Author: Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre:
Romance, Sci-fi
Cerita
ini hanya fiktif belaka
dan hanya untuk hiburan semata.
Malam itu,
Di sebuah gedung sedang
diadakan konser musik.
“Taylor... Taylor...
Taylor...” para penggemar berteriak.
“selamat malam semuanya”
seorang perempuan muncul dan bernyanyi.
“Taylor, yeah...”
Seorang pria yang sedang
menonton di dekat tangga panggung sisi kiri tersenyum, HP-nya berbunyi.
“hallo?”
“Robert, kau dimana?”
“maaf, aku tidak
mendengarmu”
“disana ramai sekali, apa
kau sedang ada di konser Taylor?”
“ya, aku akan mengantarnya
pulang malam ini”
“jadi karena itu kau
membatalkan meeting?”
“ya, sampai besok Josh”
Robert menyimpan HP-nya ke dalam saku.
Setelah konser selesai,
“terima kasih semuanya”
Taylor memberi hormat dan turun ke tangga dekat Robert.
Robert tersenyum dan akan
memberikan seikat bungga pada Taylor, tapi Taylor malah berjalan melewati
Robert dan mendekati fans-nya yang berkumpul di belakang Robert.
Robert terdiam dan ia
melemparkan bungganya, bunga itu pun terinjak-injak oleh fans Taylor yang
semakin berkerumun.
Robert menatap Taylor yang
terlihat sibuk dengan fans-fans-nya, “sayang, aku akan menunggumu di mobil”
“ya” Taylor terus melayani
penggemarnya tanpa memperdulikan Robert.
Robert pergi ke luar dan
masuk ke mobil spot-nya, ia diam.
Setelah beberapa lama,
“kenapa dia lama sekali?”
Robert menoleh, ia melihat gedung mulai sepi. Robert kaget dan menelpon Taylor.
“hallo”
“sayang, kau dimana?”
“Robert, maaf. Aku pulang
memakai limou, fans-fans-ku akan datang ke rumah”
“ok, aku ngerti” Robert
menutup telponnya dan menjalankan mobilnya.
Besoknya di perusahaan,
Seorang sekretaris masuk
ke ruangan Robert.
“tuan, presdir ingin
bicara dengan anda”
“ok” Robert keluar dari
ruangannya dan masuk ke ruang presdir.
“apa yang kau lakukan?”
presdir marah.
“ayah...”
“kau sering mengundur
meeting demi perempuan itu kan?”
“aku minta maaf ayah”
“dengar Robert, dia bukan
perempuan yang baik. Dia hanya seorang perempuan yang berambisi pada kariernya”
“aku mencintainya ayah,
apa pun yang dia lakukan. Aku tetap mencintainya, jika ayah tidak suka. Biar
aku yang keluar dari perusahaan ini” Robert pergi.
Ayah terdiam dan begitu
sedih, “kau satu-satunya yang aku miliki nak”
Robert pergi keluar
perusahaan dan mendekati mobilnya.
“Robert”
“hey Josh”
“kau sudah menyiapkan
produk baru kita?”
“itu baru prototype, tapi
aku bisa menjamin..”
“aku percaya, siapa yang
meragukan orang paling jenius di dunia ini?”
Robert tersenyum, “aku
pulang dulu ya”
“kau mau pulang? Ini kan
masih pagi”
“aku ada urusan” Robert
masuk ke mobilnya dan pergi.
Di rumah Taylor,
Robert membuka pintu dan
melihat Taylor sedang dicium seorang pria.
“Robert? kau tidak
bekerja?”
“aku libur”
“o..ok, kenalkan ini
Michael”
“aku tau, dia anak mentri”
Robert duduk di sofa.
“jangan marah, dia cuma
fans”
“ya, aku fans berat
pacarmu” Michael tersenyum.
“apa menciumnya juga
adalah hak seorang fans?” Robert menatap Michael.
“Robert, jangan begitu”
“kau membelanya?” Robert
berdiri.
“kalau begitu aku pulang
saja”
“pergilah sebelum hidungmu
patah”
Michael takut dan pergi.
“Robert” Taylor menatap
Robert.
“apa lagi? Aku ini
pacarmu, mana mungkin aku tidak marah jika melihatmu dicium orang lain”
“oh, begitu? Lalu kau akan
membalasku dengan mencium orang lain? Lakukan, untuk seorang milyuner sepertimu
mencari perempuan itu hal yang mudah”
“dan untukmu, kau begitu
hebat mendapatkan seorang anak pejabat” Robert pergi.
Taylor kesal.
Di rumah Robert,
Robert sedang merancang
sebuah alat, tapi ia sangat sulit berkonsentrasi karena memikirkan Taylor.
“sial” Robert melempar
alat tulisnya, ia berbaring di ranjang dan menatap fotonya bersama Taylor. Aku sangat mencintaimu Taylor, apa kau tidak
mengerti?
Besoknya,
Robert memimpin rapat di
perusahaan, semua peserta rapat begitu puas dengan hasil rapat itu.
Robert keluar dari ruang
rapat.
“nak”
Robert menoleh dan melihat
ayahnya.
“ayah bangga padamu, kau
selalu melakukan hal-hal yang tidak pernah difikirkan orang lain”
“aku akan selalu melakukan
yang terbaik ayah” Robert tersenyum dan pergi ke ruangannya.
Di ruangan Robert,
Robert melamun, “Taylor...
Taylor... Taylor” ia pun menelpon Taylor.
“hallo”
“kau sedang apa?”
“aku sedang bersiap untuk
tur-ku”
“kau akan pergi kemana?”
“aku akan pergi ke
Greenland”
“Greenland? Siapa yang
akan menontonmu disana?”
“disana juga ada fans-ku,
buktinya tadi malam ada e-mail masuk dari fans disana. Tentu saja aku akan
kesana”
“aku ikut”
“jadi kau sudah tidak
marah lagi?”
“maafkan aku sayang, kau
tau kan? Aku cemburu pada Michael, apa lagi berita tentang kalian di luaran”
Di rumah Robert,
Robert membuat sesuatu,
sebuah roket berukuran kecil dengan sedikit modifikasi. “aku harap ini
berhasil” Robert tersenyum dan mengambil beberapa benda.
Malamnya,
Robert dan Taylor pun
menaiki pesawat.
Di dalam pesawat,
“aku senang kita bisa
pergi bersama seperti ini” Robert tersenyum pada Taylor.
Taylor tersenyum.
Robert mau memegang tangan
Taylor, “sayang...”
“Robert, maaf. Aku harus
menyiapkan laguku”
“ok” Robert diam.
Taylor meninggalkan
Robert.
Mereka pun sampai di
Greenland.
Saat mereka turun, begitu
banyak orang berkumpul disana.
Taylor tersenyum dan
melambai.
Di sebuah penginapan,
Robert berbaring, “sayang,
kamu gak cape latihan terus?”
Taylor menyimpan gitarnya
dan menatap Robert, “jika kau merasa terganggu, lebih baik kau pindah ke kamar
lain”
“bukan begitu maksudku”
Robert bangun.
“lalu apa? Kau terlihat
tidak suka jika aku latihan, kau tidak suka jika aku bersama fans-fans-ku”
“Taylor, aku hanya ingin
waktu untuk kita berdua. Kau selalu sibuk dengan kariermu, fans-fans-mu.
Sedangkan aku, aku rindu padamu. Aku rindu masa-masa saat kita bersama” Robert
mendekati Taylor.
“Robert, aku sangat sibuk”
“aku tau, aku pun begitu
sibuk di perusahaan. Tapi aku selalu berusaha untuk bersamamu”
“jadi kau merasa
dirugikan?”
“tidak tidak, bukan begitu
maksudku”
“lalu apa? Kalau sibuk,
kamu gak usah maksain ketemu aku segala. Lebih baik besok kamu pulang, urus
pekerjaanmu”
“ok, aku akan tidur di
kamar lain” Robert mengambil kopernya dan keluar.
Siangnya,
Diluar begitu ramai.
“ada apa ini?” Taylor yang
mau makan siang merasa bingung.
“tadi malam, para zombie
beraksi lagi nona”
“zombie? Apa kau
bercanda?”
“tidak nona, saya sangat
serius. Ada dua korban yang hilang, aku rasa mereka akan diubah menjadi zombie”
Taylor terdiam.
“para zombie itu datang
dari sana”
Taylor menoleh dan melihat
sebuah castile di pinggir jurang, “ini seperti film”
“film dokumenter tentang
tur musikmu?” Robert duduk disamping Taylor.
“selamat siang tuan
Downey” seorang pelayan mendekat.
“siang”
“apa anda akan membantu
kami membuat energi di kota ini?”
“tidak” Robert tersenyum,
“aku hanya mengantar pacarku tur”
“oh, aku kira kalian sudah
putus. Karena di berita, nona Taylor berpacaran dengan anak menteri”
“Michael namanya” Robert
tersenyum pada Taylor.
Taylor sedikit kesal dan
memalingkan wajahnya.
Pelayan itu pun pergi.
“kau lihat sayang, mereka
mengetahui itu”
“dan kau percaya mereka?”
Taylor menatap Robert.
“aku melihatmu berciuman
dengannya” Robert memakan makan siangnya, “emh... lumayan, cobain sayang”
Robert menyuapin Taylor.
Taylor menatap Robert dan
Robert tersenyum.
Malamnya,
Taylor mendapat pesan,
disana dikatakan bahwa fans-nya sudah menunggu di luar penginapan. Taylor pun
keluar dari kamarnya.
“nona, mau kemana? Ini
sudah malam”
“aku akan bertemu fans-ku
di luar”
“hati-hati nona”
Taylor keluar, tapi ia
tidak melihat siapa-siapa. “hallo? James kau dimana?” Taylor melihat ke
sekeliling, lalu ia mendengar suara di balik dinding. Ia pun mendekati sebuah
jalan kecil, “James?”
“ha...” zombie berdiri di
hadapan Taylor.
“argh..” Taylor menjerit.
Brak...
Robert memukul kepala
zombie itu dengan besi hingga putus.
Taylor langsung memeluk
Robert, ia ketakutan.
“tenang sayang, zombie itu
sudah mati”
“Robert...”
“lebih baik kita segera
masuk, mungkin zombie lain akan datang”
Mereka masuk ke
penginapan.
Robert mengantar Taylor ke
kamarnya, “selamat malam” ia tersenyum dan membuka pintu.
Taylor memegang tangan
Robert, “Robert, mau kah kau menemaniku malam ini?”
“kau masih takut?” Robert
tersenyum dan menutup pintunya.
Mereka berpelukan.
Besoknya,
Robert membuka matanya dan
melihat Taylor sedang bingung sambil menatap laptopnya, “ada apa sayang?”
“ini, kau lihat kan? Tidak
ada sinyal untuk internet disini, untuk HP pun kurang baik. Tapi kenapa orang
itu bisa menghubungiku lewat e-mail?”
“coba ku lihat” Robert
melihat e-mail dari fans misterius Taylor, “dia bernama James?”
“ya, dia menghubungiku
tadi malam”
“aku akan melacaknya”
“bagaimana caranya?”
“kau lupa jika pacarmu
jenius?”
Taylor tersenyum,
“sombong”
Robert mendapatkan
lokasinya, “dia memang tinggal di Greenland”
“kenapa dia bisa memakai
internet? Dapat dari mana jaringnya?”
“aku juga bisa” Robert
memperlihatkan monitor laptop Taylor.
“waw, keren” Taylor
melihat begitu banyak e-mail dari fans yang masuk.
“kau harus banyak belajar
sayang”
“ok ok”
Malamnya,
Di garasi penginapan,
Robert tersenyum menatap roket buatannya. Ia pun menyimpannya di bagasi mobil.
Taylor datang, “kau yakin
kita akan jalan-jalan?”
“kau takut zombie?” Robert
tersenyum menatap Taylor.
“aku tidak takut”
“ahah? Bagus kalau begitu”
Robert membukakan pintu mobil, “silahkan nona manis”
“terima kasih tuan tampan”
Mereka pun pergi.
Di jalan,
“waw, bukitnya bersalju
ya” Taylor melihat ke luar jendela.
“aku juga ga ngerti”
Robert serius menyetir karena saljunya membuat jalan agak licin.
Tapi tiba-tiba ada sesuatu
yang terlindas oleh mobil Robert dan menyebabkan bannya bocor.
“Robert” Taylor berteriak.
Robert berusaha
menghentikan mobilnya dan mobil pun berhenti di dekat jurang.
Taylor merasa sedikit lega
meskipun disampingnya terlihat jurang yang begitu dalam.
“kamu gak apa-apa sayang?”
Robert khawatir.
Taylor mengangguk dengan
wajah pucat.
Seseorang pun terlihat
berjalan mendekat.
“Robert, siapa itu?”
Taylor takut itu zombie.
“diam disini” Robert keluar
dari mobil, dan mengunci mobilnya.
Robert...
Taylor menatap Robert dari dalam mobil dengan khawatir.
Seorang pria paruh baya
mendekat dan tersenyum dingin.
“selamat malam pak,
bisakah kau menolong kami?”
“pria jenius dari Stark
Internasional”
Robert sedikit aneh dan
menatap orang itu dengan waspada.
Pria aneh itu menatap
mobil, “Taylor? Aku menginginkannya” ia menatap Robert.
“apa maksudmu?”
“serahkan Taylor, atau kau
akan mati”
“jangan bercanda”
“aku tidak bercanda” pria
itu menyerang Robert.
Robert berusaha menghindar
tapi orang itu begitu gesit dan mencekik Robert dan ia pun mengangkat Robert,
pria itu tertawa. “ternyata serum ini membuatku kuat”
“e..h..” Robert menatap
orang itu.
“buat pilihan” pria itu
berteriak.
Robert menatap ke arah
Taylor dan melihat bagasi yang sedikit terbuka.
“cepat” pria itu semakin
mencekik Robert.
Robert memegang sebuah
kotak kecil dan menekan tombolnya, tiba-tiba roket di bagasi mobil menyala dan
mobil pun terbawa roket terbang.
Maafkan
aku Taylor, wajah Robert memerah dan ia tidak bisa
bernafas.
“bodoh” orang itu marah.
Kotak itu pun terlepas
dari tangan Robert dan ia tidak bergerak lagi, pria itu pun melempar tubuh
Robert.
Di mobil,
“argh” Taylor berteriak.
Mobil terlempar jatuh dan
roket terbang ke angkasa.
Roket pun meledak dan
menghasilkan kembang api yang bertuliskan ‘I LOVE YOU TAYLOR’
Suatu pagi,
“emh...” Taylor membuka
matanya, “dimana aku?” ia bangun, “apa yang terjadi? Kepalaku sakit sekali”
Taylor memegang kepalanya.
“selamat pagi nona, aku
senang nona sudah sadar”
“siapa kau?”
“aku Terra, aku orang yang
menemukanmu di mobil terbang”
“mobil terbang?”
“iya, mobilmu tiba-tiba
jatuh dari langit. Lalu di angkasa ada tulisan I Love You Taylor”
“I Love You Taylor?”
Taylor terdiam, ia ingat pada sosok seorang pria yang selalu ada untuknya. Ia
ingat saat pria itu dicekik dan mobil tiba-tiba terbang, “ah” Taylor memegang
kepalanya.
“nona, ada apa?”
“aku tidak tau, aku
melihat banyak hal yang tidak jelas dalam kepalaku. Aku melihat seorang pria
yang selalu tersenyum padaku”
“nona, apa kau tidak ingat
siapa dirimu?”
Taylor menatap orang itu.
Saat makan siang,
“jadi aku seorang penyanyi
terkenal?”
“kau itu superstar, siapa
yang tidak kenal seorang Taylor?”
“lalu, apa kau tau siapa
pria yang selalu ada di bayanganku saat ini?”
“dari ciri-cirinya, itu
seperti Robert”
“Robert?”
“ya, seorang milyuner yang
sangat jenius. Dia bisa membuat alat-alat canggih yang keren”
Taylor ingat saat ia
berteriak memangil Robert, saat Robert melindunginya dan Robert yang selalu
mengalah padanya.
“Robert...” Taylor sedih.
“tapi aku juga tidak
begitu yakin, akhir-akhir ini kau digosipkan berpacaran dengan anak seorang
menteri bernama Michael”
Taylor terdiam, ia ingat
saat Robert melihatnya berciuman dan itu bukan pertama kalinya Robert melihat
mereka bersama. Ya Tuhan... kenapa aku
begitu tega menyakiti perasaan Robert?
“nona, kau baik-baik
saja?”
Taylor menangis, “aku
hanya memikirkan perasaan Robert, aku begitu tega menghianatinya. Padahal dia
begitu tulus mencintaiku”
“jadi kau sudah mengingat
semuanya?”
“bisakah kau mengantarku
ke tempat aku jatuh?”
“maksudmu mobil terbang?”
Di sebuah tempat,
“itu dia”
Taylor melihat mobil spot
Robert yang rusak parah, “Robert” ia berlari mendekati mobil, Taylor ingat saat
mereka bersama menaiki mobil itu. Taylor kembali menangis dengan penyesalan
yang dalam.
“nona?”
Taylor melihat bagasi yang
terbuka, ia mendekat dan melihat beberapa benda yang rusak. Taylor melihat
sebuah buku, ia mengambilnya. Taylor membuka buku itu.
“selamat datang tuan”
suara keluar dan scan pun menyoroti wajah Taylor, “nona Taylor, diterima” dari
buku itu pun muncul foto-foto mereka dan di akhir buku terdapat tulisan ‘yang
selalu mencintaimu Robert’.
Taylor kembali menangis
sambil memeluk buku itu, tapi ia mendengar sesuatu. Taylor kembali melihat ke
dalam bagasi, ia melihat sebuat benda bulat yang bersinar. Ia mengambilnya,
“benda apa ini?”
Suara keluar dari benda
itu, “perusak teknologi”
“hey, benda-benda itu bisa
bicara sendiri” Terra kaget.
“pacarku sangat jenius
kan?”
Malamnya,
Robert terbaring di dekat
benda-benda kimia, pria paruh baya itu mendekat dan memasangkan beberapa alat
ke tubuh Robert. Para zombie berkerumun melihat itu dan beberapa dari mereka
membantunya.
Pria itu menatap Robert,
“kau bodoh, memilih mati daripada menyerahkan Taylor. Tapi aku tidak rugi, aku
memiliki orang paling jenius di planet ini” ia pun mendekati sebuah tombol dan
menekannya.
“argh” Robert berteriak
dan membuka matanya, benda itu menyedot seluruh darah Robert melewati beberapa
saluran yang dipasang di tubuhnya.
Para zombie berteriak
senang.
Setelah darah Robert habis
dan jantungnya berhenti berdetak, sebuah alat pun merusak otak Robert.
“aku senang memiliki
zombie milyuner”
Proses selesai, alat itu
rusak dan meledak.
“waw, betapa jeniusnya
dia. Sampai-sampai otaknya berusaha merusak alatku” orang itu tertawa, “ayo
bangun zombie”
Robert pun membuka matanya
dan berdiri di depan orang itu, orang itu senang melihat Robert yang pucat
kebiruan.
“aku berhasil”
“ha” para zombie bersorak.
Di rumah Terra,
Taylor menceritakan
semuanya.
“aku rasa yang
mengundangmu ke Greenland memang dia, prof. James. Ilmuan gila yang membuat
virus zombie di kota ini”
“apa?”
“ya, banyak korban
berjatuhan dan berubah menjadi zombie”
“Robert” Taylor ingat para
Robert, “apa dia akan menjadi zombie?”
“mungkin saja”
“apa dia akan selamat?”
“zombie itu mayat hidup,
Taylor”
Taylor terdiam, “ini semua
salahku, jika aku tidak terlalu berambisi. Mungkin kami tidak akan ada disini,
mungkin kami tidak akan mengalami kejadian seperti ini”
“aku turut menyesal”
“tunggu, dari mana kau tau
semua itu?”
“aku anak James”
Malamnya,
James menatap Robert,
“cari Taylor, aku ingin kau membawanya kesini agar aku bisa merubahnya menjadi
zombie”
Robert pun pergi.
Di rumah Terra,
Taylor menatap benda bulat
itu, “aku harus membalas dendam, aku akan melakukan apa pun seperti kau
melakukan itu Robert” Taylor keluar dari kamar.
“Taylor, kau mau kemana?”
“aku akan pergi ke castile
itu”
“tapi itu berbahaya”
“aku tau, aku tidak
keberatan jika harus mati. Karena Robert juga begitu”
“hati-hati”
Taylor pun pergi.
Di jalan,
Taylor terus berjalan, ia
pun mulai melewati jalan bersalju.
Taylor mendengar suara
langkah kaki, ia berhenti berjalan. “siapa itu?” Taylor melihat ke sekitar
dengan penuh waspada.
Tiba-tiba Robert ada di
hadapan Taylor, “ha”
“Robert?” Taylor kaget.
Robert menyerang Taylor
dan memegang pundaknya dengan kuat.
“ah” Taylor merasa sakit,
“Robert tolong lepaskan aku”
Robert mendekat dan ingin
memakan Taylor.
“Robert jangan” Taylor
menangis, “Robert”
Mereka saling tatap dan
Robert terdiam, suara Taylor yang memanggilnya terus terngiang.
Taylor memeluk Robert,
“sadarlah, kau bukan zombie. Kau pacarku, kamu gak boleh mati dengan cara
seperti ini”
Tapi Robert mengangkat
Taylor dan membawanya dengan kasar.
“Robert, turunkan aku.
Robert” Taylor panik, “Robert”
Robert tetap berjalan
tanpa memperdulikan Taylor.
“turunkan aku Robert, kita
mau kemana? Robert tolong ingat aku, aku Taylor. Pacarmu”
Robert membawa Taylor ke
castile dan menurunkannya di depan James.
“bagus Robert” James
tersenyum.
“apa yang kau lakukan
padanya? Kenapa kau merubah Robert menjadi zombie? Kembalikan dia, aku mohon”
“orang mati tidak bisa
hidup lagi”
“bohong” Taylor menangis,
“kau bohong, Robert tidak mungkin meninggal” Taylor menatap Robert dengan air mata
yang terus menetes.
Robert hanya diam.
“dia tidak seperti dulu
lagi Taylor, dia zombie. Sebesar apa pun kau mencintainya, itu tidak akan
merubahnya”
“kau jahat” Taylor mau
memukul wajah James.
James menangkisnya dan
melempar Taylor, “kasar sekali kau” ia marah, “serang dia”
Para zombie pun menyerang
Taylor, “ha”
Taylor panik.
“habisi dia, aku ingin dia
menjadi zombie koleksiku” James tersenyum.
Robert mendekati Taylor.
“Robert” Taylor menangis.
“bagaimana rasanya jika
kau mati di tangan pacarmu?” James pergi.
Tapi Robert malah berbalik
menyerang para zombie yang mendekat dan ia berusaha melindungi Taylor.
“Robert?” Taylor kaget,
“kau ingat padaku?”
Zombie semakin banyak,
Robert mengangkat Taylor dan membawanya ke luar, ia menaiki sebuah tangga dan
terus berjalan ke atas.
“Robert, apa yang harus
kita lakukan? Mereka begitu banyak” Taylor melihat para zombie mengejar mereka.
Mereka masuk ke sebuah
ruangan.
Disana ada James yang
sedang mengutak-atik peralatan anehnya.
“kenapa aku tidak bisa
mengendalikannya?” James cemas melihat Robert dan Taylor ada disana.
Robert mendekati James.
James berusaha
mengendalikan Robert, tapi Robert tetap mendekat. James panik dan melempar
Robert dengan kursi, tapi Robert menangkisnya dan kursi itu pecah. Robert
memukul James, James pun jatuh pingsan.
Taylor mendekat dan
memegang lengan Robert, Robert menatap Taylor dan melihat benda bulat miliknya.
“kau menginginkan ini?”
Robert menunjuk sebuah
tabung berisi aliran tak beraturan berwarna hijau.
“kau ingin aku meledakan
tabung itu?”
Robert mengangguk.
“ha” para zombie datang.
Taylor takut, Robert
menatapnya dan mengangguk. Taylor memberanikan diri mendekati tabung itu.
Para zombie mulai
menyerang, Robert melawan mereka. Ia berusaha menahan mereka agar tidak
mengejar Taylor.
Taylor berhasil mendekati
tabung dan menempelkan benda biru itu, benda itu mulai mengeluarkan suara.
“sistem penghancuran
segera dimulai”
Robert yang sedang melawan
para zombie menoleh dan berjalan ke arah Taylor. Ia memeluk Taylor dan
melindunginya dari ledakan.
Dwar...
Tabung meledak dan para
zombie tewas.
Taylor yang jatuh ke
lantai menatap Robert yang tersenyum padanya, “Robert” Taylor sedih melihat
Robert yang melindunginya.
Robert menutup matanya.
“Robert?” Taylor bangun
dan membalikan tubuh Robert, “Robert, apa yang terjadi? Robert bangun” Taylor
melihat tabung yang rusak dan para zombie yang tewas, ia pun sadar jika tabung
itu adalah nyawa para zombie dan itu berarti ia juga telah membunuh Robert.
“Robert...” Taylor menangis, “jangan tinggalkan aku Robert”
Taylor mengingat semuanya,
Robert adalah pacar terbaik yang pernah ia miliki. Taylor begitu menyesal
karena selalu mengecewakannya, “bangun Robert, aku mencintaimu. Aku tidak
perduli meskipun kau seorang zombie, aku akan tetap mencintaimu. Bangun Robert”
Sebuah helikopter datang,
Josh turun bersama teman
wanitanya.
“Taylor”
“Josh”
“apa yang terjadi?”
“Robert” Taylor menunduk
dan terus menangis.
“ya Tuhan...” teman
perempuan Josh ikut sedih.
Josh menatap Robert, “dia
tidak bernyawa”
“kita terlambat menerima
radar darinya Josh”
Taylor sangat sedih,
“Robert jadi zombie dan aku membunuhnya, aku meledakan tabung itu”
Josh melihat kondisi
Taylor yang mulai tidak stabil, “Layla, antarkan Taylor ke heli”
“ok” Layla memapah Taylor
yang masih shock.
“tapi Robert...”
“sudahlah Taylor”
“aku tidak mau, aku ingin
bersamanya”
“Taylor, heli akan
mengantarmu pulang. Kau harus melanjutkan tur-mu yang tertunda”
“aku gak mau, aku mau
bersama Robert”
“tenang Taylor, tenang”
Taylor pun pingsan dan
heli membawanya pergi.
Di castile,
“di dalam tubuhnya tidak
ada darah” Layla memeriksa Robert.
“kita harus mencoba
menolongnya”
“kau yakin? Aku rasa semua
ini akan sia-sia”
“ayolah Layla, Robert
tidak boleh mati”
Mereka membaringkan Robert
dan memasangkan beberapa alat.
“alirkan darahnya”
“ok”
“otaknya, otaknya masih
berfungsi. Ini ajaib” Josh takjub.
“kau kan sudah bilang
kalau dia jenius” Layla tersenyum.
“tapi aku takut
kepintarannya berkurang setelah ini”
“ya, aku melihat sedikit
kerusakan di otaknya”
“dia harus hidup”
“darah sudah ok”
Josh mendekati tubuh
Robert, “aku mohon, kau harus tetap hidup kawan” Josh menyuntikan sebuah serum.
“apa itu serum anti
zombie?”
“aku harap tubuhnya bisa
dinetralisir dengan ini”
“jantungnya mulai berdetak
Josh”
“aku tau” Josh tersenyum.
Beberapa hari kemudian,
Robert membuka matanya,
“emh...”
“Robert” ayah mendekat,
“ayah senang kau sudah siuman”
“kepalaku sakit sekali”
“beberapa hari yang lalu
kamu oprasi otak nak, dokter bilang akan terjadi kelainan setelah kau siuman”
“maksudnya aku akan idiot?
Ayah tenang saja, otakku itu bagus. Jika aku mati nanti, pasti banyak orang
yang ingin menelitinya”
“jangan bilang begitu nak”
Robert tersenyum pada
ayahnya, “maafkan aku ayah”
Air mata ayah menetes,
“kalau begitu ayah ke kantor dulu ya”
Robert mengangguk.
Setelah ayah pergi,
Josh masuk, “hey kawan”
“Josh, terima kasih
banyak. Kau sudah menyelamatkan nyawaku”
“memangnya kau ingat?”
“aku ingat semuanya,
bahkan aku ingat saat aku menjadi zombie”
“ok ok, aku akui otakmu
itu keren sobat”
“bagaimana dengan prof.
gila itu?”
“dia sudah ditangkap
polisi, aku rasa Greenland sudah aman sekarang”
“aku akan membantu membuat
sumber energi disana”
“kau akan membuat
listrik?”
“lebih dari itu”
“ok, tapi...”
“ada apa Josh?”
“saham perusahaan anjlok,
kita rugi hampir 40%”
Robert terdiam, “itu semua
salahku Josh, aku lebih mementingkan Taylor dari pada perusahaan. Kasihan ayah,
aku janji. Setelah aku sembuh, aku akan membuat perusahaan kita bangkit lagi”
“apa Taylor sudah
menengokmu?”
Robert menggeleng.
“ya, aku mengerti. Dia
sudah memulai tur-nya sejak seminggu yang lalu dan sekarang, dia pasti sangat
sibuk”
“aku akan putus dengannya”
“kau yakin? Bukankah kau
sangat mencintai Taylor?”
Robert hanya tersenyum.
Josh pun diam, dia
mengerti. Selama ini Robert memang terlalu sabar menghadapi sikap Taylor, semua
tau sikap Taylor. Dia hanya memikirkan dirinya sendiri dan kariernya, Taylor
mengutamakan fans hanya demi terlihat baik di mata orang-orang. “kau tidak
takut dia membuat lagu jelek tentangmu sebagai mantan pacarnya?”
“aku tidak takut”
“ya, aku yakin dia akan
langsung mengumumkan hubungannya dengan Michael. Kau memang terlalu baik kawan,
kau membiarkan dia menduakanmu”
“dulu aku terlalu
dibutakan oleh cinta”
“ya sudah, aku harus
kembali ke kantor. Cepat pulih kawan”
“terima kasih Josh”
Saat Josh mau keluar,
Taylor masuk. Josh pun pergi, ia tau mereka ingin bicara berdua.
“Robert” Taylor mendekat.
“hey, aku kira kau masih
sibuk”
“sebentar lagi tur
terakhirku di kota ini, jadi aku punya waktu untuk menjengukmu. Maafkan aku ya”
“tidak apa-apa, lagi pula
aku baik-baik saja”
“aku senang” Taylor
memeluk Robert, “maafkan semua kesalahanku Robert”
“aku juga minta maaf”
Taylor tersenyum dan mau
mencium Robert, tapi Robert menolaknya. Taylor kaget.
“Taylor, sebenarnya aku”
Robert takut menyakiti perasaan Taylor, “aku ingin putus”
Taylor terdiam, “tapi...”
air matanya menetes, “apa kesalahanku tidak bisa kau maafkan?”
“tidak Taylor, bukan
begitu. Hanya saja..” Robert bingung harus bagaimana, “kita lebih baik berteman
saja, dengan begitu kau bisa bebas semaumu begitu juga dengan aku. Tidak akan
ada amarah, benci dan sakit hati”
“Robert aku tau aku selalu
menyakiti perasaanmu, tapi aku...” Taylor menangis, “aku sekarang sadar, aku
sudah putus dengan Michael. Aku akui aku memang menduakanmu, aku akui aku
sangat egois dan tidak pernah memperdulikan perasaanmu. Aku...”
“sudahlah Taylor, aku
mengerti. Aku sudah bilangkan, aku memaafkanmu. Sekarang aku juga minta maaf
jika menyakiti perasaanmu, tapi ini memang yang terbaik”
Taylor menghapus air
matanya, “jika ini yang kau inginkan, aku akan menghargainya. Kau...” Taylor
mulai sulit bicara karena menahan air matanya, “kau adalah... adalah pacar
terbaik yang... yang pernah aku miliki” Taylor tak bisa menahan air matanya dan
ia pergi.
Robert hanya diam.
Satu minggu kemudian,
Di perusahaan, Josh sedang
merayakan pesta karena perusahaan kembali untung dan kembali menjadi yang
terbaik jauh meninggalkan yang lain.
Robert datang dengan
sekretaris barunya yang seksi dan cantik.
“kau hebat Robert” Josh memberikan segelas
minuman untuk Robert.
“tak sehebat itu kawan”
Robert tersenyum dan meminumnya dalam satu tegukan.
“hey?” Josh merasa aneh.
Seorang perempuan yang
baru datang mendekat dan mencium Robert.
“hey sayang” Robert
memeluknya.
“nanti malam aku ke
rumahmu ya”
“tidak, aku sudah
mengundang wanita lain”
“apa maksudmu?”
“hubungan kita sudah
berakhir sejak tadi pagi”
“hanya satu malam saja?
Kau gila”
“pergilah, kau tidak
penting lagi sekarang”
Perempuan itu pergi dengan kesal.
Josh menatap Robert.
“kenapa kau melihatku
seperti itu?”
“kau banyak berubah
setelah putus dengan Taylor”
Robert tersenyum, “apa
maksudmu?” ia mengambil botol minuman.
“Robert, aku tau kau sejak
kita kecil. Kau itu bukan tipe seorang playboy, apa yang merasukimu Robert?”
Robert minum.
“aku tau kau sangat sakit
hati oleh tingkah mantan pacarmu, tapi...”
“sudahlah Josh, aku ingin
kita bersenang-senang sekarang, aku akan membuat perusahaan ini lebih hebat
lagi”
Di rumah Taylor,
Taylor membaca berita
tentang Robert di majalah, disana dikatakan Robert menjadi pengusaha terkaya
tahun ini dan juga berita miring yang mengatakan bahwa Robert menjadi playboy
setelah putus dari Taylor.
Taylor menyimpan majalah
itu dan menangis, ini semua salahku.
Maafkan aku Robert, aku telah menghancurkan hidupmu. Mungkin sebenarnya kau
sangat membenciku sekarang, karena kau tidak pernah datang ke konserku setelah
kita putus.
Taylor memegang sebuah
undangan dan menatapnya.
Besoknya,
Robert terbangun di
kamarnya, ia melihat perempuan yang masih tertidur di sampingnya. Robert pun
memakai t-shirt dan pergi ke luar.
“tuan” seorang pembantu
mendekat.
“ya?”
“ada surat untuk anda”
Robert mengambilnya, ia
membaca surat itu. Ternyata itu undangan dari Taylor agar Robert mau menonton
tur terakhirnya tahun ini.
Robert terdiam, tapi ia
melemparnya ke tempat sampah. “bi, tolong usir perempuan yang ada di kamarku.
Hari ini aku kerja sampai malam karena aku akan meeting seharian”
“baik tuan”
Malam itu,
Robert tetap sibuk dengan
meetingnya, bahkan ia melewatkan konser Taylor.
Di gedung,
Konser Taylor sudah
berjalan di pertengahan, tapi Taylor tidak melihat Robert disana. Ia tau,
Robert pasti tidak ingin mengingat masa-masa saat ia menunggu Taylor di dekat
panggung dan Taylor selalu tidak perduli padanya.
“lagu ini, aku
persembahkan untuk mantanku. Robert”
Para penggemar sudah yakin
bahwa akan ada ejekan atau kata-kata yang jelek di lagu tersebut, tapi ternyata
lagu itu berisikan tentang mantan terindah yang pernah Taylor miliki dan ia
sangat menyesal selalu menyia-nyiakannya. Ia pun ingin kembali seandainya waktu
bisa diputar.
Para penonton tetap diam
sampai lagu berakhir, Taylor menangis. Ia tau semua itu hanya angan-angan
karena buktinya Robert tidak muncul juga, para penonton tetap diam melihat
Taylor yang masih menangis.
“maaf teman-teman” Taylor
melanjutkan konsernya.
Robert pun masuk ke
gedung, ia melihat Taylor sedang menyanyikan lagu terakhir. Robert mendekat ke
tempat biasa ia menunggu Taylor.
Taylor yang sedang
menyanyi melihat Robert di dekat tangga, ia tersenyum dan Robert pun tersenyum.
Konser berakhir,
“terima kasih semuanya”
Taylor memberi hormat dan turun dari panggung.
Robert hanya diam dan
tidak menyambutnya, ia tau taylor akan berlari ke penggemar yang ada di
belakangnya. Tapi Taylor menangis dan memeluk Robert.
Robert terdiam.
“aku mencintaimu Robert”
Taylor terus menangis.
“T..Taylor?” Robert kaget
dan ia hanya mengelus Taylor, ia bingung dan melihat ke sekitar.
Tapi tiba-tiba, semua
penggemar Taylor mengangkat karton-karton bertuliskan ‘tolong terima Taylor
lagi’, ‘dia mencintaimu Robert’,
‘maafkan dia’, ‘dia sangat menyesal’, ‘percayalah pada Taylor’ dan lain-lain
yang bernada sama.
Robert tersenyum, “kalian
sudah merencanakan ini?” ia bertanya pada Taylor.
Tapi Taylor tetap
menangis, “beri aku kesempatan, aku janji akan memperbaiki semuanya. Aku
janji...”
“sudah Taylor, jangan
menangis” Robert melepaskan pelukan Taylor dan menatapnya.
“tapi aku...”
“aku tau” Robert tersenyum
dan mencium Taylor, “kau fikir aku sudah melupakanmu? Itu sedikit sulit sayang”
Taylor tersenyum, “kau
mulai lagi”
“siapa yang mulai?”
Taylor memeluk Robert
dengan perasaan yang begitu bahagia.
Robert tersenyum dan
mengelus Taylor, “aku mencintaimu” dan ia pun memeluk Taylor.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar