Udah lama ya Sherly
gak bikin fanfic, Sherly harap kalian masih ngefans sama Om Downey. Memang 2
tahun kebelakang agak sibuk juga, dan story kali ini juga selain sebagai
comeback nya Sherly bikinnya lumayan lama, hampir 1 tahun nih garapan gak
kelar-kelar. Tapi syukurnya sekarang udah beres. Mudah-mudahan Sherly bisa
bikin story lagi kaya dulu, selamat membaca…
Author : Sherly Holmes
Genre : romance, drama
Cerita
ini adalah fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata
___
Di sebuah gedung,
“permisi nona Potts,
bisakah aku bertemu dengan tuan Downey?”
“ya, dia sudah menunggu
anda sejak tadi”
“terima kasih”
Pepper pun mengantar tamu
tersebut ke ruang C.E.O. Stark Industries.
“silahkan”
“terima kasih” pria itu
masuk dan melihat Robert yang sedang duduk santai di meja kerjanya.
Robert menatap pria asia
itu.
“selamat siang tuan, saya
Lee Min Ho pemilik perusahaan aplikasi di Korea Selatan”
“ya, aku tahu.
Perusahaanmu salah satu yang terbaik disana ‘kan?”
“ya” Min Ho terseyum.
Mereka pun berjabat
tangan.
“jadi, apa yang membuatmu
datang kemari?” Robert menatap Min Ho.
“aku akan meluncurkan
aplikasi terbaru dan aku ingin kau ikut andil dalam bagian ini”
“maksudmu?” Robert melihat
ke arah lain, “maafkan aku, aku tidak tertarik untuk menyimpan saham di…”
“bukan itu tuan”
“lalu?” Robert menatap Min
Ho.
“aku ingin, kau menjadi
bagian dari Play Date”
“Play Date?”
Min Ho tersenyum dan mulai
menjelaskan aplikasi barunya, Play Date adalah aplikasi kencan atau pencarian
jodoh yang akan ia buat di negara Korea Selatan. Min Ho ingin Robert
berpartisipasi disana agar aplikasinya bisa menarik minat banyak orang.
“kau menghinaku karena aku
masih sendiri?”
“bukan begitu tuan, kau
seorang pengusaha yang diakui dunia. Kau tampan, kaya, dermawan, single, kau
sempurna untuk menarik pasar. Dengan adanya dirimu dalam aplikasi ini, aku
yakin banyak yang akan menggunakan Play Date”
“dengar, bukankah di
negaramu banyak idol?”
“tuan, aku ingin membuat
terobosan baru yang lebih realistik. Jika aku memakai idol, mereka akan dengan
mudah menebak jika para idol dikontrak. Aku ingin semuanya tampak nyata, kau
seorang pengusaha mana mungkin terlihat hanya dikontrak oleh perusahaan kami”
“menarik” Robert
tersenyum, “aku suka otak licikmu”
Min Ho sedikit kesal,
“jadi, apakah kau mau bergabung atau tidak?”
“apa kau tidak memberiku
waktu untuk berpikir? Lagi pula aku sedang sibuk disini”
Min Ho menatap Robert,
“aku tidak punya waktu, aku akan memberikan berapapun yang kau minta asalkan
kau mau bergabung dengan Play Date”
“deal” Robert menatap Min
Ho.
“baiklah tuan, terima
kasih” Min Ho sedikit melonggarkan dasinya, “besok pegawaiku akan datang untuk
memberikan kontrak, dan bulan depan kau akan dijemput untuk terbang ke Korsel”
“aku akan membawa
sekretarisku”
“nona Potts? Pilihan yang
baik, dia sangat sopan dan pintar bernegosiasi”
“kau mau bilang aku licik,
sombong dan narsis?”
“semua kebutuhan sudah
kami siapkan di Korsel, permisi” Min Ho pergi.
Robert tersenyum, ia
nampaknya membuat Min Ho kesal. Tapi Robert tidak peduli, yang ia pedulikan
hanyalah keuntungan yang akan dia dapatkan dari Play Date.
Hari itu pun tiba,
“kau yakin akan
meninggalkan perusahaan?” Pepper kaget.
“jangan khawatir Pep, aku
akan membuka cabang disana”
“tapi…”
“ayo ke Korsel, kau akan
suka” Robert merangkul Pepper.
“baik tuan”
Mereka pun menaiki jet
pribadi yang sudah disiapkan oleh Min Ho.
***
Di Korsel,
“Yoona, cepat unduh
aplikasinya”
“aku? Aku tidak berminat
mengikuti aplikasi perjodohan”
“ayolah, sebentar lagi
kita lulus kuliah dan kita masih sendiri. Kamu mau jomblo terus?”
“tapi aku tidak mau
mencari jodoh lewat aplikasi”
“ayolah Yoona, apa kau
tidak tahu jika RDJ juga ikut aplikasi ini untuk mencari jodoh?”
“RDJ? Untuk apa dia
jauh-jauh mencari jodoh di Korsel? Bukankah dia bisa memilih wanita manapun
yang dia mau?”
“ayolah Yoona, mungkin dia
ingin mencari hubungan yang serius sekarang. Usianya sudah diatas tiga puluhan,
mungkin dia sudah tidak ingin bermain-main dengan para artis dan model itu”
Yoona hanya dia melihat
temannya mengunduh aplikasi Play Date di handphone-nya.
Semakin hari Play Date
semakin ramai dibicarakan dan stasiun tv pun mulai menayangkan iklannya beserta
gambar Robert di dalamnya.
Di rumah,
Yoona menonton tv dan
melihat iklan Play Date.
Min Ho sebagai pencipta
aplikasi pun menjelaskan jika Play Date menjamin tidak akan ada akun palsu, ia
juga berterima kasih karena sudah banyak akun dalam Play Date-nya dan Min Ho
berjanji untuk melakukan pembukaan di tempat terbuka sekaligus mendatangkan
Robert karena dia akan melakukan match secara langsung disana.
“Nantikan
Robert Downey Jr. dan pastikan dia menjadi pasanganmu” Min Ho tersenyum.
Yoona mematikan tv-nya, ia
berpikir tentang akunnya di Play Date. Mungkinkah ia tidak usah datang dan
meng-uninstal aplikasi itu? Tapi bagaimana jika sang teman menjadi marah? Dia
ingin sekali datang ke acara itu ditemani Yoona, sang teman selalu berdo’a
untuk mendapatkan jodoh dan mugkin saja dia mendapatkan RDJ. Yoona tidak mau
mengecewakan temannya itu.
***
Hari itu pun tiba,
BTS menjadi pengisi acara
pembukaan Play Date.
Yoona datang bersama
temannya dan melihat BTS sedang bersiap, ia tersenyum.
“Yoona, aku kesana dulu
ya”
“ya” Yoona tersenyum pada
teman yang meninggalkannya.
“Yoona” Jungkook mendekat
dan tersenyum.
“Jungkook?” Yoona kaget
Jungkook ada di depannya.
“sedang apa kau disini?
Jangan bilang kau ikut Play Date?” Jungkook tersenyum.
“ya, aku dipaksa temanku”
“sejak dulu kau memang
begitu ya, selalu berkorban demi orang lain”
“kau juga tidak berubah,
meski kau sudah terkenal tapi kau tetap Jungkook yang ku kenal”
“aku jadi merindukan masa
SMA kita”
Yoona tersenyum dan acara
pun dimulai.
Yoona begitu senang
melihat BTS secara langsung, sudah lama ia tidak bertemu dengan Jungkook. Yoona
sangat menikmati setiap detik acara itu, dan acara puncak pun dimulai…
Min Ho naik ke panggung
dan disambut antusias oleh semua, ya Min Ho salah satu pengusaha muda yang
sukses di Korsel.
“baiklah teman-teman, kita
sudah ada di inti acara dan memulai match sebentar lagi. Aku juga mendengar
kabar jika RDJ sudah di jalan menuju kemari”
Semua bersorak.
“baiklah, kita akan
memulai match nya di layar ini” Min Ho menunjuk sebuat layar besar, “dan yang
ditampilkan disini hanya kalian yang beruntung berpasangan dengan RDJ,
sedangkan yang lainnya akan muncul otomatis di handphone masing-masing”
Musik tegang mulai
berbunyi.
“kalian siap?” Min Ho
tersenyum pada mereka, “kita mulai”
Semua mulai menghitung
mundur dan ternyata yang muncul adalah wajah Yoona, semua berteriak.
Dan Yoona hanya diam
melihat itu, aku? Aku berpasangan dengan
RDJ? Ya Tuhan…
Teman Yoona yang
mengetahui itu berteriak kegirangan, ia tidak menyangka jika Yoona berhasil
berpasangan dengan RDJ.
“baiklah, kepada nona
Yoona silahkan naik ke atas panggung” Min Ho melihat ke segala arah untuk
mencari keberadaan Yoona.
Yoona pun berjalan ke arah
panggung dengan rasa tidak percaya.
“baiklah Yoona, selamat!
Kau berhasil berpasangan dengan RDJ, bagaimana perasaanmu?” Min Ho yang
menjabat tangan Yoona, menatapnya.
“a…aku…” Yoona bingung, ia
melihat ke sekitar dan tidak menemukan temannya.
Ternyata teman Yoona sudah
pergi bersama pasangan baru nya.
“Yoona, kau baik-baik
saja?”
Tak lama kemudian,
RDJ datang dan semua
kembali bersorak, Robert tersenyum dan naik ke atas panggung.
Ya
Tuhan, dia datang?! Yoona semakin cemas.
Min Ho senang melihat
Robert, “baiklah teman-teman, Robert ada disini bersama Yoona”
“terima kasih semuanya”
Robert menatap semua orang yang ada disana kemudian menatap Yoona, “terima
kasih Play Date sudah mempertemukan kami”
Yoona kaget dan menatap
Robert, apa? Dia langsung menerima aku
begitu saja?
“aku harap kamu mau
memberikan kesempatan untuk kita” Robert menatap Yoona dengan begitu tajam.
Ya
Tuhan, dia baru saja mengatakan kita. Apakah ini benar?
Yoona semakin tidak percaya.
“kau baik-baik saja?”
Robert masih menatap Yoona.
“iya…” Yoona tersenyum, ia
tidak menyangka orang seperti Robert akan serius dengan hal ini.
Jungkook menatap mereka
dari pingging panggung.
“ada apa kawan?” V
mendekat.
“aku sedikit khawatir”
“pria itu memang sulit
dipercaya, yang aku tahu dia sangat licik”
Jungkook semakin khawatir
pada Yoona.
***
Pagi itu,
Robert membawa Yoona ke
perusahaannya yang ada di Korsel.
“ini cabang baru Stark
Industries?” Yoona menatap Robert.
“ya, aku harap
perusahaanku dapat diterima di negaramu” Robert merangkul Yoona dan membawanya
ke lift.
Yoona tersenyum.
Orang-orang yang ada
disana menatap mereka sampai lift, setelah mereka pergi orang-orang itu pun
saling berbisik.
Di lift,
Robert melepaskan Yoona
dan menjaga jarak.
Yoona bingung, ia menatap
Robert dan merasa canggung.
Pintu lift terbuka dan
mereka ke ruangan Robert,
Robert menatap Yoona,
“duduk!”
“terima kasih” Yoona duduk
di sofa dan sedikit kaget dengan sikap Robert.
“kau mau minum apa?”
Robert duduk di kursi CEO dan mulai bekerja.
“tidak usah Robert, jika
kau sibuk aku akan pulang saja”
“baiklah, terserah kau”
Yoona terdiam, apa yang terjadi? Dia berubah drastis, apa
aku salah bicara? Atau dia kurang berkenan dengan sikapku?
Pepper masuk, “hallo
Yoona”
“nona Potts?” Yoona
tersenyum, untuk pertama kalinya ia bertemu dengan sekretaris luar biasa yang
selalu menjadi perbincangan dunia.
“apa kau sudah lama
disini? Mau aku ambilkan air?”
“tidak usah nona, aku akan
pulang sebentar lagi”
“pulang?” Pepper kaget.
“iya, aku tidak mau
mengganggu Robert. Sepertinya dia sangat sibuk”
Robert tidak peduli dan
terus memeriksa berkas yang ada di meja.
Pepper kesal melihat
tingkah Robert, “Yoona, kau tidak perlu memanggilku nona. Kau adalah kekasih
bos-ku, harusnya aku yang memanggilmu nona”
“maafkan aku Pep, aku
hanya sedikit canggung” Yoona malu.
Pepper masih kesal melihat
sikap Robert, “tuan, bukankah anda seharusnya mengantar Yoona pulang?”
Robert menatap Pepper,
“aku sangat sibuk, Happy yang akan mengantarnya pulang”
“biar aku yang menangani
itu, lebih baik kau mengantar Yoona” Pepper mendekati Robert dan memegang
berkas-berkasnya.
Robert berdiri dan menatap
Pepper.
Yoona panik, “a..aku bisa
pulang sendiri, tidak usah khawatir”
“bukankah kau laki-laki
yang bertanggung jawab?” Pepper tersenyum kepada Robert.
“baiklah” Robert menarik
nafas, “ayo” ia berjalan keluar.
Yoona mengikuti Robert dan
mereka kembali masuk lift.
Di dalam lift,
Yoona agak takut karena
Robert terus menatapnya. Yoona pun menunduk.
“hey, maafkan aku”
Yoona kembali menatap
Robert.
Robert tersenyum dan
memegang tangan Yoona.
Yoona tersenyum.
Pintu lift pun terbuka dan
orang-orang melihat itu.
Robert keluar dari lift
sambil terus memegang tangan Yoona, Yoona begitu malu karena semua orang
menatap mereka.
Di perjalanan,
“jadi kau kuliah?”
“ya, sekarang aku sudah
semester akhir”
“ok, kau akan bekerja
dimana?”
“aku sudah menyiapkan
lamaran yang banyak, aku tidak tahu perusahaan mana yang akan menerimaku”
“jika IPK mu tinggi, aku
bisa menerimamu. Dengan test tentunya”
“R..robert, aku rasa hal
itu akan membuat kabar buruk untuk perusahaanmu”
“maksudmu, karena kau
kekasihku?”
“ya, orang-orang akan
menganggapmu tidak adil. Meski aku lulus test”
Robert tersenyum, “ayolah…
berpacaran belum tentu menikah”
Yoona terdiam mendengar
itu, ia pun menunduk dan diam. Yoona tidak bicara lagi.
Robert tahu perkataannya
yang membuat Yoona bersikap diam, ia pun kesal dan melihat ke arah lain.
Sesampainya di
universitas,
Yoona masih bersikap sama,
ia tetap diam dan menunduk. Tapi saat Yoona mau membuka pintu, Robert
membukakan pintu dari dalam untuk Yoona.
Yoona kaget, wajah Robert
ada di hadapan nya.
Robert tersenyum, “kita
akan menikah, aku akan menunggumu sampai wisuda”
Yoona mengangguk dengan
kaget dan rasa tak percaya.
“kau tidak mau turun?”
Robert kembali duduk seperti biasa.
“terima kasih Robert,
hati-hati di jalan” Yoona tersenyum senang dan pergi.
Setelah Yoona pergi,
Robert kembali kesal.
Sampai
kapan aku harus berpura-pura seperti ini?
Di Universitas,
Yoona berjalan dengan
bahagia, Robert akan menikahiku. Apa itu
benar? Ia tersenyum sepanjang jalan.
***
Robert kembali ke
perusahaannya, ia masuk ke ruang CEO dan Pepper masih berada disana.
Robert tahu jika Pepper
menunggunya, “aku tidak mau membahas itu”
“membahas apa? Aku belum
bicara apapun padamu”
“aku tahu, kau ingin
membicarakan Yoona kan?” Robert duduk.
Pepper mendekat dan duduk,
“dia perempuan yang baik”
“Pep, aku hanya berusaha
untuk profesional. Ok?”
“profesional? Apa
maksudmu?”
“aku berusaha baik padanya
karena kontrakku dengan Play Date”
“apakah menipu seseorang
merupakan profesionalitasmu juga?”
“Pep, aku mulai tidak
menyukai pembicaraan kita. Bisakah kau keluar?” Robert kesal.
“baiklah” Pepper
memberikan sebuah undangan dan pergi.
Robert menatap undangan
itu, sebuah undangan amal di gedung mewah korsel.
Robert pun mendapatkan
pesan surel dari Min Ho yang berisi tentang acara amal tersebut, dia ingin
Robert datang bersama Yoona karena akan ada banyak wartawan disana. Min Ho juga
memberitahu jika aplikasi Play Date semakin banyak yang menggunakan dan hal
tersebut akan memberikan untung lebih untuk Robert juga.
Robert diam.
Besoknya,
Acara amal mulai digelar,
BTS menjadi salah satu bintang tamu yang menghiasi acara itu.
Jungkook melihat daftar
tamu.
“ada apa?” RM mendekati
Jungkook.
“temanku akan datang”
“pemenang match Play Date
itu?”
“ya, kekasih RDJ”
“apa yang kau
khawatirkan?”
“aku takut dia ditipu,
Yoona itu orang baik dan polos”
“ayolah Jungkook, kita
sudah dewasa. Temanmu tidak akan senaif itu kan? Dia pasti dapat merasakan jika
ada suatu kejanggalan”
Min Ho datang.
“itu dia pemilik Play
Date” Jungkook agak kesal.
“hey, ayolah. Dia yang
membayar kita untuk acara ini, bersikap ramah ok?”
Jungkook diam.
Di jalan,
“Robert kau yakin akan
membawaku ke acara itu?”
“kau itu kekasihku” Robert
yang menyetir, sedikit melirik Yoona.
“maaf, tapi aku merasa
sedikit cemas. Aku takut membuat kekacauan disana”
“tidak” Robert tersenyum,
“tetaplah bersamaku, kau akan baik-baik saja”
Yoona tersenyum.
Mereka pun sampai.
Di gedung,
Robert disambut banyak
orang juga para wartawan, Robert pun memberikan senyuman lebar pada mereka
sambil terus memegang erat tangan Yoona.
Yoona merasa senang,
Robert seperti sedang melindunginya dan tidak mau melepaskan Yoona di
kerumunan.
Mereka pun bertemu dengan
Min Ho dan duduk di meja yang sama dengan Min Ho.
Robert tersenyum sambil memegang
tangan Yoona, Yoona yang duduk disamping Robert pun tersenyum.
“kalian sangat serasi, aku
bersyukur kalian bisa bersama melalui aplikasi ini” Min Ho senang.
“ya, mungkin ini memang
takdir kami. Play Date telah mempersatukan kami di Korsel” Robert menatap Min
Ho.
Yoona senang dan menunduk,
ia tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Tapi inilah yang ia hadapi sekarang,
mungkin Yoona harus lebih banyak bersyukur.
“baiklah, aku harus
menemui tamu lainnya” Min Ho bangun dari tempat duduknya, “selamat bersenang-senang
disini”
“ya, terima kasih” Yoona
tersenyum.
Robert mengelus rambut
Yoona dan Yoona pun terdiam menatap Robert.
Robert melepaskan
tangannya dari rambut Yoona, “aku harus ke toilet”
“baiklah, aku akan
menunggumu disini” Yoona tersenyum, “jangan terlalu lama ya”
Robert mengangguk dan ia
pun pergi.
***
Robert berjalan
meninggalkan gedung, “yang benar saja? Dasar licik, dia berbicara seolah semua
ini memang benar adanya” ia kesal kepada Min Ho.
Di gedung,
Yoona masih menunggu
Robert yang belum juga kembali, ia pun bangun dari tempat duduknya dan melihat
ke jendela agar bisa mencari Robert. Tapi tiba-tiba beberapa perempuan
menghampirinya.
“hey Yoona”
Yoona kaget dan menatap
mereka, “hey?”
“bagaimana rasanya menjadi
kekasih Robert? Apakah menyenangkan?”
“kau harus pastikan jika
dia benar-benar tulus padamu”
Yoona hanya terdiam dan
bingung melihat mereka.
“asal kau tahu ya, aku
Lisa sang super model Korsel. Dan aku lebih cocok dengan Robert daripada kau”
“itu benar, Lisa datang ke
rumah Robert saat sedang ada acara di Amerika. Dia juga menginap semalam, iya
kan?”
“iya Jennie, dan apakah
kau tahu rumah Robert?” Lisa menatap Yoona, “jika kau tidak tahu, kau harus
mulai mempertanyakan hubungan kalian” ia tersenyum dan meninggalkan Yoona.
Mata Yoona memerah dan
mulai berkaca-kaca, “kenapa kalian bersikap seperti ini padaku? Apa salahku?”
“karena kau tidak pantas
menjadi pasangan Robert” Jennie tersenyum sinis sambil menatap Yoona.
“hey, apa-apaan ini?”
Jungkook mendekat dan menatap mereka.
“Jungkook” Jennie
tersenyum.
Jungkook menatap Yoona
yang terlihat tertekan, “pergi kalian, jangan ganggu Yoona”
“k…kau, kenal perempuan
ini?” Jennie dan teman-temannya kaget.
“ya, dia temanku.
Pergilah” Jungkook menatap mereka dengan kesal.
Jennie dan teman-temannya
pun pergi dengan kesal sambil mencari Lisa.
“kau tidak apa-apa?”
Jungkook menatap Yoona dengan khawatir.
“aku tidak apa-apa, terima
kasih Jungkook”
“mana pacarmu?”
“dia sedang ke toilet”
“kau menunggunya?”
Yoona mengangguk.
“coba kau telpon dia”
“aku tidak punya kontak
Robert di handphone-ku”
“apa? Kau itu pacar Robert
atau bukan? Bagaimana dengan rumahnya, kau tahu?”
Yoona menggeleng, “aku
hanya tahu Stark Industries Korsel”
“ya Tuhan…” Jungkook
khawatir, “Yoona dengarkan aku” ia menatap Yoona, “jika sampai suatu hari
Robert macam-macam, beritahu aku. Biar aku yang menghajarnya untukmu”
“tidak Jungkook, Robert
orang yang baik. Dia hanya tidak tahu jika hal ini akan terjadi, jika dia
disini pasti dia juga akan melindungiku sepertimu”
“baiklah, bagaimana jika
kita menunggu Robert di luar?”
Yoona mengangguk.
Mereka pun pergi keluar
gedung dan melihat Robert yang mulai berjalan mendekat.
“Yoona?” Robert menatap
mereka, ia juga melihat beberapa wartawan bersembunyi untuk mengambil foto.
Jungkook menatap Robert
dengan kesal dan Yoona masih agak sedih dengan kejadian tadi.
“ada apa ini? Yoona kenapa
kau bersama orang ini?” Robert menatap Yoona sambil memegang pundak Jungkook.
Jungkook melepaskan tangan
Robert dengan kasar, “darimana saja kau?”
“hey bung, kenapa kau
emosi seperti itu?” Robert mulai terpancing.
“sudah cukup” mata Yoona
mulai berkaca-kaca dan hampir menangis.
“sayang, ada apa?” Robert
menatap Yoona dengan khawatir.
“para super model itu
mengganggunya dengan kata-kata kasar, harusnya kau tidak membiarkan dia sendirian
seperti itu” Jungkook melihat ke arah lain.
Robert menahan emosinya
dan lebih memperhatikan Yoona, “sayang maafkan aku”
“aku ingin pulang” Yoona
menunduk dan airmatanya mulai menetes.
“iya sayang, ayo kita
pulang” Robert memeluk Yoona.
“lain kali jika aku
melihat Yoona sendirian lagi, aku akan menghajarmu” Jungkook yang agak kesal
pun meninggalkan mereka.
Robert menatap Yoona,
“jangan menangis”
“maafkan aku Robert”
“iya tidak apa-apa, akulah
yang seharusnya minta maaf karena meninggalkanmu sendirian”
Mereka pun berpelukan.
Robert berharap para
wartawan tidak membuat berita aneh karena melihat kejadian itu, ia tidak mau
sandiwaranya bersama Play Date rusak akibat adanya Jungkook.
“ayo kita pulang” Robert
tersenyum sambil merangkul Yoona.
Yoona mengangguk.
Di jalan,
Robert yang menyetir
melihat Yoona masih menangis, “Yoona, apa yang membuatmu masih menangis?”
“tadi Lisa dan teman-teman
modelnya mendatangiku”
Robert kaget mendengar
itu, “lalu?”
“dia bilang, aku tidak
pantas menjadi kekasihmu. Lalu dia juga bilang, dia pernah menginap di rumahmu”
Robert agak panik.
“apa dia salah satu
perempuan yang pernah tidur di kamarmu?”
“Yoona, aku rasa kita
tidak usah membahas ini”
“Robert, aku hanya butuh
jawaban iya atau tidak?”
“aku tidak ingat Yoona,
maafkan aku”
“kau tidak ingat karena
begitu banyak perempuan yang sudah menginap di rumahmu kan?”
“cukup Yoona!” Robert
kesal dan menghentikan mobilnya, “ada apa denganmu? Kenapa kau jadi berbicara
seperti itu?”
Yoona menunduk dan semakin
menangis, “maafkan aku”
“aku akan mengantarmu
pulang”
Sesampainya di depan rumah
Yoona,
Robert hanya diam dan
melihat ke arah lain.
Yoona pun menatap Robert,
“maafkan aku Robert, aku hanya takut jika kau tidak benar-benar menyukaiku.
Karena perempuan lain sepertinya lebih tahu tentangmu meskipun mereka hanya
singgah satu malam” ia turun dari mobil, “hati-hati di jalan, aku menyayangimu”
Yoona menutup pintu mobil dan masuk ke rumah.
Robert pun menjalankan
mobilnya.
Di rumah Yoona,
Yoona terus menangis, ia
berharap Robert tidak terlalu lama marah padanya. Bagaimana ini? Kami baru saja menjadi pasangan, tapi rasanya begitu
banyak orang yang tidak menyukai hubungan ini. Apakah kami dapat bertahan?
Tuhan… aku mohon kuatkan aku, aku tidak ingin menyerah sekarang.
Yoona sadar, ia mulai
menyukai Robert. Meski sikapnya sulit ditebak, namun Robert terkadang bersikap
manis. Dan untuk pertama kalinya Yoona sedekat itu dengan pria.
***
Di kamar Yoona,
Yoona membuka matanya,
sudah hampir dua hari ia tidak bertemu dengan Robert. Yoona pun memutuskan untuk
pergi ke Stark Industries siang nanti.
Di rumah Robert,
Jennie keluar dari kamar
Robert.
“tunggu” Robert menarik
tangan Jennie, “kau tidak akan macam-macam setelah ini kan? Berjanjilah,
setelah ini kita seperti orang asing”
Jennie tersenyum, “aku
ragu, Lisa begitu bangga pernah menginap di rumahmu. Kenapa aku tidak boleh
bicara?”
“aku akan mengurungmu di
gudang”
Jennie tertawa, “kau pria
yang manis” ia mencium pipi Robert, “sampai jumpa lagi”
“katakan selamat tinggal,
aku tidak mau kita berjumpa lagi” Robert menatap Jennie.
Jennie berkedip dan
berjalan menuju tangga.
Dibawah,
Pepper melihat Jennie
turun, ia agak kesal dan menaiki tangga. Robert melihat Pepper dan ia tahu jika
Pepper akan marah.
“Robert”
“yes, ma’am”
“Robert, aku serius”
Pepper menatap Robert, “apa yang kau lakukan dengan perempuan itu?”
“Jennie…”
“Robert, saat ini kau
memiliki hubungan. Kau harus ingat pada Yoona”
“aku kesal padanya” Robert
melihat ke arah lain.
“Robert, dengarkan aku.
Dia perempuan yang baik, dia tulus padamu. Tidak seperti perempuan-perempuan
itu yang hanya ingin….”
“cukup!” Robert menatap
Pepper, “aku juga punya perasaan Pep, dan kau tahu” ia memalingkan wajahnya,
“aku tidak mencintai Yoona, aku hanya terpaksa”
“demi Play Date?” Pepper
semakin kesal, “kapan kau akan berubah Robert? Kau tidak boleh seperti ini
terus”
“aku tidak tahu” Robert
menatap Pepper, “kau tidak bisa merubahku Pep, kau tidak mampu melakukan itu”
ia meninggalkan Pepper dan menuruni tangga.
Siangnya,
Yoona datang ke Stark
Industries, ia menemui Pepper.
“Yoona?” Pepper kaget.
“Pep, apa Robert ada?”
“hari ini Robert tidak
masuk, aku tidak tahu dia pergi kemana”
Yoona sangat khawatir,
“dia masih marah padaku” ia mulai sedih.
“Yoona, tenanglah”
“aku menyinggung
perasaannya” air mata Yoona menetes, “aku salah Pep”
“Yoona, tidak apa-apa.
Dalam hubungan pasti akan selalu ada pertengkaran, kalian akan baik-baik saja.
Kau harus mulai terbiasa dengan sikap keras kepalanya”
Yoona mengangguk, “terima
kasih Pep”
“pulanglah… Jika bertemu
dengan Robert, aku akan memberitahunya”
Yoona mengangguk dan
pergi.
Di perusahaan Min Ho,
“aku berhenti” Robert
kesal dan menatap Min Ho yang duduk di mejanya.
“apa maksudmu? Kau tidak
bisa berhenti Robert, kau sudah di kontrak”
“dengar, aku akan bayar
berapapun yang kau minta. Aku ingin berhenti dari Play Date-mu”
“tidak bisa, ingatlah ada
sanksi hukum di dalam kontrak”
Robert melihat ke arah
lain, “saat kita pertama bertemu, kau bersikap seolah-olah aku orang paling
licik di dunia ini. Tapi kenyataannya, itu adalah kau sendiri”
Min Ho tersenyum,
“syukurlah, sekarang kau sudah tahu”
Robert memalingkan
wajahnya.
“Robert, kemarin terdapat
dua berita yang sampai di telingaku. Yang pertama, kau terlihat mesra dengan
Yoona di acara amal itu” Min Ho menatap Robert, “dan yang kedua, ada orang
ketiga dalam hubunganmu dengan Yoona”
“Jungkook, pria idol dari
BTS”
“ya, dan yang lainnya
juga”
“maksudmu?”
“Lisa, perempuan itu
bilang jika dia pernah…”
“itu masa laluku, kami
berhubungan saat aku belum bertemu dengan Yoona, saat Play Date belum ada” Robert
menatap Min Ho, “dan itu hanya semalam”
“ya, tapi di acara amal
itu kalian sama-sama menjadi tamu”
“aku tidak bertemu
dengannya”
“ya, tapi Yoona yang
bertemu dengannya. Kata-katanya cukup menyakitkan dan pada saat itu Jungkook
datang untuk membantu Yoona, seharusnya kau lah yang ada disana”
“jadi kau memata-matai
aku?”
“bukan hanya kau, tapi
juga Yoona”
“sial” Robert kesal.
Min Ho tersenyum, “jangan
lupa jika kontrak ini harus diperpanjang nanti”
“aku tidak akan
memperpanjang” Robert pergi.
Min Ho tersenyum, “dasar
pria bodoh, harusnya dia bersyukur mendapatkan Yoona”
***
Robert sampai di rumahnya,
Pepper yang duduk di ruang
tamu menatap Robert.
“ada apa lagi Pep?”
“tadi Yoona ke perusahaan,
dia menangis”
“dia memang cengeng”
“Robert, Yoona menyesal.
Dia tahu telah menyinggungmu, dia ingin minta maaf”
Robert diam, ia juga ingat
kontraknya dengan Play Date.
“Robert…”
“aku akan menemuinya”
Robert menatap Pepper.
Malamnya,
Robert mengetuk pintu
rumah Yoona.
“iya sebentar” Yoona
membuka pintu dan terdiam.
Robert tersenyum, “hey”
“Robert…” air mata Yoona
menetes dan ia memeluknya, “maafkan aku”
“tidak apa-apa Yoona,
jangan menangis. Akulah yang seharusnya minta maaf” Robert menghapus airmata
Yoona, “aku kasar padamu”
Yoona memegang tangan
Robert, “aku senang kau disini”
Robert tersenyum, “kita
pergi”
“kemana?” Yoona kaget.
“kemana saja yang kau
suka”
Yoona tersenyum.
Mereka pun pergi ke sebuah
taman, disana banyak sekali pedagang kaki lima yang berjualan.
“ayo Robert” Yoona begitu
senang, ia berlari sambil menarik tangan Robert.
“hey, pelan-pelan” Robert
kaget, ia baru pertama kali datang ke tempat seperti itu.
Dan tanpa Robert sadari,
ia menikmatinya. Mereka tertawa bersama, mencoba makanan yang ada disana dengan
rasa pedas dan manis yang dominan.
Robert duduk dan merasakan
kepedasan, “ya Tuhan…”
“Robert, kau baik-baik
saja? Bibirmu merah” Yoona khawatir dan memberinya bobba tea.
“pedas sekali, bibirku
keram” Robert menatap Yoona, “perutku sakit”
“ayo diminum bobba nya”
“terima kasih” Robert
meminumnya.
Yoona tersenyum, ia merasa
Robert seperti anak kecil. Biasanya Robert terlihat menyeramkan, tapi hari ini
Robert berbeda.
“kenapa kau menatapku
seperti itu?”
“tidak apa-apa, aku hanya
senang bisa menghabiskan waktu bersamamu”
“maaf nona cantik, waktu
kita sudah habis. Kau harus segera pulang, besok kuliah”
“Robert, aku bukan anak
kecil”
“ayolah, aku ingin
istirahat” Robert yang agak pucat, mulai lemas.
“kau baik-baik saja kan?”
“ya, aku hanya lelah. Ayo
kita pulang” Robert merangkul Yoona.
“iya, tapi beli permen kapas
dulu ya?”
“iya”
Besoknya,
Pepper kembali datang ke
rumah Robert dengan kesal, ia yakin jika Robert masih tidur. Pepper masuk ke
kamar Robert, “Robert?” rasa kesalnya berubah seketika menjadi rasa khawatir,
“ada apa?” ia melihat Robert yang pucat terbaring lemas di kasurnya.
“perutku sakit Pep, sudah
12 kali aku ke toilet sejak tadi malam”
“ya Tuhan.. apa yang
terjadi?”
“street food pedas, Yoona
memberiku semuanya”
“beristirahatlah, aku akan
memanggilkan dokter”
“jika Yoona mencariku,
beritahu aku sedang sakit. Aku tidak ingin bertemu dengannya untuk saat ini,
aku lemas” Robert menatap Pepper, “aku ingin istirahat”
“iya-iya, aku mengerti”
“terima kasih Pep”
“beristirahatlah” Pepper
mengelus Robert.
Robert tersenyum dan
mereka saling tatap.
Siangnya,
Yoona datang ke Stark
Industries, “selamat siang Pep, apa Robert ada?”
“dia tidak masuk hari ini”
Yoona sedih mendengar itu.
“apa yang kau bawa?”
Pepper melihat Yoona membawa sebuah kotak.
“ini Ramyeon, aku rasa
Robert suka mie”
“apa kau membuatnya untuk
Robert? Sayang sekali, pacarmu sedang sakit perut. Dia tidak dapat memakan itu
untuk saat ini”
“sakit perut? Apa itu
karena street food?”
“tidak usah khawatir,
Robert-mu akan segera sembuh”
“ini salahku”
“Yoona, jangan begitu.
Robert baik-baik saja, dia cuma butuh istirahat”
“kalau begitu, ini untukmu
saja” Yoona memberikan kotaknya kepada Pepper, “semoga Robert cepat sembuh, aku
merindukannya”
“hey” Pepper merasa
kasihan pada Yoona, “bagaimana kalau besok kamu ke rumah Robert?”
“rumah Robert?” Yoona
senang mendengar itu.
“iya, Robert pasti senang
dijenguk olehmu”
Yoona mengangguk, “aku
akan membuat sup untuknya”
Pepper tersenyum, “besok
pagi Happy akan menjemputmu, ok?”
“terima kasih Pep”
Pepper mengangguk dan
Yoona pergi dengan bahagia. Tapi setelah Yoona pergi, Pepper kembali ingat pada
Robert. Ia berpikir, apakah Robert akan
marah karena Yoona datang ke rumahnya?
Besoknya,
Pepper masuk ke kamar
Robert.
“Pep, ada apa kau kemari
pagi-pagi sekali?”
“Yoona akan datang”
“apa maksudmu?”
“kemarin Yoona membawa
makan siang untukmu, sepertinya dia agak kecewa tidak bisa bertemu denganmu”
“ayolah Pep, aku kan sudah
bilang” Robert menatap Pepper, “aku tidak ingin diganggu oleh Yoona, aku malas
bertemu dengannya. Harus pura-pura bahagia, pura-pura menyukainya”
“Robert, bukalah hatimu
sedikit. Yoona itu orang baik, dia berbeda dengan perempuan yang pernah dekat
denganmu. Dia tidak pernah memanfaatkan hartamu kan?”
“aku tidak peduli dengan
hartaku”
“baiklah, kau mungkin bisa
membeli apapun di dunia ini. Tapi Yoona, jika dia sudah tidak ada lagi di
hidupmu” Pepper menatap Robert, “mungkin kamu akan menyesal”
Robert memalingkan
wajahnya.
“permisi” Yoona masuk ke
kamar Robert.
“Yoona?” Pepper kaget, ia
berharap Yoona tidak mendengar pembicaraan mereka.
Robert hanya diam.
“ayo kemari, Robert sudah
bangun” Pepper tersenyum.
Yoona masuk sambil membawa
sebuah kotak.
“baiklah, aku akan
meninggalkan kalian berdua” Pepper keluar.
Yoona mendekati Robert,
“Robert?” ia begitu khawatir.
Robert menatap Yoona dan
tersenyum.
“maafkan aku, ini salahku.
Aku tidak tahu jika kau tak tahan pedas”
“tidak apa-apa Yoona, aku
senang pergi kesana bersamamu”
“aku membawakan makanan
untukmu”
“simpan saja disana, aku
tidak lapar”
“baiklah” Yoona menyimpan
kotak makanannya, padahal ia berharap Robert mau memakannya, “aku membuatnya
sejak pagi, tapi jika..”
“kau saja yang makan”
Yoona terdiam, “Robert,
aku minta maaf jika sudah mengganggumu. Aku tidak bermaksud untuk…” mata Yoona
mulai berkaca-kaca.
“maafkan aku Yoona, aku
hanya ingin istirahat”
Yoona mengangguk, ia
mencium pipi Robert sambil meneteskan airmatanya.
Robert hanya diam.
Yoona pun pergi sambil
membawa kotak makanannya.
Robert menarik nafas.
Beberapa menit kemudian,
Pepper masuk ke kamar
Robert sambil membawakan obat dan sarapan.
Robert menatap Pepper,
“kau marah?”
“tidak, kenapa aku harus
marah?”
“bagaimana dengan Yoona?”
“kau sudah biasa menyakiti
perasaannya, aku harus bagaimana?”
Robert diam.
“ayo dimakan”
“waw sarapan hari ini sup”
Robert mulai memakannya, “rasanya enak sekali, aku baru pertama kali merasakan
ini. Kau beli dimana? Apa ini Sup korea?”
“ya, itu sup rumput laut
buatan pacarmu”
Robert terdiam.
Pepper duduk dan menatap
Robert, “apa lagi yang harus aku katakan padamu? Dia perempuan yang baik”
Robert kembali memakan sup
itu tanpa bicara.
“ini nomor telpon Yoona”
Pepper memberikan selembar kertas kepada Robert.
“untuk apa?”
“entahlah” Pepper memaksa
Robert agar menerima kertas itu dan ia pun pergi.
Setelah meminum obatnya,
Robert menatap nomor telpon Yoona. Ia pun mulai menghubunginya.
“Hallo?”
Robert tersenyum mendengar
suara Yoona, “hey”
“Robert? Apa ini benar
suaramu?” Yoona kaget.
“ya, ini nomorku. Jangan
beritahu siapa pun ok?”
“iya”
“kau sedang apa?”
“aku baru sampai rumah,
sebentar lagi ada kelas”
“baiklah, sampai jumpa
besok”
“besok?”
“ya, di rumahku. Apa perlu
Happy menjemputmu kesana?”
“e.. tidak usah Robert.
Aku…”
“Happy akan menjemputmu”
“baiklah, terima kasih
sudah menghubungiku. Aku sangat senang”
“ya, terima kasih juga
karena sup-nya sangat enak”
Yoona senang mendengar
itu, setelah menutup telpon-nya Yoona pun berniat untuk membuat sarapan kembali
besok.
Besoknya,
Yoona sudah menyiapkan
makanan ke kotak bekal untuk Robert dan klakson mobil pun terdengar dari depan
rumahnya.
“itu pasti Happy” Yoona
pun bergegas keluar.
“hey” Happy membuka kaca
pintu mobil.
“terima kasih kau sudah
datang” Yoona tersenyum dan masuk ke mobil.
Di jalan,
“Happy, bolehkah aku
menanyakan sesuatu?”
Happy mulai merasakan ada
yang tidak beres, “silahkan”
“apa kau sudah lama
bekerja untuk Robert?”
“tentu saja, aku lebih
dulu bekerja untuk tuan Robert daripada Pepper”
“wow”
“aku menggantikan ayah
untuk menjadi supir keluarga Downey, memangnya ada apa?”
“kalau begitu, kau sudah
sangat mengenal Robert. Benarkan?”
Happy agak bingung
menjawab itu.
“hey, ada apa? Kenapa kau
diam?”
“apa yang ingin kau
tanyakan?”
“apa benar Robert seorang
playboy?”
“aku tidak bisa membahas
itu, aku tidak mau menjelekan bos ku”
“jadi itu jawaban iya?”
“tidak juga, tuan Robert
hanya belum menemukan cintanya. Maksudku belum ada satupun wanita yang bisa
menyadarkan dia tentang cinta, yang dia tahu hanyalah perempuan mendekatinya
karena dia memiliki segalanya”
“apa aku bisa membuat dia
percaya cinta?”
“Yoona, sejujurnya aku
senang kau menjadi kekasihnya. Aku sangat berharap tuan bisa berubah, tapi…”
“kau masih ragu?”
Happy terdiam, ia ingat
saat mengantar Jennie pulang.
“terkadang aku merasa jika
aku tidak dapat membaca jalan pikirannya, Robert bisa membuatku senang dan
sedih disaat yang bersamaan. Dia dingin kemudian membuat kejutan yang membuat
aku merasa…” Yoona bingung untuk menggambarkan perasaannya, “terkadang aku ragu
jika dia mencintaimu, aku takut dia hanya mempermainkanku”
Happy kaget mendengar itu,
ia semakin bingung untuk menjawab Yoona.
Sesampainya di rumah
Robert,
“terima kasih” Yoona
keluar dari mobil.
Happy tersenyum pada Yoona
dan memarkirkan mobilnya.
Yoona masuk ke dalam dan
melihat Robert sedang duduk di ruang tamu.
“hey” Robert tersenyum.
“Robert, kamu sudah
sembuh?”
“aku masih sedikit lemas”
Yoona duduk disamping
Robert, “aku membuatkan bubur untukmu”
Robert tersenyum, “bagus,
kebetulan aku belum sarapan”
Yoona tersenyum.
Robert mengambil kotak
makanan itu dan mulai membukanya.
“aku harap kau
menyukainya”
“ya, tentu. Aku akan suka,
aku juga suka sup yang kau buat kemarin”
Yoona tersenyum,
“syukurlah”
Robert memakannya.
Yoona hanya menatap Robert
dengan bahagia, ia senang Robert mau memakan makanan buatannya dan Robert
bilang masakannya enak.
“hey, kenapa kau hanya
diam? Kau sudah makan?”
“aku hanya membuat untukmu
saja”
“ya ampun” Robert pun
mendekatkan sendok berisi bubur ke bibir Yoona.
Yoona kaget.
“ayo buka mulutmu, kita
makan bersama”
Yoona mengangguk dan
membuka mulutnya.
Mereka pun memakan bubur
itu bersama dan Yoona begitu senang.
***
Sore itu,
Robert sedang melamun sendirian.
Pepper datang dan melihat
itu, “Robert?”
“hey” Robert tersenyum.
“kau sedang apa?”
“tidak, aku hanya…”
“kau memikirkan Yoona?”
“maksudmu?”
Pepper tersenyum, “aku
tahu, tadi pagi Yoona kesini kan?”
Robert memalingkan
wajahnya.
“sudah kubilang kan? Dia
itu perempuan yang baik”
“sudahlah Pep, kau tidak
bisa memaksakan perasaan orang lain. Sebentar lagi kontrak Play Date selesai,
Min Ho memintaku untuk memperpanjang kontak”
“lalu?”
“aku menolak, aku akan
pulang ke Amerika dan hidup normal seperti biasa”
Pepper kecewa, “kau akan
meninggalkan Yoona begitu saja?”
“ya, tentu saja. Semuanya
memang hanya rekayasa”
“jahat sekali”
Robert tersenyum, “lebih
baik aku membayar rugi pada Min Ho daripada harus memperpanjang kontrak itu” ia
bangun dan akan pergi.
“Robert” Pepper menahannya
dan menatap Robert, “kau akan menyesal”
Robert meninggalkan Pepper
tanpa bicara.
Pepper sedih, ternyata
hati Robert sama sekali belum luluh. Padahal ia yakin jika Yoona adalah yang
terbaik.
Beberapa hari kemudian,
Robert datang ke perusahaan
Min Ho, namun di resepsionist ia malah bertemu dengan Lisa.
“hey” Lisa tersenyum.
“hey” Robert agak bingung,
ia tidak mengenali Lisa.
“apa kau lupa padaku? Aku
Lisa”
“Lisa?” Robert pun ingat.
“kau terlihat kaget, ada
apa Robert?”
“apa maksudmu?”
“ayolah, apa kau
benar-benar berpacaran dengan Yoona?”
“maaf, aku tidak suka
pembicaraan ini” Robert kesal.
“hey, tunggu” Lisa
menghalangin langkah Robert, “maaf membuatmu marah, aku hanya rindu saat kita
bersama”
“dengar Lisa, bukan kau
saja yang pernah datang ke rumahku. Jadi, tidak ada yang spesial bagiku”
“benarkah?” Lisa menatap
Robert sambil tersenyum.
Robert hanya diam menatap
Lisa.
***
Pagi itu, Yoona datang ke
rumah Robert. Tapi saat ia membuka pintu kamar Robert, Yoona melihat Lisa
sedang duduk di kasur.
“hey” Lisa tersenyum.
Yoona sedih melihat itu,
ia juga melihat Robert keluar dari kamar mandi.
“Yoona?” Robert kaget
melihat Yoona.
“apa yang kalian lakukan?
Kenapa kau menghianati aku? Apa salahku Robert?” mata Yoona memerah dan mulai
berkaca-kaca.
Robert menarik nafas, ia
tahu saat ini sudah tidak mungkin untuk berpura-pura lagi.
“jawab aku” Yoona menatap
Robert dengan air mata yang mulai menetes.
Robert menarik nafas dan
mencoba tetap tenang, “maafkan aku Yoona, tapi aku tidak sanggup untuk berpura-pura
lagi. Aku tidak pernah mencintaimu, semuanya hanya demi Play Date”
“jadi selama ini hubungan
kita…?”
“ya, semuanya hanya
rekayasa. Kau bukan tipeku dan kau tahu seperti apa wanita yang dekat denganku”
Lisa tersenyum.
“baiklah, aku permisi. Aku
tidak akan mengganggu hidupmu lagi”
Robert merasa bersalah,
tapi itulah kenyataannya.
“aku sangat kecewa padamu
Robert, aku merasa sangat tertipu. Semoga kau tidak akan menyakiti hati wanita
lagi seperti ini” Yoona pun pergi dengan airmata yang terus menetes.
Robert hanya diam.
Lisa pun turun dari
ranjang dan mendekati Robert, “kau pria bodoh, memilih bersenang-senang dan
meninggalkan wanita tulus seperti dia”
“apa maksudmu?”
Lisa tersenyum, “nanti
juga kau akan tahu” ia pun pergi setelah mencium pipi Robert.
Di jalan,
Yoona terus menangis,
perasaannya amat sakit. Ya, sejak dulu Yoona memang tidak mau mengikuti
applikasi Play Date. Namun temannya terus memaksa dan inilah yang terjadi,
hanya rasa sakit hati dan tipuan yang ia dapatkan.
“Yoona”
Yoona menoleh, ia melihat
seorang pria turun dari mobil sport.
“hey, kenapa kau
menangis?”
“Jungkook..” Yoona tak
mampu berkata-kata dan terus menangis.
“hey, sudah” Jungkook
mengajaknya ke mobil, “ayo ikut aku” ia merangkul Yoona.
Di mobil, Yoona pun mulai
menceritakan semuanya. Jungkook ikut kesal dengan itu, ia sudah menduga jika
semua itu akan terjadi.
Siang itu,
Pepper datang ke rumah
Robert, ia melihat Robert sedang duduk di ruang tamu.
“hey Pep”
“selamat tuan Downey, kau
baru saja menyakiti hati seseorang”
“ada apa ini? Apa Yoona
mengadu padamu?”
Dengan kesal, Pepper
memberikan sebuah surat kabar.
Robert membacanya dan
terdiam, disana tertulis jika Robert ketahuan selingkuh dan Play Date akan
menuntut Robert.
“kau puas? Berkali-kali
aku katakan padamu…”
“cukup Pep, aku tahu yang
aku lakukan. Aku akan menghadapi Play Date dan memberikan ganti rugi sesuai
yang Min Ho ingin kan”
“kau akan menyesal Robert,
benar-benar menyesal” Pepper menatap Robert.
Robert pun pergi
meninggalkan Pepper.
Beberapa hari kemudian,
Jungkook datang ke rumah
Yoona dan mereka pun bicara.
“bagaimana jika kita
membuat kesepakatan?”
“kesepakatan?”
“ya” Jungkook tersenyum,
“kau akan menyukainya, mari kita berpacaran”
“apa?”
“aku hanya ingin membalas
Robert, aku ingin dia tahu jika kau lebih bahagia setelah putus dengannya”
Yoona diam.
“ayolah Yoona, aku yakin
ini akan bagus”
Beberapa hari kemudian,
Surat kabar memuat berita
tentang Yoona dan Jungkook, Pepper kaget membaca itu dan ia melihat Robert
keluar dari ruang kerjanya.
“siapkan barang-barang,
sebentar lagi kita kembali ke Amerika”
“Robert, kau tahu apa yang
ada di surat kabar hari ini? Yoona berpacaran dengan Jungkook”
Robert terdiam, tapi ia
kembali menatap Pepper dan tersenyum.
“kenapa kau tersenyum? Apa
kau tidak menyesal?”
“kenapa harus menyesal?
Itu yang terbaik kan? Kau bilang, dia perempuan baik-baik. Jadi dia pantas
mendapatkan yang terbaik” Robert pergi meninggalkan Pepper.
Di lift,
Robert sedikit memikirkan
Yoona yang sudah berpacaran dengan Jungkook, “apa benar dia sudah bahagia? Ya
Tuhan… kenapa aku jadi ingat padanya?”
***
Di perusahaan Min Ho,
“akhirnya kita akan untung
besar” Min Ho tertawa.
“dengan cara memeras
Robert?” Lisa tersenyum.
“ya, kita akan untung
besar”
“apa maksud kalian?”
Robert masuk ke ruangan itu.
“Robert?” mereka kaget.
“sejak kapan kau…?” Min Ho
bingung.
“sejak kapan aku disini?”
Robert tersenyum sinis, “aku di luar sejak tadi, sekretarismu bilang, kau
sedang ada tamu wanita bernama Lisa”
“Robert, aku sungguh minta
maaf. Aku hanya mengikuti rencana Min Ho, aku dibayar” Lisa bingung.
“apa maksudmu?” Min Ho
yang kesal menatap Lisa.
“aku butuh uang” Lisa
menunduk karena mengakui itu.
Robert tersenyum,
“baiklah, tidak usah bicara lagi. Siapkan saja pengacara karena aku akan
melaporkan kalian”
“Robert, aku mohon jangan
lakukan itu. Aku akan dikeluarkan dari pekerjaan modelku” Lisa sedih.
“Robert, aku minta maaf.
Mari kita buat kesepakatan baru, aku akan rugi besar jika Play Date bermasalah”
Min Ho panik.
“bicara saja di
pengadilan” Robert pergi meninggalkan mereka.
Malam itu,
Pepper datang ke rumah
Robert dan melihat Robert sedang melamun, “Robert, kau baik-baik saja?”
Robert menatap Pepper dan
kembali melamun.
“hey, ada apa?” Pepper
mendekat.
“apa kau benar-benar
menghawatirkan aku?”
“kenapa kau bicara seperti
itu?”
“sejak dulu kita selalu
bersama Pep, aku…”
“cukup, aku tau apa
maksudmu. Ini tidak akan berhasil Robert, aku tahu jika ini bukan yang
benar-benar kau inginkan”
“kita tidak akan pernah
tahu jika kita tidak mencobanya” Robert menatap Pepper.
Pepper agak khawatir namun
mereka mulai berciuman.
Pepper tersadar, “ini
salah” ia pun pergi.
“aku tau, jauh di lubuk
hatimu kau menyukaiku” Robert menatap Pepper, “Pep!”.
Pepper berhenti berjalan
dan diam.
“besok malam ada acara
amal, aku tidak mau pergi sendirian”
“baiklah” Pepper
meninggalkan Robert.
***
Di gedung,
Jungkook merangkul tangan
Yoona, “santai saja”
“aku takut, semua orang
pasti akan menatapku”
“kenapa kau bicara seperti
itu?”
“karena setelah putus
dengan pengusaha terkenal, sekarang aku bersama dengan seorang idol”
“ayolah Yoona, kau tidak
boleh lupa dengan rencana kita”
“memangnya Robert ada
disini?” Yoona menatap Jungkook.
Jungkook tersenyum, “di
arah jam 7, dia sedang menatap kita dengan kesal”
Yonna melihat kearah
Robert, Robert yang mengetahui itu pun memalingkan wajahnya.
“kau benar” Yoona
tersenyum pada Jungkook.
“aku senang melihat
semangatmu” Jungkook mengajak Yoona terus berjalan.
Robert masih kesal melihat
Yoona yang datang bersama Jungkook, ia mengambil sebuah minuman yang disuguhkan
oleh pelayan. Namun Robert kembali menyimpan gelas itu karena melihat Pepper
datang, ia tersenyum.
Acara dimulai dan semua
orang berkumpul, namun yang naik ke atas panggung bukanlah penyelenggara acara
tapi Robert.
Semua orang kaget,
termasuk Yoona dan Jungkook.
Pepper menatap Robert yang
ada di panggung, semoga saja dia tidak mabuk.
“baiklah, aku minta maaf
karena mengganggu waktu kalian” Robert menatap semua orang yang ada disana,
“tapi aku hanya ingin menyampaikan hal yang sagat penting” ia mengeluarkan
sebuah cincin dari sakunya.
Apa yang akan dia lakukan?
Pepper semakin khawatir.
“kalian tahu, menjalin
hubungan yang serius itu sedikit sulit. Karena dua kepribadian yang berbeda
harus disatukan, ya… banyak sekali toleransi disana. Saling mengalah dan
memahami agar hubungan bisa berjalan dengan baik”
“mungkin dia akan
melamarmu, dia pasti sangat menyesal karena kalian putus” Jungkook tersenyum.
“aku rasa, itu tidak
mungkin” Yoona bingung.
“Pepper” Robert tersenyum,
“maukah kau menikah denganku?”
Semua kaget dan bertepuk
tangan, mereka tersenyum sambil menatap ke arah Pepper.
Yoona kesal melihat itu,
ia pun pergi.
“Yoona?” Jungkook
mengejarnya, “hey, kita harus kembali. Jika kau pergi, itu tandanya kau kalah”
Mata Yoona memerah,
“maafkan aku Jungkook, aku tidak bisa”
“Yoona, apa kau masih
mencintainya?”
“tentu saja tidak, dia
menyakiti perasaanku”
“kalau begitu, ayo kita
kembali”
Yoona pun berusaha untuk
tegar dan kembali ke gedung sambil menggandeng tangan Jungkook.
Namun saat mereka kembali,
keadaan begitu ramai dan Robert sudah tidak ada disana.
“apa yang terjadi?”
Jungkook bertanya pada salah seorang tamu.
“Pepper naik ke panggung,
Robert tersenyum bahagia. Namun ternyata Pepper menolak nya, Robert terlihat
sangat kecewa. Padahal ia bilang jika Pepper adalah satu-satunya wanita yang
sangat mengerti dirinya, kasihan sekali”
Yoona terdiam mendengar
itu.
“lalu mereka kemana?”
Jungkook penasaran.
“aku tidak tahu, Pepper
meninggalkan panggung dan Robert menyusulnya”
***
Di rumah Robert,
Robert merenung di balkon,
ia minum segelas wine dan melamun. Malam semakin larut namun ia tetap berdiri
disana tanpa rasa lelah, ia hanya merasa sedih, kecewa, kesal dan menyesal.
Robert kembali minum.
Pagi itu,
Pepper datang ke rumah
Robert, namun ia tidak melihat Robert disana.
Happy mendekat, “Pep, dia
masih mengunci diri di kamar. Aku terus mengawasinya, sejak tadi malam Robert
terus melamun di balkon sambil minum.
“dasar kekanak-kanakan”
Pepper kesal, “aku akan bicara dengannya”
Di kamar Robert,
Rober menutup jendela
kamarnya dan menyimpan minuman di mejanya, ia pun mendengar suara ketukan
pintu.
“Robert, kau di dalam? Aku
ingin bicara”
“aku cape Pep, kembali
saja nanti malam” Robert tidak mau membuka pintu.
“Robert, buka pintunya.
Kau harus bekerja”
“aku tidak enak badan, kau
saja yang urus perusahaan”
“Robert, jangan lakukan
hal bodoh. Bukan pintunya”
“tiket kita sudah ku
pesan, sebentar lagi kita akan kembali ke Amerika. Kau tidak betah disini kan?
Begitu juga aku”
“Robert, jika kau tidak
membuka pintu ini aku akan keluar dari perusahaan”
“kenapa kau mengancamku
seperti itu Pep? Aku benar-benar sakit”
“Robert?!” Pepper marah.
Robert membuka pintunya.
“Robert…?” Pepper kaget
melihat Robert yang begitu pucat.
“sudahku bilang kan? Aku
sakit” Robert jatuh pingsan.
“Robert” Pepper memeganggi
Robert dan panik, “Happy, tolong!”
***
Robert membuka matanya, ia
sadar jika dirinya sudah terbaring di kamar.
“kau baik-baik saja?”
Pepper khawatir.
“ya, aku ingin segera
kembali ke Amerika”
“Robert, ada hal yang
harus kau selesaikan. Jika kau begini terus, kau akan menyesalinya seumur
hidupmu”
“apalagi Pep?” Robert
memalingkan wajahnya.
“aku tahu perasaanmu”
“cukup, kau sama sekali
tidak mengetahui perasaanku. Karena kau pun tidak mengetahui perasaanmu
sendiri”
“apa maksudmu?”
“aku tau Pep, aku tau kau
menyukaiku. Aku dapat merasakan itu, tapi kenapa kau tidak pernah jujur? Kenapa
kau malah menolakku?”
Pepper melihat ke arah
lain, “aku tidak mau menjadi pelampiasan”
“apa maksudmu? Aku sadar
jika kau yang terbaik untukku”
“tidak Robert, kau salah.
Kau berpikir seperti itu karena kau ingin menyerah, aku tahu kau mencintai
Yoona. Semua itu sangat jelas terlihat, kau tidak bisa membohongiku dengan
pura-pura tidak memperdulikannya”
Robert menunduk, “lalu
kenapa kau memilih untuk menolak aku? Bukankah kau juga menyukaiku?”
“karena aku tahu, kau
hanya akan bahagia bersama Yoona. Cinta itu tidak harus saling memiliki bukan?”
“kalau begitu, biarkan aku
melupakan dia” mata Robert memerah, “aku rasa Yoona akan lebih bahagia bersama
Jungkook, dia tidak akan membuat Yoona sedih seperti yang telah aku lakukan”
Pepper terdiam, ia tidak
ingin melihat Robert seperti itu.
Air mata Robert menetes,
“pergilah Pep, aku ingin istirahat”
“Robert…”
“aku baik-baik saja”
Robert tersenyum, “kita akan segera kembali ke Amerika dan semuanya akan baik-baik
saja”
Pepper sedih, ia mengelus
Robert.
Setelah Pepper pergi,
Robert kembali melamun. Seandainya Yoona masih disampingnya, mungkin sekarang
Yoona membuatkan makanan untuk Robert dan menemaninya dengan rasa khawatir.
Pepper benar, setelah Yoona pergi hanya ada ada rasa bersalah dan penyesalan
pada diri Robert.
Siangnya,
Pepper datang ke kampus
Yoona, ia menunggu Yoona dan mereka pun makan siang bersama di sebuah kantin.
“apa yang terjadi?” Yoona
memakan makanannya.
“Play date menjebaknya,
Min Ho menipu Robert dan Lisa ikut terlibat”
“lalu?” Yoona kaget dan
kembali makan.
“semua sudah diproses oleh
pihak berwajib, setelah masalah ini selesai kami akan kembali ke Amerika”
“baguslah kalau begitu,
semoga semuanya cepat selesai” Yoona tersenyum.
Pepper mulai sedih, “dia
membutuhkanmu” ia menatap Yoona.
“aku rasa, dia tidak
membutuhkan aku Pep” Yoona berhenti makan, ia merasa hatinya kembali sakit
mengingat apa yang telah Robert lakukan padanya.
“Yoona, dia sangat
menyesal. Aku mohon, bicaralah dengannya” Pepper menatap Yoona dengan
ketulusannya.
Tapi tiba-tiba Handphone
Pepper berbunyi.
“hallo?” Pepper
mengangkatnya, “apa? Baiklah aku akan kesana, terima kasih Happy” ia begitu
khawatir, “aku mohon Yoona, hanya kamu harapanku. Aku permisi, keadaanya makin
buruk”
“Robert?”
Pepper mengangguk dan
meninggalkan Yoona dengan begitu cemas.
Yoona terdiam, di satu
sisi ia memang sakit hati dengan Robert. Namun di sisi lain, perasaan itu masih
ada. Mata Yoona memerah.
***
Di rumah Robert,
Pepper menatap Robert yang
diinfus, “apa lagi yang kau lakukan? Merusak diri?”
Robert hanya diam dan
menunduk.
“ayolah Robert, kau
benar-benar berubah. Tidak seperti Robert yang ku kenal dulu”
“aku ingin pulang ke
Amerika”
“dengan keadaanmu yang
seperti ini?”
“aku menyerah Pep”
“menyerah apa? Menyerah
pada Yoona atau menyerah pada hidupmu?” Pepper kesal.
“aku mohon jangan bahas
dia lagi” Robert sedih.
“permisi” Yoona masuk ke
kamar Robert.
“Yoona?” Robert kaget.
“Robert…” Yoona menatap
Robert dengan sedikit canggung.
Pepper tersenyum, “akhirnya
kau datang”
Robert bangun dari tempat
tidurnya dan mendekati Yoona perlahan.
“hati-hati” Yoona agak
khawatir.
“aku akan mengambilkan
minum” Pepper keluar.
Robert menatap Yoona, “ada
apa kau kemari?”
“Pepper bilang kau sakit”
“maaf sudah merepotkan,
aku baik-baik saja Yoona”
Yoona merasa tatapan
Robert begitu berbeda, ada ketulusan dan kelembutan disana. Tidak seperti
biasanya yang terlihat cuek tak peduli.
Jungkook masuk, “hey
Robert, ku dengar kau sakit”
Ekspresi Robert pun
berubah kesal, “kau kemari dengan pria ini?” ia menatap Yoona sambil menunjuk
Jungkook.
“santai kawan” Jungkook
tersenyum.
Robert menatap tajam pada
Jungkook.
Jungkook pun diam.
“iya, aku kemari dengan
Jungkook” Yoona menunduk.
“ok…” Robert tersenyum
dengan matanya yang berkaca-kaca, “aku mengerti, kalian memang pasangan yang
serasi. Aku… aku turut berbahagia”
“Robert…” Yoona sedih
melihat ekspresi Robert.
“tidak usah biraca lagi,
pergilah” Robert menahan air matanya, “dan kau” ia menatap Jungkook, “jika kau
menyakitinya, aku akan membuat perhitungan denganmu”
“santai kawan, bukankah
kau yang sudah menyakiti Yoona?” Jungkook tersenyum sinis.
“sialan kau” Robert marah.
“Robert hentikan” Yoona
menatap Robert sambil menghalangi Jungkook.
Robert semakin kecewa
melihat Yoona yang membela Jungkook.
“baik” Robert tersenyum,
“pergi kalian” nafasnya mulai berat.
Yoona tahu ada yang tidak
beres, “Robert?”
“pergi” Robert membentak
mereka.
“hey kawan, kau baik-baik
saja?” Jungkook mau memegangi Robert.
“jangan sentuh aku” Robert
menatap Jungkook.
“ok” Jungkook mengangkat
kedua tangannya.
Robert menatap Yoona
dengan sedih dan ia pun rubuh.
“Robert?” Yoona kaget.
Dengan sigap Jungkook
memeganggi Robert agar ia tak jatuh dan terbentur.
“Robert?” Yoona khawatir
dan menyandarkan kepala Robert ke pangkuannya, “Robert bangun” air mata Yoona
menetes.
***
Dokter sedang memeriksa
Robert yang terbaring di kamar dan ditemani oleh Yoona, sementara Pepper dan
Jungkook menunggu di luar kamar Robert.
Pepper menatap Jungkook,
“maaf karena Robert sudah mengganggu kalian”
“apa maksudmu nona?”
Jungkook tersenyum, “sebentar lagi aku akan pulang, aku harap Yoona akan
baik-baik saja disini”
“kau akan meninggalkan
Yoona?”
“tugasku sudah selesai,
sejak awal aku hanya ingin memberi pria bodoh itu pelajaran”
“maksudmu?”
“hubungan kami hanya
pura-pura, aku tahu mereka saling mencintai. Yang Robert butuhkan hanyalah
motivasi, dan sekarang dia sudah mendapatkan itu” Jungkook tersenyum, “Yoona
itu sahabatku, dan aku tahu jika Yoona juga mencintai Robert”
Pepper tersenyum, “terima
kasih Jungkook”
“tidak usah berterimakasih
padaku, harusnya mereka berterima kasih padamu. Aku tahu kau mencintai Robert,
tapi kau lebih memilih si bodoh itu bahagia dengan cintanya. Kau perempuan yang
hebat” Jungkook pun pergi.
Pepper hanya diam.
Di kamar,
“dokter, dia akan
baik-baik saja kan?” Yoona sangat khawatir karena Robert belum juga sadarkan
diri.
“jika tidak ada
perkembangan, dia harus dirujuk ke rumah sakit”
Yoona sedih mendengar itu,
ia mengelus Robert.
“baiklah nona, saya
permisi” dokter keluar dari kamar Robert dan bicara dengan Pepper di luar.
“terima kasih dok” air
mata Yoona menetes.
Robert membuka matanya,
“Yoona…”
“Robert?” Yoona tersenyum,
ia senang Robert membuka matanya.
“kau menangis?”
“tidak apa-apa” Yoona
menghapus air matanya, “aku hanya…”
“maafkan aku membuatmu
khawatir”
“tidak apa-apa Robert,
yang terpenting saat ini adalah kesembuhanmu”
“Yoona, maafkan aku…”
Robert memegang tangan Yoona, “aku rela kau bersama Jungkook, aku minta maaf
karena sikapku selama ini”
Air mata Yoona kembali
menetes, “Robert…”
“aku mencintaimu Yoona,
tapi aku rela jika kau bahagia bersama Jungkook. Aku tahu aku tidak pantas
untukmu, aku hanya bisa menyakitimu dan membohongimu. Aku tidak bisa membalas
semua ketulusanmu padaku”
Yoona menunduk.
Pepper masuk, “maaf
mengganggu kalian, tapi Jungkook sudah pergi. Dia hanya menitipkan pesan jika
semuanya sudah selesai” ia tersenyum.
Yoona terdiam dan menatap
Pepper, lalu ia kembali menatap Robert sambil tersenyum.
“ada apa?” Robert tidak
mengerti dan menatap Yoona.
“aku mencintaimu Robert”
Yoona tersenyum, “aku akan memberimu kesempatan untuk membuktikan jika kau
benar-benar menyesal”
Robert senang mendengar
itu, ia mengelus Yoona dan mereka pun berpelukan.
Pepper ikut senang melihat
itu dan ia pun keluar dari kamar Robert.
“terima kasih Yoona, aku
tidak akan mengecewakanmu lagi”
Yoona tersenyum.
Beberapa hari kemudian,
Robert harus kembali ke
Amerika untuk menyelesaikan masalah perusahaannya, setelah memperpanjang visa
ia pun kembali ke Korea Selatan dan menemui Yoona. Mereka melakukan konfensi
pers dan meresmikan hubungan mereka. Sementara itu aplikasi Play Date tetap
berjalan dan semakin maju karena Robert dan Yoona benar-benar berhasil meskipun
Min Ho harus di penjara.
Play Date diambil alih
oleh Robert dan menjadikan BTS sebagai duta aplikasi tersebut untuk
memperkenalkannya ke seluruh penjuru dunia, Pepper bersyukur karena semuanya
berakhir dengan bahagia dan ia pun mulai menjalin hubungan dengan Happy.
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang
menarik, komentar yang membangun sanagt diharapkan! ^_^
Thor, posting cerita lagi donk.
BalasHapusThor ga ada niat buat posting fanfiknya ke wattpad?
makasih sudah baca fanfic nya, saya belum ada niat untuk posting di wattpad
Hapus