Rabu, 23 Agustus 2017

New moon Rising Part 1

Author : Sherly Holmes
Genre : Supranatural, Romance, Family
Cerita ini adalah fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Di sebuah kerajaan,
Seseorang masuk ke sebuah ruangan dan menatap perempuan yang sedang hamil besar.
Perempuan itu tersenyum, “aku ingin kau menyingkirkan pangeran sebelum anakku lahir”
“kau ingin aku membunuhnya?”
“jangan gegabah, lebih baik kau membawanya ke tempat lain dan biarkan dia mati perlahan”
“kau memang selir yang licik”
“salah siapa, Ratu melahirkan anak laki-laki?” selir itu tersenyum.
Orang itu tersenyum, “aku tau tempat yang bagus”
“kalau begitu, laksanakan!”
“siap” orang itu memberi hormat dan pergi.
Selir itu pun tersenyum.
Di sebuah kamar,
Seorang anak laki-laki berumur 5 tahun, terbangun dari tidurnya. Ia merasakan sesuatu yang aneh, “ayah? Ibu?”
Seorang pria pun muncul dihadapannya.
“s..siapa kau?” anak itu semakin takut.
Pria itu pun membawa sang anak keluar dari kerajaan dengan kudanya.
“tolong, tolong aku” anak itu menangis, “ayah, ibu...” ia terus berteriak dengan kuat, namun tidak ada seorang pun yang mendengarnya.
Mereka pun sampai ke sebuah hutan yang sangat menyeramkan, legenda mengatakan bahwa tempat itu dihuni makhluk mengerikan yang bersemayam di sebuah bangunan kuno.
Orang itu membawa sang anak ke dekat bangunan kuno tersebut.
“tidak, aku tidak mau kesini. Bawa aku kembali ke kerajaan, aku ingin pulang” anak itu terus menangis.
“maafkan aku, tapi kau harus dikorbankan”
Dan pria itu pun melempar sang anak ke bagian dalam bangunan kuno yang berbentuk seperti sumur.
“argh...”
Sang anak pun jatuh dan orang itu pergi.
Di ruang bawah tanah yang gelap,
Anak itu berusaha bangun dengan lukanya, tapi ia mendengar suara mengerikan yang semakin dekat. Anak itu menoleh kesana-kemari dengan begitu takut, “aa...apa itu?”
Namun tiba-tiba, sebuah makhluk mengerikan muncul dihadapannya dan merasuki tubuhnya.
“argh!!!” sang anak berteriak.
Besoknya,
Kerajaan pun gempar karena pangeran satu-satunya telah hilang, sang Ratu begitu sedih karena anak kesayangannya dikabarkan telah tiada. Raja begitu panik karena kehilangan sang penerus, namun salah satu selir Raja melahirkan anak laki-laki. Hal itu membuat sang selir diangkat menjadi Ratu kedua kerajaan.
Sampai suatu hari,
Pangeran kembali dengan beberapa bercak darah di tubuhnya, ia terus berjalan dengan tatapan yang mengerikan ke singgasana Raja.
Ratu kedua kesal melihat itu, anaknya akan sulit menjadi pewaris kerajaan jika sang pangeran masih hidup.
Raja kaget, “pangeran?”
Ratu pertama senang melihat anaknya masih hidup, “anakku”
Dan anak itu pun memberikan senyuman yang mengerikan pada keluarganya.
***
Di kerajaan,
Raja sedang memarahi seorang pangeran, “kenapa kau membunuh mereka?”
“yang penting kita menang perang kan?” pangeran itu tersenyum sinis.
“yang kau bunuh bukan hanya lawan perang saja, tapi pasukan kerajaan. Dan kau membunuh mereka seperti iblis”
“ayah...”
“pangeran Robert!” Raja kesal, “kau itu calon Raja, kau harus bijak dalam segala hal. Bukan bersikap seperti monster”
“kau memang tidak pernah menganggapku manusia kan?”
“cukup!” Raja semakin kesal, “kau akan diasingkan sampai aku merasa cukup”
“aku tidak masalah dengan itu” Robert tersenyum kesal dan keluar dari singga sana.
Di luar,
Seorang pria menatap Robert.
Robert berhenti di depan pria itu, “hallo, Hikaru. Anak dari Ratu kedua, atau aku harus memanggilmu pangeran?”
“aku tidak akan membiarkanmu berulah lagi”
Robert tersenyum, “sebelum kau mencegahku, aku akan membunuhmu terlebih dahulu”
Hikaru diam.
“kau takut?” Robert tersenyum dan pergi.
Ratu pertama mendekati Robert, “nak”
Robert menoleh dan menatap ibunya, Ratu Presia.
“kamu hati-hati ya...” Ratu mengelus Robert dengan lembut.
“aku sudah biasa dengan ini, bu. Ayah memang tidak pernah menginginkanku”
“tidak nak, ayahmu menyayangimu”
Robert mencium kening ibunya dan pergi.
Di sebuah kamar,
“Hikaru” Ratu kedua tersenyum.
“iya bu” Hikaru menatap ibunya.
“apa Raja sudah memberikan hukuman pada Pangeran Robert?”
“ya, ayah mengasingkannya lagi keluar istana”
“monster itu memang sangat berbahaya”
“iya” Hikaru terdiam sejenak, “tapi saat melihatnya bersama Ratu Presia, aku merasakan kesedihan seorang anak disana”
“Hikaru, jangan pernah terpedaya. Suatu saat, dia akan menjadi moster seutuhnya. Dan kau bertugas untuk melindungi kerajaan ini”
“aku mengerti bu, aku akan terus berlatih agar semakin tangguh”
Ratu kedua pun tersenyum, “aku yakin, Baginda Gong Yoo pasti akan selalu bangga padamu”
“aku permisi” Hikaru memberi hormat dan pergi.
***
Kereta kuda yang membawa Robert mulai melewati pemukiman.
Para warga panik, “cepat sembunyi, pangeran iblis itu akan melewati tempat ini”
“ayo cepat! Cepat!”
Para orang tua membawa anaknya bersembunyi di setiap tempat.
Di kereta,
“sepi sekali di luar, bukan kah ini pasar?” kusir mengeluh.
Robert tau, itu karena dirinya. Ia membuka tirai dan mengintip ke luar lewat jendela.
Seorang anak yang bersembunyi di depan matanya, menatap Robert dengan gugup.
Robert menatap anak itu.
Orang tua dari sang anak langsung menutupi wajah anak itu dan membawanya bersembunyi ke tempat lain.
Robert kembali diam dan kesal, semua orang membenciku...
Kereta mulai keluar dari pemukiman dan melewati jembatan.
Dari sebuah bukit,
Seseorang tersenyum, “ledakan sekarang!”
“baik” anak buahnya mulai mengaktifkan bom yang ia pasang di jembatan.
Dwar!!!
Bom meledak dan jembatan rubuh ke jurang bersama kereta itu.
Orang itu tersenyum, “beritau Ratu kedua, kita berhasil”
“siap, laksanakan!”
***
Di sebuah hutan,
Seorang perempuan sedang merasakan kekuatan alam, “angin hari ini, tidak seperti biasanya”
“Ayame, Ren!” seorang laki-laki berlari ke arah perempuan itu.
Perempuan itu menoleh, “Sunggyu, ada apa?”
“ada hal gawat, aku merasakan aura negatif di rumah”
“di rumah? Bukankah Chika ada disana?”
“iya Ren”
“ya ampun, dia dalam bahaya. Ayo kita pulang”
Sunggyu mengangguk.
Mereka pun segera berlari ke rumah tua yang hanya ada satu-satunya di hutan itu.
Di rumah,
“Chika!” Ayame dan Sunggyu berlari ke kamar.
Chika yang sedang meracik obat, menoleh ke arah mereka. Ia tersenyum, “kalian kenapa? Kok lari-lari kaya gitu?”
Sunggyu menatap pria yang terbaring di kasur, “siapa itu, Chika?”
“a..aku tidak tau, aku menemukan dia di pinggir sungai”
Ayame mulai menerawang pria misterius itu, ia merasakan tanda-tanda kehidupan. Tapi tiba-tiba, “argh” Ayame terpental.
“Ayame?!” Sunggyu menangkapnya, “kau baik-baik saja?”
“iya...” Ayame semakin cemas, “Chika, kau tidak boleh menolong laki-laki itu. Dia berbahaya”
“kalian itu bicara apa? Kita harus menolong orang yang membutuhkan, dia bisa mati jika dibiarkan”
“Chika, Ayame benar. Di dalam tubuh pria itu terdapat monster mengerikan yang bisa membunuh kita” Sunggyu melihat itu.
“aku harus tetap menolongnya apapun yang terjadi” Chika menatap kedua temannya, “aku merasa yang aku lakukan ini benar”
Ayame menunduk.
“baiklah Chika” Sunggyu menatap Ayame lalu menoleh ke arah Chika, “apapun yang terjadi nanti, kami akan selalu membantumu”
“terima kasih, teman-teman”
Malamnya,
Ayame sedang menatap bulan di luar rumah, Sunggyu mendekat.
“kau sudah membersihkan gudang luar?” Ayame menatap Sunggyu.
“ya, tapi Chika tidak mau memindahkan pria itu kesana” Sunggyu duduk disamping Ayame, “aku tidak mengerti kenapa Chika begitu ingin menolongnya...”
Ayame menatap Sunggyu, “mungkin hanya kita berdua yang memiliki kekuatan supranatural disini, tapi terkadang Chika memiliki sesuatu yang melebihi kita”
Sunggyu diam, “aku tidak mengerti apa itu...”
“aku pun, aku hanya bisa berusaha melindunginya setiap dia melakukan hal yang aneh dan keras kepala” Ayame menatap Sunggyu, “aku melihat hal yang mengerikan dari pria itu”
Sunggyu menatap Ayame, “apa yang kau lihat?”
“monster di tubuh pria itu bisa menghancurkan dunia”
Sunggyu memegang tangan Ayame, “aku akan selalu berusaha untuk melindungimu”
Ayame tersenyum, “kita harus berusaha untuk melindungi Chika”
Sunggyu mengangguk.
Di dalam,
Chika mengelap wajah pria yang berlumur darah itu, ia terdiam. Chika sadar jika pria itu adalah Pangeran Robert, sang iblis perang yang terkenal dari kerajaan Stark, anak dari Kaisar Gong Yoo.
Chika menelan ludah, Ayame dan Sunggyu benar. Tapi ia tetap berusaha untuk mengobati Robert apa pun yang terjadi nanti.
***
Di kerajaan,
Raja dan Ratu pertama sedang bicara disingga sana.
“kau puas? Jika kau tidak menghukumnya, semua ini tidak akan terjadi” Presia menatap Gong Yoo.
“Ratuku, jangan bersedih...” Gong Yoo mengelus Presia.
“jangan sedih? Dia anak kita satu-satunya”
Gong Yoo diam.
“aku tau, kau lebih peduli pada anak lain kan? Anak Ratu kedua itu selalu kau bangga-banggakan”
“Hikaru terlahir ke dunia ini dengan normal, bahkan dia dicintai oleh rakyat kita”
“apa kau lupa jika Robert juga terlahir dengan kedaan normal?” Presia menatap Gong Yoo, “sampai suatu hari, seseorang menculiknya ke hutan terlarang” ia sedih, “sebelum monster itu merasukinya, kau begitu menyayangi Robert. Tapi sekarang, dia hanya monster bagimu”
Gong Yoo menunduk, ia tau betapa sedihnya perasaan Presia.
“entah kenapa, aku selalu berusaha bertahan untuk bersamamu, Raja...”
“Ratu...”
“cari Robert!”
“aku akan mengerahkan pasukan untuk mencarinya, aku janji”
Presia diam dan Gong Yoo memeluknya.
Di kamar Ratu kedua,
Hikaru masuk, “bu”
“Hikaru, ada apa sayang?”
“aku akan ikut mencari Robert”
“tidak nak, itu terlalu berbahaya”
“tapi bu, dia keluarga ku juga”
“aku tau kau anak yang baik, meski Robert bersikap buruk padamu”
Hikaru diam.
“kau harus tetap di kerajaan, nak. Seandainya sesuatu terjadi pada Robert, kau adalah penggantinya. Dan suatu saat, hal itu akan terjadi”
“aku mengerti”
Ratu kedua tersenyum dan mengelus Hikaru, “sensei-mu bilang, kau sangat giat berlatih. Ibu bangga padamu”
“aku tidak akan membiarkan Robert hilang kendali lagi di medan perang, dia selalu membunuh semua orang yang ada di hadapannya seperti kerasukan”
“dia memang kerasukan” Ratu kedua tersenyum.
Hikaru tersenyum dan menunduk, kejadian mengerikan itu memang selalu terjadi di depan matanya saat perang.
Di rumah Chika,
Robert membuka matanya, “emh...”
“kau sudah siuman?” Chika tersenyum.
Robert menatap Chika, “siapa kau?” ia bangun sambil memegang lukanya.
“aku Chika, aku menemukanmu di dekat sungai”
“apa kau tau jika aku pangeran?”
“iya” Chika menatap Robert, “emangnya kenapa?”
“kalau begitu, kenapa kau tidak sopan padaku?”
“aku harus bagaimana? Bersujud padamu?” Chika tertawa, “aku bercanda”
“aku serius, perempuan aneh!”
Chika menatap Robert, “aku kan sudah menolongmu, kenapa kau bersikap seperti itu?”
“aku ini pangeran, aku bisa memasukanmu ke penjara?”
“kau mau memasukanku ke penjara? Kalau begitu, aku tidak akan mengobati lukamu lagi” Chika tersenyum, “dan aku tidak akan memberimu makan disini, aku akan membiarkanmu kelaparan”
“beraninya kau?” Robert kesal.
“kau tidur saja lah” Chika berjalan ke arah pintu.
“tunggu” Robert langsung bangun dan memegang tangan Chika.
Chika kaget, dengan luka seperti itu Robert masih bisa berjalan. Monster itu memang sangat menyeramkan.
“aku akan membunuhmu jika kau tidak menurutiku”
Chika tersenyum, “kau yakin?” ia menatap Robert, “Robert, kau lebih kuat dari monster itu”
Robert terdiam.
“aku percaya padamu”
Robert menunduk dan mulai melonggarkan tangannya.
Chika masih menatap Robert.
“jangan main-main padaku!” Robert semakin kesal dan memegang tangan Chika dengan emosinya.
“ah...” Chika menahan sakit.
“Chika!” Ayame masuk dan mulai membuat tameng.
Sunggyu pun masuk dan langsung menyerang titik lemah Robert.
“ah” Robert melepaskan tangan Chika.
Sunggyu akan menyerang Robert kembali.
“tunggu Sunggyu” Chika menghalangi Sunggyu.
“Chika, menyingkir dari sana. Aku akan melindungimu” Ayame menatap Chika.
“Aya, percaya padaku. Kita akan baik-baik saja” Chika menatap Robert.
Sunggyu tetap menyiapkan serangannya.
Chika menatap Robert, “lakukan yang ingin kau lakukan, Pangeran”
Robert menunduk, “aku...” ia teringat pada ibunya, “ah...” Robert melemas.
Chika membantu Robert berbaring di kasur.
“Chika” Ayame mendekat.
“pergi, kami baik-baik saja”
Ayame khawatir.
Sunggyu memegang tangan Ayame dan mengangguk, mereka pun pergi.
Robert menatap Chika, “kenapa kau percaya padaku?”
“entahlah” Chika tersenyum, “mungkin akan ada sesuatu yang ajaib nanti” ia pun pergi.
Robert diam.
Di kerajaan,
Presia sedang diam di taman kerajaan, Robert...
“Ratu” Hikaru mendekat.
Presia menoleh dan menatap Hikaru.
“aku harap, kau tidak membenciku”
“kenapa kau mengatakan itu?”
“karena aku dan Robert...”
“Hikaru, aku tau kau anak baik” Presia memegang pundak Hikaru, “hanya saja, kau belum bisa melihat yang sebenarnya”
Hikaru diam, dia tidak mengerti yang Presia katakan. Karena bagi Hikaru, dia selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Presia mengelus Hikaru, “apapun yang terjadi, kau juga anakku”
“terima kasih, Ratu” Hikaru tersenyum dan menunduk.
“aku senang kau masih menghormatiku, meski Robert bersikap buruk padamu dan ibumu. Jika Robert tidak ditemukan atau dia memang meninggal, aku rela kau menggantikannya sebagai calon putra mahkota”
Hikaru menatap Presia, “aku yakin dia akan baik-baik saja, aku ingin ikut mencarinya tapi...”
“ibumu melarangmu?”
Hikaru diam.
“aku mengerti, pergilah” Presia tersenyum.
Hikaru mengangguk dan pergi.
Presia kembali diam dan menatap bunga-bunga kesukaannya.
Di hutan,
Sunggyu dan Ayame sedang berjalan ke rumah, Sunggyu yang membawa kayu bakar tersenyum pada Ayame.
“aku seneng banget hari ini dapet banyak sayur di hutan sebelah” Ayame tersenyum.
Sunggyu terdiam.
“ada apa?”
“di depan ada sesuatu yang kuat”
“aku juga merasakannya” Ayame menatap rumah mereka.
“monster itu lepas” Sunggyu menjatuhkan kayu-kayunya dan berlari.
“Sunggyu” Ayame pun mengikuti Sunggyu berlari ke dalam rumah.
Di dalam,
Robert sedang mengamuk karena monster yang ada dalam tubuhnya.
“berhenti disitu, Robert!” Sunggyu akan menyerang Robert.
“arght..!” Robert menyerang Sunggyu.
Brak...
Sunggyu jatuh, “ah”
“Sunggyu?” Ayame mendekat, “aku akan melindungimu” ia membuat tameng untuk mereka berdua.
***
Chika yang membawa baju jemuran pun melihat ada yang janggal di rumah, “ya ampun?!” ia berlari ke rumah.
Di dalam,
Chika melihat Ayame dan Sunggyu yang terluka, “teman-teman?” ia menatap Robert, “monster?”
Sunggyu menatap Chika, “lari... Chika...”
“tidak, aku yang memaksa dia disini. Aku akan bertanggung jawab”
“jangan bodoh, Chika” Ayame lemas.
Chika mendekati Robert, “aku sudah percaya padamu, kenapa kau masih seperti ini?”
Robert masih menatap Chika dengan kesal.
“lihat, aku mencuci baju kerajaanmu yang jelek ini” Chika menjatuhkan baju-bajunya.
“dia bicara dengan monster?” Sunggyu menatap Ayame dengan aneh.
Ayame pun bingung.
Chika mendekati Robert, “aku tau kau masih disana, Robert. Aku percaya padamu”
Sunggyu menyiapkan serangannya dan Ayame mulai membuat tameng.
“aku bisa mengatasinya, lebih baik kalian obati luka kalian” Chika menatap teman-temannya.
“tapi...” Ayame khawatir.
Sunggyu menatap Ayame sambil mengangguk.
Mereka pun pergi untuk memulihkan kekuatan mereka.
“arght!” Robert menyerang Chika.
“ah” Chika jatuh dan menatap Robert, “aku tidak takut padamu, aku akan membalasmu karena melukai teman-temanku”
Robert tersenyum.
“hiat!” Chika berteriak dan berlari ke arah Robert.
“kau akan mengantarkan nyawamu padaku?” suara Robert yang sudah berubah, mulai bicara dengan lancar.
Chika tau monster itu sudah menguasai Robert, mereka semakin dekat.
“mati kau!”
Chika memeluk Robert, “sadarlah...”
Di luar,
Ayame dan Sunggyu saling mengobati luka dalam mereka.
“energi negatif itu sudah hilang” Sunggyu menatap rumah mereka.
Ayame menatap ke arah rumah mereka, “apa Chika berhasil?”
Di dalam,
Robert sudah kembali normal, “ah...”
“aku senang, kau sudah kembali” Chika melepas pelukannya.
“Chika... aku melukaimu?” Robert melihat luka di pipi Chika.
Sunggyu dan Ayame masuk, “Chika?”
Chika menoleh, “kami baik-baik saja”
“aku sudah bilang kan? Dia itu monster” Ayame kesal.
“aku melukai kalian?” Robert menatap mereka.
“masih bertanya, dasar monster” Sunggyu kesal.
“teman-teman, tenang” Chika melindungi Robert.
“tidak apa-apa Chika, aku memang berbahaya”
Chika menatap Robert.
“bahkan ayahku tidak menginginkanku”
“Robert...”
“aku tidak apa-apa” Robert tersenyum.
Ayame dan Sunggyu masih menatap Robert dengan waspada.
Akhirnya Robert pindah ke kamar bekas gudang.
“kau baik-baik saja?” Chika menatap Robert.
“ya, ini yang terbaik”
“ya sudah” Chika tersenyum dan meninggalkan Robert.
“Chika”
Chika menoleh.
“terima kasih sudah percaya padaku”
Chika mengangguk dan keluar.
Di luar,
“sudah selesai?” Ayame menatap Chika.
Chika mengangguk.
Ayame dan Sunggyu pun mulai menyegel gudang itu.
Sebenarnya Chika sangat khawatir, ia takut Robert tersiksa karena merasa dipenjara. Tapi Robert sendirilah yang meminta itu agar ia tidak melukai mereka lagi.
“Chika” Ayame memegang pundak Chika.
Chika tersenyum dan mengangguk.
Besoknya,
Kerajaan sedang mempersiapkan pesta penyambutan.
Hikaru masuk ke singga sana, “permisi” ia memberi hormat pada Gong Yoo.
“pangerang Hikaru” Gong Yoo tersenyum, “tugasmu saat ini adalah menemani putri Naomi yang akan berkunjung kemari”
“apa putri Naomi tau, yang terjadi pada Pangeran Robert?”
“hilangnya Pangeran Robert merupakan rahasia kerajaan kita, jangan sampai siapapun tau masalah ini”
“aku mengerti”
“buat Putri Naomi nyaman disini, karena kerajaan Osborn merupakan anak dari kerajaan kita dan Raja Joong Ki adalah sahabatku”
“aku mengerti” Hikaru memberi hormat dan pergi.
Acara pun dimulai,
Putri Naomi datang dengan Keretanya, Hikaru mendekati pintu kereta dan membukanya.
Naomi menatap Hikaru, sepertinya dia bukan pangeran Robert...?
“selamat datang, Putri” Hikaru menjulurkan tangannya.
Naomi tersenyum dan memegang tangan Hikaru.
Sore itu,
Hikaru sedang berjalan-jalan di taman dengan Naomi.
“jadi, Pangeran Hikaru yang ditugaskan untuk menemaniku selama aku disini?” Naomi menatap Hikaru.
Hikaru tersenyum, “jika tidak ada siapa-siapa, panggil saja aku Hikaru”
“kalau begitu, kau juga harus memanggilku Naomi”
“sepakat”
“kau belum menjawab pertanyaanku”
“Pangeran Robert sedang diasingkan, dia dihukum oleh raja Gong Yoo”
“begitukah?”
“ya, apa ayahmu belum tau kabar ini?”
“entahlah, ayah dan ibuku tidak mengatakan apapun soal itu”
“begitukah?” Hikaru tersenyum, “bagaimana jika kita minum teh disana?”
“baiklah”
Mereka pun minum teh di taman dan mulai berbincang- bincang.
“jadi kau benar-benar siap untuk menikah dengan Pangeran Robert?”
“aku...” Naomi bingung, “aku tidak tau harus bagaimana, ini sudah jadi peraturan kerajaan kan? Aku harus menikah dengan putra mahkota dari kerajaan ini”
“kau terpaksa?”
Naomi menunduk, “kita tidak boleh menentang aturan kerajaan, sebagai bangsawan semua oang memiliki beban yang harus diemban”
“jika aku menjadi putra mahkota, apa kau mau menikah denganku?”
Naomi menatap Hikaru dengan kaget.
“cuma bercanda” Hikaru malu.
“aku kan sudah bilang, aku akan menikah dengan siapapun yang menjadi putra mahkota. Itu aturannya” Naomi tersenyum.
“kau benar” Hikaru pun tersenyum, itu tandanya Naomi tidak keberatan dengan dirinya.
Setelah minum teh, Naomi pun menemui raja dan ratu pertama di singgasana.
“Putri Naomi, kami senang kau datang kemari” Gong Yoo tersenyum.
“terima kasih, baginda” Naomi memberi hormat pada mereka.
“sayangnya, Pangeran Robert tidak bisa bertemu denganmu saat ini”
“tidak apa-apa, ratu. Saya tau, Pangeran sedang dihukum”
Gong Yoo diam.
“saya tau itu, dari Pangeran Hikaru” Naomi takut jika ia salah bicara.
“meski begitu, pangeran Robert bukanlah orang yang jahat” Presia menatap Naomi.
“saya mengerti, ratu. Ayah saya sering bilang, jika Pangeran Robert adalah orang yang paling ditakuti saat perang. Seperti masa lalu anda, Baginda”
Gong Yoo tersenyum, “ya, saat muda dulu. Kami selalu bersama saat perang” ia mengingat Joong Ki, “peperanganlah yang membuat kami bersahabat, dan saat aku berhasil menjadi Kaisar, aku menjadikannya raja Osborn. Salah satu kerajaan dibawah kekuasaanku” ia menatap Naomi, “semoga tidak akan ada yang menodai persahabatan ini”
Naomi mengerti maksud Gong Yoo, “tertu, Baginda” ia memberi hormat.
Presia tersenyum lega, melihat itu.
Di kamar ratu kedua,
“jadi, kau menyukai Putri Naomi?”
“iya bu, maafkan aku” Hikaru menunduk.
“kenapa kau sedih seperti itu?”
“karena dia akan menikah dengan Robert”
“kenapa kau begitu yakin, anakku?” Ratu kedua khawatir.
“Naomi hanya akan menikahi putra mahkota, itu aturan kerajaan”
“Robert itu masih calon putra mahkota, kau bisa menggantikannya”
Hikaru menatap ibunya.
“kenapa kau kaget? Kau bisa menjadi raja dari kerajaan ini, nak. Ibu yakin dengan bakatmu, bahkan raja pun lebih simpati kepadamu daripada Robert”
“benarkah?”
“ya” Ratu Kedua tersenyum, “berjuanglah, nak”
“terima kasih, bu” Hikaru senang, “aku permisi” ia pergi.
Bagus... Ratu Kedua tersenyum, rasa cintanya pada Naomi akan membuat Hikaru bersaing dengan Robert.
Malamnya,
Naomi dan Hikaru sedang memandangi bulan dari atas menara.
“ternyata, kau Pangeran yang baik. Kau tidak pernah dihukum seperti Pangeran Robert” Naomi menatap Hikaru.
“apa Raja yang mengatakan itu?” Hikaru menatap Naomi dengan kaget.
Naomi tersenyum, “ya...” ia mengangguk, “apa Pangeran Robert sering dihukum seperti ini?”
“e.. itu...”
Naomi menatap Hikaru.
“Pangeran Robert terkadang hilang kendali” Hikaru bingung mengatakannya.
“begitukah? Apa itu karena moster yang ada di tubuhnya?”
“e... aku...”
“Hikaru, semua orang tau tentang itu”
“iya” Hikaru mengangguk.
Naomi agak khawatir dan menunduk.
Hikaru memegang tangan Naomi, “jangan cemas, aku janji akan menjagamu dan aku tidak akan membiarkan Robert menyakitimu”
Naomi terdiam menatap Hikaru, ia tau jika di mata Hikaru terdapat ketulusan.
“maafkan aku” Hikaru melepaskan tangan Naomi.
Naomi tersenyum, “aku percaya padamu”
Hikaru pun tersenyum dan ia merasa, kesempatan itu memang ada. Hikaru yakin bisa menggantikan Robert dan menikahi Naomi.
***
Ayame dan Sunggyu membuka segel gudang, Chika masuk kesana dan tersenyum kepada Robert.
“selamat pagi” Robert tersenyum.
“kau sudah pulih?”
“sepertinya begitu”
“syukurlah” Chika mendekat.
“Chika, aku...”
“?” Chika menatap Robert.
“aku rasa, aku harus segera kembali ke kerajaan”
“oh...” Chika terdiam.
“Chika?”
“i...iya, kau benar” Chika tersenyum, “mereka pasti khawatir padamu”
“maukah kau ikut bersamaku?”
“a...apa?”
“tinggalah di kerajaan bersamaku”
“maafkan aku, Robert. Aku tidak terbiasa dengan aturan yang mengikat, aku...”
“kau tidak suka dikurung di istana?”
Chika tersenyum.
“aku mengerti, kalau begitu...” Robert mendekati Chika dan menciumnya, “sampai jumpa”
“s...sa..sampai jumpa” Chika hanya diam menatap Robert.
Di luar,
“mereka lama sekali di dalam” Sunggyu menatap Ayame.
Robert dan Chika pun keluar.
“kau benar-benar akan pergi?” Sunggyu menatap Robert.
“ya, aku harus kembali ke kerajaan” Robert menatap Sunggyu.
“kalau begitu, hati-hati” Ayame menatap Robert.
“tentu” Robert tersenyum, “terima kasih sudah memasak yang enak-enak selama aku disini, aku juga minta maaf karena telah melukai kalian”
“sudahlah, itu tidak masalah. Saat itu kan kau sedang hilang kendali” Sunggyu menatap Robert.
Chika memukul Sunggyu.
“aduh” Sunggyu menatap Chika.
Robert tersenyum, “baiklah, aku permisi” ia pun pergi.
Chika masih menatap Robert yang sudah jauh, “apa dia akan baik-baik saja?”
“jangan khawatir, tidak akan ada hewan buas yang berani mendekatinya. Hewan punya insting yang lebih tajam dari manusia, mereka pasti tau jika dia monster” Sunggyu memegang pundak Chika.
Chika menatap Sunggyu.
“a...aku hanya bercanda” Sunggyu tersenyum.
“sudah-sudah, ayo masuk ke dalam” Ayame memanggil mereka dari depan pintu.
Di kerajaan,
Hikaru mengantar Naomi ke kereta kudanya, “aku kira, kau masih akan tinggal disini”
“aku harus segera pulang, ayah sudah menyuruhku untuk kembali”
“aku mengerti, semoga kita bisa bertemu lagi Putri”
“terima kasih pangeran Hikaru”
Hikaru membantu Naomi naik ke keretanya dan ia terus menatap kereta kuda yang sudah jauh meninggalkannya.
Presia yang melihat itu, mendekati Hikaru.
Hikaru kaget, “ratu” ia memberi hormat.
“kau tidak menyukainya, kan?”
“a...aku”
“dia calon kakak iparmu”
“aku mengerti” Hikaru menunduk.
“selama Robert masih hidup, aku tidak akan pernah mengijinkanmu untuk menjadi putra mahkota dan menikahi Putri Naomi. Apalagi jika aku masih hidup”
Hikaru hanya diam.
Presia meninggalkan Hikaru dengan sedih.
Di pemukiman,
Robert berjalan melewati pasar, ia merasa haus.
Para warga begitu panik melihat Robert yang berada di dekat mereka, mereka langsung menjaga jarak dengan tegang.
Robert menatap mereka yang sama sekali tidak bergerak, ia pun berjalan ke arah kedai.
Pemilik kedai mulai gemetar.
“beri aku minum, aku haus” Robert duduk.
“e.. s...si...silahkan pangeran” pemilik kedai itu menyuguhkan minuman.
Robert meminumnya, “berapa harga minuman ini?”
“i..ini gratiis... spesial untuk anda, pangeran...”
“aku bilang, berapa harganya?!” Robert menatap pemilik kedai itu.
“a... e... 5 keping emas”
“ah, sial. Aku tidak punya keping emas” Robert meraba bajunya, “ini saja” ia memberikan kalung kerajaan miliknya.
“j..jangan pangeran”
“ambil!” Robert menatap pemilik kedai itu.
“b..baik pangeran”
“tolong bawa juga makananya, aku lapar”
“baik...”
Robert pun makan disana, “ah... senang sekali bisa kembali kesini” ia bicara sendiri.
Seorang anak menatap Robert.
Robert berhenti makan dan menatap anak itu.
“nak, kemari” ibu dari anak itu ketakutan.
Anak itu tetap diam menatap Robert.
Robert menatap makanan dan mengambil separuh daging miliknya, “kau menginginkan ini?” ia menatap anak itu.
“nak, kembali sayang” ibu anak itu semakin cemas.
Robert menatap ibu dari anak itu dengan emosinya, “tidak apa-apa, biarkan dia mengambilnya” ia kembali menatap sang anak, “ayo ambil!”
Anak itu pun mendekat perlahan dan Robert memberikan dagingnya.
“terima kasih, pangeran...” anak itu tersenyum pada Robert.
Robert terdiam, ia merasa tenang melihat senyuman anak itu. Kepercayaan... Robert ingat pada Chika dan tersenyum, amarah di hatinya pun mereda.
Di kerajaan,
“pangeran Robert datang, pangeran Robert datang!” semua pengawal begitu panik dan bersiap memberikan penyambutan.
Apa? Robert masih hidup? Ratu kedua yang sedang memetik bunga, kaget mendengar itu.
Hikaru berlari ke dekat pintu gerbang istana, ia melihat Presia yang sudah ada disana untuk menyambut Robert.
Robert yang masuk, menatap ibunya.
“anakku” Presia tersenyum bahagia melihat Robert baik-baik saja.
“aku kembali, bu” Robert mendekat ke arah Presia dan memeluknya.
“sayang, kau baik-baik saja kan? kau tidak terluka?” Presia mengelus Robert.
“tenang bu, aku baik-baik saja” Robert tersenyum.
“syukurlah, kau sudah kembali”
Hikaru yang masih mengintip, hanya diam disana. Ia tidak menyangka jika Robert akan muncul sekarang, aku siap bersaing dengannya...
***
Di kerajaan Osborn,
“Raja, apa kau yakin akan tetap menikahkan putri kita satu-satunya dengan pangeran Robert?”
“Ratu, kenapa kau bicara seperti itu?” Joong Ki menatap Dena.
“dia itu terkena kutukan, pangeran Robert memiliki monster di dalam tubuhnya”
“kerajaan kita ada di bawah kekaisaran Gong Yoo, sejak muda kami adalah teman baik” Joong Ki ingat, “dulu, kami selalu perang bersama untuk mendapatkan kebebasan dari para penjajah kerajaan. Saat aku hampir mati, Gong Yoo datang menyelamatkanku. Dia memang sahabat sejatiku, dia menang dan menawarkanku sebuah wilayah kecil di dalam wilayahnya” ia tersenyum, “wilayah dimana aku bisa menjadi raja, wilayah yang ada di bawah kekaisarannya. Yaitu wilayah Osborn”
Dena diam.
“jangan khawatir, sayang. Aku tau ini berat, tapi ini adalah bentuk kesetiaan kita pada Kaisar Gong Yoo.
“aku mengerti, hanya saja... aku merasa pengorbanan ini terlalu berlebihan”
Joong Ki merangkul Dena dan berusaha menenangkannya.
Seorang prajurit masuk ke singga sana, “maaf yang mulia”
“ada apa?” Joong Ki menatap prajuritnya.
“putri Naomi sudah datang”
Joong Ki tersenyum, “ayo kita kesana” ia mengajak Dena keluar untuk melihat anak mereka.
Naomi turun dari kereta kudanya, “ayah, ibu” ia tersenyum.
“anakku” Dena mendekati Naomi dan memeluknya, “ibu sangat cemas, nak”
“aku baik-baik saja, bu. Tidak usah khawatir”
“syukurlah jika kau baik-baik saja” Joong Ki tersenyum.
Naomi tersenyum.
Mereka pun masuk.
“jadi, kau sudah bertemu dengan pangeran Robert?”
“belum, bu. Pangeran Robert sedang dihukum, dia diasingkan ke suatu tempat”
“apa?” Dena menatap Joong Ki, “raja, bagaimana ini?”
“seorang raja harus tegas pada penerusnya, aku yakin pangeran Robert dihukum untuk kebaikannya”
“raja, kenapa kau selalu membela dia?”
“ratu, kita tidak tau masalahnya kan?”
“ayah” Naomi menunduk, “kita semua tau jika Robert adalah slayer iblis, dia seperti haus darah ketika perang dan selalu hilang kendali dengan amarahnya yang besar”
Dena khawatir dan mengelus Naomi.
“jangan menganggapku tidak peduli pada kalian” Joong Ki pergi.
“raja...” Dena diam.
“maafkan aku, bu” Naomi khawatir.
Di luar,
Joong Ki berdoa, ia berharap yang terbaik untuk semuanya. Joong Ki sangat menyayangi keluarganya, namun ia tidak ingin mengecewakan sahabatnya.
***
Di kerajaan Stark,
Hikaru masuk ke gudang senjata, ia menatap pegang Twins nya. Pedang ini... Ia pun menatap sebuah pedang yang sangat besar, pedang milik Robert. Slayer iblis, bagaimana aku bisa mengalahkannya dengan kedua pedang kecil ini?
Hikaru mendekati pedang Robert dan mencoba mengangkat pedang itu dengan kedua tangannya, “ah, berat sekali” ia berhasil mengangkatnya dan berusaha menggerakan pedang itu.
Treng...
Hikaru terdiam, ia melihat Robert yang sedang memegang tameng menatap pedang itu.
“apa yang kau lakukan?” Robert mendorong pedang itu dengan tamengnya.
“ah” pedang itu terlepas dari tangan Hikaru.
“ini pedang milikku” Robert mengambilnya.
Hikaru menatap Robert dengan waspada dan menggapai kedua pedang miliknya.
Robert menatap Hikaru sambil tersenyum.
“kau menantangku?” Hikaru mulai membuat pertahanan dengan kedua pedangnya.
Robert mengarahkan pedang besarnya ke Hikaru.
Hikaru mencoba bertahan.
Robert berhenti menyerang Hikaru dan kembali menaruh pedangnya.
“kenapa kau berhenti?” Hikaru menatap Robert dengan kedua pedangnya yang siap menyerang.
“aku hanya ingin membuktikan padamu jika kau lebih lincah dengan the twins milikmu”
Hikaru menatap kedua pedangnya yang sudah menemani dirinya sejak pertama perang.
“kau belum pantas menggunakan pedangku” Robert meninggalkan Hikaru.
“apa maksudmu? Kau meremehkanku?” Hikaru kesal.
Moster dalam tubuh Robert mulai menguasai Robert dan menoleh ke arah Hikaru.
Hikaru tau ada yang tidak beres dan akan membahayakan nyawanya, “hiat!” Hikaru menyerang.
Robert memegang kedua pedang Hikaru.
Hikaru kaget, ia melihat darah di kedua tangan Robert. Hikaru pun sadar jika itu bukan Robert, karena Robert sama sekali tidak merasakan sakit pada lukanya.
“kau ingin membunuhku?”
Hikaru tau, itu bukan suara Robert.
“biar aku yang membunuhmu duluan” Robert merebut pedang Hikaru dan melemparnya, lalu ia mencekik Hikaru.
Hikaru sesak, “Ro..Robert, sadarlah...”
“pria bodoh itu sudah lama menahanku di dalam tubuhnya, aku benci padanya. Aku akan menguasai tubuh ini seutuhnya dan membunuh kalian semua” monster itu tersenyum.
“a... Ro...bert...” Hikaru tak bisa bernafas.
“sial, orang bodoh ini akan kembali sadar” Robert yang sudah kembali, langsung melepaskan Hikaru.
Hikaru jatuh dan berusaha bernafas.
Robert menatap kedua tangannya yang terluka, “apa yang ku lakukan?” ia menatap Hikaru, “kau menyerangku, Hikaru?”
“kau yang menyerangku, kau mencekikku dan ingin membunuhku”
Robert diam, kenapa aku tidak bisa mengendalikannya? Ia kaget, karena setelah lama tidak muncul, sang monster kembali merasukinya.
Hikaru menatap Robert.
“aku minta maaf” Robert meninggalkan Hikaru.
Hikaru bangun, dan hanya diam menatap Robert yang pergi.
To be Continued
___
Thank’s for reading…

Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar kalian sangat berarti untuk Sherly! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar