Rabu, 27 Mei 2015

Me and Meow


Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Supranatural
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Malam itu,
“Meow, kamu dimana? Meow?” seorang laki-laki berlari di tengah hujan lebat, “Meow”
“meow...” seekor kucing yang kedinginan pun mulai terlihat.
“Meow?” laki-laki itu tersenyum dan membawa anak kucingnya, “kamu gak apa-apa kan? Aku khawatir banget waktu tau kamu ilang” ia mengelus kucinya dan membawanya pulang.
Di rumah,
“ya ampun Robert, kamu ngapain ujan-ujanan?”
“maaf bu, tadi Meow hilang. Jadi aku nyari dia”
“kamu ini” ibu menggeleng, ia tau jika Robert begitu menyayangi kucingnya, “ya udah, cepet ganti baju saja, nanti kamu sakit”
“iya bu” Robert pergi ke kamar.
***
Robert mengeringkan bulu Meow, “akhir-akhir ini, kamu kok sering ngilang? Kenapa sih?”
“meow” Meow mendekati tangga Robert.
“kamu masih ngerasa dingin?” Robert tersenyum, “ok, malam ini, kamu boleh tidur sama aku. Selimutku akan membuatmu hangat”
Paginya,
Robert membuka mata, ia melihat Meow tidak ada di kasur. Robert kaget, “Meow?” ia bangun dan melihat ke sekitarnya, “Meow, kamu dimana?”
Robert berfikir, akhir-akhir ini Meow memang sering menghilang di pagi hari dan kembali di malam hari. Apa yang terjadi? Apa Meow punya pacar? Tapi Robert tidak pernah melihat ada kucing jantan yang mendekati Meow. Lagi pula, ini belum saatnya Meow pacaran.
“Robert, kau sudah bangun?” teriak ibu dari luar kamar.
“iya bu” Robert berdiri dan mulai bersiap untuk sekolah.
***
Di SMA,
Robert baru datang dengan sepedanya, ia mendekati gerbang. Tiba-tiba, seorang perempuan muncul dan mengagetkannya.
Brak...
“aduh” perempuan itu jatuh.
“Seylla? Maafkan aku” Robert membantunya berdiri.
“tidak apa-apa” Seylla tersenyum.
Robert menatap Seylla, ia kaget dengan tingkahnya akhir-akhir ini. “mobil kamu mana?”
“ah, itu...” Seylla bingung.
“baiklah, sampai jumpa” Robert meninggalkan Seylla.
“Robert”
Robert menoleh, “ada apa?”
“boleh gak, kita bareng ke kelas?”
“tentu”
Mereka pun masuk kelas bersama dan duduk di bangku yang sama.
Teman-teman menatap aneh pada Seylla dan mulai saling berbisik, “dia akhir-akhir ini ngedeketin Robert terus deh”
“mungkin dia suka, kali”
“iya kali ya, kamu tau kan? Seylla itu jutek banget, sombong. Tapi akhir-akhir ini, dia terlihat pemalu dan mendekati Robert”
“mobilnya juga gak pernah keliatan”
Seylla menunduk, dia tau mereka sedang membicarakannya.
Robert menatap teman-temannya dan melihat ke arah Seylla, “kau baik-baik saja?” ia tersenyum.
“iya, terima kasih” Seylla tersenyum pada Robert.
Saat bubar,
Robert mengambil sepedanya, ia bersiap untuk pulang.
“Robert”
“Seylla?”
“boleh gak, aku ikut?”
“ikut? Maksud kamu, minta anter pulang?”
“ah, itu e...”
Robert menatap Seylla dengan bingung.
“aku permisi” Seylla pergi.
“dia makin aneh aja” Robert terus menatap Seylla yang sudah jauh, ia pun menaiki sepedanya dan pergi.
Di jalan,
Robert melihat Seylla yang diganggu oleh teman-temannya, ia mendekat.
“hentikan” Robert menatap mereka.
Seylla kaget.
Mereka pun meninggalkan Seylla.
“kamu gak apa-apa kan?” Robert khawatir pada Seylla.
“Robert” Seylla memeluk Robert.
Robert kaget, “Seylla” ia melepas pelukan Seylla.
“maaf” Seylla menunduk.
“ayo, aku anterin pulang”
“beneran?” Seylla tersenyum bahagia.
Robert terdiam menatap mata Seylla yang berbinar, kok aku jadi inget Meow ya?
***
Di rumah,
Robert membuka pintu dan masuk ke dalam, “aku pulang”
“tumben pulangnya cepet?”
“hari ini gak ada exkul bu”
“ya udah, makan dulu sana”
“enggak, aku mau liat Meow dulu”
“Meow belum pulang”
“apa?”
“iya, tadi ibu mau ngasih dia makan siang, tapi dia gak ada. Ibu udah manggil-manggil juga, tetep aja”
“akhir-akhir ini kan Meow gak mau makanan kaleng bu, dia pingin makan makanan yang sama kaya kita”
“iya, kucing itu makin aneh ya”
“ayolah bu, kucing tetangga juga suka makan biskuit kan?”
“ya udah sana, ganti baju dulu”
“ok”
Di kamar,
“Meow, aku pulang” Robert melihat ke sekitar kamar, bener kata ibu. Meow ilang lagi, Robert diam dan berfikir.
Besoknya,
Robert pergi ke sekolah dan Seylla sudah tersenyum di depan gerbang sekolah.
“hey”
“Seylla?”
“aku cuma mau bilang makasih”
“sudahlah”
“ayo”
Robert tau jika Seylla mengajaknya masuk ke kelas bersama lagi, “ok”
Di kelas,
“makasih banyak ya” Seylla duduk dan tersenyum pada Robert.
“kau ini, bicara itu terus” Robert duduk dan menatap Seylla.
“tapi kau begitu baik padaku, kau...”
Robert berdiri dan menatap Seylla, “kamu itu kenapa sih Sey?”
Seylla kaget.
“akhir-akhir ini, kamu aneh”
“maaf”
“udah deh, kamu itu tiba-tiba bersikap aneh padaku. Selalu mengikutiku kemana pun, selalu ingin bersamaku kemana pun. Aku tuh malu sama yang lain”
“kamu malu deket sama aku?” air mata Seylla menetes.
“Sey...” Robert terdiam melihat Seylla.
Seylla pergi.
Robert kembali duduk, aku terlalu emosi. Harusnya aku gak boleh gitu sama dia.
***
Di rumah,
Robert pulang sedikit larut, ia terlihat lelah karena exkul-nya.
“akhirnya kamu pulang juga” ibu yang mau menyiapkan makan malam, tersenyum.
“besok ada pertandingan basket bu, jadi kami latihan”
“ibu percaya kok, anak ibu pasti bisa bikin bangga sekolah”
“tapi aku bukan kapten-nya”
“tapi kamu tetep yang paling jago kan?”
“ah, ibu” Robert tersenyum, “o iya, Meow udah pulang?”
“udah, tapi keliatannya dia agak aneh deh. Murung gitu”
“apa dia sakit?” Robert yang khawatir pun menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.
Di kamar,
Robert melihat Meow yang hanya diam, ia mendekat dan mengelus kucingnya. Tapi Meow tetap diam.
“Meow, kamu kenapa? Kamu sakit?”
Meow hanya diam.
“Meow” Robert semakin khawatir, “kita ke dokter ya” Robert mengangkat Meow dan membawanya keluar.
Ibu yang sudah menyiapkan makanan pun melihat Robert membuka pintu, “kamu mau kemana nak?”
“aku mau bawa Meow ke dokter bu, aku takut dia sakit”
“cepat pulang nak”
“siap” Robert pergi.
***
Setelah dokter memeriksa Meow,
“gimana dok? Kucingku kenapa?”
“tuan tenang saja, kucing anda sangat sehat”
“tapi, kenapa dia diam saja?”
“mungkin dia sedih, apa tuan memarahinya?”
“aku? Tidak”
“mungkin anda kurang memanjakannya”
“begitukah? Baiklah dok, terima kasih banyak” Robert pergi sambil membawa Meow.
Di rumah,
Robert makan malam dengan ibunya, lalu ia mengambil piring baru dan lauknya.
“banyak sekali nak”
“ini untuk Meow” Robert tersenyum dan duduk di lantai, “Meow, sini” Robert menatap Meow dan mengelusnya, “ini untukmu”
Meow memakannya.
“bagus, kucing pintar”
Ibu hanya diam melihat itu, kenapa Robert begitu menyayangi kucingnya? Apa karena dia tidak punya kekasih?
Setelah itu,
Robert membawa Meow ke kamar, ia membaringkan Meow disampingnya.
Robert mengelus Meow, “kamu kenapa sih? Apa iya aku bukan pemilik yang baik untukmu?”
Air mata Meow menetes.
Robert diam, ia ingat pada Seylla, “ya ampun, aku lupa belum minta maaf sama Seylla” Robert tersenyum, “mungkin besok aku akan minta maaf” lalu ia melihat kucingnya menjilati tangan.
Meow terlihat ceria lagi.
“Meow?” Robert senang.
***
Sore itu,
Pertandingan basket pun berlangsung di lapang sekolah. Tanpa di duga, lawan bermain kasar dan Robert cedera. Teman-temannya pun membawa Robert ke UKS.
“maafin aku ya” Robert yang berbaring, menatap teman-temannya.
“udahlah, itu salah mereka”
“iya, mereka kasar banget. Tapi kamu tenang aja, kita pasti menang. Lagi pula, skor kita sudah jauh meninggalkan mereka”
“dan itu semua berkat kau”
Robert tersenyum.
“ya udah, kami pergi dulu ya”
Mereka meninggalkan Robert dan Robert pun tidur.
Seylla masuk untuk melihat keadaan Robert, ia melihat luka di pundak Robert. Seylla mendekat.
Robert yang sedang tidur, merasakan ada yang aneh. Ia membuka mata dan melihat Seylla yang sedang menjilati lukanya, “Seylla?” Robert kaget dan bangun.
Seylla mundur dan pergi.
“Seylla” Robert ingat, dia belum minta maaf padanya.
Malamnya,
Robert berbaring di kamar, ibu mengompres luka di pundak Robert.
“kenapa bisa gini sih?”
“aku gak apa-apa kok bu”
“iya, tapi tetep aja. Ibu tuh khawatir banget sama kamu”
“ayolah bu” Robert tersenyum.
“ya udah, selamat malam. Semoga kau mimpi indah” ibu mencium kening Robert.
“ah ibu, kaya ke anak kecil aja. Aku kan udah gede”
“iya deh, terserah kamu” ibu pun keluar dari kamar Robert.
Robert melihat Meow yang mendekat dan mengelus tangan Robert dengan bulunya, Robert tersenyum.
“meow”
“kamu mau dielus ya?”
“meow”
“tangan kananku agak sakit. Sini, aku elus pake tangan kiri”
Tapi Meow malah mendekati pundak Robert dan menjilatnya.
Robert terdiam, Meow? Apa yang dia lakukan? Ia ingat pada Seylla.
Besoknya,
Seylla sudah menunggu Robert di depan gerbang, tapi Robert belum terlihat juga. Seylla mulai cemas, apa dia sakit? Mungkinkah lukanya parah?
Saat bubar sekolah, Seylla pun berjalan ke arah rumah Robert. Ia berniat untuk menjenguknya, tapi langkahnya terhenti.
“Meow, kamu dimana? Meow?” Robert sedang mencari kucingnya yang kembali hilang.
“Robert”
“Seylla?” Robert kaget.
“kamu lagi apa?”
“aku... aku lagi nyari kucingku. Dia selalu menghilang di pagi hari dan pulang di malam hari, aneh kan?” Robert tersenyum.
Seylla tersenyum dan mendekat, “bagaimana dengan lukamu?”
“ini cuma luka biasa”
“syukurlah”
“o iya Sey”
Seylla menatap Robert.
“aku mau minta maaf sama kamu, waktu itu aku kasar. Aku...”
“udahlah, aku udah lupa kok. Waktu kamu bilang niat minta maaf aja, aku udah seneng”
Robert diam dan menatap Seylla, maksud dia apa?
“ah, e...” Seylla sadar dia salah bicara, “maaf, aku harus pergi” Seylla meninggalkan Robert.
“Seylla” Robert merasa aneh.
***
Beberapa hari kemudian,
Robert duduk di bangku taman, ia menunggu seseorang yang sudah membuat janji dengannya.
“Robert” Seylla datang.
Robert menoleh, “hey” ia tersenyum.
“maaf aku telat” Seylla duduk disamping Robert.
“gak apa-apa, aku juga baru dateng kok” Robert menatap Seylla, “ada apa sih?”
“hari ini ulang tahunku”
“oh, maaf. Aku tidak tau”
“gak apa-apa”
“selamat ulang tahun ya”
“terima kasih” Seylla tersenyum, tapi ia kembali menunduk.
“ada apa?” Robert kaget.
“aku ingin mengatakan sesuatu padamu” Seylla menatap Robert, “aku Meow”
“apa?”
“aku dikutuk jadi kucing karena menabrak seekor anak kucing, dan kucing itu adalah Meow-mu”
“jangan bercanda Sey”
“aku serius” Seylla menangis, “itu alasan kenapa Meow menghilang di siang hari dan kembali saat larut. Karena saat matahari terbenam, aku menjadi Meow”
“cukup Sey”
“aku serius, itu alasanku kenapa aku selalu ingin dekat denganmu. Karena aku merasa nyaman bersamamu. Saat aku jadi Meow, aku begitu bahagia disampingmu”
“udahlah Sey, aku rasa kau harus memeriksakan dirimu ke dokter” Robert pergi.
Seylla hanya menunduk dan air matanya semakin menetes, ia ingat...
Malam itu,
Hujan begitu deras, Seylla yang menaiki mobil sprot-nya melaju dengan kencang. Ia melihat seekor kucing yang menyebrang dan menabraknya.
Mobil berhenti dan Seylla keluar, “dasar kucing sialan” ia melempar jasad kucing itu ke tempat sampah.
Seorang pria berjubah, mendekati Seylla, “kau harus bertanggung jawab”
Seylla menoleh dengan kaget, “siapa kau?”
“itu tidak penting, pemilik kucing ini begitu mencemaskannya dan kau membunuhnya”
“emangnya kenapa?”
“kau harus bertanggung jawab”
“aku tidak perduli, kalau perlu, aku tabrak sekalian pemiliknya”
“sombong sekali”
“lalu kau mau apa?”
“memberimu pelajaran”
Tiba-tiba Seylla berubah menjadi Meow.
Pria itu tersenyum, “semoga ini bisa membuatmu sadar” ia menghilang.
Robert datang dan mengangkat Seylla yang sudah menjadi Meow, “kamu kemana aja sih? Aku khawatir banget”
Sekarang aku harus bagaimana? Bagaimana cara melepaskan kutukan ini? Tolong aku Tuhan...
***
Matahari mulai tenggelam,
“Meow” Robert berteriak, ia masih mencari Meow. “Meow”
“meow”
“Meow” Robert senang karena Meow sudah kembali. Ia mengangkatnya, “Meow, kamu kemana aja? Aku kangen banget sama kamu” Robert mengelus Meow.
“hey Robert”
Robert menoleh, ia melihat kapten tim basket dan yang baru saja memangggilnya. “Van?”
Van tersenyum, “sebentar lagi ada pertandingan, kau ingat?”
“tentu, memangnya ada apa?”
“aku punya oleh-oleh untuk anak emas” Van memegang sebuah balok kayu.
“Van, itu untuk...?” Robert kaget.
“ini untukmu karena kau mengancam statusku sebagai kapten” Van mulai mengayunkan baloknya ke arah Robert.
Tapi Meow melompat dan menggigit tanggan Van.
“sial” Van melempar Meow.
Brak...
“Meow?” Robert kaget melihat Meow yang tidak bergerak, ia menatap Van dengan emosi. “teganya kau”
Van tersenyum, “kucingmu mati ya? Kasihan sekali, mau menangis?”
Robert mengepalkan tangan kanannya dan memukul Van hingga jatuh.
Van kaget, “bukankah pundakmu terluka?”
“pergi atau aku akan melukaimu”
Van pergi meninggalkan mereka.
Robert mendekati Meow, “Meow, bangun” ia mengangkat kucingnya, “Meow” Robert melihat darah di kepala Meow, air mata Robert menetes. Ia mengelus Meow, “kamu harus kuat, aku akan membawamu ke dokter”
Robert berlari ke rumah, ia membuka garasi. Robert mendudukan Meow di kursi mobil.
Robert masuk ke rumah dengan terburu-buru.
“ada apa nak?”
“aku mau bawa Meow ke dokter” Robert mengambil jaket dan kembali ke garasi.
“hati-hati nak”
Di jalan,
Robert mengendarai mobil dengan rasa cemas, ia melihat klinik dokter hewan yang mulai dekat. Robert tersenyum dan menoleh, tapi ia terdiam. Seylla yang tak sadarkan diri, ada di hadapannya.
“Seylla?” Robert kaget.
Benarkah ini? Benarkah Seylla adalah Meow? Robert langsung putar balik dan membawanya ke rumah sakit.
***
Di ruang tunggu,
Robert sangat panik, ia menunggu kabar dari dokter yang sedang memeriksa keadaan Seylla.
Dokter keluar.
“dok?”
“luka di kepalanya cukup parah”
“tapi dia akan baik-baik saja kan?”
“berdo’alah”
Robert diam, luka Seylla parah karena dia mendapatkannya saat menjadi kucing. Mungkin jika Seylla terluka dalam wujud normalnya, lukanya tidak akan separah ini.
“kau boleh menjenguk pacarmu”
“terima kasih dok”
Robert masuk ke ruang perawatan Seylla, ia mendekat dan duduk.
Robert memegang tangan Seylla, “aku minta maaf, harusnya aku percaya padamu Sey” Robert mengelus Seylla, “aku sudah memaafkanmu dan merelakan Meow, tapi kamu harus bangun. Kamu harus kuat, aku gak mau kehilanganmu. Apa lagi, kau terluka karena menolongku”
Pagi itu,
Robert bersiap untuk pertandingan.
“nak” ibu mendekat, “kamu harus semangat”
Robert tersenyum dan menunduk.
“ibu tau, kamu mikirin Seylla kan?”
Robert menatap ibunya.
“kamu harus ngasih yang terbaik untuk tim basketmu. Ingat, sekarang kau adalah kapten”
Robert mengangguk.
“Seylla akan senang jika kau menang”
“aku tau bu, terima kasih”
Di rumah sakit,
Arwah Seylla sedang menatap dirinya yang terbaring, pria berjubah itu kembali.
“kau? Apa kau akan membawaku pergi?”
“kenapa kau berfikir seperti itu?”
“karena aku gagal, aku tidak bisa bebas dari kutukan itu. Dan aku tau, aku tidak akan selamat dari luka ini”
“begitukah?”
Robert membuka pintu, ia mendekati Seylla yang terbaring. Robert tersenyum, “aku menang Sey, aku juga jadi kapten sekarang”
“laki-laki itu sepertinya menyukaimu”
“tidak, dia tidak menyukaiku”
“cinta sejati bisa menghilangkan kutukanmu” pria berjubah itu menghilang.
Seylla kaget.
***
Robert mengelus Seylla, “aku sayang padamu Sey, buka matamu”
“Robert...” Seyla membuka matanya dan menatap Robert.
“hey” Robert tersenyum dan mencium kening Seylla.
“kau tidak marah?”
“justru aku minta maaf, aku yang salah”
“kamu gak salah” Seylla mengelus pipi Robert.
Robert memeluk Seylla, “aku cinta sama kamu Sey”
Seylla tersenyum.
***
Pagi itu,
Pertandingan basket kembali di gelar, semua suporter berteriak mendukung kedua tim yang sedang bertanding.
“ayo”
Robert mendapatkan bolanya.
“ayo Robert” Seylla berteriak mendukung Robert.
Robert memasukan bola ke dalam ring dan waktu pun habis, tim-nya berhasil menang. Robert memegang pialanya dan teman-teman menganggkatnya.
“yeah”
Seylla mendekat dan mereka menurunkan Robert, Robert memberikan piala-nya ke teman-temanya dan menatap Seylla.
“bagaimana kapten?” Seylla menatap Robert.
“apa pertanding tadi bagus?” Robert tersenyum.
“kau sangat keren” Seylla menghapus keringat Robert dengan handuk kecil.
“terima kasih” Robert melepas tangan Seylla dan mendekati bibirnya.
“kau mau apa?”
“menciummu”
“ciuman kemenangan? Sepakat”
Mereka pun berciuman.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar