Rabu, 25 Februari 2015

The Scientist

Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre: Sci-fi, Romance
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
Note : cerita ini tidak ada hubungannya degan lagu Coldplay yang judulnya The Scientist. coldplay menceritakan seorang pria yang  menyesali kematian pacarnya sehingga hampir gila dan jadi gembel (sumber google dan vidio klip). cerita Sherly menceritakan seorang ilmuan (ori Sherly)
___
Di sebuah laboratorium,
Seorang pria sedang membuat experimen, ia begitu serius meneliti bahan-bahan yang akan ia gunakan.
Pria itu ingat dengan apa yang telah terjadi padanya beberapa bulan yang lalu.

***

Saat itu,
Waktu menunjukan pukul 5.30 pagi, seorang perempuan masuk ke sebuah laboratorium tempat pria itu bekerja dan mereka pun bertengkar.
“jadi bagimu pameran ilmiah itu lebih penting?”
“Lauren, ini pekerjaanku”
“tapi itu masih lama Robert, pameran itu masih 6 bulan lagi. Kita bisa ke rumah orang tuaku dulu kan? Lagi pula kita hanya 2 hari disana, mereka sudah menantikanmu sejak lama”
“Lauren, kau harus mengerti. Aku ingin karyaku sempurna”
“apa benda-benda aneh itu lebih penting?”
“jika kau tidak suka, itu tandanya kau tidak menyukaiku juga” Robert membentaknya.
“ok, jika itu yang kau inginkan” Lauren melepaskan cincin yang terpasang di jari manisnya, “ini, aku kembalikan. Aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak menghargai keluargaku”
“Lauren?” Robert kaget.
“jangan temui aku lagi” Lauren menangis dan pergi.
“Lauren”

***

Robert menutup matanya yang mulai memerah, aku mencintaimu Lauren. Aku akan mencari cara agar kita bisa bersama lagi, bagaimana pun itu.
Besoknya,
Seorang pria masuk ke laboratorium dan melihat Robert yang tertidur.
“kawan, kau menginap disini?”
Robert bangun, “emh... Watson? Ya, aku ketiduran” Robert tersenyum.
“sudah dua bulan kau disini, apa yang kau lakukan?”
“bukan apa-apa”
“ayolah kawan, kita semua tau pameran ilmiah itu tinggal sebentar lagi. Semua teman kita juga bekerja keras untuk itu, tapi tidak ada yang berjuang mati-matian seperti ini”
“yang aku buat bukan untuk pameran”
“apa? Kau gila, apa sekarang Robert yang jenius jadi ilmuan gila?”
“ada sesuatu yang harus aku perbaiki dan aku harus berhasil melakukannya”
“ok, aku harap ini bukan soal putusnya hubunganmu dengan Lauren”
Robert menatap Watson.
“ayolah kawan, itu sudah lama terjadi”
“4 bulan”
“ok, jadi tandanya kamu harus move on”
Robert menggeleng, “dia perempuan paling sempurna dalam hidupku, aku menyesal selalu menyia-nyiakannya”
“ok, semoga kau berhasil” Watson pergi.
Robert kembali mengerjakan experimennya.
Sore itu,
Ketua ilmuan datang dan memeriksa semua hasil ciptaan para ilmuan yang ada disana.
“mana Robert?”
“dia di ruang kerjanya”
“aku tidak sabar melihat karya-karya gilanya, dia sangat jenius. Aku suka anak itu”
Ketua ilmuan itu masuk ke ruangan Robert, Robert masih mencampurkan beberapa cairan ke dalam tabung.
“hey Robert”
“tuan” Robert tersenyum.
“apa yang kau buat? Aku ingin lihat hasil karyamu”
“aku... aku belum menyelesaikannya”
“apa? Bukankah dulu kau yang pertama mendapatkan ide untuk membuat hal hebat di pameran itu?”
“ya, dulu aku memang yang membuat paling awal”
Robert ingat...

***

Saat itu,
Robert sedang memulai untuk membuat karyanya, ia yakin benda itu akan mendapat pujian di pameran nanti.
“mereka bilang aku akan mendapat penghargaan lagi?” Robert tersenyum, “semua orang tau bahwa Robert Downey Jr. adalah calon ketua ilmuan termuda di negara ini” Robert mengambil alat-alat dan mulai merakit benda ciptaannya.
Tapi tiba-tiba, Lauren datang.
“Robert”
“Lauren” Robert menoleh.
Mereka pun bertengkar.

***

“aku minta maaf tuan, mungkin aku tidak bisa menyelesaikan karyaku. Karena ada hal yang lebih penting”
“dengar Robert, masa depanmu ada disini”
“tapi bagiku, masa depanku sudah hilang sejak 4 bulan yang lalu dan aku ingin mendapatkannya kembali”
“kau benar-benar gila, aku kecewa padamu dan aku tidak perduli lagi dengan apa yang kau kerjakan” ketua ilmuan itu pergi.
Robert diam.
Malamnya,
Robert masih mencari beberapa bagian yang kurang dari penemuannya, “apa yang harus aku tambahkan untuk bisa memutar waktu? Apakah ada atom yang membuat aku bisa kembali ke tempat yang aku inginkan? Apa ada ion yang bisa aku pakai? Atau sebuah cairan kimia penghilang tubuh yang membuatku kembali ke masa lalu?” Robert terus mencari dari semua sumber yang ia ketahui.
Aku harus bisa kembali pada waktu itu, Robert terdiam melihat monitor. Ini dia, mungkin dengan ini aku bisa menghilang dan kembali ke waktu dimana kami bertengkar. Robert tersenyum, aku akan melakukannya.
Robert pun mulai mencampurkan semua bahan yang ia anggap benar, ia menunggu cairan itu diperiksa oleh mesin pendeteksinya.
Berhasil, cairan ini tidak meledak. Itu tandanya ini aman, Robert melihat beberapa hewan yang jadi korban karena experimennya. Aku yakin ini aman, aku tidak mau memakai kelinci percobaan lagi.
Robert meminumnya.
Pagi itu,
Watson mengetuk ruangan Robert, “Robert, kau masih di dalam? Ketua ingin bertemu denganmu, Robert?” ia masuk.
Robert hanya duduk diam.
“kawan, apa yang terjadi padamu?” Watson mendekat.
“aku tidak apa-apa”
“kau pucat sekali, kau berkeringat dan terlihat lemas...” Watson memeriksa Robert, “kau tidak keracunan bahan kimia kan?”
Robert mengangguk, “aku akan mati”
“ya Tuhan... apa yang kau minum?” Watson melihat sisa cairan di gelas, “aku akan membawamu ke ruang medis dan benda ini akan aku teliti”
Di ruang medis,
Robert yang berbaring semakin lemah, “aku merasa mual dan sesak”
Seorang tenaga medis yang menemani Robert, terus memantau keadaannya. “tenang tuan, hasil penelitian cairan yang ada di tubuh anda sebentar lagi selesai”
“aku rasa, tidak ada penawar untuk ini”
“jangan pesimis, kami akan sangat kehilangan anda jika anda pergi. Aku yakin karena aku salah satu fans beratmu” perempuan itu tersenyum.
Robert pun tersenyum.
Di ruang test,
“ini hasil uji cairannya”
“apa kita bisa menolongnya?”
“aku tidak tau, tapi kita harus mencobanya meski kita tidak tau apa yang akan terjadi nanti”
Watson pun mulai masuk ke ruang perawatan Robert.
“kawan, sebenarnya aku tidak suka melakukan ini. Tapi hal bodoh yang kau perbuat memaksaku melakukannya”
“tidak apa-apa kawan”
“baiklah, ini saatnya dibius” Watson mengambil suntikan, “tolong beri dia oksigen”
Oksigen dan alat lainnya mulai dipasang.
“kau siap kawan?”
Setelah Robert tak sadarkan diri,
“kita coba dengan penawar pertama, hasilnya?”
“tidak ada reaksi”
“ok, masuk ke penawar kedua”
“tidak ada reaksi, sepertinya cairan di tubuhnya begitu kebal”
“omong kosong, ini penawar terakhir. Aku yakin ini akan berhasil” Watson menatap Robert, “ayolah kawan, aku tidak ingin kehilanganmu”
“reaksi ditemukan, penawar mulai menggerogoti cairan itu”
“sudah ku bilangkan?” Watson tersenyum.
“jumlah cairan kimia itu berkurang”
“bagus”
“maaf tuan, cairan itu kembali”
“apa?” Watson kaget.
“penawarnya hilang, kesimpulannya cairan itu tetap bersarang di tubuhnya”
“sial, kita tidak punya penawar lagi”
Setelah Robert siuman,
“bagaimana tidurmu kawan?” Watson tersenyum kepada Robert.
“aku mimpi buruk, apa itu pertanda bagus?”
Watson hanya diam menatap Robert.
“aku tau, itu pertanda buruk kan?”
“maafkan aku Robert, tidak ada penawar yang bisa menyembuhkanmu”
“bagaimana akhirnya?”
“kau akan menghilang, musnah. Tidak ada jasad atau apa pun”
“aku menghilang seperti tidak pernah ada di dunia ini? Kapan itu akan terjadi?”
“secepatnya, aku tidak tau pasti”
“aku yakin kau akan menjadi penggantiku sebagai calon ketua ilmuan” Robert tersenyum.
“aku tidak ingin menjadi ketua ilmuan jika harus kehilangan sahabatku”
“terima kasih kawan, tapi itu adalah kesempatanmu. Kau harus berhasil demi persahabatan kita”
Besoknya,
Robert masih merenung, ia memikirkan hidupnya yang tidak lama lagi. Semua tes menunjukan dirinya akan menghilang karena cairan kimia yang ada di tubuhnya.
Robert sadar, meminum cairan kimia tanpa pengujian adalah hal yang bodoh. Tapi keinginannya untuk kembali ke masa lalu membuatnya nekad.
Lauren... sekarang aku tidak punya kesempatan lagi.
“Robert” Watson datang.
“hey kawan”
“apa yang kau lakukan disini? Kau ingin menghilang disini?”
“apa yang kau bicarakan?”
“maksudku, kau tidak mau melakukan sesuatu di hari-hari terakhirmu?”
Robert menatap Watson.
“ayolah kawan, aku tau kau membuat cairan itu demi Lauren. Tapi jika kau diam saja disini, itu tindakan yang bodoh”
“lalu aku harus apa lagi? Kau tau semua itu gagal dan aku akan mati”
“tentu saja kau harus menemuinya”
“dia tidak ingin melihatku lagi”
“Robert, ayolah. Ini sisa hidupmu, lakukanlah hal yang menurutmu benar”
Robert terdiam dan kembali menatap Watson, “kau benar kawan, terima kasih”
Di ruang ketua,
“aku turut menyesal dengan apa yang terjadi padamu, semua orang pasti akan berduka untukmu. Tapi sayangnya tidak mungkin ada bendera setengah tiang nak”
“aku tau” Robert tersenyum.
“ada apa kau kemari?”
“aku ingin mengundurkan diri”
“apa? Aku kira kau akan membuat karya terbaikmu sebelum kau...”
“aku tau tuan, harusnya aku melakukan itu. Tapi, ada sesuatu yang harus ku selesaikan sebelum aku pergi dari dunia ini”
“ok, aku mengerti. Jika itu keputusanmu, aku akan mengirimkan semua penghargaan dan karya-karyamu ke rumah keluargamu besok. Kau adalah ilmuan terbaik yang pernah kami miliki”
“terima kasih tuan”
“tidak, akulah yang harusnya berterima kasih. Mungkin aku tidak akan mendapatkan orang sepertimu untuk kedua kalinya”
Pagi itu,
Robert mulai meninggalkan laboratorium, ia menatap gedung itu dari luar. Bekerja di gedung itu adalah impiannya sejak kecil, mata Robert mulai memerah. Tapi ia tersenyum dan pergi.
Selamat tinggal impianku...
Di jalan,
Robert melihat Lauren sedang makan siang di sebuah kedai, “Lauren?” ia pun masuk ke kedai itu dan berdiri di hadapan Lauren, “Lauren”
Lauren berhenti makan dan menatap Robert, “Robert?”
“boleh aku duduk?” Robert duduk dan menatap Lauren.
“aku belum mempersilahkanmu”
“hey, ayolah. Aku mohon”
“pergilah Robert, sebelum selera makanku hilang”
“Lauren aku mohon, sebentar saja”
“jika kau tidak pergi, biar aku yang pergi”
“Lauren” Robert memegang tangan Lauren.
“lepaskan aku, atau aku akan berteriak”
“ok” Robert melepaskan tangan Lauren.
Lauren pergi dan Robert hanya diam.
Sorenya,
Robert berjalan ke rumah Lauren, “semoga ini masih rumahnya” Robert mengetuk pintu.
“iya sebentar” Lauren membuka pintunya.
“hey” Robert tersenyum.
Lauren kesal dan mau menutup pintunya.
“Lauren tunggu” Robert menahan pintunya, “aku mohon, beri aku waktu untuk bicara”
“pergi Robert”
“hey, ayolah”
“sayang, siapa dia?” seorang pria melihat Robert dari dalam.
Robert menatap pria itu, “kau sudah punya pacar?”
Lauren pun membuka pintunya, “Sherlock kenalkan ini Robert, Robert ini Sherlock”
“hey” Sherlock tersenyum.
Mereka berjabat tangan.
“aku akan membuatkan minum” Lauren masuk ke dalam.
“ayo kawan, masuklah”
Robert masuk dan duduk di ruang tamu.
Mereka pun berbincang-bincang.
“jadi kau sudah lama menjadi pacar Lauren?”
“mungkin sekitar 1 bulan”
“ok, itu keren”
“hubungan kalian masih jauh lebih keren kan? 2 tahun bukan hal yang mudah, apa lagi kalian sempat bertunangan”
Robert terdiam menatap Sherlock.
“ada apa kawan? Kau mantannya Lauren kan?”
“ya, kau benar”
Lauren datang membawa minuman, “silahkan” ia duduk disamping Sherlock.
“terima kasih” Robert meminumnya.
Sherlock tersenyum, “aku tau kau patah hati, kau tidak tau kan jika Lauren sudah punya pacar?”
Robert langsung berdiri.
Sherlock menatap Robert dan berdiri juga.
“hey, tenanglah” Lauren panik.
Robert menatap Sherlock, “temanku juga menyuruhku untuk move on, tapi bagiku. Dia adalah cinta yang harus aku perjuangkan, jadi aku akan tetap berusaha untuk memilikinya kembali”
“kau sangat egois tuan, Lauren itu sudah tidak mencintaimu lagi”
“sudahlah Sherlock, jangan dengarkan dia” Lauren mulai kesal.
Robert menatap Lauren, “aku senang kau sudah mendapatkan penggantiku, bahkan mungkin orang yang lebih baik. Aku hanya ingin minta maaf padamu sebelum semuanya terlambat, permisi” Robert pergi.
Sherlock mengambil gelas dan melemparnya ke kepala Robert.
Robert terdiam, ia memegang kepala belakangnya dan melihat darah di tangannya.
“Sherlock, apa yang kau lakukan?” Lauren kaget.
“dia menghina kita”
Darah di tangan Robert menghilang dan ia pun pingsan.
“Robert?” Lauren mendekati Robert, “Robert”
“aku mengerti sekarang, kalian masih saling mencintai kan? Mulai sekarang, kita putus” Sherlock pergi dengan kesal.
Lauren menangis.

***

Saat Robert membuka matanya, “ah... kepalaku” ia bangun dari sofa.
Lauren menatapnya, “aku senang kau siuman”
“aku lebih senang jika terbangun di kamarmu”
Lauren memalingkan wajahnya.
“Lauren, aku minta maaf”
“kau sudah baik-baik saja kan? Lebih baik kau kembali ke laboratoriummu”
“aku sudah mengundurkan diri”
“kalau begitu pulanglah”
“aku tidak punya rencana untuk pulang”
“kalau begitu pergilah” Lauren kesal, “apa kau tidak mengerti betapa sakitnya aku?”
“Lauren, aku datang kesini karena aku ingin minta maaf. Aku tidak mau menyakitimu lagi, aku tidak mau kau merasa sakit lagi”
“cukup Robert, jika kau memang ingin aku tenang. Pergilah, aku tidak mau melihatmu”
“Lauren, aku hanya ingin minta maaf”
“aku sudah memaafkanmu sejak dulu, tapi aku mohon. Jangan ganggu aku lagi”
“aku tidak mau pergi dengan cara seperti ini, aku ingin memperbaiki hubungan kita”
“aku tidak mau berpacaran dengan orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri”
“ok, tapi setidaknya kita bisa berdamai kan? Aku tidak mau kau masih bersikap seperti ini, aku ingin kita berteman”
“jangan mimpi kamu”
“ok, aku mengerti. Aku senang Sherlock menjadi pacarmu”
“kami sudah putus dan itu semua karena kau”
Robert kaget, “aku sungguh menyesal Lauren, aku hanya ingin kita berbaikan sebelum aku..” ia berhenti bicara.
Lauren menatap Robert.
“sudahlah, aku permisi” Robert berdiri dan pergi.
Lauren merasa aneh.
Besoknya,
Robert tau kedaannya makin parah, “aku harus kembali pada Lauren, aku harus menjelaskan bahwa aku masih mencintainya. Aku harus bisa” Robert pergi.
Di depan rumah Lauren,
Robert mengetuk pintu, “Lauren”
Tapi tidak ada jawaban dari dalam.
“Lauren”
Seseorang yang lewat melihat Robert, “hey kawan, pemilik rumah sudah pergi sejak tadi pagi. Kau terlambat kawan” orang itu pun pergi.
“terima kasih” Robert pun bersandar di pintu dan duduk di lantai, “apa yang harus aku lakukan sekarang?”
Malamnya,
Lauren datang, ia melihat Robert tidur di teras rumahnya. Lauren terdiam menatap Robert, tapi ia tidak menghiraukannya dan masuk ke rumah.
Di dalam,
Lauren duduk di sofa.
Apa yang dia lakukan? Kenapa dia terus memaksa? Apa karirnya sudah hancur? Apa penemuannya gagal? Atau dia tidak masuk sebagai calon ketua ilmuan? Gak mungkin, Robert itu orang yang jenius. Lauren memikirkan Robert.
Besoknya,
Lauren bangun dan keluar dari kamarnya, ia pun pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
“ah?” Lauren kaget melihat Robert berdiri di meja dapurnya.
“hey, maafkan aku”
“apa yang kau lakukan disini?”
“kau tidak memperbolehkan aku masuk, jadi aku masuk lewat jendela itu” Robert menunjuk jendela dapur yang ada di atas, “dan aku melompat ke meja ini”
“keluar dari dapurku”
“kalau begitu, aku akan menunggu di ruang tamu”
“maksudku, keluar dari rumahku sekarang”
“yap, tapi jendela itu tinggi. Tolong ijinkan aku keluar dari pintu depan”
Lauren mulai kesal.
“ok ok, aku pergi” Robert turun dari meja dan meninggalkan Lauren, “aku akan tetap ada disini sampai kau mau memaafkan aku dan berbaikan”
Lauren menutup telingannya, “aku tidak peduli”
Malam itu,
Udara begitu dingin, Robert yang tidur pun gemetaran. Apa lagi dia tidur di teras tanpa alas apa pun.
Lauren membuka pintu dan melihat itu, Robert... ia masuk dan kembali sambil membawa sebuah selimut. Lauren pun menyelimutinya.
Kenapa kau masih melakukan hal bodoh ini Robert? Lauren kembali masuk ke rumah.
Robert membuka mata dan melihat selimut itu, Lauren... aku tau kau masih mencintaiku. Matanya memerah dan ia mulai memeriksa keadaannya.
Hasil menunjukan reaksi kimia sudah mencapai 89%, Robert kembali menyimpan alat kecil itu ke sakunya dan mengambil sesuatu dari saku yang satunya.
Robert menatap benda itu, “seandainya aku tidak mengecewakanmu saat itu, mungkin cincin ini masih kau pakai Lauren. Mungkin kita akan segera menikah setelah aku menjadi ketua ilmuan yang baru”
Air mata Robert menetes, ia pun menyimpan kembali cincin itu ke sakunya.
Besoknya,
Robert semakin pucat dan berkeringat, “ya Tuhan... kenapa aku merasa sakit dan lemas? Apa ini hari terakhirku?” Robert mencoba bangun dengan berpegangan ke dinding, “ah” ia berdiri dan mendekati pintu, Robert mengetuk. “Lauren”
Lauren yang duduk di sofa mendengar itu, ia menangis.
“Lauren, aku mohon buka pintunya”
“maaf Robert, lebih baik kau pulang”
Lauren tau Robert kurang sehat, karena setiap malam ia selalu terbangun dan mengintip Robert dari jendela. Ia pun selalu tidur di sofa karena itu.
“aku tidak akan kemana-mana sebelum bisa melihatmu, aku mohon Lauren. Aku janji aku tidak akan memintamu untuk bersamaku lagi, aku tidak akan memaksamu. Tapi aku mohon, buka pintunya. Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya, aku mohon Lauren”
“pergi Robert, apa kau tidak mengerti kata itu? Apa aku harus berbicara bahasa kimia? Apa aku harus bicara bahasa teknologi? Aku bukan ilmuan, aku bukan orang jenius sepertimu yang hanya memikirkan dirimu saja”
“aku minta maaf Lauren”
Lauren yang menangis pun pergi ke kamarnya.
“Lauren, aku mohon” Robert jatuh terduduk, ia menangis. “bagaimana cara aku menjelaskannya padamu? Haruskah aku bilang bahwa ini hari terakhirku? Aku hanya ingin melihat wajahmu Lauren”
Malamnya,
Robert masih terduduk di depan puntu sambil meyandarkan kepalanya yang menghadap pintu, “Lauren...”
Tiba-tiba Robert melihat tangannya mulai menghilang perlahan, Robert kaget.
Di kamar,
“kenapa kau belum pergi juga?” Lauren menangis lagi, “aku akui aku masih mencintaimu. Tapi hatiku sangat sakit, selama kita berhubungan. Aku selalu mendapatkan sakit, kau selalu berbohong dan menganggap pekerjaanmu sebagai yang nomor satu. Sedangkan aku, kau tidak pernah peduli sama sekali dengan kesakitanku. Bahkan keluargaku pun tidak pernah kau hargai”
Telpon Lauren berbunyi.
Lauren menatap telponnya, “aku tau itu pasti telpon darimu, aku tidak akan mengangkatnya”
Telpon kembali berdering.
“kau memaksa sekali” Lauren mendekati telponnya dan mengangkat gagang telpon, “hallo”
“Lauren”
“siapa ini?”
“ini aku, Watson. Teman Robert”
“oh, kau teman Robert? Apa kau sengaja menelponku?”
“tentu, aku ingin tau keadaan Robert”
“apa maksudmu? Jika kau ingin tau, telpon saja dia. Kau punya nomor Hp-nya kan?”
“ya, tapi Hp-nya tidak aktif. Aku takut terjadi apa-apa padanya”
“dia baik-baik saja, dia ada di teras rumahku sekarang”
“benarkah? Bagaimana dengan reaksi kimianya? Apa sudah nampak?”
“apa maksudmu?”
“Lauren, apa kau tidak tau? Di dalam tubuh Robert ada cairan kimia yang akan membuatnya menghilang”
“maksudmu dia bisa menghilang seperti super hero yang ada di tv?”
“tidak Lauren, dia akan menghilang untuk selamanya”
“selamanya?”
“aku mohon, bahagiakan dia untuk yang terakhir kalinya. Aku sayang sahabatku, aku tidak mau dia pergi dengan perasaan sedih”
Lauren melepas telponnya dan berlari keluar dari kamar.
“halo? Lauren?” telpon masih tergantung.
Di luar,
Robert mulai menghilang, air matanya menetes. Selamat tinggal Lauren...
Robert pun menghilang.
“Robert” Lauren membuka pintu, tapi tidak ada siapa-siapa disana. “Robert?”
Lauren melihat ke sekitarnya, disana hanya ada selimut sebuah benda kecil dan cincin.
Lauren menangis dan mengambil benda kecil itu, ia melihat tulisan di sana. Hasil menunjukan bahwa reaksi kimia sudah mencapai 100%.
“maafkan aku Robert” Lauren menggenggam benda itu dan mengambil cincinnya, “maafkan aku” ia mengambil selimut itu dan merasakan aroma tubuh Robert yang masih menempel disana, “Robert...” ia menangis sambil menutupi wajahnya dengan selimut itu.

***

Hari itu,
Di sebuah laboratorium, waktu menunjukan pukul 5.30 pagi.
Robert sedang memulai untuk membuat karyanya, ia yakin benda itu akan mendapat pujian di pameran nanti.
“mereka bilang aku akan mendapat penghargaan lagi?” Robert tersenyum, “semua orang tau bahwa Robert Downey Jr. adalah calon ketua ilmuan termuda di negara ini” Robert mengambil alat-alat dan mulai merakit benda ciptaannya.
Lauren datang, “Robert”
“Lauren” Robert menoleh.
“kamu kok masih kerja?” Lauren sedikit kecewa, karena seminggu yang lalu Robert sudah janji untuk pergi bersamanya.
“tentu saja tidak Lauren, aku hanya sedikit menguji rancanganku” Robert mendekat dan mengelus Lauren, “aku kan sudah berjanji, kita akan pergi hari ini. Lihat, aku sudah membeli tiketnya” Robert menunjukan tiket pesawat.
Lauren tersenyum dan memeluk Robert, “terima kasih sayang, tadinya aku kira kau hanya berbohong padaku”
“tentu tidak sayang, kau adalah segalanya bagiku”
“benarkah? Bagaimana dengan pekerjaanmu?”
“kau yang paling utama sayang”
Mereka pun berciuman.
Watson membuka pintu dan akan masuk, tapi saat melihat itu. Ia kaget dan langsung pergi sambil menutup pintunya.
Hari-hari terus berlalu, Robert berhasil pendapat penghargaan di pameran ilmiah dan ia pun diangkat menjadi ketua ilmuan di kota itu. Ia menikahi Lauren dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga barunya itu.
Robert senang cairan kimia itu berhasil, meski awalnya cemas dan mengira dirinya akan mati. Tapi ternyata cairan itu berhasil mengembalikan dirinya ke 4 bulan yang lalu dan membuatnya bisa memperbaiki semua kesalahannya.
Robert pun berjanji pada dirinya untuk merahasiakan cairan itu dari siapa pun, ia belum yakin orang-orang saat ini bisa membuatnya. Tapi ia percaya, di masa depan pasti akan ada mesin waktu dan semacamnya.
The End
___
Thank’s for reading…

Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar