Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre:
Sci-fi, Romance
Cerita
ini hanya fiktif belaka
dan hanya untuk hiburan semata.
Note : cerita ini tidak ada hubungannya degan lagu Coldplay yang judulnya The Scientist. coldplay menceritakan seorang pria yang menyesali kematian pacarnya sehingga hampir gila dan jadi gembel (sumber google dan vidio klip). cerita Sherly menceritakan seorang ilmuan (ori Sherly)
Note : cerita ini tidak ada hubungannya degan lagu Coldplay yang judulnya The Scientist. coldplay menceritakan seorang pria yang menyesali kematian pacarnya sehingga hampir gila dan jadi gembel (sumber google dan vidio klip). cerita Sherly menceritakan seorang ilmuan (ori Sherly)
Di sebuah laboratorium,
Seorang pria sedang
membuat experimen, ia begitu serius meneliti bahan-bahan yang akan ia gunakan.
Pria itu ingat dengan apa
yang telah terjadi padanya beberapa bulan yang lalu.
***
Saat
itu,
Waktu
menunjukan pukul 5.30 pagi, seorang perempuan masuk ke sebuah laboratorium
tempat pria itu bekerja dan mereka pun bertengkar.
“jadi
bagimu pameran ilmiah itu lebih penting?”
“Lauren,
ini pekerjaanku”
“tapi
itu masih lama Robert, pameran itu masih 6 bulan lagi. Kita bisa ke rumah orang
tuaku dulu kan? Lagi pula kita hanya 2 hari disana, mereka sudah menantikanmu
sejak lama”
“Lauren,
kau harus mengerti. Aku ingin karyaku sempurna”
“apa
benda-benda aneh itu lebih penting?”
“jika
kau tidak suka, itu tandanya kau tidak menyukaiku juga” Robert membentaknya.
“ok,
jika itu yang kau inginkan” Lauren melepaskan cincin yang terpasang di jari
manisnya, “ini, aku kembalikan. Aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak
menghargai keluargaku”
“Lauren?”
Robert kaget.
“jangan
temui aku lagi” Lauren menangis dan pergi.
“Lauren”
***
Robert menutup matanya
yang mulai memerah, aku mencintaimu
Lauren. Aku akan mencari cara agar kita bisa bersama lagi, bagaimana pun itu.
Besoknya,
Seorang pria masuk ke
laboratorium dan melihat Robert yang tertidur.
“kawan, kau menginap
disini?”
Robert bangun, “emh...
Watson? Ya, aku ketiduran” Robert tersenyum.
“sudah dua bulan kau disini,
apa yang kau lakukan?”
“bukan apa-apa”
“ayolah kawan, kita semua
tau pameran ilmiah itu tinggal sebentar lagi. Semua teman kita juga bekerja
keras untuk itu, tapi tidak ada yang berjuang mati-matian seperti ini”
“yang aku buat bukan untuk
pameran”
“apa? Kau gila, apa
sekarang Robert yang jenius jadi ilmuan gila?”
“ada sesuatu yang harus
aku perbaiki dan aku harus berhasil melakukannya”
“ok, aku harap ini bukan
soal putusnya hubunganmu dengan Lauren”
Robert menatap Watson.
“ayolah kawan, itu sudah
lama terjadi”
“4 bulan”
“ok, jadi tandanya kamu
harus move on”
Robert menggeleng, “dia
perempuan paling sempurna dalam hidupku, aku menyesal selalu menyia-nyiakannya”
“ok, semoga kau berhasil”
Watson pergi.
Robert kembali mengerjakan
experimennya.
Sore itu,
Ketua ilmuan datang dan
memeriksa semua hasil ciptaan para ilmuan yang ada disana.
“mana Robert?”
“dia di ruang kerjanya”
“aku tidak sabar melihat
karya-karya gilanya, dia sangat jenius. Aku suka anak itu”
Ketua ilmuan itu masuk ke
ruangan Robert, Robert masih mencampurkan beberapa cairan ke dalam tabung.
“hey Robert”
“tuan” Robert tersenyum.
“apa yang kau buat? Aku
ingin lihat hasil karyamu”
“aku... aku belum
menyelesaikannya”
“apa? Bukankah dulu kau
yang pertama mendapatkan ide untuk membuat hal hebat di pameran itu?”
“ya, dulu aku memang yang
membuat paling awal”
Robert ingat...
***
Saat
itu,
Robert
sedang memulai untuk membuat karyanya, ia yakin benda itu akan mendapat pujian
di pameran nanti.
“mereka
bilang aku akan mendapat penghargaan lagi?” Robert tersenyum, “semua orang tau
bahwa Robert Downey Jr. adalah calon ketua ilmuan termuda di negara ini” Robert
mengambil alat-alat dan mulai merakit benda ciptaannya.
Tapi
tiba-tiba, Lauren datang.
“Robert”
“Lauren”
Robert menoleh.
Mereka
pun bertengkar.
***
“aku minta maaf tuan,
mungkin aku tidak bisa menyelesaikan karyaku. Karena ada hal yang lebih
penting”
“dengar Robert, masa
depanmu ada disini”
“tapi bagiku, masa depanku
sudah hilang sejak 4 bulan yang lalu dan aku ingin mendapatkannya kembali”
“kau benar-benar gila, aku
kecewa padamu dan aku tidak perduli lagi dengan apa yang kau kerjakan” ketua
ilmuan itu pergi.
Robert diam.
Malamnya,
Robert masih mencari
beberapa bagian yang kurang dari penemuannya, “apa yang harus aku tambahkan
untuk bisa memutar waktu? Apakah ada atom yang membuat aku bisa kembali ke
tempat yang aku inginkan? Apa ada ion yang bisa aku pakai? Atau sebuah cairan
kimia penghilang tubuh yang membuatku kembali ke masa lalu?” Robert terus
mencari dari semua sumber yang ia ketahui.
Aku
harus bisa kembali pada waktu itu, Robert terdiam melihat
monitor. Ini dia, mungkin dengan ini aku
bisa menghilang dan kembali ke waktu dimana kami bertengkar. Robert
tersenyum, aku akan melakukannya.
Robert pun mulai
mencampurkan semua bahan yang ia anggap benar, ia menunggu cairan itu diperiksa
oleh mesin pendeteksinya.
Berhasil,
cairan ini tidak meledak. Itu tandanya ini aman, Robert
melihat beberapa hewan yang jadi korban karena experimennya. Aku yakin ini aman, aku tidak mau memakai
kelinci percobaan lagi.
Robert meminumnya.
Pagi itu,
Watson mengetuk ruangan
Robert, “Robert, kau masih di dalam? Ketua ingin bertemu denganmu, Robert?” ia
masuk.
Robert hanya duduk diam.
“kawan, apa yang terjadi
padamu?” Watson mendekat.
“aku tidak apa-apa”
“kau pucat sekali, kau
berkeringat dan terlihat lemas...” Watson memeriksa Robert, “kau tidak
keracunan bahan kimia kan?”
Robert mengangguk, “aku
akan mati”
“ya Tuhan... apa yang kau
minum?” Watson melihat sisa cairan di gelas, “aku akan membawamu ke ruang medis
dan benda ini akan aku teliti”
Di ruang medis,
Robert yang berbaring
semakin lemah, “aku merasa mual dan sesak”
Seorang tenaga medis yang
menemani Robert, terus memantau keadaannya. “tenang tuan, hasil penelitian
cairan yang ada di tubuh anda sebentar lagi selesai”
“aku rasa, tidak ada
penawar untuk ini”
“jangan pesimis, kami akan
sangat kehilangan anda jika anda pergi. Aku yakin karena aku salah satu fans
beratmu” perempuan itu tersenyum.
Robert pun tersenyum.
Di ruang test,
“ini hasil uji cairannya”
“apa kita bisa menolongnya?”
“aku tidak tau, tapi kita
harus mencobanya meski kita tidak tau apa yang akan terjadi nanti”
Watson pun mulai masuk ke
ruang perawatan Robert.
“kawan, sebenarnya aku
tidak suka melakukan ini. Tapi hal bodoh yang kau perbuat memaksaku melakukannya”
“tidak apa-apa kawan”
“baiklah, ini saatnya
dibius” Watson mengambil suntikan, “tolong beri dia oksigen”
Oksigen dan alat lainnya
mulai dipasang.
“kau siap kawan?”
Setelah Robert tak
sadarkan diri,
“kita coba dengan penawar
pertama, hasilnya?”
“tidak ada reaksi”
“ok, masuk ke penawar
kedua”
“tidak ada reaksi,
sepertinya cairan di tubuhnya begitu kebal”
“omong kosong, ini penawar
terakhir. Aku yakin ini akan berhasil” Watson menatap Robert, “ayolah kawan,
aku tidak ingin kehilanganmu”
“reaksi ditemukan, penawar
mulai menggerogoti cairan itu”
“sudah ku bilangkan?”
Watson tersenyum.
“jumlah cairan kimia itu
berkurang”
“bagus”
“maaf tuan, cairan itu
kembali”
“apa?” Watson kaget.
“penawarnya hilang,
kesimpulannya cairan itu tetap bersarang di tubuhnya”
“sial, kita tidak punya
penawar lagi”
Setelah Robert siuman,
“bagaimana tidurmu kawan?”
Watson tersenyum kepada Robert.
“aku mimpi buruk, apa itu
pertanda bagus?”
Watson hanya diam menatap
Robert.
“aku tau, itu pertanda
buruk kan?”
“maafkan aku Robert, tidak
ada penawar yang bisa menyembuhkanmu”
“bagaimana akhirnya?”
“kau akan menghilang,
musnah. Tidak ada jasad atau apa pun”
“aku menghilang seperti
tidak pernah ada di dunia ini? Kapan itu akan terjadi?”
“secepatnya, aku tidak tau
pasti”
“aku yakin kau akan menjadi
penggantiku sebagai calon ketua ilmuan” Robert tersenyum.
“aku tidak ingin menjadi
ketua ilmuan jika harus kehilangan sahabatku”
“terima kasih kawan, tapi
itu adalah kesempatanmu. Kau harus berhasil demi persahabatan kita”
Besoknya,
Robert masih merenung, ia
memikirkan hidupnya yang tidak lama lagi. Semua tes menunjukan dirinya akan
menghilang karena cairan kimia yang ada di tubuhnya.
Robert sadar, meminum
cairan kimia tanpa pengujian adalah hal yang bodoh. Tapi keinginannya untuk
kembali ke masa lalu membuatnya nekad.
Lauren...
sekarang aku tidak punya kesempatan lagi.
“Robert” Watson datang.
“hey kawan”
“apa yang kau lakukan
disini? Kau ingin menghilang disini?”
“apa yang kau bicarakan?”
“maksudku, kau tidak mau
melakukan sesuatu di hari-hari terakhirmu?”
Robert menatap Watson.
“ayolah kawan, aku tau kau
membuat cairan itu demi Lauren. Tapi jika kau diam saja disini, itu tindakan
yang bodoh”
“lalu aku harus apa lagi?
Kau tau semua itu gagal dan aku akan mati”
“tentu saja kau harus
menemuinya”
“dia tidak ingin melihatku
lagi”
“Robert, ayolah. Ini sisa
hidupmu, lakukanlah hal yang menurutmu benar”
Robert terdiam dan kembali
menatap Watson, “kau benar kawan, terima kasih”
Di ruang ketua,
“aku turut menyesal dengan
apa yang terjadi padamu, semua orang pasti akan berduka untukmu. Tapi sayangnya
tidak mungkin ada bendera setengah tiang nak”
“aku tau” Robert
tersenyum.
“ada apa kau kemari?”
“aku ingin mengundurkan
diri”
“apa? Aku kira kau akan
membuat karya terbaikmu sebelum kau...”
“aku tau tuan, harusnya
aku melakukan itu. Tapi, ada sesuatu yang harus ku selesaikan sebelum aku pergi
dari dunia ini”
“ok, aku mengerti. Jika
itu keputusanmu, aku akan mengirimkan semua penghargaan dan karya-karyamu ke
rumah keluargamu besok. Kau adalah ilmuan terbaik yang pernah kami miliki”
“terima kasih tuan”
“tidak, akulah yang
harusnya berterima kasih. Mungkin aku tidak akan mendapatkan orang sepertimu
untuk kedua kalinya”
Pagi itu,
Robert mulai meninggalkan
laboratorium, ia menatap gedung itu dari luar. Bekerja di gedung itu adalah
impiannya sejak kecil, mata Robert mulai memerah. Tapi ia tersenyum dan pergi.
Selamat
tinggal impianku...
Di jalan,
Robert melihat Lauren
sedang makan siang di sebuah kedai, “Lauren?” ia pun masuk ke kedai itu dan
berdiri di hadapan Lauren, “Lauren”
Lauren berhenti makan dan
menatap Robert, “Robert?”
“boleh aku duduk?” Robert
duduk dan menatap Lauren.
“aku belum
mempersilahkanmu”
“hey, ayolah. Aku mohon”
“pergilah Robert, sebelum
selera makanku hilang”
“Lauren aku mohon,
sebentar saja”
“jika kau tidak pergi,
biar aku yang pergi”
“Lauren” Robert memegang
tangan Lauren.
“lepaskan aku, atau aku
akan berteriak”
“ok” Robert melepaskan
tangan Lauren.
Lauren pergi dan Robert
hanya diam.
Sorenya,
Robert berjalan ke rumah
Lauren, “semoga ini masih rumahnya” Robert mengetuk pintu.
“iya sebentar” Lauren
membuka pintunya.
“hey” Robert tersenyum.
Lauren kesal dan mau
menutup pintunya.
“Lauren tunggu” Robert
menahan pintunya, “aku mohon, beri aku waktu untuk bicara”
“pergi Robert”
“hey, ayolah”
“sayang, siapa dia?” seorang
pria melihat Robert dari dalam.
Robert menatap pria itu,
“kau sudah punya pacar?”
Lauren pun membuka
pintunya, “Sherlock kenalkan ini Robert, Robert ini Sherlock”
“hey” Sherlock tersenyum.
Mereka berjabat tangan.
“aku akan membuatkan
minum” Lauren masuk ke dalam.
“ayo kawan, masuklah”
Robert masuk dan duduk di
ruang tamu.
Mereka pun
berbincang-bincang.
“jadi kau sudah lama
menjadi pacar Lauren?”
“mungkin sekitar 1 bulan”
“ok, itu keren”
“hubungan kalian masih
jauh lebih keren kan? 2 tahun bukan hal yang mudah, apa lagi kalian sempat
bertunangan”
Robert terdiam menatap
Sherlock.
“ada apa kawan? Kau
mantannya Lauren kan?”
“ya, kau benar”
Lauren datang membawa
minuman, “silahkan” ia duduk disamping Sherlock.
“terima kasih” Robert
meminumnya.
Sherlock tersenyum, “aku
tau kau patah hati, kau tidak tau kan jika Lauren sudah punya pacar?”
Robert langsung berdiri.
Sherlock menatap Robert
dan berdiri juga.
“hey, tenanglah” Lauren
panik.
Robert menatap Sherlock,
“temanku juga menyuruhku untuk move on, tapi bagiku. Dia adalah cinta yang
harus aku perjuangkan, jadi aku akan tetap berusaha untuk memilikinya kembali”
“kau sangat egois tuan,
Lauren itu sudah tidak mencintaimu lagi”
“sudahlah Sherlock, jangan
dengarkan dia” Lauren mulai kesal.
Robert menatap Lauren, “aku
senang kau sudah mendapatkan penggantiku, bahkan mungkin orang yang lebih baik.
Aku hanya ingin minta maaf padamu sebelum semuanya terlambat, permisi” Robert
pergi.
Sherlock mengambil gelas
dan melemparnya ke kepala Robert.
Robert terdiam, ia
memegang kepala belakangnya dan melihat darah di tangannya.
“Sherlock, apa yang kau
lakukan?” Lauren kaget.
“dia menghina kita”
Darah di tangan Robert
menghilang dan ia pun pingsan.
“Robert?” Lauren mendekati
Robert, “Robert”
“aku mengerti sekarang,
kalian masih saling mencintai kan? Mulai sekarang, kita putus” Sherlock pergi
dengan kesal.
Lauren menangis.
***
Saat Robert membuka
matanya, “ah... kepalaku” ia bangun dari sofa.
Lauren menatapnya, “aku
senang kau siuman”
“aku lebih senang jika
terbangun di kamarmu”
Lauren memalingkan
wajahnya.
“Lauren, aku minta maaf”
“kau sudah baik-baik saja
kan? Lebih baik kau kembali ke laboratoriummu”
“aku sudah mengundurkan
diri”
“kalau begitu pulanglah”
“aku tidak punya rencana
untuk pulang”
“kalau begitu pergilah”
Lauren kesal, “apa kau tidak mengerti betapa sakitnya aku?”
“Lauren, aku datang kesini
karena aku ingin minta maaf. Aku tidak mau menyakitimu lagi, aku tidak mau kau
merasa sakit lagi”
“cukup Robert, jika kau
memang ingin aku tenang. Pergilah, aku tidak mau melihatmu”
“Lauren, aku hanya ingin
minta maaf”
“aku sudah memaafkanmu
sejak dulu, tapi aku mohon. Jangan ganggu aku lagi”
“aku tidak mau pergi
dengan cara seperti ini, aku ingin memperbaiki hubungan kita”
“aku tidak mau berpacaran
dengan orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri”
“ok, tapi setidaknya kita
bisa berdamai kan? Aku tidak mau kau masih bersikap seperti ini, aku ingin kita
berteman”
“jangan mimpi kamu”
“ok, aku mengerti. Aku
senang Sherlock menjadi pacarmu”
“kami sudah putus dan itu
semua karena kau”
Robert kaget, “aku sungguh
menyesal Lauren, aku hanya ingin kita berbaikan sebelum aku..” ia berhenti
bicara.
Lauren menatap Robert.
“sudahlah, aku permisi”
Robert berdiri dan pergi.
Lauren merasa aneh.
Besoknya,
Robert tau kedaannya makin
parah, “aku harus kembali pada Lauren, aku harus menjelaskan bahwa aku masih
mencintainya. Aku harus bisa” Robert pergi.
Di depan rumah Lauren,
Robert mengetuk pintu,
“Lauren”
Tapi tidak ada jawaban
dari dalam.
“Lauren”
Seseorang yang lewat
melihat Robert, “hey kawan, pemilik rumah sudah pergi sejak tadi pagi. Kau
terlambat kawan” orang itu pun pergi.
“terima kasih” Robert pun
bersandar di pintu dan duduk di lantai, “apa yang harus aku lakukan sekarang?”
Malamnya,
Lauren datang, ia melihat
Robert tidur di teras rumahnya. Lauren terdiam menatap Robert, tapi ia tidak
menghiraukannya dan masuk ke rumah.
Di dalam,
Lauren duduk di sofa.
Apa
yang dia lakukan? Kenapa dia terus memaksa? Apa karirnya sudah hancur? Apa
penemuannya gagal? Atau dia tidak masuk sebagai calon ketua ilmuan? Gak
mungkin, Robert itu orang yang jenius. Lauren memikirkan Robert.
Besoknya,
Lauren bangun dan keluar
dari kamarnya, ia pun pergi ke dapur untuk membuat sarapan.
“ah?” Lauren kaget melihat
Robert berdiri di meja dapurnya.
“hey, maafkan aku”
“apa yang kau lakukan
disini?”
“kau tidak memperbolehkan
aku masuk, jadi aku masuk lewat jendela itu” Robert menunjuk jendela dapur yang
ada di atas, “dan aku melompat ke meja ini”
“keluar dari dapurku”
“kalau begitu, aku akan
menunggu di ruang tamu”
“maksudku, keluar dari
rumahku sekarang”
“yap, tapi jendela itu
tinggi. Tolong ijinkan aku keluar dari pintu depan”
Lauren mulai kesal.
“ok ok, aku pergi” Robert
turun dari meja dan meninggalkan Lauren, “aku akan tetap ada disini sampai kau
mau memaafkan aku dan berbaikan”
Lauren menutup
telingannya, “aku tidak peduli”
Malam itu,
Udara begitu dingin,
Robert yang tidur pun gemetaran. Apa lagi dia tidur di teras tanpa alas apa
pun.
Lauren membuka pintu dan
melihat itu, Robert... ia masuk dan
kembali sambil membawa sebuah selimut. Lauren pun menyelimutinya.
Kenapa
kau masih melakukan hal bodoh ini Robert? Lauren kembali
masuk ke rumah.
Robert membuka mata dan
melihat selimut itu, Lauren... aku tau
kau masih mencintaiku. Matanya memerah dan ia mulai memeriksa keadaannya.
Hasil menunjukan reaksi
kimia sudah mencapai 89%, Robert kembali menyimpan alat kecil itu ke sakunya
dan mengambil sesuatu dari saku yang satunya.
Robert menatap benda itu,
“seandainya aku tidak mengecewakanmu saat itu, mungkin cincin ini masih kau
pakai Lauren. Mungkin kita akan segera menikah setelah aku menjadi ketua ilmuan
yang baru”
Air mata Robert menetes,
ia pun menyimpan kembali cincin itu ke sakunya.
Besoknya,
Robert semakin pucat dan
berkeringat, “ya Tuhan... kenapa aku merasa sakit dan lemas? Apa ini hari
terakhirku?” Robert mencoba bangun dengan berpegangan ke dinding, “ah” ia
berdiri dan mendekati pintu, Robert mengetuk. “Lauren”
Lauren yang duduk di sofa
mendengar itu, ia menangis.
“Lauren, aku mohon buka
pintunya”
“maaf Robert, lebih baik
kau pulang”
Lauren tau Robert kurang
sehat, karena setiap malam ia selalu terbangun dan mengintip Robert dari
jendela. Ia pun selalu tidur di sofa karena itu.
“aku tidak akan
kemana-mana sebelum bisa melihatmu, aku mohon Lauren. Aku janji aku tidak akan
memintamu untuk bersamaku lagi, aku tidak akan memaksamu. Tapi aku mohon, buka
pintunya. Aku ingin melihatmu untuk yang terakhir kalinya, aku mohon Lauren”
“pergi Robert, apa kau
tidak mengerti kata itu? Apa aku harus berbicara bahasa kimia? Apa aku harus
bicara bahasa teknologi? Aku bukan ilmuan, aku bukan orang jenius sepertimu
yang hanya memikirkan dirimu saja”
“aku minta maaf Lauren”
Lauren yang menangis pun
pergi ke kamarnya.
“Lauren, aku mohon” Robert
jatuh terduduk, ia menangis. “bagaimana cara aku menjelaskannya padamu?
Haruskah aku bilang bahwa ini hari terakhirku? Aku hanya ingin melihat wajahmu
Lauren”
Malamnya,
Robert masih terduduk di
depan puntu sambil meyandarkan kepalanya yang menghadap pintu, “Lauren...”
Tiba-tiba Robert melihat
tangannya mulai menghilang perlahan, Robert kaget.
Di kamar,
“kenapa kau belum pergi
juga?” Lauren menangis lagi, “aku akui aku masih mencintaimu. Tapi hatiku
sangat sakit, selama kita berhubungan. Aku selalu mendapatkan sakit, kau selalu
berbohong dan menganggap pekerjaanmu sebagai yang nomor satu. Sedangkan aku,
kau tidak pernah peduli sama sekali dengan kesakitanku. Bahkan keluargaku pun
tidak pernah kau hargai”
Telpon Lauren berbunyi.
Lauren menatap telponnya,
“aku tau itu pasti telpon darimu, aku tidak akan mengangkatnya”
Telpon kembali berdering.
“kau memaksa sekali”
Lauren mendekati telponnya dan mengangkat gagang telpon, “hallo”
“Lauren”
“siapa ini?”
“ini aku, Watson. Teman
Robert”
“oh, kau teman Robert? Apa
kau sengaja menelponku?”
“tentu, aku ingin tau
keadaan Robert”
“apa maksudmu? Jika kau
ingin tau, telpon saja dia. Kau punya nomor Hp-nya kan?”
“ya, tapi Hp-nya tidak
aktif. Aku takut terjadi apa-apa padanya”
“dia baik-baik saja, dia
ada di teras rumahku sekarang”
“benarkah? Bagaimana
dengan reaksi kimianya? Apa sudah nampak?”
“apa maksudmu?”
“Lauren, apa kau tidak
tau? Di dalam tubuh Robert ada cairan kimia yang akan membuatnya menghilang”
“maksudmu dia bisa
menghilang seperti super hero yang ada di tv?”
“tidak Lauren, dia akan
menghilang untuk selamanya”
“selamanya?”
“aku mohon, bahagiakan dia
untuk yang terakhir kalinya. Aku sayang sahabatku, aku tidak mau dia pergi
dengan perasaan sedih”
Lauren melepas telponnya
dan berlari keluar dari kamar.
“halo? Lauren?” telpon
masih tergantung.
Di luar,
Robert mulai menghilang,
air matanya menetes. Selamat tinggal
Lauren...
Robert pun menghilang.
“Robert” Lauren membuka
pintu, tapi tidak ada siapa-siapa disana. “Robert?”
Lauren melihat ke
sekitarnya, disana hanya ada selimut sebuah benda kecil dan cincin.
Lauren menangis dan
mengambil benda kecil itu, ia melihat tulisan di sana. Hasil menunjukan bahwa
reaksi kimia sudah mencapai 100%.
“maafkan aku Robert”
Lauren menggenggam benda itu dan mengambil cincinnya, “maafkan aku” ia
mengambil selimut itu dan merasakan aroma tubuh Robert yang masih menempel
disana, “Robert...” ia menangis sambil menutupi wajahnya dengan selimut itu.
***
Hari itu,
Di sebuah laboratorium,
waktu menunjukan pukul 5.30 pagi.
Robert sedang memulai
untuk membuat karyanya, ia yakin benda itu akan mendapat pujian di pameran
nanti.
“mereka bilang aku akan
mendapat penghargaan lagi?” Robert tersenyum, “semua orang tau bahwa Robert
Downey Jr. adalah calon ketua ilmuan termuda di negara ini” Robert mengambil
alat-alat dan mulai merakit benda ciptaannya.
Lauren datang, “Robert”
“Lauren” Robert menoleh.
“kamu kok masih kerja?”
Lauren sedikit kecewa, karena seminggu yang lalu Robert sudah janji untuk pergi
bersamanya.
“tentu saja tidak Lauren,
aku hanya sedikit menguji rancanganku” Robert mendekat dan mengelus Lauren,
“aku kan sudah berjanji, kita akan pergi hari ini. Lihat, aku sudah membeli
tiketnya” Robert menunjukan tiket pesawat.
Lauren tersenyum dan
memeluk Robert, “terima kasih sayang, tadinya aku kira kau hanya berbohong
padaku”
“tentu tidak sayang, kau adalah
segalanya bagiku”
“benarkah? Bagaimana
dengan pekerjaanmu?”
“kau yang paling utama
sayang”
Mereka pun berciuman.
Watson membuka pintu dan
akan masuk, tapi saat melihat itu. Ia kaget dan langsung pergi sambil menutup
pintunya.
Hari-hari terus berlalu,
Robert berhasil pendapat penghargaan di pameran ilmiah dan ia pun diangkat
menjadi ketua ilmuan di kota itu. Ia menikahi Lauren dan selalu berusaha
memberikan yang terbaik untuk keluarga barunya itu.
Robert senang cairan kimia
itu berhasil, meski awalnya cemas dan mengira dirinya akan mati. Tapi ternyata
cairan itu berhasil mengembalikan dirinya ke 4 bulan yang lalu dan membuatnya
bisa memperbaiki semua kesalahannya.
Robert pun berjanji pada
dirinya untuk merahasiakan cairan itu dari siapa pun, ia belum yakin
orang-orang saat ini bisa membuatnya. Tapi ia percaya, di masa depan pasti akan
ada mesin waktu dan semacamnya.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar