Jumat, 03 Maret 2017

Vertigo



Author : Sherly Holmes
Genre : Crime, Family Drama
Cerita ini adalah fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Suatu hari,
Di sebuah kerajaan, seorang raja merasa harus segera memiliki putra mahkota sebagai pengganti dirinya. Namun sayangnya, sang ratu tidak dapat memiliki keturunan. Tapi di sisi lain, sang raja memiliki anak laki-laki dari selir-selirnya. Dan mungkin, salah satu dari mereka akan mewarisi tahta tersebut.
Di sebuah kamar,
Seorang pria sedang duduk di sofa sambil menatap wanita disampingnya, “Natasha, kau cantik sekali malam ini”
“aku memang selalu cantik” Natasha tersenyum, “kau tidak berniat untuk merayuku kan, Robert?”
“bagaimana jika ayahmu tau? Dia akan marah karena anak dari adik seorang ratu memiliki hubungan dengan anak dari selir raja” Robert menatap Natasha.
“memangnya kenapa? Kau takut?”
“tidak, aku rasa... kau yang akan takut”
“kita lihat saja nanti”
Robert tersenyum dan menatap Natasha.
Di ruangan lain,
Adik dari sang ratu, yaitu pangeran Pietro yang menjadi menteri pertahanan sedang berdiskusi tentang kerajaan bersama para anak selir raja lainnya.
“baiklah, besok Steve dari angkatan darat akan kembali kekerajaan bersama pasukannya. Dan yang bertugas berikutnya adalah Thor bersama pasukannya dari angkatan udara, sementara Bruce masih dibutuhkan untuk juru medis angkatan perang. Kalian mengerti?”
“mengerti, pak”
“bagus, rapat selesai”
Pietro menatap Clint, “Clint, cari Robert. Aku ada perlu dengannya”
“baik, pak”
Mereka pun bubar.
Clint berjalan ke arah kamar Robert, “Jarvis”
Seorang pelayan menoleh, “pangeran Clint” ia memberi hormat.
“mana Robert?”
“pangeran Robert...” Jarvis pun berbisik pada Clint.
“ya Tuhan... aku mengerti kenapa paman Pietro selalu mencarinya”
“permisi pangeran” Jarvis pergi.
Clint tersenyum dan mengetuk pintu kamar Robert, namun ia  kesal karena pintunya tidak dibuka-buka. Clint masuk ke kamar Robert, “ehm...”
Di kamar,
Natasha yang sedang berciuman dengan Robert, langsung kaget dan menatap Clint.
“Clint, kenapa kau tidak mengetuk pintu?” Robert menatap Clint.
“aku sudah mengetuknya sejak tadi” Clint tersenyum, “kenapa? Kalian takut ketauan? Semua saurada kita juga sudah tau ini”
“jangan bercanda, Clint” Robert agak kesal.
“aku serius, semua tau hal ini. Hanya saja mereka memang menyembunyikannya dari ayah dan ibu kita” Clint menatap Natasha, “dan juga ayahmu, paman Pietro”
Natasha memalingkan wajahnya.
“jadi kau mau apa kesini? Mengganggu kami?” Robert menatap Clint.
“maaf jika aku mengganggu, tapi ayah dari pacarmu ini menyuruhku untuk memanggilmu ke ruangannya”
Robert diam.
“baiklah, kalian boleh melanjutkannya. Aku permisi” Clint pergi dan kembali menutup pintunya.
“Robert, apa ayah sudah mencurigai kita?”
“kau tenang saja, aku akan pergi menemuinya” Robert berdiri dari tempat duduknya.
“kau yakin, ayah tidak akan marah?”
“Natasha, tidak ada yang mengetahui hubungan ini selain saudara-saurdaraku”
“bagaimana dengan pelayan setiamu?”
“kau tenang saja, Jarvis bisa diandalkan” Robert menatap Natasha, “jangan khawatir”
Natasha diam.
Di ruangan Pietro,
Robert masuk, “malam, paman”
“malam” Pietro tersenyum, “duduklah”
Robert duduk dan menatap Pietro.
“Robert, dengar. Kami butuh senjata baru untuk kebutuhan perang”
“paman...”
“aku tau, kau tidak suka itu. Tapi ini berbeda, tentara kita bertujuan untuk melindungi rakyat yang di jajah kerajaan lain”
“dan paman akan meluaskan wilayah dengan membebaskan mereka lalu kembali menjajahnya?”
“Robert, mereka akan lebih sejahtera dibawah kita. Apa kau tidak melihat beritanya?”
“aku tau, aku sering mendengarnya dari Thor dan Steve”
“kalau begitu, harusnya kau mengerti”
“akan aku usahakan, paman”
“Bruce menitipkan salam untukmu”
Robert tersenyum, “aku juga merindukannya, paman”
“kalian berdua memang anak paling cerdas diantara yang lain” Pietro menatap Robert, “hanya saja, kau mempunyai banyak kelebihan. Itulah sebabnya kenapa raja, ayahmu. Mempercayakan perusahaan padamu” ia tersenyum, “sedangkan yang lain, sibuk dengan militernya”
Robert tersenyum dan diam.
Besoknya,
Raja duduk di singga sananya, ratu mendekat.
“ada apa, sayang?” raja menatap sang ratu.
“apa kau sudah memutuskan siapa yang akan menjadi penggantimu?”
“aku tidak bisa membicarakannya disini, itu sangat rahasia”
“ya, tapi sejauh ini” ratu tersenyum, “ada beberapa anak yang berpotensi, kan? Steve, dia jadi kapten angkatan darat. Thor adalah kapten angkatan udara, dan Namor adalah kapten angkatan laut. Kau juga tidak boleh lupa dengan Bruce, dia salah satu pangeran terbaik kita. Sering menolong orang dan disegani rakyat” ratu mengelus raja, “juga Robert, dia adalah anak paling jenius yang pernah kau miliki”
“kau benar-benar tidak keberatan jika aku memberikan tahtaku kepada salah satu diantara mereka?”
“kenapa harus keberatan? Aku tidak bisa memberimu keturunan. Meksi mereka anak selir, tapi aku sayang mereka semua”
“aku tau, sayang. Maafkan aku, aku sangat bersyukur memiliki ratu sepertimu, Wanda”
Ratu tersenyum.
“salam, baginda” seorang tabib, datang.
“Stephen” raja tersenyum.
“saya membawakan obat untuk anda”
“terima kasih”
Di perusahaan kerajaan,
“tuan Robert” seorang sekretaris masuk ke ruangan Robert.
“ada apa, Pepper?”
“ada telpon dari perusahaan kerajaan Osborn”
“baiklah, sambungkan padaku”
“baik tuan”
“hallo?” Robert mengangkat telponnya.
“selamat siang, pangeran Robert”
“maaf nona, anda siapa?”
“aku May, putri Osborn”
“oh, maafkan aku. Aku Robert, pangeran dari Stark”
“aku tau” May agak kesal.
“ada apa?”
“ada apa?” May semakin kesal, “kau lupa dengan pertemuan kita, apa kau sudah tidak mau kerjasama lagi?”
“hey... hey, tunggu”
“dengar ya, sudah dua kali aku menunggumu di restoran itu. Kau bilang, kita akan membicarakannya sambil makan malam”
Robert ingat pada Natasha, “maafkan aku, nona. Aku janji, malam ini kita akan bertemu”
“jika kau bohong lagi, aku akan mengajakmu perang”
“wow, kau gagah sekali sebagai wanita”
“aku tidak main-main, Robert”
“ok ok, kau bisa pegang janjiku kali ini”
Malamnya,
Robert sudah rapi dan keluar dari kamarnya.
“Robert”
Robert menoleh, “Steve?”
Mereka berpelukan.
“aku rindu padamu, bagaimana keadaan Bruce disana?”
“dia sangat sibuk, begitu banyak korban yang terluka. Mungkin kami butuh tambahan orang untuk medis”
“sepertinya tabib Stephen bisa membantu”
“tidak mungkin, dia tabib kerajaan. Apalagi, ayah membutuhkan obat darinya setiap hari”
“kau benar, Steve” Robert diam.
“hey, kau mau kemana? Rapi sekali”
“aku ada rapat”
“aku kira, kau mau bertemu dengan seorang wanita” Steve tersenyum.
“memang” Robert tersenyum, “dia putri dari kerajaan Osborn, dan dia sedikit galak”
“benarkah? Aku suka wanita gagah”
“jangan berkhayal, Steve. Bahkan aku pun belum pernah bertemu dengannya”
“tapi kau bicara seolah-olah, dia menarik”
“itu karena khayalanmu kan?”
Mereka tersenyum dan berpisah.
Di ruangan Pietro,
Ratu sedang duduk sambil meminum secangkir teh hangat.
“kak Wanda” Pietro mendekat.
“bagaimana keadaan disana?”
“banyak rakyat yang terluka, mungkin aku harus mengutus Clint dan Natasha untuk membantu Bruce dalam mengurus medis”
“kau yakin akan mengutus anak perempuanmu? Dia anakmu satu-satunya”
“aku tidak punya pilihan, aku juga akan mengutus Namor untuk membantu mereka”
Di sebuah restoran,
Robert duduk di meja yang sama dengan May, ia tersenyum menatap May.
May menatap Robert, “kenapa kau melihatku seperti itu?”
“tidak, aku hanya...” Robert tersenyum, “aku tidak menyangka jika kau secantik ini”
“jangan merayuku, atau kau akan menerima akibatnya”
“aku akan ambil resikonya”
Seorang pria, mendekat.
“wow, apa dia bodyguardmu?”
“bukan, ini Peter. Dia adikku” May tersenyum.
“oh, senang melihatmu pangeran Peter” Robert tersenyum pada Peter.
Peter tersenyum dan duduk diantara mereka, “aku juga senang bertemu denganmu, pangeran Robert. Orang paling playboy di kerajaan Stark”
Robert diam.
May tersenyum, “meski begitu, Peter ini salah satu penggemarmu”
“salah” Peter tersenyum, “aku hanya mengagumi hasil karyamu yang selalu mengagumkan, ya... aku juga kagum dengan otakmu yang sangat jenius. Tapi aku tidak suka dengan sifat mata keranjangmu”
“ok” Robert cuek.
***
Robert kembali ke kerajaan, ia masuk ke kamar dan terdiam melihat Natasha.
“Robert” Natasha sedih.
“ada apa?”
“besok aku akan pergi berperang”
“apa? Tapi kenapa, kenapa harus kau?”
“Bruce butuh tenaga medis lebih banyak”
“Natasha” Robert mendekat.
“Robert, aku...”
“aku yakin kau akan baik-baik saja, disana pasti banyak yang akan melindungimu” Robert menatap Natasha.
Natasha mengangguk dan mereka pun berpelukan.
Robert mengelus Natasha dan sedikit khawatir.
Natasha menatap Robert, “bagaimana jika aku mati dalam perang itu?”
“jangan katakan itu, kau akan baik-baik saja”
“apa kau takut kehilanganku?”
“menurutmu?”
Mereka berciuman.
Besoknya,
Pietro menyiapkan pasukan di pelabuhan, Robert datang untuk mengantarkan peralatan.
“Robert” Pietro tersenyum.
“paman”
Mereka bersalaman.
Namor mendekati Robert, “hey”
“semoga beruntung” Robert tersenyum.
“maksudmu apa? Aku ini penguasa lautan”
“ok tuan duyung”
Mereka berpelukan.
“terima kasih suplay senjatanya, aku tidak pernah kecewa dengan benda-benda ciptaanmu”
“sama-sama, Namor”
“baiklah, aku harus kembali ke kapal” Namor meninggalkan mereka.
Clint dan Natasha mendekat.
“syukurlah kalian sudah datang” Pietro tersenyum.
Robert menatap Natasha dan tersenyum.
“aku akan melihat keadaan quinjet-nya” Clint meninggalkan mereka.
“quinjet?” Natasha kaget, “aku kira, kami akan pergi bersama Namor?”
“tidak, Nat. Tenaga medis sangat dibutuhkan, kalian harus lebih cepat sampai. Biarkan  Namor yang mengurus persenjataan” Pientro menatap anaknya.
“aku mengerti, ayah” Natasha menatap Robert, ia ingin sekali memberikan ciuman perpisahan pada Robert. Tapi itu tidak mungkin mereka lakukan.
***
Robert masuk ke istana, ia melihat Jarvis yang keluar dari kamarnya.
“maaf pangeran, saya baru membersihkan kamar anda”
“tidak apa-apa, terima kasih”
“ada surat dari mentri kerajaan”
“Nick? Tentang apa?”
“tentang tidak lanjut mengenai tahta sang raja”
“baik, aku akan membacanya” Robert masuk ke kamar.
Di dalam,
Robert mulai membaca surat itu, dan ia semakin yakin jika salah satu diantara mereka akan diangkat menjadi putra mahkota. Namun ia tidak tau, bagaimana kriteria sang raja untuk memilih satu diantara banyak anak selirnya.
Robert menyimpan surat itu, “Jarvis”
“iya pangeran” Jarvis masuk.
“apa semua keluarga istana mendapatkan ini?”
“iya pangeran, semuanya”
Di sebuah gym,
Steve yang sedang latihan beladiri juga mendapatkan surat itu dari salah satu pelayan istana, ia membacanya dan terdiam.
Steve menatap pelayan itu, “apa semua anggota kerajaan mendapat surat ini?”
“iya pangeran”
Steve pun mulai memiliki firasat buruk, ia yakin jika hubungan antar saudara yang sudah terjalin baik akan berubah menjadi kacau. Mereka akan mulai berkompetisi dan saling menjatuhkan, “ini akan sulit” ia memberikan surat itu kembali ke pelayan.
Pelayan pun pergi.
Steve kembali berlatih.
Besoknya,
Robert sedang menelpon Natasaha di perusahaannya.
“kami akan segera kembali bersama pasukan Thor”
“syukurlah jika perangnya sudah berakhir”
“yap, tapi Namor belum juga tiba. Padahal selain membawa peralatan, ia juga membawa suplay makanan untuk warga”
“begitukah?”
Di laut,
Namor masih melihat peta dan arah mata angin, “kita harus segera sampai disana, dua hari lagi akan ada badai” ia khawatir.
Para pasukan pun mulai sedikit tegang.
Di salah satu gudang,
“ada gas bocor!” salah satu prajurit yang tidak sengaja menghirup gas itu pun roboh dan tak bergerak.
Temannya yang melihat itu langsung berlari menjauh dan berusaha untuk menutup koridor, namun gas itu sudah terlanjur keluar. Ia pun roboh dan meninggal.
“lapor, pangeran. Ada gas bocor di gudang senjata, kemungkinan dari salah satu senjata yang disuplay pangeran Robert”
“bagaimana sekarang?”
“semua koridor yang ada di bawah, sudah di tutup. Mungkin gas hanya keluar sedikit dan terbawa ke udara”
“syukurlah” salah satu pasukan, merasa lega.
“tidak” Namor terdiam, ia punya firasat buruk.
Gas di dalam kapal semakin banyak dan memadati koridor. Tanpa mereka sadari, gudang senjata itu berada di dekat mesin pembakaran.
“selamatkan diri kalian” Namor berteriak.
Semua awak pun mulai panik dan berlari.
“kita akan mati?” salah satu awak kapal, pasrah.
Dwarr...!!
Ledakan yang dasyat pun terjadi.
Percampuran dari gas dan api itu membuat apapun yang dilewatinya terbakar, kapal pun lenyap seketika.
***
Robert sedang makan malam di kerajaan Osborn bersama May dan Peter.
“kau suka makanannya?” May menatap Robert.
“ya, apalagi saat aku tau kau yang memasaknya”
“tetot!” Peter menatap Robert, “kau sudah 50 kali merayu kakakku”
“oh, maafkan aku. Itu bakat alami, terkadang aku tidak menyadarinya”
Hp Robert berdering.
Mereka saling tatap.
“apa aku boleh mengangkatnya?” Robert menatap mereka.
“kita sedang makan malam” Peter kesal, “kau tidak sopan”
“tidak apa-apa, Pete. Sepertinya itu penting” May tersenyum.
“terima kasih” Robert tersenyum dan mengangkatnya, “hallo?”
“Namor meninggal, kau harus segera kembali”
“ok, terima kasih Nat” Robert menyimpan Hp-nya.
“ada apa?” May menatap Robert.
“saudaraku mengalami kecelakaan, aku harus segera pulang”
“wow, bagaimana dengan rapat kerjasamanya? Kita belum bicara apa-apa dan kau hanya makan”
“Peter” May menatap Peter, “aku turut berduka, Robert. Kau boleh pergi”
“terima kasih, May. Maafkan aku” Robert mencium pipi May dan pergi.
Di kerajaan,
Robert melihat semua keluarganya sedang berkumpul, ia mendekat.
“dari mana, kau?” Steve menatap Robert.
“makan malam di kerajaan Osborn”
Steve kesal, “bagus sekali, sepertinnya kau sudah tau jika putra mahkota akan menikah dengan putri May dari Osborn”
“maksudmu apa?”
“benarkah kau tidak mengerti?” Steve kembali menatap Robert.
“yap” Robert pun berjalan ke arah Natasha yang menangis.
“Robert” Natasha menatap Robert.
“jangan menangis” Robert merangkul Natasha.
“raja, ratu dan ayah sedang melihat jasad Namor di dalam. Saudaramu yang lain juga sudah melihatnya, tapi aku tak berani. Namor mendapat luka bakar di seluruh tubuhnya, bahkan jasadnya sudah tak bisa dikenali lagi”
“ledakan kimia memang sangat mengerikan” Clint menatap Robert.
“kenapa kau menatapku seperti itu?” Robert menatap Clint.
Thor mendekati mereka, “tenang saudaraku, kita sedang dalam suasana duka”
Robert menunduk.
Clint pun meninggalkan mereka dengan kesal.
Besoknya,
Robert sedang melamun di salah satu menara istana.
“kenapa kau diam disini?” Bruce mendekat.
“aku tidak tau”
“apa maksudmu? Hanya kau yang tidak datang ke pemakaman Namor”
“dan kau juga menuduhku merencanakan semua ini?”
“hey, tenang. Aku tidak menuduhmu, lagi pula siapa yang kau bicarakan?”
“Steve dan Clint, mereka sinis padaku”
“ayolah Robert, aku tidak mau persaudaraan kita berantakan karena ini”
“aku pun”
Siangnya,
Robert masuk ke gym, ia melihat Steve yang sedang berlatih dan mendekatinya.
Steve menatap Robert.
“Steve” Robert menatap Steve.
“tidak usah basa-basi lagi, ayo kita berkelahi”
“apa?” Robert kaget.
“aku bilang, tidak perlu basa-basi” Steve menyerang Robert.
“ah” Robert jatuh.
Steve terus menghajar Robert, “kau sengaja kan? Kau ingin menyingkirkan kami satu per satu dan mendekati putri May, kau melakukan semua ini agar kau menjadi putra mahkota”
“ah... tidak Steve, kau salah” Robert sama sekali tidak melawan.
“jangan diam saja, ayo lawan aku” Steve terus menghajar Robert.
“hentikan!” Natasha menatap Steve.
Steve berhenti menghajar Robert, tapi masih memegang kerah bajunya.
“apa yang kau lakukan, Steve? Lepaskan Robert”
“dia telah membunuh Namor, dia ingin menjadi putra mahkota”
“oh ya? Sekarang kita lihat, siapa yang berniat membunuh? Kau terus menghajar Robert, sementara dia hanya dia tak melawan sedikitpun. Siapa yang berniat untuk membunuh?”
Steve diam dan melepaskan Robert, Robert hanya tergeletak tak berdaya.
Natasha mendekati Robert dan membantunya berdiri, “ayo, aku papah”
“Natasha...” Robert menahan sakit.
Mereka pun pergi meninggalkan Steve.
Di kamar,
Robert sedang diobati oleh Bruce.
“aku tidak menyangka jika Steve melakukan ini padamu”
“aku pun, ah...”
“maaf”
“yap, agak perih disitu”
Bruce kembali mengobati Robert.
“kau percaya padaku kan, Bruce?”
“maksudmu?”
“aku tidak pernah berniat membunuh siapa pun”
Bruce diam.
“kenapa?”
“hanya saja... kau memiliki tanda-tandanya”
“what?”
“kau mengincar gelar itu”
“putra mahkota?”
“ya...”
“tidak, Bruce”
“tapi kau sudah mendekati putri May, lebih dulu dari saudara-saudaramu”
“maksudmu, aku mencuri start?”
“maafkan aku, Robert. Tapi aku dapat merasakan, kita semua saling berkompetisi setelah menerima surat itu”
“surat Nick?” Robert menatap Bruce.
Malamnya,
Pietro sedang bicara dengan Clint di ruangannya.
“jadi kau mencurigai saudaramu?”
“bukan aku saja, tapi Steve dan yang lainnya mencurigai Robert”
“kau yakin?”
“paman, Namor meninggal karena ledakan gas yang bocor dari salah satu senjata kimia buatan Robert. Hanya dia satu-satunya yang bisa membuat senjata gila dan hanya dia juga yang tau jika senjata itu layak atau tidak”
“maksudmu, Robert sengaja merusak salah satu senjatanya untuk membunuh Namor?”
“ya, dia sudah merencanakan ini”
“pemikiranmu masuk akal, Clint. Tapi...”
“paman, kami sudah mulai berkompetisi setelah surat dari menteri Nick menyebar”
Pietro menatap Clint, “aku mengerti perasaan kalian, Namor meninggal dengan sangat mengenaskan. Tapi kita tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan, kita harus menyelidiki semua ini sampai jelas”
“aku mengerti”
“baiklah, kau boleh pergi”
“terima kasih, paman” Clint keluar.
Di luar,
Clint yang berjalan melewati kebun, merasakan kehadiran seseorang. Ia langsung menoleh dan akan menyerang, tapi orang itu dengan mudah menahan seranganya.
Clint melihat senjata yang dipegang orang itu, senapan laras panjang buatan Robert.
Bang...
Clint roboh dengan peluru yang menembus kepalanya.
Pagi itu,
Jarvis masuk ke kamar Robert, ia pun membangunkan Robert yang sedang tidur.
“emh..” Robert membuka matanya, “Jarvis?”
“pangeran Clint meninggal”
***
Robert masuk ke sebuah ruangan, disana ia melihat saudara-saudaranya dan mendekat.
Natasha yang menangis, menatap Robert.
“kuatkan dirimu” Robert mengelus Natasha.
“aku tidak bisa, dua saudara kita meninggal dalam waktu dekat dan sama-sama meninggal dengan tragis. Aku yang menemukannya, saat aku keluar dan pergi ke taman” Natasha terpukul mengingat itu, “aku melihat jasad Clint tergantung di atas pohon dengan kepalanya yang bolong”
“Natasha” Robert memeluk Natasha.
“aku takut, aku takut akan ada korban selanjutnya”
“ssttt... tenangkan dirimu”
“ini pasti ulahmu” Steve langsung mendekati Robert dan memukulnya.
“ah” Robert jatuh.
“bukti sudah jelas, peluru yang menembus kepala Clint adalah peluru dari senjata ciptaanmu”
“tapi aku...”
Dan Robert pun dipenjara karena ini.
Besoknya,
Bruce sedang menyiapkan beberapa obat.
“pangeran Bruce, anda baik-baik saja?” seornag pelayan masuk ke ruangan Bruce.
Bruce menatap pelayan asing itu, “apa maksudmu?”
“pangeran Robert dipenjara karena pembunuhan yang dia lakukan”
“aku tidak bisa komentar, aku tidak tau yang sebenarnya terjadi. Tapi Steve dan Thor yakin jika Robert memang pelakunya”
“bagus kalau begitu”
Bruce kaget.
“karena aku bisa membunuhmu dengan cepat” pelayan itu mengeluarkan sebuah belati dan menusuk Bruce.
“ah” Bruce menatap orang itu dan memeluknya, “aku tidak akan melepaskanmu”
“ternyata kau memang benar-benar ingin mati” pelayan itu tertawa, tapi ia semakin kesal karena Bruce tidak mau melepaskannya.
Tok... tok...
Seseorang mengetuk pintu.
“Bruce, ini aku. Steve”
“Steve akan masuk, lepaskan aku”
“aku tidak akan melepaskanmu meski harus mati”
“sialan kau Bruce” pelayan itu mencabut belatinya dan menusuk dada Bruce.
“ak...” Bruce roboh.
Steve masuk, “Bruce?” ia kaget melihat Bruce dan pria asing yang memakai baju pelayan.
“Ste....ve...” Bruce sekarat.
Pelayan gadungan itu langsung kabur melalui jendela.
“Bruce” Steve mendekati Bruce, “bertahanlah”
“Bu...bukan Robert, pelakunya...”
“iya, aku janji akan melepaskan Robert, tapi kamu harus bertahan”
Bruce tidak bergerak lagi.
“Bruce?!” Steve berteriak.
Di luar,
Pelayan gadungan itu berlari sekuat tenaga, tapi Thor sudah menghadangnya.
Orang itu kaget.
Thor tersenyum, “mau kemana kau?”
“sial”
“kenapa? Jangan marah-marah begitu, lebih baik menyerah saja. Atau kita berkelahi?”
Orang itu pun menjatuhkan belatinya dan mengangkat tangan.
Paginya,
Robert dibebaskan dari penjara, ia menatap Steve.
“aku minta maaf, Robert”
“tidak perlu, aku tau kau amat menginginkan gelar itu”
“apa maksudmu? Aku sudah bilang, jika kita akan bersaing secara sehat”
“terserah kau, aku tidak peduli” Robert masih kesal, tapi ia melihta seorang pria yang dimasukan ke penjara.
“itu Wade, dia adalah pembunuh saudara-saudara kita”
Robert menatap Steve.
“korban terakhirnya, Bruce. Luka tusukan di bagian hati dan jantung, pendarahan hebat dan Bruce tidak selamat”
Robert terdiam.
“aku turut menyesal, Robert. Aku tau, diantara kami... dia yang paling dekat denganmu”
“boleh aku menemui tuan Wade?”
“silahkan”
Robert berjalan ke arah Wade.
Wade tersenyum, “pangeran Robert”
Tangan Robert mengepal, matanya memerah.
“kenapa? Kau marah karena pacarmu mati”
Robert memukul wajah Wade, “dia saudaraku”
“dengan pangeran, aku ini pembunuh bayaran. Jika kau ingin kalian semua selamat, maka kau harus mencari akar dari semua ini”
Robert terdiam.
***
Setelah pulang dari makam Bruce,
Robert berjalan mencari saudaranya.
“Robert”
Robert menoleh, “Natasha?”
Natasha memeluk Robert, “aku senang, kau sudah bebas”
“terima kasih” Robert tersenyum.
“kamu mau kemana?”
“mencari Steve dan Thor”
“untuk apa?”
Robert melihat Steve, “maaf Natasha, nanti kita bicara lagi” Robert langsung berlari ke arah Steve.
“Robert?” Natasha agak kesal, aku harus tau apa rencana mereka.
Di sebuah ruangan,
Robert, Thor dan Steve bicara.
“aku merasa ada yang ganjil dengan semua ini” Thor menatap saudara-saudaranya.
“aku pun” Robert menatap mereka.
“bagaimana jika kita lapor pada paman Pietro?”
“tidak Steve, ini harus kita rahasiakan dari siapapun” Robert menatap Steve.
“jadi?” Steve menatap mereka.
“biar kita sendiri yang mencari dalang dibalik semua ini” Thor menatap mereka.
Steve diam.
“Steve, apa kau tidak merasa aneh dengan semua yang terjadi?” Robert menatap Steve.
“tapi pembunuhan ini terjadi ketika kita menerima suratnya kan?”
“surat itu sampai di semua anggota perajaan dalam waktu yang berbeda-beda, Steve”
“maksudmu, orang dalam yang melakukan semua ini?” Steve menatap Robert.
“aku tidak bermaksud menuduh, tapi hanya para petinggi kerajaan yang tau ini. Dan orang tua kita, pasti tau akan hal ini”
“kau mau menuduh raja dan ratu?” Steve kesal.
“bukan begitu Steve, aku...” Robert bingung.
“sudah, kalian jangan bertengkar” Thor menatap mereka, “kita harus kompak apapun yang terjadi nanti”
Mereka saling tatap.
Setelah selesai,
Robert keluar dari ruangan itu dan berjalan ke kamar. Steve melihat itu dan mengikuti Robert dari belakang.
Di kamar,
Robert merasa lelah, “ah...” ia duduk.
“Robert”
“Natasha?” Robert kaget karena Natasha ada di kamarnya.
“kamu cape ya?”
Robert tersenyum, “aku sedih, saudara-saudaraku meninggal dengan tragis. Mungkin giliranku akan segera tiba”
“jangan bicara begitu” Natasha mendekat dengan segelas air, “ini, minum dulu. Kamu pasti haus, kan?”
“wah, jus jeruk” Robert senang, “terima kasih Natasha” ia meminumnya.
Tiba-tiba,
Preng...
Gelas terlepas dari tangan Robert.
“Nat.... Natasha...?” Robert langsung roboh dan kejang.
Natasha tersenyum, “maafkan aku Robert, selama ini aku memang berbohong. Aku mendekatimu untuk memakukan ini, agar kau mudah disingkirkan” ia mendekati Robert yang sekarat, “aku tau, kau adalah anak selir yang paling pintar. Untuk itu, aku mencari segala cara agar bisa menjatuhkanmu seperti saudara-saudaramu yang lain” Natasha tertawa, “selamat tinggal, Robert. Kini tinggal Thor dan Steve yang harus disingkirkan”
“apa maksudmu?” Steve yang bersandar di pintu, menatap Natasha.
“Steve?” Natasha kaget.
“jadi kau yang merencanakan semua ini?”
“tidak Steve, aku...” Natasha akan kabur.
Dengan sigap, Steve memegang lengan Natasha.
“ah”
“mau kemana kau?” Steve kesal.
“lepaskan aku”
“tidak semudah itu” Steve berteriak, “Jarvis”
“iya, pangeran” Jarvis masuk, “ya Tuhan...” ia kaget melihat Robert.
“telpon Stephen dan ikat wanita ini” Steve memegangi Natasha begitu erat.
“putri Natasha?” Jarvis bingung.
“dia pembunuh, dia meracuni Robert” Steve mengikat Natasha dengan erat dan mendorongnya ke arah Jarvis.
Jarvis menangkap Natasha.
“lepaskan aku, Jarvis”
“maafkan saya putri” Jarvis terus memegangi Natasha, “saya tidak bisa memaafkan anda karena sudah meracuni pangeran Robert”
“sialan kau, Jarvis. Jika aku jadi ratu, aku akan memecatmu”
“silahkan saja, putri” Jarvis tersenyum.
Steve mendekati Robert, “Robert, bertahanlah”
“S...Ste...ve..” mulut Robert mengeluarkan busa dan ia tak bergerak lagi.
“Robert?” Steve panik, namun ia mendapat kabar jika Stephen sudah datang untuk menolong Robert.
“Steve, aku mohon. Aku hanya korban, jangan jebloskan aku ke penjara. Semua ini keinginan ayah”
Steve menatap Natasha, “kau tenang saja, kau dan ayahmu akan masuk ke penjara”
“Steve” Natasha semakin kesal, “sialan kau, Steve”
***
Setelah membawa Robert ke rumah sakit, Steve ingat jika malam ini Thor akan bertemu dengan Pietro.
“aku harus segera mengabarinya, aku takut jika paman Pietro akan bertindak jahat pada Thor” Steve menelpon Thor.
Di pelabuhan,
Thor menatap laut, “akan ada badai malam ini, kenapa aku punya firasat buruk?”
“Thor”
Thor menoleh, “paman Pietro?”
Hp Thor berbunyi.
“kenapa? Angkat saja” Pietro tersenyum.
“tidak, paman” Thor tersenyum, “kita kan sedang bicara”
“kau memang anak yang sopan” Pietro tersenyum, “apa kau tau jika Robert di rumah sakit?”
“Robert masuk rumah sakit?” Thor kaget.
“Steve meracuni Robert, tapi Natasha yang dipenjara”
“apa? Kenapa bisa begitu, paman?”
“aku tidak tau, mungkin itu sudah nasib anakku”
“ya Tuhan... aku tau jika Natasha adalah anak yang baik, dia tidak akan melakukan itu pada Robert”
“baiklah, helikoptermu sudah tiba. Semakin cepat kau menyelesaikan misi, semakin cepat kau bisa melihat Robert”
“aku tau, paman. Aku tidak akan mengecewakanmu”
“terima kasih Thor, aku tau” Pietro tersenyum, “hanya kau yang bisa diandalkan”
Helikopter mendekat dan menurunkan sebuah tali, Thor pun memanjatnya.
Di dalam heli,
Thor melihat begitu banyak panggilan tak terjawab dari Steve. Steve kembali menelpon dan Thor mengangkatnya.
“hallo, Thor? Ini aku Steve”
“aku tau”
“Thor, jangan ikuti misi paman Pietro. Dia jahat, Thor. Dia ingin membunuh kita”
“apa maksudmu, Steve? Kau yang tega, kau meracuni Robert dan memuat seolah-olah Natasha yang bersalah”
“apa maksudmu, Thor?”
“paman Pietro sudah menceritakan semuanya, jadi mulai sekarang, jangan anggap aku saudaramu lagi”
“Thor?”
Thor menutup telponnya.
Tapi tiba-tiba, pilot panik.
“ada apa?”
Thor menatap pilot dan co-pilotnya.
Mereka menatap Thor dan heli pun meledak.
Pagi itu,
Steve mendapat kabar jika helikopter yang ditumpangi Thor meledak dan jatuh di laut, ia juga merasa jika modusnya sama dengan pembunuhan Namor saat itu.
“aku harus menemui ratu” Steve berlari.
Di singga sana,
Wanda sedang duduk sendiri karena sang raja sedang diobati oleh Stephen.
“ibunda ratu” Steve mendekat dan memberi hormat.
“ada apa, pangeran Steve?” Wanda menatap Steve.
“ada satu hal yang harus saya katakan pada anda”
“apa itu?”
“maaf jika ini menyakitkan, tapi...”
“katakan saja” Wanda mempunyai firasat buruk.
“otak dari pembunuhan berencana ini adalah paman Pietro, adik anda”
“apa?”
“maafkan saya, ratu. Tapi semuanya sudah jelas” Steve berusaha meyakinkan Wanda, “Wade sang pembunuh bayaran mengakui itu, begitu juga Natasha. Anak dari paman Pietro sendiri”
“aku tidak percaya” Wanda begitu terpukul.
“maafkan saya, ratu. Tapi kebenaran ini harus terungkap”
“aku tau, aku sangat mengerti” Wanda menatap Steve, “penyakit raja semakin parah saat mengetahui jika Robert di rumah sakit, aku benar-benar tidak menyangka jika semua ini adalah ulah adikku sendiri” ia sedih, “kau tenang saja, Pietro akan segera diadili”
“terima kasih, ibunda ratu” Steve senang, “saya permisi” ia pergi.
Wanda tesal, “kau terlalu gegabah Pietro, rencana kita hampir terbongkar karena ini. Sekarang, aku harus memenjarakanmu untuk sementara agak mereka tak curiga”
Sore itu,
Jarvis memberikan sebuah telpon pada Steve, “maaf pangeran”
“terima kasih” Steve tersenyum dan mengangkatnya, “hallo?”
“kemana saja, kau? Aku menunggumu sudah lama, apa kau benar-benar ingin berperang?”
“hey, tunggu. Siapa ini?” Steve kaget mendengar suara perempuan yang marah-marah di telpon.
“aku Putri May, apa kau lupa?”
“Putri May? Maafkan aku, tapi aku rasa... kau salah orang”
“maksudmu?”
“aku bukan Robert” Steve tersenyum, “aku Steve, saudara Robert”
“ya Tuhan... maafkan aku, apa aku bisa bicara dengannya?”
“sayang sekali, Robert sedang dirawat di rumah sakit. Pihak kami sengaja merahasiakan ini untuk keamanannya”
“Robert di rumah sakit? Dia kenapa? Apa dia baik-baik saja? Apa aku boleh menjenguknya?”
“Putri May, ini rahasia. Tapi jika kau ingin melihatnya, datang saja ke rumah sakit milik Stephen”
“terima kasih, Pangeran Steve”
“sama-sama” Steve menutup telponnya dan memberikan telpon itu pada Jarvis.
Jarvis pun pergi.
Steve diam, sepertinya putri May menyukai Robert. Itu tandanya, dia sudah kalah satu point dari Robert.
***
Di rumah sakit,
Wanda masuk ke ruang perawatan Robert, ia melihat ke sekitar dan merasa tempat itu sudah aman. Wanda tersenyum dan mendekati tubuh Robert yang terbaring, “sayang, waktumu telah tiba” ia mengeluarkan jarum suntik, “meski Natasha gagal meracunimu, sekarang tidak ada lagi yang akan menolongmu” Wanda mendekati selang infus dan akan menusukan jarum itu, “ucapkan selamat tinggal, Robert”
“Wanda?!”
Wanda kaget dan menoleh, “baginda?” ia melihat raja yang begitu marah, “bu..bukankah kau sedang sakit?”
“aku pura-pura drop saat mendengar Robert masuk rumah sakit, selama ini aku memang mencurigaimu” raja kesal.
Para prajurit pun masuk.
“ma..mau apa kalian?” Wanda panik.
“mereka akan menangkapmu sekarang” Raja menatap Wanda.
“tidak, aku ini ratu” Wanda kesal, “Thanos, aku mohon jangan penjarakan aku” ia mau menangis.
“jangan panggil aku Thanos, panggil aku baginda raja. Karena mulai sekarang, kau bukan ratuku lagi”
“apa?”
Di luar,
Steve yang baru masuk ke rumah sakit, begitu senang. Ia mendapat kabar jika tadi pagi, Pietro sudah dimasukan ke penjara. Sekarang ia akan menemui sang ratu yang sedang menjenguk Robert, tapi saat melihat Wanda yang ditangkap...
“ya Tuhan... ada apa ini?” Steve mendekati Wanda, “ibunda ratu?”
“dia mau membunuh Robert, saudaramu” Thanos mendekat.
“ayahanda” Steve memberi hormat.
Wanda dibawa pergi.
“selama ini Wanda dan Pietro bersekongkol, mereka memang menginginkan posisiku. Wanda ingin Pietro menggantikanku, karena dirinya tidak bisa memberiku keturunan”
“jadi itu yang menyebabkan pembunuhan berantai para anak selir?”
“ya” Thanos menatap Steve, “sekarang, hanya ada kalian berdua. Steve dan Robert, kaoian sama-sama yang terbaik di bidangnya” ia tersenyum, “aku tidak meragukan prestasimu di militer, Steve”
Steve tersenyum.
“tapi aku juga tidak meragukan kejeniusan Robert, dia bagaikan inti dari kerajaan kita. Kerajaan kita selalu berkembang dan menjadi yang terbaik juga berkat kreasi dan inovasinya”
Steve diam, lagi-lagi Robert...
“baiklah, aku pergi. Jaga Robert”
“siap, ayah”
Thanos pun pergi.
Steve masuk ke ruang perawatan Robert dan menatapnya Robert yang belum siuman.
Steve hanya berdiri, “aku tidak tau harus bagaimana” ia meliaht ke arah lain, “saat kita terancam karena kejahatan The Twins, kita bersatu dan bekerja sama” Steve menatap Robert, “sekarang, mereka semua sudah ditangkap. Aku lega, meski yang tersisa hanya kita berdua. Tapi sekarang, aku kembali khawatir. Aku tidak mau kalah darimu, ayo kita kembali bersaing. Karena hanya aku yang pantas untuk menjadi raja, dan aku juga yang pantas untuk memiliki putri May” ia pun pergi.
Pagi itu,
Robert membuka matanya dan melihat ke sekitar.
“selamat pagi, pangeran” May tersenyum.
“putri May?” Robert menatapnya.
“senang melihatmu kembali”
“aku tau, kau pasti sangat rindu padaku”
“Ge’eR”
“tapi itu memang benar, kan?”
May mengelus Robert, “Peter sangat khawatir saatmendengar kau masuk rumah sakit”
“bagaimana dengan kakaknya? Apa dia juga khawatir?”
“kau bilang, kau tau jawabannya”
“oh, begitu?” Robert tersenyum.
Steve yang mengintip mereka, kesal.
Malam itu,
Robert sedang duduk di kamarnya, ia masih memikirkan May. Besok, Robert diundang ke kerajaan Osborn. May bilang, Peter ingin makan malam bersamanya lagi. Tapi Robert tau, jika itu juga keinginan May. Mungkin jika keadaan kerajaan sudah stabil, Robert akan bicara pada raja Thanos untuk melamar May. Ya... bagi Robert, kedudukan sebagai putra mahkota atau pun raja tidaklah penting. Baginya, hidup nyaman dan tenang adalah hal yang paling penting. Mungkin Robert akan memilih menjalankan perusahaan kerajaan dari pada kerajaan itu sendiri, semoga putri May mau menerimanya jika ia bukan putra mahkota.
Steve masuk ke kamar Robert dan menatapnya.
“Steve?” Robert kaget, “kenapa kau tidak mengetuk pintu dulu?” ia bangun dari sofa dan mendekatinya.
Steve mendekati Robert dan memeluknya, tapi...
“ah...” Robert terdiam.
“maafkan aku, Robert” Steve yang menusuk Robert, berbisik.
“ke..kenapa... Steve?”
“karena hanya aku yang pantas menjadi raja”
Robert menutup matanya dan roboh dengan perut yang bersimbah darah, Steve yang memegang pisau, tersenyum dan pergi.
“ah?” Robert terbangun, ia melihat ke sekitar. Robert lega, ternyata ia hanya bermimpi.
Paginya,
Di singga sana, Thanos memanggil Robert dan Steve. mereka pun menemui Thanos.
“pangeran Steve, pangeran Robert. aku mengundang kalian kesini untuk membicarakan sesuatu”
“apa ini masalah siapa yang pantas menjadi putra mahkota?” Robert menatap Thanos.
“begitulah, kalian adalah anakku yang tersisa. Jadi aku ingin kalian sendiri yang memutuskan, siapa yang pantas dan siapa yang tidak”
“jadi kami harus berkompetisi?” Steve menatap Robert.
“maafkan aku ayahanda” Robert menatap mereka, “jujur saja, aku tidak terlalu tertarik dengan gelar itu”
Steve kaget.
Thanos menatap Robert, “jadi kau akan memberikan gelar itu pada Steve? Begitu saja?”
“iya ayah” Robert mengangguk, “maafkan aku, Steve” ia tersenyum pada Steve.
Steve terdiam, ternyata Robert bukan orang yang ambisius seperti dirinya.
“kalau begitu, aku permisi” Robert pun meninggalkan mereka.
Thanos tersenyum, “anak itu memang selalu berbeda, memiliki pikiran yang tidak dapat diprediksi”
Steve tersenyum, “dia memang saudaraku yang palng mengagumkan”
Besoknya,
Robert sedang mengepak barang-barang, ia bersiap untuk pindah ke kota dan mengelola perusahaan kerajaan.
“Robert” Steve masuk ke kamar Robert.
“Steve” Robert tersenyum.
Mereka berpelukan.
“jaga dirimu”
“kau juga, jangan lupakan aku jika kau sudah jadi raja”
“tentu tidak, sampai kapanpun kita adalah saudara. Dan pintu kerajaan akan selalu terbuka untukmu”
“terima kasih, putra mahkota”
“hey, gelarku belum resmi”
Mereka tertawa.
Di bandara,
Robert teringat pada May, putri May pasti akan menikah dengan putra makhota Steve. Seperti yang dikatakan sang raja.
“Robert”
Robert menoleh, “Peter? Maksudku, pangeran Peter”
Peter mendekat, “sedang apa kau disini, pangeran?”
“aku bukan pangeran lagi sekarang”
“ya, aku juga mendengarnya. Kau memberikan gelar putra mahkota pada Steve”
“yap”
“kau menyesal?”
“tidak”
“kenapa?”
“kerajaan bukan hidupku”
“dasar pria bebas” Peter tersenyum, “mungkin hal itu juga yang membuat kakakku ingin pergi”
“apa?” Robert kaget.
“dia bilang, dia ingin mengikuti cintanya”
Robert tersenyum.
“hey” May yang memegang segelas minuman, tersenyum.
“May” Robert menatap May.
“tidak sopan, kenapa tidak memanggilku ‘putri’?”
“pangeran Peter sudah memberitau semuanya padaku”
“begitukah?”
“yap”
Mereka tersenyum dan saling tatap.
“jadi?”
“jadi apa, tuan CEO?”
Mereka berciuman.
“hentikan, kalian tidak soan melakukan itu didepan calon putra mahkota Osborn” Peter kesal.
Mereka pun tertawa.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar kalian sangat berarti untuk Sherly! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar