Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Drama
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Sore itu,
Seorang perempuan sedang
melamun di balkon luar kamarnya, ia sedih karena beberapa hari yang lalu
terjadi hal yang tidak pernah ia bayangkan.
Saat
itu adalah pernikahan kakaknya yang di adakan di sebuah gedung dengan seorang
pria bernama Robert. Tapi tanpa diduga, sang kakak tidak datang. Ia dikabarkan
kabur dengan pacar barunya.
Hal
tersebut sangat menyedihkan dan memilukan, akhirnya orang tua mereka sepakat
untuk menikahkannya dengan Robert.
Perempuan itu menunduk,
Robert bukanlah pria yang ia cintai. Apa lagi perbendaan usia mereka yang cukup
jauh.
“Molly” Robert mendekat
sambil tersenyum, “kau baik-baik saja?”
“ya, aku hanya...”
“aku membawa es krim
bluebbery untukmu”
“simpan saja di kulkas”
Molly pergi meninggalkan Robert.
Robert diam, “baiklah”
Malamnya,
Molly menangis di kamar,
ia masih merasa sangat sedih. Kenapa
semua ini harus terjadi padaku? Kenapa kakak tega melakukan ini padaku? Aku
tidak mencintai Robert, aku tidak bahagia dengan pernikahan ini.
Robert masuk ke kamar,
“Molly...”
Molly menghapus air
matanya.
“kau baik-baik saja?”
Robert duduk disamping Molly, “jika kau sakit, aku akan mengantarmu ke dokter”
“aku gak apa-apa, tolong
jangan lakukan apapun padaku”
Robert diam, “aku tidak
akan melakukan apa-apa, aku tau kau tidak mencintaiku. Tapi kita harus
mempertahankan ini demi orang tua kita”
Molly mengangguk.
“aku sangat menghargai
semuanya, pengorbananmu untuk menikah dengan pria berusia 40 tahun ini” Robert
tersenyum, “tapi kenyataannya, kita tidak bisa berbuat apa-apa kan?”
Molly mulai berbaring dan
memakai selimutnya, ia tidur membelakangi Robert.
“selamat malam” Robert pun
berbaring dan tidur.
Paginya,
Robert sudah bersiap untuk
berangkat kerja, ia melihat Molly yang baru saja sarapan. Molly pun diam karena
melihat Robert.
“aku berangkat dulu ya”
Molly mengangguk dan
kembali makan.
Robert tersenyum dan
pergi.
“nyonya” seorang pelayan
mendekat, “saya rasa, tuan...”
“tidak, aku mohon jangan
bicarakan itu lagi”
“maafkan saya” pelayan itu
pergi.
Siangnya,
Molly membuka kulkas,
“panas sekali hari ini” ia melihat es krim bluebbery yang ada di frezer. Robert
memang selalu membawakan itu jika pulang kantor.
Molly menutup kulkasnya
kembali.
Di kantor,
Robert melamun di
ruangannya, apa yang harus aku lakukan?
Aku ingin membuat Molly bahagia meski aku tau, dia tidak mencintaiku. Tolong
aku Tuhan... luluhkan hati Molly untukku.
“selamat siang tuan”
seorang sekretaris masuk.
“siang” Robert tersenyum.
“ini berkas yang tuan
minta kemarin”
“terima kasih”
Di rumah,
Molly sedang menelpon
temannya yang bernama Pupu.
“aku rasa, Robert pria
yang baik. Buktinya dia perhatian padamu, iya kan?”
“tapi Pu, dia itu kan
pacar kak Sheryl. Lagian juga, umur kita jauh. Aku baru 22, sedangkan dia sudah
40 tahun”
“Molly, jalani saja dulu.
Jika kau merasa semakin tertekan, baru kau bertindak”
“baiklah, terserah kau
saja” Molly menutup telponnya.
***
Robert pulang, “selamat
sore”
“sore” Molly tersenyum.
“aku membawa es krim
bluebbery untukmu”
“terima kasih, simpan saja
di kulkas”
“kau tidak suka es krim
ya?” Robert duduk disamping Molly.
“maaf Robert, aku
harus...”
“Molly” Robert memegang
tangan Molly, “duduklah, sebentar saja”
Molly duduk dan menatap Robert,
“ada apa?”
“aku tau ini sangat sulit,
tapi... bisakah kita mulai dari awal dan belajar untuk...”
“maaf Robert, tapi cinta
tidak bisa dipaksakan” Molly meninggalkan Robert.
Robert diam, ia membuka es
krim dan memakannya.
***
Malam itu,
Robert pulang terlambat
karena meeting, ia masuk ke kamar dan melihat Molly yang sudah tidur. Robert
mendekat dan mengelusnya, “selamat tidur sayang” ia mencium kening Molly, “aku
akan selalu berusaha menjadi suami yang baik untukmu”
Robert mengganti bajunya
dan berbaring disamping Molly.
Paginya,
Molly membuka mata dan
melihat Robert yang masih tertidur, ia menatap Robert. Kenapa kau masih mempertahankanku? Padahal aku selalu membuat hatimu
sakit, apa yang membuatmu selalu bertahan? Apa kau benar-benar ingin berbakti pada
orang tuamu? Atau kau memang berusaha untuk menyukaiku?
Robert membuka matanya,
“Molly?”
“ah? Aku...” Molly bangun.
“Molly” Robert memegang
tangan Molly, “bisa kita bicara?”
“maaf Robert” Molly
melepaskan tangan Robert dan berdiri.
“aku tidak ingin kau
menghindar lagi”
Molly menoleh dan menatap
Robert, “kau mau apa?” matanya mulai memerah, “kau sudah tau jawabanku kan?
Cinta itu...”
“aku tau, tapi setidaknya”
Robert bangun dan memegang tangan Molly, “buka hatimu, sedikit saja. Beri aku
kesempatan untuk membuktikan...”
“maaf Robert, tapi
perasaanku sudah kuberikan pada orang lain”
Robert menunduk.
Molly meninggalkan Robert
sambil menangis.
Di ruang makan,
“selamat pagi nyonya”
seorang pelayan menyimpan sepiring sandwich di meja.
“pagi” Molly hanya diam melihat
sarapannya, ia masih memikirkan yang baru saja terjadi.
Robert datang, “selamat
pagi” ia tersenyum kepada Molly dan pelayannya.
“selamat pagi tuan”
pelayan pun tersenyum.
“kau tidak memakan
sarapanmu?” Robert duduk dan menatap Molly, “apa kau tidak suka sarapan dengan
sandwich?”
“tidak, aku hanya...”
Molly mengambil salah satu sandwich yang ada di meja.
Robert tersenyum,
“bagaimana jika hari ini kita pergi ke taman? Piknik kecil, hanya kita berdua.
Sepertinya itu keren”
“bukankah kau bekerja?”
“hari ini, aku ingin
menghabiskan waktu bersama istriku”
“ohok” Molly tersedak.
“kau baik-baik saja?”
Robert mendekat dan memberikan segelas air.
“terima kasih” Molly
menatap Robert.
“kamu mau kan?”
***
Mereka pun pergi ke taman.
Robert memasang kain,
menyimpan makanan dan merapikan semuanya, “kau suka?”
Molly tersenyum.
“duduklah, istirahat. Aku
akan membeli es krim” Robert pergi.
Molly diam, ia melihat ke
sekitar. Molly ingat...
Rendy,
seorang kekasih yang harus ia tinggalkan karena pernikahannya. Sampai saat ini,
Molly masih mencintai Rendy dan berharap mereka akan kembali bersama.
“Molly” Robert kembali dan
duduk disamping Molly.
“ah?” Molly tersadar.
“ada apa?”
“tidak, tidak ada apa-apa”
Robert membuka kotak es
krimnya, “ayo buka mulutmu”
“tidak, kau saja yang
makan”
“hey, ayolah. Kau bilang,
kau juga suka es krim kan? Tapi, kenapa kau tidak pernah mau memakan es krim
yang kubeli?”
“aku sedang tidak ingin
makan”
“ok” Robert memakannya, ia
tau Molly tidak merasa senang.
Molly hanya diam dan
menunduk.
“kau lapar? Aku suapin ya,
itu makanan bikinanku lho”
“tidak” Molly tersenyum
dan menatap bekal mereka.
“kau takut makanannya
tidak enak ya?”
“bukan begitu, aku
hanya... aku tidak lapar”
“sejujurnya, aku senang
kau mau pergi ke taman bersamaku. Tapi melihatmu yang kembali murung, aku
merasa...”
“Robert, tolong jangan
bahas...”
“Molly, sungguh, aku hanya
ingin membuatmu bahagia”
“aku ingin pulang” Molly
berdiri sambil menahan air matanya, ia berjalan meninggalkan Robert.
“Molly” Robert mengejar
Molly, “Molly” Robert memegang tangan Molly dan menariknya, ia mencium Molly.
Molly mendorong Robert,
“bukankah kau sudah berjanji tidak akan melakukan apa pun padaku?” ia kesal dan
menatap Robert.
“maafkan aku, aku
hanya...”
Molly meninggalkan Robert
dengan penuh emosi.
“aku hanya ingin
membuktikan padamu, jika aku mencintaimu” Robert diam, ia tau Molly sangat
marah karena Molly tidak ingin berhenti berjalan.
***
Robert sampai di rumah,
tapi ia kaget melihat Molly yang sudah mengepak barangnya ke dalam koper.
“Molly..?”
“maaf Robert, tapi ini
yang terbaik. Kau tidak bisa menepati janjimu kan?”
“maafkan aku, aku janji
tidak akan berbuat apa pun padamu. Tapi tolong, jangan pergi” Robert menatap
Molly sambil memegang tanganya.
“tolong lepaskan tanganmu”
“maaf” Robert melepas
tangan Molly, “aku hanya...”
“maafkan aku Robert, aku
tau kau pria yang baik. Tapi hatiku bukan untukmu, aku memiliki pria lain
begitu juga kau yang hatinya ada pada kak Sheryl”
Robert menunduk.
“selamat tinggal” Molly
pergi.
Kenapa
kau pergi Molly? Apa kau tidak bisa melihat semua yang aku lakukan untukmu? Aku
selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik, tapi kenapa semuanya malah jadi
seperti ini?
Pelayan yang merasa
khawatir, mendekati Robert. Ia melihat Robert yang begitu sedih, “tuan, anda
baik-baik saja?”
Robert tersenyum pada
pelayan itu, “ya, aku rasa, aku harus mandi” Robert pergi meninggalkan
pelayannya.
***
Molly sampai ke sebuah
rumah, ia mengetuk pintu.
“ya” seorang pria membuka
pintunya, “Molly?” ia kaget.
“hey Ren” Molly memeluk
Rendy.
Beberapa hari kemudian,
Robert tidur di sofa ruang
tamu, ia masih berharap agar Molly kembali.
Seorang pelayan mendekat
karena merasa khawatir, “tuan...”
“emh...” Robert membuka
matanya.
“sebaiknya anda pindah ke
kamar, saya takut anda sakit. Akhir-akhir ini, anda sering tidur di sofa”
“gak apa-apa, aku menunggu
Molly di sini. Siapa tau, dia pulang malam ini”
“tuan...” pelayan itu
merasa iba.
Di rumah Rendy,
“aku gak bisa lupain kamu
Ren, aku masih cinta sama kamu”
“aku ngerti, aku juga
sangat sedih saat kau harus menggantikan kakakmu. Menikah dengan pria tua itu
di depan mataku, hatiku sangat hancur”
“tapi sekarang, aku sudah
kembali kan?”
Rendy tersenyum pada Molly
dan mereka berciuman.
Pagi itu,
Robert datang ke rumah
Rendy, ia mengetuk pintu.
“iya sebentar” Molly
membuka pintunya, “Robert?” ia kaget.
“hey Molly” Robert
tersenyum dengan wajah yang agak sedih.
“dari mana kamu...?”
“aku tau, ini rumah
pacarmu kan?”
“tapi...”
“aku ingin kau kembali
Molly, aku mohon” Robert menatap Molly dengan mata yang berkaca-kaca.
“mau apa kau kemari?”
Rendy keluar.
“tentu saja untuk membawa
istriku pulang”
“oh, begitukah?” Rendy
tersenyum sinis.
“sekarang aku tanya
padamu, pria macam apa yang membiarkan istri orang lain tinggal di rumahnya?”
Robert menatap Rendy.
“kurang ajar kau” Rendy
kesal dan mau memukul Robert.
Robert memegang tangan
Rendy, “hati-hati dengan apa yang kau lakukan, pria di hadapanmu lebih memiliki
pengalaman dari pada kau” Robert melepaskan tangan Rendy.
“sialan kau”
“cukup” Molly memeluk
Rendy.
Robert diam melihat itu,
sekarang dia sadar. Molly memang lebih memilih Rendy dari pada dirinya.
Rendy menatap Robert
dengan emosinya.
“baiklah Molly, jika ini
yang kau inginkan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi aku akan selalu
menunggumu di rumah, aku akan selalu berusaha menjadi suami yang baik untukmu”
Robert berusaha tegar dan tersenyum, “jaga dia baik-baik” ia pun pergi.
Molly terdiam melihat itu.
“ayo sayang, kita masuk”
Rendy mengajak Molly ke dalam.
***
Malam itu,
Robert pulang ke rumah
setelah meeting di kantor.
“selamat malam tuan”
“malam, tolong simpan es
krim ini di kulkas”
“baik tuan”
Tapi langkah Robert
terhenti, kepalanya tiba-tiba sakit.
“tuan?”
Robert memegang kepalanya
dan menahan sakit.
“tuan, anda baik-baik
saja? Tuan?”
Robert tiba-tiba jatuh dan
tak sadarkan diri.
“tuan?!”
Siangnya,
Di sebuah taman, Molly
mendekati pedagang es krim.
“silahkan kakak” seorang
pelayan tersenyum.
“aku pingin es krim
coklatnya 2 ya”
“maaf kakak, yang ada
tinggal es krim rasa blueberry”
Molly terdiam, ia ingat
pada Robert.
“kakak?”
“ah, iya. Gak apa-apa,
beli 2 ya”
“siap”
Setelah itu, Molly kembali
ke rumah Rendy. Tapi tanpa ia duga, Rendy sedang bermesraan dengan wanita lain.
“Rendy?” Molly kesal.
“Molly?” Rendy kaget.
Wanita di samping Rendy
kesal, “siapa dia?”
“aku yang harusnya
bertanya seperti itu, kau ini siapa?” Molly semakin kesal.
“aku pacarnya Rendy, kamu
mau apa?”
Molly terdiam dan menatap
Rendy, “kau menduakan aku Ren?”
“kamu yang tega, kamu yang
nikah sama orang lain”
“tapi itu bukan
keinginanku”
“lalu, kau fikir, aku mau
pacaran dengan perempuan yang berstatus istri orang?”
Wanita itu pun kesal,
“jadi kamu ngeduain aku sama cewe ini? Tega kamu Ren, aku minta putus” ia
memukul Rendy dengan tasnya dan menatap Molly dengan kesal, wanita itu pun
pergi.
Molly menangis dan
melempar es krimnya ke wajah Rendy, ia masuk dan mengambil kopernya.
“Molly” Rendy memegang
tangan Molly.
“lepasin aku Ren”
“tunggu dulu Mol”
“lepasin, aku gak mau
ketemu kamu lagi”
“ok” Rendy melepaskan
tangan Molly, “kamu fikir kamu perempuan sempurna yang di dambakan setiap pria?
Bukan Mol, kamu itu cuma cewek egois yang mikirin diri kamu sendiri”
Air mata Molly menetes.
“pergi sana, aku bisa kok
cari cewek yang lebih baik dari kamu”
Molly pun pergi sambil
menangis.
Di rumah Robert,
Molly mengetuk pintu
dengan sedikit canggung, ia masih bingung. Apa iya dia harus kembali kesini?
Atau lebih baik, ia pergi saja?
Seorang pelayan membuka
pintu, “nyonya?”
“selamat sore” Molly
sedikit menunduk.
“syukurlah nyonya pulang,
tuan selalu menunggu nyonya”
“benarkah?” Molly menatap
pelayan itu, “dia tidak membenciku?”
“tentu saja tidak, nyonya”
pelayan itu tersenyum, “mari masuk”
Mereka pun masuk.
Molly tersenyum, “Robert
belum pulang ya?”
“tuan ada di kamar, beliau
sakit”
“apa?” Molly kaget.
***
Di kamar Robert,
Molly mengelus Robert yang
terbaring dengan kompresan di keningnya, “bangun Robert, kamu harus sembuh”
Pelayan bilang, itu bukan
sakit biasa. Robert hanya bisa sembuh, jika ada Molly. Karena yang sakit adalah
perasaannya.
“aku janji tidak akan meninggalkanmu
lagi, aku janji” Molly menangis, “aku sangat menyesal”
Robert membuka matanya,
“Molly...”
“Robert” Molly tersenyum
dan memeluk Robert.
Robert terdiam, ia bingung
dan memeluk Molly. Lalu ia mengelus kepala Molly, “sudah sayang, jangan
menangis”
“aku minta maaf”
“aku pun” Robert
tersenyum.
“kamu harus cepet sembuh”
“iya sayang”
Beberapa hari kemudian,
Molly masuk ke kamar, ia
tersenyum melihat keadaan Robert yang mulai membaik.
“hey sayang, kamu dari
mana?”
“aku abis beli es krim
blueberry”
“o ya?” Robert tersenyum.
Molly duduk disamping
Robert, “kamu mau kan? Aku suapin ya”
Robert senang, akhirnya
Molly mau membuka hatinya.
***
Pagi itu,
“sayang, aku berangkat
dulu ya” Robert yang sudah bersiap, menatap Molly.
“hati-hati tuan tampan,
jangan mencari wanita lain” Molly merapikan dasi Robert.
“aku itu mau kerja, bukan
main” Robert tersenyum, “sini, peluk dulu” ia memeluk Molly.
Molly tersenyum, “cepat
pulang ya”
“tentu” Robert mencium
kening Molly.
“aku akan menunggumu di
rumah”
“jika ada apa-apa, telpon
aku”
“siap” Molly pun melambai.
Robert masuk ke mobil dan
pergi.
Molly bersyukur mendapatkan Robert, ternyata ia suami yang
begitu baik dan bertanggung jawab. Mungkin Robert adalah suami impian setiap
orang dan ia berharap agar hubungannya dapat terus berlanjut sampai maut
memisahkan mereka.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar