Senin, 30 November 2015

Fly Love


Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Supranatural
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Pagi itu,
Seorang pria yang terbaring di sebuah kamar, membuka matanya. Ia menatap ke sekelilingnya dengan begitu asing.
Pria itu menutup matanya seolah sesuatu yang berat telah menimpanya, ia membuka matanya kembali dan masih melihat keadaan yang sama di sekitarnya.
“dimana ini?” pria itu bingung.
Seorang perempuan masuk dan tersenyum melihat pria yang sudah siuman itu.
Pria itu kaget.
“selamat pagi, syukurlah jika kau sudah siuman”
Pria itu masih bingung.
Perempuan itu mendekat, “tenanglah, kau akan baik-baik saja disini”
“apa yang terjadi? Siapa kau?”
Perempuan itu duduk disamping pria yang masih bingung.
“aku tidak ingat apa pun”
“aku menemukanmu tergeletak di taman belakang rumahku, lalu aku membawamu kemari”
“benarkah?”
“iya” perempuan itu tersenyum, “perkenalkan, namaku Felicia. Siapa namamu?”
“nama?” pria itu terdiam dan semakin bingung.
Felice khawatir, “sudahlah, jangan memaksakan diri dulu. Kamu kan baru siuman”
Pria itu mengangguk.
Besoknya,
Felice bicara dengan seorang pria di ruang tamu rumah Felice.
“Felice, kau tidak bisa membiarkan dia terus disini”
“Kim, kau tidak usah khawatir. Pria itu baru siuman dan aku rasa, ia hilang ingatan”
“bagaimana jika orang asing itu berniat jahat?”
“kau tidak boleh begitu, dia masih sakit”
“kau terlalu baik, Felice”
Felice diam.
“baiklah, aku akan pergi ke kantor. Ada urusan yang harus aku selesaikan”
“ok” Felice menatap Kim, “hati-hati”
Kim tersenyum dan pergi.
Di kamar,
Pria asing itu berusaha bangun dari tempat tidurnya, “ah” ia berusaha untuk berdiri.
Saat pria itu mau jatuh, Felice datang dan memeganginya.
“hati-hati”
“terima kasih”
Mereka saling tatap dan terdiam.
Felice pun tersenyum, “duduklah, kakimu sepertinya masih sakit”
Pria itu kembali duduk di ranjang dan Felice membantu menaikan kaki pria itu ke atas.
“apa aku baik-baik saja? Aku merasakan sakit di seluruh tubuhku”
“kaki kirimu patah, saat aku menemukanmu, lukamu cukup parah. Aku sempat berfikir, jangan-jangan, kau jatuh dari langit”
Pria itu terdiam mendengar kata-kata Felice, langit...? Pria itu melihat bayangan di sebuah tempat yang indah, ia berada disana menghadap seseorang yang begitu marah padanya. Lalu ia dibuang dari tempat yang sangat tinggi.
“ah” pria itu memegang kepalanya.
“ya Tuhan..., kamu kenapa? Kepalamu sakit?”
“kepalaku”
Felice khawatir dan memegangi pria itu.
Pria itu terdiam dan mendengar bisikan aneh,
“kau adalah malaikat, Robert”
“argh” pria itu berteriak.
“ya ampun, kamu kenapa?”
Pria itu masih kesakitan.
Felice pun memeluk pria itu dan pria itu pingsan.
“ya Tuhan...” Felice kaget, “sadarlah, hey? Bangun” ia bingung.
***
Di sebuah tempat,
“kau adalah malaikat, kau yang bertugas untuk membuat para manusia itu jatuh cinta”
“selama ini aku selalu berusaha membahagiakan mereka dengan cinta, tapi aku sendiri tidak bisa merasakan itu. aku ingin cinta, aku ingin merasakan perasaan seperti manusia”
“cukup, Robert. kau tidak boleh bicara begitu. Kau bisa membuat kacau kehidupan di bumi”
“aku tidak mau lagi melakukan pekerjaan ini” Robert melempar panah cintanya ke lantai.
“baiklah kalau begitu”
Robert pun di pegangi oleh beberapa malaikat.
“lepaskan aku, lepaskan” Robert kesal.
“aku akan mengabulkan permintaanmu, semoga kau dapat belajar dari semuanya”
“argh” Robert dilempar ke bumi.
Perlahan, sayap Robert menghilang. Robert berubah menjadi manusia utuh dan jatuh ke bumi.
Brak...
“argh” Robert terbagun, ia masih berada di kamar rumah Felice.
Aku bermimpi, Robert melihat ke sekitarnya.
Felice masuk karena mendengar teriakan Robert.
“ada apa?”
“aku... aku” Robert menatap Felice, “aku mimpi buruk”
“aku kira, ada apa” Felice memberikan segelas air untuk Robert.
“terima kasih” Robert meminumnya, “o iya, kau bilang, kau menemukanku di taman belakang rumahmu kan?”
“iya” Felice duduk disamping Robert.
“kira-kira, kau tau tidak, apa yang terjadi?”
“tentu saja tidak, yang mengalaminya kan kamu”
Robert diam.
“kau tidak usah memaksakan dirimu”
“namaku Robert”
“Robert?” Felice menatap Robert.
“hanya itu yang aku ingat”
“tidak apa-apa, kau ingat namamu saja, itu sudah bagus”
Robert tersenyum, “terima kasih, Felice. Kau sudah baik padaku”
“sudahlah, aku janji akan merawatmu sampai sembuh. Setelah kau mengingat semuanya, aku akan mengantarmu kembali ke keluargamu”
“terima kasih”
***
Suatu sore,
Robert membuka lemari es yang ada di dapur, ia mengambil sereal dan berjalan ke meja makan.
“jadi pria hilang ingatan ini, sudah bisa jalan-jalan?” Kim yang datang, menatap Robert.
“hey, Kim” Robert tersenyum, “mana Felice? Kau tidak pulang bersamanya?”
Kim tersenyum sinis, “memangnya kenapa?” ia mendekati Robert.
“tidak apa-apa, aku hanya...”
“kau suka pada Felice kan?” Kim memegangi kerah baju Robert, “dengar ya, Robert. Aku tidak suka jika kau terus berada disini, kau menggangguku dan mengganggu Felice”
Robert hanya diam menatap Kim.
“Kim, apa yang kau lakukan?” Felice yang baru datang, kesal melihat Kim yang berbuat kasar pada Robert.
“Felice?” Kim kaget dan melepaskan Robert, “aku...”
“lebih baik, kamu pulang” Felice memalingkan wajahnya.
Kim tau jika Felice marah, “maafkan aku”
“jangan minta maaf padamu, minta maaf pada Robert”
“ok” Kim menatap Robert dengan kesal, “maafkan aku”
“i...ya” Robert bingung dengan keadaan itu.
Kim pun  pergi.
Felice mendekati Robert, “kamu gak apa-apa kan?”
“enggak” Robert tersenyum pada Felice, “harusnya kamu gak gitu sama Kim”
“maksud kamu apa? Aku kan belain kamu”
“dia suka padamu, Felice”
Felice semakin kesal mendengar itu, “oh, begitu? Ok”
“hey, kamu kok jadi marah sama aku?”
“aku gak tau, aku tiba-tiba kesal” Felice pergi ke kamarnya.
Robert pun diam.
Di kamar Felice,
Robert, kenapa sih kamu gak ngerti? Aku kan suka sama kamu, kenapa kamu malah nyuruh aku sama Kim? Atau kamu beneran gak ngerti? Mana mungkin...
Felice melamun sambil duduk di kursi dekat jendela.
“Felice, ini aku, Robert. Apa kau sudah tidur? Felice” Robert berdiri di depan pintu kamar Felice.
Robert? Felice kaget dan berjalan ke pintu, ia membukanya.
“hey” Robert menatap Felice, “maaf jika aku salah bicara, cinta itu memang tidak bisa dipaksakan. Iya kan?”
Felice tersenyum.
“jadi...”
“apa?”
“kau memaafkanku?”
“yap, tapi tergantung sih”
“maksudnya?”
“ada deh”
Robert tersenyum.
Mereka pun duduk bersama di sofa yang ada di kamar Felice.
“jadi, kamu seorang pengacara yang khusus menangani masalah cinta?”
“ya, bukan itu saja sih. Masalah keluarga juga ada”
“begitu ya? Lalu, Kim bekerja dimana?”
“kami satu kantor”
“oh, apa pekerjaan kalian sama?”
“yap, tapi reputasi Kim masih lebih baik dariku”
“benarkah?”
“yap, tapi, it’s ok lah”
Robert menatap Felice.
“kau sendiri, apa kau sudah ingat sesuatu?”
Robert terdiam, apa aku harus bilang jika aku malaikat yang dijatuhkan ke bumi?
“Robert?”
“ah, maafkan aku”
“kamu itu kenapa sih?”
“gak apa-apa, aku cuma...”
“aku ngerti, kamu belum inget kan?”
Robert mengangguk, aku rasa, aku harus terus berpura-pura hilang ingatan.
Felice tersenyum, “semenjak kamu disini, aku merasa begitu tenang”
Robert terdiam.
“aku merasa nyaman disampingmu, Robert. Seandainya saja kau mengerti jika...”
Robert menatap Felice.
“jika aku...”
Mereka pun berciuman.
Besoknya,
Robert terbangun, ia kaget berada di kamar Felice. Robert menoleh dan melihat Felice yang masih tertidur disampingnya, “ya Tuhan..., bagaimana ini?” Robert begitu cemas.
“Robert” Felice membuka matanya, “ada apa?”
“ti..tidak”
Felice bangun dan mengelus Robert, “kamu mimpi buruk?”
“tidak, aku hanya...” Robert menatap Felice.
Air mata Felice menetes, “aku tau, aku mengerti” ia bangun dan keluar dari kamar.
Robert mengejar Felice, “Felice”
Felice menoleh dan Robert menciumnya.
“aku juga merasakan itu, aku mencintaimu”
Felice terdiam menatap Robert.
Tuhan..., maafkan aku. Tapi aku mencintai Felice, Robert sadar jika ia merasakan sesuatu yang disebut cinta.
Felice memeluk Robert, “kamu gak bohong kan?”
“aku serius”
Di ruang makan,
Robert masih memikirkan keputusannya untuk mencintai Felice.
Aku tidak tau, apa yang aku lakukan ini benar atau tidak. Tapi aku memang ingin merasakan cinta dan rasa itu, jatuh pada Felice.
“Robert, aku berangkat dulu ya” Felice menatap Robert.
Robert tersenyum dan mengangguk, Felice pun mencium pipi Robert dan Robert terdiam.
“dah” Felice pergi.
“hati-hati”
Siang itu,
Robert keluar dari rumah Felice dan berjalan melihat sekitar. Robert tersenyum, ia benar-benar menjadi manusia sesuai dengan impiannya.
“indah sekali dunia ini”
“hey anak muda” seorang wanita tua menyapanya.
“selamat siang, nyonya” Robert tersenyum.
Di taman,
Robert duduk di bangku dan melihat bunga yang bermekaran, ”indah sekali”
“benarkah?”
Robert menoleh, “Kim?”
Kim langsung menyerang Robert.
Dak...
“ah” Robert jatuh, “ada apa, Kim?”
“ada apa? Kau tau aku menyukai Felice, kenapa kau malah merebutnya dariku?” Kim kembali memukul Robert.
Robert tak berdaya, ia kembali menatap bangku taman dan melihat sebuah bayangan.
Saat Robert menjadi malaikat dan menyebarkan cinta pada manusia,
Robert yang terbang, melihat Felice yang duduk bersama Kim. Ia tersenyum dan mulai mengarahkan anak panahnya, Robert menembakan panah asmaranya pada Kim. Ia berharap, mereka akan menjadi pasangan.
Aku yang membuat Kim mencintai Felice, Robert terdiam.
Kim terus menghajar Robert dengan begitu kesal.
“ak” darah keluar dari mulut Robert.
“aku benci padamu, Robert”
Robert tergeletak tak sadarkan diri.
“hentikan”
Kim menoleh dan melihat Felice.
“apa yang kau lakukan?”
“aku menghajarnya, kau mau marah? Aku terima itu, kau membenciku? Aku terima”
“kau gila, Kim”
“aku tidak gila, Felice. Aku mencintaimu, dan pria asing ini..”
“apa?”
“pria asing ini telah merebutmu dariku”
“sejak kapan kita punya hubungan? Kita hanya teman, Kim”
“tapi bagiku, tidak” Kim menatap Felice, “sejak dulu, aku mencintaimu, Felice”
Felice diam dan menangis.
“aku tau kau tidak mau melihatku, aku akan pergi sekarang” Kim meninggalkan mereka.
“Robert” Felice mendekati Robert, “Robert, bangun”
Robert membuka matanya, “Felice?”
“kamu gak apa-apa kan?”
Robert bangun perlahan sambil menahan sakit, “aku gak apa-apa” ia menatap Felice, “kenapa kamu menangis?”
“aku sedih melihat keadaanmu”
Robert tersenyum, “aku gak apa-apa kok”
Mereka berpelukan.
“aku takut kamu kenapa-kenapa”
“kamu tenang saja, aku baik-baik saja kok. Ayo kita pulang”
Felice mengangguk.
Di rumah,
Robert terus memikirkan Kim, ia melamun di dekat jendela kamarnya.
Akulah yang membuat dia mencintai Felice. Tapi sekarang, aku malah menghancurkan perasaan Kim. Felice malah menyukaiku dan aku juga menyukainya.
“Robert, ada apa?” Felice yang masuk ke kamar, melihat Robert yang melamun.
Robert menoleh, “aku gak apa-apa kok”
“kamu masih mikirin Kim kan?”
Robert mengangguk.
“sudahlah, lupakan dia. Aku juga jadi kesal padanya, padahal kami sudah berteman begitu lama, tapi dia...”
“Felice, aku rasa, ini bukan salah Kim”
“apa maksudmu?”
“ini semua salahku”
“kau mulai lagi kan? Kau ingin kita putus dan aku bersama Kim?”
“bukan begitu, Felice. Aku...”
“apa?” Felice kesal, “aku mau tidur di kamarku saja” ia pergi keluar dari Robert.
Robert terdiam, apa yang harus aku lakukan?
Di kamar Felice,
Felice menangis, ia sedih karena Robert mulai bersikap seperti itu lagi. Felice selalu sakit jika Robert bicara seolah-olah ia ingin Felice bersama Kim.
“Felice” Robert masuk dan melihat Felice menangis.
Felice langsung berbaring di kasur dan memalingkan wajahnya, ia pun memakai selimut agar tidak terlihat oleh Robert.
“hey, kau marah ya?” Robert mendekat dan menatap Felice.
Felice tidak mau bicara.
“hey” Robert naik ke kasur dan mengelus Felice, “aku minta maaf, Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu”
“sudahlah, Robert. Aku ingin tidur”
Robert tersenyum dan mencium kening Felice, “aku mencintaimu, Felice. Sungguh”
Air mata Felice menetes.
Robert berbaring disamping Felice dan tersenyum, “aku akan menemanimu disini”
Felice memeluk Robert.
Robert semakin bingung, bagaimana ini? Apakah aku harus menjadi manusia selamanya?
Siang itu,
Robert mendekati Felice yang sedang memeriksa beberapa berkas.
“hey”
“Robert?” Felice tersenyum, “ada apa?”
“tidak biasanya kau sesibuk ini di hari libur”
“iya, akhir-akhir ini perceraian meningkat. Aku merasa, tidak ada lagi hubungan yang baik di dunia ini. Coba kau lihat datanya, hampir jutaan orang di seluruh dunia menuntut cerai pada pasangannya setiap hari”
Robert terdiam, ia ingat akan tugasnya sebagai malaikat.
“Robert, ada apa?”
“tidak ada”
“aku terkadang berfikir, mungkin malaikat cinta sudah lelah dengan pekerjaannya”
“eh...” Robert bingung mau bicara apa.
“syukurlah hubungan kita baik-baik saja”
Robert tersenyum.
Sore itu,
Robert pergi ke taman, ia merasa sepi. Tidak ada lagi pasangan yang terlihat sedang duduk bersama disana. Sepanjang jalan pun, Robert hanya melihat orang-orang yang berjalan masing-masing.
Robert terdiam, ini semua salahku. Dunia akan hancur tanpa adanya cinta, aku tidak boleh egois. Aku tidak boleh hanya memikirkan diriku, ia pun berlari.
Di rumah Kim,
Robert mulai mengetuk pintu, “selamat sore, Kim, apa kau ada di dalam?”
Kim membuka pintu, “mau apa kau?” ia kesal melihat Robert.
“aku ingin minta maaf padamu”
“untuk apa?” Kim tersenyum sinis.
“Kim, aku tau ini gila. Tapi aku yakin, hanya kau yang bisa membahagiakan Felice. Kau adalah takdirnya”
“apa maksudmu? Jelas-jelas kalian berpacaran”
“Kim, aku mohon. Suatu saat nanti, aku akan pergi. Tolong, jangan bertengkar lagi. Berdamailah”
“cukup, aku sudah muak dengan semua ini”
“Kim...”
Kim menutup pintunya.
“Kim, aku mohon” Robert mengetuk-ngetuk pintunya.
***
Saat Robert sampai di rumah,
“Robert, kamu dari mana saja?” Felice menatap Robert.
“maaf, aku tadi...” Robert takut Felice marah, “aku dari taman”
“oh”
“kau benar, dunia ini seperti kehilangan cinta” Robert mendekat dan menatap Felice.
“tapi aku merasa, pria tampan di depanku ini memiliki cinta yang banyak”
“yap, kau benar. Dan tugasku adalah membagi-bagikanya pada semua orang di dunia ini”
“apa maksudmu? Kau punya pacar selain aku?”
“bukan itu”
“lalu apa?”
“aku tau ini aneh, tapi mungkin, aku harus mengatakannya padamu” Robert mengelus Felice, “aku adalah malaikat”
Felice tertawa, “Robert, kau tidak mabuk kan?”
“Felice, aku serius. Aku diturunkan ke bumi karena...”
“cukup” Felice kesal, “kau mulai lagi kan? Kau bilang kau mencintaiku, tapi kenyataannya”
“Felice, aku tidak bohong. Aku lah yang memanah Kim agar dia mencintaimu, kalian ditakdirkan untuk bersama”
“cukup, jika kau ingin putus, kita putus saja. Tidak usah mencari alasan yang aneh-aneh” Felice berlari ke kamarnya dan menutup pintunya.
Robert tau pintunya dikunci, ia pun mengetuk kamar Felice. Robert semakin bingung, “Felice”
Felice tidak mau membuka pintunya.
“aku tau kau sangat marah, tapi aku bicara yang sebenarnya. Aku mencintaimu, tapi aku harus pergi. Aku harus kembai ke langit, jika tidak, dunia ini akan kacau. Tidak akan ada lagi yang namanya cinta, maafkan aku, Felice” Robert pun pergi.
Malam itu,
Robert berdiri di balkon luar kamarnya, meskipun berat, tapi ia tau, pilihannya itu benar.
Selamat tinggal Felice, setelah aku pergi, kau tidak akan mengingatku lagi. Aku akan selalu mencintaimu jika aku masih bisa merasakan cinta.
Robert bersiap dan memandang langit.
“Robert” Felice masuk ke kamar Robert.
Robert menoleh dan menatap Felice dengan sedih.
“jangan pergi, aku mohon” Felice mendekat.
“maafkan aku, tapi tempatku bukan disini”
“aku mencintaimu”
“aku pun merasakan itu” Robert tersenyum, “terima kasih karena kau telah membuatku merasakan apa itu cinta”
Felice menangis dan memeluk Robert.
“kuatkan dirimu, setelah aku pergi, kau akan lupa jika semua ini telah terjadi”
“aku tidak mau melupakanmu”
“Felice” Robert melepas pelukannya dan menatap Felice, “percayakan padaku, Kim adalah pria terbaik untukmu. Karena aku yang telah memilihnya untukmu”
Felice hanya diam menatap Robert.
“aku yakin, dia bisa membuatmu bahagia dari pada aku. Selamat Tinggal, Felice”
“Robert...” air mata Felice menetes.
Sayap Robert pun mulai keluar dan tumbuh dari punggungnya, perlahan, Robert semakin bercahaya dan menyilaukan mata Felice.
“Robert?”
Robert tersenyum dan mulai mengepakan sayapnya, perlahan ia terbang dan meninggalkan Felice.
“Robert...” Felice pun semakin tidak kuat dengan sinar Robert.
***
Hari itu,
Robert kembali melakukan tugasnya sebagai malaikat, kejadian itu mengajarkannya banyak hal. Dan sekarang, Robert semakin bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. Ia sadar jika dirinya begitu penting untuk dunia, jika ia terus egois, maka dunia akan hancur karenanya.
Dan cinta, Robert sadar jika kekuatan cinta itu memang begitu besar dan indah. Ia bersyukur memiliki tugas yang mulia untuk para manusia. Robert pun kembali menyebarkan cinta dan membuat dunia bahagia.
Di sebuah taman,
Kim yang duduk bersama Felice, membuka sebuah kotak berisi cincin.
Mereka saling tatap dan tersenyum.
“kau bahagia?”
Felice mengangguk.
Mereka pun berpelukan.
Robert yang melihat itu, tersenyum dan pergi ke langit.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar