Rabu, 25 Februari 2015

When I Was Your Man

Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre: Romance, Sci-fi
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Malam itu,
Di sebuah gedung sedang diadakan konser musik.
“Taylor... Taylor... Taylor...” para penggemar berteriak.
“selamat malam semuanya” seorang perempuan muncul dan bernyanyi.
“Taylor, yeah...”
Seorang pria yang sedang menonton di dekat tangga panggung sisi kiri tersenyum, HP-nya berbunyi. “hallo?”
“Robert, kau dimana?”
“maaf, aku tidak mendengarmu”
“disana ramai sekali, apa kau sedang ada di konser Taylor?”
“ya, aku akan mengantarnya pulang malam ini”
“jadi karena itu kau membatalkan meeting?”
“ya, sampai besok Josh” Robert menyimpan HP-nya ke dalam saku.
Setelah konser selesai,
“terima kasih semuanya” Taylor memberi hormat dan turun ke tangga dekat Robert.
Robert tersenyum dan akan memberikan seikat bungga pada Taylor, tapi Taylor malah berjalan melewati Robert dan mendekati fans-nya yang berkumpul di belakang Robert.
Robert terdiam dan ia melemparkan bungganya, bunga itu pun terinjak-injak oleh fans Taylor yang semakin berkerumun.
Robert menatap Taylor yang terlihat sibuk dengan fans-fans-nya, “sayang, aku akan menunggumu di mobil”
“ya” Taylor terus melayani penggemarnya tanpa memperdulikan Robert.
Robert pergi ke luar dan masuk ke mobil spot-nya, ia diam.
Setelah beberapa lama,
“kenapa dia lama sekali?” Robert menoleh, ia melihat gedung mulai sepi. Robert kaget dan menelpon Taylor.
“hallo”
“sayang, kau dimana?”
“Robert, maaf. Aku pulang memakai limou, fans-fans-ku akan datang ke rumah”
“ok, aku ngerti” Robert menutup telponnya dan menjalankan mobilnya.
Besoknya di perusahaan,
Seorang sekretaris masuk ke ruangan Robert.
“tuan, presdir ingin bicara dengan anda”
“ok” Robert keluar dari ruangannya dan masuk ke ruang presdir.
“apa yang kau lakukan?” presdir marah.
“ayah...”
“kau sering mengundur meeting demi perempuan itu kan?”
“aku minta maaf ayah”
“dengar Robert, dia bukan perempuan yang baik. Dia hanya seorang perempuan yang berambisi pada kariernya”
“aku mencintainya ayah, apa pun yang dia lakukan. Aku tetap mencintainya, jika ayah tidak suka. Biar aku yang keluar dari perusahaan ini” Robert pergi.
Ayah terdiam dan begitu sedih, “kau satu-satunya yang aku miliki nak”
Robert pergi keluar perusahaan dan mendekati mobilnya.
“Robert”
“hey Josh”
“kau sudah menyiapkan produk baru kita?”
“itu baru prototype, tapi aku bisa menjamin..”
“aku percaya, siapa yang meragukan orang paling jenius di dunia ini?”
Robert tersenyum, “aku pulang dulu ya”
“kau mau pulang? Ini kan masih pagi”
“aku ada urusan” Robert masuk ke mobilnya dan pergi.
Di rumah Taylor,
Robert membuka pintu dan melihat Taylor sedang dicium seorang pria.
“Robert? kau tidak bekerja?”
“aku libur”
“o..ok, kenalkan ini Michael”
“aku tau, dia anak mentri” Robert duduk di sofa.
“jangan marah, dia cuma fans”
“ya, aku fans berat pacarmu” Michael tersenyum.
“apa menciumnya juga adalah hak seorang fans?” Robert menatap Michael.
“Robert, jangan begitu”
“kau membelanya?” Robert berdiri.
“kalau begitu aku pulang saja”
“pergilah sebelum hidungmu patah”
Michael takut dan pergi.
“Robert” Taylor menatap Robert.
“apa lagi? Aku ini pacarmu, mana mungkin aku tidak marah jika melihatmu dicium orang lain”
“oh, begitu? Lalu kau akan membalasku dengan mencium orang lain? Lakukan, untuk seorang milyuner sepertimu mencari perempuan itu hal yang mudah”
“dan untukmu, kau begitu hebat mendapatkan seorang anak pejabat” Robert pergi.
Taylor kesal.
Di rumah Robert,
Robert sedang merancang sebuah alat, tapi ia sangat sulit berkonsentrasi karena memikirkan Taylor.
“sial” Robert melempar alat tulisnya, ia berbaring di ranjang dan menatap fotonya bersama Taylor. Aku sangat mencintaimu Taylor, apa kau tidak mengerti?
Besoknya,
Robert memimpin rapat di perusahaan, semua peserta rapat begitu puas dengan hasil rapat itu.
Robert keluar dari ruang rapat.
“nak”
Robert menoleh dan melihat ayahnya.
“ayah bangga padamu, kau selalu melakukan hal-hal yang tidak pernah difikirkan orang lain”
“aku akan selalu melakukan yang terbaik ayah” Robert tersenyum dan pergi ke ruangannya.
Di ruangan Robert,
Robert melamun, “Taylor... Taylor... Taylor” ia pun menelpon Taylor.
“hallo”
“kau sedang apa?”
“aku sedang bersiap untuk tur-ku”
“kau akan pergi kemana?”
“aku akan pergi ke Greenland”
“Greenland? Siapa yang akan menontonmu disana?”
“disana juga ada fans-ku, buktinya tadi malam ada e-mail masuk dari fans disana. Tentu saja aku akan kesana”
“aku ikut”
“jadi kau sudah tidak marah lagi?”
“maafkan aku sayang, kau tau kan? Aku cemburu pada Michael, apa lagi berita tentang kalian di luaran”
Di rumah Robert,
Robert membuat sesuatu, sebuah roket berukuran kecil dengan sedikit modifikasi. “aku harap ini berhasil” Robert tersenyum dan mengambil beberapa benda.
Malamnya,
Robert dan Taylor pun menaiki pesawat.
Di dalam pesawat,
“aku senang kita bisa pergi bersama seperti ini” Robert tersenyum pada Taylor.
Taylor tersenyum.
Robert mau memegang tangan Taylor, “sayang...”
“Robert, maaf. Aku harus menyiapkan laguku”
“ok” Robert diam.
Taylor meninggalkan Robert.
Mereka pun sampai di Greenland.
Saat mereka turun, begitu banyak orang berkumpul disana.
Taylor tersenyum dan melambai.
Di sebuah penginapan,
Robert berbaring, “sayang, kamu gak cape latihan terus?”
Taylor menyimpan gitarnya dan menatap Robert, “jika kau merasa terganggu, lebih baik kau pindah ke kamar lain”
“bukan begitu maksudku” Robert bangun.
“lalu apa? Kau terlihat tidak suka jika aku latihan, kau tidak suka jika aku bersama fans-fans-ku”
“Taylor, aku hanya ingin waktu untuk kita berdua. Kau selalu sibuk dengan kariermu, fans-fans-mu. Sedangkan aku, aku rindu padamu. Aku rindu masa-masa saat kita bersama” Robert mendekati Taylor.
“Robert, aku sangat sibuk”
“aku tau, aku pun begitu sibuk di perusahaan. Tapi aku selalu berusaha untuk bersamamu”
“jadi kau merasa dirugikan?”
“tidak tidak, bukan begitu maksudku”
“lalu apa? Kalau sibuk, kamu gak usah maksain ketemu aku segala. Lebih baik besok kamu pulang, urus pekerjaanmu”
“ok, aku akan tidur di kamar lain” Robert mengambil kopernya dan keluar.
Siangnya,
Diluar begitu ramai.
“ada apa ini?” Taylor yang mau makan siang merasa bingung.
“tadi malam, para zombie beraksi lagi nona”
“zombie? Apa kau bercanda?”
“tidak nona, saya sangat serius. Ada dua korban yang hilang, aku rasa mereka akan diubah menjadi zombie”
Taylor terdiam.
“para zombie itu datang dari sana”
Taylor menoleh dan melihat sebuah castile di pinggir jurang, “ini seperti film”
“film dokumenter tentang tur musikmu?” Robert duduk disamping Taylor.
“selamat siang tuan Downey” seorang pelayan mendekat.
“siang”
“apa anda akan membantu kami membuat energi di kota ini?”
“tidak” Robert tersenyum, “aku hanya mengantar pacarku tur”
“oh, aku kira kalian sudah putus. Karena di berita, nona Taylor berpacaran dengan anak menteri”
“Michael namanya” Robert tersenyum pada Taylor.
Taylor sedikit kesal dan memalingkan wajahnya.
Pelayan itu pun pergi.
“kau lihat sayang, mereka mengetahui itu”
“dan kau percaya mereka?” Taylor menatap Robert.
“aku melihatmu berciuman dengannya” Robert memakan makan siangnya, “emh... lumayan, cobain sayang” Robert menyuapin Taylor.
Taylor menatap Robert dan Robert tersenyum.
Malamnya,
Taylor mendapat pesan, disana dikatakan bahwa fans-nya sudah menunggu di luar penginapan. Taylor pun keluar dari kamarnya.
“nona, mau kemana? Ini sudah malam”
“aku akan bertemu fans-ku di luar”
“hati-hati nona”
Taylor keluar, tapi ia tidak melihat siapa-siapa. “hallo? James kau dimana?” Taylor melihat ke sekeliling, lalu ia mendengar suara di balik dinding. Ia pun mendekati sebuah jalan kecil, “James?”
“ha...” zombie berdiri di hadapan Taylor.
“argh..” Taylor menjerit.
Brak...
Robert memukul kepala zombie itu dengan besi hingga putus.
Taylor langsung memeluk Robert, ia ketakutan.
“tenang sayang, zombie itu sudah mati”
“Robert...”
“lebih baik kita segera masuk, mungkin zombie lain akan datang”
Mereka masuk ke penginapan.
Robert mengantar Taylor ke kamarnya, “selamat malam” ia tersenyum dan membuka pintu.
Taylor memegang tangan Robert, “Robert, mau kah kau menemaniku malam ini?”
“kau masih takut?” Robert tersenyum dan menutup pintunya.
Mereka berpelukan.
Besoknya,
Robert membuka matanya dan melihat Taylor sedang bingung sambil menatap laptopnya, “ada apa sayang?”
“ini, kau lihat kan? Tidak ada sinyal untuk internet disini, untuk HP pun kurang baik. Tapi kenapa orang itu bisa menghubungiku lewat e-mail?”
“coba ku lihat” Robert melihat e-mail dari fans misterius Taylor, “dia bernama James?”
“ya, dia menghubungiku tadi malam”
“aku akan melacaknya”
“bagaimana caranya?”
“kau lupa jika pacarmu jenius?”
Taylor tersenyum, “sombong”
Robert mendapatkan lokasinya, “dia memang tinggal di Greenland”
“kenapa dia bisa memakai internet? Dapat dari mana jaringnya?”
“aku juga bisa” Robert memperlihatkan monitor laptop Taylor.
“waw, keren” Taylor melihat begitu banyak e-mail dari fans yang masuk.
“kau harus banyak belajar sayang”
“ok ok”
Malamnya,
Di garasi penginapan, Robert tersenyum menatap roket buatannya. Ia pun menyimpannya di bagasi mobil.
Taylor datang, “kau yakin kita akan jalan-jalan?”
“kau takut zombie?” Robert tersenyum menatap Taylor.
“aku tidak takut”
“ahah? Bagus kalau begitu” Robert membukakan pintu mobil, “silahkan nona manis”
“terima kasih tuan tampan”
Mereka pun pergi.
Di jalan,
“waw, bukitnya bersalju ya” Taylor melihat ke luar jendela.
“aku juga ga ngerti” Robert serius menyetir karena saljunya membuat jalan agak licin.
Tapi tiba-tiba ada sesuatu yang terlindas oleh mobil Robert dan menyebabkan bannya bocor.
“Robert” Taylor berteriak.
Robert berusaha menghentikan mobilnya dan mobil pun berhenti di dekat jurang.
Taylor merasa sedikit lega meskipun disampingnya terlihat jurang yang begitu dalam.
“kamu gak apa-apa sayang?” Robert khawatir.
Taylor mengangguk dengan wajah pucat.
Seseorang pun terlihat berjalan mendekat.
“Robert, siapa itu?” Taylor takut itu zombie.
“diam disini” Robert keluar dari mobil, dan mengunci mobilnya.
Robert... Taylor menatap Robert dari dalam mobil dengan khawatir.
Seorang pria paruh baya mendekat dan tersenyum dingin.
“selamat malam pak, bisakah kau menolong kami?”
“pria jenius dari Stark Internasional”
Robert sedikit aneh dan menatap orang itu dengan waspada.
Pria aneh itu menatap mobil, “Taylor? Aku menginginkannya” ia menatap Robert.
“apa maksudmu?”
“serahkan Taylor, atau kau akan mati”
“jangan bercanda”
“aku tidak bercanda” pria itu menyerang Robert.
Robert berusaha menghindar tapi orang itu begitu gesit dan mencekik Robert dan ia pun mengangkat Robert, pria itu tertawa. “ternyata serum ini membuatku kuat”
“e..h..” Robert menatap orang itu.
“buat pilihan” pria itu berteriak.
Robert menatap ke arah Taylor dan melihat bagasi yang sedikit terbuka.
“cepat” pria itu semakin mencekik Robert.
Robert memegang sebuah kotak kecil dan menekan tombolnya, tiba-tiba roket di bagasi mobil menyala dan mobil pun terbawa roket terbang.
Maafkan aku Taylor, wajah Robert memerah dan ia tidak bisa bernafas.
“bodoh” orang itu marah.
Kotak itu pun terlepas dari tangan Robert dan ia tidak bergerak lagi, pria itu pun melempar tubuh Robert.
Di mobil,
“argh” Taylor berteriak.
Mobil terlempar jatuh dan roket terbang ke angkasa.
Roket pun meledak dan menghasilkan kembang api yang bertuliskan ‘I LOVE YOU TAYLOR’
Suatu pagi,
“emh...” Taylor membuka matanya, “dimana aku?” ia bangun, “apa yang terjadi? Kepalaku sakit sekali” Taylor memegang kepalanya.
“selamat pagi nona, aku senang nona sudah sadar”
“siapa kau?”
“aku Terra, aku orang yang menemukanmu di mobil terbang”
“mobil terbang?”
“iya, mobilmu tiba-tiba jatuh dari langit. Lalu di angkasa ada tulisan I Love You Taylor”
“I Love You Taylor?” Taylor terdiam, ia ingat pada sosok seorang pria yang selalu ada untuknya. Ia ingat saat pria itu dicekik dan mobil tiba-tiba terbang, “ah” Taylor memegang kepalanya.
“nona, ada apa?”
“aku tidak tau, aku melihat banyak hal yang tidak jelas dalam kepalaku. Aku melihat seorang pria yang selalu tersenyum padaku”
“nona, apa kau tidak ingat siapa dirimu?”
Taylor menatap orang itu.
Saat makan siang,
“jadi aku seorang penyanyi terkenal?”
“kau itu superstar, siapa yang tidak kenal seorang Taylor?”
“lalu, apa kau tau siapa pria yang selalu ada di bayanganku saat ini?”
“dari ciri-cirinya, itu seperti Robert”
“Robert?”
“ya, seorang milyuner yang sangat jenius. Dia bisa membuat alat-alat canggih yang keren”
Taylor ingat saat ia berteriak memangil Robert, saat Robert melindunginya dan Robert yang selalu mengalah padanya.
“Robert...” Taylor sedih.
“tapi aku juga tidak begitu yakin, akhir-akhir ini kau digosipkan berpacaran dengan anak seorang menteri bernama Michael”
Taylor terdiam, ia ingat saat Robert melihatnya berciuman dan itu bukan pertama kalinya Robert melihat mereka bersama. Ya Tuhan... kenapa aku begitu tega menyakiti perasaan Robert?
“nona, kau baik-baik saja?”
Taylor menangis, “aku hanya memikirkan perasaan Robert, aku begitu tega menghianatinya. Padahal dia begitu tulus mencintaiku”
“jadi kau sudah mengingat semuanya?”
“bisakah kau mengantarku ke tempat aku jatuh?”
“maksudmu mobil terbang?”
Di sebuah tempat,
“itu dia”
Taylor melihat mobil spot Robert yang rusak parah, “Robert” ia berlari mendekati mobil, Taylor ingat saat mereka bersama menaiki mobil itu. Taylor kembali menangis dengan penyesalan yang dalam.
“nona?”
Taylor melihat bagasi yang terbuka, ia mendekat dan melihat beberapa benda yang rusak. Taylor melihat sebuah buku, ia mengambilnya. Taylor membuka buku itu.
“selamat datang tuan” suara keluar dan scan pun menyoroti wajah Taylor, “nona Taylor, diterima” dari buku itu pun muncul foto-foto mereka dan di akhir buku terdapat tulisan ‘yang selalu mencintaimu Robert’.
Taylor kembali menangis sambil memeluk buku itu, tapi ia mendengar sesuatu. Taylor kembali melihat ke dalam bagasi, ia melihat sebuat benda bulat yang bersinar. Ia mengambilnya, “benda apa ini?”
Suara keluar dari benda itu, “perusak teknologi”
“hey, benda-benda itu bisa bicara sendiri” Terra kaget.
“pacarku sangat jenius kan?”
Malamnya,
Robert terbaring di dekat benda-benda kimia, pria paruh baya itu mendekat dan memasangkan beberapa alat ke tubuh Robert. Para zombie berkerumun melihat itu dan beberapa dari mereka membantunya.
Pria itu menatap Robert, “kau bodoh, memilih mati daripada menyerahkan Taylor. Tapi aku tidak rugi, aku memiliki orang paling jenius di planet ini” ia pun mendekati sebuah tombol dan menekannya.
“argh” Robert berteriak dan membuka matanya, benda itu menyedot seluruh darah Robert melewati beberapa saluran yang dipasang di tubuhnya.
Para zombie berteriak senang.
Setelah darah Robert habis dan jantungnya berhenti berdetak, sebuah alat pun merusak otak Robert.
“aku senang memiliki zombie milyuner”
Proses selesai, alat itu rusak dan meledak.
“waw, betapa jeniusnya dia. Sampai-sampai otaknya berusaha merusak alatku” orang itu tertawa, “ayo bangun zombie”
Robert pun membuka matanya dan berdiri di depan orang itu, orang itu senang melihat Robert yang pucat kebiruan.
“aku berhasil”
“ha” para zombie bersorak.
Di rumah Terra,
Taylor menceritakan semuanya.
“aku rasa yang mengundangmu ke Greenland memang dia, prof. James. Ilmuan gila yang membuat virus zombie di kota ini”
“apa?”
“ya, banyak korban berjatuhan dan berubah menjadi zombie”
“Robert” Taylor ingat para Robert, “apa dia akan menjadi zombie?”
“mungkin saja”
“apa dia akan selamat?”
“zombie itu mayat hidup, Taylor”
Taylor terdiam, “ini semua salahku, jika aku tidak terlalu berambisi. Mungkin kami tidak akan ada disini, mungkin kami tidak akan mengalami kejadian seperti ini”
“aku turut menyesal”
“tunggu, dari mana kau tau semua itu?”
“aku anak James”
Malamnya,
James menatap Robert, “cari Taylor, aku ingin kau membawanya kesini agar aku bisa merubahnya menjadi zombie”
Robert pun pergi.
Di rumah Terra,
Taylor menatap benda bulat itu, “aku harus membalas dendam, aku akan melakukan apa pun seperti kau melakukan itu Robert” Taylor keluar dari kamar.
“Taylor, kau mau kemana?”
“aku akan pergi ke castile itu”
“tapi itu berbahaya”
“aku tau, aku tidak keberatan jika harus mati. Karena Robert juga begitu”
“hati-hati”
Taylor pun pergi.
Di jalan,
Taylor terus berjalan, ia pun mulai melewati jalan bersalju.
Taylor mendengar suara langkah kaki, ia berhenti berjalan. “siapa itu?” Taylor melihat ke sekitar dengan penuh waspada.
Tiba-tiba Robert ada di hadapan Taylor, “ha”
“Robert?” Taylor kaget.
Robert menyerang Taylor dan memegang pundaknya dengan kuat.
“ah” Taylor merasa sakit, “Robert tolong lepaskan aku”
Robert mendekat dan ingin memakan Taylor.
“Robert jangan” Taylor menangis, “Robert”
Mereka saling tatap dan Robert terdiam, suara Taylor yang memanggilnya terus terngiang.
Taylor memeluk Robert, “sadarlah, kau bukan zombie. Kau pacarku, kamu gak boleh mati dengan cara seperti ini”
Tapi Robert mengangkat Taylor dan membawanya dengan kasar.
“Robert, turunkan aku. Robert” Taylor panik, “Robert”
Robert tetap berjalan tanpa memperdulikan Taylor.
“turunkan aku Robert, kita mau kemana? Robert tolong ingat aku, aku Taylor. Pacarmu”
Robert membawa Taylor ke castile dan menurunkannya di depan James.
“bagus Robert” James tersenyum.
“apa yang kau lakukan padanya? Kenapa kau merubah Robert menjadi zombie? Kembalikan dia, aku mohon”
“orang mati tidak bisa hidup lagi”
“bohong” Taylor menangis, “kau bohong, Robert tidak mungkin meninggal” Taylor menatap Robert dengan air mata yang terus menetes.
Robert hanya diam.
“dia tidak seperti dulu lagi Taylor, dia zombie. Sebesar apa pun kau mencintainya, itu tidak akan merubahnya”
“kau jahat” Taylor mau memukul wajah James.
James menangkisnya dan melempar Taylor, “kasar sekali kau” ia marah, “serang dia”
Para zombie pun menyerang Taylor, “ha”
Taylor panik.
“habisi dia, aku ingin dia menjadi zombie koleksiku” James tersenyum.
Robert mendekati Taylor.
“Robert” Taylor menangis.
“bagaimana rasanya jika kau mati di tangan pacarmu?” James pergi.
Tapi Robert malah berbalik menyerang para zombie yang mendekat dan ia berusaha melindungi Taylor.
“Robert?” Taylor kaget, “kau ingat padaku?”
Zombie semakin banyak, Robert mengangkat Taylor dan membawanya ke luar, ia menaiki sebuah tangga dan terus berjalan ke atas.
“Robert, apa yang harus kita lakukan? Mereka begitu banyak” Taylor melihat para zombie mengejar mereka.
Mereka masuk ke sebuah ruangan.
Disana ada James yang sedang mengutak-atik peralatan anehnya.
“kenapa aku tidak bisa mengendalikannya?” James cemas melihat Robert dan Taylor ada disana.
Robert mendekati James.
James berusaha mengendalikan Robert, tapi Robert tetap mendekat. James panik dan melempar Robert dengan kursi, tapi Robert menangkisnya dan kursi itu pecah. Robert memukul James, James pun jatuh pingsan.
Taylor mendekat dan memegang lengan Robert, Robert menatap Taylor dan melihat benda bulat miliknya.
“kau menginginkan ini?”
Robert menunjuk sebuah tabung berisi aliran tak beraturan berwarna hijau.
“kau ingin aku meledakan tabung itu?”
Robert mengangguk.
“ha” para zombie datang.
Taylor takut, Robert menatapnya dan mengangguk. Taylor memberanikan diri mendekati tabung itu.
Para zombie mulai menyerang, Robert melawan mereka. Ia berusaha menahan mereka agar tidak mengejar Taylor.
Taylor berhasil mendekati tabung dan menempelkan benda biru itu, benda itu mulai mengeluarkan suara.
“sistem penghancuran segera dimulai”
Robert yang sedang melawan para zombie menoleh dan berjalan ke arah Taylor. Ia memeluk Taylor dan melindunginya dari ledakan.
Dwar...
Tabung meledak dan para zombie tewas.
Taylor yang jatuh ke lantai menatap Robert yang tersenyum padanya, “Robert” Taylor sedih melihat Robert yang melindunginya.
Robert menutup matanya.
“Robert?” Taylor bangun dan membalikan tubuh Robert, “Robert, apa yang terjadi? Robert bangun” Taylor melihat tabung yang rusak dan para zombie yang tewas, ia pun sadar jika tabung itu adalah nyawa para zombie dan itu berarti ia juga telah membunuh Robert. “Robert...” Taylor menangis, “jangan tinggalkan aku Robert”
Taylor mengingat semuanya, Robert adalah pacar terbaik yang pernah ia miliki. Taylor begitu menyesal karena selalu mengecewakannya, “bangun Robert, aku mencintaimu. Aku tidak perduli meskipun kau seorang zombie, aku akan tetap mencintaimu. Bangun Robert”
Sebuah helikopter datang,
Josh turun bersama teman wanitanya.
“Taylor”
“Josh”
“apa yang terjadi?”
“Robert” Taylor menunduk dan terus menangis.
“ya Tuhan...” teman perempuan Josh ikut sedih.
Josh menatap Robert, “dia tidak bernyawa”
“kita terlambat menerima radar darinya Josh”
Taylor sangat sedih, “Robert jadi zombie dan aku membunuhnya, aku meledakan tabung itu”
Josh melihat kondisi Taylor yang mulai tidak stabil, “Layla, antarkan Taylor ke heli”
“ok” Layla memapah Taylor yang masih shock.
“tapi Robert...”
“sudahlah Taylor”
“aku tidak mau, aku ingin bersamanya”
“Taylor, heli akan mengantarmu pulang. Kau harus melanjutkan tur-mu yang tertunda”
“aku gak mau, aku mau bersama Robert”
“tenang Taylor, tenang”
Taylor pun pingsan dan heli membawanya pergi.
Di castile,
“di dalam tubuhnya tidak ada darah” Layla memeriksa Robert.
“kita harus mencoba menolongnya”
“kau yakin? Aku rasa semua ini akan sia-sia”
“ayolah Layla, Robert tidak boleh mati”
Mereka membaringkan Robert dan memasangkan beberapa alat.
“alirkan darahnya”
“ok”
“otaknya, otaknya masih berfungsi. Ini ajaib” Josh takjub.
“kau kan sudah bilang kalau dia jenius” Layla tersenyum.
“tapi aku takut kepintarannya berkurang setelah ini”
“ya, aku melihat sedikit kerusakan di otaknya”
“dia harus hidup”
“darah sudah ok”
Josh mendekati tubuh Robert, “aku mohon, kau harus tetap hidup kawan” Josh menyuntikan sebuah serum.
“apa itu serum anti zombie?”
“aku harap tubuhnya bisa dinetralisir dengan ini”
“jantungnya mulai berdetak Josh”
“aku tau” Josh tersenyum.
Beberapa hari kemudian,
Robert membuka matanya, “emh...”
“Robert” ayah mendekat, “ayah senang kau sudah siuman”
“kepalaku sakit sekali”
“beberapa hari yang lalu kamu oprasi otak nak, dokter bilang akan terjadi kelainan setelah kau siuman”
“maksudnya aku akan idiot? Ayah tenang saja, otakku itu bagus. Jika aku mati nanti, pasti banyak orang yang ingin menelitinya”
“jangan bilang begitu nak”
Robert tersenyum pada ayahnya, “maafkan aku ayah”
Air mata ayah menetes, “kalau begitu ayah ke kantor dulu ya”
Robert mengangguk.
Setelah ayah pergi,
Josh masuk, “hey kawan”
“Josh, terima kasih banyak. Kau sudah menyelamatkan nyawaku”
“memangnya kau ingat?”
“aku ingat semuanya, bahkan aku ingat saat aku menjadi zombie”
“ok ok, aku akui otakmu itu keren sobat”
“bagaimana dengan prof. gila itu?”
“dia sudah ditangkap polisi, aku rasa Greenland sudah aman sekarang”
“aku akan membantu membuat sumber energi disana”
“kau akan membuat listrik?”
“lebih dari itu”
“ok, tapi...”
“ada apa Josh?”
“saham perusahaan anjlok, kita rugi hampir 40%”
Robert terdiam, “itu semua salahku Josh, aku lebih mementingkan Taylor dari pada perusahaan. Kasihan ayah, aku janji. Setelah aku sembuh, aku akan membuat perusahaan kita bangkit lagi”
“apa Taylor sudah menengokmu?”
Robert menggeleng.
“ya, aku mengerti. Dia sudah memulai tur-nya sejak seminggu yang lalu dan sekarang, dia pasti sangat sibuk”
“aku akan putus dengannya”
“kau yakin? Bukankah kau sangat mencintai Taylor?”
Robert hanya tersenyum.
Josh pun diam, dia mengerti. Selama ini Robert memang terlalu sabar menghadapi sikap Taylor, semua tau sikap Taylor. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri dan kariernya, Taylor mengutamakan fans hanya demi terlihat baik di mata orang-orang. “kau tidak takut dia membuat lagu jelek tentangmu sebagai mantan pacarnya?”
“aku tidak takut”
“ya, aku yakin dia akan langsung mengumumkan hubungannya dengan Michael. Kau memang terlalu baik kawan, kau membiarkan dia menduakanmu”
“dulu aku terlalu dibutakan oleh cinta”
“ya sudah, aku harus kembali ke kantor. Cepat pulih kawan”
“terima kasih Josh”
Saat Josh mau keluar, Taylor masuk. Josh pun pergi, ia tau mereka ingin bicara berdua.
“Robert” Taylor mendekat.
“hey, aku kira kau masih sibuk”
“sebentar lagi tur terakhirku di kota ini, jadi aku punya waktu untuk menjengukmu. Maafkan aku ya”
“tidak apa-apa, lagi pula aku baik-baik saja”
“aku senang” Taylor memeluk Robert, “maafkan semua kesalahanku Robert”
“aku juga minta maaf”
Taylor tersenyum dan mau mencium Robert, tapi Robert menolaknya. Taylor kaget.
“Taylor, sebenarnya aku” Robert takut menyakiti perasaan Taylor, “aku ingin putus”
Taylor terdiam, “tapi...” air matanya menetes, “apa kesalahanku tidak bisa kau maafkan?”
“tidak Taylor, bukan begitu. Hanya saja..” Robert bingung harus bagaimana, “kita lebih baik berteman saja, dengan begitu kau bisa bebas semaumu begitu juga dengan aku. Tidak akan ada amarah, benci dan sakit hati”
“Robert aku tau aku selalu menyakiti perasaanmu, tapi aku...” Taylor menangis, “aku sekarang sadar, aku sudah putus dengan Michael. Aku akui aku memang menduakanmu, aku akui aku sangat egois dan tidak pernah memperdulikan perasaanmu. Aku...”
“sudahlah Taylor, aku mengerti. Aku sudah bilangkan, aku memaafkanmu. Sekarang aku juga minta maaf jika menyakiti perasaanmu, tapi ini memang yang terbaik”
Taylor menghapus air matanya, “jika ini yang kau inginkan, aku akan menghargainya. Kau...” Taylor mulai sulit bicara karena menahan air matanya, “kau adalah... adalah pacar terbaik yang... yang pernah aku miliki” Taylor tak bisa menahan air matanya dan ia pergi.
Robert hanya diam.
Satu minggu kemudian,
Di perusahaan, Josh sedang merayakan pesta karena perusahaan kembali untung dan kembali menjadi yang terbaik jauh meninggalkan yang lain.
Robert datang dengan sekretaris barunya yang seksi dan cantik.
 “kau hebat Robert” Josh memberikan segelas minuman untuk Robert.
“tak sehebat itu kawan” Robert tersenyum dan meminumnya dalam satu tegukan.
“hey?” Josh merasa aneh.
Seorang perempuan yang baru datang mendekat dan mencium Robert.
“hey sayang” Robert memeluknya.
“nanti malam aku ke rumahmu ya”
“tidak, aku sudah mengundang wanita lain”
“apa maksudmu?”
“hubungan kita sudah berakhir sejak tadi pagi”
“hanya satu malam saja? Kau gila”
“pergilah, kau tidak penting lagi sekarang”
Perempuan  itu pergi dengan kesal.
Josh menatap Robert.
“kenapa kau melihatku seperti itu?”
“kau banyak berubah setelah putus dengan Taylor”
Robert tersenyum, “apa maksudmu?” ia mengambil botol minuman.
“Robert, aku tau kau sejak kita kecil. Kau itu bukan tipe seorang playboy, apa yang merasukimu Robert?”
Robert minum.
“aku tau kau sangat sakit hati oleh tingkah mantan pacarmu, tapi...”
“sudahlah Josh, aku ingin kita bersenang-senang sekarang, aku akan membuat perusahaan ini lebih hebat lagi”
Di rumah Taylor,
Taylor membaca berita tentang Robert di majalah, disana dikatakan Robert menjadi pengusaha terkaya tahun ini dan juga berita miring yang mengatakan bahwa Robert menjadi playboy setelah putus dari Taylor.
Taylor menyimpan majalah itu dan menangis, ini semua salahku. Maafkan aku Robert, aku telah menghancurkan hidupmu. Mungkin sebenarnya kau sangat membenciku sekarang, karena kau tidak pernah datang ke konserku setelah kita putus.
Taylor memegang sebuah undangan dan menatapnya.
Besoknya,
Robert terbangun di kamarnya, ia melihat perempuan yang masih tertidur di sampingnya. Robert pun memakai t-shirt dan pergi ke luar.
“tuan” seorang pembantu mendekat.
“ya?”
“ada surat untuk anda”
Robert mengambilnya, ia membaca surat itu. Ternyata itu undangan dari Taylor agar Robert mau menonton tur terakhirnya tahun ini.
Robert terdiam, tapi ia melemparnya ke tempat sampah. “bi, tolong usir perempuan yang ada di kamarku. Hari ini aku kerja sampai malam karena aku akan meeting seharian”
“baik tuan”
Malam itu,
Robert tetap sibuk dengan meetingnya, bahkan ia melewatkan konser Taylor.
Di gedung,
Konser Taylor sudah berjalan di pertengahan, tapi Taylor tidak melihat Robert disana. Ia tau, Robert pasti tidak ingin mengingat masa-masa saat ia menunggu Taylor di dekat panggung dan Taylor selalu tidak perduli padanya.
“lagu ini, aku persembahkan untuk mantanku. Robert”
Para penggemar sudah yakin bahwa akan ada ejekan atau kata-kata yang jelek di lagu tersebut, tapi ternyata lagu itu berisikan tentang mantan terindah yang pernah Taylor miliki dan ia sangat menyesal selalu menyia-nyiakannya. Ia pun ingin kembali seandainya waktu bisa diputar.
Para penonton tetap diam sampai lagu berakhir, Taylor menangis. Ia tau semua itu hanya angan-angan karena buktinya Robert tidak muncul juga, para penonton tetap diam melihat Taylor yang masih menangis.
“maaf teman-teman” Taylor melanjutkan konsernya.
Robert pun masuk ke gedung, ia melihat Taylor sedang menyanyikan lagu terakhir. Robert mendekat ke tempat biasa ia menunggu Taylor.
Taylor yang sedang menyanyi melihat Robert di dekat tangga, ia tersenyum dan Robert pun tersenyum.
Konser berakhir,
“terima kasih semuanya” Taylor memberi hormat dan turun dari panggung.
Robert hanya diam dan tidak menyambutnya, ia tau taylor akan berlari ke penggemar yang ada di belakangnya. Tapi Taylor menangis dan memeluk Robert.
Robert terdiam.
“aku mencintaimu Robert” Taylor terus menangis.
“T..Taylor?” Robert kaget dan ia hanya mengelus Taylor, ia bingung dan melihat ke sekitar.
Tapi tiba-tiba, semua penggemar Taylor mengangkat karton-karton bertuliskan ‘tolong terima Taylor lagi’,  ‘dia mencintaimu Robert’, ‘maafkan dia’, ‘dia sangat menyesal’, ‘percayalah pada Taylor’ dan lain-lain yang bernada sama.
Robert tersenyum, “kalian sudah merencanakan ini?” ia bertanya pada Taylor.
Tapi Taylor tetap menangis, “beri aku kesempatan, aku janji akan memperbaiki semuanya. Aku janji...”
“sudah Taylor, jangan menangis” Robert melepaskan pelukan Taylor dan menatapnya.
“tapi aku...”
“aku tau” Robert tersenyum dan mencium Taylor, “kau fikir aku sudah melupakanmu? Itu sedikit sulit sayang”
Taylor tersenyum, “kau mulai lagi”
“siapa yang mulai?”
Taylor memeluk Robert dengan perasaan yang begitu bahagia.
Robert tersenyum dan mengelus Taylor, “aku mencintaimu” dan ia pun memeluk Taylor.
The End
___
Thank’s for reading…

Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar