Genre : Supranatural, Romance, Family
Cerita ini adalah fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Di kamar Robert,
Robert sedang mengobati lukanya, sial! Sudah dua minggu aku berhasil mengendalikan diri agar monster itu tidak berbuat onar. Tapi kenapa sekarang dia merasukiku lagi? Apa dia juga semakin kuat?
Bayangan monster pun muncul, “aku tidak pernah meninggalkanmu, Robert. Aku selalu ada disisimu”
Robert menatap monster itu.
“sejak kau mengenal perempuan hutan itu, kau selalu menahanku untuk mengambil alih tubuhmu. Apa kau tidak lihat? Semua orang membencimu, semua orang tidak menginginkanmu karena kau manusia kutukan”
“aku bukan manusia kutukan, kau merasuki tubuhku karena aku dibawa pria asing ke hutan terlarang saat aku kecil”
“dan itu sudah menjadi takdirmu”
“itu bukan takdirku, aku akan membuktikannya padamu. Aku pasti mendapatkan kepercayaan dari mereka dan mereka akan menganggap keberadaanku, karena aku akan menjadi raja terbaik di kerajaan ini”
“melebihi ayahmu?” monster itu tertawa, “takdirmu adalah menyerahkan tubuhmu seutuhnya padaku”
“tidak akan” Robert menatap monster itu, “nyawaku tidak akan pernah aku berikan padamu”
“lihat saja, Robert. Suatu hari nanti, kau akan melakukannya” bayangan itu menghilang.
Robert pun diam.
Di kamar Hikaru,
“kamu gak apa-apa, nak?” ratu kedua mengelus Hikaru.
“aku hampir mati, bu. Untungnya, Robert kembali sadar”
“tanda-tandanya mulai muncul” ratu kedua menatap Hikaru, “ibu pernah bilang padamu, kan? Suatu saat nanti dia akan menjadi monster seutuhnya dan hanya kau yang bisa mengalahkannya”
“tapi dia meminta maaf padaku, bu”
“itu sudah menjadi takdirnya, nak. Tidak akan ada yang bisa mengubah takdir”
Hikaru terdiam, mungkin kata-kata sang ibu memanglah benar.
“ibu percaya padamu, nak”
Hikaru mengangguk.
Di hutan,
“Chika mana?” Sunggyu duduk disamping Ayame.
“dia lagi masak di dapur”
“kamu ngerasa enggak sih, kalau Chika agak beda?”
“beda?”
“iya, sejak Robert pergi dari sini”
“maksud kamu, Chika suka sama Robert?”
“bukan gitu aja, kayanya mereka saling suka”
“kalau mereka saling suka, kenapa mereka berpisah?”
“entahlah, kerajaan kan ribet”
Ayame tersenyum.
“kok kamu senyum?”
“kamu aneh sih, bicara seolah-olah tau. Padahal...”
Sunggyu pun tersenyum.
Chika keluar dari rumahnya, “hey kalian, makanannya udah mateng nih”
“ayo” Sunggyu memegang tangan Ayame.
Mereka pun masuk ke dalam.
***
Pagi itu,
Robert yang duduk di tempat tidur, menatap kedua tangannya. Aku hampir membunuh Hikaru...
Presia masuk dan melihat kedua telapak tangan Robert yang dibalut perban, “nak”
“ibu?” Robert menoleh.
“apa yang terjadi?”
“aku...”
Presia mendekat dan mengelus Robert, “katakan pada ibu”
“aku hilang kendali, bu. Moster itu...”
“sst... tenang sayang, ibu tau itu bukan salahmu”
“tapi aku melukai Hikaru, bu”
Presia terdiam, tidak biasanya Robert seperti itu. Robert adalah orang yang paling egois dan mementingkan dirinya sendiri karena ia merasa semua orang begitu membencinya dan tak menginginkannya. Namun setelah Robert sempat hilang dan kembali, dia jadi berubah sekarang.
Robert diam.
“kau baik-baik saja kan?”
“iya bu, maaf membuatmu cemas”
Presia tersenyum.
Di taman,
Ratu kedua sedang minum teh bersama Hikaru.
Hikaru hanya diam dan menunduk.
“kau kenapa, Hikaru?”
“tidak apa-apa, bu”
“jangan bohong pada ibu, apa ini gara-gara Robert sudah kembali? Kau takut jika dia menjadi putra mahkota dan menikahi Naomi?”
“t..tidak bu, bukan begitu. Aku...”
“nak, jangan khawatir. Ibu akan selalu disisimu” ratu kedua menatap Hikaru.
Hikaru mengangguk.
Siangnya,
Robert dipanggil ke singgasana Raja.
Gong Yoo menatap Robert, “ada yang melapor, jika kau berbuat onar di pasar desa”
“aku tidak melakukan apa-apa, ayah”
“begitukah? Tunjukan kalung kerajaanmu”
“a..aku..”
“apa? Kau tidak memakainya? Kau menyimpannya di kamar?”
“aku memberikannya pada se....”
“penjaga, tangkap dia!”
Robert kaget, para penjaga mengikat tangan Robert dengan tali.
“selama ini, aku selalu berbuat baik padamu. Hukumanmu hanya diasingkan dan diasingkan, tapi kau selalu membuat masalah di kerajaan ini. Apa kau pantas menjadi putra mahkota? Apa kau pantas menggantikanmu untuk memimpin kerajaan ini?”
Robert menatap Gong Yoo, ayah...?
“kenapa kau menatapku seperti itu?”
“maafkan aku” Robert menunduk.
“bawah dia ke desa!” Gong Yo menatap prajuritnya.
Di taman bunga,
Presia sedang melihat para dayang sedang menyiram tanaman, tapi ia mendengar suara gaduh dan menoleh. Presia kaget melihat Robert yang diikat oleh prajurit dan diarak ke luar istana.
Robert hanya menunduk dan terus berjalan.
“hentikan!” Presia berjalan ke arah mereka.
“biarkan dia, Ratu” Gong Yoo mendekat.
“apa yang kau lakukan? Kau akan menyiksa anakmu di depan semua orang? Dia calon putra mahkota kerajaan, kau ingin membuatnya malu? Kau ingin membuat kerajaan kita malu?” Presia kesal.
“dia harus diberi pelajaran, sejak dulu hingga sekarang dia tidak pernah berubah. Dia sumber masalah dan pembuat malu kerajaan kita” Gong Yoo menunjuk Robert.
Robert hanya diam, ia berusaha menahan emosinya dan menutup matanya. Robert tidak ingin hilang kendali dan melukai orang-orang yang ada disekitarnya.
“dia anak kita!” Presia menatap Gong Yoo.
“aku tidak peduli jika kau marah, keputusanku tidak bisa diubah lagi”
“Robert...” Presia mendekati Robert.
“jangan khawatir, bu. Aku akan baik-baik saja”
Presia melihat luka di bibir Robert, ia menatap Gong Yoo dengan kecewa. Air mata Presia menetes dan ia pun masuk ke istana.
Gong Yoo terdiam, ia sadar telah melukai perasaan istrinya.
“yang mulia...” salah satu prajurit mendekati Gong Yoo.
“cepat bawa dia keluar dari sini” Gong Yoo menatap prajurit itu.
Mereka pun pergi.
Di pasar desa,
Semua orang berkumpul dan melihat Robert yang diikat di tengah lapang, warga saling berbisik dan membuat Robert semakin tidak nyaman.
Robert berusaha bertahan, ia tidak ingin hilang kendali meski sang monster ingin keluar dan mengamuk. Aku mohon, biarkan aku tetap sadar. Jangan berbuat onar disini, aku tidak mau membunuh semua orang termasuk Raja.
Seorang algojo mulai mengeluarkan cambuknya, “maafkan aku, pangeran. Aku hanya mengikuti perintah raja”
Robert tetap diam tak bicara.
“berhenti!” seorang anak berlari ke arah mereka.
“nak?!” ibu dari anak itu panik dari balik kerumunan.
“jangan lukai pangeran Robert, dia orang yang baik” anak itu menatap sang algojo sambil melindungi Robert.
Gong Yoo kaget melihat itu.
Robert ingat, itu adalah anak yang saat itu ia beri makanan.
“jangan takut, pangeran. Aku akan menjagamu” anak itu terus menghalangi sang algojo.
Robert agak terharu, baru kali ini ada orang lain yang mau membelanya.
“nak” ibu dari anak itu berlari mendekat.
“bu, kita harus membalas budi pada pangeran”
“iya sayang, iya” ibu anak itu menatap sang algojo, “aku juga akan berdiri disini untuk melindungi pangeran”
Algojo semakin bingung.
“tunggu, tunggu dulu” seorang pria berlari ke arah raja, “hormat saya, baginda”
Gong Yoo menatap pria itu.
“jika ini karena hilangnya kalung kerajaan milik pangeran, saya memilikinya” ia memberikan kalung kerajaan milik Robert, “saat itu pangeran datang ke kedai saya, pangeran bilang tidak memiliki uang untuk membayarnya”
“jadi kalung ini diberikan padamu?”
“maafkan saya, raja. Saya sudah menolak, tapi pangeran tetap memaksa ingin membayarnya”
Gong Yoo menatap Robert.
“saya mohon jangan hukum pangeran Robert, dia pangeran yang baik”
Gong Yoo diam.
“saya mohon, yang mulia” orang itu berlutut.
Para warga terdiam, Robert memang tidak membuat onar hari itu. Mereka pun ikut berlutut untuk membebaskan Robert.
“lepaskan dia!” Gong Yoo pun pergi begitu saja.
Para pengawal mengikuti Gong Yoo.
Setelah dilepaskan oleh prajurit, Robert pun ditinggalkan begitu saja.
Para warga masih disana.
Robert menatap anak itu, “terima kasih sudah menolongku”
“kami akan selalu ada untukmu, pangeran” anak itu tersenyum.
Robert pun tersenyum.
Di kerajaan,
“ibu sudah tidak sabar menanti mereka kembali” ratu kedua menatap Hikaru.
Hikaru melihat raja datang bersama para prajurit.
Ratu kedua menoleh, “kenapa Robert tidak terlihat?” ia berbisik pada Hikaru.
“aku tidak tau, bu. Mungkin ada sesuatu yang terjadi” Hikaru meninggalkan ibunya dan mendekati raja, “ayah..?”
“jangan sekarang...!” Gong Yoo berjalan ke singgasana.
Hikaru diam.
Robert muncul dan menatap Hikaru, “hey pangeran, kau menjaga gerbang kerajaan untukku?”
Hikaru menatap Robert.
“aku bercanda” Robert tersenyum dan masuk meninggalkan Hikaru.
Sikap menyebalkannya telah kembali? Hikaru masih diam.
Malamnya,
Presia masuk ke kamar Robert.
“ibu?”
“kau baik-baik saja kan?”
“tentu” Robert tersenyum.
“syukurlah, ibu sangat khawatir padamu”
“bu...” Robert menunduk, “seandainya di tubuhku tidak ada monster, ayah akan menyayangiku kan?”
“kenapa kau bicara seperti itu? Kau anaknya, dia pasti sangat menyayangimu”
“tapi ayah seperti...”
“tadi ibu bertemu ayahmu saat kalian tiba”
Robert menatap Presia.
“wajahnya memang terlihat kesal, tapi...” Presia tersenyum, “ibu rasa, dia bangga padamu. Kau berhasil membuat warga desa peduli padamu”
“itu hanya sebagian kecil, bu. Tidak seperti Hikaru yang dicintai banyak orang”
“hey, jangan bandingkan dirimu dengan siapapun” Presia mengelus Robert, “kau orang yang spesial, karena kau anak ibu”
Robert tersenyum dan mereka berpelukan.
Pagi itu,
Robert masuk ke singgasana raja.
Gong Yoo menatap Robert, “selamat datang, pangeran Robert”
“selamat pagi, ayah”
“kau tau, kenapa aku memanggilmu?”
“kau akan menghukumku lagi?” Robert menatap ayahnya.
“tidak, aku memanggilmu kemari untuk...” Gong Yoo menatap Robert, “untuk memberitaumu, jika kau akan menjadi putra mahkota dan penobatannya dilakukan minggu depan”
Robert terdiam, ayah sudah percaya padaku? Apa ini benar? Apa dia tidak meragukanku lagi?
Presia yang ada disana, begitu senang mendengar itu. Sementara ratu kedua, sangat kesal. Tapi ia berusaha untuk tersenyum bahagia mendengarnya.
“kenapa kau diam?” Gong Yoo menatap Robert.
“ti..tidak apa-apa, ayah. Aku..” Robert tersenyum, “..aku hanya senang mendengarnya”
Setelah itu,
Hikaru bicara dengan Ratu Kedua di ruang minum teh.
“dia akan menjadi putra mahkota minggu depan” ratu kedua meminum tehnya.
Hikaru sedih mendengar itu, karena Robert akan segera menikahi Naomi.
“nak, apa kau sedih karena..?”
“tidak, bu. Robert memang anak ratu pertama”
“lalu...? Oh...” ratu kedua ingat dan tersenyum, “ini ada hubunganya dengan Putri dari raja Joong Ki kan?”
“bagaimana cara aku merelakannya, bu? Aku sangat mencintainya”
Ratu kedua menatap anaknya dengan sedih, dan rasa kesal kembali muncul pada dirinya.
Beberapa hari kemudian,
Di singgasana, Gong Yoo sedang berbicara dengan Presia.
“tidak, aku tidak setuju dengan itu” Presia menatap Gong Yoo.
“ratu, ini cara satu-satunya agar pangeran Robert menjadi normal”
“tidak, monster itu akan tetap ada di tubuh Robert sampai akhir hidupnya”
“apa kau ingin anak kita terus menjadi monter yang ditakuti semua orang? Dia akan menjadi putra mahkota, sayang”
“aku tau dia akan jadi putra mahkota, aku juga tau jika dia menderita dengan semua ini. Tapi aku tau...” Presia menatap Gong Yoo, “tidak akan ada yang bisa mengeluarkan monster itu dari tubuh Robert”
“sayang, aku tau jika kau sangat mengkhawatirkan nyawa Robert. Tapi...”
“apa? Karena pria tua itu merupakan rekomendari dari ratu kedua?”
“sayang, dia bukan pria tua biasa. Dia Baba, priest di desanya”
“kau pikir aku percaya pada dukun itu? Aku tau, tidak ada satu pun cara untuk menyembuhkan Robert”
“sayang, dia orang sakti. Robert akan baik-baik saja”
“tidak!” Presia semakin kesal.
“aku akan melakukannya, bu” Robert yang masuk, menatap kedua orang tuanya.
“nak..” Presia menoleh ke arah Robert dengan begitu khawatir, “ritual itu bisa saja mengancam nyawamu”
“aku akan ambil resikonya” Robert mendekat, “sebagai putra mahkota, aku akan melakukan yang terbaik” ia mengelus ibunya.
Gong Yoo tersenyum, “kau lihat? Anak kita pun mengerti akan hal ini”
Presia pun diam.
Di kamar ratu kedua,
Hikaru masuk, “bu”
“sayang, ada apa?”
“apa benar, ibu merekomendasikan seorang dukun untuk menyembuhkan Robert?”
“itu bukan dukun biasa, dia orang sakti”
“bu, bagaimana jika dia gagal? Bagaimana jika dia meninggal?”
Kau yang akan menggantikannya menjadi putra mahkota, ratu kedua tersenyum.
“bu...?” Hikaru khawatir.
“jangan khawatir, nak. Kita harus percaya padanya, mana mungkin dia mau menipu kerajaan? Apalagi jika membunuh calon putra mahkota”
“baiklah, semoga itu benar” Hikaru menunduk.
Di hutan,
Ayame berlari ke arah Chika, “Chika”
“Ayame, ada apa? Kau terlihat panik” Chika kaget.
“aku merasakan hal buruk, sepertinya sesuatu akan terjadi”
“apa?” Chika tidak mengerti.
“Robert dalam bahaya, kita harus segera menolongnya” Sunggyu mendekat dengan tas yang sudah ia siapkan.
“what?” Chika menatap mereka, “kalian serius kan?”
“ayo Chika” Ayame menatap Chika.
Malamnya,
Robert di bawa ke tengah lapang.
“nak” Presia menatap Robert.
“aku akan baik-baik saja, bu” Robert mengelus ibunya.
“bulan purnama akan segera tiba” Baba menatap mereka.
Robert pun mulai berbaring di tanda bintang yang ada di tengah lingkarang, lalu beberapa orang mulai mengikatnya dan membuat tanda bintang di tubuhnya.
Ratu kedua tersenyum, sementara Gong Yoo dan Hikaru hanya diam melihat itu.
Purnama mulai muncul dengan sempurna.
Presia berdo’a agar anaknya baik-baik saja.
Ritual mistik pun dimulai,
“arght!!!” Robert berteriak.
“Robert?!” Presia panik.
“sayang” Gong Yoo memegangi Presia, “dia akan baik-baik saja”
Presia pun diam dengan rasa khawatir yang besar.
Mereka melihat monster yang mulai muncul di tubuh Robert.
Hikaru agak panik dan bersiap dengan senjatanya, ia takut jika sang monster mengamuk dan melukai orang-orang disana.
Baba terus membacakan mantranya dan sinar bulan mulai merasuki tubuh Robert.
“arght...!!!” Robert kesakitan.
“hentikan!” Chika berlari mendekat.
Sunggyu menyerang Baba, “dukun sialan”
“ah” Baba jatuh dan menatap Sunggyu yang memberinya luka dalam.
Ayame langsung membuat tameng untuk melindungi Chika dan Robert.
“apa-apaan ini?” Gong Yoo menatap mereka bertiga yang tiba-tiba muncul.
Hikaru dan Presia kaget dengan apa yang baru saja terjadi.
Ratu kedua pun kesal karena rencananya gagal.
Chika mendekati Robert, “Robert?” ia sadar jika Robert sudah tak bergerak, “teman-teman...?” Chika sedih dan menatap Ayame.
Ayame khawatir, “kau bisa mengurus dukun tua itu, Sunggyu?”
“itu mudah” Sunggyu tersenyum sinis pada Baba.
Ayame mendekati Chika, “aku akan mencoba mengobatinya” ia menyentuh dada Robert dan mengalirkan tenaga dalamnya.
“Robert, bertahanlah” Chika mengelus Robert.
Baba berdiri dan menatap Sunggyu dengan kesal.
“jadi, kau mau menyerah atau bertarung?” Sunggyu masih menatap Baba.
Baba mengangkat kedua tangganya.
“bagus” Sunggyu tersenyum, “hey kalian, kenapa diam saja? Dia ini mau membunuh pangeran Robert” ia menatap prajurit.
Raja kaget mendengar itu, “tangkap dia!”
Dan mereka pun menangkap Baba.
Ayame mulai kehabisan tenaga, “Sunggyu, bantu aku” dan tameng gaib buatannya menghilang.
Sunggyu berlari ke arah Robert dan membantu Ayame mengobatinya.
“kau lihat sendiri kan? Mereka ingin membunuh Robert” Presia menatap Gong Yoo.
Hikaru menatap ratu kedua, “jelaskan semuanya, bu!”
“Hikaru..., ibu tidak tau. Ibu sama sekali tidak tau jika Baba akan membunuh Robert, ibu juga merasa ditipu” Ratu kedua menangis.
Hikaru diam.
Ayame menatap Sunggyu, “tenagaku akan habis”
“aku masih punya sedikit cadangan” Sunggyu menatap Ayame.
“emh...” Robert membuka matanya, “Chika...?”
Chika senang, ia tersenyum dan membantu Robert untuk duduk.
“ah, syukurlah” Ayame lemas.
Sunggyu pun memegangi Ayame, “beristirahatlah di pundakku”
“seandainya tenagaku banyak, aku akan memukulmu” Ayame menatap Sunggyu dan bersandar di pundaknya.
“apa yang terjadi?” Robert menatap Chika.
“dukun itu akan membunuhmu...” Chika khawatir, “jika monster itu keluar dari tubuhmu, kau akan mati”
“seharusnya aku sadar, monster ini akan bersamaku selamanya”
Chika memeluk Robert.
Pagi itu,
“kalian yakin akan pergi?” Chika menatap Ayame dan Sunggyu.
“tentu” Sunggyu tersenyum, “kami harus pulang dan menjaga rumah di hutan”
“tapi...”
“Chika” Ayame menatap Chika, “Robert masih membutuhkanmu, kau harus tetap disini”
Chika mengangguk, “berhati-hatilah”
“kau juga” Ayame tersenyum.
“bye” Sunggyu melambai.
Mereka pun pergi meninggalkan Chika di istana.
Di penjara,
Ratu kedua menatap Baba.
“bantu aku keluar dari sini, ratu”
“jangan berisik” ratu kedua marah.
“tapi kau bilang, kau akan membantuku”
“jika kau membawa namaku dalam masalah ini, aku akan membunuh semua keluargamu”
Baba diam.
“berjanjilah!”
“aku janji, tapi aku mohon jangan sakiti mereka”
“seandainya kau berhasil, semuanya tidak akan berakhir seperti ini. Sayangnya kau gagal, jadi terima saja hasil dari kelakuanmu”
Di singgasana,
“berkali-kali aku memberitaumu, tapi kau tidak pernah percaya” Presia menatap Gong Yoo.
“maafkan aku” Gong Yoo menyesal.
“kau tidak pernah percaya karena itu tentang Robert kan? Jika bukan tentang Robert, kau pasti langsung percaya”
“ratu..”
“berapa kali aku bilang, apapun yang terjadi dia adalah anak kita”
“aku tau, kau pikir kenapa aku menjadikannya putra mahkota?” Gong Yoo menatap Presia.
“itu memang yang seharusnya kau lakukan sebagai raja...” Presia menatap Gong Yoo, “raja yang bijak”
“kau tenang saja, aku akan menghukum semua orang yang merencanakan semua ini”
Di kamar Robert,
“Chika, aku senang kau disini” Robert memegang tangan Chika.
“diamlah, aku hanya ingin memberimu sarapan” Chika tersenyum.
“hey, apa itu buatanmu?”
“ya, sup energi buatanku”
Robert tersenyum, “kau dan teman-teman anehmu memang hebat”
“kami tidak aneh” Chika menatap Robert, “Ayame dan Sunggyu memang punya kekuatan yang tidak kasat mata, Ayame bisa melindungi dan Sunggyu bisa menyerang. Sedangkan aku, aku hanya perempuan biasa”
“benarkah? Tapi kau ahli meracik sesuatu seperti seorang tabib, kau... kau jenius Chika, kau bisa membuat apapun yang tidak terpikirkan oleh kami”
“itu karena aku berasal dari masa depan, eh... maksudku...”
“Chika” Robert tertawa, “kenapa kau malah bercanda? Aku serius”
“maaf” Chika tersenyum.
“sebentar lagi, aku sah menjadi putra mahkota”
“itu hebat” Chika tersenyum, “tapi yang aku dengar, mereka akan meresmikan itu setelah kau benar-benar pulih. Jadi aku sarankan, kau harus banyak makan sup ajaib buatanku”
“akan aku lakukan” Robert tersenyum, “berjanjilah kau akan disini bersamaku”
Chika terdiam.
***
Naomi datang ke kerajaan Stark, Hikaru menyambutnya.
Naomi menatap Hikaru, “apa Robert dihukum lagi?”
“tidak, dia hanya sedang dalam pemulihan”
“pemulihan?”
“ya, ada oknum yang ingin membunuhnya”
“ya ampun, tapi dia baik-baik saja kan?”
“ya, dia akan segera sembuh dan menjadi putra mahkota. Lalu dia akan menikahimu...” Hikaru menunduk.
Naomi pun diam.
Beberapa hari kemudian,
Upacara penobatan pun dimulai, Robert sudah resmi menjadi putra mahkota sekarang.
Presia senang, ia tersenyum melihat itu. Gong Yoo pun senang melihat Presia bahagia.
Ratu kedua kesal, sekarang anaknya tidak bisa menjadi putra mahkota karena ini. Sementara Hikaru, ia terus melihat ke arah Naomi dengan sedih.
Malamnya,
Robert bicara dengan Naomi di kamar.
“selamat Pangeran, sekarang anda telah menjadi Putra Mahkota” Naomi tersenyum.
“terima kasih, Putri” Robert menatap Naomi.
“jadi...”
Robert memegang tangan Naomi, “jangan khawatir, meski ini aturan kerajaan, tapi aku tidak akan membuatmu menderita. Aku akan tetap menghormatimu sebagai istriku, seperti ayah yang menyayangi ibu”
“terima kasih, Pangeran” Naomi melepaskan tangan Robert.
“ada apa? Kau takut?”
“aku...”
“aku yakin kau tau tentang monster di tubuhku, iya kan?”
“Pangeran, maafkan aku” Naomi menunduk.
“jangan khawatir, aku janji tidak akan menyakitimu” Robert mengelus Naomi.
Chika masuk, “ya ampun, maafkan aku Pangeran... Putri... aku tidak bermaksud untuk...” ia menyimpan bubur di meja, “permisi” Chika pergi.
“Chika...?” Robert diam.
Naomi menatap Robert, “pangeran...?”
“maafkan aku” Robert kembali menatap Naomi, “aku harus memakan bubur itu”
“baiklah, selamat malam” Naomi tersenyum dan pergi.
Robert duduk dan memakan bubur itu, aku menyukai Chika. Aku tidak boleh kehilangan dia, tapi... apakah Chika juga menyukaiku? Sedangkan Putri Naomi saja, takut padaku.
Pagi itu,
Hikaru sedang berlatih pedang dengan the twins miliknya, lalu Naomi datang dan melihat itu. Hikaru pun berhenti dan mendekati Naomi.
“apa aku mengganggumu?” Naomi menatap Hikaru.
“tidak, aku sudah latihan dari tadi kok”
“baiklah” Naomi tersenyum, “bisa kita bicara?”
“tentu” Hikaru tersenyum, “bagaimana jika sekalian sarapan?”
Naomi melihat makanan yang sudah tersaji di meja, “ok”
Mereka duduk.
“kau sering sarapan di taman seperti ini?”
“ya, aku sering sarapan sendiri disini. Setiap selesai latihan, aku langsung makan”
“dan selera makanmu akan bertambah 2 kali lipat?”
“ya, kau tau saja”
“tentu” Naomi tersenyum dan diam.
“ada apa, Naomi?”
“Hikaru, apa kau kenal dengan perempuan yang selalu memberikan makan ke kamar Robert?”
“itu Chika”
“dia siapa? Dia bukan dayang kan? Atau dia calon selir Robert?”
“memangnya kenapa?”
“dia terlihat begitu dekat dengan Robert, beda dengan perempuan-perempuan lain di istana ini”
“Chika memang bukan orang istana, dia teman Robert yang berasal dari luar”
“apa? Apa itu tidak berbahaya?”
“dia dan teman-temannya menolong nyawa Robert, jadi dia sangat berjasa bagi istana”
“begitu kah?”
“kenapa? Kau cemburu?”
“apa maksudmu?” Naomi menatap Hikaru.
“maaf, aku bercanda” Hikaru tersenyum.
“sebentar lagi kami akan bertunangan, Hikaru”
Hikaru terdiam.
“Hikaru?”
“maaf, aku..”
Naomi masih menatap Hikaru.
“aku menyukaimu, Naomi” Hikaru menatap Naomi.
Naomi terdiam mendengar itu.
“maaf atas kelancanganku, tapi semenjak kita bertemu... aku menyukaimu”
“kau tau itu mustahil kan?” Naomi melihat ke arah lain.
“aku tau, kau hanya akan menikah dengan putra mahkota”
“tapi itu bukan keinginanku” Naomi menatap Hikaru.
“aku akan selalu mencintaimu, meski kau harus menikah dengan Robert” Hikaru menahan sedih dan ia pun pergi meninggalkan Naomi.
Naomi hanya diam dan menunduk.
Di kamar Chika,
Sebentar lagi mereka akan bertunangan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Robert sudah menjadi putra mahkota dan dia harus menikah dengan seorang putri, Chika sedang mengemasi barang-baranganya dengan sedih.
“Chika...” Robert masuk.
“Robert?” Chika kaget, “ada apa?”
“bisa kita bicara?”
“tentu”
Mereka pun duduk.
“Chika” Robert melihat tas Chika, “sebenarnya... aku...”
Chika menatap Robert.
“eh... sejak kita bertemu, sejak kau merawatku di hutan itu” Robert menatap Chika, “aku merasakan sesuatu yang berbeda, kau membuat hidupku berubah, Chika”
“Robert...”
“aku mencintaimu”
Chika terdiam menatap Robert.
“aku tidak bohong, aku sangat mencintaimu, Chika” Robert memegang tangan Chika.
“Robert, aku...” Chika senang, namun ia bingung karena Robert harus menikah dengan Naomi.
“aku mohon tetap tinggal disini, aku menginginkanmu. Setelah aku menikah dengan Naomi, aku janji... aku janji akan menikahimu dan menjadikanmu ratu kedua”
Hati Chika sedih mendengar itu, air matanya menetes.
“Chika?”
“maaf Robert, aku tidak bisa”
“kenapa? Aku tau kau juga mencintaiku, Chika. Aku bisa merasakan itu”
“tapi aku tidak bisa tinggal disini, Robert. Kau tau sendiri kan? Aku tidak suka dengan istana dan segala aturannya”
“tapi...”
“maafkan aku, aku harus pergi”
“baiklah” Robert diam dan kembali menatap Chika, “aku permisi” ia pun pergi dengan kecewa.
Chika hanya bisa menangis di kamar itu, ia memang ingin bersama Robert. Tapi dia tidak ingin jika menjadi yang kedua, karena baginya cinta itu hanya satu.
Siangnya,
Chika sudah bersiap untuk pergi, tapi Robert sama sekali tidak muncul untuk melihatnya. Chika tau, Robert pasti sangat kecewa karena Chika menolaknya. Tapi mungkin, ini yang terbaik untuk mereka.
Chika pun keluar dari istana dan pintu gerbang ditutup.
Di menara,
Robert diam dan melamun.
“Robert”
Robert menoleh dan melihat Naomi yang mendekat.
“apa yang terjadi?”
“aku tidak apa-apa”
“jangan bohong padaku, hari ini Chika pergi”
“aku tau dia pergi”
“kenapa kau tidak ada saat dia keluar dari sini?”
“kenapa kau bertanya seperti itu?”
“Robert, aku tau kau menyukainya. Aku bisa melihat itu dari matamu”
Robert terdiam.
“tetapi sebagai perempuan, yang kami butuhkan adalah kepastian. Kepastian apakah seseorang benar-benar mencintai kami, kepastian apakah kami hanya satu-satunya di hidup orang itu”
Robert menatap Naomi.
“maaf jika aku lancang” Naomi menunduk, “aku permisi”
“tunggu” Robert memegang tangan Naomi.
Naomi menatap Robert.
“katakan yang kau inginkan!”
Naomi tersenyum, “semuanya terserah padamu, Robert”
Robert tersenyum dan memeluk Naomi.
***
Di rumah Chika,
“Chika, bangun” Ayame memegang pundak Chika.
“emh...” Chika tidak mau bangun.
“hey, cepat bangun. Robert sudah menunggumu dari tadi” Sunggyu masuk.
“Robert?” Chika bangun.
“ya, sejak pagi dia disini” Ayame tersenyum.
“ya ampun...” Chika langsung berlari keluar kamarnya.
“Chika” Robert tersenyum.
“Ro..Robert, kenapa kau disini?”
“untuk kamu” Robert mendekati Chika.
“u..untukku?”
“ya, aku mencintaimu dan aku memilihmu”
“apa? Kau meninggalkan kerajaan untuk... jangan bercanda, Robert”
Robert menggeleng, “jika aku tidak bisa bersamamu, maka aku tidak ingin menjadi putra mahkota. Aku kemari untuk membuktikan bahwa kau satu-satunya yang aku inginkan”
“Robert...”
“aku tau apa yang aku pilih, aku tau semua resikonya. Dan aku tau, ini pilihan yang benar”
Chika menatap Robert dengan air matanya yang menetes, “aku mencintaimu...”
Robert tersenyum dan mencium Chika.
Di kerajaan,
Semua panik karena Robert tiba-tiba menghilang. Namun raja mendapatkan sebuah surat berisi pengunduran diri Robert sebagai putra mahkota, dan ia memohon untuk menjadi rakyat biasa dalam kerajaan ini.
“apa-apaan ini?” Gong Yoo kesal, “aku sudah memberinya kesempatan, kepercayaan. Tapi dia, dia malah mempermainkan semuanya”
Presia yang sedih, menatap Gong Yoo.
“aku sudah bilang kan? Robert tidak pantas...”
“cukup!” air mata Presia menetes, “apapun yang terjadi, dia anak kita”
“aku tau dia anak kita, tapi dia tidak pernah...”
“tidak pernah apa?”
Ratu kedua yang mengintip, tersenyum. Ia pun pergi meninggalkan tempat itu.
Di kamar Hikaru,
“aku tidak menyangka jika dia akan pergi” Hikaru menatap Naomi.
“ya... aku sudah menduganya, dia memang mencintai Chika”
Hikaru pun terdiam, selama ini ia mengira jika Robert adalah saingannya. Namun sepertinya Robert memang tidak peduli dengan kekuasaan.
“Hikaru, ada apa?”
“tidak apa-apa”
Ratu kedua masuk, “selamat siang”
“ratu” Naomi memberi hormat.
“maaf Naomi, bisa kami bicara berdua?”
“tentu, saya permisi” Naomi pun pergi.
Hikaru menatap ibunya, “ada apa, bu?”
“kau sudah dengar kabar...?”
“Robert pergi dari istana?”
‘ya, dan dia juga mengundurkan diri sebagai putra mahkota” ratu kedua tersenyum.
Hikaru diam.
“ada apa, nak? Harusnya kau senang, kau akan menggantikannya”
“aku merasa bersalah, bu. Selama ini aku kira, kami bersaing. Tapi ternyata, Robert...”
“hey, sudahlah. Itu kan pilihannya” ratu kedua memegang pundak Hikaru, “bersiaplah untuk menjadi putra mahkota”
Hikaru tersenyum.
***
Akhirnya Hikaru mengantikan Robert sebagai putra mahkota, dan ia pun bertunangan dengan Naomi.
Di hutan,
Chika menatap Robert yang sedang menyimpan kayu bakar.
Robert tersenyum, “ada apa?”
“kau tidak menyesal? Kau adalah seorang pangeran jika tidak disini”
“Chika, aku sudah bilang padamu kan? Aku memilihmu”
Chika tersenyum dan mereka berpelukan.
Sunggyu dan Ayame mengintip.
“mereka mesra-mesraan melulu” Sunggyu kesal.
“emangnya kenapa?” Ayame menatap Sunggyu.
“aku kan iri”
“iri?”
“aku juga mau pelukan kaya gitu, pelukan yu?”
“huh, dasar” Ayame memukul Sunggyu.
“aduh”
Di kerajaan Osborn,
Dena begitu lega, akhirnya sang anak akan menikah dengan pangeran Hikaru yang sudah di sah kan menjadi putra mahkota. Setidaknya dai tidak akan sekhawatir saat Naomi akan dijodohkan dengan pangeran Robert.
Namun semuanya tidak berakhir disana, kenyataannya setelah beberapa kerajaan mengetahui pangeran Robert sudah tidak ada di kerajaan Stark, mereka merasa senang dan membuat sekutu untuk menyerang kerajaan Stark. Karena sang monster iblis sudah tidak ada, maka kerajaan Stark menjadi lemah dan tidak ditakuti lagi. Jika kerajaan Stark telah dikuasai, maka kerajaan-kerajaan yang ada dibawahnya pun akan ikut takhluk.
Hari itu,
Hikaru sudah bersiap untuk perang, kerajaan memang dalam keadaan genting karena kerajaan luar menyerangnya secara bersamaan dan dipastikan kerajaan Stark akan kalah.
“Hikaru” Naomi mendekati Hikaru.
Hikaru menyimpan pedangnya, “jangan khawatir, aku akan kembali dan menikahimu”
Naomi mengangguk dengan sedih, kata-kata itu memang terasa sangat mustahil.
Hikaru pun pergi bersama para pasukan.
Orang tua Naomi sudah mulai tinggal di kerajaan Stark untuk mengungsi dan berjaga-jaga.
“Naomi, jangan khawatir” Dena mengelus anaknya.
“do’akan dia, nak” Joong Ki memengan pundak Naomi.
Naomi pun hanya mengangguk.
Di singgasana,
Gong Yoo begitu cemas, “jika kita kalah, menyerah saja. Aku tidak mau mereka membunuh kalian” ia menatap kedua istrinya.
“bagaimana jika mereka membunuhmu?” Presia khawatir pada Gong Yoo.
“bagiku, yang terpenting itu kalian”
Presia menunduk, “seandainya Robert ada disini, semuanya tidak akan terjadi kan? Meski kau benci dengan moster yang ada di tubuhnya, tapi hal itulah yang membuat semua kerajaan takut pada kerajaan kita”
“ya, mereka takut dibunuh Robert” ratu kedua menatap Presia, dan sekarang anakku bertaruh nyawa untuk melindungi kerajaan” ia kesal.
“bukankah kau ingin anakmu menjadi putra mahkota?” Presia menatap ratu kedua, “jika kau tidak suka dengan tanggung jawab ini, harusnya jangan pernah jadikan anakmu putra mahkota”
“cukup” Gong Yoo menatap mereka, “jangan bertengkar, kerajaan kita sedang kacau”
Di hutan,
Seorang prajurit yang terluka, berlari ke arah rumah Chika. Ia jatuh di depan pintu, “pangeran... pangeran Robert...”
Robert kaget mendengar itu, ia keluar bersama Chika dan teman-temannya.
“pangeran...”
“apa yang terjadi?” Robert kaget melihat itu.
“kerajaan di serang, kami semua kalah”
“apa? Bagaimana dengan istana dan raja?”
“semua penghuni istana masih aman, namun saya khawatir jika mereka akan segera menguasai benteng terdekat istana”
“bagaimana dengan Hikaru?”
“putra mahkota terluka, sekarang beliau sedang berusaha berlindung”
Robert kesal mendengar itu, ia masuk ke dalam dan membawa pedang besarnya.
“Robert...” Chika khawatir.
“aku harus pergi”
“tapi itu sangat berbahaya, semua kerajaan bersatu untuk meruntuhkan kerajaan Stark”
“dan kerajaan Stark adalah keluargaku” Robert menatap Chika.
Chika menunduk.
“maafkan aku, Chika. Tapi aku harus melakukan ini”
Chika mengangguk.
“apa pun yang terjadi, aku akan selalu mencintaimu” Robert tersenyum.
Chika menatap Robert dan mereka berciuman.
Robert pun pergi.
Di benteng kerajaan,
Hikaru dan panglima perang, sedang bersembunyi.
Hikaru begitu lemas karena lukanya, pedang the twins miliknya pun sudah patah. Ia menatap panglima, “apa kita akan mati sekarang?”
“tidak, putra mahkota. Kita akan baik-baik saja”
“tapi sebentar lagi mereka mendekat dan hanya kita berdua yang tersisa, tidak ada satupun hal yang akan membuat kita pergi darisini”
“putra mahkota...” panglima khawatir.
Mereka mendengar suara kuda yang mendekat.
“hey” Robert yang menunggangi kuda, tersenyum.
“Robert” Hikaru tersenyum, “aku senang melihatmu”
Robert turun dari kudanya dan melihat luka Hikaru, “kau harus segera diobati”
“aku tidak sanggup berjalan” Hikaru menatap Robert, “aku akan mati disini”
“jangan bodoh, kau sudah selamat sekarang”
“apa maksudmu?”
“kudaku siap membawamu ke istana”
“bagaimana denganmu?”
“tentu saja aku akan melawan mereka sendirian”
“Robert...”
“aku kakakmu, jadi aku mohon, sekali saja kau turuti perintahku”
“apa kau akan melakukan misi bunuh diri?”
“sepertinya...” Robert menatap Hikaru, “aku akan melakukan apapun demi keluargaku”
Hikaru menunduk, ia ingat setiap kali Robert hilang kendali saat perang. Robert tidak pernah melukai Hikaru sedikitpun, setiap selesai menghabisi semua orang, ia hanya menatap Hikaru dan pingsan.
“hey, kenapa kau diam, Putra mahkota?” Robert tersenyum.
“bolehkah aku memanggilmu, kakak?”
“tentu, kau adikku”
Hikaru tersenyum.
“panglima, tolong papah Hikaru ke kudaku. Aku harap kalian dapat pergi secepat mungkin”
“baik, pangeran” panglima memapah Hikaru.
“satu lagi, Hikaru”
Hikaru menoleh.
“aku harap, kau bisa menjadi putra mahkota yang hebat dan bijaksana. Selalu melakukan hal yang benar meski terkadang menyakitkan”
Hikaru terdiam, “aku mengerti kak”
Mereka pun pergi.
Robert tersenyum dan memegang pedang besarnya, “baiklah, monster. Kau memang benar, pada akhirnya akulah yang menyerah padamu. Tapi sebelum itu, ada hal yang harus kita selesaikan” ia menatap benteng yang sudah mulai dibobol dan begitu banyak manusia yang berlari ke arahnya, “bagus, ini saatnya membuat rekor baru. Sepertinya setelah ini, kerajaan Stark akan semakin luas”
Dan sang monster pun mulai merasuki tubuh Robert, Robert berlari untuk menyerang mereka.
Di kerajaan,
Hikaru sudah kembali, semua bersyukur melihatnya.
“Hikaru” ratu kedua mendekatinya.
“bu” Hikaru tersenyum.
Naomi tersenyum dan Hikaru memeluknya.
“syukurlah kau kembali, nak. Bagaimana keadaan disana?” Gong Yoo menatap Hikaru.
“semua pasukan kita tewas, satu-satunya harapan adalah kakak” Hikaru menatap ayahnya dengan sedih.
Presia kaget mendengar itu.
“kakak datang untuk menyelamatkanku, sekarang dia berperang sendirian” Hikaru menunduk.
Presia pun menangis.
Gong Yoo memeluk Presia, “dia akan selalu menjadi pahlawan untuk kerajaan kita, dan aku selalu bangga padanya. Robert... anak kita”
Presia pun memeluk Gong Yoo.
Naomi dan keluarganya hanya diam mendengar itu, sang monster kerajaan adalah satu-satunya orang yang berani berkorban sejauh ini.
***
Chika berlari ke benteng kerajaan yang sudah rusak dan dipenuhi lautan mayat penuh darah, lalu ia melihat pedang Robert yang retak dan tubuh Robert yang tergeletak disana.
“Robert?!” Chika histeris, ia menangis dan berlari ke arah Robert.
Setelah kejadian itu,
Kerajaan Stark menjadi lebih luas dan lebih aman, sekarang semua daerah dikuasai oleh Stark dan Hikaru menikah dengan Naomi. Selain itu, ratu kedua dipenjara karena terbukti melakukan banyak kejahatan selama ini. Dan Hikaru lah yang memenjarakannya. Presia dan Gong Yoo berjuang untuk tetap tegar dan semakin kuat memimpin kerajaan.
Pedang besar milik Robert yang retak dan lebih kecil pun diberikan kepada Hikaru. Janji adalah janji, Robert memberikan itu begitu juga sebaliknya.
Sedangkan Chika, ia berusaha untuk kembali seperti dulu saat belum bertemu dengan Robert, meski Robert sudah tidak ada, tapi Chika harus tetap tegar menjalani hidupnya. Chika masih sering pergi ke benteng tempat terakhir ia melihat Robert, disana memang dibangun monumen khusus untuk penghormatan kepada Robert.
Selamat tinggal, slayer iblis. Aku akan selalu mencintaimu... Chika tersenyum dan kembali ke hutan.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar kalian sangat berarti untuk Sherly! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar