Minggu, 27 September 2015

One Sweet Day



Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Family, Drama
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Note : terinspirasi dari Tony Stark and Steve Roger, maybe gak sabar nunggu civil war x y...
Pagi itu,
Robert keluar dari dalam rumah dan melihat seorang perempuan berlari ke arahnya, “Cassandra” Robert tersenyum.
“Robert” Sandra sedikit lelah karena berlari, “maaf, aku terlambat”
“kenapa kau berlari? Takut dimarahi bos?” Robert menatap Sandra.
“ti..tidak” Sandra melihat ke arah belakang Robert, “aku takut, tidak bisa melihat dia jika terlambat” Sandra tersenyum.
Robert berbalik dan melihat Chris sedang berbincang hangat dengan ayahnya dan mereka pun masuk ke mobil.
Robert kembali menatap Sandra, “supir ayahku?”
“tangan kanan ayahmu” Sandra mengkoreksi perkataan Robert sambil tersenyum padanya.
“kepercayaan ayah” Robert diam.
Di mobil,
Robert menatap Sandra, “kenapa kau menyukai pria itu?”
“maksudmu, Chris?” Sandra menatap Robert.
“ya, aku hanya ingin tau saja” Robert melihat ke arah lain.
“aku rasa, itu masalah hati. Orang playboy sepertimu, tidak akan mengerti”
Robert menatap Sandra.
“ok ok, tenanglah bos” Sandra tersenyum, “dia tampan, tubuhnya atletis dan...”
“aku memiliki semua itu, apalagi aku kaya. Apa yang kurang dariku?”
“he has a great attitude”
Robert mengangguk, “do you think, I had a bad attitude?”
“a..aku tidak bicara begitu” Sandra yang bingung, melihat ke arah lain.
Robert yang agak kesal, memalingkan wajahnya.
Di perusahaan,
Robert yang sedang duduk di ruangannya, melamun.
Saat Robert lulus dari kuliahnya dan menjadi yang terbaik disana, sang ayah tidak datang karena alasan sibuk. Sedangkan mahasiswa lainnya, berkumpul bersama keluarga mereka dan merayakannya. Tidak ada siapa pun yang menemani Robert saat itu.
Namun saat Robert pulang, sang ayah datang bersama Chris. Perasaan Robert sangat sedih mengetahui ayahnya merayakan kelulusan Chris.
Semuanya memang telah berubah.
Dulu, saat sang ibu masih ada, semuanya masih baik-baik saja. Tapi saat ibu meninggal di usia Robert yang menginjak 14 tahun, semuanya mulai berubah. Sang ayah selalu bekerja tanpa memperdulikan Robert dan sekarang, sang ayah terlihat lebih dekat dengan Chris.
“tuan?” Sandra yang masuk, melihat Robert melamun.
“Sandra?” Robert yang kaget, tersenyum.
“kau baik-baik saja?”
 “ya, tentu”
“baiklah” Sandra menyimpan setumpuk berkas di meja Robert.
Robert menatap berkas itu.
Sandra tersenyum.
“aku harus memeriksa ini semua?”
“ya, tuan”
“tapi berkasku masih banyak” Robert menunjukan berkas lain di mejanya.
“makanya, tuan jangan melamun saja”
“yap, kau benar” Robert berdiri dan mendekati Sandra.
Sandra menatap Robert.
Robert memegang kedua pundak Sandra, “bisakah kau membelikan obat penenang untukku?”
“obat itu?” Sandra melihat ke arah lain dan kembali menatap Robert, “obat itu terlalu keras, aku rasa, itu tidak baik untuk kesehatanmu jika... jika kau sering mengkonsumsinya. Apalagi kau...”
“lemah jantung?” Robert menatap Sandra.
“a..aku tidak bermaksud...” Sandra menunduk bingung.
Robert tersenyum, “aku tau apa yang aku butuhkan” ia tau Sandra khawatir.
“baik tuan, kalau begitu, saya permisi” Sandra meninggalkan Robert dengan perasaan sedih.
“Sandra”
Sandra menoleh.
“bisakah kau memeriksa semua berkas ini?”
“dan kau tinggal menandatanganinya?”
“yap”
“baiklah” Sandra tersenyum, “tapi kau harus memberikanku bonus berupa liburan”
“ok” Robert tersenyum.
Sandra mengambil kembali berkas-berkas itu dan keluar dari ruangan Robert.
Robert pun kembali diam.
Malamnya,
Robert menuruni tangga dan berjalan ke ruang makan rumahnya, tapi Robert terdiam. Disana, Chris sedang bicara dengan Sandra sambil tersenyum.
“ehm...” Robert menatap mereka.
“Robert?” Sandra kaget.
Chris menatap Robert sambil tersenyum, “hey, Robert”
“kalian sedang apa? Kalian fikir, bagus berpacaran di rumah orang lain?”
Sandra yang kesal, mendekati Robert. Ia memberikan obat penenang yang Robert pesan, “aku kesini untuk memberikan ini padamu”
Robert diam.
“permisi, tuan” Sandra pergi  dengan emosi.
Robert yang masih diam, menunduk.
Chris menatap Robert, “aku permisi” ia pergi menyusul Sandra.
Robert duduk dan seorang pelayan mendekat.
“tuan?”
“kau sudah menyiapkan makan makan?”
“iya, tuan”
“baguslah”
***
Di sebuah restoran,
Chris makan malam bersama Sandra dan mereka pun berbincang.
“kadang-kadang, aku kesal dengan tingkahnya. Dia menyebalkan sekali”
“sabar” Chris tersenyum, “dia kan bosmu”
“iya, tapi...”
“Sandra, kau adalah sekretaris yang didambakan setiap perusahaan dan aku...” Chris menatap Sandra, “menurutku, kau sudah tepat untuk terus bekerja di perusahaan Robert. Dia jenius dan...”
“menyebalkan, jangan lupakan itu”
“kau masih emosi?”
“maaf, Chris”
Besoknya,
Sandra keluar dari rumahnya, ia tidak berniat untuk pergi ke kantor karena masih kesal pada Robert.
Sandra menghirup udara segar pagi itu, “ah, musim salju akan segera tiba”
Tiba-tiba, sebuah mobil sport merah berpintu dua, berhenti di depan rumah Sandra.
Sandra terdiam.
Robert keluar dari mobil itu dan berjalan mendekati Sandra, tapi Sandra kesal dan memalingkan wajahnya.
Robert tersenyum, “hey Sandra”
“aku ingin libur hari ini”
“yap, itu memang rencaranya”
“apa maksudmu?” Sandra menatap Robert.
“kita jalan-jalan, berdua”
“maafkan aku, Robert. Aku..”
“aku tau kau marah” Robert menatap Sandra, “aku minta maaf. Ayolah, kau sekretaris terbaikku” Robert memegang kedua pundak Sandra.
“sekretarismu memang hanya aku” Sandra tersenyum.
“good, senyumanmu manis sekali. Ayo kita pergi”
Di mobil,
“ya Tuhan..., aku lupa. Hari ini ada meeting penting di perusahaan” Sandra menatap Robert yang sedang menyetir.
“sudahlah, batalkan saja” Robert santai dan tidak peduli.
“Robert, ini adalah rapat yang sangat penting. Rapat bersama Presdir mengenai expo perusahaan”
“ayahku? Ya, ok. Jika kau memaksa untuk rapat, kau saja yang pergi. Aku malas”
“Robert, bagaimana jika ayahmu marah?”
“mungkin dia akan memberikan warisannya pada Chris”
“kenapa kau bicara begitu?”
“jika aku dapat, aku akan memberikannya padamu” Robert menatap Sandra dan tersenyum.
Sandra terdiam.
“aku serius, kau adalah penggantiku di perusahaan. Calon tunggal CEO”
“kau mabuk ya?”
“tidak, aku masih memiliki banyak obat penenang”
***
Di perusahaan,
Ayah sudah menunggu Robert dengan kesal, “kemana saja dia? Kenapa belum datang juga?”
“sabar tuan, mungkin Robert masih di jalan” Chris mencoba untuk menenangkan ayah Robert.
“tapi semuanya sudah datang, hanya dia yang...”
Robert datang bersama Sandra.
Chris tersenyum dan Sandra melambai, Robert menatap mereka dengan sedikit kesal.
***
Setelah meeting,
Robert keluar dari ruang meeting dan melihat Sandra sedang berduaan dengan Chris, ia menguping pembicaraan mereka.
Di balkon,
“jadi kau juga suka ski?” Chris tersenyum pada Sandra.
“yap”
“bagus kalau begitu”
Robert mendekat, “waw, kalian akan pergi ski? Boleh aku ikut?”
Sandra menoleh, “Robert? Rapatnya sudah selesai?”
Robert menatap Sandra.
“ok” Sandra diam.
“aku permisi” Chris melihat ayah Robert yang memanggilnya.
Setelah Chris pergi,
“kapan kalian pergi?” Robert menatap Sandra.
“Robert, lebih baik kau tidak usah ikut”
“kenapa? Kau ingin berduaan dengan Chris? Apa hubungan kalin sudah resmi? Kenapa kau tidak memberitauku?”
“Robert” Sandra menatap Robert, “aku menghawatirkan kesehatanmu, jika kau ikut...”
“kau takut jantungku berhenti berdetak?”
“aku mohon, kau harus menjaga kesehatanmu. Udara yang terlalu dinggin, tidak baik untukmu”
“yap, kau benar” Robert menunduk dan kembali menatap Sandra sambil tersenyum.
Sandra menatap Robert dengan khawatir.
“aku akan pulang, semuanya sudah beres. Tolong tangani berkas-berkas baruku” Robert pergi.
“baiklah” Sandra mengangguk.
***
Musim salju tiba, salju tebal mulai menutupi kota.
Di sebuah gua yang ada di bukit,
Sandra diam di depan api unggun, ia merasa kedinginan. Chris, cepatlah kembali... Ia berharap, pertolongan segera datang.
Seseorang datang dan duduk disamping Sandra.
Sandra kaget melihat orang itu, “Robert?”
Robert tersenyum, “aku senang bisa menemukanmu. Tunggu, kenapa kau sendirian? Mana Chris?”
“dia sedang mencari pertolongan”
“mencari pertolongan?”
Sandra mengangguk, “aku jatuh saat ski dan kakiku terluka”
Robert melihat pergelangan kaki Sandra yang diikat oleh syal milik Chris, ia khawatir dan menatap Sandra.
“dia meninggalkanku karena aku bisa memperlambatnya. Jika aku diam disini, dia bisa mencari pertolongan dengan cepat”
“jika aku jadi dia, aku akan bersamamu apapun yang terjadi. Mungkin aku akan menggendongmu sampai kita mendapatkan pertolongan” Robert membuka baju hangatnya dan memakaikannya pada Sandra.
“Robert, apa yang kau lakukan? Kau bisa kedinginan”
“itu lebih baik dari pada melihatmu seperti ini” Robert memeluk Sandra, “aku akan menghangatkanmu sebisaku”
“Robert...” Sandra sedih dengan apa yang Robert lakukan, tapi dia begitu lemas dan hanya bisa diam di pelukan Robert.
Beberapa lama kemudian,
Sandra tersadar, ia merasakan detak jantung Robert yang mulai melambat. Ia juga merasakan tubuh Robert yang begitu dingin, “Robert, kau baik-baik saja? Robert, kau dengar aku kan? Robert?”
Chris yang datang bersama pada medis, terdiam melihat mereka.
***
Pagi itu,
Robert yang sedang tidur di kamarnya, membuka mata. Robert melihat ke sekitar kamarnya, “emh... ternyata ini sudah pagi”
Sandra masuk dan mendekati Robert, “Robert”
“Sandra” Robert tersenyum.
“bagaimana keadaanmu? Kau baik-baik saja kan?” Sandra mengelus Robert dengan khawatir.
“aku baik-baik saja, tapi aku belum bisa bekerja hari ini”
“ya, kau harus banyak istirahat”
“apa kau sengaja datang kesini?”
“ya, bosku sakit. Mana mungkin aku diam saja”
Robert senang mendengar itu.
“maafkan aku, Robert” Sandra melihat obat-obat Robert yang ada di atas laci dekat ranjang Robert,  “kau sakit karena aku”
Selain obat jantung, sekarang Robert juga harus memakan obat pengencer darah agar peredaran darahnya lancar.
“hey, jangan bicara begitu” Robert menatap Sandra, “apa pun akan kulakukan untukmu, aku lebih baik mati daripada melihatmu kedinginan”
Sandra terdiam mendengar perkataan Robert dan Robert pun tersenyum menatap Sandra.
“permisi” Chris masuk dan melihat mereka, “maaf, aku mengganggu” ia tersenyum, “ayo Sandra, aku akan mengantarmu ke perusahaan”
“iya, Chris” Sandra tersenyum pada Robert, “cepat sembuh, tuan” ia pergi dengan Chris.
Robert kembali diam dengan sedikit kesal, “Chris, selalu saja dia”
Sorenya,
Chris kembali ke rumah Robert dan Robert sudah menunggunya sambil menatap tajam pada Chris.
“Robert?” Chris kaget melihat Robert.
“ayo kita berkelahi”
“hey, ada apa?”
“tidak usah pura-pura bodoh, Chris. Kau tau, jika aku tidak suka padamu”
Chris menatap Robert, “kau fikir, karena kau anak tuan Howard, aku takut padamu?”
Robert tersenyum, “ayo kita selesaikan di luar”
Mereka keluar dan saling tatap.
“majulah” Chris sudah bersiap.
Robert tersenyum dan mulai menyerang.
“hey hey hey, ada apa ini?” Sandra yang melihat mereka akan berkelahi, langsung mendekat untuk melerai mereka.
“kau tidak usah ikut campur” Robert yang menatap Sandra, kembali menatap Chris.
“tentu aku harus” Sandra menatap Robert, “kalian seperti anak kecil” Sandra mengajak Chris pergi dari sana, “ayo Chris”
Robert terdiam melihat itu.
***
Pagi itu,
Sandra masuk ke ruangan CEO perusahaan, “tuan...” tapi ia terdiam melihat seorang perempuan ada di ruangan Robert.
Robert yang sedang duduk, menoleh dan tersenyum melihat Sandra.
“maaf, aku...” Sandra bingung.
“tidak apa-apa” Robert berdiri, “kenalkan, ini Sisca. Mulai saat ini, dia sekretaris pribadiku”
“sekretaris...?”
“yap, kau hanya sekretarisku di perusahaan kan? Sedangkan Sisca, dia sekretaris pribadi”
“ok” Sandra masih bingung.
Sandra dan Sisca pun berjabat tangan.
Robert tersenyum melihat itu.
Sorenya,
Robert keluar dari ruangan bersama Sisca.
“Sisca, tolong siapkan semuanya. Aku akan pulang sekarang” Robert menatap Sisca dan tersenyum.
“baik tuan” Sisca tersenyum.
Robert menatap Sandra yang sedang duduk, “aku pulang”
“iya tuan” Sandra menatap Robert.
Setelah Robert pergi,
Sandra mendekati Sisca, “Sisca”
“iya?” Sisca menatap Sandra.
“bisa kita bicara?”
“tentu, ada apa nona?”
Mereka pun bicara sambil berjalan.
“yang terpenting, kau harus bisa menjaga kesehatannya. Kau mengerti?” Sandra menatap Sisca.
“ya, aku tau. Aku sudah diberitau apapun yang tuan butuhkan”
“ya, syukurlah”
“kau sekretaris yang baik, harusnya dia tidak usah menjadikanku sekretaris pribadinya”
“Robert memang orang yang rumit, lama-kelamaan, kau akan merasakannya. Tapi dia baik, jangan khawatir”
“i..ya...?” Sisca bingung.
***
Expo pun tiba,
Semua orang penting, begitu ramai di gedung tempat perayaan ulang tahun perusahaan.
Robert yang baru datang, tersenyum melihat Sandra yang sedang menyapa para tamu undangan dengan ramah.
“hey” Robert mendekati Sandra.
“Robert?”
“bisa kita bicara?”
“tentu”
Robert tersenyum, ayo kita berdansa”
“tapi...”
Robert menarik Sandra ke lantai dansa dan menatapnya.
“Robert, aku...”
“ada apa? Kenapa kau jadi canggung begitu?”
“tentu saja aku canggung, aku ini sekretarismu dan kau bosku dan...”
“ayolah, ini cuma dansa kan?”
“tapi, bagaimana jika mereka mengira yang bukan-bukan padaku?”
“ayolah Sandra” Robert tetap memaksa Sandra untuk berdansa, ia memeluk Sandra.
“Robert...” Sandra pun terdiam.
Robert menatap Sandra dan mau menciumnya, Sandra hanya diam.
Tapi saat Howard datang bersama Chris, Sandra tersadar.
“ya Tuhan... maafkan aku, Robert. Aku tidak bisa”
“kenapa?” Robert melihat Chris, “apa itu alasanmu?”
“maafkan aku” Sandra meninggalkan Robert dan berjalan mendekati Chris.
Chris tersenyum dan mengajak Sandra berdansa.
Robert yang kesal, pergi meninggalkan tempat dansa dan Chris melihatnya.
Di bar gedung,
“beri aku minuman, paling keras dengan zaitun yang kering” Robert menatap seorang bartender yang sedang meracik minuman.
“baik, tuan” bartender memberikan pesanan Robert, “silahkan tuan”
Robert meminumnya.
Besoknya,
Sandra masuk ke perusahaan dan melihat Sisca duduk di tempat receptionist.
“Sisca?” Sandra kaget.
“selamat pagi, nona”
“kenapa kau duduk disini?”
“aku sudah tidak menjadi sekretaris pribadi tuan. Katanya, sekarang aku jadi receptionist saja”
“kenapa?”
“aku juga tidak tau, mungkin tuan hanya sedang mengujiku saat itu”
“oh, baiklah” Sandra merasa, bukan itu jawabannya. Ia pun berniat untuk bertemu Robert, “apa dia sudah datang?”
“saya belum melihatnya, nona”
“ok, terima kasih”
Di rumah Robert,
Robert melamun di kamarnya, ia ingat kejadian malam itu.
Sandra sudah terang-terangan memilih Chris di depan Robert, bahkan ia juga lupa jika kemarin adalah ulang tahun Robert.
Robert menunduk, “aku tidak akan memaksamu lagi...”
***
Di rumah Sandra,
Sandra sedang berbicara dengan Chris di telepon.
“iya, nanti malam, aku akan menjemputmu jam 7 tepat”
“awas ya Chris, kamu gak boleh telat”
“iya, aku janji”
“Chris, aku inget terus sama Robert. Aku lupa, kemarin aku gak ngucapin selamat ulang tahun”
“emangnya, tadi kalian gak bertemu?”
“Robert gak masuk kerja”
“ya udah, kalau nanti kalian ketemu, bilang aja kalau kamu lupa. Dia pasti maafin kamu”
“oh iya, bagaimana dengan ayah Robert?”
“sampai sekarang, tuan Howard masih sibuk. Sepertinya beliau lupa dengan ulang tahun Robert”
“aneh sekali, padahal ulang tahun Robert kan sama dengan ulang tahun perusahaan”
“aku juga gak ngerti”
Ding... dong...
Bell rumah Sandra, berbunyi.
“udah dulu ya, kayanya ada tamu”
“ok”
Sandra menyimpan HP-nya dan berjalan ke pintu, ia membukanya.
Robert tersenyum dan menatap Sandra.
“Robert, kamu dari mana? Aku sangat khawatir, kenapa kamu gak ngasih kabar?”
“aku sedikit lelah, jadi aku diam di rumah”
“syukurlah jika kau baik-baik saja” Sandra tersenyum, “selamat ulang tahun ya, maaf aku lupa. Harusnya tadi malam aku...”
“tidak apa-apa” Robert tersenyum, “lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali”
Sandra tersenyum tapi sedikit sedih, ia tau siapa orang yang Robert maksud.
“aku ingin bicara denganmu”
“tentu, silahkan masuk”
Mereka duduk di ruang tamu.
“ada apa, Robert?”
“aku... aku cuma mau bilang, aku ikut senang jika kau...” Robert menatap Sandra dengan sedikit sedih, “jika kau sudah resmi berhubungan dengan pria impianmu”
“maksudmu?” Sandra menatap Robert.
“Chris” Robert memaksakan diri untuk tersenyum, “aku juga minta maaf jika... jika selama ini, aku selalu menghalang-halangi kalian” Robert menarik nafas, “aku janji, mulai saat ini, aku tidak akan mengganggu hubungan kalian lagi”
Sandra terdiam.
“yap, ok” Robert berdiri, “aku hanya ingin mengatakan itu saja” Robert menatap Sandra, “selamat tinggal, nona Sandra” Robert tersenyum dan pergi.
Sandra masih diam mendengar apa yang baru saja Robert katakan.
***
Robert sampai ke rumahnya, ia melihat Chris sedang mengelap mobil ayahnya di garasi. Chris melihat ke arah Robert dan kembali mengelap mobil.
Robert mendekati Chris, “bisa kita bicara?”
“tentu” Chris tersenyum.
Mereka pun bicara sambil berjalan meninggalkan mobil itu.
“ada apa, Robert?”
“aku hanya...” Robert melihat ke arah lain dan kembali menatap Chris, “aku ingin bilang, kau harus menjaga Sandra dengan baik. Dia perempuan yang baik dan...”
Chris tersenyum, “aku mengerti, kau tenang saja, aku akan melakukan yang terbaik untuknya” Chris memegang pundak Robert, “rencananya, aku akan meresmikan hubungan kami malam ini”
Robert terdiam mendengar itu, “i..itu bangus” ia berusaha tersenyum.
Malamnya,
Robert menatap cermin yang ada di kamarnya, ia merasa sendiri sekarang.
Ayahnya... Robert rasa, sang ayah memang sudah benar-benar tidak peduli padanya. Sang ayah hanya terlihat bahagia saat bicara dengan Chris, Chris mungkin anak yang sebenarnya ayah inginkan.
Lalu Sandra..., sekarang hubungannya dengan Chris semakin dekat. Mungkin selama ini, bagi Sandra, Robert memang hanyalah seorang bos yang harus ia hormati. Bukan orang yang mencintainya dan rela berkorban untuknya. Meski sebenarnya, Robert rela melakukan apa pun untuknya.
Tapi Robert sadar, mungkin Sandra lebih bahagia bersama Chris. Pria yang sempurna dan diinginkan oleh semua orang yang ada di dekatnya. Meski bagi Robert, Chris adalah orang jahat yang merebut segala kebahagiaannya, tapi Robert sadar, yang tidak diinginkan adalah dirinya, bukan Chris.
Robert menatap obat penenangnya yang ada di dekat cermin, ia mengambil obat itu. Robert melihat isinya yang masih penuh di dalam botol, ia pun membuka botol itu dan mengelurkan semua obatnya.
Robert menutup matanya dan menguatkan diri, selamat tinggal semuannya...
Bayangan sang ayah, Sandra dan semuanya ada dalam dirinya mulai muncul. Robert pun menelan semua obat itu.
Di restoran,
Sandra merasa ada sesuatu yang membuat hatinya resah.
“Sandra, ada apa?” Chris yang duduk berhadapan dengan Sandra, menatapnya.
“tidak Chris, aku hanya...”
Chris tersenyum, “ayolah” ia mengelus Sandra dan menatapnya.
Sanda pun menatap Chris dan mereka akan berciuman.
Di kamar Robert,
Robert mulai merasakan efek dari obat itu, dadanya sangat sakit dan ia sulit bernafas.
“eh...” Robert jatuh dan merasakan dadanya yang semakin sakit, “a..” ia mulai kejang dan matanya melotot menatap ke atas.
Dalam bayangannya, Robert melihat Sandra yang berciuman dengan Chris. Mereka begitu bahagia, Lalu sang ayah mendekati mereka dan memeluk mereka. Chris pun menatap Robert dan tersenyum, “di dunia ini, tidak ada yang menginginkanmu”
“ah...” dada Robert terangkat dan dari mulutnya mulai keluar busa.
Di restoran,
Preng...
Gelas yang ada di meja, pecah saat Sandra mau berciuman dengan Chris.
“ya Tuhan...” Sandra sangat kaget.
“hey, tenanglah. Tidak apa-apa, itu hanya gelas. Aku akan menggantinya”
“maafkan aku, Chris” Sandra semakin cemas dengan perasaannya, “aku harus pergi” Sandra pun meninggalkan Chris.
“Sandra?” Chris bingung.
Di kamar Robert,
Seorang pelayan menemukan Robert yang sudah tidak bergerak dengan busa yang keluar dari mulutnya, “ya Tuhan... tuan?” pelayan itu begitu panik.
Di sebuah tempat,
Robert menangis, ia benar-benar sendirian. Lalu seorang perempuan, mendekatinya.
Robert menoleh, “ibu...”
Mereka berpelukan.
Ibu sedih melihat Robert, ia sangat merasakan perasaan Robert. Ibu mengelus anaknya yang begitu ia sayangi dan sang ibu pun menunjukan sebuah tempat yang terang dan indah padanya.
***
Di rumah sakit,
Dokter sedang melakukan tindakan, mereka mengambil alat pacu jantung dan menempelkannya pada dada Robert.
Dak...
Dada Robert terangkat dan busa pun keluar lagi dari mulutnya.
Mereka terus melakukannya berulang ulang untuk menyelamatnya Robert.
Di luar,
Howard sedih melihat itu, “Robert...” ia menunduk, “maafkan ayah, nak. Jangan tinggalkan ayah” air mata Howard menetes.
“tuan” Chris berlari ke arah Howard, “apa yang terjadi?” Chris melihat Robert dari kaca.
“Robert... Robert over dosis. Dia... dia meminum semua obat penenangnya. Aku... tidak tau jika selama ini dia mengkonsumsi obat-obatan seperti itu, aku memang bukan ayah yang baik”
“tuan tenanglah, dokter pasti akan menolongnya”
“Robert itu lemah jantung, Chris”
Chris terdiam, ia baru tau jika Robert memiliki jantung yang lemah.
“dokter bilang, mereka sudah memompa perut Robert untuk mengeluarkan obat-obat itu. Tapi sebagian obatnya sudah tercerna dan merusak pencernaannya. Dokter juga bilang, Robert menjadi kebal terhadap obat apa pun. Dan itu berarti, mereka tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong Robert”
“tuan...” Chris khawatir, ia tidak menyangka jika semuanya akan serumit ini. Ia menatap Hp-nya, haruskan aku memberitau Sandra?
Di ruang tindakan,
Robert tiba-tiba kejang, detak jantungnya semakin meningkat melebihi normal.
“dokter?” suster menatap dokter.
Dokter memeriksa tekanan darah dan nafas Robert,“gawat”
“tekanan darahnya menurun, dok. Sepertinya tidak mengalir sampai ke otak”
“dia juga sulit benafas”
“dokter, apa ini serangan jantung?”
Dada Robert terangkat-angkat akibat kejangnya.
“dokter, kita harus bagaimana?”
“kita, tidak bisa memberinya obat penenang. Dia sudah terlalu kebal”
Di luar,
Howard yang melihat itu, panik. Ia masuk ke dalam, “ya Tuhan... anakku”
“tenang tuan, tenang. Anda tidak boleh kesini” beberapa perawat menghalanginya.
“anakku sekarat dan kalian tidak melakukan apa-apa, mana mungkin aku diam saja?”
“tuan”
“lepaskan”
“tuan” Chris masuk dan memegangi Howard, “tenang tuan, tenang”
“Robert” Howard histeris.
Sandra yang datang, masuk kesana dan melihat Robert yang kejang. Ia panik, “ya Tuhan...”
Detak jantung Robert semakin kencang, dokter pun pasrah. Ia tau jantung Robert akan langsung berhenti berdetak.
“Robert?” Sandra mendekat dan memeluk Robert yang masih kejang, “Robert” Sandra menangis di dada Robert.
Di suatu tempat,
Robert dan ibunya semakin mendekati tempat yang terang itu, tapi seorang perempuan berlari di belakang Robert.
“Robert”
Robert dan ibunya menoleh, mereka melihat Sandra.
“jangan pergi, Robert. Jangan” Sandra menangis.
Robert hanya diam.
“aku mohon” Sandra berlutut, “aku mohon, jangan pergi”
Di rumah sakit,
Kejang Robert berhenti, Howard langsung pasrah dan menyandarkan dirinya ke dinding. Tapi jantung Robert tidak berhenti berdetak, alat deteksi jantung menunjukan detak jantunganya yang lemah.
“Robert?” Howard mendekat.
Sandra melepas pelukannya dan menghapus air matanya, “Robert”
Robert yang terbaring tak bergerak, ada di hadapan Sandra.
Dokter pun memeriksa Robert.
Pagi itu,
Sandra mengintip Robert yang terbaring di ruang ICU, ia melihat beberapa dokter sedang memeriksa Robert.
Sandra juga melihat alat-alat yang menempel di tubuh Robert dan itu membuat Sandra sedih melihatnya.
“Tuhan... tolong sembuhkan dia”
Chris datang dan mendekati Sandra, “hey”
“Chris” Sandra menghapus air matanya.
“bagaimana keadaannya?”
Sandra menggeleng.
Chris menatap Sandra, “kau tenang saja, alat penunjang hidup itu akan membantu jantungnya”
Sandra mengangguk, “semoga dia cepat sembuh” Sandra kembali menatap Robert dari kaca.
“Sandra”
“ya?” Sandra menatap Chris.
“e.., bagaimana dengan... eh, hubungan kita?”
Sandra terdiam, “maafkan aku, Chris. Aku rasa, aku tidak bisa melanjutkannya” Sandra kembali melihat ke dalam.
“aku..., aku mengerti” sebenarnya Chris agak kecewa, tapi ia tau ini yang terbaik.
“selama ini, aku tidak menyadarinya. Seseorang yang selalu ada bersamaku dan berani melakukan apa pun demi aku” Sandra ingat saat Robert berusaha menghangatkan dirinya di gua bukit salju, “aku tidak pernah merasakannya, tapi sekarang” air mata Sandra kembali menetes, “aku sadar, cintanya begitu besar kepadaku”
Chris diam, ia tau, selama ini Robert menyukai Sandra.
“kau tidak marah kan?”
“tidak, tentu saja tidak” Chris tersenyum, “kalau begitu, aku permisi”
“kau mau kemana?”
“aku akan menjemput tuan Howard, dia bilang, dia ingin melihat keadaan Robert”
“aku senang, sekarang tuan Howard memperhatikan Robert”
“dia anak tunggal dan satu-satunya pewaris industri paling gila di dunia ini, mana mungkin tuan Howard diam saja?”
Sandra tersenyum, “hati-hati”
Chris pergi dengan perasaan sedih, ia tak menyangka akhirnya Sandra lebih memilih Robert daripada dirinya.
Besoknya,
Howard baru keluar dari ruang ICU, ia melihat Sandra datang.
“tuan Howard” Sandra melihat mata Howard yang memerah.
“hey Sandra” Howard menahan air matanya, “Robert pasti cepat sembuh, dia anak yang kuat”
“iya tuan, tuan Robert pasti akan segera siuman” Sandra tersenyum.
“aku permisi, masih banyak urusan kantor yang harus aku selesaikan”
“silahkan, tuan”
Chris hanya melihat Sandra dari jauh dan mengikuti Howard.
Setelah Howard pergi,
Air mata Sandra menetes, ia tidak tau sampai kapan harus melihat Robert seperti itu. Howard memang meminta dokter untuk melakukan apa pun agar Robert tetap hidup. Tapi jika melihat Robert yang hanya terbaring tak bergerak, Sandra tidak tega. Apalagi begitu banyak alat yang menempel di tubuh Robert.
“nona” seorang suster mendekat.
“ya?”
“apa anda ingin melihat pasien?”
“apa boleh, sus?”
“mari” suster itu tersenyum.
Mereka pun masuk.
Semakin dekat, semakin sedih melihat Robert. Air mata Sandra menetes lagi, “maaf suster” ia pun menghapus air matanya.
“tidak apa-apa, nona. Saya mengerti” suster menyiapkan air dan handuk kecil untuk mengelap Robert.
“apa aku boleh melakukannya?”
“tentu nona, silahkan” suster pun mulai menyuntikan obat ke infusan.
Sandra mengambil handuk itu dan mengelap wajah Robert, “kamu harus sembuh, Robert. Tuan Howard, aku dan Chris. Kami merindukanmu. Semua pegawaimu di perusahaan pun selalu menanyakan kabarmu padaku, mereka semua peduli padamu”
Saat mengelap tubuh Robert, Sandra yang tidak kuat pun menangis dan memeluk Robert.
“aku mohon, jangan tinggalkan aku. Aku tau kamu akan bertahan, aku tau jantungmu akan terus berdetak. Aku tau, Robert”
Suster itu sedih melihat mereka, ia pun pergi meninggalkan Sandra.
“bangun, Robert”
Malam itu,
Chris mendekati Howard yang sedang menatap Robert dari luar ruang ICU.
“tuan?” Chris melihat Howard meneteskan air matanya.
“Chris, maaf. Aku tidak...”
“saya mengerti, tuan”
“tadi dokter memanggilku. Dia bertanya padaku, apa aku akan mencabut alat penunjang hidup Robert”
Chris menatap ke arah Robert dari kaca.
“dia bilang, ini sudah hampir seminggu dan Robert terlihat belum ada kemajuan. Dia memintaku untuk berfikir, memaksa anakku untuk hidup dengan alat itu, atau merelakannya pergi dengan mencabut alat itu”
“tuan...”
“keadaan jantung Robert yang sebenarnya, sudah sangat lemah, Chris. Tanpa alat itu, Robert tidak akan bertahan”
“lalu, apa yang akan tuan lakukan?”
“aku sadar, aku takut hanya menyiksanya jika terus seperti itu. Jadi aku setuju jika alat itu dilepas”
“jadi tuan akan....?”
“iya, besok sore, dokter akan mencabut alat penunjang itu dari tubuh Robert. Dan aku janji, aku akan menemaninya sampai jantungnya berhenti berdetak”
“tuan, bukankah anda ingin tuan Robert tetap bertahan?”
“aku tidak mau menyiksanya, Chris. Selama ini, aku sudah sangat menyakiti perasaannya dan aku tidak ingin menyakitinya dengan memasang alat itu. Mungkin dia akan jauh lebih bahagia bersama ibunya, aku bukanlah ayah yang baik”
Chris mendekat dan memegang punduk Howard, “jika itu keputusan anda, saya tidak bisa berbicara lagi. Mungkin ini memang yang terbaik”
Howard menangis.
Besoknya,
Chris datang ke rumah sakit dan melihat Sandra yang masih mengintip Robert dengan setia.
Chris mendekat, “Sandra”
“Chris?” Sandra tersenyum.
“apa kau sudah tau? Hari ini, dokter akan mencabut alat penunjang hidup Robert”
Sandra terdiam, “enggak, Chris. I...itu gak mungkin”
“tadi malam, tuan Howard mengatakannya padaku”
Sanda langsung terdiam lemas dan menangis.
“tuan Howard tidak mau menyiksa Robert dengan alat itu, dia takut Robert sudah ingin pergi”
“enggak Chris, Robert akan terus hidup bersama kita”
“aku tau ini berat, tapi jantung Robert sudah tidak sanggup untuk membantu hidupnya”
Sandra semakin menangis, “kenapa semua ini harus terjadi? Kenapa disaat aku menyadari cintaku, dia akan pergi untuk selamanya?”
Chris memeluk Sandra, “kamu harus kuat”
Sorenya,
Dokter sudah bersiap untuk mencabut alat di tubuh Robert, tapi ia masih menunggu Howard yang  belum datang.
“dokter, boleh aku melihatnya sebentar?” Sandra menatap dokter.
“tentu nona, silahkan”
Sandra masuk ke ruang ICU dan langsung memeluk Robert, “aku mohon, aku mohon, Robert. Bukalah matamu. Mereka akan mencabut alat penunjang hidupmu” Sandra menangis, “aku mencintaimu, Robert...”
Di suatu tempat,
Sang ibu pun melepas Robert untuk kembali bersama Sandra, Robert menatap ibunya dan ibu tersenyum bahagia.
Di ruang ICU,
Robert membuka matanya.
Sandra mengelus Robert, “Robert”
Robert yang belum sadar sepenuhnya, hanya diam dan melihat ke sekitar dengan bingung.
“syukurlah” air mata Sandra menetes, “syukurlah kamu sudah siuman” Sandra masih mengelus Robert.
“San...dra..”
“aku disini, Robert”
“Sandra...”
Air mata Sandra kembali menetes.
Mata Robert mulai bergerak ke arah Sandra, “Sandra...”
Sandra tersenyum dan mencium pipi Robert.
Howard yang baru datang, melihat dokter dan para susternya sudah berkumpul di ruang ICU. Ia pun bergegas masuk ke dalam.
“tuan”
“dokter, bagaimana...?” Howard panik.
“tuan Robert, sudah siuman”
“syukurlah” Howard senang, “terima kasih Tuhan... terima kasih Kau telah mengembalikan anakku” Howard mendekat ke arah Robert, “Robert”
“ayah...”
“iya nak, ini ayah” Howard mengelus Robert.
Air mata Robert menetes, “ayah”
“iya sayang, ayah disini”
Sandra ikut terharu melihat itu dan Chris pun tersenyum.
Beberapa hari kemudian,
Sandra yang membawa sup, masuk ke ruang perawatan Robert.
Robert tersenyum melihat Sandra datang.
“hey” Sandra mengelus Robert.
Robert hanya menatap Sandra.
“aku sangat senang saat kau dipindahkan ke ruang perawatan, aku tidak mau melihatmu di ruang ICU lagi”
“aku selalu senang melihatmu” Robert tersenyum, “apa yang kau bawa?”
“makan siang, untuk pacarku”
Robert tersenyum, lalu ia melihat Sandra yang membuka kotak bekal. Robert terdiam, “kenapa aku dapat cairan itu lagi?”
“sayang, ini sup. Lagi pula rasanya kan berbeda, bukan yang kemarin”
“tapi tetap saja itu cairan”
Sandra mengelus Robert, “kau belum kuat makan yang aneh-aneh. Aku janji, jika pencernaanmu sudah baik, aku akan membuatkan makanan enak untukmu”
Robert tersenyum.
Sandra pun mulai menyuapi Robert.
Di luar,
Chris melihat itu, ia senang melihat semuanya baik-baik saja. Meski ia harus merelakan perempuan yang ia cintai untuk orang lain.
Howard keluar dari ruangan dokter dan masuk ke ruang perawatan Robert.
Chris tersenyum melihat itu, ia sadar, dulu Howard memang terlihat tak peduli pada Robert. Dan sekarang, Chris bisa melihat senyum bahagia dari Robert.
Di dalam,
Howard tersenyum pada Robert, “bagaimana keadaanmu?”
“baik, ayah”
***
Malam itu,
Di rumah, Robert sedang bicara dengan Chris.
“kau hanya iri kan?” Robert menatap Chris.
“kau fikir, Sandra tiba-tiba baik padamu karena apa?” Chris menatap Robert.
“jadi menurutmu, dia tidak benar-benar mencintaiku?”
“semua orang panik saat kau hampir mati karena over dosis, termasuk Sandra” Chris memegang pundak Robert, “kami bersyukur kau sudah sehat kembali”
Robert melepas tangan Chris, “jadi dia hanya kasihan padaku? Itu kan maksudmu?”
“kau fikirkan saja sendiri, satu hal lagi. selama ini, yang selalu iri adalah kau” Chris pergi.
Robert diam.
Besoknya,
Sandra datang ke rumah Robert sambil membawa kopernya, Chris hanya diam melihat itu. Ia tau, jika Sandra akan pindah ke rumah Robert.
Di dalam,
Robert sedang duduk sambil memikirkan yang dikatakan Chris tadi malam, apa benar dia tidak mencintaiku?
“Robert” Sandra tersenyum melihat Robert.
Robert menoleh dan menatap Sandra.
“sayang, aku sudah siap” Sandra memperlihatkan kopernya.
“aku ini bosmu, harusnya kau memanggilku tuan”
Sandra kaget, “Robert, ada apa?”
“kau mau apa membawa koper kemari?”
“bu...bukankah kau yang mengajak untuk...?”
“aku tidak mau tinggal dengan penipu”
“apa maksudmu?” Sandra kesal.
“kau bohong padaku kan? Kau mau jadi pacarku karena kau kasihan padaku, karena aku hampir mati di rumah sakit” Robert membentak Sandra, “aku tidak butuh belaskasihanimu!”
Sandra menangis, “maksud kamu apa sih? Kenapa kamu tiba-tiba berfikir seperti itu? Apa yang terjadi?”
“sudahlah, tidak usah banyak bicara lagi. Pergi dari rumahku, aku tidak suka dengan karyawan yang tidak menghormatiku”
“baik, jika itu maumu” Sandra menghapus air matanya, “aku keluar dari pekerjaan ini”
Robert menunduk dan kembali menatap Sandra, “bagus, orang lain pasti bisa menjadi sekretaris yang lebih baik darimu”
“aku benci padamu, Robert” Sandra pergi.
Di luar,
Chris melihat Sandra yang menangis, keluar dari rumah Robert sambil membawa kembali kopernya.
“Sandra?” Chris mendekati Sandra, “hey, ada apa?”
“Robert tiba-tiba bersikap aneh, dia marah-marah padaku dan kami putus”
“Sandra” Chris memeluk Sandra, “sudahlah, jangan menangis”
Robert yang melihat itu dari jendela kamarnya, langsung menutup tirai karena kesal.
Sandra melepas pelukan Chris, “padahal, aku benar-benar mencintainya sekarang. Kenapa dia tidak merasakan itu? Apa perasaannya sudah tidak ada lagi untukku?”
Chris terdiam, ternyata yang ia lakukan memanglah salah. Sandra mencintai Robert sekarang, dan Chris malah membuat mereka bertengkar. Ia pun sadar, harusnya dia tidak boleh egois.
Sandra menangis lagi, “aku sudah mengundurkan diri dari perusahaan. Besok, aku akan pergi mencari pekerjaan baru”
“aku antar ya?”
“tidak Chris, aku ingin Robert tau, jika aku tidak kembali padamu saat kami berpisah”
Chris diam, “ok, maafkan aku”
Sandra tersenyum, “permisi” ia pergi dan memanggil taxi.
Chris masih diam, lalu ia menatap kamar Robert.
Di dalam,
Robert masih melamun, sejujurnya ia sedih harus berpisah dengan Sandra. Tapi hatinya sakit, Robert tidak mau jika Sandra berpura-pura mencintainya karena kasihan.
“selamat siang” Chris masuk ke kamar Robert.
“mau apa kau?” Robert menatap Chris.
“aku ingin bicara soal Sandra”
“kami sudah putus, kau boleh kembali padanya”
“Robert, maksudku, tuan. Tadi kami bicara di bawah”
“aku tau, aku melihat kalian berpelukan”
“Sandra menangis karena putus denganmu”
Robert tersenyum, “bukankah itu yang kalian ingin kan?”
“tidak Robert, kau salah. Sandra sangat sedih, dia benar-benar mencintaimu. Dan karena ini, dia akan pergi ke luar kota besok”
Robert terdiam.
“dia mencintaimu” Chris pergi.
Besoknya,
Di pemakaman, Robert menatap makam ibunya. Ia begitu sedih dengan semua yang telah terjadi.
“apa yang harus aku lakukan, bu?” Robert menunduk dan air matanya menetes, “kenapa disaat aku merasa semuanya mulai lebih baik, selalu terjadi kekacauan? Kenapa, bu? Apa aku tidak boleh bahagia di dunia ini? Aku tidak mau terus seperti ini”
Robert menghapus air matanya yang terus menetes.
“saat ibu meninggal, aku berusaha tegar. Saat dokter memberitauku jika jantungku lemah, aku berusaha tegar. Dan saat seseorang yang aku cintai mencintaiku, aku malah menyia-nyiakannya”
“Robert”
Robert menoleh, “Sandra?” ia kaget melihat Sandra yang berdiri di dekatnya.
“jangan menangis” Sandra tersenyum.
Robert bangun dan mendekati Sandra, “maafkan aku”
Sandra memeluk Robert, “Chris sudah memberitaukan semuanya”
“Chris?”
“iya” Sandra menatap Robert, “berbaikanlah denganya”
“kami baik-baik saja”
“benarkah?”
“yap”
Chris yang berdiri di dekat mobil, hanya tersenyum melihat mereka.
***
Satu tahun kemudian,
Expo pun dirayakan kembali di gedung perusahaan. Kali ini selain expo, perusahaan juga merayakan ulang tahun Robert yang ke 25. Seperti biasa, pestanya selalu Meriah. Apalagi jika Robert si raja pesta mengambil alih.
Di balkon,
Sandra melihat Robert yang melamun, ia mendekati Robert.
Robert menoleh dan tersenyum, “Sandra”
“ada apa?”
“aku... aku hanya... tidak menyangka akan sampai di usia ini. 25 tahun aku hidup dengan....”
“sudahlah, kami akan selalu ada untukmu”
Robert tersenyum, “kau benar” Robert menatap Sandra, “jika aku sudah pergi, kaulah yang akan memimpin perusahaan ini”
“jangan bicara begitu, kau akan baik-baik saja”
Mereka berpelukan.
“selamat ulang tahun, Robert”
“aku ingin berdansa”
“ayo” Sandra menggandeng tangan Robert dan berjalan ke lantai dansa.
Mereka pun berdansa dan saling tatap.
“kau tau, aku rasa, ini adalah ulang tahun terindah dalam hidupku”
“benarkah? Masih ada tahun-tahun berikutnya yang akan kau jalani”
“semoga saja” Robert tersenyum, “dan mungkin di tahun berikutnya, aku bisa merayakan ulang tahun di pulau pribadiku. Hanya berdua, dengan istriku”
Sandra kaget, siapa yang Robert maksud? Apa itu dirinya?
Robert tersenyum, “tapi aku belum melamarnya sampai sekarang. Jika aku melamarnya, mungkinkah dia menerimaku?”
“kenapa kau bertanya padaku?”
“karena kau tau jawabannya”
Mereka tersenyum dan saling tatap.
“aku mencintaimu” Robert menatap Sandra.
Sandra tersenyum dan Robert menciumnya.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar