Penyunting : Erin_Adler
Genre:
Supranatural, Romance, Hurt
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Di sebuah kamar,
“sayang, HP kamu bunyi
terus” seorang wanita membangunkan pria disampingnya.
“biarkan saja”
“lebih baik kau melihatnya
dulu, kalau tidak. HP-mu akan terus berdering”
Robert bangun dan melihat
HP-nya, “Marry” Robert mengangkatnya, “hallo”
“sayang kamu dimana? Kok
belum pulang?”
“iya, sebentar lagi aku
pulang” Robert menutup HP-nya dan melihat jam, ia menguap. “saatnya pulang
cantik”
“lho, katanya kamu mau
menginap?”
“maaf, aku sudah di
telpon” Robert mengambil bajunya.
“pasti Marry kan? Kalau
kamu sayang sama aku, putusin dia dong”
“udahlah, mending kamu
tidur lagi. Sampai jumpa besok” Robert mencium kening wanita itu dan pergi.
Di rumah,
Marry begitu cemas, Robert
pun datang.
“sayang” Marry tersenyum
dan memeluknya.
“hey” Robert melepaskan
tangan Marry.
“Robert kamu dari mana?
Aku tadi telpon ke kantor, sekretarismu bilang kau sudah pulang sejak sore”
“sudahlah Marry, aku cape.
Kepalaku sakit”
“Robert..” Marry
mengikutinya ke kamar.
Robert berbaring dan
tidur.
“sayang, kepalamu masih
sakit ya? Apa sebaiknya kita periksakan ke dokter? Aku takut terjadi apa-apa”
“gak usah, aku cuma butuh
tidur”
Marry mengelus Robert dan
melihat luka di kening Robert yang sudah hilang, beberapa hari yang lalu Robert
mendapatkan cedera pada keningnya akibat kecelakaan dan hal itu membuat Marry
sangat khawatir.
“aku sangat mencintaimu”
Marry mencium kening Robert dan tidur disampingnya, tapi Marry tidak bisa
memejamkan mata. Ia terus memandangi Robert yang tidur membelakanginya.
Apa
benar kau punya wanita lain? Aku sangat mencintaimu Robert, semoga saja itu
tidak pernah terjadi. Aku percaya padamu, kau pasti setia padaku.
Pagi itu,
“sayang, ayo sarapan”
Robert tersenyum.
“akhir-akhir ini kau
sering pulang larut, terkadang kau tidak pulang sama sekali. Apa yang membuatmu
begitu sibuk?”
Robert menatap Marry dan
senyumannya hilang, “maksud kamu apa?”
“Robert, aku kan cuma
nanya. Kamu tau kan? Ada orang yang bilang kalau kamu itu..”
“apa?” Robert sedikit
kesal.
“kamu punya pacar lagi
selain aku”
Robert menatap Marry,
“terus kamu percaya sama mereka?”
“ya enggak gitu, aku
cuma...”
“udahlah, aku males
ngomongin ini” Robert berdiri dan meninggalkan ruang makan.
“Robert, tunggu” Marry
mengejarnya, “aku percaya padamu, aku mencintaimu. Please, jangan marah-marah
lagi” Marry memeluk punggung Robert.
“aku harus ke kantor”
Robert melepas pelukan Marry.
“hati-hati sayang” Marry
mengantarnya ke depan pintu dengan sedikit sedih.
Setelah Robert pergi,
Marry kembali masuk dan membereskan pakaian Robert.
Saat sedang memeriksa
saku, ia menemukan sebuah foto di salah satu jass Robert. Siapa wanita ini? Marry kaget melihat foto Robert bersama seorang
wanita.
Sore itu,
Robert pulang, ia membuka
pintu.
Marry yang sudah
menunggunya, menatap Robert. “biasanya kamu pulang larut”
“ada apa lagi Marry?”
“tidak ada apa-apa, aku
hanya menemukan ini di salah satu jass-mu”
Robert terdiam.
“jadi benarkan? Selama ini
kamu selingkuh”
“Marry, itu hanya...”
“apa? Selama ini aku
selalu percaya padamu, tapi kau...”
“Marry, dengar. Dia hanya
teman, kami sedang bercanda dan teman yang lain memotret kami. Itu hanya
pura-pura”
“oh, benarkah?”
“Marry sayang” Robert mendekat
dan memegang tangan Marry, “hanya kau pacarku, tidak ada yang lain”
Marry hanya diam menahan
emosinya.
Robert menatap Marry,
“selamat ulang tahun”
Marry tersenyum, “aku kira
kau lupa”
“mana mungkin aku lupa”
Robert menciumnya, “aku sudah memesan tempat di salah satu restoran”
“benarkah?” Marry sangat
senang, “Robert, maafkan aku. Aku sudah menyangka yang tidak-tidak padamu” ia
memeluk Robert.
Robert tersenyum.
Di sebuah restoran,
“Robert, aku sangat
bahagia. Terima kasih banyak sayang”
Robert tersenyum, “apa pun
untukmu”
Marry menatap Robert
dengan agak sedih, seandainya hari ini
kau melamarku. Aku akan sangat lebih bahagia Robert, karena dengan itu kita
sudah memiliki ikatan dan aku tidak akan pernah ragu lagi padamu.
Robert yang sedang makan
menatap Marry, “ada apa sayang?”
“tidak, tidak apa-apa”
“matamu berkaca-kaca”
“aku kan sudah bilang, aku
sangat senang. Mungkin aku terharu”
Hp Robert berbunyi.
“sebentar ya” Robert
melihat HP-nya, Natalie? Mau apa dia?
“sayang, aku nerima telpon dulu ya. Ini salah satu kolegaku”
Marry mengangguk.
Robert pergi menjauh dan
mengangkat telpon, “Natalie, aku kan sudah bilang. Malam ini aku tidak bisa”
“aku tau, hari ini ulang
tahun Marry kan?”
“iya, please sayang hari
ini saja”
Tanpa Robert sadari,
Natalie ada di hadapannya.
“Natalie?” Robert terdiam.
Natalie tersenyum dan
menutup telponnya, “hey sayang”
***
Marry melihat ke sekitar,
“Robert kemana sih? Lebih baik aku menyusulnya” tapi saat berjalan, ia
mendengar suara Robert dari balik dinding.
“apa yang kau lakukan
disini?” Robert masih menatap Natalie dan mulai cemas.
“aku kan kangen” Natalie
memeluk Robert.
“iya, tapi aku sedang
bersama Marry” Robert melepas pelukan itu.
“Robert, udahlah. Aku cape
gini terus, aku gak mau berbagi kamu dengan Marry. Putuskan saja dia sekarang,
kau kan sudah janji padaku untuk memutuskannya”
Marry yang mendengar itu
kesal dan menghampiri mereka, “apa itu benar?”
“M..Marry?” Robert kaget.
“apa benar kau ingin putus
denganku demi perempuan ini?” Marry menatap Robert dan menunjuk Natalie.
Natalie menatap Marry
dengan kesal.
Marry pun pergi sambil
menangis.
“Marry”
“sayang, biarkan dia”
Natalie memegangi Robert.
“lepaskan aku” Robert
mengejar Marry, “Marry”
Di luar restoran,
“ternyata benar, selama
ini kau menduakan aku” Marry terus berlari dengan air mata yang tak henti
turun.
“Marry maafkan aku”
“jika kau ingin putus,
kita putus saja. Sekian lama kita bersama, kau lebih memilih perempuan yang
baru kau kenal itu”
“Marry, tunggu Marry.
Marry, berhenti. Marry!”
Marry menyembrangi jalan
dan sebuah mobil menabraknya.
Brak...
“Marry?!” Robert pun
terdiam melihat itu.
***
Sebuah ambulan datang,
“Marry kamu harus kuat
sayang” Robert ikut masuk ke ambulan.
Di rumah sakit,
“dokter, tolong selamatkan
pacarku dok” Robert memegang kedua pundak dokter dengan cemas.
“saya akan berusaha tuan”
Robert melepaskan
tangannya dan membiarkan dokter masuk ke ruangan untuk melakukan tindakan.
Polisi datang,
“selamat malam tuan”
“malam pak”
Mereka pun bicara dan
polisi bilang itu adalah tabrak lari.
“semoga istri anda
baik-baik saja tuan”
“dia bukan istriku, dia
pacarku” Robert menunduk.
Setelah menunggu,
Dokter keluar.
“dokter” Robert berdiri.
“maaf tuan”
“maaf apa? Pacarku
baik-baik saja kan? Dia sudah siuman dan menungguku di dalam, iya kan dok?”
“tuan, nona Marry sudah
meninggal”
Robert terdiam, “tidak,
ini tidak mungkin” mata Robert memerah, “gak mungkin dokter” Robert masuk ke
ruangan itu, “Marry” ia melihat Marry yang terbujur kaku, “Marry bangun sayang”
Robert memegang tangan Marry, “Marry, ini aku. Robert, pacarmu” Robert
menangis, “Marry bangun, maafkan aku Marry. Maafkan aku” Robert memeluknya,
“Marry”
Besoknya,
Pemakaman Marry pun
dihadiri oleh seluruh kerabat dan keluarga mereka, teman dan para karyawan
kantor juga kolega Robert ada disana.
Maafkan
aku Marry...
Robert menatap nisan, ia
sangat menyesal denggan apa yang ia lakukan selama ini. Robert sadar, Marry
adalah perempuan terbaik dalam hidupnya.
Seharusnya
aku sudah menikahimu, tapi aku malah menyakiti hatimu sampai kau pergi. Aku
memang bukan pria yang baik, maafkan aku Marry.
Robert tetap diam di makam
Marry hingga larut malam, rasa menyesal yang begitu dalam membuatnya tidak mau
meninggalkan makam Marry.
Malam semakin larut,
Robert tetap diam sendiri
disana, “maafkan aku Marry” Robert memegang nisan Marry, “aku sangat
mencintaimu, seandainya waktu bisa diputar.
Aku akan membahagiakanmu” air mata Robert menetes.
“apa itu benar?” seorang
pria berjubah mendekat.
“siapa kau?” Robert kaget.
“aku bukan siapa-siapa”
“kau mau apa?” Robert
berdiri dan menatapnya dengan waspada.
“pria malang dengan
penyesalan yang begitu besar, aku hanya ingin membantumu”
“membantuku? Jangan
bercanda” Robert mulai kesal.
“hey, aku tidak bercanda.
Sejak kau datang, aku sudah mengamatimu dan mendengar semua kata-katamu”
“jadi kau seorang
mata-mata? Siapa yang menyuruhmu?”
“Robert Downey Jr, pemilik
perusahaan Stark Internasional. Tenanglah”
“dari mana kau tau? Siapa
kau sebenarnya?” Robert mengepalkan tangannya.
“jangan lakukan itu, kau
harus tenang”
Robert kaget, ia tidak
bisa bergerak sama sekali. “apa yang kau lakukan padaku?”
“ini harus ku lakukan agar
kau diam”
“aku pasti akan memukulmu”
“ah, mulutmu juga harus
diam”
Robert tiba-tiba tidak
bisa bicara, ia panik.
“tenanglah, aku sudah
bilang kan? Aku hanya ingin membantumu” pria itu mendekat, “aku tadi dengar,
seandainya waktu bisa diputar kembali. Kau akan membahagiakan pacarmu, iya
kan?”
Robert terus menatap pria berjubah itu.
“aku akan mengabulkannya,
tapi kau harus berjanji. Kau akan membahagiakan dia, jika tidak. Kau akan
menanggung sendiri resikonya” pria itu memukulkan tongkatnya ke kepala Robert.
Dak...
Semuanya menjadi gelap.
Saat Robert tersadar, ini di rumah sakit? “awsh...” ia
merasakan sakit pada kepalanya. Kepalaku
diperban? Ia kaget.
“Robert, syukurlah kau
sudah siuman” Marry yang begitu cemas pun tersenyum.
“M..Marry?” Robert kaget.
“kamu baik-baik aja kan?
Tadi malem kamu kecelakaan, dokter bilang kamu mabuk berat saat mengemudi”
Robert ingat kejadian itu,
apa iya waktu benar-benar berputar?
“Robert?” Marry cemas.
Robert tersenyum dengan
mata yang sedikit berkaca-kaca, “Marry, maafkan aku” Robert memeluknya, “aku
sangat mencintaimu”
Marry tersenyum, “aku juga
sangat mencintaimu, lebih baik kau istirahat”
“tidak, aku ingin pulang”
“tapi kamu baru siuman”
“aku baik-baik aja kok,
aku cuma pingin diem di rumah dan berdua sama kamu”
Marry tersenyum, “lebih
baik kamu istirahat disini, aku janji tidak akan kemana-kemana. Aku akan disini
menjagamu”
“Marry..”
“Robert, sudahlah. Kamu
istirahat aja, ya?”
“b..baiklah”
Marry mengelus Robert dan
mencium pipinya, “aku sayang padamu”
Robert hanya diam menatap
Marry.
“tunggu sebentar ya, aku
mau nanyain hasil scan kepala kamu sama dokter” Marry pergi.
Robert melihat ke sekelilingnya, apa ini mimpi? Orang misterius itu kan
memukulku dengan tongkatnya, mungkin
saja sebenarnya aku pingsan. Robert mencubit pipinya, “aww..” ia kaget,
“ini benar-benar nyata?”
Hari itu,
Di rumah.
Marry masuk ke kamar,
“sayang, kau baik-baik saja kan?”
Robert menoleh, “tentu
saja”
“setelah pulang dari rumah
sakit, kau hanya diam di rumah. Bahkan ke kantor pun tidak. Bukankah kau sangat
mencintai pekerjaanmu?”
“sayang, satu-satunya yang
aku cintai hanyalah kau”
Marry mendekat, “apa yang
terjadi sebenarnya?”
“kau sudah mendapat kabar
miring tentang aku kan?”
Marry tersenyum, “ya,
banyak orang yang mengatakan itu padaku”
“tapi kau tidak percaya
pada mereka kan?”
“Robert, kamu itu kenapa
sih?” Marry mengelus Robert, “aku hanya percaya padamu, aku tau kau tidak akan
melakukannya. Iya kan?”
“emh...” Robert bingung,
“iya...”
Marry memeluknya.
Robert hanya diam.
Malam itu,
Robert mengelus Marry yang
sudah tidur di sampingnya, aku akan
membahagiakanmu. Aku janji.
Marry membuka matanya, ia
kaget melihat Robert yang sedang menatapnya. “Robert, kamu belum tidur?”
“maaf ya, kamu jadi
bangun”
Marry tersenyum, “justru
aku senang, biasanya kau selalu membelakangiku jika tidur”
“itu tidak akan terjadi
lagi” Robert memeluknya.
Marry tersenyum dan tidur.
Beberapa hari kemudian,
“sayang, aku berangkat
dulu ya”
“iya, kamu hati-hati ya”
“nanti kita makan siang di
kedai dekat perusahaan, kamu jangan lupa ya”
“aku tidak pernah lupa”
“baiklah” Robert mencium
pipi Marry dan pergi.
Marry tersenyum melihat
Robert pergi, Marry sangat bersyukur. Setelah Robert siuman, dia jadi berubah
semanis dulu. Robert yang bersikap dingin dan pemarah sudah tidak ada lagi
sekarang, dan ia yakin. Semua kabar miring tentang Robert itu tidak benar.
Di perusahaan,
Robert terus memikirkan
Marry dan juga hubungannya dengan Natalie, Marry
gak boleh tau. Perasaannya akan sangat sakit, aku harus menemui Natalie sebelum
semuanya terlambat.
Robert pun pergi.
Di sebuah apartemen,
Natalie membuka pintu,
“Robert?” ia senang dan memeluknya.
Robert tersenyum, “Natalie
aku ingin bicara”
“sayang kok mukanya serius
amat sih? Tumben kamu dateng pagi-pagi, pasti kangen baget kan sama aku?”
“Natalie”
“ok ok, ada apa sih?”
“aku” Robert bingung
mengatakannya, “aku ingin putus”
“apa?” Natalie kaget,
“putus? Kamu gak bercanda kan?”
Robert menggeleng, “aku
serius”
“enggak, aku gak mau”
“Natalie, ayolah. Kamu
pasti dapet yang lebih baik dari aku, lagi pula aku sudah punya pacar. Natalie,
masih banyak pria di luar sana”
Natalie menampar Robert,
“teganya kau” ia menangis, “aku itu cinta banget sama kamu, kamu bilang kamu
bakalan mutusin pacar kamu demi aku. Tapi kenyataannya, kamu malah mutusin aku”
“maafkan aku”
“aku gak rela”
Brak...
Natalie menutup pintunya.
Robert kaget dan pergi
dengan bingung.
Di kedai,
“Robert kemana ya? Kok
belum datang?” Marry yang menunggu cukup lama mulai cemas.
Robert pun datang,
“sayang, maaf aku terlambat”
“kamu dari mana? Tadi aku
ke kantor, mereka bilang kamu pergi sejak pagi” Marry menatap Robert dengan
sedikit kesal.
Robert ingat, saat itu ia
marah dan mereka bertengkar di kedai. Aku
tidak ingin mengulang lagi kejadian itu, aku tidak mau Marry menangis.
“Robert, kenapa kamu gak
jawab aku?”
“iya, maafkan aku sayang.
Aku tadi pergi nyari ini” Robert memberikan bunga untuk Marry.
Marry sangat senang,
“Robert, ini buat aku?”
Robert tersenyum.
“udah lama kamu gak ngasih
aku bunga, makasih ya sayang”
Robert mengelus Marry,
“maaf makan siangnya jadi terlambat”
Di rumah,
Robert baru datang, Marry
membukakan jass Robert dan menyimpannya bersama jass kotor lain.
“makasih ya sayang”
Marry tersenyum, “inikan
udah tugasku, biasanya juga aku yang nyuciin baju kamu”
Robert memeluknya, “terima
kasih karena kamu gak menuntut gaji”
“emangnya aku pembantu
apa?” Marry tersenyum.
Besoknya,
Di perusahaan, Robert
teringat tentang kejadian hari ini.
Ini
hari ulang tahun Marry, berarti ini hari terakhirnya. Tapi aku masih belum bisa
memberikan yang terbaik, seandainya aku bisa merubah segalanya. Tapi apa yang
bisa aku lakukan?
Robert melamun, ia masih
memikirkan Marry. Tapi Robert tiba-tiba bangun dari tempat duduknya, ya ampun. Foto itu!
Di rumah,
Marry sedang bersiap untuk
mencuci, ia mengambil semua jass Robert dan memeriksa sakunya satu per satu
sebelum memasukannya ke mesin cuci.
Robert langsung berlari
dan mengambil salah satu jass-nya.
“sayang?” Marry kaget,
“kamu udah pulang?”
“ah, aku cuma mau ambil
jass ini”
“tapi itu kan jass yang
kemarin”
“M..Marry, aku suka jass
ini. A..aku akan memakainya lagi”
“Robert, jass yang kamu
pakai sekarang juga bagus”
“sudahlah sayang, aku mau
ke kantor lagi. Sampai jumpa nanti sore” Robert mencium kening Marry.
“hati-hati” Marry merasa
aneh dengan tingkah Robert akhir-akhir ini, apa
yang terjadi sebenarnya? Apa dia menyembunyikan sesuatu dariku?
Di dalam mobil,
“syukurlah, aku masih bisa
menyelamatkan ini” Robert mengambil sebuah foto dari saku jass, ia menatap foto
itu. Ini harus segera dimusnahkan, ia
pun pergi.
Sorenya,
“sayang, aku pulang”
Marry menatap Robert.
“sayang, ada apa?”
“kamu nyembunyiin sesuatu
dari aku kan?” ia kesal, “akhir-akhir ini sikap kamu aneh, apa yang terjadi
sebenarnya?”
“sayang..” Robert bingung.
“katakan dengan jujur, apa
benar kau punya pacar lain selain aku?”
“Marry..”
“jawab Robert”
“tidak, tentu saja tidak.
Pacarku cuma kamu” Robert mendekat, “please, percaya sama aku. Cuma kamu
satu-satu, gak ada yang lain”
Marry diam, lalu menatap
Robert. “aku gak tau harus bilang apa, tapi orang-orang di luar sana selalu
memberitauku jika kau punya pacar lain dan perubahan sikapmu membuat aku
curiga”
“percayalah padaku Marry”
Robert memegang kedua tangan Marry, “aku sangat mencintaimu”
“aku juga” Marry menunduk.
Robert mengelusnya,
“selamat ulang tahun sayang, aku sudah memesan tempat di sebua restoran. Kamu
mau kan kalau malam ini kita makan malam diluar?”
Marry tersenyum menatap
Robert, “ini beneran kan?”
Robert mengangguk dan
tersenyum.
Marry memeluknya, “terima
kasih sayang”
Tapi dibalik semua itu,
sebenarnya Robert sangat sedih.
Malamnya,
Di sebuah restoran.
“Robert, aku sangat
bahagia. Terima kasih banyak sayang”
Robert tersenyum, “apa pun
untukmu”
Marry menatap Robert
dengan agak sedih, seandainya hari ini
kau melamarku. Aku akan sangat lebih bahagia Robert, karena dengan itu kita
sudah memiliki ikatan dan aku tidak akan pernah ragu lagi padamu.
“sayang, aku punya sesuatu
untukmu”
“apa itu?”
Robert mengeluarkan sebuah
kotak cincin dari saku jass-nya, “kamu mau kan nikah sama aku?”
Marry terdiam, ia begitu
senang. “Robert” Marry menangis, ia sangat terharu. “tentu saja aku mau”
Robert pun tersenyum
menutupi kesedihannya, mungkin aku bisa
membahagiakanmu di saat terakhirmu Marry.
“hey, bagaimana jika kita
berdansa?”
“iya” Marry masih sangat
terharu.
“ayo sayang” Robert
merangkulnya ke lantai dansa.
Saat sedang berdansa,
Marry terus tersenyum
sambil menatap Robert.
“bagaimana perasaanmu?”
“tentu saja aku sangat
bahagia, sejak dulu aku berharap kau akan melakukan ini. Sekarang aku tidak
akan mencurigaimu lagi”
“begitukah?” Robert
tersenyum, “aku senang jika kau bahagia”
“coba kau bayangkan, kita
sudah 7 tahun bersama dengan status sebagai pacar. Dan sekarang..”
“iya sayang” Robert
memeluknya, “aku tau, maafkan aku”
Marry bingung, “Robert,
ada apa?”
Robert menggeleng, “aku
hanya ingin memelukmu dengan erat”
“Robert, yang lain kan
berdansa”
“tidak apa-apa”
Marry tersenyum dan
memeluk Robert.
Tapi Robert melihat
Natalie ada disana, Natalie? Kenapa dia
disini? Gawat, Robert melepaskan pelukannya.
“sayang, ada apa? Kok muka
kamu jadi cemas gitu sih?”
“emh, enggak. Gak ada
apa-apa sayang, aku ke toilet dulu ya”
“ok” Marry sedikit curiga.
Robert meninggalkan Marry dan
menghampiri Natalie, “apa yang kau lakukan?”
“aku hanya ingin makan,
emangnya gak boleh aku datang kesini?”
“kamu gak bermaksud untuk
ngehancurin makan malamku sama Marry kan?”
“emangnya kenapa?” Natalie
tersenyum, melihat Marry mendekat. Ia pun langsung memeluk Robert dan
menciumnya.
Marry terdiam melihat itu.
Robert melepas Natalie,
“kamu apa-apaan sih?”
Natalie tersenyum dan
melihat ke belakang Robert.
Robert menoleh, “Marry?”
ia kaget.
Marry menangis, “apa-apaan
kamu? Kamu baru aja ngelamar aku, tapi sekarang kamu udah ciuman sama cewe
lain”
“Marry..”
Natalie memegangi tangan
Robert.
“aku benci sama kamu”
Marry melepaskan cincinnya, “mulai saat ini, kita putus” ia berlari keluar.
“Marry” Robert teriak.
“udahlah sayang”
“lepasin aku” Robert
melepaskan tangan Natalie, “kamu itu kenapa sih? Aku udah bilang kan? Kita
putus”
“tapi aku masih cinta sama
kamu Robert, aku gak bisa mencintai orang lain selain kamu”
“cukup Nat, aku gak mau
ngeliat kamu lagi” Robert kesal.
“tapi Robert..”
“harusnya sejak awal kita
gak usah ketemu, aku sadar. Kamu itu bukan perempuan baik-baik” Robert
mengambil cincin yang dijatuhkan Marry dan mengejarnya, “Marry”
Natalie sangat kesal.
Di luar,
“Marry” Robert terus
mengejarnya.
Marry yang masih menangis
terus berlari.
“Marry” Robert menariknya,
“Marry dengarkan penjelasanku”
“gak ada yang harus
dijelasin, semuanya udah jelas”
“ok, aku tau aku salah.
Aku minta maaf, perempuan itu memang pacarku. Tapi kami sudah putus, itu semua
aku lakukan demi kamu. Please, percaya sama aku”
“cukup, aku gak mau lagi
ngedenger apa pun darimu. Aku berhenti, aku cape mencitaimu, aku gak mau lagi”
“Marry” Robert memegang
tangan Marry dan berlutut, “please, percaya sama aku. Aku bisa menjelaskan
semuanya”
“kamu udah jujur, gak usah
ada penjelasan lagi” Marry melepaskan tangan Robert.
Tring...
Cincin yang Robert pegang
pun jatuh.
“aku gak mau ketemu kamu
lagi” Marry berlari.
Air mata Robert menetes,
ia mengambil cincin itu dan melihat Marry menyebrang. Marry, ia ingat kejadian itu. Tidak,
Robert langsung berdiri dan berlari ke arah Marry. Ia mendorong Marry ke
pinggir jalan.
Marry terjatuh dan saat ia
menoleh, Marry melihat sebuah mobil melaju kencang dan menabrak Robert. Marry
terdiam kaget, ia melihat Robert tergeletak. “Robert?!”
***
Ambulan pun datang,
Marry ikut masuk, “Robert,
kamu harus kuat. Kamu gak boleh ninggalin aku” ia menangis.
Robert membuka matanya,
“Ma..rry..” dan matanya kembali tertutup.
“Robert? Robert?!”
Di rumah sakit,
Dokter sedang melakukan
tidakkan, Marry yang begitu cemas menunggu di luar.
Dokter pun keluar.
“dok, gimana keadaan
Robert? Dia baik-baik aja kan dok?”
“nona, sebenarnya saya
ingin minta tolong”
“minta tolong?”
Marry diajak masuk ke
ruang tidakan, dokter bilang tangan kanan Robert terus mengepal dan sulit untuk
membukanya.
Marry mendekat dan
berbisik, “sayang, kamu dengar aku kan?” Marry menangis melihat keadaan Robert,
“dokter mau mengobatimu, buka tanganmu ya. Kamu gak keberatan kan?” Marry
membukanya perlahan, ia melihat sebuah cincin. Ya Tuhan...
Marry semakin sedih,
“sayang aku janji akan memakainya kembali, please buka tangan kamu”
Dan tangan Robert pun
terbuka dengan mudah.
“aku janji aku akan
menunggumu di luar, aku sangat mencintaimu” Marry pergi, ia menangis di ruang
tunggu.
Polisi pun datang.
“selamat malam nona”
“malam” Marry menatap pak
polisi.
“kami sedang menyelidiki
kasus ini, bisa tolong diceritakan kejadiannya?”
Mereka pun bicara.
“kami rasa, ada unsur
kesengajaan dalam kasus ini”
“jadi maksud bapak, orang
itu sengaja menabrak Robert?”
“mungkin target sebenarnya
adalah anda nona”
“saya?”
Pak polisi pun mendapat
telpon bahwa sang tersangka sudah berhasil ditangkap.
“kalau begitu saya
permisi, semoga pacar anda baik-baik saja”
“terima kasih pak”
Dokter keluar,
“dokter?”
“maafkan kamu nona”
“maaf apa? Pacarku
baik-baik saja kan dok? Robert akan sembuh, iya kan?”
“keadaannya terus menurun
dan kami rasa, dia tidak akan selamat”
“apa maksud dokter?”
“maaf nona, kami sudah
berusaha sebisa kami”
Marry menggeleng dan masuk
ke ruangan itu, ia melihat Robert dan mendekat. “sayang bangun, Kamu harus
tunjukin bahwa yang dikatakan dokter itu salah. Bangun Robert, kamu baik-baik
aja kan?” Marry menangis, “bangun Robert, aku janji. Kalau kamu bangun, aku gak
akan marah lagi. Aku akan dengerin semua penjelasan kamu dan aku akan percaya
padamu, aku janji. Tapi kamu harus bangun” Marry memeluk Robert, “maafin aku,
seandainya aku gak lari ke jalan. Mungkin semua ini gak akan terjadi, aku
sangat menyesal Robert. Kamu harus sembuh, kamu gak boleh ninggalin aku”
Arwah Robert melihat itu,
ia sedih melihat Marry. Maafkan aku
Marry, tapi aku harus pergi. Semoga kau mendapatkan pria yang lebih baik
dariku, aku percaya itu. Karena kau adalah perempuan yang sangat baik.
Pria berjubah itu pun
datang, “kau mengubah takdir?”
Robert menoleh dan
tersenyum, “aku sudah siap”
Pria itu tersenyum, “kau
menukarkan nyawamu untuknya?”
“maafkan aku, aku sadar
aku tidak bisa membahagiakan Marry. Tapi mungkin dengan hal ini, aku bisa
memperbaiki semuanya. Sekarang aku siap untuk pergi”
“pergi kenapa?”
Robert kaget, “bukankah
kau datang untuk menjemputku?”
“menjemput apa? Aku ini
bukan malaikat pencabut nyawa, sembarangan kamu”
“terus, kamu ngapain
kesini?”
“ya ampun, pria malang
sungguh malang” ia mendekat, “coba kau lihat pacarmu itu, dia amat sedih.
Bukankah kau berjanji untuk membahagiakan dia?”
“maaf, tapi aku sudah
menukarkan nyawaku untuknya. Aku rasa dia akan mendapatkan kebahagian dari
orang lain jika dia tetap hidup”
“kau fikir dengan
kematianmu dia akan bahagia? Jika kau mati sekarang, dia akan sangat
kehilanganmu”
“dia pasti akan
mendapatkan penggantiku”
“ok, mungkin kau benar.
Tapi dia akan sedih untuk waktu yang lama dan itu tandanya, kau sudah
mengingkari janjimu padaku”
“jadi aku harus
bagaimana?”
“bagaimana apanya? Tentu
saja kau harus kembali ke tubuhmu dan membuat dia bahagia sesuai dengan
janjimu”
“maksudmu, aku tidak
mati?”
“tentu saja tidak, aku kan
sudah bilang. Aku bukan malaikat pencabut nyawa, ya ampun. Kau masih tidak
mengerti juga ya?”
Robert tersenyum, “terima kasih,
aku janji aku akan membahagiakannya”
“nah begitu, kau harus
semangat hidup. Ya sudah, aku pergi dulu”
“tunggu”
Pria itu berhenti dan
menoleh, “apa lagi?”
“siapa kau sebenarnya?”
Pria itu tersenyum, “aku
hanya utusan Tuhan” ia pun pergi dan menghilang.
Robert membuka matanya, ia
melihat Marry yang tertidur. “M..Mar..Marry...” Robert menggerakkan tangannya
perlahan dan mengelus kepala Marry.
Marry terbangun, “Robert?”
ia sangat senang Robert siuman, “sayang, syukurlah” Marry menangis lagi.
Robert melihat mata Marry
yang bengkak, “jangan menangis...”
Beberapa hari kemudian,
“sayang, terima kasih
banyak ya. Kau sudah menyelamatkan nyawaku”
“apapun akan ku lakukan
untukmu, aku senang kau tidak marah lagi padaku”
“mana mungkin aku marah,
seandainya saat itu kau tidak selamat. Aku pasti akan sangat sedih” Marry
mengelus pipi Robert.
“terima kasih kau mau
menerima ku lagi, setelah semua yang sudah aku lakukan padamu. Tapi kau
masih..”
“sudah, jangan bicarakan
itu lagi. Aku ingin kita melihat masa depan”
Robert tersenyum, “masa
depan sudah jelas terlihat sayang, kau akan menjadi nyonya Downey”
Marry tersenyum dan
memeluk Robert.
Hari itu,
Di sebuah penjara.
“kau yakin tidak ingin
ikut menemuinya?” Robert menatap Marry.
“aku tunggu disini saja”
“baiklah” Robert masuk, ia
melihat Natalie di balik teralis.
“Robert” Natalie sedih,
“maafkan aku, kau baik-baik saja kan?”
“aku baik-baik saja”
“aku sungguh menyesal
telah mencelakaimu”
“aku tau targetmu yang
sebenarnya adalah Marry”
“maafkan aku”
“aku sudah memaafkanmu, Marry
juga. Tapi hukum tetap harus berjalan kan?”
“aku tau, aku siap
menjalankan hukuman apa pun itu. Terima kasih kalian sudah memaafkan aku”
“aku tau, sebenarnya kau
orang baik”
“aku janji tidak akan
mengganggu kalian lagi, aku sungguh menyesal” air mata Natalie menetes.
“jangan menangis” Robert
menghapusnya.
“Robert, bolehkah aku
meminta sesuatu darimu. Aku janji, ini yang terakhir kalinya”
“apa?”
“cium aku”
Permintaan itu sangat
sulit untuk Robert, tapi akhirnya ia mau mencium Natalie.
Di luar,
Marry cemas, apa lagi
Natalie pernah menjalin hubungan dengan Robert.
Robert keluar, “sayang”
Marry menatap Robert.
“kamu baik-baik aja kan?”
Marry mengangguk.
Robert memeluknya, “tenang
saja, cintaku itu cuma buat kamu. Kamu harus percaya, kamu lihat cincin di jariku.
Ini akan membuatku selalu ingat padamu, begitu pun sebaliknya”
“aku tau”
Malamnya,
Marry tersenyum melihat
Robert yang sudah menyiapkan makan malam romantis untuknya.
“selamat malam nyonya
Downey” Robert mencium tangan Marry, “ijinkan aku untuk memakaikan kalung ini
untuk nyonya”
Marry kaget melihat Robert
memegang sebuah kalung permata yang cantik.
Robert pun memakaikan
kalung itu, “kau suka?”
Marry berbalik dan menatap
Robert, “tentu saja aku suka, terima kasih Robert” Marry memeluknya.
Robert tersenyum dan
memeluk Marry.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar