, padahal ia sudah berharap kau lagi yang
mengospeknya”
“ya, aku ingat saat ia
salah masuk ruang ganti”
***
Di
koridor,
Harmony
berlari, ia lupa mengganti seragamnya dengan baju olah raga. “aku harus cepat,
aku harus cepat” ia membaca tulisan ruang ganti dengan panah ke kiri, tapi saat
berbelok. Harmony melihat dua pintu, tanpa membaca tulisan ia langsung masuk
begitu saja sehingga ia masuk ke ruang ganti laki-laki.
Harmony
mengunci pintu dan bersiap untuk membuka bajunya.
“eh,
ngapain kamu?”
Harmony
terdiam, itu kan suara laki-laki?! Ia
menoleh perlahan, ternyata benar itu laki-laki. Dan orang itu adalah Robert,
“kakak? Kenapa kakak ada disini? Jangan-jangan kakak sengaja masuk untuk
mengintip anak-anak perempuan”
Robert
tersenyum dan memalingkan wajahnya, “Harmony, ini ruang ganti laki-laki.
Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau ada disini?”
“be..benarkah?”
muka Harmony memerah, “maafkan aku kak” ia langsung membuka kunci dengan gerogi
dan berlari keluar.
***
Robert tersenyum, “untung
saat itu aku tidak telanjang ya tante”
“ya, tapi saat melihatmu
yang hanya pake kolor. Si Harmony langsung sumringah saat pulang, tanpa malu ia
bercerita pada tante. Dia bilang selain tampan, bodymu keren. Dia semakin
klepek-klepek”
“sejujurnya aku malu saat
itu, aku sedang berkeringat”
“tante juga ingat saat kau
kecelakaan, Harmony begitu sedih”
“ya, aku ingat dia
menjengukku saat itu. Tapi sayangnya aku malah membuat dia sedih”
***
Di
rumah sakit,
Harmony
berlari sambil membawa bunga yang baru saja ia beli, ia ingin segera melihat
Robert dan mengetahui keadaannya.
Setelah
bertanya ke resepsionist, Harmony masuk ke ruang perawatan Robert. Tapi saat
membuka pintu, Harmony terdiam. Ia melihat Robert sedang berciuman dengan
seorang perempuan. Bunga yang Harmony pegang pun jatuh.
Robert
sedang tersenyum menatap pacarnya, tapi saat ia menoleh. “Harmony?”
Pacar
Robert pun ikut menoleh dan melihat Harmony.
“m..maaf
jika aku menganggu” Harmony langsung pergi dengan mata yang berkaca-kaca.
“Harmony...”
Robert ingin mengejarnya, tapi kaki yang sakit membuat Robert tak bisa berbuat
apa-apa.
“dia
siapa sih?”
“itu
adik kelasku”
“bener
cuma adik kelas?” perempuan itu mengambil bunga yang ada di dekat pintu.
“iya,
dia Harmony. Anak kelas 11-a”
“dia
bawain ini lho buat kamu” pacar Robert menunjukan bunganya.
“sayang,
aku tidak mau bertengkar. Dia benar-benar adik kelasku dan kami tidak ada
hubungan apa-apa”
***
“kenapa aku selalu
membuatnya sedih?” Robert menyesal.
“sudahlah, itu bukan
salahmu. Kau tidak tau jika Harmony menyukaimu kan?”
“bodohnya aku, harusnya
itu semua bisa menyadarkan aku jika dia mencintaiku”
“kau ingat saat pertemuan
terakhir kalian dulu?”
“ya, Harmony mengungkapkan
perasaannya padaku”
***
Saat
perpisahan,
Semua
anak mulai bubar karena acara sudah berakhir, Robert pun mulai meninggalkan
gedung.
“kakak”
Robert
menoleh dan melihat Harmony, “ada apa?”
“apa
benar kakak akan pergi ke luar kota?”
“ya,
aku akan kuliah disana. Dari mana kau tau?”
“apa
kakak juga akan bekerja disana?”
“ya,
aku ingin menjadi arsitek disana”
“itu
tandanya kakak tidak akan datang kesini lagi?”
“kau
itu kenapa sih?” Robert tersenyum, “orang tua ku tinggal disini, mana mungkin
aku tidak mengunjungi mereka”
Harmony
memberikan setangkai bunga, “aku menyukaimu kak”
Robert
terdiam.
“sejak
kita bertemu di SD, aku menyukaimu. Aku tidak bisa melupakanmu, aku selalu
mencarimu dan selalu berusaha agar berada di dekatmu. Apa pun yang terjadi,
bagaimana pun keadaannya. Aku selalu...”
Seorang
perempuan mendekat, dia adalah perempuan yang sama saat Harmony datang ke rumah
sakit. Banyak yang bilang, jika Robert akan bertunangan dengan perempuan itu.
Harmony
terdiam dan tidak melanjutkan kata-katanya, air mata Harmony menetes. “selamat
tinggal kak, semoga kakak bahagia disana” ia pergi.
Robert
menunduk.
“sayang,
itu kan cewe yang waktu itu”
***
“aku sangat sedih saat
itu, aku baru tau jika selama ini Harmony mencintaiku” Robert sedih mengingat
itu.
“apa sekarang kau sudah
menikah dengannya?”
“tidak, aku sudah putus
dengannya. Aku sudah berkali-kali menjalin hubungan dengan wanita lain, tapi
sekarang aku sadar. Ternyata Harmony adalah orang yang paling cocok untukku
tante”
“tapi Harmony...”
“kenapa tante? Apa dia
sudah menikah?”
“Harmony sudah meninggal
dua tahun yang lalu”
“a...apa? Tante, kenapa
aku tidak tau? Apa yang terjadi?”
“Harmony saat itu bekerja
di sebuah perusahan, dia menjadi sekretaris disana. Saat Harmony menemani
bosnya ke luar kota, mobil yang ditumpangi mereka kecelakaan. Tidak ada yang
selamat saat itu, dan Harmony meninggal di tempat kejadian”
Mata Robert berkaca-kaca,
“boleh aku mengunjungi makamnya?”
“tentu”
***
Robert pun datang ke makam
Harmony siang itu,
Robert meletakan bunga
yang sama dengan bunga yang Harmony berikan untuknya, ia duduk dan menatap
nisan Harmony. “kenapa kau pergi secepat ini? Padahal aku datang kesini untuk
melamarmu” air mata Robert menetes, “maafkan aku Harmony, aku tidak pernah
membuatmu bahagia. Aku hanya laki-laki bodoh yang tidak pernah mengetahui
perasaanmu, aku mencintaimu” Robert mencium nisan Harmony, “semoga kau tenang
disana” Robert pun pergi meninggalkan makam Harmony.
The End
___
Thank’s for
reading…
Maaf
kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar