Rabu, 23 Desember 2020

Play Date

Udah lama ya Sherly gak bikin fanfic, Sherly harap kalian masih ngefans sama Om Downey. Memang 2 tahun kebelakang agak sibuk juga, dan story kali ini juga selain sebagai comeback nya Sherly bikinnya lumayan lama, hampir 1 tahun nih garapan gak kelar-kelar. Tapi syukurnya sekarang udah beres. Mudah-mudahan Sherly bisa bikin story lagi kaya dulu, selamat membaca…

Author       : Sherly Holmes

Genre        : romance, drama

Cerita ini adalah fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata

___

Di sebuah gedung,

“permisi nona Potts, bisakah aku bertemu dengan tuan Downey?”

“ya, dia sudah menunggu anda sejak tadi”

“terima kasih”

Pepper pun mengantar tamu tersebut ke ruang C.E.O. Stark Industries.

“silahkan”

“terima kasih” pria itu masuk dan melihat Robert yang sedang duduk santai di meja kerjanya.

Robert menatap pria asia itu.

“selamat siang tuan, saya Lee Min Ho pemilik perusahaan aplikasi di Korea Selatan”

“ya, aku tahu. Perusahaanmu salah satu yang terbaik disana ‘kan?”

“ya” Min Ho terseyum.

Mereka pun berjabat tangan.

“jadi, apa yang membuatmu datang kemari?” Robert menatap Min Ho.

“aku akan meluncurkan aplikasi terbaru dan aku ingin kau ikut andil dalam bagian ini”

“maksudmu?” Robert melihat ke arah lain, “maafkan aku, aku tidak tertarik untuk menyimpan saham di…”

“bukan itu tuan”

“lalu?” Robert menatap Min Ho.

“aku ingin, kau menjadi bagian dari Play Date”

“Play Date?”

Min Ho tersenyum dan mulai menjelaskan aplikasi barunya, Play Date adalah aplikasi kencan atau pencarian jodoh yang akan ia buat di negara Korea Selatan. Min Ho ingin Robert berpartisipasi disana agar aplikasinya bisa menarik minat banyak orang.

“kau menghinaku karena aku masih sendiri?”

“bukan begitu tuan, kau seorang pengusaha yang diakui dunia. Kau tampan, kaya, dermawan, single, kau sempurna untuk menarik pasar. Dengan adanya dirimu dalam aplikasi ini, aku yakin banyak yang akan menggunakan Play Date”

“dengar, bukankah di negaramu banyak idol?”

“tuan, aku ingin membuat terobosan baru yang lebih realistik. Jika aku memakai idol, mereka akan dengan mudah menebak jika para idol dikontrak. Aku ingin semuanya tampak nyata, kau seorang pengusaha mana mungkin terlihat hanya dikontrak oleh perusahaan kami”

“menarik” Robert tersenyum, “aku suka otak licikmu”

Min Ho sedikit kesal, “jadi, apakah kau mau bergabung atau tidak?”

“apa kau tidak memberiku waktu untuk berpikir? Lagi pula aku sedang sibuk disini”

Min Ho menatap Robert, “aku tidak punya waktu, aku akan memberikan berapapun yang kau minta asalkan kau mau bergabung dengan Play Date”

“deal” Robert menatap Min Ho.

“baiklah tuan, terima kasih” Min Ho sedikit melonggarkan dasinya, “besok pegawaiku akan datang untuk memberikan kontrak, dan bulan depan kau akan dijemput untuk terbang ke Korsel”

“aku akan membawa sekretarisku”

“nona Potts? Pilihan yang baik, dia sangat sopan dan pintar bernegosiasi”

“kau mau bilang aku licik, sombong dan narsis?”

“semua kebutuhan sudah kami siapkan di Korsel, permisi” Min Ho pergi.

Robert tersenyum, ia nampaknya membuat Min Ho kesal. Tapi Robert tidak peduli, yang ia pedulikan hanyalah keuntungan yang akan dia dapatkan dari Play Date.

Hari itu pun tiba,

“kau yakin akan meninggalkan perusahaan?” Pepper kaget.

“jangan khawatir Pep, aku akan membuka cabang disana”

“tapi…”

“ayo ke Korsel, kau akan suka” Robert merangkul Pepper.

“baik tuan”

Mereka pun menaiki jet pribadi yang sudah disiapkan oleh Min Ho.

***

Di Korsel,

“Yoona, cepat unduh aplikasinya”

“aku? Aku tidak berminat mengikuti aplikasi perjodohan”

“ayolah, sebentar lagi kita lulus kuliah dan kita masih sendiri. Kamu mau jomblo terus?”

“tapi aku tidak mau mencari jodoh lewat aplikasi”

“ayolah Yoona, apa kau tidak tahu jika RDJ juga ikut aplikasi ini untuk mencari jodoh?”

“RDJ? Untuk apa dia jauh-jauh mencari jodoh di Korsel? Bukankah dia bisa memilih wanita manapun yang dia mau?”

“ayolah Yoona, mungkin dia ingin mencari hubungan yang serius sekarang. Usianya sudah diatas tiga puluhan, mungkin dia sudah tidak ingin bermain-main dengan para artis dan model itu”

Yoona hanya dia melihat temannya mengunduh aplikasi Play Date di handphone-nya.

Semakin hari Play Date semakin ramai dibicarakan dan stasiun tv pun mulai menayangkan iklannya beserta gambar Robert di dalamnya.

Di rumah,

Yoona menonton tv dan melihat iklan Play Date.

Min Ho sebagai pencipta aplikasi pun menjelaskan jika Play Date menjamin tidak akan ada akun palsu, ia juga berterima kasih karena sudah banyak akun dalam Play Date-nya dan Min Ho berjanji untuk melakukan pembukaan di tempat terbuka sekaligus mendatangkan Robert karena dia akan melakukan match secara langsung disana.

“Nantikan Robert Downey Jr. dan pastikan dia menjadi pasanganmu” Min Ho tersenyum.

Yoona mematikan tv-nya, ia berpikir tentang akunnya di Play Date. Mungkinkah ia tidak usah datang dan meng-uninstal aplikasi itu? Tapi bagaimana jika sang teman menjadi marah? Dia ingin sekali datang ke acara itu ditemani Yoona, sang teman selalu berdo’a untuk mendapatkan jodoh dan mugkin saja dia mendapatkan RDJ. Yoona tidak mau mengecewakan temannya itu.

***

Hari itu pun tiba,

BTS menjadi pengisi acara pembukaan Play Date.

Yoona datang bersama temannya dan melihat BTS sedang bersiap, ia tersenyum.

“Yoona, aku kesana dulu ya”

“ya” Yoona tersenyum pada teman yang meninggalkannya.

“Yoona” Jungkook mendekat dan tersenyum.

“Jungkook?” Yoona kaget Jungkook ada di depannya.

“sedang apa kau disini? Jangan bilang kau ikut Play Date?” Jungkook tersenyum.

“ya, aku dipaksa temanku”

“sejak dulu kau memang begitu ya, selalu berkorban demi orang lain”

“kau juga tidak berubah, meski kau sudah terkenal tapi kau tetap Jungkook yang ku kenal”

“aku jadi merindukan masa SMA kita”

Yoona tersenyum dan acara pun dimulai.

Yoona begitu senang melihat BTS secara langsung, sudah lama ia tidak bertemu dengan Jungkook. Yoona sangat menikmati setiap detik acara itu, dan acara puncak pun dimulai…

Min Ho naik ke panggung dan disambut antusias oleh semua, ya Min Ho salah satu pengusaha muda yang sukses di Korsel.

“baiklah teman-teman, kita sudah ada di inti acara dan memulai match sebentar lagi. Aku juga mendengar kabar jika RDJ sudah di jalan menuju kemari”

Semua bersorak.

“baiklah, kita akan memulai match nya di layar ini” Min Ho menunjuk sebuat layar besar, “dan yang ditampilkan disini hanya kalian yang beruntung berpasangan dengan RDJ, sedangkan yang lainnya akan muncul otomatis di handphone masing-masing”

Musik tegang mulai berbunyi.

“kalian siap?” Min Ho tersenyum pada mereka, “kita mulai”

Semua mulai menghitung mundur dan ternyata yang muncul adalah wajah Yoona, semua berteriak.

Dan Yoona hanya diam melihat itu, aku? Aku berpasangan dengan RDJ? Ya Tuhan…

Teman Yoona yang mengetahui itu berteriak kegirangan, ia tidak menyangka jika Yoona berhasil berpasangan dengan RDJ.

“baiklah, kepada nona Yoona silahkan naik ke atas panggung” Min Ho melihat ke segala arah untuk mencari keberadaan Yoona.

Yoona pun berjalan ke arah panggung dengan rasa tidak percaya.

“baiklah Yoona, selamat! Kau berhasil berpasangan dengan RDJ, bagaimana perasaanmu?” Min Ho yang menjabat tangan Yoona, menatapnya.

“a…aku…” Yoona bingung, ia melihat ke sekitar dan tidak menemukan temannya.

Ternyata teman Yoona sudah pergi bersama pasangan baru nya.

“Yoona, kau baik-baik saja?”

Tak lama kemudian,

RDJ datang dan semua kembali bersorak, Robert tersenyum dan naik ke atas panggung.

Ya Tuhan, dia datang?! Yoona semakin cemas.

Min Ho senang melihat Robert, “baiklah teman-teman, Robert ada disini bersama Yoona”

“terima kasih semuanya” Robert menatap semua orang yang ada disana kemudian menatap Yoona, “terima kasih Play Date sudah mempertemukan kami”

Yoona kaget dan menatap Robert, apa? Dia langsung menerima aku begitu saja?

“aku harap kamu mau memberikan kesempatan untuk kita” Robert menatap Yoona dengan begitu tajam.

Ya Tuhan, dia baru saja mengatakan kita. Apakah ini benar? Yoona semakin tidak percaya.

“kau baik-baik saja?” Robert masih menatap Yoona.

“iya…” Yoona tersenyum, ia tidak menyangka orang seperti Robert akan serius dengan hal ini.

Jungkook menatap mereka dari pingging panggung.

“ada apa kawan?” V mendekat.

“aku sedikit khawatir”

“pria itu memang sulit dipercaya, yang aku tahu dia sangat licik”

Jungkook semakin khawatir pada Yoona.

***

Pagi itu,

Robert membawa Yoona ke perusahaannya yang ada di Korsel.

“ini cabang baru Stark Industries?” Yoona menatap Robert.

“ya, aku harap perusahaanku dapat diterima di negaramu” Robert merangkul Yoona dan membawanya ke lift.

Yoona tersenyum.

Orang-orang yang ada disana menatap mereka sampai lift, setelah mereka pergi orang-orang itu pun saling berbisik.

Di lift,

Robert melepaskan Yoona dan menjaga jarak.

Yoona bingung, ia menatap Robert dan merasa canggung.

Pintu lift terbuka dan mereka ke ruangan Robert,

Robert menatap Yoona, “duduk!”

“terima kasih” Yoona duduk di sofa dan sedikit kaget dengan sikap Robert.

“kau mau minum apa?” Robert duduk di kursi CEO dan mulai bekerja.

“tidak usah Robert, jika kau sibuk aku akan pulang saja”

“baiklah, terserah kau”

Yoona terdiam, apa yang terjadi? Dia berubah drastis, apa aku salah bicara? Atau dia kurang berkenan dengan sikapku?

Pepper masuk, “hallo Yoona”

“nona Potts?” Yoona tersenyum, untuk pertama kalinya ia bertemu dengan sekretaris luar biasa yang selalu menjadi perbincangan dunia.

“apa kau sudah lama disini? Mau aku ambilkan air?”

“tidak usah nona, aku akan pulang sebentar lagi”

“pulang?” Pepper kaget.

“iya, aku tidak mau mengganggu Robert. Sepertinya dia sangat sibuk”

Robert tidak peduli dan terus memeriksa berkas yang ada di meja.

Pepper kesal melihat tingkah Robert, “Yoona, kau tidak perlu memanggilku nona. Kau adalah kekasih bos-ku, harusnya aku yang memanggilmu nona”

“maafkan aku Pep, aku hanya sedikit canggung” Yoona malu.

Pepper masih kesal melihat sikap Robert, “tuan, bukankah anda seharusnya mengantar Yoona pulang?”

Robert menatap Pepper, “aku sangat sibuk, Happy yang akan mengantarnya pulang”

“biar aku yang menangani itu, lebih baik kau mengantar Yoona” Pepper mendekati Robert dan memegang berkas-berkasnya.

Robert berdiri dan menatap Pepper.

Yoona panik, “a..aku bisa pulang sendiri, tidak usah khawatir”

“bukankah kau laki-laki yang bertanggung jawab?” Pepper tersenyum kepada Robert.

“baiklah” Robert menarik nafas, “ayo” ia berjalan keluar.

Yoona mengikuti Robert dan mereka kembali masuk lift.

Di dalam lift,

Yoona agak takut karena Robert terus menatapnya. Yoona pun menunduk.

“hey, maafkan aku”

Yoona kembali menatap Robert.

Robert tersenyum dan memegang tangan Yoona.

Yoona tersenyum.

Pintu lift pun terbuka dan orang-orang melihat itu.

Robert keluar dari lift sambil terus memegang tangan Yoona, Yoona begitu malu karena semua orang menatap mereka.

Di perjalanan,

“jadi kau kuliah?”

“ya, sekarang aku sudah semester akhir”

“ok, kau akan bekerja dimana?”

“aku sudah menyiapkan lamaran yang banyak, aku tidak tahu perusahaan mana yang akan menerimaku”

“jika IPK mu tinggi, aku bisa menerimamu. Dengan test tentunya”

“R..robert, aku rasa hal itu akan membuat kabar buruk untuk perusahaanmu”

“maksudmu, karena kau kekasihku?”

“ya, orang-orang akan menganggapmu tidak adil. Meski aku lulus test”

Robert tersenyum, “ayolah… berpacaran belum tentu menikah”

Yoona terdiam mendengar itu, ia pun menunduk dan diam. Yoona tidak bicara lagi.

Robert tahu perkataannya yang membuat Yoona bersikap diam, ia pun kesal dan melihat ke arah lain.

Sesampainya di universitas,

Yoona masih bersikap sama, ia tetap diam dan menunduk. Tapi saat Yoona mau membuka pintu, Robert membukakan pintu dari dalam untuk Yoona.

Yoona kaget, wajah Robert ada di hadapan nya.

Robert tersenyum, “kita akan menikah, aku akan menunggumu sampai wisuda”

Yoona mengangguk dengan kaget dan rasa tak percaya.

“kau tidak mau turun?” Robert kembali duduk seperti biasa.

“terima kasih Robert, hati-hati di jalan” Yoona tersenyum senang dan pergi.

Setelah Yoona pergi, Robert kembali kesal.

Sampai kapan aku harus berpura-pura seperti ini?

Di Universitas,

Yoona berjalan dengan bahagia, Robert akan menikahiku. Apa itu benar? Ia tersenyum sepanjang jalan.

***

Robert kembali ke perusahaannya, ia masuk ke ruang CEO dan Pepper masih berada disana.

Robert tahu jika Pepper menunggunya, “aku tidak mau membahas itu”

“membahas apa? Aku belum bicara apapun padamu”

“aku tahu, kau ingin membicarakan Yoona kan?” Robert duduk.

Pepper mendekat dan duduk, “dia perempuan yang baik”

“Pep, aku hanya berusaha untuk profesional. Ok?”

“profesional? Apa maksudmu?”

“aku berusaha baik padanya karena kontrakku dengan Play Date”

“apakah menipu seseorang merupakan profesionalitasmu juga?”

“Pep, aku mulai tidak menyukai pembicaraan kita. Bisakah kau keluar?” Robert kesal.

“baiklah” Pepper memberikan sebuah undangan dan pergi.

Robert menatap undangan itu, sebuah undangan amal di gedung mewah korsel.

Robert pun mendapatkan pesan surel dari Min Ho yang berisi tentang acara amal tersebut, dia ingin Robert datang bersama Yoona karena akan ada banyak wartawan disana. Min Ho juga memberitahu jika aplikasi Play Date semakin banyak yang menggunakan dan hal tersebut akan memberikan untung lebih untuk Robert juga.

Robert diam.

Besoknya,

Acara amal mulai digelar, BTS menjadi salah satu bintang tamu yang menghiasi acara itu.

Jungkook melihat daftar tamu.

“ada apa?” RM mendekati Jungkook.

“temanku akan datang”

“pemenang match Play Date itu?”

“ya, kekasih RDJ”

“apa yang kau khawatirkan?”

“aku takut dia ditipu, Yoona itu orang baik dan polos”

“ayolah Jungkook, kita sudah dewasa. Temanmu tidak akan senaif itu kan? Dia pasti dapat merasakan jika ada suatu kejanggalan”

Min Ho datang.

“itu dia pemilik Play Date” Jungkook agak kesal.

“hey, ayolah. Dia yang membayar kita untuk acara ini, bersikap ramah ok?”

Jungkook diam.

Di jalan,

“Robert kau yakin akan membawaku ke acara itu?”

“kau itu kekasihku” Robert yang menyetir, sedikit melirik Yoona.

“maaf, tapi aku merasa sedikit cemas. Aku takut membuat kekacauan disana”

“tidak” Robert tersenyum, “tetaplah bersamaku, kau akan baik-baik saja”

Yoona tersenyum.

Mereka pun sampai.

Di gedung,

Robert disambut banyak orang juga para wartawan, Robert pun memberikan senyuman lebar pada mereka sambil terus memegang erat tangan Yoona.

Yoona merasa senang, Robert seperti sedang melindunginya dan tidak mau melepaskan Yoona di kerumunan.

Mereka pun bertemu dengan Min Ho dan duduk di meja yang sama dengan Min Ho.

Robert tersenyum sambil memegang tangan Yoona, Yoona yang duduk disamping Robert pun tersenyum.

“kalian sangat serasi, aku bersyukur kalian bisa bersama melalui aplikasi ini” Min Ho senang.

“ya, mungkin ini memang takdir kami. Play Date telah mempersatukan kami di Korsel” Robert menatap Min Ho.

Yoona senang dan menunduk, ia tidak tahu apakah ini benar atau tidak. Tapi inilah yang ia hadapi sekarang, mungkin Yoona harus lebih banyak bersyukur.

“baiklah, aku harus menemui tamu lainnya” Min Ho bangun dari tempat duduknya, “selamat bersenang-senang disini”

“ya, terima kasih” Yoona tersenyum.

Robert mengelus rambut Yoona dan Yoona pun terdiam menatap Robert.

Robert melepaskan tangannya dari rambut Yoona, “aku harus ke toilet”

“baiklah, aku akan menunggumu disini” Yoona tersenyum, “jangan terlalu lama ya”

Robert mengangguk dan ia pun pergi.

***

Robert berjalan meninggalkan gedung, “yang benar saja? Dasar licik, dia berbicara seolah semua ini memang benar adanya” ia kesal kepada Min Ho.

Di gedung,

Yoona masih menunggu Robert yang belum juga kembali, ia pun bangun dari tempat duduknya dan melihat ke jendela agar bisa mencari Robert. Tapi tiba-tiba beberapa perempuan menghampirinya.

“hey Yoona”

Yoona kaget dan menatap mereka, “hey?”

“bagaimana rasanya menjadi kekasih Robert? Apakah menyenangkan?”

“kau harus pastikan jika dia benar-benar tulus padamu”

Yoona hanya terdiam dan bingung melihat mereka.

“asal kau tahu ya, aku Lisa sang super model Korsel. Dan aku lebih cocok dengan Robert daripada kau”

“itu benar, Lisa datang ke rumah Robert saat sedang ada acara di Amerika. Dia juga menginap semalam, iya kan?”

“iya Jennie, dan apakah kau tahu rumah Robert?” Lisa menatap Yoona, “jika kau tidak tahu, kau harus mulai mempertanyakan hubungan kalian” ia tersenyum dan meninggalkan Yoona.

Mata Yoona memerah dan mulai berkaca-kaca, “kenapa kalian bersikap seperti ini padaku? Apa salahku?”

“karena kau tidak pantas menjadi pasangan Robert” Jennie tersenyum sinis sambil menatap Yoona.

“hey, apa-apaan ini?” Jungkook mendekat dan menatap mereka.

“Jungkook” Jennie tersenyum.

Jungkook menatap Yoona yang terlihat tertekan, “pergi kalian, jangan ganggu Yoona”

“k…kau, kenal perempuan ini?” Jennie dan teman-temannya kaget.

“ya, dia temanku. Pergilah” Jungkook menatap mereka dengan kesal.

Jennie dan teman-temannya pun pergi dengan kesal sambil mencari Lisa.

“kau tidak apa-apa?” Jungkook menatap Yoona dengan khawatir.

“aku tidak apa-apa, terima kasih Jungkook”

“mana pacarmu?”

“dia sedang ke toilet”

“kau menunggunya?”

Yoona mengangguk.

“coba kau telpon dia”

“aku tidak punya kontak Robert di handphone-ku”

“apa? Kau itu pacar Robert atau bukan? Bagaimana dengan rumahnya, kau tahu?”

Yoona menggeleng, “aku hanya tahu Stark Industries Korsel”

“ya Tuhan…” Jungkook khawatir, “Yoona dengarkan aku” ia menatap Yoona, “jika sampai suatu hari Robert macam-macam, beritahu aku. Biar aku yang menghajarnya untukmu”

“tidak Jungkook, Robert orang yang baik. Dia hanya tidak tahu jika hal ini akan terjadi, jika dia disini pasti dia juga akan melindungiku sepertimu”

“baiklah, bagaimana jika kita menunggu Robert di luar?”

Yoona mengangguk.

Mereka pun pergi keluar gedung dan melihat Robert yang mulai berjalan mendekat.

“Yoona?” Robert menatap mereka, ia juga melihat beberapa wartawan bersembunyi untuk mengambil foto.

Jungkook menatap Robert dengan kesal dan Yoona masih agak sedih dengan kejadian tadi.

“ada apa ini? Yoona kenapa kau bersama orang ini?” Robert menatap Yoona sambil memegang pundak Jungkook.

Jungkook melepaskan tangan Robert dengan kasar, “darimana saja kau?”

“hey bung, kenapa kau emosi seperti itu?” Robert mulai terpancing.

“sudah cukup” mata Yoona mulai berkaca-kaca dan hampir menangis.

“sayang, ada apa?” Robert menatap Yoona dengan khawatir.

“para super model itu mengganggunya dengan kata-kata kasar, harusnya kau tidak membiarkan dia sendirian seperti itu” Jungkook melihat ke arah lain.

Robert menahan emosinya dan lebih memperhatikan Yoona, “sayang maafkan aku”

“aku ingin pulang” Yoona menunduk dan airmatanya mulai menetes.

“iya sayang, ayo kita pulang” Robert memeluk Yoona.

“lain kali jika aku melihat Yoona sendirian lagi, aku akan menghajarmu” Jungkook yang agak kesal pun meninggalkan mereka.

Robert menatap Yoona, “jangan menangis”

“maafkan aku Robert”

“iya tidak apa-apa, akulah yang seharusnya minta maaf karena meninggalkanmu sendirian”

Mereka pun berpelukan.

Robert berharap para wartawan tidak membuat berita aneh karena melihat kejadian itu, ia tidak mau sandiwaranya bersama Play Date rusak akibat adanya Jungkook.

“ayo kita pulang” Robert tersenyum sambil merangkul Yoona.

Yoona mengangguk.

Di jalan,

Robert yang menyetir melihat Yoona masih menangis, “Yoona, apa yang membuatmu masih menangis?”

“tadi Lisa dan teman-teman modelnya mendatangiku”

Robert kaget mendengar itu, “lalu?”

“dia bilang, aku tidak pantas menjadi kekasihmu. Lalu dia juga bilang, dia pernah menginap di rumahmu”

Robert agak panik.

“apa dia salah satu perempuan yang pernah tidur di kamarmu?”

“Yoona, aku rasa kita tidak usah membahas ini”

“Robert, aku hanya butuh jawaban iya atau tidak?”

“aku tidak ingat Yoona, maafkan aku”

“kau tidak ingat karena begitu banyak perempuan yang sudah menginap di rumahmu kan?”

“cukup Yoona!” Robert kesal dan menghentikan mobilnya, “ada apa denganmu? Kenapa kau jadi berbicara seperti itu?”

Yoona menunduk dan semakin menangis, “maafkan aku”

“aku akan mengantarmu pulang”

Sesampainya di depan rumah Yoona,

Robert hanya diam dan melihat ke arah lain.

Yoona pun menatap Robert, “maafkan aku Robert, aku hanya takut jika kau tidak benar-benar menyukaiku. Karena perempuan lain sepertinya lebih tahu tentangmu meskipun mereka hanya singgah satu malam” ia turun dari mobil, “hati-hati di jalan, aku menyayangimu” Yoona menutup pintu mobil dan masuk ke rumah.

Robert pun menjalankan mobilnya.

Di rumah Yoona,

Yoona terus menangis, ia berharap Robert tidak terlalu lama marah padanya. Bagaimana ini? Kami baru saja menjadi pasangan, tapi rasanya begitu banyak orang yang tidak menyukai hubungan ini. Apakah kami dapat bertahan? Tuhan… aku mohon kuatkan aku, aku tidak ingin menyerah sekarang.

Yoona sadar, ia mulai menyukai Robert. Meski sikapnya sulit ditebak, namun Robert terkadang bersikap manis. Dan untuk pertama kalinya Yoona sedekat itu dengan pria.

***

Di kamar Yoona,

Yoona membuka matanya, sudah hampir dua hari ia tidak bertemu dengan Robert. Yoona pun memutuskan untuk pergi ke Stark Industries siang nanti.

Di rumah Robert,

Jennie keluar dari kamar Robert.

“tunggu” Robert menarik tangan Jennie, “kau tidak akan macam-macam setelah ini kan? Berjanjilah, setelah ini kita seperti orang asing”

Jennie tersenyum, “aku ragu, Lisa begitu bangga pernah menginap di rumahmu. Kenapa aku tidak boleh bicara?”

“aku akan mengurungmu di gudang”

Jennie tertawa, “kau pria yang manis” ia mencium pipi Robert, “sampai jumpa lagi”

“katakan selamat tinggal, aku tidak mau kita berjumpa lagi” Robert menatap Jennie.

Jennie berkedip dan berjalan menuju tangga.

Dibawah,

Pepper melihat Jennie turun, ia agak kesal dan menaiki tangga. Robert melihat Pepper dan ia tahu jika Pepper akan marah.

“Robert”

“yes, ma’am”

“Robert, aku serius” Pepper menatap Robert, “apa yang kau lakukan dengan perempuan itu?”

“Jennie…”

“Robert, saat ini kau memiliki hubungan. Kau harus ingat pada Yoona”

“aku kesal padanya” Robert melihat ke arah lain.

“Robert, dengarkan aku. Dia perempuan yang baik, dia tulus padamu. Tidak seperti perempuan-perempuan itu yang hanya ingin….”

“cukup!” Robert menatap Pepper, “aku juga punya perasaan Pep, dan kau tahu” ia memalingkan wajahnya, “aku tidak mencintai Yoona, aku hanya terpaksa”

“demi Play Date?” Pepper semakin kesal, “kapan kau akan berubah Robert? Kau tidak boleh seperti ini terus”

“aku tidak tahu” Robert menatap Pepper, “kau tidak bisa merubahku Pep, kau tidak mampu melakukan itu” ia meninggalkan Pepper dan menuruni tangga.

Siangnya,

Yoona datang ke Stark Industries, ia menemui Pepper.

“Yoona?” Pepper kaget.

“Pep, apa Robert ada?”

“hari ini Robert tidak masuk, aku tidak tahu dia pergi kemana”

Yoona sangat khawatir, “dia masih marah padaku” ia mulai sedih.

“Yoona, tenanglah”

“aku menyinggung perasaannya” air mata Yoona menetes, “aku salah Pep”

“Yoona, tidak apa-apa. Dalam hubungan pasti akan selalu ada pertengkaran, kalian akan baik-baik saja. Kau harus mulai terbiasa dengan sikap keras kepalanya”

Yoona mengangguk, “terima kasih Pep”

“pulanglah… Jika bertemu dengan Robert, aku akan memberitahunya”

Yoona mengangguk dan pergi.

Di perusahaan Min Ho,

“aku berhenti” Robert kesal dan menatap Min Ho yang duduk di mejanya.

“apa maksudmu? Kau tidak bisa berhenti Robert, kau sudah di kontrak”

“dengar, aku akan bayar berapapun yang kau minta. Aku ingin berhenti dari Play Date-mu”

“tidak bisa, ingatlah ada sanksi hukum di dalam kontrak”

Robert melihat ke arah lain, “saat kita pertama bertemu, kau bersikap seolah-olah aku orang paling licik di dunia ini. Tapi kenyataannya, itu adalah kau sendiri”

Min Ho tersenyum, “syukurlah, sekarang kau sudah tahu”

Robert memalingkan wajahnya.

“Robert, kemarin terdapat dua berita yang sampai di telingaku. Yang pertama, kau terlihat mesra dengan Yoona di acara amal itu” Min Ho menatap Robert, “dan yang kedua, ada orang ketiga dalam hubunganmu dengan Yoona”

“Jungkook, pria idol dari BTS”

“ya, dan yang lainnya juga”

“maksudmu?”

“Lisa, perempuan itu bilang jika dia pernah…”

“itu masa laluku, kami berhubungan saat aku belum bertemu dengan Yoona, saat Play Date belum ada” Robert menatap Min Ho, “dan itu hanya semalam”

“ya, tapi di acara amal itu kalian sama-sama menjadi tamu”

“aku tidak bertemu dengannya”

“ya, tapi Yoona yang bertemu dengannya. Kata-katanya cukup menyakitkan dan pada saat itu Jungkook datang untuk membantu Yoona, seharusnya kau lah yang ada disana”

“jadi kau memata-matai aku?”

“bukan hanya kau, tapi juga Yoona”

“sial” Robert kesal.

Min Ho tersenyum, “jangan lupa jika kontrak ini harus diperpanjang nanti”

“aku tidak akan memperpanjang” Robert pergi.

Min Ho tersenyum, “dasar pria bodoh, harusnya dia bersyukur mendapatkan Yoona”

***

Robert sampai di rumahnya,

Pepper yang duduk di ruang tamu menatap Robert.

“ada apa lagi Pep?”

“tadi Yoona ke perusahaan, dia menangis”

“dia memang cengeng”

“Robert, Yoona menyesal. Dia tahu telah menyinggungmu, dia ingin minta maaf”

Robert diam, ia juga ingat kontraknya dengan Play Date.

“Robert…”

“aku akan menemuinya” Robert menatap Pepper.

Malamnya,

Robert mengetuk pintu rumah Yoona.

“iya sebentar” Yoona membuka pintu dan terdiam.

Robert tersenyum, “hey”

“Robert…” air mata Yoona menetes dan ia memeluknya, “maafkan aku”

“tidak apa-apa Yoona, jangan menangis. Akulah yang seharusnya minta maaf” Robert menghapus airmata Yoona, “aku kasar padamu”

Yoona memegang tangan Robert, “aku senang kau disini”

Robert tersenyum, “kita pergi”

“kemana?” Yoona kaget.

“kemana saja yang kau suka”

Yoona tersenyum.

Mereka pun pergi ke sebuah taman, disana banyak sekali pedagang kaki lima yang berjualan.

“ayo Robert” Yoona begitu senang, ia berlari sambil menarik tangan Robert.

“hey, pelan-pelan” Robert kaget, ia baru pertama kali datang ke tempat seperti itu.

Dan tanpa Robert sadari, ia menikmatinya. Mereka tertawa bersama, mencoba makanan yang ada disana dengan rasa pedas dan manis yang dominan.

Robert duduk dan merasakan kepedasan, “ya Tuhan…”

“Robert, kau baik-baik saja? Bibirmu merah” Yoona khawatir dan memberinya bobba tea.

“pedas sekali, bibirku keram” Robert menatap Yoona, “perutku sakit”

“ayo diminum bobba nya”

“terima kasih” Robert meminumnya.

Yoona tersenyum, ia merasa Robert seperti anak kecil. Biasanya Robert terlihat menyeramkan, tapi hari ini Robert berbeda.

“kenapa kau menatapku seperti itu?”

“tidak apa-apa, aku hanya senang bisa menghabiskan waktu bersamamu”

“maaf nona cantik, waktu kita sudah habis. Kau harus segera pulang, besok kuliah”

“Robert, aku bukan anak kecil”

“ayolah, aku ingin istirahat” Robert yang agak pucat, mulai lemas.

“kau baik-baik saja kan?”

“ya, aku hanya lelah. Ayo kita pulang” Robert merangkul Yoona.

“iya, tapi beli permen kapas dulu ya?”

“iya”

Besoknya,

Pepper kembali datang ke rumah Robert dengan kesal, ia yakin jika Robert masih tidur. Pepper masuk ke kamar Robert, “Robert?” rasa kesalnya berubah seketika menjadi rasa khawatir, “ada apa?” ia melihat Robert yang pucat terbaring lemas di kasurnya.

“perutku sakit Pep, sudah 12 kali aku ke toilet sejak tadi malam”

“ya Tuhan.. apa yang terjadi?”

“street food pedas, Yoona memberiku semuanya”

“beristirahatlah, aku akan memanggilkan dokter”

“jika Yoona mencariku, beritahu aku sedang sakit. Aku tidak ingin bertemu dengannya untuk saat ini, aku lemas” Robert menatap Pepper, “aku ingin istirahat”

“iya-iya, aku mengerti”

“terima kasih Pep”

“beristirahatlah” Pepper mengelus Robert.

Robert tersenyum dan mereka saling tatap.

Siangnya,

Yoona datang ke Stark Industries, “selamat siang Pep, apa Robert ada?”

“dia tidak masuk hari ini”

Yoona sedih mendengar itu.

“apa yang kau bawa?” Pepper melihat Yoona membawa sebuah kotak.

“ini Ramyeon, aku rasa Robert suka mie”

“apa kau membuatnya untuk Robert? Sayang sekali, pacarmu sedang sakit perut. Dia tidak dapat memakan itu untuk saat ini”

“sakit perut? Apa itu karena street food?”

“tidak usah khawatir, Robert-mu akan segera sembuh”

“ini salahku”

“Yoona, jangan begitu. Robert baik-baik saja, dia cuma butuh istirahat”

“kalau begitu, ini untukmu saja” Yoona memberikan kotaknya kepada Pepper, “semoga Robert cepat sembuh, aku merindukannya”

“hey” Pepper merasa kasihan pada Yoona, “bagaimana kalau besok kamu ke rumah Robert?”

“rumah Robert?” Yoona senang mendengar itu.

“iya, Robert pasti senang dijenguk olehmu”

Yoona mengangguk, “aku akan membuat sup untuknya”

Pepper tersenyum, “besok pagi Happy akan menjemputmu, ok?”

“terima kasih Pep”

Pepper mengangguk dan Yoona pergi dengan bahagia. Tapi setelah Yoona pergi, Pepper kembali ingat pada Robert. Ia berpikir, apakah Robert akan marah karena Yoona datang ke rumahnya?

Besoknya,

Pepper masuk ke kamar Robert.

“Pep, ada apa kau kemari pagi-pagi sekali?”

“Yoona akan datang”

“apa maksudmu?”

“kemarin Yoona membawa makan siang untukmu, sepertinya dia agak kecewa tidak bisa bertemu denganmu”

“ayolah Pep, aku kan sudah bilang” Robert menatap Pepper, “aku tidak ingin diganggu oleh Yoona, aku malas bertemu dengannya. Harus pura-pura bahagia, pura-pura menyukainya”

“Robert, bukalah hatimu sedikit. Yoona itu orang baik, dia berbeda dengan perempuan yang pernah dekat denganmu. Dia tidak pernah memanfaatkan hartamu kan?”

“aku tidak peduli dengan hartaku”

“baiklah, kau mungkin bisa membeli apapun di dunia ini. Tapi Yoona, jika dia sudah tidak ada lagi di hidupmu” Pepper menatap Robert, “mungkin kamu akan menyesal”

Robert memalingkan wajahnya.

“permisi” Yoona masuk ke kamar Robert.

“Yoona?” Pepper kaget, ia berharap Yoona tidak mendengar pembicaraan mereka.

Robert hanya diam.

“ayo kemari, Robert sudah bangun” Pepper tersenyum.

Yoona masuk sambil membawa sebuah kotak.

“baiklah, aku akan meninggalkan kalian berdua” Pepper keluar.

Yoona mendekati Robert, “Robert?” ia begitu khawatir.

Robert menatap Yoona dan tersenyum.

“maafkan aku, ini salahku. Aku tidak tahu jika kau tak tahan pedas”

“tidak apa-apa Yoona, aku senang pergi kesana bersamamu”

“aku membawakan makanan untukmu”

“simpan saja disana, aku tidak lapar”

“baiklah” Yoona menyimpan kotak makanannya, padahal ia berharap Robert mau memakannya, “aku membuatnya sejak pagi, tapi jika..”

“kau saja yang makan”

Yoona terdiam, “Robert, aku minta maaf jika sudah mengganggumu. Aku tidak bermaksud untuk…” mata Yoona mulai berkaca-kaca.

“maafkan aku Yoona, aku hanya ingin istirahat”

Yoona mengangguk, ia mencium pipi Robert sambil meneteskan airmatanya.

Robert hanya diam.

Yoona pun pergi sambil membawa kotak makanannya.

Robert menarik nafas.

Beberapa menit kemudian,

Pepper masuk ke kamar Robert sambil membawakan obat dan sarapan.

Robert menatap Pepper, “kau marah?”

“tidak, kenapa aku harus marah?”

“bagaimana dengan Yoona?”

“kau sudah biasa menyakiti perasaannya, aku harus bagaimana?”

Robert diam.

“ayo dimakan”

“waw sarapan hari ini sup” Robert mulai memakannya, “rasanya enak sekali, aku baru pertama kali merasakan ini. Kau beli dimana? Apa ini Sup korea?”

“ya, itu sup rumput laut buatan pacarmu”

Robert terdiam.

Pepper duduk dan menatap Robert, “apa lagi yang harus aku katakan padamu? Dia perempuan yang baik”

Robert kembali memakan sup itu tanpa bicara.

“ini nomor telpon Yoona” Pepper memberikan selembar kertas kepada Robert.

“untuk apa?”

“entahlah” Pepper memaksa Robert agar menerima kertas itu dan ia pun pergi.

Setelah meminum obatnya, Robert menatap nomor telpon Yoona. Ia pun mulai menghubunginya.

“Hallo?”

Robert tersenyum mendengar suara Yoona, “hey”

“Robert? Apa ini benar suaramu?” Yoona kaget.

“ya, ini nomorku. Jangan beritahu siapa pun ok?”

“iya”

“kau sedang apa?”

“aku baru sampai rumah, sebentar lagi ada kelas”

“baiklah, sampai jumpa besok”

“besok?”

“ya, di rumahku. Apa perlu Happy menjemputmu kesana?”

“e.. tidak usah Robert. Aku…”

“Happy akan menjemputmu”

“baiklah, terima kasih sudah menghubungiku. Aku sangat senang”

“ya, terima kasih juga karena sup-nya sangat enak”

Yoona senang mendengar itu, setelah menutup telpon-nya Yoona pun berniat untuk membuat sarapan kembali besok.

Besoknya,

Yoona sudah menyiapkan makanan ke kotak bekal untuk Robert dan klakson mobil pun terdengar dari depan rumahnya.

“itu pasti Happy” Yoona pun bergegas keluar.

“hey” Happy membuka kaca pintu mobil.

“terima kasih kau sudah datang” Yoona tersenyum dan masuk ke mobil.

Di jalan,

“Happy, bolehkah aku menanyakan sesuatu?”

Happy mulai merasakan ada yang tidak beres, “silahkan”

“apa kau sudah lama bekerja untuk Robert?”

“tentu saja, aku lebih dulu bekerja untuk tuan Robert daripada Pepper”

“wow”

“aku menggantikan ayah untuk menjadi supir keluarga Downey, memangnya ada apa?”

“kalau begitu, kau sudah sangat mengenal Robert. Benarkan?”

Happy agak bingung menjawab itu.

“hey, ada apa? Kenapa kau diam?”

“apa yang ingin kau tanyakan?”

“apa benar Robert seorang playboy?”

“aku tidak bisa membahas itu, aku tidak mau menjelekan bos ku”

“jadi itu jawaban iya?”

“tidak juga, tuan Robert hanya belum menemukan cintanya. Maksudku belum ada satupun wanita yang bisa menyadarkan dia tentang cinta, yang dia tahu hanyalah perempuan mendekatinya karena dia memiliki segalanya”

“apa aku bisa membuat dia percaya cinta?”

“Yoona, sejujurnya aku senang kau menjadi kekasihnya. Aku sangat berharap tuan bisa berubah, tapi…”

“kau masih ragu?”

Happy terdiam, ia ingat saat mengantar Jennie pulang.

“terkadang aku merasa jika aku tidak dapat membaca jalan pikirannya, Robert bisa membuatku senang dan sedih disaat yang bersamaan. Dia dingin kemudian membuat kejutan yang membuat aku merasa…” Yoona bingung untuk menggambarkan perasaannya, “terkadang aku ragu jika dia mencintaimu, aku takut dia hanya mempermainkanku”

Happy kaget mendengar itu, ia semakin bingung untuk menjawab Yoona.

Sesampainya di rumah Robert,

“terima kasih” Yoona keluar dari mobil.

Happy tersenyum pada Yoona dan memarkirkan mobilnya.

Yoona masuk ke dalam dan melihat Robert sedang duduk di ruang tamu.

“hey” Robert tersenyum.

“Robert, kamu sudah sembuh?”

“aku masih sedikit lemas”

Yoona duduk disamping Robert, “aku membuatkan bubur untukmu”

Robert tersenyum, “bagus, kebetulan aku belum sarapan”

Yoona tersenyum.

Robert mengambil kotak makanan itu dan mulai membukanya.

“aku harap kau menyukainya”

“ya, tentu. Aku akan suka, aku juga suka sup yang kau buat kemarin”

Yoona tersenyum, “syukurlah”

Robert memakannya.

Yoona hanya menatap Robert dengan bahagia, ia senang Robert mau memakan makanan buatannya dan Robert bilang masakannya enak.

“hey, kenapa kau hanya diam? Kau sudah makan?”

“aku hanya membuat untukmu saja”

“ya ampun” Robert pun mendekatkan sendok berisi bubur ke bibir Yoona.

Yoona kaget.

“ayo buka mulutmu, kita makan bersama”

Yoona mengangguk dan membuka mulutnya.

Mereka pun memakan bubur itu bersama dan Yoona begitu senang.

***

Sore itu,

Robert sedang melamun sendirian.

Pepper datang dan melihat itu, “Robert?”

“hey” Robert tersenyum.

“kau sedang apa?”

“tidak, aku hanya…”

“kau memikirkan Yoona?”

“maksudmu?”

Pepper tersenyum, “aku tahu, tadi pagi Yoona kesini kan?”

Robert memalingkan wajahnya.

“sudah kubilang kan? Dia itu perempuan yang baik”

“sudahlah Pep, kau tidak bisa memaksakan perasaan orang lain. Sebentar lagi kontrak Play Date selesai, Min Ho memintaku untuk memperpanjang kontak”

“lalu?”

“aku menolak, aku akan pulang ke Amerika dan hidup normal seperti biasa”

Pepper kecewa, “kau akan meninggalkan Yoona begitu saja?”

“ya, tentu saja. Semuanya memang hanya rekayasa”

“jahat sekali”

Robert tersenyum, “lebih baik aku membayar rugi pada Min Ho daripada harus memperpanjang kontrak itu” ia bangun dan akan pergi.

“Robert” Pepper menahannya dan menatap Robert, “kau akan menyesal”

Robert meninggalkan Pepper tanpa bicara.

Pepper sedih, ternyata hati Robert sama sekali belum luluh. Padahal ia yakin jika Yoona adalah yang terbaik.

Beberapa hari kemudian,

Robert datang ke perusahaan Min Ho, namun di resepsionist ia malah bertemu dengan Lisa.

“hey” Lisa tersenyum.

“hey” Robert agak bingung, ia tidak mengenali Lisa.

“apa kau lupa padaku? Aku Lisa”

“Lisa?” Robert pun ingat.

“kau terlihat kaget, ada apa Robert?”

“apa maksudmu?”

“ayolah, apa kau benar-benar berpacaran dengan Yoona?”

“maaf, aku tidak suka pembicaraan ini” Robert kesal.

“hey, tunggu” Lisa menghalangin langkah Robert, “maaf membuatmu marah, aku hanya rindu saat kita bersama”

“dengar Lisa, bukan kau saja yang pernah datang ke rumahku. Jadi, tidak ada yang spesial bagiku”

“benarkah?” Lisa menatap Robert sambil tersenyum.

Robert hanya diam menatap Lisa.

***

Pagi itu, Yoona datang ke rumah Robert. Tapi saat ia membuka pintu kamar Robert, Yoona melihat Lisa sedang duduk di kasur.

“hey” Lisa tersenyum.

Yoona sedih melihat itu, ia juga melihat Robert keluar dari kamar mandi.

“Yoona?” Robert kaget melihat Yoona.

“apa yang kalian lakukan? Kenapa kau menghianati aku? Apa salahku Robert?” mata Yoona memerah dan mulai berkaca-kaca.

Robert menarik nafas, ia tahu saat ini sudah tidak mungkin untuk berpura-pura lagi.

“jawab aku” Yoona menatap Robert dengan air mata yang mulai menetes.

Robert menarik nafas dan mencoba tetap tenang, “maafkan aku Yoona, tapi aku tidak sanggup untuk berpura-pura lagi. Aku tidak pernah mencintaimu, semuanya hanya demi Play Date”

“jadi selama ini hubungan kita…?”

“ya, semuanya hanya rekayasa. Kau bukan tipeku dan kau tahu seperti apa wanita yang dekat denganku”

Lisa tersenyum.

“baiklah, aku permisi. Aku tidak akan mengganggu hidupmu lagi”

Robert merasa bersalah, tapi itulah kenyataannya.

“aku sangat kecewa padamu Robert, aku merasa sangat tertipu. Semoga kau tidak akan menyakiti hati wanita lagi seperti ini” Yoona pun pergi dengan airmata yang terus menetes.

Robert hanya diam.

Lisa pun turun dari ranjang dan mendekati Robert, “kau pria bodoh, memilih bersenang-senang dan meninggalkan wanita tulus seperti dia”

“apa maksudmu?”

Lisa tersenyum, “nanti juga kau akan tahu” ia pun pergi setelah mencium pipi Robert.

Di jalan,

Yoona terus menangis, perasaannya amat sakit. Ya, sejak dulu Yoona memang tidak mau mengikuti applikasi Play Date. Namun temannya terus memaksa dan inilah yang terjadi, hanya rasa sakit hati dan tipuan yang ia dapatkan.

“Yoona”

Yoona menoleh, ia melihat seorang pria turun dari mobil sport.

“hey, kenapa kau menangis?”

“Jungkook..” Yoona tak mampu berkata-kata dan terus menangis.

“hey, sudah” Jungkook mengajaknya ke mobil, “ayo ikut aku” ia merangkul Yoona.

Di mobil, Yoona pun mulai menceritakan semuanya. Jungkook ikut kesal dengan itu, ia sudah menduga jika semua itu akan terjadi.

Siang itu,

Pepper datang ke rumah Robert, ia melihat Robert sedang duduk di ruang tamu.

“hey Pep”

“selamat tuan Downey, kau baru saja menyakiti hati seseorang”

“ada apa ini? Apa Yoona mengadu padamu?”

Dengan kesal, Pepper memberikan sebuah surat kabar.

Robert membacanya dan terdiam, disana tertulis jika Robert ketahuan selingkuh dan Play Date akan menuntut Robert.

“kau puas? Berkali-kali aku katakan padamu…”

“cukup Pep, aku tahu yang aku lakukan. Aku akan menghadapi Play Date dan memberikan ganti rugi sesuai yang Min Ho ingin kan”

“kau akan menyesal Robert, benar-benar menyesal” Pepper menatap Robert.

Robert pun pergi meninggalkan Pepper.

Beberapa hari kemudian,

Jungkook datang ke rumah Yoona dan mereka pun bicara.

“bagaimana jika kita membuat kesepakatan?”

“kesepakatan?”

“ya” Jungkook tersenyum, “kau akan menyukainya, mari kita berpacaran”

“apa?”

“aku hanya ingin membalas Robert, aku ingin dia tahu jika kau lebih bahagia setelah putus dengannya”

Yoona diam.

“ayolah Yoona, aku yakin ini akan bagus”

Beberapa hari kemudian,

Surat kabar memuat berita tentang Yoona dan Jungkook, Pepper kaget membaca itu dan ia melihat Robert keluar dari ruang kerjanya.

“siapkan barang-barang, sebentar lagi kita kembali ke Amerika”

“Robert, kau tahu apa yang ada di surat kabar hari ini? Yoona berpacaran dengan Jungkook”

Robert terdiam, tapi ia kembali menatap Pepper dan tersenyum.

“kenapa kau tersenyum? Apa kau tidak menyesal?”

“kenapa harus menyesal? Itu yang terbaik kan? Kau bilang, dia perempuan baik-baik. Jadi dia pantas mendapatkan yang terbaik” Robert pergi meninggalkan Pepper.

Di lift,

Robert sedikit memikirkan Yoona yang sudah berpacaran dengan Jungkook, “apa benar dia sudah bahagia? Ya Tuhan… kenapa aku jadi ingat padanya?”

***

Di perusahaan Min Ho,

“akhirnya kita akan untung besar” Min Ho tertawa.

“dengan cara memeras Robert?” Lisa tersenyum.

“ya, kita akan untung besar”

“apa maksud kalian?” Robert masuk ke ruangan itu.

“Robert?” mereka kaget.

“sejak kapan kau…?” Min Ho bingung.

“sejak kapan aku disini?” Robert tersenyum sinis, “aku di luar sejak tadi, sekretarismu bilang, kau sedang ada tamu wanita bernama Lisa”

“Robert, aku sungguh minta maaf. Aku hanya mengikuti rencana Min Ho, aku dibayar” Lisa bingung.

“apa maksudmu?” Min Ho yang kesal menatap Lisa.

“aku butuh uang” Lisa menunduk karena mengakui itu.

Robert tersenyum, “baiklah, tidak usah bicara lagi. Siapkan saja pengacara karena aku akan melaporkan kalian”

“Robert, aku mohon jangan lakukan itu. Aku akan dikeluarkan dari pekerjaan modelku” Lisa sedih.

“Robert, aku minta maaf. Mari kita buat kesepakatan baru, aku akan rugi besar jika Play Date bermasalah” Min Ho panik.

“bicara saja di pengadilan” Robert pergi meninggalkan mereka.

Malam itu,

Pepper datang ke rumah Robert dan melihat Robert sedang melamun, “Robert, kau baik-baik saja?”

Robert menatap Pepper dan kembali melamun.

“hey, ada apa?” Pepper mendekat.

“apa kau benar-benar menghawatirkan aku?”

“kenapa kau bicara seperti itu?”

“sejak dulu kita selalu bersama Pep, aku…”

“cukup, aku tau apa maksudmu. Ini tidak akan berhasil Robert, aku tahu jika ini bukan yang benar-benar kau inginkan”

“kita tidak akan pernah tahu jika kita tidak mencobanya” Robert menatap Pepper.

Pepper agak khawatir namun mereka mulai berciuman.

Pepper tersadar, “ini salah” ia pun pergi.

“aku tau, jauh di lubuk hatimu kau menyukaiku” Robert menatap Pepper, “Pep!”.

Pepper berhenti berjalan dan diam.

“besok malam ada acara amal, aku tidak mau pergi sendirian”

“baiklah” Pepper meninggalkan Robert.

***

Di gedung,

Jungkook merangkul tangan Yoona, “santai saja”

“aku takut, semua orang pasti akan menatapku”

“kenapa kau bicara seperti itu?”

“karena setelah putus dengan pengusaha terkenal, sekarang aku bersama dengan seorang idol”

“ayolah Yoona, kau tidak boleh lupa dengan rencana kita”

“memangnya Robert ada disini?” Yoona menatap Jungkook.

Jungkook tersenyum, “di arah jam 7, dia sedang menatap kita dengan kesal”

Yonna melihat kearah Robert, Robert yang mengetahui itu pun memalingkan wajahnya.

“kau benar” Yoona tersenyum pada Jungkook.

“aku senang melihat semangatmu” Jungkook mengajak Yoona terus berjalan.

Robert masih kesal melihat Yoona yang datang bersama Jungkook, ia mengambil sebuah minuman yang disuguhkan oleh pelayan. Namun Robert kembali menyimpan gelas itu karena melihat Pepper datang, ia tersenyum.

Acara dimulai dan semua orang berkumpul, namun yang naik ke atas panggung bukanlah penyelenggara acara tapi Robert.

Semua orang kaget, termasuk Yoona dan Jungkook.

Pepper menatap Robert yang ada di panggung, semoga saja dia tidak mabuk.

“baiklah, aku minta maaf karena mengganggu waktu kalian” Robert menatap semua orang yang ada disana, “tapi aku hanya ingin menyampaikan hal yang sagat penting” ia mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya.

Apa yang akan dia lakukan? Pepper semakin khawatir.

“kalian tahu, menjalin hubungan yang serius itu sedikit sulit. Karena dua kepribadian yang berbeda harus disatukan, ya… banyak sekali toleransi disana. Saling mengalah dan memahami agar hubungan bisa berjalan dengan baik”

“mungkin dia akan melamarmu, dia pasti sangat menyesal karena kalian putus” Jungkook tersenyum.

“aku rasa, itu tidak mungkin” Yoona bingung.

“Pepper” Robert tersenyum, “maukah kau menikah denganku?”

Semua kaget dan bertepuk tangan, mereka tersenyum sambil menatap ke arah Pepper.

Yoona kesal melihat itu, ia pun pergi.

“Yoona?” Jungkook mengejarnya, “hey, kita harus kembali. Jika kau pergi, itu tandanya kau kalah”

Mata Yoona memerah, “maafkan aku Jungkook, aku tidak bisa”

“Yoona, apa kau masih mencintainya?”

“tentu saja tidak, dia menyakiti perasaanku”

“kalau begitu, ayo kita kembali”

Yoona pun berusaha untuk tegar dan kembali ke gedung sambil menggandeng tangan Jungkook.

Namun saat mereka kembali, keadaan begitu ramai dan Robert sudah tidak ada disana.

“apa yang terjadi?” Jungkook bertanya pada salah seorang tamu.

“Pepper naik ke panggung, Robert tersenyum bahagia. Namun ternyata Pepper menolak nya, Robert terlihat sangat kecewa. Padahal ia bilang jika Pepper adalah satu-satunya wanita yang sangat mengerti dirinya, kasihan sekali”

Yoona terdiam mendengar itu.

“lalu mereka kemana?” Jungkook penasaran.

“aku tidak tahu, Pepper meninggalkan panggung dan Robert menyusulnya”

***

Di rumah Robert,

Robert merenung di balkon, ia minum segelas wine dan melamun. Malam semakin larut namun ia tetap berdiri disana tanpa rasa lelah, ia hanya merasa sedih, kecewa, kesal dan menyesal. Robert kembali minum.

Pagi itu,

Pepper datang ke rumah Robert, namun ia tidak melihat Robert disana.

Happy mendekat, “Pep, dia masih mengunci diri di kamar. Aku terus mengawasinya, sejak tadi malam Robert terus melamun di balkon sambil minum.

“dasar kekanak-kanakan” Pepper kesal, “aku akan bicara dengannya”

Di kamar Robert,

Rober menutup jendela kamarnya dan menyimpan minuman di mejanya, ia pun mendengar suara ketukan pintu.

“Robert, kau di dalam? Aku ingin bicara”

“aku cape Pep, kembali saja nanti malam” Robert tidak mau membuka pintu.

“Robert, buka pintunya. Kau harus bekerja”

“aku tidak enak badan, kau saja yang urus perusahaan”

“Robert, jangan lakukan hal bodoh. Bukan pintunya”

“tiket kita sudah ku pesan, sebentar lagi kita akan kembali ke Amerika. Kau tidak betah disini kan? Begitu juga aku”

“Robert, jika kau tidak membuka pintu ini aku akan keluar dari perusahaan”

“kenapa kau mengancamku seperti itu Pep? Aku benar-benar sakit”

“Robert?!” Pepper marah.

Robert membuka pintunya.

“Robert…?” Pepper kaget melihat Robert yang begitu pucat.

“sudahku bilang kan? Aku sakit” Robert jatuh pingsan.

“Robert” Pepper memeganggi Robert dan panik, “Happy, tolong!”

***

Robert membuka matanya, ia sadar jika dirinya sudah terbaring di kamar.

“kau baik-baik saja?” Pepper khawatir.

“ya, aku ingin segera kembali ke Amerika”

“Robert, ada hal yang harus kau selesaikan. Jika kau begini terus, kau akan menyesalinya seumur hidupmu”

“apalagi Pep?” Robert memalingkan wajahnya.

“aku tahu perasaanmu”

“cukup, kau sama sekali tidak mengetahui perasaanku. Karena kau pun tidak mengetahui perasaanmu sendiri”

“apa maksudmu?”

“aku tau Pep, aku tau kau menyukaiku. Aku dapat merasakan itu, tapi kenapa kau tidak pernah jujur? Kenapa kau malah menolakku?”

Pepper melihat ke arah lain, “aku tidak mau menjadi pelampiasan”

“apa maksudmu? Aku sadar jika kau yang terbaik untukku”

“tidak Robert, kau salah. Kau berpikir seperti itu karena kau ingin menyerah, aku tahu kau mencintai Yoona. Semua itu sangat jelas terlihat, kau tidak bisa membohongiku dengan pura-pura tidak memperdulikannya”

Robert menunduk, “lalu kenapa kau memilih untuk menolak aku? Bukankah kau juga menyukaiku?”

“karena aku tahu, kau hanya akan bahagia bersama Yoona. Cinta itu tidak harus saling memiliki bukan?”

“kalau begitu, biarkan aku melupakan dia” mata Robert memerah, “aku rasa Yoona akan lebih bahagia bersama Jungkook, dia tidak akan membuat Yoona sedih seperti yang telah aku lakukan”

Pepper terdiam, ia tidak ingin melihat Robert seperti itu.

Air mata Robert menetes, “pergilah Pep, aku ingin istirahat”

“Robert…”

“aku baik-baik saja” Robert tersenyum, “kita akan segera kembali ke Amerika dan semuanya akan baik-baik saja”

Pepper sedih, ia mengelus Robert.

Setelah Pepper pergi, Robert kembali melamun. Seandainya Yoona masih disampingnya, mungkin sekarang Yoona membuatkan makanan untuk Robert dan menemaninya dengan rasa khawatir. Pepper benar, setelah Yoona pergi hanya ada ada rasa bersalah dan penyesalan pada diri Robert.

Siangnya,

Pepper datang ke kampus Yoona, ia menunggu Yoona dan mereka pun makan siang bersama di sebuah kantin.

“apa yang terjadi?” Yoona memakan makanannya.

“Play date menjebaknya, Min Ho menipu Robert dan Lisa ikut terlibat”

“lalu?” Yoona kaget dan kembali makan.

“semua sudah diproses oleh pihak berwajib, setelah masalah ini selesai kami akan kembali ke Amerika”

“baguslah kalau begitu, semoga semuanya cepat selesai” Yoona tersenyum.

Pepper mulai sedih, “dia membutuhkanmu” ia menatap Yoona.

“aku rasa, dia tidak membutuhkan aku Pep” Yoona berhenti makan, ia merasa hatinya kembali sakit mengingat apa yang telah Robert lakukan padanya.

“Yoona, dia sangat menyesal. Aku mohon, bicaralah dengannya” Pepper menatap Yoona dengan ketulusannya.

Tapi tiba-tiba Handphone Pepper berbunyi.

“hallo?” Pepper mengangkatnya, “apa? Baiklah aku akan kesana, terima kasih Happy” ia begitu khawatir, “aku mohon Yoona, hanya kamu harapanku. Aku permisi, keadaanya makin buruk”

“Robert?”

Pepper mengangguk dan meninggalkan Yoona dengan begitu cemas.

Yoona terdiam, di satu sisi ia memang sakit hati dengan Robert. Namun di sisi lain, perasaan itu masih ada. Mata Yoona memerah.

***

Di rumah Robert,

Pepper menatap Robert yang diinfus, “apa lagi yang kau lakukan? Merusak diri?”

Robert hanya diam dan menunduk.

“ayolah Robert, kau benar-benar berubah. Tidak seperti Robert yang ku kenal dulu”

“aku ingin pulang ke Amerika”

“dengan keadaanmu yang seperti ini?”

“aku menyerah Pep”

“menyerah apa? Menyerah pada Yoona atau menyerah pada hidupmu?” Pepper kesal.

“aku mohon jangan bahas dia lagi” Robert sedih.

“permisi” Yoona masuk ke kamar Robert.

“Yoona?” Robert kaget.

“Robert…” Yoona menatap Robert dengan sedikit canggung.

Pepper tersenyum, “akhirnya kau datang”

Robert bangun dari tempat tidurnya dan mendekati Yoona perlahan.

“hati-hati” Yoona agak khawatir.

“aku akan mengambilkan minum” Pepper keluar.

Robert menatap Yoona, “ada apa kau kemari?”

“Pepper bilang kau sakit”

“maaf sudah merepotkan, aku baik-baik saja Yoona”

Yoona merasa tatapan Robert begitu berbeda, ada ketulusan dan kelembutan disana. Tidak seperti biasanya yang terlihat cuek tak peduli.

Jungkook masuk, “hey Robert, ku dengar kau sakit”

Ekspresi Robert pun berubah kesal, “kau kemari dengan pria ini?” ia menatap Yoona sambil menunjuk Jungkook.

“santai kawan” Jungkook tersenyum.

Robert menatap tajam pada Jungkook.

Jungkook pun diam.

“iya, aku kemari dengan Jungkook” Yoona menunduk.

“ok…” Robert tersenyum dengan matanya yang berkaca-kaca, “aku mengerti, kalian memang pasangan yang serasi. Aku… aku turut berbahagia”

“Robert…” Yoona sedih melihat ekspresi Robert.

“tidak usah biraca lagi, pergilah” Robert menahan air matanya, “dan kau” ia menatap Jungkook, “jika kau menyakitinya, aku akan membuat perhitungan denganmu”

“santai kawan, bukankah kau yang sudah menyakiti Yoona?” Jungkook tersenyum sinis.

“sialan kau” Robert marah.

“Robert hentikan” Yoona menatap Robert sambil menghalangi Jungkook.

Robert semakin kecewa melihat Yoona yang membela Jungkook.

“baik” Robert tersenyum, “pergi kalian” nafasnya mulai berat.

Yoona tahu ada yang tidak beres, “Robert?”

“pergi” Robert membentak mereka.

“hey kawan, kau baik-baik saja?” Jungkook mau memegangi Robert.

“jangan sentuh aku” Robert menatap Jungkook.

“ok” Jungkook mengangkat kedua tangannya.

Robert menatap Yoona dengan sedih dan ia pun rubuh.

“Robert?” Yoona kaget.

Dengan sigap Jungkook memeganggi Robert agar ia tak jatuh dan terbentur.

“Robert?” Yoona khawatir dan menyandarkan kepala Robert ke pangkuannya, “Robert bangun” air mata Yoona menetes.

***

Dokter sedang memeriksa Robert yang terbaring di kamar dan ditemani oleh Yoona, sementara Pepper dan Jungkook menunggu di luar kamar Robert.

Pepper menatap Jungkook, “maaf karena Robert sudah mengganggu kalian”

“apa maksudmu nona?” Jungkook tersenyum, “sebentar lagi aku akan pulang, aku harap Yoona akan baik-baik saja disini”

“kau akan meninggalkan Yoona?”

“tugasku sudah selesai, sejak awal aku hanya ingin memberi pria bodoh itu pelajaran”

“maksudmu?”

“hubungan kami hanya pura-pura, aku tahu mereka saling mencintai. Yang Robert butuhkan hanyalah motivasi, dan sekarang dia sudah mendapatkan itu” Jungkook tersenyum, “Yoona itu sahabatku, dan aku tahu jika Yoona juga mencintai Robert”

Pepper tersenyum, “terima kasih Jungkook”

“tidak usah berterimakasih padaku, harusnya mereka berterima kasih padamu. Aku tahu kau mencintai Robert, tapi kau lebih memilih si bodoh itu bahagia dengan cintanya. Kau perempuan yang hebat” Jungkook pun pergi.

Pepper hanya diam.

Di kamar,

“dokter, dia akan baik-baik saja kan?” Yoona sangat khawatir karena Robert belum juga sadarkan diri.

“jika tidak ada perkembangan, dia harus dirujuk ke rumah sakit”

Yoona sedih mendengar itu, ia mengelus Robert.

“baiklah nona, saya permisi” dokter keluar dari kamar Robert dan bicara dengan Pepper di luar.

“terima kasih dok” air mata Yoona menetes.

Robert membuka matanya, “Yoona…”

“Robert?” Yoona tersenyum, ia senang Robert membuka matanya.

“kau menangis?”

“tidak apa-apa” Yoona menghapus air matanya, “aku hanya…”

“maafkan aku membuatmu khawatir”

“tidak apa-apa Robert, yang terpenting saat ini adalah kesembuhanmu”

“Yoona, maafkan aku…” Robert memegang tangan Yoona, “aku rela kau bersama Jungkook, aku minta maaf karena sikapku selama ini”

Air mata Yoona kembali menetes, “Robert…”

“aku mencintaimu Yoona, tapi aku rela jika kau bahagia bersama Jungkook. Aku tahu aku tidak pantas untukmu, aku hanya bisa menyakitimu dan membohongimu. Aku tidak bisa membalas semua ketulusanmu padaku”

Yoona menunduk.

Pepper masuk, “maaf mengganggu kalian, tapi Jungkook sudah pergi. Dia hanya menitipkan pesan jika semuanya sudah selesai” ia tersenyum.

Yoona terdiam dan menatap Pepper, lalu ia kembali menatap Robert sambil tersenyum.

“ada apa?” Robert tidak mengerti dan menatap Yoona.

“aku mencintaimu Robert” Yoona tersenyum, “aku akan memberimu kesempatan untuk membuktikan jika kau benar-benar menyesal”

Robert senang mendengar itu, ia mengelus Yoona dan mereka pun berpelukan.

Pepper ikut senang melihat itu dan ia pun keluar dari kamar Robert.

“terima kasih Yoona, aku tidak akan mengecewakanmu lagi”

Yoona tersenyum.

Beberapa hari kemudian,

Robert harus kembali ke Amerika untuk menyelesaikan masalah perusahaannya, setelah memperpanjang visa ia pun kembali ke Korea Selatan dan menemui Yoona. Mereka melakukan konfensi pers dan meresmikan hubungan mereka. Sementara itu aplikasi Play Date tetap berjalan dan semakin maju karena Robert dan Yoona benar-benar berhasil meskipun Min Ho harus di penjara.

Play Date diambil alih oleh Robert dan menjadikan BTS sebagai duta aplikasi tersebut untuk memperkenalkannya ke seluruh penjuru dunia, Pepper bersyukur karena semuanya berakhir dengan bahagia dan ia pun mulai menjalin hubungan dengan Happy.

___

Thank’s for reading…

Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sanagt diharapkan! ^_^

 

2 komentar:

  1. Thor, posting cerita lagi donk.
    Thor ga ada niat buat posting fanfiknya ke wattpad?

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih sudah baca fanfic nya, saya belum ada niat untuk posting di wattpad

      Hapus