Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Supranatural
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
Pagi itu,
Seorang pria yang
terbaring di sebuah kamar, membuka matanya. Ia menatap ke sekelilingnya dengan
begitu asing.
Pria itu menutup matanya
seolah sesuatu yang berat telah menimpanya, ia membuka matanya kembali dan
masih melihat keadaan yang sama di sekitarnya.
“dimana ini?” pria itu
bingung.
Seorang perempuan masuk
dan tersenyum melihat pria yang sudah siuman itu.
Pria itu kaget.
“selamat pagi, syukurlah
jika kau sudah siuman”
Pria itu masih bingung.
Perempuan itu mendekat,
“tenanglah, kau akan baik-baik saja disini”
“apa yang terjadi? Siapa
kau?”
Perempuan itu duduk
disamping pria yang masih bingung.
“aku tidak ingat apa pun”
“aku menemukanmu
tergeletak di taman belakang rumahku, lalu aku membawamu kemari”
“benarkah?”
“iya” perempuan itu
tersenyum, “perkenalkan, namaku Felicia. Siapa namamu?”
“nama?” pria itu terdiam
dan semakin bingung.
Felice khawatir,
“sudahlah, jangan memaksakan diri dulu. Kamu kan baru siuman”
Pria itu mengangguk.
Besoknya,
Felice bicara dengan
seorang pria di ruang tamu rumah Felice.
“Felice, kau tidak bisa
membiarkan dia terus disini”
“Kim, kau tidak usah
khawatir. Pria itu baru siuman dan aku rasa, ia hilang ingatan”
“bagaimana jika orang
asing itu berniat jahat?”
“kau tidak boleh begitu,
dia masih sakit”
“kau terlalu baik, Felice”
Felice diam.
“baiklah, aku akan pergi
ke kantor. Ada urusan yang harus aku selesaikan”
“ok” Felice menatap Kim,
“hati-hati”
Kim tersenyum dan pergi.
Di kamar,
Pria asing itu berusaha
bangun dari tempat tidurnya, “ah” ia berusaha untuk berdiri.
Saat pria itu mau jatuh,
Felice datang dan memeganginya.
“hati-hati”
“terima kasih”
Mereka saling tatap dan
terdiam.
Felice pun tersenyum,
“duduklah, kakimu sepertinya masih sakit”
Pria itu kembali duduk di
ranjang dan Felice membantu menaikan kaki pria itu ke atas.
“apa aku baik-baik saja?
Aku merasakan sakit di seluruh tubuhku”
“kaki kirimu patah, saat
aku menemukanmu, lukamu cukup parah. Aku sempat berfikir, jangan-jangan, kau
jatuh dari langit”
Pria itu terdiam mendengar
kata-kata Felice, langit...? Pria itu
melihat bayangan di sebuah tempat yang indah, ia berada disana menghadap
seseorang yang begitu marah padanya. Lalu ia dibuang dari tempat yang sangat
tinggi.
“ah” pria itu memegang
kepalanya.
“ya Tuhan..., kamu kenapa?
Kepalamu sakit?”
“kepalaku”
Felice khawatir dan
memegangi pria itu.
Pria itu terdiam dan
mendengar bisikan aneh,
“kau
adalah malaikat, Robert”
“argh” pria itu berteriak.
“ya ampun, kamu kenapa?”
Pria itu masih kesakitan.
Felice pun memeluk pria
itu dan pria itu pingsan.
“ya Tuhan...” Felice
kaget, “sadarlah, hey? Bangun” ia bingung.
***
Di sebuah tempat,
“kau adalah malaikat, kau
yang bertugas untuk membuat para manusia itu jatuh cinta”
“selama ini aku selalu
berusaha membahagiakan mereka dengan cinta, tapi aku sendiri tidak bisa
merasakan itu. aku ingin cinta, aku ingin merasakan perasaan seperti manusia”
“cukup, Robert. kau tidak
boleh bicara begitu. Kau bisa membuat kacau kehidupan di bumi”
“aku tidak mau lagi
melakukan pekerjaan ini” Robert melempar panah cintanya ke lantai.
“baiklah kalau begitu”
Robert pun di pegangi oleh
beberapa malaikat.
“lepaskan aku, lepaskan”
Robert kesal.
“aku akan mengabulkan
permintaanmu, semoga kau dapat belajar dari semuanya”
“argh” Robert dilempar ke
bumi.
Perlahan, sayap Robert
menghilang. Robert berubah menjadi manusia utuh dan jatuh ke bumi.
Brak...
“argh” Robert terbagun, ia
masih berada di kamar rumah Felice.
Aku
bermimpi, Robert melihat ke sekitarnya.
Felice masuk karena
mendengar teriakan Robert.
“ada apa?”
“aku... aku” Robert
menatap Felice, “aku mimpi buruk”
“aku kira, ada apa” Felice
memberikan segelas air untuk Robert.
“terima kasih” Robert
meminumnya, “o iya, kau bilang, kau menemukanku di taman belakang rumahmu kan?”
“iya” Felice duduk
disamping Robert.
“kira-kira, kau tau tidak,
apa yang terjadi?”
“tentu saja tidak, yang
mengalaminya kan kamu”
Robert diam.
“kau tidak usah memaksakan
dirimu”
“namaku Robert”
“Robert?” Felice menatap
Robert.
“hanya itu yang aku ingat”
“tidak apa-apa, kau ingat
namamu saja, itu sudah bagus”
Robert tersenyum, “terima
kasih, Felice. Kau sudah baik padaku”
“sudahlah, aku janji akan
merawatmu sampai sembuh. Setelah kau mengingat semuanya, aku akan mengantarmu
kembali ke keluargamu”
“terima kasih”
***
Suatu sore,
Robert membuka lemari es
yang ada di dapur, ia mengambil sereal dan berjalan ke meja makan.
“jadi pria hilang ingatan
ini, sudah bisa jalan-jalan?” Kim yang datang, menatap Robert.
“hey, Kim” Robert
tersenyum, “mana Felice? Kau tidak pulang bersamanya?”
Kim tersenyum sinis,
“memangnya kenapa?” ia mendekati Robert.
“tidak apa-apa, aku
hanya...”
“kau suka pada Felice
kan?” Kim memegangi kerah baju Robert, “dengar ya, Robert. Aku tidak suka jika
kau terus berada disini, kau menggangguku dan mengganggu Felice”
Robert hanya diam menatap
Kim.
“Kim, apa yang kau
lakukan?” Felice yang baru datang, kesal melihat Kim yang berbuat kasar pada
Robert.
“Felice?” Kim kaget dan
melepaskan Robert, “aku...”
“lebih baik, kamu pulang”
Felice memalingkan wajahnya.
Kim tau jika Felice marah,
“maafkan aku”
“jangan minta maaf padamu,
minta maaf pada Robert”
“ok” Kim menatap Robert
dengan kesal, “maafkan aku”
“i...ya” Robert bingung
dengan keadaan itu.
Kim pun pergi.
Felice mendekati Robert,
“kamu gak apa-apa kan?”
“enggak” Robert tersenyum
pada Felice, “harusnya kamu gak gitu sama Kim”
“maksud kamu apa? Aku kan
belain kamu”
“dia suka padamu, Felice”
Felice semakin kesal
mendengar itu, “oh, begitu? Ok”
“hey, kamu kok jadi marah
sama aku?”
“aku gak tau, aku
tiba-tiba kesal” Felice pergi ke kamarnya.
Robert pun diam.
Di kamar Felice,
Robert,
kenapa sih kamu gak ngerti? Aku kan suka sama kamu, kenapa kamu malah nyuruh
aku sama Kim? Atau kamu beneran gak ngerti? Mana mungkin...
Felice melamun sambil
duduk di kursi dekat jendela.
“Felice, ini aku, Robert.
Apa kau sudah tidur? Felice” Robert berdiri di depan pintu kamar Felice.
Robert?
Felice kaget dan berjalan ke pintu, ia membukanya.
“hey” Robert menatap
Felice, “maaf jika aku salah bicara, cinta itu memang tidak bisa dipaksakan.
Iya kan?”
Felice tersenyum.
“jadi...”
“apa?”
“kau memaafkanku?”
“yap, tapi tergantung sih”
“maksudnya?”
“ada deh”
Robert tersenyum.
Mereka pun duduk bersama
di sofa yang ada di kamar Felice.
“jadi, kamu seorang
pengacara yang khusus menangani masalah cinta?”
“ya, bukan itu saja sih.
Masalah keluarga juga ada”
“begitu ya? Lalu, Kim
bekerja dimana?”
“kami satu kantor”
“oh, apa pekerjaan kalian
sama?”
“yap, tapi reputasi Kim
masih lebih baik dariku”
“benarkah?”
“yap, tapi, it’s ok lah”
Robert menatap Felice.
“kau sendiri, apa kau
sudah ingat sesuatu?”
Robert terdiam, apa aku harus bilang jika aku malaikat yang
dijatuhkan ke bumi?
“Robert?”
“ah, maafkan aku”
“kamu itu kenapa sih?”
“gak apa-apa, aku cuma...”
“aku ngerti, kamu belum
inget kan?”
Robert mengangguk, aku rasa, aku harus terus berpura-pura
hilang ingatan.
Felice tersenyum,
“semenjak kamu disini, aku merasa begitu tenang”
Robert terdiam.
“aku merasa nyaman
disampingmu, Robert. Seandainya saja kau mengerti jika...”
Robert menatap Felice.
“jika aku...”
Mereka pun berciuman.
Besoknya,
Robert terbangun, ia kaget
berada di kamar Felice. Robert menoleh dan melihat Felice yang masih tertidur
disampingnya, “ya Tuhan..., bagaimana ini?” Robert begitu cemas.
“Robert” Felice membuka
matanya, “ada apa?”
“ti..tidak”
Felice bangun dan mengelus
Robert, “kamu mimpi buruk?”
“tidak, aku hanya...”
Robert menatap Felice.
Air mata Felice menetes,
“aku tau, aku mengerti” ia bangun dan keluar dari kamar.
Robert mengejar Felice,
“Felice”
Felice menoleh dan Robert
menciumnya.
“aku juga merasakan itu,
aku mencintaimu”
Felice terdiam menatap
Robert.
Tuhan...,
maafkan aku. Tapi aku mencintai Felice, Robert sadar jika ia
merasakan sesuatu yang disebut cinta.
Felice memeluk Robert,
“kamu gak bohong kan?”
“aku serius”
Di ruang makan,
Robert masih memikirkan
keputusannya untuk mencintai Felice.
Aku tidak tau, apa yang
aku lakukan ini benar atau tidak. Tapi aku memang ingin merasakan cinta dan
rasa itu, jatuh pada Felice.
“Robert, aku berangkat
dulu ya” Felice menatap Robert.
Robert tersenyum dan
mengangguk, Felice pun mencium pipi Robert dan Robert terdiam.
“dah” Felice pergi.
“hati-hati”
Siang itu,
Robert keluar dari rumah
Felice dan berjalan melihat sekitar. Robert tersenyum, ia benar-benar menjadi
manusia sesuai dengan impiannya.
“indah sekali dunia ini”
“hey anak muda” seorang
wanita tua menyapanya.
“selamat siang, nyonya”
Robert tersenyum.
Di taman,
Robert duduk di bangku dan
melihat bunga yang bermekaran, ”indah sekali”
“benarkah?”
Robert menoleh, “Kim?”
Kim langsung menyerang
Robert.
Dak...
“ah” Robert jatuh, “ada
apa, Kim?”
“ada apa? Kau tau aku
menyukai Felice, kenapa kau malah merebutnya dariku?” Kim kembali memukul
Robert.
Robert tak berdaya, ia
kembali menatap bangku taman dan melihat sebuah bayangan.
Saat Robert menjadi malaikat dan menyebarkan cinta pada
manusia,
Robert yang terbang, melihat Felice yang duduk bersama
Kim. Ia tersenyum dan mulai mengarahkan anak panahnya, Robert menembakan panah
asmaranya pada Kim. Ia berharap, mereka akan menjadi pasangan.
Aku
yang membuat Kim mencintai Felice, Robert terdiam.
Kim terus menghajar Robert
dengan begitu kesal.
“ak” darah keluar dari
mulut Robert.
“aku benci padamu, Robert”
Robert tergeletak tak
sadarkan diri.
“hentikan”
Kim menoleh dan melihat
Felice.
“apa yang kau lakukan?”
“aku menghajarnya, kau mau
marah? Aku terima itu, kau membenciku? Aku terima”
“kau gila, Kim”
“aku tidak gila, Felice.
Aku mencintaimu, dan pria asing ini..”
“apa?”
“pria asing ini telah merebutmu
dariku”
“sejak kapan kita punya
hubungan? Kita hanya teman, Kim”
“tapi bagiku, tidak” Kim
menatap Felice, “sejak dulu, aku mencintaimu, Felice”
Felice diam dan menangis.
“aku tau kau tidak mau
melihatku, aku akan pergi sekarang” Kim meninggalkan mereka.
“Robert” Felice mendekati
Robert, “Robert, bangun”
Robert membuka matanya,
“Felice?”
“kamu gak apa-apa kan?”
Robert bangun perlahan
sambil menahan sakit, “aku gak apa-apa” ia menatap Felice, “kenapa kamu
menangis?”
“aku sedih melihat
keadaanmu”
Robert tersenyum, “aku gak
apa-apa kok”
Mereka berpelukan.
“aku takut kamu
kenapa-kenapa”
“kamu tenang saja, aku
baik-baik saja kok. Ayo kita pulang”
Felice mengangguk.
Di rumah,
Robert terus memikirkan
Kim, ia melamun di dekat jendela kamarnya.
Akulah
yang membuat dia mencintai Felice. Tapi sekarang, aku malah menghancurkan
perasaan Kim. Felice malah menyukaiku dan aku juga menyukainya.
“Robert, ada apa?” Felice
yang masuk ke kamar, melihat Robert yang melamun.
Robert menoleh, “aku gak
apa-apa kok”
“kamu masih mikirin Kim
kan?”
Robert mengangguk.
“sudahlah, lupakan dia.
Aku juga jadi kesal padanya, padahal kami sudah berteman begitu lama, tapi
dia...”
“Felice, aku rasa, ini
bukan salah Kim”
“apa maksudmu?”
“ini semua salahku”
“kau mulai lagi kan? Kau
ingin kita putus dan aku bersama Kim?”
“bukan begitu, Felice.
Aku...”
“apa?” Felice kesal, “aku
mau tidur di kamarku saja” ia pergi keluar dari Robert.
Robert terdiam, apa yang harus aku lakukan?
Di kamar Felice,
Felice menangis, ia sedih
karena Robert mulai bersikap seperti itu lagi. Felice selalu sakit jika Robert
bicara seolah-olah ia ingin Felice bersama Kim.
“Felice” Robert masuk dan
melihat Felice menangis.
Felice langsung berbaring
di kasur dan memalingkan wajahnya, ia pun memakai selimut agar tidak terlihat
oleh Robert.
“hey, kau marah ya?”
Robert mendekat dan menatap Felice.
Felice tidak mau bicara.
“hey” Robert naik ke kasur
dan mengelus Felice, “aku minta maaf, Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu”
“sudahlah, Robert. Aku
ingin tidur”
Robert tersenyum dan
mencium kening Felice, “aku mencintaimu, Felice. Sungguh”
Air mata Felice menetes.
Robert berbaring disamping
Felice dan tersenyum, “aku akan menemanimu disini”
Felice memeluk Robert.
Robert semakin bingung, bagaimana ini? Apakah aku harus menjadi
manusia selamanya?
Siang itu,
Robert mendekati Felice
yang sedang memeriksa beberapa berkas.
“hey”
“Robert?” Felice
tersenyum, “ada apa?”
“tidak biasanya kau
sesibuk ini di hari libur”
“iya, akhir-akhir ini
perceraian meningkat. Aku merasa, tidak ada lagi hubungan yang baik di dunia
ini. Coba kau lihat datanya, hampir jutaan orang di seluruh dunia menuntut
cerai pada pasangannya setiap hari”
Robert terdiam, ia ingat
akan tugasnya sebagai malaikat.
“Robert, ada apa?”
“tidak ada”
“aku terkadang berfikir,
mungkin malaikat cinta sudah lelah dengan pekerjaannya”
“eh...” Robert bingung mau
bicara apa.
“syukurlah hubungan kita
baik-baik saja”
Robert tersenyum.
Sore itu,
Robert pergi ke taman, ia
merasa sepi. Tidak ada lagi pasangan yang terlihat sedang duduk bersama disana.
Sepanjang jalan pun, Robert hanya melihat orang-orang yang berjalan
masing-masing.
Robert terdiam, ini semua salahku. Dunia akan hancur tanpa
adanya cinta, aku tidak boleh egois. Aku tidak boleh hanya memikirkan diriku,
ia pun berlari.
Di rumah Kim,
Robert mulai mengetuk
pintu, “selamat sore, Kim, apa kau ada di dalam?”
Kim membuka pintu, “mau
apa kau?” ia kesal melihat Robert.
“aku ingin minta maaf
padamu”
“untuk apa?” Kim tersenyum
sinis.
“Kim, aku tau ini gila.
Tapi aku yakin, hanya kau yang bisa membahagiakan Felice. Kau adalah takdirnya”
“apa maksudmu? Jelas-jelas
kalian berpacaran”
“Kim, aku mohon. Suatu
saat nanti, aku akan pergi. Tolong, jangan bertengkar lagi. Berdamailah”
“cukup, aku sudah muak
dengan semua ini”
“Kim...”
Kim menutup pintunya.
“Kim, aku mohon” Robert
mengetuk-ngetuk pintunya.
***
Saat Robert sampai di
rumah,
“Robert, kamu dari mana
saja?” Felice menatap Robert.
“maaf, aku tadi...” Robert
takut Felice marah, “aku dari taman”
“oh”
“kau benar, dunia ini
seperti kehilangan cinta” Robert mendekat dan menatap Felice.
“tapi aku merasa, pria
tampan di depanku ini memiliki cinta yang banyak”
“yap, kau benar. Dan
tugasku adalah membagi-bagikanya pada semua orang di dunia ini”
“apa maksudmu? Kau punya
pacar selain aku?”
“bukan itu”
“lalu apa?”
“aku tau ini aneh, tapi
mungkin, aku harus mengatakannya padamu” Robert mengelus Felice, “aku adalah
malaikat”
Felice tertawa, “Robert,
kau tidak mabuk kan?”
“Felice, aku serius. Aku
diturunkan ke bumi karena...”
“cukup” Felice kesal, “kau
mulai lagi kan? Kau bilang kau mencintaiku, tapi kenyataannya”
“Felice, aku tidak bohong.
Aku lah yang memanah Kim agar dia mencintaimu, kalian ditakdirkan untuk
bersama”
“cukup, jika kau ingin
putus, kita putus saja. Tidak usah mencari alasan yang aneh-aneh” Felice
berlari ke kamarnya dan menutup pintunya.
Robert tau pintunya
dikunci, ia pun mengetuk kamar Felice. Robert semakin bingung, “Felice”
Felice tidak mau membuka
pintunya.
“aku tau kau sangat marah,
tapi aku bicara yang sebenarnya. Aku mencintaimu, tapi aku harus pergi. Aku
harus kembai ke langit, jika tidak, dunia ini akan kacau. Tidak akan ada lagi
yang namanya cinta, maafkan aku, Felice” Robert pun pergi.
Malam itu,
Robert berdiri di balkon
luar kamarnya, meskipun berat, tapi ia tau, pilihannya itu benar.
Selamat
tinggal Felice, setelah aku pergi, kau tidak akan mengingatku lagi. Aku akan
selalu mencintaimu jika aku masih bisa merasakan cinta.
Robert bersiap dan
memandang langit.
“Robert” Felice masuk ke
kamar Robert.
Robert menoleh dan menatap
Felice dengan sedih.
“jangan pergi, aku mohon”
Felice mendekat.
“maafkan aku, tapi
tempatku bukan disini”
“aku mencintaimu”
“aku pun merasakan itu”
Robert tersenyum, “terima kasih karena kau telah membuatku merasakan apa itu
cinta”
Felice menangis dan
memeluk Robert.
“kuatkan dirimu, setelah
aku pergi, kau akan lupa jika semua ini telah terjadi”
“aku tidak mau
melupakanmu”
“Felice” Robert melepas
pelukannya dan menatap Felice, “percayakan padaku, Kim adalah pria terbaik
untukmu. Karena aku yang telah memilihnya untukmu”
Felice hanya diam menatap
Robert.
“aku yakin, dia bisa
membuatmu bahagia dari pada aku. Selamat Tinggal, Felice”
“Robert...” air mata
Felice menetes.
Sayap Robert pun mulai
keluar dan tumbuh dari punggungnya, perlahan, Robert semakin bercahaya dan menyilaukan
mata Felice.
“Robert?”
Robert tersenyum dan mulai
mengepakan sayapnya, perlahan ia terbang dan meninggalkan Felice.
“Robert...” Felice pun
semakin tidak kuat dengan sinar Robert.
***
Hari itu,
Robert kembali melakukan
tugasnya sebagai malaikat, kejadian itu mengajarkannya banyak hal. Dan
sekarang, Robert semakin bersemangat dalam melaksanakan tugasnya. Ia sadar jika
dirinya begitu penting untuk dunia, jika ia terus egois, maka dunia akan hancur
karenanya.
Dan cinta, Robert sadar
jika kekuatan cinta itu memang begitu besar dan indah. Ia bersyukur memiliki
tugas yang mulia untuk para manusia. Robert pun kembali menyebarkan cinta dan
membuat dunia bahagia.
Di sebuah taman,
Kim yang duduk bersama
Felice, membuka sebuah kotak berisi cincin.
Mereka saling tatap dan
tersenyum.
“kau bahagia?”
Felice mengangguk.
Mereka pun berpelukan.
Robert yang melihat itu,
tersenyum dan pergi ke langit.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya
kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar