Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Family, Drama
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
Note : terinspirasi dari Tony Stark and Steve Roger, maybe gak sabar nunggu civil war x y...
Pagi itu,
Pagi itu,
Robert keluar dari dalam
rumah dan melihat seorang perempuan berlari ke arahnya, “Cassandra” Robert
tersenyum.
“Robert” Sandra sedikit
lelah karena berlari, “maaf, aku terlambat”
“kenapa kau berlari? Takut
dimarahi bos?” Robert menatap Sandra.
“ti..tidak” Sandra melihat
ke arah belakang Robert, “aku takut, tidak bisa melihat dia jika terlambat”
Sandra tersenyum.
Robert berbalik dan
melihat Chris sedang berbincang hangat dengan ayahnya dan mereka pun masuk ke
mobil.
Robert kembali menatap
Sandra, “supir ayahku?”
“tangan kanan ayahmu”
Sandra mengkoreksi perkataan Robert sambil tersenyum padanya.
“kepercayaan ayah” Robert
diam.
Di mobil,
Robert menatap Sandra,
“kenapa kau menyukai pria itu?”
“maksudmu, Chris?” Sandra
menatap Robert.
“ya, aku hanya ingin tau
saja” Robert melihat ke arah lain.
“aku rasa, itu masalah
hati. Orang playboy sepertimu, tidak akan mengerti”
Robert menatap Sandra.
“ok ok, tenanglah bos”
Sandra tersenyum, “dia tampan, tubuhnya atletis dan...”
“aku memiliki semua itu,
apalagi aku kaya. Apa yang kurang dariku?”
“he has a great attitude”
Robert mengangguk, “do you
think, I had a bad attitude?”
“a..aku tidak bicara
begitu” Sandra yang bingung, melihat ke arah lain.
Robert yang agak kesal,
memalingkan wajahnya.
Di perusahaan,
Robert yang sedang duduk
di ruangannya, melamun.
Saat Robert lulus dari kuliahnya dan menjadi yang
terbaik disana, sang ayah tidak datang karena alasan sibuk. Sedangkan mahasiswa
lainnya, berkumpul bersama keluarga mereka dan merayakannya. Tidak ada siapa
pun yang menemani Robert saat itu.
Namun saat Robert pulang, sang ayah datang bersama
Chris. Perasaan Robert sangat sedih mengetahui ayahnya merayakan kelulusan
Chris.
Semuanya memang telah berubah.
Dulu, saat sang ibu masih ada, semuanya masih baik-baik
saja. Tapi saat ibu meninggal di usia Robert yang menginjak 14 tahun, semuanya
mulai berubah. Sang ayah selalu bekerja tanpa memperdulikan Robert dan
sekarang, sang ayah terlihat lebih dekat dengan Chris.
“tuan?” Sandra yang masuk,
melihat Robert melamun.
“Sandra?” Robert yang
kaget, tersenyum.
“kau baik-baik saja?”
“ya, tentu”
“baiklah” Sandra menyimpan
setumpuk berkas di meja Robert.
Robert menatap berkas itu.
Sandra tersenyum.
“aku harus memeriksa ini
semua?”
“ya, tuan”
“tapi berkasku masih
banyak” Robert menunjukan berkas lain di mejanya.
“makanya, tuan jangan
melamun saja”
“yap, kau benar” Robert
berdiri dan mendekati Sandra.
Sandra menatap Robert.
Robert memegang kedua
pundak Sandra, “bisakah kau membelikan obat penenang untukku?”
“obat itu?” Sandra melihat
ke arah lain dan kembali menatap Robert, “obat itu terlalu keras, aku rasa, itu
tidak baik untuk kesehatanmu jika... jika kau sering mengkonsumsinya. Apalagi
kau...”
“lemah jantung?” Robert
menatap Sandra.
“a..aku tidak
bermaksud...” Sandra menunduk bingung.
Robert tersenyum, “aku tau
apa yang aku butuhkan” ia tau Sandra khawatir.
“baik tuan, kalau begitu,
saya permisi” Sandra meninggalkan Robert dengan perasaan sedih.
“Sandra”
Sandra menoleh.
“bisakah kau memeriksa
semua berkas ini?”
“dan kau tinggal
menandatanganinya?”
“yap”
“baiklah” Sandra
tersenyum, “tapi kau harus memberikanku bonus berupa liburan”
“ok” Robert tersenyum.
Sandra mengambil kembali
berkas-berkas itu dan keluar dari ruangan Robert.
Robert pun kembali diam.
Malamnya,
Robert menuruni tangga dan
berjalan ke ruang makan rumahnya, tapi Robert terdiam. Disana, Chris sedang
bicara dengan Sandra sambil tersenyum.
“ehm...” Robert menatap
mereka.
“Robert?” Sandra kaget.
Chris menatap Robert
sambil tersenyum, “hey, Robert”
“kalian sedang apa? Kalian
fikir, bagus berpacaran di rumah orang lain?”
Sandra yang kesal,
mendekati Robert. Ia memberikan obat penenang yang Robert pesan, “aku kesini
untuk memberikan ini padamu”
Robert diam.
“permisi, tuan” Sandra
pergi dengan emosi.
Robert yang masih diam,
menunduk.
Chris menatap Robert, “aku
permisi” ia pergi menyusul Sandra.
Robert duduk dan seorang
pelayan mendekat.
“tuan?”
“kau sudah menyiapkan
makan makan?”
“iya, tuan”
“baguslah”
***
Di sebuah restoran,
Chris makan malam bersama
Sandra dan mereka pun berbincang.
“kadang-kadang, aku kesal
dengan tingkahnya. Dia menyebalkan sekali”
“sabar” Chris tersenyum,
“dia kan bosmu”
“iya, tapi...”
“Sandra, kau adalah
sekretaris yang didambakan setiap perusahaan dan aku...” Chris menatap Sandra,
“menurutku, kau sudah tepat untuk terus bekerja di perusahaan Robert. Dia
jenius dan...”
“menyebalkan, jangan
lupakan itu”
“kau masih emosi?”
“maaf, Chris”
Besoknya,
Sandra keluar dari
rumahnya, ia tidak berniat untuk pergi ke kantor karena masih kesal pada
Robert.
Sandra menghirup udara
segar pagi itu, “ah, musim salju akan segera tiba”
Tiba-tiba, sebuah mobil
sport merah berpintu dua, berhenti di depan rumah Sandra.
Sandra terdiam.
Robert keluar dari mobil
itu dan berjalan mendekati Sandra, tapi Sandra kesal dan memalingkan wajahnya.
Robert tersenyum, “hey
Sandra”
“aku ingin libur hari ini”
“yap, itu memang
rencaranya”
“apa maksudmu?” Sandra
menatap Robert.
“kita jalan-jalan, berdua”
“maafkan aku, Robert.
Aku..”
“aku tau kau marah” Robert
menatap Sandra, “aku minta maaf. Ayolah, kau sekretaris terbaikku” Robert
memegang kedua pundak Sandra.
“sekretarismu memang hanya
aku” Sandra tersenyum.
“good, senyumanmu manis
sekali. Ayo kita pergi”
Di mobil,
“ya Tuhan..., aku lupa.
Hari ini ada meeting penting di perusahaan” Sandra menatap Robert yang sedang
menyetir.
“sudahlah, batalkan saja”
Robert santai dan tidak peduli.
“Robert, ini adalah rapat
yang sangat penting. Rapat bersama Presdir mengenai expo perusahaan”
“ayahku? Ya, ok. Jika kau
memaksa untuk rapat, kau saja yang pergi. Aku malas”
“Robert, bagaimana jika
ayahmu marah?”
“mungkin dia akan
memberikan warisannya pada Chris”
“kenapa kau bicara
begitu?”
“jika aku dapat, aku akan
memberikannya padamu” Robert menatap Sandra dan tersenyum.
Sandra terdiam.
“aku serius, kau adalah
penggantiku di perusahaan. Calon tunggal CEO”
“kau mabuk ya?”
“tidak, aku masih memiliki
banyak obat penenang”
***
Di perusahaan,
Ayah sudah menunggu Robert
dengan kesal, “kemana saja dia? Kenapa belum datang juga?”
“sabar tuan, mungkin
Robert masih di jalan” Chris mencoba untuk menenangkan ayah Robert.
“tapi semuanya sudah
datang, hanya dia yang...”
Robert datang bersama
Sandra.
Chris tersenyum dan Sandra
melambai, Robert menatap mereka dengan sedikit kesal.
***
Setelah meeting,
Robert keluar dari ruang
meeting dan melihat Sandra sedang berduaan dengan Chris, ia menguping
pembicaraan mereka.
Di balkon,
“jadi kau juga suka ski?”
Chris tersenyum pada Sandra.
“yap”
“bagus kalau begitu”
Robert mendekat, “waw,
kalian akan pergi ski? Boleh aku ikut?”
Sandra menoleh, “Robert?
Rapatnya sudah selesai?”
Robert menatap Sandra.
“ok” Sandra diam.
“aku permisi” Chris
melihat ayah Robert yang memanggilnya.
Setelah Chris pergi,
“kapan kalian pergi?”
Robert menatap Sandra.
“Robert, lebih baik kau
tidak usah ikut”
“kenapa? Kau ingin
berduaan dengan Chris? Apa hubungan kalin sudah resmi? Kenapa kau tidak
memberitauku?”
“Robert” Sandra menatap
Robert, “aku menghawatirkan kesehatanmu, jika kau ikut...”
“kau takut jantungku
berhenti berdetak?”
“aku mohon, kau harus
menjaga kesehatanmu. Udara yang terlalu dinggin, tidak baik untukmu”
“yap, kau benar” Robert
menunduk dan kembali menatap Sandra sambil tersenyum.
Sandra menatap Robert
dengan khawatir.
“aku akan pulang, semuanya
sudah beres. Tolong tangani berkas-berkas baruku” Robert pergi.
“baiklah” Sandra
mengangguk.
***
Musim salju tiba, salju
tebal mulai menutupi kota.
Di sebuah gua yang ada di
bukit,
Sandra diam di depan api
unggun, ia merasa kedinginan. Chris,
cepatlah kembali... Ia berharap, pertolongan segera datang.
Seseorang datang dan duduk
disamping Sandra.
Sandra kaget melihat orang
itu, “Robert?”
Robert tersenyum, “aku
senang bisa menemukanmu. Tunggu, kenapa kau sendirian? Mana Chris?”
“dia sedang mencari
pertolongan”
“mencari pertolongan?”
Sandra mengangguk, “aku
jatuh saat ski dan kakiku terluka”
Robert melihat pergelangan
kaki Sandra yang diikat oleh syal milik Chris, ia khawatir dan menatap Sandra.
“dia meninggalkanku karena
aku bisa memperlambatnya. Jika aku diam disini, dia bisa mencari pertolongan
dengan cepat”
“jika aku jadi dia, aku
akan bersamamu apapun yang terjadi. Mungkin aku akan menggendongmu sampai kita
mendapatkan pertolongan” Robert membuka baju hangatnya dan memakaikannya pada
Sandra.
“Robert, apa yang kau
lakukan? Kau bisa kedinginan”
“itu lebih baik dari pada
melihatmu seperti ini” Robert memeluk Sandra, “aku akan menghangatkanmu
sebisaku”
“Robert...” Sandra sedih
dengan apa yang Robert lakukan, tapi dia begitu lemas dan hanya bisa diam di
pelukan Robert.
Beberapa lama kemudian,
Sandra tersadar, ia
merasakan detak jantung Robert yang mulai melambat. Ia juga merasakan tubuh
Robert yang begitu dingin, “Robert, kau baik-baik saja? Robert, kau dengar aku
kan? Robert?”
Chris yang datang bersama
pada medis, terdiam melihat mereka.
***
Pagi itu,
Robert yang sedang tidur
di kamarnya, membuka mata. Robert melihat ke sekitar kamarnya, “emh... ternyata
ini sudah pagi”
Sandra masuk dan mendekati
Robert, “Robert”
“Sandra” Robert tersenyum.
“bagaimana keadaanmu? Kau
baik-baik saja kan?” Sandra mengelus Robert dengan khawatir.
“aku baik-baik saja, tapi
aku belum bisa bekerja hari ini”
“ya, kau harus banyak
istirahat”
“apa kau sengaja datang
kesini?”
“ya, bosku sakit. Mana
mungkin aku diam saja”
Robert senang mendengar
itu.
“maafkan aku, Robert”
Sandra melihat obat-obat Robert yang ada di atas laci dekat ranjang
Robert, “kau sakit karena aku”
Selain obat jantung,
sekarang Robert juga harus memakan obat pengencer darah agar peredaran darahnya
lancar.
“hey, jangan bicara
begitu” Robert menatap Sandra, “apa pun akan kulakukan untukmu, aku lebih baik
mati daripada melihatmu kedinginan”
Sandra terdiam mendengar
perkataan Robert dan Robert pun tersenyum menatap Sandra.
“permisi” Chris masuk dan
melihat mereka, “maaf, aku mengganggu” ia tersenyum, “ayo Sandra, aku akan
mengantarmu ke perusahaan”
“iya, Chris” Sandra
tersenyum pada Robert, “cepat sembuh, tuan” ia pergi dengan Chris.
Robert kembali diam dengan
sedikit kesal, “Chris, selalu saja dia”
Sorenya,
Chris kembali ke rumah
Robert dan Robert sudah menunggunya sambil menatap tajam pada Chris.
“Robert?” Chris kaget
melihat Robert.
“ayo kita berkelahi”
“hey, ada apa?”
“tidak usah pura-pura
bodoh, Chris. Kau tau, jika aku tidak suka padamu”
Chris menatap Robert, “kau
fikir, karena kau anak tuan Howard, aku takut padamu?”
Robert tersenyum, “ayo
kita selesaikan di luar”
Mereka keluar dan saling
tatap.
“majulah” Chris sudah
bersiap.
Robert tersenyum dan mulai
menyerang.
“hey hey hey, ada apa
ini?” Sandra yang melihat mereka akan berkelahi, langsung mendekat untuk
melerai mereka.
“kau tidak usah ikut
campur” Robert yang menatap Sandra, kembali menatap Chris.
“tentu aku harus” Sandra
menatap Robert, “kalian seperti anak kecil” Sandra mengajak Chris pergi dari
sana, “ayo Chris”
Robert terdiam melihat
itu.
***
Pagi itu,
Sandra masuk ke ruangan
CEO perusahaan, “tuan...” tapi ia terdiam melihat seorang perempuan ada di
ruangan Robert.
Robert yang sedang duduk,
menoleh dan tersenyum melihat Sandra.
“maaf, aku...” Sandra
bingung.
“tidak apa-apa” Robert
berdiri, “kenalkan, ini Sisca. Mulai saat ini, dia sekretaris pribadiku”
“sekretaris...?”
“yap, kau hanya
sekretarisku di perusahaan kan? Sedangkan Sisca, dia sekretaris pribadi”
“ok” Sandra masih bingung.
Sandra dan Sisca pun
berjabat tangan.
Robert tersenyum melihat
itu.
Sorenya,
Robert keluar dari ruangan
bersama Sisca.
“Sisca, tolong siapkan
semuanya. Aku akan pulang sekarang” Robert menatap Sisca dan tersenyum.
“baik tuan” Sisca
tersenyum.
Robert menatap Sandra yang
sedang duduk, “aku pulang”
“iya tuan” Sandra menatap
Robert.
Setelah Robert pergi,
Sandra mendekati Sisca,
“Sisca”
“iya?” Sisca menatap
Sandra.
“bisa kita bicara?”
“tentu, ada apa nona?”
Mereka pun bicara sambil berjalan.
“yang terpenting, kau
harus bisa menjaga kesehatannya. Kau mengerti?” Sandra menatap Sisca.
“ya, aku tau. Aku sudah
diberitau apapun yang tuan butuhkan”
“ya, syukurlah”
“kau sekretaris yang baik,
harusnya dia tidak usah menjadikanku sekretaris pribadinya”
“Robert memang orang yang
rumit, lama-kelamaan, kau akan merasakannya. Tapi dia baik, jangan khawatir”
“i..ya...?” Sisca bingung.
***
Expo pun tiba,
Semua orang penting,
begitu ramai di gedung tempat perayaan ulang tahun perusahaan.
Robert yang baru datang,
tersenyum melihat Sandra yang sedang menyapa para tamu undangan dengan ramah.
“hey” Robert mendekati
Sandra.
“Robert?”
“bisa kita bicara?”
“tentu”
Robert tersenyum, ayo kita
berdansa”
“tapi...”
Robert menarik Sandra ke
lantai dansa dan menatapnya.
“Robert, aku...”
“ada apa? Kenapa kau jadi
canggung begitu?”
“tentu saja aku canggung,
aku ini sekretarismu dan kau bosku dan...”
“ayolah, ini cuma dansa
kan?”
“tapi, bagaimana jika
mereka mengira yang bukan-bukan padaku?”
“ayolah Sandra” Robert
tetap memaksa Sandra untuk berdansa, ia memeluk Sandra.
“Robert...” Sandra pun
terdiam.
Robert menatap Sandra dan
mau menciumnya, Sandra hanya diam.
Tapi saat Howard datang
bersama Chris, Sandra tersadar.
“ya Tuhan... maafkan aku,
Robert. Aku tidak bisa”
“kenapa?” Robert melihat
Chris, “apa itu alasanmu?”
“maafkan aku” Sandra
meninggalkan Robert dan berjalan mendekati Chris.
Chris tersenyum dan
mengajak Sandra berdansa.
Robert yang kesal, pergi
meninggalkan tempat dansa dan Chris melihatnya.
Di bar gedung,
“beri aku minuman, paling
keras dengan zaitun yang kering” Robert menatap seorang bartender yang sedang
meracik minuman.
“baik, tuan” bartender
memberikan pesanan Robert, “silahkan tuan”
Robert meminumnya.
Besoknya,
Sandra masuk ke perusahaan
dan melihat Sisca duduk di tempat receptionist.
“Sisca?” Sandra kaget.
“selamat pagi, nona”
“kenapa kau duduk disini?”
“aku sudah tidak menjadi
sekretaris pribadi tuan. Katanya, sekarang aku jadi receptionist saja”
“kenapa?”
“aku juga tidak tau,
mungkin tuan hanya sedang mengujiku saat itu”
“oh, baiklah” Sandra
merasa, bukan itu jawabannya. Ia pun berniat untuk bertemu Robert, “apa dia
sudah datang?”
“saya belum melihatnya,
nona”
“ok, terima kasih”
Di rumah Robert,
Robert melamun di
kamarnya, ia ingat kejadian malam itu.
Sandra sudah
terang-terangan memilih Chris di depan Robert, bahkan ia juga lupa jika kemarin
adalah ulang tahun Robert.
Robert menunduk, “aku
tidak akan memaksamu lagi...”
***
Di rumah Sandra,
Sandra sedang berbicara
dengan Chris di telepon.
“iya, nanti malam, aku
akan menjemputmu jam 7 tepat”
“awas ya Chris, kamu gak
boleh telat”
“iya, aku janji”
“Chris, aku inget terus
sama Robert. Aku lupa, kemarin aku gak ngucapin selamat ulang tahun”
“emangnya, tadi kalian gak
bertemu?”
“Robert gak masuk kerja”
“ya udah, kalau nanti
kalian ketemu, bilang aja kalau kamu lupa. Dia pasti maafin kamu”
“oh iya, bagaimana dengan
ayah Robert?”
“sampai sekarang, tuan
Howard masih sibuk. Sepertinya beliau lupa dengan ulang tahun Robert”
“aneh sekali, padahal
ulang tahun Robert kan sama dengan ulang tahun perusahaan”
“aku juga gak ngerti”
Ding... dong...
Bell rumah Sandra,
berbunyi.
“udah dulu ya, kayanya ada
tamu”
“ok”
Sandra menyimpan HP-nya
dan berjalan ke pintu, ia membukanya.
Robert tersenyum dan
menatap Sandra.
“Robert, kamu dari mana?
Aku sangat khawatir, kenapa kamu gak ngasih kabar?”
“aku sedikit lelah, jadi
aku diam di rumah”
“syukurlah jika kau
baik-baik saja” Sandra tersenyum, “selamat ulang tahun ya, maaf aku lupa.
Harusnya tadi malam aku...”
“tidak apa-apa” Robert
tersenyum, “lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali”
Sandra tersenyum tapi
sedikit sedih, ia tau siapa orang yang Robert maksud.
“aku ingin bicara
denganmu”
“tentu, silahkan masuk”
Mereka duduk di ruang
tamu.
“ada apa, Robert?”
“aku... aku cuma mau bilang,
aku ikut senang jika kau...” Robert menatap Sandra dengan sedikit sedih, “jika
kau sudah resmi berhubungan dengan pria impianmu”
“maksudmu?” Sandra menatap
Robert.
“Chris” Robert memaksakan
diri untuk tersenyum, “aku juga minta maaf jika... jika selama ini, aku selalu
menghalang-halangi kalian” Robert menarik nafas, “aku janji, mulai saat ini,
aku tidak akan mengganggu hubungan kalian lagi”
Sandra terdiam.
“yap, ok” Robert berdiri,
“aku hanya ingin mengatakan itu saja” Robert menatap Sandra, “selamat tinggal,
nona Sandra” Robert tersenyum dan pergi.
Sandra masih diam
mendengar apa yang baru saja Robert katakan.
***
Robert sampai ke rumahnya,
ia melihat Chris sedang mengelap mobil ayahnya di garasi. Chris melihat ke arah
Robert dan kembali mengelap mobil.
Robert mendekati Chris,
“bisa kita bicara?”
“tentu” Chris tersenyum.
Mereka pun bicara sambil
berjalan meninggalkan mobil itu.
“ada apa, Robert?”
“aku hanya...” Robert
melihat ke arah lain dan kembali menatap Chris, “aku ingin bilang, kau harus
menjaga Sandra dengan baik. Dia perempuan yang baik dan...”
Chris tersenyum, “aku
mengerti, kau tenang saja, aku akan melakukan yang terbaik untuknya” Chris
memegang pundak Robert, “rencananya, aku akan meresmikan hubungan kami malam
ini”
Robert terdiam mendengar itu,
“i..itu bangus” ia berusaha tersenyum.
Malamnya,
Robert menatap cermin yang
ada di kamarnya, ia merasa sendiri sekarang.
Ayahnya... Robert rasa,
sang ayah memang sudah benar-benar tidak peduli padanya. Sang ayah hanya
terlihat bahagia saat bicara dengan Chris, Chris mungkin anak yang sebenarnya
ayah inginkan.
Lalu Sandra..., sekarang
hubungannya dengan Chris semakin dekat. Mungkin selama ini, bagi Sandra, Robert
memang hanyalah seorang bos yang harus ia hormati. Bukan orang yang
mencintainya dan rela berkorban untuknya. Meski sebenarnya, Robert rela
melakukan apa pun untuknya.
Tapi Robert sadar, mungkin
Sandra lebih bahagia bersama Chris. Pria yang sempurna dan diinginkan oleh
semua orang yang ada di dekatnya. Meski bagi Robert, Chris adalah orang jahat
yang merebut segala kebahagiaannya, tapi Robert sadar, yang tidak diinginkan
adalah dirinya, bukan Chris.
Robert menatap obat
penenangnya yang ada di dekat cermin, ia mengambil obat itu. Robert melihat
isinya yang masih penuh di dalam botol, ia pun membuka botol itu dan
mengelurkan semua obatnya.
Robert menutup matanya dan
menguatkan diri, selamat tinggal
semuannya...
Bayangan sang ayah, Sandra
dan semuanya ada dalam dirinya mulai muncul. Robert pun menelan semua obat itu.
Di restoran,
Sandra merasa ada sesuatu
yang membuat hatinya resah.
“Sandra, ada apa?” Chris
yang duduk berhadapan dengan Sandra, menatapnya.
“tidak Chris, aku
hanya...”
Chris tersenyum, “ayolah”
ia mengelus Sandra dan menatapnya.
Sanda pun menatap Chris
dan mereka akan berciuman.
Di kamar Robert,
Robert mulai merasakan
efek dari obat itu, dadanya sangat sakit dan ia sulit bernafas.
“eh...” Robert jatuh dan
merasakan dadanya yang semakin sakit, “a..” ia mulai kejang dan matanya melotot
menatap ke atas.
Dalam bayangannya, Robert
melihat Sandra yang berciuman dengan Chris. Mereka begitu bahagia, Lalu sang
ayah mendekati mereka dan memeluk mereka. Chris pun menatap Robert dan
tersenyum, “di dunia ini, tidak ada yang menginginkanmu”
“ah...” dada Robert
terangkat dan dari mulutnya mulai keluar busa.
Di restoran,
Preng...
Gelas yang ada di meja,
pecah saat Sandra mau berciuman dengan Chris.
“ya Tuhan...” Sandra
sangat kaget.
“hey, tenanglah. Tidak
apa-apa, itu hanya gelas. Aku akan menggantinya”
“maafkan aku, Chris”
Sandra semakin cemas dengan perasaannya, “aku harus pergi” Sandra pun
meninggalkan Chris.
“Sandra?” Chris bingung.
Di kamar Robert,
Seorang pelayan menemukan
Robert yang sudah tidak bergerak dengan busa yang keluar dari mulutnya, “ya
Tuhan... tuan?” pelayan itu begitu panik.
Di sebuah tempat,
Robert menangis, ia
benar-benar sendirian. Lalu seorang perempuan, mendekatinya.
Robert menoleh, “ibu...”
Mereka berpelukan.
Ibu sedih melihat Robert,
ia sangat merasakan perasaan Robert. Ibu mengelus anaknya yang begitu ia
sayangi dan sang ibu pun menunjukan sebuah tempat yang terang dan indah
padanya.
***
Di rumah sakit,
Dokter sedang melakukan
tindakan, mereka mengambil alat pacu jantung dan menempelkannya pada dada
Robert.
Dak...
Dada Robert terangkat dan
busa pun keluar lagi dari mulutnya.
Mereka terus melakukannya
berulang ulang untuk menyelamatnya Robert.
Di luar,
Howard sedih melihat itu,
“Robert...” ia menunduk, “maafkan ayah, nak. Jangan tinggalkan ayah” air mata
Howard menetes.
“tuan” Chris berlari ke
arah Howard, “apa yang terjadi?” Chris melihat Robert dari kaca.
“Robert... Robert over
dosis. Dia... dia meminum semua obat penenangnya. Aku... tidak tau jika selama
ini dia mengkonsumsi obat-obatan seperti itu, aku memang bukan ayah yang baik”
“tuan tenanglah, dokter
pasti akan menolongnya”
“Robert itu lemah jantung,
Chris”
Chris terdiam, ia baru tau
jika Robert memiliki jantung yang lemah.
“dokter bilang, mereka
sudah memompa perut Robert untuk mengeluarkan obat-obat itu. Tapi sebagian
obatnya sudah tercerna dan merusak pencernaannya. Dokter juga bilang, Robert
menjadi kebal terhadap obat apa pun. Dan itu berarti, mereka tidak bisa
melakukan apa-apa untuk menolong Robert”
“tuan...” Chris khawatir,
ia tidak menyangka jika semuanya akan serumit ini. Ia menatap Hp-nya, haruskan aku memberitau Sandra?
Di ruang tindakan,
Robert tiba-tiba kejang,
detak jantungnya semakin meningkat melebihi normal.
“dokter?” suster menatap
dokter.
Dokter memeriksa tekanan
darah dan nafas Robert,“gawat”
“tekanan darahnya menurun,
dok. Sepertinya tidak mengalir sampai ke otak”
“dia juga sulit benafas”
“dokter, apa ini serangan
jantung?”
Dada Robert
terangkat-angkat akibat kejangnya.
“dokter, kita harus
bagaimana?”
“kita, tidak bisa
memberinya obat penenang. Dia sudah terlalu kebal”
Di luar,
Howard yang melihat itu,
panik. Ia masuk ke dalam, “ya Tuhan... anakku”
“tenang tuan, tenang. Anda
tidak boleh kesini” beberapa perawat menghalanginya.
“anakku sekarat dan kalian
tidak melakukan apa-apa, mana mungkin aku diam saja?”
“tuan”
“lepaskan”
“tuan” Chris masuk dan
memegangi Howard, “tenang tuan, tenang”
“Robert” Howard histeris.
Sandra yang datang, masuk
kesana dan melihat Robert yang kejang. Ia panik, “ya Tuhan...”
Detak jantung Robert
semakin kencang, dokter pun pasrah. Ia tau jantung Robert akan langsung
berhenti berdetak.
“Robert?” Sandra mendekat
dan memeluk Robert yang masih kejang, “Robert” Sandra menangis di dada Robert.
Di suatu tempat,
Robert dan ibunya semakin
mendekati tempat yang terang itu, tapi seorang perempuan berlari di belakang
Robert.
“Robert”
Robert dan ibunya menoleh,
mereka melihat Sandra.
“jangan pergi, Robert.
Jangan” Sandra menangis.
Robert hanya diam.
“aku mohon” Sandra
berlutut, “aku mohon, jangan pergi”
Di rumah sakit,
Kejang Robert berhenti,
Howard langsung pasrah dan menyandarkan dirinya ke dinding. Tapi jantung Robert
tidak berhenti berdetak, alat deteksi jantung menunjukan detak jantunganya yang
lemah.
“Robert?” Howard mendekat.
Sandra melepas pelukannya
dan menghapus air matanya, “Robert”
Robert yang terbaring tak
bergerak, ada di hadapan Sandra.
Dokter pun memeriksa
Robert.
Pagi itu,
Sandra mengintip Robert
yang terbaring di ruang ICU, ia melihat beberapa dokter sedang memeriksa
Robert.
Sandra juga melihat
alat-alat yang menempel di tubuh Robert dan itu membuat Sandra sedih
melihatnya.
“Tuhan... tolong sembuhkan
dia”
Chris datang dan mendekati
Sandra, “hey”
“Chris” Sandra menghapus
air matanya.
“bagaimana keadaannya?”
Sandra menggeleng.
Chris menatap Sandra, “kau
tenang saja, alat penunjang hidup itu akan membantu jantungnya”
Sandra mengangguk, “semoga
dia cepat sembuh” Sandra kembali menatap Robert dari kaca.
“Sandra”
“ya?” Sandra menatap
Chris.
“e.., bagaimana dengan...
eh, hubungan kita?”
Sandra terdiam, “maafkan
aku, Chris. Aku rasa, aku tidak bisa melanjutkannya” Sandra kembali melihat ke
dalam.
“aku..., aku mengerti”
sebenarnya Chris agak kecewa, tapi ia tau ini yang terbaik.
“selama ini, aku tidak
menyadarinya. Seseorang yang selalu ada bersamaku dan berani melakukan apa pun
demi aku” Sandra ingat saat Robert berusaha menghangatkan dirinya di gua bukit
salju, “aku tidak pernah merasakannya, tapi sekarang” air mata Sandra kembali
menetes, “aku sadar, cintanya begitu besar kepadaku”
Chris diam, ia tau, selama
ini Robert menyukai Sandra.
“kau tidak marah kan?”
“tidak, tentu saja tidak”
Chris tersenyum, “kalau begitu, aku permisi”
“kau mau kemana?”
“aku akan menjemput tuan
Howard, dia bilang, dia ingin melihat keadaan Robert”
“aku senang, sekarang tuan
Howard memperhatikan Robert”
“dia anak tunggal dan
satu-satunya pewaris industri paling gila di dunia ini, mana mungkin tuan
Howard diam saja?”
Sandra tersenyum,
“hati-hati”
Chris pergi dengan
perasaan sedih, ia tak menyangka akhirnya Sandra lebih memilih Robert daripada
dirinya.
Besoknya,
Howard baru keluar dari
ruang ICU, ia melihat Sandra datang.
“tuan Howard” Sandra
melihat mata Howard yang memerah.
“hey Sandra” Howard
menahan air matanya, “Robert pasti cepat sembuh, dia anak yang kuat”
“iya tuan, tuan Robert
pasti akan segera siuman” Sandra tersenyum.
“aku permisi, masih banyak
urusan kantor yang harus aku selesaikan”
“silahkan, tuan”
Chris hanya melihat Sandra
dari jauh dan mengikuti Howard.
Setelah Howard pergi,
Air mata Sandra menetes,
ia tidak tau sampai kapan harus melihat Robert seperti itu. Howard memang
meminta dokter untuk melakukan apa pun agar Robert tetap hidup. Tapi jika
melihat Robert yang hanya terbaring tak bergerak, Sandra tidak tega. Apalagi
begitu banyak alat yang menempel di tubuh Robert.
“nona” seorang suster
mendekat.
“ya?”
“apa anda ingin melihat
pasien?”
“apa boleh, sus?”
“mari” suster itu
tersenyum.
Mereka pun masuk.
Semakin dekat, semakin
sedih melihat Robert. Air mata Sandra menetes lagi, “maaf suster” ia pun
menghapus air matanya.
“tidak apa-apa, nona. Saya
mengerti” suster menyiapkan air dan handuk kecil untuk mengelap Robert.
“apa aku boleh
melakukannya?”
“tentu nona, silahkan”
suster pun mulai menyuntikan obat ke infusan.
Sandra mengambil handuk
itu dan mengelap wajah Robert, “kamu harus sembuh, Robert. Tuan Howard, aku dan
Chris. Kami merindukanmu. Semua pegawaimu di perusahaan pun selalu menanyakan
kabarmu padaku, mereka semua peduli padamu”
Saat mengelap tubuh
Robert, Sandra yang tidak kuat pun menangis dan memeluk Robert.
“aku mohon, jangan
tinggalkan aku. Aku tau kamu akan bertahan, aku tau jantungmu akan terus
berdetak. Aku tau, Robert”
Suster itu sedih melihat
mereka, ia pun pergi meninggalkan Sandra.
“bangun, Robert”
Malam itu,
Chris mendekati Howard
yang sedang menatap Robert dari luar ruang ICU.
“tuan?” Chris melihat
Howard meneteskan air matanya.
“Chris, maaf. Aku
tidak...”
“saya mengerti, tuan”
“tadi dokter memanggilku.
Dia bertanya padaku, apa aku akan mencabut alat penunjang hidup Robert”
Chris menatap ke arah
Robert dari kaca.
“dia bilang, ini sudah
hampir seminggu dan Robert terlihat belum ada kemajuan. Dia memintaku untuk
berfikir, memaksa anakku untuk hidup dengan alat itu, atau merelakannya pergi
dengan mencabut alat itu”
“tuan...”
“keadaan jantung Robert
yang sebenarnya, sudah sangat lemah, Chris. Tanpa alat itu, Robert tidak akan
bertahan”
“lalu, apa yang akan tuan
lakukan?”
“aku sadar, aku takut
hanya menyiksanya jika terus seperti itu. Jadi aku setuju jika alat itu
dilepas”
“jadi tuan akan....?”
“iya, besok sore, dokter
akan mencabut alat penunjang itu dari tubuh Robert. Dan aku janji, aku akan
menemaninya sampai jantungnya berhenti berdetak”
“tuan, bukankah anda ingin
tuan Robert tetap bertahan?”
“aku tidak mau
menyiksanya, Chris. Selama ini, aku sudah sangat menyakiti perasaannya dan aku
tidak ingin menyakitinya dengan memasang alat itu. Mungkin dia akan jauh lebih
bahagia bersama ibunya, aku bukanlah ayah yang baik”
Chris mendekat dan
memegang punduk Howard, “jika itu keputusan anda, saya tidak bisa berbicara
lagi. Mungkin ini memang yang terbaik”
Howard menangis.
Besoknya,
Chris datang ke rumah
sakit dan melihat Sandra yang masih mengintip Robert dengan setia.
Chris mendekat, “Sandra”
“Chris?” Sandra tersenyum.
“apa kau sudah tau? Hari
ini, dokter akan mencabut alat penunjang hidup Robert”
Sandra terdiam, “enggak,
Chris. I...itu gak mungkin”
“tadi malam, tuan Howard
mengatakannya padaku”
Sanda langsung terdiam
lemas dan menangis.
“tuan Howard tidak mau
menyiksa Robert dengan alat itu, dia takut Robert sudah ingin pergi”
“enggak Chris, Robert akan
terus hidup bersama kita”
“aku tau ini berat, tapi
jantung Robert sudah tidak sanggup untuk membantu hidupnya”
Sandra semakin menangis,
“kenapa semua ini harus terjadi? Kenapa disaat aku menyadari cintaku, dia akan
pergi untuk selamanya?”
Chris memeluk Sandra,
“kamu harus kuat”
Sorenya,
Dokter sudah bersiap untuk
mencabut alat di tubuh Robert, tapi ia masih menunggu Howard yang belum datang.
“dokter, boleh aku
melihatnya sebentar?” Sandra menatap dokter.
“tentu nona, silahkan”
Sandra masuk ke ruang ICU
dan langsung memeluk Robert, “aku mohon, aku mohon, Robert. Bukalah matamu.
Mereka akan mencabut alat penunjang hidupmu” Sandra menangis, “aku mencintaimu,
Robert...”
Di suatu tempat,
Sang ibu pun melepas
Robert untuk kembali bersama Sandra, Robert menatap ibunya dan ibu tersenyum
bahagia.
Di ruang ICU,
Robert membuka matanya.
Sandra mengelus Robert,
“Robert”
Robert yang belum sadar
sepenuhnya, hanya diam dan melihat ke sekitar dengan bingung.
“syukurlah” air mata
Sandra menetes, “syukurlah kamu sudah siuman” Sandra masih mengelus Robert.
“San...dra..”
“aku disini, Robert”
“Sandra...”
Air mata Sandra kembali
menetes.
Mata Robert mulai bergerak
ke arah Sandra, “Sandra...”
Sandra tersenyum dan
mencium pipi Robert.
Howard yang baru datang,
melihat dokter dan para susternya sudah berkumpul di ruang ICU. Ia pun bergegas
masuk ke dalam.
“tuan”
“dokter, bagaimana...?”
Howard panik.
“tuan Robert, sudah
siuman”
“syukurlah” Howard senang,
“terima kasih Tuhan... terima kasih Kau telah mengembalikan anakku” Howard
mendekat ke arah Robert, “Robert”
“ayah...”
“iya nak, ini ayah” Howard
mengelus Robert.
Air mata Robert menetes,
“ayah”
“iya sayang, ayah disini”
Sandra ikut terharu
melihat itu dan Chris pun tersenyum.
Beberapa hari kemudian,
Sandra yang membawa sup,
masuk ke ruang perawatan Robert.
Robert tersenyum melihat
Sandra datang.
“hey” Sandra mengelus
Robert.
Robert hanya menatap
Sandra.
“aku sangat senang saat
kau dipindahkan ke ruang perawatan, aku tidak mau melihatmu di ruang ICU lagi”
“aku selalu senang
melihatmu” Robert tersenyum, “apa yang kau bawa?”
“makan siang, untuk
pacarku”
Robert tersenyum, lalu ia
melihat Sandra yang membuka kotak bekal. Robert terdiam, “kenapa aku dapat
cairan itu lagi?”
“sayang, ini sup. Lagi
pula rasanya kan berbeda, bukan yang kemarin”
“tapi tetap saja itu
cairan”
Sandra mengelus Robert,
“kau belum kuat makan yang aneh-aneh. Aku janji, jika pencernaanmu sudah baik,
aku akan membuatkan makanan enak untukmu”
Robert tersenyum.
Sandra pun mulai menyuapi
Robert.
Di luar,
Chris melihat itu, ia
senang melihat semuanya baik-baik saja. Meski ia harus merelakan perempuan yang
ia cintai untuk orang lain.
Howard keluar dari ruangan
dokter dan masuk ke ruang perawatan Robert.
Chris tersenyum melihat
itu, ia sadar, dulu Howard memang terlihat tak peduli pada Robert. Dan
sekarang, Chris bisa melihat senyum bahagia dari Robert.
Di dalam,
Howard tersenyum pada
Robert, “bagaimana keadaanmu?”
“baik, ayah”
***
Malam itu,
Di rumah, Robert sedang
bicara dengan Chris.
“kau hanya iri kan?”
Robert menatap Chris.
“kau fikir, Sandra
tiba-tiba baik padamu karena apa?” Chris menatap Robert.
“jadi menurutmu, dia tidak
benar-benar mencintaiku?”
“semua orang panik saat
kau hampir mati karena over dosis, termasuk Sandra” Chris memegang pundak
Robert, “kami bersyukur kau sudah sehat kembali”
Robert melepas tangan Chris,
“jadi dia hanya kasihan padaku? Itu kan maksudmu?”
“kau fikirkan saja
sendiri, satu hal lagi. selama ini, yang selalu iri adalah kau” Chris pergi.
Robert diam.
Besoknya,
Sandra datang ke rumah
Robert sambil membawa kopernya, Chris hanya diam melihat itu. Ia tau, jika
Sandra akan pindah ke rumah Robert.
Di dalam,
Robert sedang duduk sambil
memikirkan yang dikatakan Chris tadi malam, apa
benar dia tidak mencintaiku?
“Robert” Sandra tersenyum
melihat Robert.
Robert menoleh dan menatap
Sandra.
“sayang, aku sudah siap”
Sandra memperlihatkan kopernya.
“aku ini bosmu, harusnya
kau memanggilku tuan”
Sandra kaget, “Robert, ada
apa?”
“kau mau apa membawa koper
kemari?”
“bu...bukankah kau yang
mengajak untuk...?”
“aku tidak mau tinggal
dengan penipu”
“apa maksudmu?” Sandra
kesal.
“kau bohong padaku kan?
Kau mau jadi pacarku karena kau kasihan padaku, karena aku hampir mati di rumah
sakit” Robert membentak Sandra, “aku tidak butuh belaskasihanimu!”
Sandra menangis, “maksud
kamu apa sih? Kenapa kamu tiba-tiba berfikir seperti itu? Apa yang terjadi?”
“sudahlah, tidak usah
banyak bicara lagi. Pergi dari rumahku, aku tidak suka dengan karyawan yang
tidak menghormatiku”
“baik, jika itu maumu”
Sandra menghapus air matanya, “aku keluar dari pekerjaan ini”
Robert menunduk dan
kembali menatap Sandra, “bagus, orang lain pasti bisa menjadi sekretaris yang
lebih baik darimu”
“aku benci padamu, Robert”
Sandra pergi.
Di luar,
Chris melihat Sandra yang
menangis, keluar dari rumah Robert sambil membawa kembali kopernya.
“Sandra?” Chris mendekati
Sandra, “hey, ada apa?”
“Robert tiba-tiba bersikap
aneh, dia marah-marah padaku dan kami putus”
“Sandra” Chris memeluk
Sandra, “sudahlah, jangan menangis”
Robert yang melihat itu
dari jendela kamarnya, langsung menutup tirai karena kesal.
Sandra melepas pelukan
Chris, “padahal, aku benar-benar mencintainya sekarang. Kenapa dia tidak
merasakan itu? Apa perasaannya sudah tidak ada lagi untukku?”
Chris terdiam, ternyata
yang ia lakukan memanglah salah. Sandra mencintai Robert sekarang, dan Chris
malah membuat mereka bertengkar. Ia pun sadar, harusnya dia tidak boleh egois.
Sandra menangis lagi, “aku
sudah mengundurkan diri dari perusahaan. Besok, aku akan pergi mencari
pekerjaan baru”
“aku antar ya?”
“tidak Chris, aku ingin
Robert tau, jika aku tidak kembali padamu saat kami berpisah”
Chris diam, “ok, maafkan
aku”
Sandra tersenyum,
“permisi” ia pergi dan memanggil taxi.
Chris masih diam, lalu ia
menatap kamar Robert.
Di dalam,
Robert masih melamun,
sejujurnya ia sedih harus berpisah dengan Sandra. Tapi hatinya sakit, Robert
tidak mau jika Sandra berpura-pura mencintainya karena kasihan.
“selamat siang” Chris
masuk ke kamar Robert.
“mau apa kau?” Robert
menatap Chris.
“aku ingin bicara soal
Sandra”
“kami sudah putus, kau
boleh kembali padanya”
“Robert, maksudku, tuan.
Tadi kami bicara di bawah”
“aku tau, aku melihat
kalian berpelukan”
“Sandra menangis karena
putus denganmu”
Robert tersenyum,
“bukankah itu yang kalian ingin kan?”
“tidak Robert, kau salah.
Sandra sangat sedih, dia benar-benar mencintaimu. Dan karena ini, dia akan
pergi ke luar kota besok”
Robert terdiam.
“dia mencintaimu” Chris
pergi.
Besoknya,
Di pemakaman, Robert
menatap makam ibunya. Ia begitu sedih dengan semua yang telah terjadi.
“apa yang harus aku
lakukan, bu?” Robert menunduk dan air matanya menetes, “kenapa disaat aku
merasa semuanya mulai lebih baik, selalu terjadi kekacauan? Kenapa, bu? Apa aku
tidak boleh bahagia di dunia ini? Aku tidak mau terus seperti ini”
Robert menghapus air
matanya yang terus menetes.
“saat ibu meninggal, aku
berusaha tegar. Saat dokter memberitauku jika jantungku lemah, aku berusaha
tegar. Dan saat seseorang yang aku cintai mencintaiku, aku malah
menyia-nyiakannya”
“Robert”
Robert menoleh, “Sandra?”
ia kaget melihat Sandra yang berdiri di dekatnya.
“jangan menangis” Sandra
tersenyum.
Robert bangun dan
mendekati Sandra, “maafkan aku”
Sandra memeluk Robert,
“Chris sudah memberitaukan semuanya”
“Chris?”
“iya” Sandra menatap
Robert, “berbaikanlah denganya”
“kami baik-baik saja”
“benarkah?”
“yap”
Chris yang berdiri di
dekat mobil, hanya tersenyum melihat mereka.
***
Satu tahun kemudian,
Expo pun dirayakan kembali
di gedung perusahaan. Kali ini selain expo, perusahaan juga merayakan ulang
tahun Robert yang ke 25. Seperti biasa, pestanya selalu Meriah. Apalagi jika
Robert si raja pesta mengambil alih.
Di balkon,
Sandra melihat Robert yang
melamun, ia mendekati Robert.
Robert menoleh dan
tersenyum, “Sandra”
“ada apa?”
“aku... aku hanya... tidak
menyangka akan sampai di usia ini. 25 tahun aku hidup dengan....”
“sudahlah, kami akan
selalu ada untukmu”
Robert tersenyum, “kau
benar” Robert menatap Sandra, “jika aku sudah pergi, kaulah yang akan memimpin
perusahaan ini”
“jangan bicara begitu, kau
akan baik-baik saja”
Mereka berpelukan.
“selamat ulang tahun,
Robert”
“aku ingin berdansa”
“ayo” Sandra menggandeng
tangan Robert dan berjalan ke lantai dansa.
Mereka pun berdansa dan
saling tatap.
“kau tau, aku rasa, ini
adalah ulang tahun terindah dalam hidupku”
“benarkah? Masih ada
tahun-tahun berikutnya yang akan kau jalani”
“semoga saja” Robert
tersenyum, “dan mungkin di tahun berikutnya, aku bisa merayakan ulang tahun di
pulau pribadiku. Hanya berdua, dengan istriku”
Sandra kaget, siapa yang
Robert maksud? Apa itu dirinya?
Robert tersenyum, “tapi
aku belum melamarnya sampai sekarang. Jika aku melamarnya, mungkinkah dia
menerimaku?”
“kenapa kau bertanya
padaku?”
“karena kau tau
jawabannya”
Mereka tersenyum dan
saling tatap.
“aku mencintaimu” Robert
menatap Sandra.
Sandra tersenyum dan
Robert menciumnya.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya
kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar