Rabu, 19 April 2017

You All I Need

Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Supranatural
Cerita ini adalah fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Hari itu,
Maricha sampai di sebuah apartemen, ia membukan pintu apartemennya dan melihat keadaan sekitar. Maricha tersenyum dan duduk di kasur, ia melihat bantal bergambar Iron Man.
Maricha kembali tersenyum, ia memegang dan menyimpan bantal itu di pangkuannya. Ini adalah pertama kalinya ia tinggal di apartemen, sebuah perusahaan telah menerimanya untuk bekerja.
Tiba-tiba sebuah kertas jatuh dari bantal.
“apa ini?” Maricha membacanya.
Aku tidak akan menyerah untuk mencarimu
Maricha tersenyum, “sepertinya bantal ini ditujukan untuk seseorang, mungkinkah aku salah kamar?”
Malamnya,
Maricha mulai menulis di buku diary-nya...
Januari 2016
Kenapa mereka masih saja membicarakan kesendirianku? Sejak putus dengan Tony, aku memang merasa belum perduli untuk mencari penggantinya. Saat ini, aku masih ingin menata karirku. Semoga Tuhan selalu memberikan yang terbaik untukku.
Maricha menyimpan buku diary-nya di bawah bantal dan tidur.
Besoknya,
Di sebuah rumah sakit, seorang dokter keluar dari ruangannya. Ia melihat salah seorang suster mendekat.
“dokter Delisha”
“iya?”
“ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda, katanya dia seorang teman lama”
“dimana dia?”
“ada di luar”
“di luar?”
“dia tidak mau masuk ke rumah sakit”
“ok, aku kesana. Terima kasih ya”
“sama-sama dok” suster itu pergi.
Delisha pun keluar dari rumah sakit dan melihat seorang perempuan yang sedang berdiri di dekat tangga masuk, ia tersenyum dan mengenali perempuan itu.
“Maricha” Delisha memanggil perempuan itu.
Maricha menoleh dan tersenyum, Delisha adalah teman SMA Maricha.
“sejak kapan kamu disini?”
“baru dua minggu yang lalu, aku diterima kerja di salah satu perusahaan disini”
“syukurlah” Delisha tersenyum, “gimana kalau kita duduk di kedai pinggir jalan itu?”
“kamu gak sibuk?”
“ini kan jam istirahat”
“ok”
Mereka pun berjalan ke kedai.
Di kedai,
“kamu masih trauma?” Delisha menatap Maricha.
“aku gak tau, aku merasa... saat ini mencari pasangan belumlah penting”
“dulu, kau bilang hubungan kalian mulai merenggang saat seseorang memberitaumu jika kalian akan putus dan tony bukan pria yang baik. Kenapa kau percaya padanya? Sedangkan kenal pun tidak”
“tapi kata-katanya benar” Maricha agak kesal mengingat itu, “sudahlah, aku tidak mau membahasnya”
“Maricha, aku mengerti kok. Aku tau bagaimana rasanya dihianati oleh Tony, tapi kau harus membuka hati untuk orang lain. Tidak semua laki-laki seperti Tony”
“mungkin” Maricha diam.
Sore itu,
Maricha kembali ke apartemen, tapi saat mau mengambil diary yang ada di bawah bantal... Maricha kaget, diary itu hilang.
“ya Tuhan... dimana diary-ku?” Maricha panik karena semua rahasianya ada disana.
Maricha pun mencarinya ke setiap ruangan, namun buku diary-nya tak dapat ia temukan.
“sial” Maricha duduk di kasur dan mengambil bantalnya.
Selembar kertas pun jatuh.
Maricha kaget dan membacanya...
Januari 2014
Kenapa tiba-tiba ada diary di bawah bantalku? Sepertinya ini milik perempuan aneh, karena dia salah menulis tanggal. Tapi, bagaimana caranya dia menyimpan diary disini?
“surat macam apa ini? Kenapa bisa ada di bawah bantalku?” Maricha kembali mengangkat bantalnya dan tidak terdapat apapun disana, ia kesal. Mungkinkah ini ulah pelayan apartemen? Maricha pun turun ke loby.
Disana, ia melapor ke resepsionis. Lalu satpam pun menyelidikinya, namun tidak ada satupun yang terlihat mencurigakan di CCTV. Maricha malah dianggap aneh karena melaporkan hal yang konyol.
Maricha kembali masuk ke apartemennya, ia kesal dan masuk ke kamar.
Di kamar,
Maricha kembali duduk di kasur dan menatap bantalnya, ia menulis surat.
Januari 2016
Seorang pria aneh mencuri diary-ku dan menganggapku perempuan aneh, padahal dia sendiri yang aneh. Jelas-jelas sekarang tahun 2016, kenapa dia menulis 2014?
Maricha menyimpannya ke bawah bantal dan diam, ia membuka bantalnya. Kertas itu masih ada, lalu ia kembali menutupnya. Maricha membukanya lagi dan ternyata, kertas itu berubah.
Maricha kaget dan mengambilnya, “ya Tuhan...” ia membaca surat itu.
Nona aneh, namaku Robert. Jujur saja, aku kaget saat kertas di bawah bantalku bisa berganti seperti ini. Entah aku mulai gila, atau apa. Tapi yang pasti, ini benar-benar tahun 2014.
Maricha kesal dan membalas suratnya,...
Tuan Robert yang terhormat, maaf membuatmu jengkel. Tapi aku bukan nona aneh, namaku Maricha. Aku seorang karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, aku bukan orang aneh dan ini benar-benar tahun 2016.
Maricha menyimpan kertasnya di bawah bantal dan tidur.
Besoknya,
Maricha terbangun dan melihat surat baru yang ada di bawah bantalnya, ia pun membaca surat itu.
Maafkan aku nona Maricha, semoga anda tidak marah. Meski aneh, tapi aku akan mencoba untuk mempercayai semua ini. Seperti yang sudah ku beritau, namaku Robert. Aku terlahir dari keluarga seniman, meski karirku belum sehebat adikku. Tapi nanti, aku pasti akan menyusulnya.
Maricha tersenyum membaca itu, ternyata Robert sang pria misterius merupakan orang yang optimis.
Beberapa hari kemudian,
Maricha kembali bertemu dengan Delisha di kedai pinggir jalan.
“maksudmu apa, Cha?”
“kayanya aku stres deh, apa ini tanda-tanda gangguan jiwa?” Maricha menatap Delisha dengan cemas.
Tapi tiba-tiba, terjadi kecelakaan di depan mereka.
Brak...
“ya Tuhan...” Delisha kaget, “Maricha, ayo bantu aku”
“enggak, Sha. Aku takut”
“Maricha, ayo. Kita harus menolongnya” Delisha memegang tangan Maricha dan mengajaknya berlari ke arah kecelakaan.
“aku takut” Maricha sangat terpaksa.
Maricha memang penakut, ia tidak mau melihat darah atau pun hal-hal yang membuat ia lemas. Itulah yang membuat mereka berpisah saat lulus SMA. Delisha masuk ke fakultas kedokteran, sedangkan Maricha lebih memilih masuk jurusan IT.
Mereka mendekati tempat kejadian.
Maricha melihat mobil sedan yang rusak parah di bagian depan karena tertabrak oleh truk, “ya Tuhan...” ia gemetar.
Supir truk turun dengan luka ringannya, ia duduk lemas di pinggir jalan.
Warga sekitar membantu mengeluarkan seorang pria dari dalam mobil tersebut.
Delisha mulai memeriksanya, “bantu aku, Maricha”
Maricha semakin takut melihat pria tersebut bersimbah darah, “Lisha, aku...”
“Maricha” Delisha begitu panik.
Maricha pun mendekat dengan terpaksa, “ya Tuhan...” ia menatap pria itu.
Para petugas medis berdatangan, warga bersyukur karena kejadian itu dekat dengan rumah sakit.
Pria yang sekarat itu, menatap Maricha. Maricha terdiam dan merasa kaku. Lalu tiba-tiba, pria itu menutup matanya dan tidak bergerak lagi.
Maricha kaget, “di..dia meninggal?” ia menatap Delisha.
Delisha agak kecewa karena pria itu tidak dapat bertahan.
Maricha masih terdiam meski tubuh pria itu sudah dibawa oleh ambulan.
“Maricha, maaf ya. Aku harus ke rumah sakit” Delisha menatap Maricha yang begitu pucat.
“i...iya”
“kamu gak apa-apa, kan?”
“a..aku rasa, aku tidak mau datang lagi kemari” Maricha menatap Delisha dengan wajah paniknya.
Delisha tersenyum, “pulanglah, tenangkan dirimu”
Maricha mengangguk dan pulang ke apartemen.
Di apartemen,
Maricha menelpon ke perusahaan karena tidak bisa masuk lagi setelah jam istirahat tadi. Ya... kejadian di depan kedai itu masih membuatnya takut. Dan ia pun mengirim email ke salah satu temannya yang berulang tahun hari itu, namanya Rena dan ia adalah teman Maricha saat kuliah.
Tapi Maricha ingat dengan surat Robert, mereka memang sering berkirim surat. Bahkan jika belum tidur, mereka senganja saling mengirimkan surat untuk sekedar membicarakan hal-hal yang tidak penting.
Maricha membuka bantal dan terdapat surat baru disana, ia membacanya.
Selamat hari kasih sayang! Apa kau mendapatkan coklat dari orang spesial disana? Seandainya kita bertemu, pasti aku akan memberikanmu coklat.
Maricha tersenyum dan membalasnya.
Tidak ada coklat disini, yang ada hanya rasa takut karena aku baru saja melihat kecelakaan mengerikan di depan mataku. Jika kau memang ingin memberiku coklat, kenapa kau tidak menaruhnya di bawah bantal?
Maricha menaruh surat itu ke bawah bantal. Dan saat ia membukannya, surat sudah berubah. Maricha membacanya lagi.
Jadi nona cantik malah merasa ketakukan di hari ini? Kasihan sekali... dan sayangnya coklat tidak bisa aku kirimkan. Dulu kan aku pernah mencoba untuk mengembalikan diary-mu, tapi gagal. Bantal ini hanya peduli pada kertas, mungkin aku harus membuat bantal yang lebih besar?
Maricha tersenyum lagi dan membalas Robert.
Tau darimana aku cantik? Dasar tukang ngegombal! Jangan pernah mengganti bantalnya, nanti kita tidak bisa berkirim surat lagi.
Maricha menaruh suratnya dan membaca balasan Robert.
Jadi kau senang bisa berkirim surat denganku? Syukurlah kalau begitu, karena aku pun senang bisa melakukan ini bersamamu. Jika boleh, aku ingin tau alamat apartemenmu.
***
Siang itu,
Robert berjalan sambil memegang surat dari Maricha, ia melihat alamat dalam surat itu dan berhenti di sebuah proyek. Robert menatap sebuah papan reklame yang sangat besar bertuliskan apartemen Stark.
Ternyata di tahun 2014 ini, apartemen itu masih dibangun dan baru akan selesai di akhir tahun 2015. Maricha memang benar-benar berasal dari masa depan, dan itu membuat Robert semakin ingin menemuinya.
Selain itu, Robert juga menanam pohon di pinggir jalan. Ia berharap, pohon itu bisa membuat Maricha senang saat tinggal disana.
Setelah menanam pohon, Robert pulang ke rumah dan masuk ke kamarnya. Ia mulai menulis surat dan berharap Maricha segera membalasnya.
***
Pagi itu,
Maricha bangun, ia melihat ke bawah bantal dan membaca surat Robert.
Kemarin aku berkunjung ke apartemenmu yang masih dibangun, sepertinya di bagian depan apartemen akan sangat panas ya? Jadi aku menanam sebuah pohon saat para pekerja sudah pergi.
Maricha terseyum dan membalas suratnya.
Ngapain kamu datang ke tempat belum jadi? Gak ada kerjaan deh, nanam pohon ilegal. Disana memang panas, setiap hari aku menunggu taxi dengan sedikit kesal.
Maricha kembali menyimpan surat itu dan bersiap untuk berangkat.
Saat Maricha keluar dari apartemen,
Maricha kaget, ia melihat ada pohon rindang di tempat ia biasa menunggu taxi. Robert... Maricha tersenyum. Maricha mulai berteduh disana sambil menunggu taxi.
Di rumah sakit,
Seorang polisi berjalan mencari Delisha.
“Angelo?” Delisha mendekat.
Angelo tersenyum, “sayang, apa kau lelah?”
“pertanyaan apa itu?” Delisha tersenyum dengan aneh.
“aku kan khawatir, istriku ini adalah dokter terbaik di kota”
“bagaimana dengan suamiku? Apa dia polisi terbaik di kota?”
Mereka tersenyum.
“ada apa, sayang?”
Angelo menatap Delisha, “ada yang janggal dari hasil penyelidikan TKP”
“maksudnya?”
“surat yang diduga permintaan putus dari kekasihnya”
Delisha menatap Angelo.
“surat itu tersimpan selama dua tahun” Angelo menatap Delisha, “tapi produksinya baru tahun kemarin”
“aneh, berarti selisihnya setahun ya?” Delisha tersenyum, “aku rasa, alat-alat penyidikanmu sudah rusak”
Angelo menggeleng, “kami sudah menemui perusahaan yang membuat kertas itu, mereka memang memproduksi kertas itu satu tahun yang lalu. Dengan gambar sampul yang memakai karakter terkenal di tahun 2015”
Delisha diam.
“menurutmu, bagaimana?”
“aku tidak mengerti” Delisha menatap Angelo, “tapi bisa saja, hasil menyimpanannya yang salah”
Angelo tersenyum, “sudah kuduga, seorang dokter memang memiliki pikiran rasional yang tinggi”
“maksudmu, apa?” Delisha tersenyum, “lebih baik, kau meneliti surat itu lagi dan fokus di bagian penyimpanan”
“ok, nanti malam aku akan lembur lagi”
“sepakat” Delisha tersenyum, “kau memang harus terus berjuang untuk menyelesaikan semua ini”
“o iya, bagaimana dengan keluarganya?”
“keluarganya ada di luar kota”
“sayang sekali, padahal aktor itu baru saja mendapatkan peran utama di sebuah film besar”
“jadi dia aktor?”
“hasil penyelidikan, dia baru saja selesai syuting”
“sayang sekali” Delisha mengingat itu.
“baiklah sayang, aku harus pergi”
“hati-hati”
Angelo mencium pipi Delisha dan pergi.
Beberapa hari kemudian,
Maricha yang baru datang ke apartemennya, masuk ke kamar. Disana, ia membuka bantal dan melihat surat baru dari Robert.
Bagaimana jika besok kita bertemu? Aku akan memesan tempat di salah satu restoran dekat taman kota, kau bersedia?
Maricha tersenyum, ia pun membalas surat Robert.
Ok, tapi kita dinner aja ya? Soalnya besok tanggal 27 Maret, temanku berulang tahun. Kau tidak keberatan, kan? Atau kita bertemu di hari lain?
Maricha menyimpannya di bawah bantal dan menunggu sebentar, ia pun kembali membukanya.
Temanmu yang dokter itu ya? Tak masalah, pokonya aku akan memesan tempat. Agar kita bisa segera bertemu, aku akan membawa setangkai mawar merah agar kau dapat mengenaliku.
Maricha tersenyum, “sepakat” ia pun menulis surat dan tidur.
***
Malam itu,
Robert masuk ke restoran yang ada di dekat taman kota, ia pun mendekati seorang pelayan.
“maaf tuan, meja sudah penuh. Lebih baik anda memesan dulu sehari sebelumnya agar kami bisa menyiapkan meja anda”
“aku kesini memang untuk memesan”
“oh, baiklah kalau begitu” pelayan itu mengabil sebuah buku, “kapan anda akan makan disini?”
“tanggal 27”
“besok? Tapi besok malam...”
“bukan besok malam, tapi dua tahun lagi”
“apa? Aku tidak salah dengar, kan?”
“sama sekali tidak” Robert tersenyum, “aku memesan meja untuk dua tahun ke depan, aku ingin meja itu. Meja yang paling dekat dengan jendela agar bisa melihat pemandangan taman di malam hari”
Pelayan itu mencatatnya, “baiklah, tanggal 27 Maret 2016” meski merasa aneh dengan pesanan itu, tapi ia melihat keseriusan dari mata Robert.
“terima kasih ya” Robert pun pergi.
Dan di meja dekat jendela, Angelo sedang melamar Delisha.
“selamat, sekarang kau sudah lulus menjadi dokter” Angelo mengeluarkan cincin, “ini hadiahmu”
Delisha tersenyum.
“kau mau menikah denganku kan?”
Delisha pun mengangguk.
***
Di sebuah kedai,
Maricha dan Angelo sedang merayakan ulang tahun Delisha.
“seandainya Angelo menyanyikan lagu I Knew I Love You seperti cerita ulang tahunmu, mungkin aku meleleh” Delisha tersenyum.
“aku juga lupa siapa yang menyanyikannya untukku, tapi sampai saat ini...” Maricha tersenyum, “aku masih menyukai lagu itu”
“aku jadi penasaran, sebagus apa sih nyanyian orang itu?” Angelo menatap mereka.
“ya ampun, maafkan aku. Aku harus pulang sekarang” Maricha menatap mereka.
“ya... kok buru-buru amat sih?” Delisha menatap Maricha.
“maafkan aku, malam ini aku ada janji dengan seseorang”
“ya udahlah, gak apa-apa. Kalian kan bisa ketemu lagi besok” Angelo mengelus Delisha.
“aku duluan ya” Maricha tersenyum dan bangun dari tempat duduknya, ia pun pergi.
Angelo tersenyum.
“kenapa?” Delisha menatap Angelo.
“aku rasa, Maricha sedang dekat dengan seseorang”
“maksudmu, dia sudah bisa membuka hati untuk orang lain?”
“entahlah, itu hanya perasaanku saja”
“semoga saja perasaanmu benar” Delisha tersenyum.
Di apartemen,
Maricha sudah bersiap, sebentar lagi ia akan bertemu dengan Robert. Ah... entah apa yang Maricha rasakan saat ini, senang atau gugup. Maricha pun menatap dirinya di cermin, ia merasa semuanya sudah siap dan Maricha pun pergi.
Di restoran,
Maricha mendekati pelayan, “maaf”
“ada yang bisa kami bantu, nona?”
“aku ingin menanyakan meja atas nama Robert”
“meja atas nama tuan Robert? Sebentar ya, saya cari dulu” pelayan itu memeriksa buku.
“ia memesannya dua tahun yang lalu”
Pelayan itu teringat, “ya Tuhan... aku kira ini hanya lelucon, aku selalu menanti saat-saat ini. Mari, silahkan duduk”
Maricha tersenyum, “terima kasih” ia pun duduk.
“tunggu sebentar ya, nona”
“iya” Maricha diam.
Waktu menunjukan pukul 7 malam, Maricha melihat ke arah jendela dan menantikan Robert. Robert bilang, dia akan membawa setangkai mawar merah untuknya.
“nona, apa anda mau memesan sekarang?” pelayan itu kembali.
“tidak, nanti saja. Aku sedang menunggu Robert”
“baiklah”
Satu jam kemudian,
“maaf nona, ini makanan spesial dari kami untuk anda” pelayan itu menyimpan hidangan di atas meja.
“tapi aku belum memesan” Maricha kaget.
“ini gratis, spesial untuk tamu spesial seperti anda”
“oh, terima kasih”
Pelayan itu pergi.
Jam 9 malam,
Maricha memakan hidangan itu dan Robert belum juga muncul, “kemana dia? Apa dia ada urusan? Robert bilang, dia seorang penyanyi. Mungkinkah dia disewa mendadak di sebuah acara?”
Pelayan kembali mendekat, “anda mau memesan sekarang?”
“temanku belum datang”
“baiklah kalau begitu” pelayan itu pergi.
Jam 10 berlalu,
Meja di sekitar Maricha sudah mulai kosong, Maricha melihat ke sekitar. Hanya ada pelayan yang sedang melihat ke arahnya, “mungkin aku memesan sekarang”
Pelayan itu tersenyum dan mendekat.
Saat pulang,
Maricha masuk kamar dan melihat surat.
Semoga pertemuan kita hari ini menyenangkan.
Maricha pun membalas.
Kau sama sekali tidak datang, aku menunggumu dari jam 7 malam sampai restoran tutup.
Maricha menyimpan surat itu dan tidur.
Besoknya,
Maricha melihat balasan dari Robert.
Mana mungkin aku tidak datang? Aku sangat mengharapkan pertemuan kita, aku sangat ingin bertemu denganmu. Aku minta maaf Maricha, mungkin saat itu aku ada keperluan mendadak.
Maricha membuang nafas dan mulai menulis.
Aku rasa, ini memang terlalu aneh. Kita berkirim surat lewat bawah bantal dan hidup di tahun yang berbeda, mana mungkin kita bisa bertemu? Kita pasti sudah memiliki hidup masing-masing di masa depan, aku rasa... lupakan saja rencana pertemuan ini.
Maricha menyimpannya di bawah bantal dan bersiap untuk kerja.
***
Robert menatap surat Maricha, ia pun membalasnya.
Aku mohon, jangan katakan itu. Aku tidak akan menyerah untuk bertemu denganmu, aku akan melakukan apapun. Bahkan jika harus mencarimu sekarang, aku akan melakukannya.
Robert menyimpan surat itu di bawah bantalnya.
“Robert” seorang laki-laki memanggilnya.
“yap, aku kesana” Robert keluar dari kamar.
“kenapa kau lama sekali? Kau habis menuliskan imajinasimu?”
“Byun” Robert tersenyum, “dia nyata, dia adalah perempuan dari masa depan”
“sudah ku bilang, kan? Kau harus segera punya kekasih sebelum kau jadi gila”
“Byun, itu benar-benar terjadi. Aku tidak bohong”
“masa bodo” Byun menuruni tangga, “kau diundang untuk menjadi pembuka di acara konser boyband-ku”
“benarkah? Terima kasih, kau memang adik yang baik”
Malamnya,
Di gedung, sudah berkumpul beberapa penonton. Robert naik ke atas panggung dan mendekati piano, ia menatap para penonton dan mulai menyanyi.
Di pinggir panggung,
“kakakmu berbakat”
“yap, tapi dia tidak cocok jika bergrup seperti kita”
“dia sangat idealist, dia seniman yang benar-benar luar biasa. Itulah yang menyebabkan dia selalu jadi soloist”
“Byun, kau yakin akan meninggalkan kakakmu? Kau bilang, dia sakit”
“dia hanya sering berimajinasi di kamarnya, tapi keadaan lainnya normal kok”
“baiklah jika kau merasa begitu”
Robert selesai bernyanyi, ia tersenyum dan turun dari panggung. Robert melihat Byun dan boyband-nya mulai beraksi, ia pun pergi.
Di jalan,
Robert mulai menghitung, mungkinkah saat ini Maricha masih kuliah? Aku harus bertemu dengannya, ia tersenyum.
Pagi itu,
Robert keluar dari kamar.
“selamat ulang tahun” Byun bersama boyband-nya sudah ada di depan Robert.
“ya Tuhan... ini sudah tanggal 4 April?” Robert tersenyum, “terima kasih ya”
Mereka pun merayakan ulang tahun Robert dengan sebuah kue yang sudah Byun siapkan.
Setelah itu,
Robert sudah bersiap.
“mau kemana kak, udah rapi kaya gitu?”
“mencari seorang teman”
“syukurlah, sekarang kakak sudah sadar dan memilih untuk mencari wanita sungguhan daripada berkhayal di kamar”
“maksud kamu apa sih? Perempuan itu nyata dan sekarang, aku akan mencarinya”
Byun diam, ia kaget karena Robert terlihat begitu marah.
Robert menyesal membentak Byun, tapi ia tidak bicara dan memilih untuk pergi.
Salah satu teman Byun memegang pundaknya, “sabar, kakakmu pasti akan berubah perlahan”
“aku tidak mau dia gila, dia satu-satunya keluarga yang aku miliki saat ini”
Di jalan,
Robert yang berjalan, tidak sengaja menabrak seseorang.
“aduh” orang itu jatuh.
“maafkan aku” Robert terdiam melihat komik Marvel yang jatuh, “ini milikmu?” ia mengambilnya dan membantu perempuan itu bangun.
“ya, terima kasih” perempuan itu tersenyum.
“kau suka hero Marvel?”
“tidak” perempuan itu tersenyum lagi, “tapi temanku menyukainya, dia sangat suka dengan karakter Iron Man”
“begitukah?”
“ya, dia memang menyukai hal-hal aneh. Bahkan dia suka koleksi Action Figures”
“waw, aku baru tau jika ada perempuan seperti itu”
“ya, tapi meski begitu, dia sangat baik. Namanya Maricha dan aku berniat mendekor ruangan untuk ulang tahunnya nanti”
“Maricha?” Robert kaget.
“ya, apa kau mengenalnya?”
“eh.., tidak” Robert tersenyum, “o iya, kenalkan. Namaku Robert”
“aku Rena”
“boleh aku membantumu mendekor?”
“ah?” Rena kaget, “tentu... boleh...”
“tenang, aku tidak akan macam-macam kok. Aku benar-benar berniat untuk membantu, bahkan aku siap bernyanyi tanpa dibayar”
“benarkah?” Rena tersenyum, “bersyukur sekali Maricha mendapatkan ini”
“kapan kita mulai?”
“bulan depan, dia ulang tahun tanggal 13 Mei”
“ok, sampai ketemu lagi, Ren”
Mereka pun berpisah.
Robert senang, sebentar lagi ia akan bertemu dengan Maricha.
Hari itu pun tiba,
Rena sudah selesai mendekor ruangan dengan gambar heroes Marvel, ia juga menata bagian-bagian lain agar terlihat indah. Rena mendekati Robert yang selesai melukis Iron Man di kain panjang.
Robert tersenyum.
“waw, lukisanmu bagus. Apa kau lulusan dari...”
“bukan” Robert tersenyum, “aku hanya seseorang yang menyukai seni, berbeda denganmu sang animator”
“jangan bilang begitu”
“aku punya teman yang suka membuat film animasi dan komik, jika kau berminat, kau bisa menghubunginya. Ini kartu namanya, mungkin kau bisa mencobanya saat kau lulus”
“terima kasih”
“satu lagi” Robert menatap Rena, “aku punya adik, dia suka komik. Sepertinya dia bisa nyambung jika bicara denganmu, namanya Byun. Saat ini dia menjadi salah satu personil boyband”
“Byun? Aku tau boyband itu, aku tidak menyangka jika kau kakaknya”
Robert tersenyum, “datanglah ke konsernya, aku akan memberimu tiket gratis”
“terima kasih”
Acara pun dimulai,
Maricha datang bersama Tony, ia sangat senang dengan dekorasi ruangan itu. Teman kampus Maricha pun mulai berdatangan.
Saat sedang makan, Robert naik ke atas panggung. Ia menatap Maricha dan mengucapkan selamat ulang tahun.
Maricha kaget, siapa orang asing itu?
Robert menatap Maricha dan mulai menyanyi...
Maybe it’s intuition...
But some things you just don’t question
Like in your eyes... I see my future in an instant
And there it goes... I think I’ve found my best friend
Maricha terdiam, ia tidak tau lagu apa itu. Tapi Maricha merasa, lagu itu begitu enak didengar.
I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
(Savage Garden – I Knew I Loved You)
Maricha tersenyum.
Tony diam melihat expresi Maricha.
Saat acara selesai,
Maricha keluar dan melihat Robert yang sudah menunggunya sambil memegang sebuah kado, Maricha mendekat.
“hey, selamat ulang tahun ya” Robert memberikan kado itu pada Maricha.
“terima kasih”
“tolong jangan buka kado ini sampai tahun 2016”
“ah?” Maricha kaget, ia harus menunggu 2 tahun lagi untuk membukannya.
“aku serius, ini memang konyol. Tapi kau membutuhkannya di tahun itu, bukan sekarang”
Maricha masih bingung.
“aku tidak bisa melakukan hal lain yang membuatmu senang, tapi aku hanya ingin mengingatkanmu satu hal. Tony bukan pria yang baik, dia akan menduakanmu setelah ini”
“tau darimana kamu?” Maricha agak kesal.
“aku tidak bisa menjelaskan, aku tidak mau mengubah kehidupanmu. Aku janji, aku akan kembali untukmu 2 tahun lagi. Agar aku bisa menjelaskan semuanya” Robert mencium Maricha, “aku mencintaimu” ia pun pergi.
Maricha hanya diam, ia tidak menyangka jika pria asing itu akan melakukannya.
“Maricha, siapa itu?” Tony yang melihat mereka, begitu kesal.
“aku juga gak tau, aku belum pernah bertemu dengannya”
***
Pagi itu,
Maricha membuka mata dan membuka surat di bawah bantalnya.
Selamat ulang tahun, Maricha. Jika kau ingat, aku adalah pria asing yang menemuimu di ulang tahunmu. Dan jika kau masih menyimpan kado dariku, bukalah sekarang. Kado itu berisi diary-mu, mau kah kau memberiku kesempatan agar kita bisa bertemu lagi? Semoga harimu menyenangkan.
Maricha terdiam, pria misterius itu Robert? Laki-laki yang menyanyikan I Knew I love You yang membuat Maricha menyukai lagu itu, laki-laki yang pertama kali memberitau jika Tony bukan pria yang baik. Laki-laki yang mencium bibir Maricha dan menghilang entah kemana.
Maricha membuka lemarinya dan masih menyimpan kado itu, ia pun membukanya. Dan benar, isinya diary Maricha yang hilang di awal tahun akibat ia taruh dibawah bantal. Maricha tersenyum, ternyata Robert memang tidak main-main.
Maricha membalas surat itu.
Terima kasih atas kebaikanmu yang mau mengembalikan diary-ku dengan susah payah, maaf atas sikapku. Aku senang, kau mau bersabar dan melakukan semua itu demi aku. Aku siap bertemu denganmu besok di restoran yang sama, berjanjilah kau akan meberikan kado lain untukku.
Malam itu,
Maricha kembali datang ke restoran, ia duduk di meja yang sudah di pesan Robert dua tahun yang lalu. Pelayan itu tersenyum lagi, karena hal konyol itu terjadi untuk kedua kalinya.
Hp Maricha berbunyi.
“hallo?” Maricha mengangkatnya.
“Maricha, ini aku, Rena”
“Rena?” Maricha senang, “apa kabar?”
“baik, bagaimana denganmu?”
“aku baik” Maricha tersenyum, “kapan kamu kesini?”
“aku tidak tau, suamiku sibuk dan aku pun masih banyak hal yang harus aku selesaikan. Animasi buatanku juga hampir selesai, jadi aku harus buat animasi baru untuk penggantinya”
“sayang sekali”
“tapi suamiku bilang, tahun depan kami akan kesana. Ada hal yang harus dia selesaikan”
“baiklah, aku akan menunggumu sampai tahun depan”
“ok, sampai jumpa”
Maricha menyimpan Hp-nya di meja, ia kaget melihat seseorang di hadapannya.
“hey Maricha”
“Tony?”
“kau sedang apa disini?”
“aku sedang menunggu seseorang”
“benarkah?” Tony duduk, “sudah berapa lama?”
“bukan urusanmu”
“hey, kenapa kau jadi marah begitu?”
“kamu pikir, aku bisa dengan mudah memaafkanmu? Setelah kau melakukan semuanya padaku?”
“kau sendiri, kenapa kau berciuman dengan pria asing di ulang tahunmu saat itu?”
Maricha menatap Tony, “jika kau tidak pergi, biar aku yang pergi” ia pun meninggalkan Tony.
Maricha menangis, lagi-lagi Robert tidak muncul. Apalagi alasan Tony mendua karena ia sakit hati melihat Maricha berciuman dengan Robert saat itu, bisa saja itu benar.
Mungkin selama ini, Maricha memang salah. Dan satu hal yang benar, ia harus melupakan Robert. Pria misterius yang berasal dari masa lalu yang mungkin menjadi sumber kekacauan hidupnya.
Maricha masuk ke apartemen dan menangis, ia pun menulis surat pada Robert.
Besoknya,
Maricha membuka pintu apartemen dan melihat Tony ada di hadapannya.
“Maricha”
“mau apa kau kemari?”
“Maricha, aku mohon jangan bersikap seperti itu lagi. Aku mencintaimu, aku menyesal telah menghianatimu. Tolong beri aku kesempatan, aku janji tidak akan mengecewakanmu lagi”
Maricha terdiam.
***
Robert melihat surat dari Maricha.
Kau tetap tidak datang ke restoran itu, aku rasa kau sudah hidup bahagia dengan orang lain di tahun 2016 ini. Hentikanlah semua ini Robert, aku mohon jangan diteruskan lagi. Kita sudah mencobanya berulang-ulang, tapi hasilnya sama saja. Mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama, aku harap, kau mau membuka lembaran baru. Dan mulai sekarang, lupakan aku. Lupankan jika kita aku pernah hadir dalam kehidupanmu.
Robert terdiam, ia pun membalas surat Maricha.
Aku tidak akan menyerah Maricha, meski nantinya kau menjadi milik orang lain sekalipun. Aku hanya ingin membuktikan padamu, jika aku tidak main-main. Aku akan selalu berusaha mencarimu meski harus bertahun-tahun sekalipun.
Robert menyimpannya di bawah bantal, ia berharap Maricha mau membalasnya.
Namun setelah itu, Maricha tidak pernah membalas surat Robert. Robert sedih, ternyata Maricha benar-benar tidak mau lagi memperjuangkan semuanya. Tapi Robert tidak akan menyerah untuk menemukan Maricha, ia akan terus mencari Maricha meski harus menunggu dua tahun lagi.
Robert menatap bantal itu, ia berniat memberikan bantal tersebut pada Maricha di apartemennya. Dan di awal Januari 2016 nanti, semoga saja mereka bisa bertemu. Robert pun menulis surat.
Aku tidak akan menyerah untuk mencarimu
***
Di apartemen,
Maricha bersiap, ia akan bertemu dengan teman lamanya yang bernama Rena. Sudah dua hari yang lalu, Rena datang ke kota ini bersama suaminya. Dan di tanggal 14 februari ini, Rena mengundang Maricha untuk datang ke rumahnya.
“permisi” Maricha mengetuk pintu.
“Maricha” Rena yang membuka pintu, tersenyum.
“hey” Maricha senang dan memeluk Rena, “ini untukmu, selamat ulang tahun ya”
“terima kasih” Rena mengambil kadonya, “ayo masuk”
Mereka masuk.
Maricha melihat lukisan Iron Man di ruang tamu.
“ada apa?” Rena menatap Maricha.
“ini... gambar ini, sepertinya aku kenal” Maricha ingat jika gambar itu sama percis dengan gambar di bantalnya.
Byun mendekat, “ini lukisan buatan kakakku, dia sangat menyukai tokoh Iron Man. Bahkan tahun kemarin, kakak menjadi pemeran utama filmnya”
Maricha melihat tanda tangan di lukisan itu, “siapa nama kakakmu?”
“Robert”
Maricha kaget, “bukankah dia seorang penyanyi? Kenapa dia berekting?”
“kakak adalah seorang seniman”
“sekarang kakakmu dimana?”
Byun tersenyum dan diam sejenak, “kakak sudah meninggal setahun yang lalu, tepat di hari ini. Saat itu, kakak baru pulang dari syuting terakhir filmnya. Lalu kecelakaan itu terjadi, mobilnya tertabrak truk. Saksi yang ada disana bilang, mobil kakak berbelok mendadak ke dekat kedai pinggir jalan yang ada di depan rumah sakit. Aku tidak tau kenapa itu terjadi” Byun sedih mengingat itu, “tapi yang aku tau, kakak selalu berusaha mencari teman khayalannya yang muncul dari masa depan”
“teman khayalan?” Maricha menatap Byun.
“yap, semua itu terjadi sejak tahun 2014. Kakak bilang, dia bisa berkomunikasi dengan seorang wanita yang ada di tahun 2016”
Maricha terdiam dengan mata yang memerah, hatinya sangat sakit.
“Maricha, kamu kenapa?” Rena merasa aneh dengan perubahan yang ditunjukan oleh expresi Maricha.
“m..maafkan aku, Ren. Aku harus pergi” Maricha berlari keluar.
“Maricha?” Rena kaget, padahal ia berniat memberikan Maricha tiket gratis untuk menonton film.
Di jalan,
Maricha berlari secepat mungkin untuk sampai ke apartemennya. Sekarang ia mengetahui alasan kenapa Robert tidak pernah datang jika mereka ingin bertemu, ternyata Robert memang sudah meninggal. Dan pria yang meninggal di hadapan Maricha saat bertemu dengan Delisha, adalah Robert.
Aku mohon Robert, aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku mohon, jangan meninggal sekarang. Itulah yang ada di pikiran Maricha saat ini.
Di apartemen,
Maricha langsung masuk ke kamar dan menatap suratnya yang bertuliskan...
Jangan temui aku lagi, Robert...
Maricha pun menganti surat itu, ia berharap jika semuanya belum terlambat.
Robert, jika kau membaca surat ini. Aku mohon, turuti permintaanku. Jika hari ini kau melihatku di sebuah kedai dengan seorang dokter, aku mohon... aku mohon, jangan temui aku, Robert. Fokus saja untuk pulang, lalu kau temui aku di apartemen Stark pada tahun berikutnya. Aku mohon, bersabarlah. Tunggu sampai 14 Februari 2017 dan temui aku di apartemenku, aku mencintaimu.
Maricha langsung menyimpannya di bawah bantal dan berharap Robert membaca itu, Maricha begitu tegang. Aku mohon Tuhan... aku mohon, buat dia membaca surat ini.
***
Robert yang sedang menyetir, melihat Maricha yang sedang duduk di kedai pinggir jalan bersama Delisha. Ia tersenyum dan bersiap untuk belok mendadak ke kiri, ia menatap kertas yang ada disampingnya dan kembali melihat ke arah Maricha. Sebuah mobil truk yang datang dari arah berlawanan, melaju kencang.
Suara klakson pun terdengar.
***
Tok.. tok.. tok...
Maricha yang menutup mata sambil berdo’a, mendengar suara. Ia tersenyum dan langsung berlari ke arah pintu, ia membuka pintu itu dan terdiam.
“hey”
“Tony...?” Maricha sedih karena bukan Robert yang datang untuk menemuinya.
“ada apa? Kau baik-baik saja, kan?”
Maricha menahan air matanya agar tidak jatuh, ia menggeleng sambil tersenyum pada Tony.
“kau yakin?”
“Tony, bisakah kau pergi? Aku sedang ingin sendirian”
“tapi, Maricha...”
“aku tau, aku mengerti perasaanmu. Tapi aku tidak bisa kembali padamu, maafkan aku. Pergilah Tony, jangan temui aku lagi” Maricha menutup pintunya dan menangis.
“Maricha?” Tony kaget, ia pun diam. Tony kembali menatap pintu dan pergi.
Di dalam,
Maricha terus menangis, ia sangat menyesal. Seandainya waktu bisa diputar, Maricha tidak akan menyerah untuk mencari cara agar bisa bertemu dengan Robert. Seperti semangat Robert yang tidak pernah menyerah untuk menemukan Maricha karena ingin membuktikan cintanya.
Maricha menangis sekuat-kuatnya, “Robert... maafkan aku, maafkan aku...”
HP Maricha berbunyi.
“hallo?”
“Maricha, kau baik-baik saja?” Delisha yang mendengar suara Maricha, khawatir.
“aku gak apa-apa, kok. Ada apa, Sha?”
“besok kita makan siang yu, kamu bisa kan?”
“maafin aku, kayanya aku gak bisa” Maricha menyimpan Hp-nya.
“hallo? Maricha?” Delisha kaget.
Maricha hanya bisa kembali menangis.
Pagi itu,
Maricha bangun dan melihat bantalnya, surat itu sudah hilang. Maricha terdiam, tapi bisa saja Robert memang tidak sempat membacanya. Atau mungkin ini memang bantal satu-satunya yang sekarang sudah tidak Robert miliki.
Maricha bersiap untuk kerja, ia membuka pintu dan keluar dari apartemen.
Di luar,
Maricha terdiam melihat seorang pria yang sedang menatapnya.
“Maricha” pria itu tersenyum.
Air mata Maricha menetes, pria itu adalah Robert.
Robert mendekat dan masih tersenyum menatap Maricha.
Maricha tersenyum, ia terharu melihat Robert yang masih hidup. Ternyata Robert masih sempat membaca suratnya sehingga kecelakaan itu tidak terjadi, Maricha hanya bisa menangis.
Robert pun memeluk Maricha.
“Robert...” Maricha terus menangis.
Robert mengelus Maricha yang menangis di pelukannya.
“Robert, maafkan aku. Aku mencintaimu”
Robert menatap Maricha dan menciumnya.
The End
___
Thank’s for reading…

Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar kalian sangat berarti untuk Sherly! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar