Author : Sherly Holmes
Genre : Supranatural, Romance, Family
Cerita
ini adalah fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
Di
sebuah kerajaan,
Seseorang
masuk ke sebuah ruangan dan menatap perempuan yang sedang hamil besar.
Perempuan
itu tersenyum, “aku ingin kau menyingkirkan pangeran sebelum anakku lahir”
“kau
ingin aku membunuhnya?”
“jangan
gegabah, lebih baik kau membawanya ke tempat lain dan biarkan dia mati
perlahan”
“kau
memang selir yang licik”
“salah
siapa, Ratu melahirkan anak laki-laki?” selir itu tersenyum.
Orang
itu tersenyum, “aku tau tempat yang bagus”
“kalau
begitu, laksanakan!”
“siap”
orang itu memberi hormat dan pergi.
Selir
itu pun tersenyum.
Di
sebuah kamar,
Seorang
anak laki-laki berumur 5 tahun, terbangun dari tidurnya. Ia merasakan sesuatu
yang aneh, “ayah? Ibu?”
Seorang
pria pun muncul dihadapannya.
“s..siapa
kau?” anak itu semakin takut.
Pria
itu pun membawa sang anak keluar dari kerajaan dengan kudanya.
“tolong,
tolong aku” anak itu menangis, “ayah, ibu...” ia terus berteriak dengan kuat,
namun tidak ada seorang pun yang mendengarnya.
Mereka
pun sampai ke sebuah hutan yang sangat menyeramkan, legenda mengatakan bahwa
tempat itu dihuni makhluk mengerikan yang bersemayam di sebuah bangunan kuno.
Orang
itu membawa sang anak ke dekat bangunan kuno tersebut.
“tidak,
aku tidak mau kesini. Bawa aku kembali ke kerajaan, aku ingin pulang” anak itu
terus menangis.
“maafkan
aku, tapi kau harus dikorbankan”
Dan
pria itu pun melempar sang anak ke bagian dalam bangunan kuno yang berbentuk seperti
sumur.
“argh...”
Sang
anak pun jatuh dan orang itu pergi.
Di
ruang bawah tanah yang gelap,
Anak
itu berusaha bangun dengan lukanya, tapi ia mendengar suara mengerikan yang
semakin dekat. Anak itu menoleh kesana-kemari dengan begitu takut, “aa...apa
itu?”
Namun
tiba-tiba, sebuah makhluk mengerikan muncul dihadapannya dan merasuki tubuhnya.
“argh!!!”
sang anak berteriak.
Besoknya,
Kerajaan
pun gempar karena pangeran satu-satunya telah hilang, sang Ratu begitu sedih
karena anak kesayangannya dikabarkan telah tiada. Raja begitu panik karena
kehilangan sang penerus, namun salah satu selir Raja melahirkan anak laki-laki.
Hal itu membuat sang selir diangkat menjadi Ratu kedua kerajaan.
Sampai
suatu hari,
Pangeran
kembali dengan beberapa bercak darah di tubuhnya, ia terus berjalan dengan
tatapan yang mengerikan ke singgasana Raja.
Ratu
kedua kesal melihat itu, anaknya akan sulit menjadi pewaris kerajaan jika sang
pangeran masih hidup.
Raja
kaget, “pangeran?”
Ratu
pertama senang melihat anaknya masih hidup, “anakku”
Dan
anak itu pun memberikan senyuman yang mengerikan pada keluarganya.
***
Di
kerajaan,
Raja
sedang memarahi seorang pangeran, “kenapa kau membunuh mereka?”
“yang
penting kita menang perang kan?” pangeran itu tersenyum sinis.
“yang
kau bunuh bukan hanya lawan perang saja, tapi pasukan kerajaan. Dan kau
membunuh mereka seperti iblis”
“ayah...”
“pangeran
Robert!” Raja kesal, “kau itu calon Raja, kau harus bijak dalam segala hal.
Bukan bersikap seperti monster”
“kau
memang tidak pernah menganggapku manusia kan?”
“cukup!”
Raja semakin kesal, “kau akan diasingkan sampai aku merasa cukup”
“aku
tidak masalah dengan itu” Robert tersenyum kesal dan keluar dari singga sana.
Di
luar,
Seorang
pria menatap Robert.
Robert
berhenti di depan pria itu, “hallo, Hikaru. Anak dari Ratu kedua, atau aku
harus memanggilmu pangeran?”
“aku
tidak akan membiarkanmu berulah lagi”
Robert
tersenyum, “sebelum kau mencegahku, aku akan membunuhmu terlebih dahulu”
Hikaru
diam.
“kau
takut?” Robert tersenyum dan pergi.
Ratu
pertama mendekati Robert, “nak”
Robert
menoleh dan menatap ibunya, Ratu Presia.
“kamu
hati-hati ya...” Ratu mengelus Robert dengan lembut.
“aku
sudah biasa dengan ini, bu. Ayah memang tidak pernah menginginkanku”
“tidak
nak, ayahmu menyayangimu”
Robert
mencium kening ibunya dan pergi.
Di
sebuah kamar,
“Hikaru”
Ratu kedua tersenyum.
“iya
bu” Hikaru menatap ibunya.
“apa
Raja sudah memberikan hukuman pada Pangeran Robert?”
“ya,
ayah mengasingkannya lagi keluar istana”
“monster
itu memang sangat berbahaya”
“iya”
Hikaru terdiam sejenak, “tapi saat melihatnya bersama Ratu Presia, aku
merasakan kesedihan seorang anak disana”
“Hikaru,
jangan pernah terpedaya. Suatu saat, dia akan menjadi moster seutuhnya. Dan kau
bertugas untuk melindungi kerajaan ini”
“aku
mengerti bu, aku akan terus berlatih agar semakin tangguh”
Ratu
kedua pun tersenyum, “aku yakin, Baginda Gong Yoo pasti akan selalu bangga
padamu”
“aku
permisi” Hikaru memberi hormat dan pergi.
***
Kereta
kuda yang membawa Robert mulai melewati pemukiman.
Para
warga panik, “cepat sembunyi, pangeran iblis itu akan melewati tempat ini”
“ayo
cepat! Cepat!”
Para
orang tua membawa anaknya bersembunyi di setiap tempat.
Di
kereta,
“sepi
sekali di luar, bukan kah ini pasar?” kusir mengeluh.
Robert
tau, itu karena dirinya. Ia membuka tirai dan mengintip ke luar lewat jendela.
Seorang
anak yang bersembunyi di depan matanya, menatap Robert dengan gugup.
Robert
menatap anak itu.
Orang
tua dari sang anak langsung menutupi wajah anak itu dan membawanya bersembunyi
ke tempat lain.
Robert
kembali diam dan kesal, semua orang
membenciku...
Kereta
mulai keluar dari pemukiman dan melewati jembatan.
Dari
sebuah bukit,
Seseorang
tersenyum, “ledakan sekarang!”
“baik”
anak buahnya mulai mengaktifkan bom yang ia pasang di jembatan.
Dwar!!!
Bom
meledak dan jembatan rubuh ke jurang bersama kereta itu.
Orang
itu tersenyum, “beritau Ratu kedua, kita berhasil”
“siap,
laksanakan!”
***
Di
sebuah hutan,
Seorang
perempuan sedang merasakan kekuatan alam, “angin hari ini, tidak seperti
biasanya”
“Ayame,
Ren!” seorang laki-laki berlari ke arah perempuan itu.
Perempuan
itu menoleh, “Sunggyu, ada apa?”
“ada
hal gawat, aku merasakan aura negatif di rumah”
“di
rumah? Bukankah Chika ada disana?”
“iya
Ren”
“ya
ampun, dia dalam bahaya. Ayo kita pulang”
Sunggyu
mengangguk.
Mereka
pun segera berlari ke rumah tua yang hanya ada satu-satunya di hutan itu.
Di
rumah,
“Chika!”
Ayame dan Sunggyu berlari ke kamar.
Chika
yang sedang meracik obat, menoleh ke arah mereka. Ia tersenyum, “kalian kenapa?
Kok lari-lari kaya gitu?”
Sunggyu
menatap pria yang terbaring di kasur, “siapa itu, Chika?”
“a..aku
tidak tau, aku menemukan dia di pinggir sungai”
Ayame
mulai menerawang pria misterius itu, ia merasakan tanda-tanda kehidupan. Tapi
tiba-tiba, “argh” Ayame terpental.
“Ayame?!”
Sunggyu menangkapnya, “kau baik-baik saja?”
“iya...”
Ayame semakin cemas, “Chika, kau tidak boleh menolong laki-laki itu. Dia
berbahaya”
“kalian
itu bicara apa? Kita harus menolong orang yang membutuhkan, dia bisa mati jika
dibiarkan”
“Chika,
Ayame benar. Di dalam tubuh pria itu terdapat monster mengerikan yang bisa
membunuh kita” Sunggyu melihat itu.
“aku
harus tetap menolongnya apapun yang terjadi” Chika menatap kedua temannya, “aku
merasa yang aku lakukan ini benar”
Ayame
menunduk.
“baiklah
Chika” Sunggyu menatap Ayame lalu menoleh ke arah Chika, “apapun yang terjadi
nanti, kami akan selalu membantumu”
“terima
kasih, teman-teman”
Malamnya,
Ayame
sedang menatap bulan di luar rumah, Sunggyu mendekat.
“kau
sudah membersihkan gudang luar?” Ayame menatap Sunggyu.
“ya,
tapi Chika tidak mau memindahkan pria itu kesana” Sunggyu duduk disamping Ayame,
“aku tidak mengerti kenapa Chika begitu ingin menolongnya...”
Ayame
menatap Sunggyu, “mungkin hanya kita berdua yang memiliki kekuatan supranatural
disini, tapi terkadang Chika memiliki sesuatu yang melebihi kita”
Sunggyu
diam, “aku tidak mengerti apa itu...”
“aku
pun, aku hanya bisa berusaha melindunginya setiap dia melakukan hal yang aneh
dan keras kepala” Ayame menatap Sunggyu, “aku melihat hal yang mengerikan dari pria
itu”
Sunggyu
menatap Ayame, “apa yang kau lihat?”
“monster
di tubuh pria itu bisa menghancurkan dunia”
Sunggyu
memegang tangan Ayame, “aku akan selalu berusaha untuk melindungimu”
Ayame
tersenyum, “kita harus berusaha untuk melindungi Chika”
Sunggyu
mengangguk.
Di
dalam,
Chika
mengelap wajah pria yang berlumur darah itu, ia terdiam. Chika sadar jika pria
itu adalah Pangeran Robert, sang iblis perang yang terkenal dari kerajaan
Stark, anak dari Kaisar Gong Yoo.
Chika
menelan ludah, Ayame dan Sunggyu benar. Tapi ia tetap berusaha untuk mengobati
Robert apa pun yang terjadi nanti.
***
Di
kerajaan,
Raja
dan Ratu pertama sedang bicara disingga sana.
“kau
puas? Jika kau tidak menghukumnya, semua ini tidak akan terjadi” Presia menatap
Gong Yoo.
“Ratuku,
jangan bersedih...” Gong Yoo mengelus Presia.
“jangan
sedih? Dia anak kita satu-satunya”
Gong
Yoo diam.
“aku
tau, kau lebih peduli pada anak lain kan? Anak Ratu kedua itu selalu kau
bangga-banggakan”
“Hikaru
terlahir ke dunia ini dengan normal, bahkan dia dicintai oleh rakyat kita”
“apa
kau lupa jika Robert juga terlahir dengan kedaan normal?” Presia menatap Gong
Yoo, “sampai suatu hari, seseorang menculiknya ke hutan terlarang” ia sedih,
“sebelum monster itu merasukinya, kau begitu menyayangi Robert. Tapi sekarang,
dia hanya monster bagimu”
Gong
Yoo menunduk, ia tau betapa sedihnya perasaan Presia.
“entah
kenapa, aku selalu berusaha bertahan untuk bersamamu, Raja...”
“Ratu...”
“cari
Robert!”
“aku
akan mengerahkan pasukan untuk mencarinya, aku janji”
Presia
diam dan Gong Yoo memeluknya.
Di
kamar Ratu kedua,
Hikaru
masuk, “bu”
“Hikaru,
ada apa sayang?”
“aku
akan ikut mencari Robert”
“tidak
nak, itu terlalu berbahaya”
“tapi
bu, dia keluarga ku juga”
“aku
tau kau anak yang baik, meski Robert bersikap buruk padamu”
Hikaru
diam.
“kau
harus tetap di kerajaan, nak. Seandainya sesuatu terjadi pada Robert, kau
adalah penggantinya. Dan suatu saat, hal itu akan terjadi”
“aku
mengerti”
Ratu
kedua tersenyum dan mengelus Hikaru, “sensei-mu bilang, kau sangat giat
berlatih. Ibu bangga padamu”
“aku
tidak akan membiarkan Robert hilang kendali lagi di medan perang, dia selalu
membunuh semua orang yang ada di hadapannya seperti kerasukan”
“dia
memang kerasukan” Ratu kedua tersenyum.
Hikaru
tersenyum dan menunduk, kejadian mengerikan itu memang selalu terjadi di depan
matanya saat perang.
Di
rumah Chika,
Robert
membuka matanya, “emh...”
“kau
sudah siuman?” Chika tersenyum.
Robert
menatap Chika, “siapa kau?” ia bangun sambil memegang lukanya.
“aku
Chika, aku menemukanmu di dekat sungai”
“apa
kau tau jika aku pangeran?”
“iya”
Chika menatap Robert, “emangnya kenapa?”
“kalau
begitu, kenapa kau tidak sopan padaku?”
“aku
harus bagaimana? Bersujud padamu?” Chika tertawa, “aku bercanda”
“aku
serius, perempuan aneh!”
Chika
menatap Robert, “aku kan sudah menolongmu, kenapa kau bersikap seperti itu?”
“aku
ini pangeran, aku bisa memasukanmu ke penjara?”
“kau
mau memasukanku ke penjara? Kalau begitu, aku tidak akan mengobati lukamu lagi”
Chika tersenyum, “dan aku tidak akan memberimu makan disini, aku akan
membiarkanmu kelaparan”
“beraninya
kau?” Robert kesal.
“kau
tidur saja lah” Chika berjalan ke arah pintu.
“tunggu”
Robert langsung bangun dan memegang tangan Chika.
Chika
kaget, dengan luka seperti itu Robert masih bisa berjalan. Monster itu memang sangat
menyeramkan.
“aku
akan membunuhmu jika kau tidak menurutiku”
Chika
tersenyum, “kau yakin?” ia menatap Robert, “Robert, kau lebih kuat dari monster
itu”
Robert
terdiam.
“aku
percaya padamu”
Robert
menunduk dan mulai melonggarkan tangannya.
Chika
masih menatap Robert.
“jangan
main-main padaku!” Robert semakin kesal dan memegang tangan Chika dengan
emosinya.
“ah...”
Chika menahan sakit.
“Chika!”
Ayame masuk dan mulai membuat tameng.
Sunggyu
pun masuk dan langsung menyerang titik lemah Robert.
“ah”
Robert melepaskan tangan Chika.
Sunggyu
akan menyerang Robert kembali.
“tunggu
Sunggyu” Chika menghalangi Sunggyu.
“Chika,
menyingkir dari sana. Aku akan melindungimu” Ayame menatap Chika.
“Aya,
percaya padaku. Kita akan baik-baik saja” Chika menatap Robert.
Sunggyu
tetap menyiapkan serangannya.
Chika
menatap Robert, “lakukan yang ingin kau lakukan, Pangeran”
Robert
menunduk, “aku...” ia teringat pada ibunya, “ah...” Robert melemas.
Chika
membantu Robert berbaring di kasur.
“Chika”
Ayame mendekat.
“pergi,
kami baik-baik saja”
Ayame
khawatir.
Sunggyu
memegang tangan Ayame dan mengangguk, mereka pun pergi.
Robert
menatap Chika, “kenapa kau percaya padaku?”
“entahlah”
Chika tersenyum, “mungkin akan ada sesuatu yang ajaib nanti” ia pun pergi.
Robert
diam.
Di
kerajaan,
Presia
sedang diam di taman kerajaan, Robert...
“Ratu”
Hikaru mendekat.
Presia
menoleh dan menatap Hikaru.
“aku
harap, kau tidak membenciku”
“kenapa
kau mengatakan itu?”
“karena
aku dan Robert...”
“Hikaru,
aku tau kau anak baik” Presia memegang pundak Hikaru, “hanya saja, kau belum
bisa melihat yang sebenarnya”
Hikaru
diam, dia tidak mengerti yang Presia katakan. Karena bagi Hikaru, dia selalu
berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Presia
mengelus Hikaru, “apapun yang terjadi, kau juga anakku”
“terima
kasih, Ratu” Hikaru tersenyum dan menunduk.
“aku
senang kau masih menghormatiku, meski Robert bersikap buruk padamu dan ibumu.
Jika Robert tidak ditemukan atau dia memang meninggal, aku rela kau
menggantikannya sebagai calon putra mahkota”
Hikaru
menatap Presia, “aku yakin dia akan baik-baik saja, aku ingin ikut mencarinya
tapi...”
“ibumu
melarangmu?”
Hikaru
diam.
“aku
mengerti, pergilah” Presia tersenyum.
Hikaru
mengangguk dan pergi.
Presia
kembali diam dan menatap bunga-bunga kesukaannya.
Di
hutan,
Sunggyu
dan Ayame sedang berjalan ke rumah, Sunggyu yang membawa kayu bakar tersenyum
pada Ayame.
“aku
seneng banget hari ini dapet banyak sayur di hutan sebelah” Ayame tersenyum.
Sunggyu
terdiam.
“ada
apa?”
“di
depan ada sesuatu yang kuat”
“aku
juga merasakannya” Ayame menatap rumah mereka.
“monster
itu lepas” Sunggyu menjatuhkan kayu-kayunya dan berlari.
“Sunggyu”
Ayame pun mengikuti Sunggyu berlari ke dalam rumah.
Di
dalam,
Robert
sedang mengamuk karena monster yang ada dalam tubuhnya.
“berhenti
disitu, Robert!” Sunggyu akan menyerang Robert.
“arght..!”
Robert menyerang Sunggyu.
Brak...
Sunggyu
jatuh, “ah”
“Sunggyu?”
Ayame mendekat, “aku akan melindungimu” ia membuat tameng untuk mereka berdua.
***
Chika
yang membawa baju jemuran pun melihat ada yang janggal di rumah, “ya ampun?!”
ia berlari ke rumah.
Di
dalam,
Chika
melihat Ayame dan Sunggyu yang terluka, “teman-teman?” ia menatap Robert,
“monster?”
Sunggyu
menatap Chika, “lari... Chika...”
“tidak,
aku yang memaksa dia disini. Aku akan bertanggung jawab”
“jangan
bodoh, Chika” Ayame lemas.
Chika
mendekati Robert, “aku sudah percaya padamu, kenapa kau masih seperti ini?”
Robert
masih menatap Chika dengan kesal.
“lihat,
aku mencuci baju kerajaanmu yang jelek ini” Chika menjatuhkan baju-bajunya.
“dia
bicara dengan monster?” Sunggyu menatap Ayame dengan aneh.
Ayame
pun bingung.
Chika
mendekati Robert, “aku tau kau masih disana, Robert. Aku percaya padamu”
Sunggyu
menyiapkan serangannya dan Ayame mulai membuat tameng.
“aku
bisa mengatasinya, lebih baik kalian obati luka kalian” Chika menatap
teman-temannya.
“tapi...”
Ayame khawatir.
Sunggyu
menatap Ayame sambil mengangguk.
Mereka
pun pergi untuk memulihkan kekuatan mereka.
“arght!”
Robert menyerang Chika.
“ah”
Chika jatuh dan menatap Robert, “aku tidak takut padamu, aku akan membalasmu
karena melukai teman-temanku”
Robert
tersenyum.
“hiat!”
Chika berteriak dan berlari ke arah Robert.
“kau
akan mengantarkan nyawamu padaku?” suara Robert yang sudah berubah, mulai
bicara dengan lancar.
Chika
tau monster itu sudah menguasai Robert, mereka semakin dekat.
“mati
kau!”
Chika
memeluk Robert, “sadarlah...”
Di
luar,
Ayame
dan Sunggyu saling mengobati luka dalam mereka.
“energi
negatif itu sudah hilang” Sunggyu menatap rumah mereka.
Ayame
menatap ke arah rumah mereka, “apa Chika berhasil?”
Di
dalam,
Robert
sudah kembali normal, “ah...”
“aku
senang, kau sudah kembali” Chika melepas pelukannya.
“Chika...
aku melukaimu?” Robert melihat luka di pipi Chika.
Sunggyu
dan Ayame masuk, “Chika?”
Chika
menoleh, “kami baik-baik saja”
“aku
sudah bilang kan? Dia itu monster” Ayame kesal.
“aku
melukai kalian?” Robert menatap mereka.
“masih
bertanya, dasar monster” Sunggyu kesal.
“teman-teman,
tenang” Chika melindungi Robert.
“tidak
apa-apa Chika, aku memang berbahaya”
Chika
menatap Robert.
“bahkan
ayahku tidak menginginkanku”
“Robert...”
“aku
tidak apa-apa” Robert tersenyum.
Ayame
dan Sunggyu masih menatap Robert dengan waspada.
Akhirnya
Robert pindah ke kamar bekas gudang.
“kau
baik-baik saja?” Chika menatap Robert.
“ya,
ini yang terbaik”
“ya
sudah” Chika tersenyum dan meninggalkan Robert.
“Chika”
Chika
menoleh.
“terima
kasih sudah percaya padaku”
Chika
mengangguk dan keluar.
Di
luar,
“sudah
selesai?” Ayame menatap Chika.
Chika
mengangguk.
Ayame
dan Sunggyu pun mulai menyegel gudang itu.
Sebenarnya
Chika sangat khawatir, ia takut Robert tersiksa karena merasa dipenjara. Tapi
Robert sendirilah yang meminta itu agar ia tidak melukai mereka lagi.
“Chika”
Ayame memegang pundak Chika.
Chika
tersenyum dan mengangguk.
Besoknya,
Kerajaan
sedang mempersiapkan pesta penyambutan.
Hikaru
masuk ke singga sana, “permisi” ia memberi hormat pada Gong Yoo.
“pangerang
Hikaru” Gong Yoo tersenyum, “tugasmu saat ini adalah menemani putri Naomi yang
akan berkunjung kemari”
“apa
putri Naomi tau, yang terjadi pada Pangeran Robert?”
“hilangnya
Pangeran Robert merupakan rahasia kerajaan kita, jangan sampai siapapun tau
masalah ini”
“aku
mengerti”
“buat
Putri Naomi nyaman disini, karena kerajaan Osborn merupakan anak dari kerajaan
kita dan Raja Joong Ki adalah sahabatku”
“aku
mengerti” Hikaru memberi hormat dan pergi.
Acara
pun dimulai,
Putri
Naomi datang dengan Keretanya, Hikaru mendekati pintu kereta dan membukanya.
Naomi
menatap Hikaru, sepertinya dia bukan
pangeran Robert...?
“selamat
datang, Putri” Hikaru menjulurkan tangannya.
Naomi
tersenyum dan memegang tangan Hikaru.
Sore
itu,
Hikaru
sedang berjalan-jalan di taman dengan Naomi.
“jadi,
Pangeran Hikaru yang ditugaskan untuk menemaniku selama aku disini?” Naomi
menatap Hikaru.
Hikaru
tersenyum, “jika tidak ada siapa-siapa, panggil saja aku Hikaru”
“kalau
begitu, kau juga harus memanggilku Naomi”
“sepakat”
“kau
belum menjawab pertanyaanku”
“Pangeran
Robert sedang diasingkan, dia dihukum oleh raja Gong Yoo”
“begitukah?”
“ya,
apa ayahmu belum tau kabar ini?”
“entahlah,
ayah dan ibuku tidak mengatakan apapun soal itu”
“begitukah?”
Hikaru tersenyum, “bagaimana jika kita minum teh disana?”
“baiklah”
Mereka
pun minum teh di taman dan mulai berbincang- bincang.
“jadi
kau benar-benar siap untuk menikah dengan Pangeran Robert?”
“aku...”
Naomi bingung, “aku tidak tau harus bagaimana, ini sudah jadi peraturan
kerajaan kan? Aku harus menikah dengan putra mahkota dari kerajaan ini”
“kau
terpaksa?”
Naomi
menunduk, “kita tidak boleh menentang aturan kerajaan, sebagai bangsawan semua
oang memiliki beban yang harus diemban”
“jika
aku menjadi putra mahkota, apa kau mau menikah denganku?”
Naomi
menatap Hikaru dengan kaget.
“cuma
bercanda” Hikaru malu.
“aku
kan sudah bilang, aku akan menikah dengan siapapun yang menjadi putra mahkota.
Itu aturannya” Naomi tersenyum.
“kau
benar” Hikaru pun tersenyum, itu tandanya Naomi tidak keberatan dengan dirinya.
Setelah
minum teh, Naomi pun menemui raja dan ratu pertama di singgasana.
“Putri Naomi, kami senang kau datang
kemari” Gong Yoo tersenyum.
“terima kasih, baginda” Naomi memberi
hormat pada mereka.
“sayangnya, Pangeran Robert tidak
bisa bertemu denganmu saat ini”
“tidak apa-apa, ratu. Saya tau,
Pangeran sedang dihukum”
Gong Yoo diam.
“saya tau itu, dari Pangeran Hikaru”
Naomi takut jika ia salah bicara.
“meski begitu, pangeran Robert
bukanlah orang yang jahat” Presia menatap Naomi.
“saya mengerti, ratu. Ayah saya
sering bilang, jika Pangeran Robert adalah orang yang paling ditakuti saat
perang. Seperti masa lalu anda, Baginda”
Gong Yoo tersenyum, “ya, saat muda
dulu. Kami selalu bersama saat perang” ia mengingat Joong Ki, “peperanganlah
yang membuat kami bersahabat, dan saat aku berhasil menjadi Kaisar, aku
menjadikannya raja Osborn. Salah satu kerajaan dibawah kekuasaanku” ia menatap
Naomi, “semoga tidak akan ada yang menodai persahabatan ini”
Naomi mengerti maksud Gong Yoo,
“tertu, Baginda” ia memberi hormat.
Presia tersenyum lega, melihat itu.
Di kamar ratu kedua,
“jadi, kau menyukai Putri Naomi?”
“iya bu, maafkan aku” Hikaru menunduk.
“kenapa kau sedih seperti itu?”
“karena dia akan menikah dengan
Robert”
“kenapa kau begitu yakin, anakku?”
Ratu kedua khawatir.
“Naomi hanya akan menikahi putra
mahkota, itu aturan kerajaan”
“Robert itu masih calon putra
mahkota, kau bisa menggantikannya”
Hikaru menatap ibunya.
“kenapa kau kaget? Kau bisa menjadi
raja dari kerajaan ini, nak. Ibu yakin dengan bakatmu, bahkan raja pun lebih
simpati kepadamu daripada Robert”
“benarkah?”
“ya” Ratu Kedua tersenyum,
“berjuanglah, nak”
“terima kasih, bu” Hikaru senang,
“aku permisi” ia pergi.
Bagus... Ratu Kedua tersenyum, rasa cintanya pada Naomi akan membuat Hikaru
bersaing dengan Robert.
Malamnya,
Naomi dan Hikaru sedang memandangi
bulan dari atas menara.
“ternyata, kau Pangeran yang baik. Kau
tidak pernah dihukum seperti Pangeran Robert” Naomi menatap Hikaru.
“apa Raja yang mengatakan itu?”
Hikaru menatap Naomi dengan kaget.
Naomi tersenyum, “ya...” ia
mengangguk, “apa Pangeran Robert sering dihukum seperti ini?”
“e.. itu...”
Naomi menatap Hikaru.
“Pangeran Robert terkadang hilang
kendali” Hikaru bingung mengatakannya.
“begitukah? Apa itu karena moster
yang ada di tubuhnya?”
“e... aku...”
“Hikaru, semua orang tau tentang itu”
“iya” Hikaru mengangguk.
Naomi agak khawatir dan menunduk.
Hikaru memegang tangan Naomi, “jangan
cemas, aku janji akan menjagamu dan aku tidak akan membiarkan Robert
menyakitimu”
Naomi terdiam menatap Hikaru, ia tau
jika di mata Hikaru terdapat ketulusan.
“maafkan aku” Hikaru melepaskan
tangan Naomi.
Naomi tersenyum, “aku percaya padamu”
Hikaru pun tersenyum dan ia merasa,
kesempatan itu memang ada. Hikaru yakin bisa menggantikan Robert dan menikahi
Naomi.
***
Ayame dan Sunggyu membuka segel
gudang, Chika masuk kesana dan tersenyum kepada Robert.
“selamat pagi” Robert tersenyum.
“kau sudah pulih?”
“sepertinya begitu”
“syukurlah” Chika mendekat.
“Chika, aku...”
“?” Chika menatap Robert.
“aku rasa, aku harus segera kembali
ke kerajaan”
“oh...” Chika terdiam.
“Chika?”
“i...iya, kau benar” Chika tersenyum,
“mereka pasti khawatir padamu”
“maukah kau ikut bersamaku?”
“a...apa?”
“tinggalah di kerajaan bersamaku”
“maafkan aku, Robert. Aku tidak
terbiasa dengan aturan yang mengikat, aku...”
“kau tidak suka dikurung di istana?”
Chika tersenyum.
“aku mengerti, kalau begitu...”
Robert mendekati Chika dan menciumnya, “sampai jumpa”
“s...sa..sampai jumpa” Chika hanya
diam menatap Robert.
Di luar,
“mereka lama sekali di dalam” Sunggyu
menatap Ayame.
Robert dan Chika pun keluar.
“kau benar-benar akan pergi?” Sunggyu
menatap Robert.
“ya, aku harus kembali ke kerajaan”
Robert menatap Sunggyu.
“kalau begitu, hati-hati” Ayame
menatap Robert.
“tentu” Robert tersenyum, “terima
kasih sudah memasak yang enak-enak selama aku disini, aku juga minta maaf
karena telah melukai kalian”
“sudahlah, itu tidak masalah. Saat
itu kan kau sedang hilang kendali” Sunggyu menatap Robert.
Chika memukul Sunggyu.
“aduh” Sunggyu menatap Chika.
Robert tersenyum, “baiklah, aku
permisi” ia pun pergi.
Chika masih menatap Robert yang sudah
jauh, “apa dia akan baik-baik saja?”
“jangan khawatir, tidak akan ada
hewan buas yang berani mendekatinya. Hewan punya insting yang lebih tajam dari
manusia, mereka pasti tau jika dia monster” Sunggyu memegang pundak Chika.
Chika menatap Sunggyu.
“a...aku hanya bercanda” Sunggyu
tersenyum.
“sudah-sudah, ayo masuk ke dalam” Ayame
memanggil mereka dari depan pintu.
Di kerajaan,
Hikaru mengantar Naomi ke kereta
kudanya, “aku kira, kau masih akan tinggal disini”
“aku harus segera pulang, ayah sudah
menyuruhku untuk kembali”
“aku mengerti, semoga kita bisa
bertemu lagi Putri”
“terima kasih pangeran Hikaru”
Hikaru membantu Naomi naik ke
keretanya dan ia terus menatap kereta kuda yang sudah jauh meninggalkannya.
Presia yang melihat itu, mendekati
Hikaru.
Hikaru kaget, “ratu” ia memberi
hormat.
“kau tidak menyukainya, kan?”
“a...aku”
“dia calon kakak iparmu”
“aku mengerti” Hikaru menunduk.
“selama Robert masih hidup, aku tidak
akan pernah mengijinkanmu untuk menjadi putra mahkota dan menikahi Putri Naomi.
Apalagi jika aku masih hidup”
Hikaru hanya diam.
Presia meninggalkan Hikaru dengan
sedih.
Di pemukiman,
Robert berjalan melewati pasar, ia
merasa haus.
Para warga begitu panik melihat
Robert yang berada di dekat mereka, mereka langsung menjaga jarak dengan
tegang.
Robert menatap mereka yang sama sekali
tidak bergerak, ia pun berjalan ke arah kedai.
Pemilik kedai mulai gemetar.
“beri aku minum, aku haus” Robert
duduk.
“e.. s...si...silahkan pangeran”
pemilik kedai itu menyuguhkan minuman.
Robert meminumnya, “berapa harga
minuman ini?”
“i..ini gratiis... spesial untuk
anda, pangeran...”
“aku bilang, berapa harganya?!”
Robert menatap pemilik kedai itu.
“a... e... 5 keping emas”
“ah, sial. Aku tidak punya keping
emas” Robert meraba bajunya, “ini saja” ia memberikan kalung kerajaan miliknya.
“j..jangan pangeran”
“ambil!” Robert menatap pemilik kedai
itu.
“b..baik pangeran”
“tolong bawa juga makananya, aku
lapar”
“baik...”
Robert pun makan disana, “ah...
senang sekali bisa kembali kesini” ia bicara sendiri.
Seorang anak menatap Robert.
Robert berhenti makan dan menatap
anak itu.
“nak, kemari” ibu dari anak itu
ketakutan.
Anak itu tetap diam menatap Robert.
Robert menatap makanan dan mengambil
separuh daging miliknya, “kau menginginkan ini?” ia menatap anak itu.
“nak, kembali sayang” ibu anak itu
semakin cemas.
Robert menatap ibu dari anak itu
dengan emosinya, “tidak apa-apa, biarkan dia mengambilnya” ia kembali menatap
sang anak, “ayo ambil!”
Anak itu pun mendekat perlahan dan
Robert memberikan dagingnya.
“terima kasih, pangeran...” anak itu
tersenyum pada Robert.
Robert terdiam, ia merasa tenang
melihat senyuman anak itu. Kepercayaan...
Robert ingat pada Chika dan tersenyum, amarah di hatinya pun mereda.
Di kerajaan,
“pangeran Robert datang, pangeran
Robert datang!” semua pengawal begitu panik dan bersiap memberikan penyambutan.
Apa? Robert masih hidup? Ratu kedua yang sedang memetik
bunga, kaget mendengar itu.
Hikaru berlari ke dekat pintu gerbang
istana, ia melihat Presia yang sudah ada disana untuk menyambut Robert.
Robert yang masuk, menatap ibunya.
“anakku” Presia tersenyum bahagia
melihat Robert baik-baik saja.
“aku kembali, bu” Robert mendekat ke
arah Presia dan memeluknya.
“sayang, kau baik-baik saja kan? kau
tidak terluka?” Presia mengelus Robert.
“tenang bu, aku baik-baik saja”
Robert tersenyum.
“syukurlah, kau sudah kembali”
Hikaru yang masih mengintip, hanya
diam disana. Ia tidak menyangka jika Robert akan muncul sekarang, aku siap bersaing dengannya...
***
Di kerajaan Osborn,
“Raja, apa kau yakin akan tetap
menikahkan putri kita satu-satunya dengan pangeran Robert?”
“Ratu, kenapa kau bicara seperti
itu?” Joong Ki menatap Dena.
“dia itu terkena kutukan, pangeran
Robert memiliki monster di dalam tubuhnya”
“kerajaan kita ada di bawah
kekaisaran Gong Yoo, sejak muda kami adalah teman baik” Joong Ki ingat, “dulu,
kami selalu perang bersama untuk mendapatkan kebebasan dari para penjajah
kerajaan. Saat aku hampir mati, Gong Yoo datang menyelamatkanku. Dia memang
sahabat sejatiku, dia menang dan menawarkanku sebuah wilayah kecil di dalam
wilayahnya” ia tersenyum, “wilayah dimana aku bisa menjadi raja, wilayah yang
ada di bawah kekaisarannya. Yaitu wilayah Osborn”
Dena diam.
“jangan khawatir, sayang. Aku tau ini
berat, tapi ini adalah bentuk kesetiaan kita pada Kaisar Gong Yoo.
“aku
mengerti, hanya saja... aku merasa pengorbanan ini terlalu berlebihan”
Joong
Ki merangkul Dena dan berusaha menenangkannya.
Seorang
prajurit masuk ke singga sana, “maaf yang mulia”
“ada
apa?” Joong Ki menatap prajuritnya.
“putri
Naomi sudah datang”
Joong
Ki tersenyum, “ayo kita kesana” ia mengajak Dena keluar untuk melihat anak
mereka.
Naomi
turun dari kereta kudanya, “ayah, ibu” ia tersenyum.
“anakku”
Dena mendekati Naomi dan memeluknya, “ibu sangat cemas, nak”
“aku
baik-baik saja, bu. Tidak usah khawatir”
“syukurlah
jika kau baik-baik saja” Joong Ki tersenyum.
Naomi
tersenyum.
Mereka
pun masuk.
“jadi,
kau sudah bertemu dengan pangeran Robert?”
“belum,
bu. Pangeran Robert sedang dihukum, dia diasingkan ke suatu tempat”
“apa?”
Dena menatap Joong Ki, “raja, bagaimana ini?”
“seorang
raja harus tegas pada penerusnya, aku yakin pangeran Robert dihukum untuk
kebaikannya”
“raja,
kenapa kau selalu membela dia?”
“ratu,
kita tidak tau masalahnya kan?”
“ayah”
Naomi menunduk, “kita semua tau jika Robert adalah slayer iblis, dia seperti
haus darah ketika perang dan selalu hilang kendali dengan amarahnya yang besar”
Dena
khawatir dan mengelus Naomi.
“jangan
menganggapku tidak peduli pada kalian” Joong Ki pergi.
“raja...”
Dena diam.
“maafkan
aku, bu” Naomi khawatir.
Di
luar,
Joong
Ki berdoa, ia berharap yang terbaik untuk semuanya. Joong Ki sangat menyayangi
keluarganya, namun ia tidak ingin mengecewakan sahabatnya.
***
Di
kerajaan Stark,
Hikaru
masuk ke gudang senjata, ia menatap pegang Twins nya. Pedang ini... Ia pun menatap sebuah pedang yang sangat besar,
pedang milik Robert. Slayer iblis,
bagaimana aku bisa mengalahkannya dengan kedua pedang kecil ini?
Hikaru
mendekati pedang Robert dan mencoba mengangkat pedang itu dengan kedua
tangannya, “ah, berat sekali” ia berhasil mengangkatnya dan berusaha
menggerakan pedang itu.
Treng...
Hikaru
terdiam, ia melihat Robert yang sedang memegang tameng menatap pedang itu.
“apa
yang kau lakukan?” Robert mendorong pedang itu dengan tamengnya.
“ah”
pedang itu terlepas dari tangan Hikaru.
“ini
pedang milikku” Robert mengambilnya.
Hikaru
menatap Robert dengan waspada dan menggapai kedua pedang miliknya.
Robert
menatap Hikaru sambil tersenyum.
“kau
menantangku?” Hikaru mulai membuat pertahanan dengan kedua pedangnya.
Robert
mengarahkan pedang besarnya ke Hikaru.
Hikaru
mencoba bertahan.
Robert
berhenti menyerang Hikaru dan kembali menaruh pedangnya.
“kenapa
kau berhenti?” Hikaru menatap Robert dengan kedua pedangnya yang siap
menyerang.
“aku
hanya ingin membuktikan padamu jika kau lebih lincah dengan the twins milikmu”
Hikaru
menatap kedua pedangnya yang sudah menemani dirinya sejak pertama perang.
“kau
belum pantas menggunakan pedangku” Robert meninggalkan Hikaru.
“apa
maksudmu? Kau meremehkanku?” Hikaru kesal.
Moster
dalam tubuh Robert mulai menguasai Robert dan menoleh ke arah Hikaru.
Hikaru
tau ada yang tidak beres dan akan membahayakan nyawanya, “hiat!” Hikaru
menyerang.
Robert
memegang kedua pedang Hikaru.
Hikaru
kaget, ia melihat darah di kedua tangan Robert. Hikaru pun sadar jika itu bukan
Robert, karena Robert sama sekali tidak merasakan sakit pada lukanya.
“kau
ingin membunuhku?”
Hikaru
tau, itu bukan suara Robert.
“biar
aku yang membunuhmu duluan” Robert merebut pedang Hikaru dan melemparnya, lalu
ia mencekik Hikaru.
Hikaru
sesak, “Ro..Robert, sadarlah...”
“pria
bodoh itu sudah lama menahanku di dalam tubuhnya, aku benci padanya. Aku akan
menguasai tubuh ini seutuhnya dan membunuh kalian semua” monster itu tersenyum.
“a...
Ro...bert...” Hikaru tak bisa bernafas.
“sial,
orang bodoh ini akan kembali sadar” Robert yang sudah kembali, langsung
melepaskan Hikaru.
Hikaru
jatuh dan berusaha bernafas.
Robert
menatap kedua tangannya yang terluka, “apa yang ku lakukan?” ia menatap Hikaru,
“kau menyerangku, Hikaru?”
“kau
yang menyerangku, kau mencekikku dan ingin membunuhku”
Robert
diam, kenapa aku tidak bisa
mengendalikannya? Ia kaget, karena setelah lama tidak muncul, sang monster
kembali merasukinya.
Hikaru
menatap Robert.
“aku
minta maaf” Robert meninggalkan Hikaru.
Hikaru
bangun, dan hanya diam menatap Robert yang pergi.
To be Continued
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang
menarik, komentar kalian sangat berarti untuk Sherly! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar