Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Supranatural
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Malam itu,
“Meow, kamu dimana? Meow?”
seorang laki-laki berlari di tengah hujan lebat, “Meow”
“meow...” seekor kucing
yang kedinginan pun mulai terlihat.
“Meow?” laki-laki itu
tersenyum dan membawa anak kucingnya, “kamu gak apa-apa kan? Aku khawatir
banget waktu tau kamu ilang” ia mengelus kucinya dan membawanya pulang.
Di rumah,
“ya ampun Robert, kamu
ngapain ujan-ujanan?”
“maaf bu, tadi Meow
hilang. Jadi aku nyari dia”
“kamu ini” ibu menggeleng,
ia tau jika Robert begitu menyayangi kucingnya, “ya udah, cepet ganti baju
saja, nanti kamu sakit”
“iya bu” Robert pergi ke
kamar.
***
Robert mengeringkan bulu
Meow, “akhir-akhir ini, kamu kok sering ngilang? Kenapa sih?”
“meow” Meow mendekati
tangga Robert.
“kamu masih ngerasa
dingin?” Robert tersenyum, “ok, malam ini, kamu boleh tidur sama aku. Selimutku
akan membuatmu hangat”
Paginya,
Robert membuka mata, ia
melihat Meow tidak ada di kasur. Robert kaget, “Meow?” ia bangun dan melihat ke
sekitarnya, “Meow, kamu dimana?”
Robert berfikir,
akhir-akhir ini Meow memang sering menghilang di pagi hari dan kembali di malam
hari. Apa yang terjadi? Apa Meow punya pacar? Tapi Robert tidak pernah melihat
ada kucing jantan yang mendekati Meow. Lagi pula, ini belum saatnya Meow
pacaran.
“Robert, kau sudah
bangun?” teriak ibu dari luar kamar.
“iya bu” Robert berdiri
dan mulai bersiap untuk sekolah.
***
Di SMA,
Robert baru datang dengan
sepedanya, ia mendekati gerbang. Tiba-tiba, seorang perempuan muncul dan
mengagetkannya.
Brak...
“aduh” perempuan itu
jatuh.
“Seylla? Maafkan aku”
Robert membantunya berdiri.
“tidak apa-apa” Seylla
tersenyum.
Robert menatap Seylla, ia
kaget dengan tingkahnya akhir-akhir ini. “mobil kamu mana?”
“ah, itu...” Seylla
bingung.
“baiklah, sampai jumpa”
Robert meninggalkan Seylla.
“Robert”
Robert menoleh, “ada apa?”
“boleh gak, kita bareng ke
kelas?”
“tentu”
Mereka pun masuk kelas
bersama dan duduk di bangku yang sama.
Teman-teman menatap aneh
pada Seylla dan mulai saling berbisik, “dia akhir-akhir ini ngedeketin Robert
terus deh”
“mungkin dia suka, kali”
“iya kali ya, kamu tau
kan? Seylla itu jutek banget, sombong. Tapi akhir-akhir ini, dia terlihat
pemalu dan mendekati Robert”
“mobilnya juga gak pernah
keliatan”
Seylla menunduk, dia tau
mereka sedang membicarakannya.
Robert menatap
teman-temannya dan melihat ke arah Seylla, “kau baik-baik saja?” ia tersenyum.
“iya, terima kasih” Seylla
tersenyum pada Robert.
Saat bubar,
Robert mengambil
sepedanya, ia bersiap untuk pulang.
“Robert”
“Seylla?”
“boleh gak, aku ikut?”
“ikut? Maksud kamu, minta
anter pulang?”
“ah, itu e...”
Robert menatap Seylla
dengan bingung.
“aku permisi” Seylla
pergi.
“dia makin aneh aja”
Robert terus menatap Seylla yang sudah jauh, ia pun menaiki sepedanya dan
pergi.
Di jalan,
Robert melihat Seylla yang
diganggu oleh teman-temannya, ia mendekat.
“hentikan” Robert menatap
mereka.
Seylla kaget.
Mereka pun meninggalkan
Seylla.
“kamu gak apa-apa kan?”
Robert khawatir pada Seylla.
“Robert” Seylla memeluk
Robert.
Robert kaget, “Seylla” ia
melepas pelukan Seylla.
“maaf” Seylla menunduk.
“ayo, aku anterin pulang”
“beneran?” Seylla
tersenyum bahagia.
Robert terdiam menatap
mata Seylla yang berbinar, kok aku jadi
inget Meow ya?
***
Di rumah,
Robert membuka pintu dan
masuk ke dalam, “aku pulang”
“tumben pulangnya cepet?”
“hari ini gak ada exkul
bu”
“ya udah, makan dulu sana”
“enggak, aku mau liat Meow
dulu”
“Meow belum pulang”
“apa?”
“iya, tadi ibu mau ngasih
dia makan siang, tapi dia gak ada. Ibu udah manggil-manggil juga, tetep aja”
“akhir-akhir ini kan Meow
gak mau makanan kaleng bu, dia pingin makan makanan yang sama kaya kita”
“iya, kucing itu makin
aneh ya”
“ayolah bu, kucing
tetangga juga suka makan biskuit kan?”
“ya udah sana, ganti baju
dulu”
“ok”
Di kamar,
“Meow, aku pulang” Robert
melihat ke sekitar kamar, bener kata ibu.
Meow ilang lagi, Robert diam dan berfikir.
Besoknya,
Robert pergi ke sekolah
dan Seylla sudah tersenyum di depan gerbang sekolah.
“hey”
“Seylla?”
“aku cuma mau bilang
makasih”
“sudahlah”
“ayo”
Robert tau jika Seylla
mengajaknya masuk ke kelas bersama lagi, “ok”
Di kelas,
“makasih banyak ya” Seylla
duduk dan tersenyum pada Robert.
“kau ini, bicara itu
terus” Robert duduk dan menatap Seylla.
“tapi kau begitu baik
padaku, kau...”
Robert berdiri dan menatap
Seylla, “kamu itu kenapa sih Sey?”
Seylla kaget.
“akhir-akhir ini, kamu
aneh”
“maaf”
“udah deh, kamu itu
tiba-tiba bersikap aneh padaku. Selalu mengikutiku kemana pun, selalu ingin
bersamaku kemana pun. Aku tuh malu sama yang lain”
“kamu malu deket sama
aku?” air mata Seylla menetes.
“Sey...” Robert terdiam
melihat Seylla.
Seylla pergi.
Robert kembali duduk, aku terlalu emosi. Harusnya aku gak boleh
gitu sama dia.
***
Di rumah,
Robert pulang sedikit
larut, ia terlihat lelah karena exkul-nya.
“akhirnya kamu pulang
juga” ibu yang mau menyiapkan makan malam, tersenyum.
“besok ada pertandingan
basket bu, jadi kami latihan”
“ibu percaya kok, anak ibu
pasti bisa bikin bangga sekolah”
“tapi aku bukan
kapten-nya”
“tapi kamu tetep yang
paling jago kan?”
“ah, ibu” Robert
tersenyum, “o iya, Meow udah pulang?”
“udah, tapi keliatannya
dia agak aneh deh. Murung gitu”
“apa dia sakit?” Robert
yang khawatir pun menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.
Di kamar,
Robert melihat Meow yang
hanya diam, ia mendekat dan mengelus kucingnya. Tapi Meow tetap diam.
“Meow, kamu kenapa? Kamu
sakit?”
Meow hanya diam.
“Meow” Robert semakin
khawatir, “kita ke dokter ya” Robert mengangkat Meow dan membawanya keluar.
Ibu yang sudah menyiapkan
makanan pun melihat Robert membuka pintu, “kamu mau kemana nak?”
“aku mau bawa Meow ke
dokter bu, aku takut dia sakit”
“cepat pulang nak”
“siap” Robert pergi.
***
Setelah dokter memeriksa
Meow,
“gimana dok? Kucingku
kenapa?”
“tuan tenang saja, kucing
anda sangat sehat”
“tapi, kenapa dia diam
saja?”
“mungkin dia sedih, apa
tuan memarahinya?”
“aku? Tidak”
“mungkin anda kurang
memanjakannya”
“begitukah? Baiklah dok,
terima kasih banyak” Robert pergi sambil membawa Meow.
Di rumah,
Robert makan malam dengan
ibunya, lalu ia mengambil piring baru dan lauknya.
“banyak sekali nak”
“ini untuk Meow” Robert
tersenyum dan duduk di lantai, “Meow, sini” Robert menatap Meow dan
mengelusnya, “ini untukmu”
Meow memakannya.
“bagus, kucing pintar”
Ibu hanya diam melihat
itu, kenapa Robert begitu menyayangi
kucingnya? Apa karena dia tidak punya kekasih?
Setelah itu,
Robert membawa Meow ke
kamar, ia membaringkan Meow disampingnya.
Robert mengelus Meow,
“kamu kenapa sih? Apa iya aku bukan pemilik yang baik untukmu?”
Air mata Meow menetes.
Robert diam, ia ingat pada
Seylla, “ya ampun, aku lupa belum minta maaf sama Seylla” Robert tersenyum,
“mungkin besok aku akan minta maaf” lalu ia melihat kucingnya menjilati tangan.
Meow terlihat ceria lagi.
“Meow?” Robert senang.
***
Sore itu,
Pertandingan basket pun
berlangsung di lapang sekolah. Tanpa di duga, lawan bermain kasar dan Robert
cedera. Teman-temannya pun membawa Robert ke UKS.
“maafin aku ya” Robert
yang berbaring, menatap teman-temannya.
“udahlah, itu salah
mereka”
“iya, mereka kasar banget.
Tapi kamu tenang aja, kita pasti menang. Lagi pula, skor kita sudah jauh
meninggalkan mereka”
“dan itu semua berkat kau”
Robert tersenyum.
“ya udah, kami pergi dulu
ya”
Mereka meninggalkan Robert
dan Robert pun tidur.
Seylla masuk untuk melihat
keadaan Robert, ia melihat luka di pundak Robert. Seylla mendekat.
Robert yang sedang tidur,
merasakan ada yang aneh. Ia membuka mata dan melihat Seylla yang sedang
menjilati lukanya, “Seylla?” Robert kaget dan bangun.
Seylla mundur dan pergi.
“Seylla” Robert ingat, dia
belum minta maaf padanya.
Malamnya,
Robert berbaring di kamar,
ibu mengompres luka di pundak Robert.
“kenapa bisa gini sih?”
“aku gak apa-apa kok bu”
“iya, tapi tetep aja. Ibu
tuh khawatir banget sama kamu”
“ayolah bu” Robert
tersenyum.
“ya udah, selamat malam.
Semoga kau mimpi indah” ibu mencium kening Robert.
“ah ibu, kaya ke anak
kecil aja. Aku kan udah gede”
“iya deh, terserah kamu”
ibu pun keluar dari kamar Robert.
Robert melihat Meow yang
mendekat dan mengelus tangan Robert dengan bulunya, Robert tersenyum.
“meow”
“kamu mau dielus ya?”
“meow”
“tangan kananku agak
sakit. Sini, aku elus pake tangan kiri”
Tapi Meow malah mendekati
pundak Robert dan menjilatnya.
Robert terdiam, Meow? Apa yang dia lakukan? Ia ingat
pada Seylla.
Besoknya,
Seylla sudah menunggu
Robert di depan gerbang, tapi Robert belum terlihat juga. Seylla mulai cemas, apa dia sakit? Mungkinkah lukanya parah?
Saat bubar sekolah, Seylla
pun berjalan ke arah rumah Robert. Ia berniat untuk menjenguknya, tapi
langkahnya terhenti.
“Meow, kamu dimana? Meow?”
Robert sedang mencari kucingnya yang kembali hilang.
“Robert”
“Seylla?” Robert kaget.
“kamu lagi apa?”
“aku... aku lagi nyari
kucingku. Dia selalu menghilang di pagi hari dan pulang di malam hari, aneh
kan?” Robert tersenyum.
Seylla tersenyum dan
mendekat, “bagaimana dengan lukamu?”
“ini cuma luka biasa”
“syukurlah”
“o iya Sey”
Seylla menatap Robert.
“aku mau minta maaf sama
kamu, waktu itu aku kasar. Aku...”
“udahlah, aku udah lupa
kok. Waktu kamu bilang niat minta maaf aja, aku udah seneng”
Robert diam dan menatap
Seylla, maksud dia apa?
“ah, e...” Seylla sadar
dia salah bicara, “maaf, aku harus pergi” Seylla meninggalkan Robert.
“Seylla” Robert merasa
aneh.
***
Beberapa hari kemudian,
Robert duduk di bangku
taman, ia menunggu seseorang yang sudah membuat janji dengannya.
“Robert” Seylla datang.
Robert menoleh, “hey” ia
tersenyum.
“maaf aku telat” Seylla
duduk disamping Robert.
“gak apa-apa, aku juga
baru dateng kok” Robert menatap Seylla, “ada apa sih?”
“hari ini ulang tahunku”
“oh, maaf. Aku tidak tau”
“gak apa-apa”
“selamat ulang tahun ya”
“terima kasih” Seylla
tersenyum, tapi ia kembali menunduk.
“ada apa?” Robert kaget.
“aku ingin mengatakan
sesuatu padamu” Seylla menatap Robert, “aku Meow”
“apa?”
“aku dikutuk jadi kucing
karena menabrak seekor anak kucing, dan kucing itu adalah Meow-mu”
“jangan bercanda Sey”
“aku serius” Seylla
menangis, “itu alasan kenapa Meow menghilang di siang hari dan kembali saat
larut. Karena saat matahari terbenam, aku menjadi Meow”
“cukup Sey”
“aku serius, itu alasanku
kenapa aku selalu ingin dekat denganmu. Karena aku merasa nyaman bersamamu.
Saat aku jadi Meow, aku begitu bahagia disampingmu”
“udahlah Sey, aku rasa kau
harus memeriksakan dirimu ke dokter” Robert pergi.
Seylla hanya menunduk dan
air matanya semakin menetes, ia ingat...
Malam
itu,
Hujan
begitu deras, Seylla yang menaiki mobil sprot-nya melaju dengan kencang. Ia
melihat seekor kucing yang menyebrang dan menabraknya.
Mobil
berhenti dan Seylla keluar, “dasar kucing sialan” ia melempar jasad kucing itu
ke tempat sampah.
Seorang
pria berjubah, mendekati Seylla, “kau harus bertanggung jawab”
Seylla
menoleh dengan kaget, “siapa kau?”
“itu
tidak penting, pemilik kucing ini begitu mencemaskannya dan kau membunuhnya”
“emangnya
kenapa?”
“kau
harus bertanggung jawab”
“aku
tidak perduli, kalau perlu, aku tabrak sekalian pemiliknya”
“sombong
sekali”
“lalu
kau mau apa?”
“memberimu
pelajaran”
Tiba-tiba
Seylla berubah menjadi Meow.
Pria
itu tersenyum, “semoga ini bisa membuatmu sadar” ia menghilang.
Robert
datang dan mengangkat Seylla yang sudah menjadi Meow, “kamu kemana aja sih? Aku
khawatir banget”
Sekarang
aku harus bagaimana? Bagaimana cara melepaskan kutukan ini? Tolong aku Tuhan...
***
Matahari mulai tenggelam,
“Meow” Robert berteriak,
ia masih mencari Meow. “Meow”
“meow”
“Meow” Robert senang
karena Meow sudah kembali. Ia mengangkatnya, “Meow, kamu kemana aja? Aku kangen
banget sama kamu” Robert mengelus Meow.
“hey Robert”
Robert menoleh, ia melihat
kapten tim basket dan yang baru saja memangggilnya. “Van?”
Van tersenyum, “sebentar
lagi ada pertandingan, kau ingat?”
“tentu, memangnya ada
apa?”
“aku punya oleh-oleh untuk
anak emas” Van memegang sebuah balok kayu.
“Van, itu untuk...?”
Robert kaget.
“ini untukmu karena kau
mengancam statusku sebagai kapten” Van mulai mengayunkan baloknya ke arah
Robert.
Tapi Meow melompat dan
menggigit tanggan Van.
“sial” Van melempar Meow.
Brak...
“Meow?” Robert kaget
melihat Meow yang tidak bergerak, ia menatap Van dengan emosi. “teganya kau”
Van tersenyum, “kucingmu
mati ya? Kasihan sekali, mau menangis?”
Robert mengepalkan tangan
kanannya dan memukul Van hingga jatuh.
Van kaget, “bukankah
pundakmu terluka?”
“pergi atau aku akan
melukaimu”
Van pergi meninggalkan
mereka.
Robert mendekati Meow,
“Meow, bangun” ia mengangkat kucingnya, “Meow” Robert melihat darah di kepala
Meow, air mata Robert menetes. Ia mengelus Meow, “kamu harus kuat, aku akan
membawamu ke dokter”
Robert berlari ke rumah,
ia membuka garasi. Robert mendudukan Meow di kursi mobil.
Robert masuk ke rumah
dengan terburu-buru.
“ada apa nak?”
“aku mau bawa Meow ke
dokter” Robert mengambil jaket dan kembali ke garasi.
“hati-hati nak”
Di jalan,
Robert mengendarai mobil
dengan rasa cemas, ia melihat klinik dokter hewan yang mulai dekat. Robert
tersenyum dan menoleh, tapi ia terdiam. Seylla yang tak sadarkan diri, ada di
hadapannya.
“Seylla?” Robert kaget.
Benarkah
ini? Benarkah Seylla adalah Meow? Robert langsung putar
balik dan membawanya ke rumah sakit.
***
Di ruang tunggu,
Robert sangat panik, ia
menunggu kabar dari dokter yang sedang memeriksa keadaan Seylla.
Dokter keluar.
“dok?”
“luka di kepalanya cukup
parah”
“tapi dia akan baik-baik
saja kan?”
“berdo’alah”
Robert diam, luka Seylla
parah karena dia mendapatkannya saat menjadi kucing. Mungkin jika Seylla
terluka dalam wujud normalnya, lukanya tidak akan separah ini.
“kau boleh menjenguk
pacarmu”
“terima kasih dok”
Robert masuk ke ruang
perawatan Seylla, ia mendekat dan duduk.
Robert memegang tangan
Seylla, “aku minta maaf, harusnya aku percaya padamu Sey” Robert mengelus
Seylla, “aku sudah memaafkanmu dan merelakan Meow, tapi kamu harus bangun. Kamu
harus kuat, aku gak mau kehilanganmu. Apa lagi, kau terluka karena menolongku”
Pagi itu,
Robert bersiap untuk
pertandingan.
“nak” ibu mendekat, “kamu
harus semangat”
Robert tersenyum dan
menunduk.
“ibu tau, kamu mikirin
Seylla kan?”
Robert menatap ibunya.
“kamu harus ngasih yang
terbaik untuk tim basketmu. Ingat, sekarang kau adalah kapten”
Robert mengangguk.
“Seylla akan senang jika
kau menang”
“aku tau bu, terima kasih”
Di rumah sakit,
Arwah Seylla sedang
menatap dirinya yang terbaring, pria berjubah itu kembali.
“kau? Apa kau akan
membawaku pergi?”
“kenapa kau berfikir
seperti itu?”
“karena aku gagal, aku
tidak bisa bebas dari kutukan itu. Dan aku tau, aku tidak akan selamat dari
luka ini”
“begitukah?”
Robert membuka pintu, ia
mendekati Seylla yang terbaring. Robert tersenyum, “aku menang Sey, aku juga
jadi kapten sekarang”
“laki-laki itu sepertinya
menyukaimu”
“tidak, dia tidak
menyukaiku”
“cinta sejati bisa
menghilangkan kutukanmu” pria berjubah itu menghilang.
Seylla kaget.
***
Robert mengelus Seylla,
“aku sayang padamu Sey, buka matamu”
“Robert...” Seyla membuka
matanya dan menatap Robert.
“hey” Robert tersenyum dan
mencium kening Seylla.
“kau tidak marah?”
“justru aku minta maaf,
aku yang salah”
“kamu gak salah” Seylla
mengelus pipi Robert.
Robert memeluk Seylla,
“aku cinta sama kamu Sey”
Seylla tersenyum.
***
Pagi itu,
Pertandingan basket
kembali di gelar, semua suporter berteriak mendukung kedua tim yang sedang
bertanding.
“ayo”
Robert mendapatkan
bolanya.
“ayo Robert” Seylla
berteriak mendukung Robert.
Robert memasukan bola ke
dalam ring dan waktu pun habis, tim-nya berhasil menang. Robert memegang
pialanya dan teman-teman menganggkatnya.
“yeah”
Seylla mendekat dan mereka
menurunkan Robert, Robert memberikan piala-nya ke teman-temanya dan menatap
Seylla.
“bagaimana kapten?” Seylla
menatap Robert.
“apa pertanding tadi
bagus?” Robert tersenyum.
“kau sangat keren” Seylla
menghapus keringat Robert dengan handuk kecil.
“terima kasih” Robert
melepas tangan Seylla dan mendekati bibirnya.
“kau mau apa?”
“menciummu”
“ciuman kemenangan?
Sepakat”
Mereka pun berciuman.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya
kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar