Rabu, 27 Mei 2015

Stay with Me


Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Drama
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Sore itu,
Seorang perempuan sedang melamun di balkon luar kamarnya, ia sedih karena beberapa hari yang lalu terjadi hal yang tidak pernah ia bayangkan.
Saat itu adalah pernikahan kakaknya yang di adakan di sebuah gedung dengan seorang pria bernama Robert. Tapi tanpa diduga, sang kakak tidak datang. Ia dikabarkan kabur dengan pacar barunya.
Hal tersebut sangat menyedihkan dan memilukan, akhirnya orang tua mereka sepakat untuk menikahkannya dengan Robert.
Perempuan itu menunduk, Robert bukanlah pria yang ia cintai. Apa lagi perbendaan usia mereka yang cukup jauh.
“Molly” Robert mendekat sambil tersenyum, “kau baik-baik saja?”
“ya, aku hanya...”
“aku membawa es krim bluebbery untukmu”
“simpan saja di kulkas” Molly pergi meninggalkan Robert.
Robert diam, “baiklah”
Malamnya,
Molly menangis di kamar, ia masih merasa sangat sedih. Kenapa semua ini harus terjadi padaku? Kenapa kakak tega melakukan ini padaku? Aku tidak mencintai Robert, aku tidak bahagia dengan pernikahan ini.
Robert masuk ke kamar, “Molly...”
Molly menghapus air matanya.
“kau baik-baik saja?” Robert duduk disamping Molly, “jika kau sakit, aku akan mengantarmu ke dokter”
“aku gak apa-apa, tolong jangan lakukan apapun padaku”
Robert diam, “aku tidak akan melakukan apa-apa, aku tau kau tidak mencintaiku. Tapi kita harus mempertahankan ini demi orang tua kita”
Molly mengangguk.
“aku sangat menghargai semuanya, pengorbananmu untuk menikah dengan pria berusia 40 tahun ini” Robert tersenyum, “tapi kenyataannya, kita tidak bisa berbuat apa-apa kan?”
Molly mulai berbaring dan memakai selimutnya, ia tidur membelakangi Robert.
“selamat malam” Robert pun berbaring dan tidur.
Paginya,
Robert sudah bersiap untuk berangkat kerja, ia melihat Molly yang baru saja sarapan. Molly pun diam karena melihat Robert.
“aku berangkat dulu ya”
Molly mengangguk dan kembali makan.
Robert tersenyum dan pergi.
“nyonya” seorang pelayan mendekat, “saya rasa, tuan...”
“tidak, aku mohon jangan bicarakan itu lagi”
“maafkan saya” pelayan itu pergi.
Siangnya,
Molly membuka kulkas, “panas sekali hari ini” ia melihat es krim bluebbery yang ada di frezer. Robert memang selalu membawakan itu jika pulang kantor.
Molly menutup kulkasnya kembali.
Di kantor,
Robert melamun di ruangannya, apa yang harus aku lakukan? Aku ingin membuat Molly bahagia meski aku tau, dia tidak mencintaiku. Tolong aku Tuhan... luluhkan hati Molly untukku.
“selamat siang tuan” seorang sekretaris masuk.
“siang” Robert tersenyum.
“ini berkas yang tuan minta kemarin”
“terima kasih”
Di rumah,
Molly sedang menelpon temannya yang bernama Pupu.
“aku rasa, Robert pria yang baik. Buktinya dia perhatian padamu, iya kan?”
“tapi Pu, dia itu kan pacar kak Sheryl. Lagian juga, umur kita jauh. Aku baru 22, sedangkan dia sudah 40 tahun”
“Molly, jalani saja dulu. Jika kau merasa semakin tertekan, baru kau bertindak”
“baiklah, terserah kau saja” Molly menutup telponnya.
***
Robert pulang, “selamat sore”
“sore” Molly tersenyum.
“aku membawa es krim bluebbery untukmu”
“terima kasih, simpan saja di kulkas”
“kau tidak suka es krim ya?” Robert duduk disamping Molly.
“maaf Robert, aku harus...”
“Molly” Robert memegang tangan Molly, “duduklah, sebentar saja”
Molly duduk dan menatap Robert, “ada apa?”
“aku tau ini sangat sulit, tapi... bisakah kita mulai dari awal dan belajar untuk...”
“maaf Robert, tapi cinta tidak bisa dipaksakan” Molly meninggalkan Robert.
Robert diam, ia membuka es krim  dan memakannya.
***
Malam itu,
Robert pulang terlambat karena meeting, ia masuk ke kamar dan melihat Molly yang sudah tidur. Robert mendekat dan mengelusnya, “selamat tidur sayang” ia mencium kening Molly, “aku akan selalu berusaha menjadi suami yang baik untukmu”
Robert mengganti bajunya dan berbaring disamping Molly.
Paginya,
Molly membuka mata dan melihat Robert yang masih tertidur, ia menatap Robert. Kenapa kau masih mempertahankanku? Padahal aku selalu membuat hatimu sakit, apa yang membuatmu selalu bertahan? Apa kau benar-benar ingin berbakti pada orang tuamu? Atau kau memang berusaha untuk menyukaiku?
Robert membuka matanya, “Molly?”
“ah? Aku...” Molly bangun.
“Molly” Robert memegang tangan Molly, “bisa kita bicara?”
“maaf Robert” Molly melepaskan tangan Robert dan berdiri.
“aku tidak ingin kau menghindar lagi”
Molly menoleh dan menatap Robert, “kau mau apa?” matanya mulai memerah, “kau sudah tau jawabanku kan? Cinta itu...”
“aku tau, tapi setidaknya” Robert bangun dan memegang tangan Molly, “buka hatimu, sedikit saja. Beri aku kesempatan untuk membuktikan...”
“maaf Robert, tapi perasaanku sudah kuberikan pada orang lain”
Robert menunduk.
Molly meninggalkan Robert sambil menangis.
Di ruang makan,
“selamat pagi nyonya” seorang pelayan menyimpan sepiring sandwich di meja.
“pagi” Molly hanya diam melihat sarapannya, ia masih memikirkan yang baru saja terjadi.
Robert datang, “selamat pagi” ia tersenyum kepada Molly dan pelayannya.
“selamat pagi tuan” pelayan pun tersenyum.
“kau tidak memakan sarapanmu?” Robert duduk dan menatap Molly, “apa kau tidak suka sarapan dengan sandwich?”
“tidak, aku hanya...” Molly mengambil salah satu sandwich yang ada di meja.
Robert tersenyum, “bagaimana jika hari ini kita pergi ke taman? Piknik kecil, hanya kita berdua. Sepertinya itu keren”
“bukankah kau bekerja?”
“hari ini, aku ingin menghabiskan waktu bersama istriku”
“ohok” Molly tersedak.
“kau baik-baik saja?” Robert mendekat dan memberikan segelas air.
“terima kasih” Molly menatap Robert.
“kamu mau kan?”
***
Mereka pun pergi ke taman.
Robert memasang kain, menyimpan makanan dan merapikan semuanya, “kau suka?”
Molly tersenyum.
“duduklah, istirahat. Aku akan membeli es krim” Robert pergi.
Molly diam, ia melihat ke sekitar. Molly ingat...
Rendy, seorang kekasih yang harus ia tinggalkan karena pernikahannya. Sampai saat ini, Molly masih mencintai Rendy dan berharap mereka akan kembali bersama.
“Molly” Robert kembali dan duduk disamping Molly.
“ah?” Molly tersadar.
“ada apa?”
“tidak, tidak ada apa-apa”
Robert membuka kotak es krimnya, “ayo buka mulutmu”
“tidak, kau saja yang makan”
“hey, ayolah. Kau bilang, kau juga suka es krim kan? Tapi, kenapa kau tidak pernah mau memakan es krim yang kubeli?”
“aku sedang tidak ingin makan”
“ok” Robert memakannya, ia tau Molly tidak merasa senang.
Molly hanya diam dan menunduk.
“kau lapar? Aku suapin ya, itu makanan bikinanku lho”
“tidak” Molly tersenyum dan menatap bekal mereka.
“kau takut makanannya tidak enak ya?”
“bukan begitu, aku hanya... aku tidak lapar”
“sejujurnya, aku senang kau mau pergi ke taman bersamaku. Tapi melihatmu yang kembali murung, aku merasa...”
“Robert, tolong jangan bahas...”
“Molly, sungguh, aku hanya ingin membuatmu bahagia”
“aku ingin pulang” Molly berdiri sambil menahan air matanya, ia berjalan meninggalkan Robert.
“Molly” Robert mengejar Molly, “Molly” Robert memegang tangan Molly dan menariknya, ia mencium Molly.
Molly mendorong Robert, “bukankah kau sudah berjanji tidak akan melakukan apa pun padaku?” ia kesal dan menatap Robert.
“maafkan aku, aku hanya...”
Molly meninggalkan Robert dengan penuh emosi.
“aku hanya ingin membuktikan padamu, jika aku mencintaimu” Robert diam, ia tau Molly sangat marah karena Molly tidak ingin berhenti berjalan.
***
Robert sampai di rumah, tapi ia kaget melihat Molly yang sudah mengepak barangnya ke dalam koper. “Molly..?”
“maaf Robert, tapi ini yang terbaik. Kau tidak bisa menepati janjimu kan?”
“maafkan aku, aku janji tidak akan berbuat apa pun padamu. Tapi tolong, jangan pergi” Robert menatap Molly sambil memegang tanganya.
“tolong lepaskan tanganmu”
“maaf” Robert melepas tangan Molly, “aku hanya...”
“maafkan aku Robert, aku tau kau pria yang baik. Tapi hatiku bukan untukmu, aku memiliki pria lain begitu juga kau yang hatinya ada pada kak Sheryl”
Robert menunduk.
“selamat tinggal” Molly pergi.
Kenapa kau pergi Molly? Apa kau tidak bisa melihat semua yang aku lakukan untukmu? Aku selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik, tapi kenapa semuanya malah jadi seperti ini?
Pelayan yang merasa khawatir, mendekati Robert. Ia melihat Robert yang begitu sedih, “tuan, anda baik-baik saja?”
Robert tersenyum pada pelayan itu, “ya, aku rasa, aku harus mandi” Robert pergi meninggalkan pelayannya.
***
Molly sampai ke sebuah rumah, ia mengetuk pintu.
“ya” seorang pria membuka pintunya, “Molly?” ia kaget.
“hey Ren” Molly memeluk Rendy.
Beberapa hari kemudian,
Robert tidur di sofa ruang tamu, ia masih berharap agar Molly kembali.
Seorang pelayan mendekat karena merasa khawatir, “tuan...”
“emh...” Robert membuka matanya.
“sebaiknya anda pindah ke kamar, saya takut anda sakit. Akhir-akhir ini, anda sering tidur di sofa”
“gak apa-apa, aku menunggu Molly di sini. Siapa tau, dia pulang malam ini”
“tuan...” pelayan itu merasa iba.
Di rumah Rendy,
“aku gak bisa lupain kamu Ren, aku masih cinta sama kamu”
“aku ngerti, aku juga sangat sedih saat kau harus menggantikan kakakmu. Menikah dengan pria tua itu di depan mataku, hatiku sangat hancur”
“tapi sekarang, aku sudah kembali kan?”
Rendy tersenyum pada Molly dan mereka berciuman.
Pagi itu,
Robert datang ke rumah Rendy, ia mengetuk pintu.
“iya sebentar” Molly membuka pintunya, “Robert?” ia kaget.
“hey Molly” Robert tersenyum dengan wajah yang agak sedih.
“dari mana kamu...?”
“aku tau, ini rumah pacarmu kan?”
“tapi...”
“aku ingin kau kembali Molly, aku mohon” Robert menatap Molly dengan mata yang berkaca-kaca.
“mau apa kau kemari?” Rendy keluar.
“tentu saja untuk membawa istriku pulang”
“oh, begitukah?” Rendy tersenyum sinis.
“sekarang aku tanya padamu, pria macam apa yang membiarkan istri orang lain tinggal di rumahnya?” Robert menatap Rendy.
“kurang ajar kau” Rendy kesal dan mau memukul Robert.
Robert memegang tangan Rendy, “hati-hati dengan apa yang kau lakukan, pria di hadapanmu lebih memiliki pengalaman dari pada kau” Robert melepaskan tangan Rendy.
“sialan kau”
“cukup” Molly memeluk Rendy.
Robert diam melihat itu, sekarang dia sadar. Molly memang lebih memilih Rendy dari pada dirinya.
Rendy menatap Robert dengan emosinya.
“baiklah Molly, jika ini yang kau inginkan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi aku akan selalu menunggumu di rumah, aku akan selalu berusaha menjadi suami yang baik untukmu” Robert berusaha tegar dan tersenyum, “jaga dia baik-baik” ia pun pergi.
Molly terdiam melihat itu.
“ayo sayang, kita masuk” Rendy mengajak Molly ke dalam.
***
Malam itu,
Robert pulang ke rumah setelah meeting di kantor.
“selamat malam tuan”
“malam, tolong simpan es krim ini di kulkas”
“baik tuan”
Tapi langkah Robert terhenti, kepalanya tiba-tiba sakit.
“tuan?”
Robert memegang kepalanya dan menahan sakit.
“tuan, anda baik-baik saja? Tuan?”
Robert tiba-tiba jatuh dan tak sadarkan diri.
“tuan?!”
Siangnya,
Di sebuah taman, Molly mendekati pedagang es krim.
“silahkan kakak” seorang pelayan tersenyum.
“aku pingin es krim coklatnya 2 ya”
“maaf kakak, yang ada tinggal es krim rasa blueberry”
Molly terdiam, ia ingat pada Robert.
“kakak?”
“ah, iya. Gak apa-apa, beli 2 ya”
“siap”
Setelah itu, Molly kembali ke rumah Rendy. Tapi tanpa ia duga, Rendy sedang bermesraan dengan wanita lain.
“Rendy?” Molly kesal.
“Molly?” Rendy kaget.
Wanita di samping Rendy kesal, “siapa dia?”
“aku yang harusnya bertanya seperti itu, kau ini siapa?” Molly semakin kesal.
“aku pacarnya Rendy, kamu mau apa?”
Molly terdiam dan menatap Rendy, “kau menduakan aku Ren?”
“kamu yang tega, kamu yang nikah sama orang lain”
“tapi itu bukan keinginanku”
“lalu, kau fikir, aku mau pacaran dengan perempuan yang berstatus istri orang?”
Wanita itu pun kesal, “jadi kamu ngeduain aku sama cewe ini? Tega kamu Ren, aku minta putus” ia memukul Rendy dengan tasnya dan menatap Molly dengan kesal, wanita itu pun pergi.
Molly menangis dan melempar es krimnya ke wajah Rendy, ia masuk dan mengambil kopernya.
“Molly” Rendy memegang tangan Molly.
“lepasin aku Ren”
“tunggu dulu Mol”
“lepasin, aku gak mau ketemu kamu lagi”
“ok” Rendy melepaskan tangan Molly, “kamu fikir kamu perempuan sempurna yang di dambakan setiap pria? Bukan Mol, kamu itu cuma cewek egois yang mikirin diri kamu sendiri”
Air mata Molly menetes.
“pergi sana, aku bisa kok cari cewek yang lebih baik dari kamu”
Molly pun pergi sambil menangis.
Di rumah Robert,
Molly mengetuk pintu dengan sedikit canggung, ia masih bingung. Apa iya dia harus kembali kesini? Atau lebih baik, ia pergi saja?
Seorang pelayan membuka pintu, “nyonya?”
“selamat sore” Molly sedikit menunduk.
“syukurlah nyonya pulang, tuan selalu menunggu nyonya”
“benarkah?” Molly menatap pelayan itu, “dia tidak membenciku?”
“tentu saja tidak, nyonya” pelayan itu tersenyum, “mari masuk”
Mereka pun masuk.
Molly tersenyum, “Robert belum pulang ya?”
“tuan ada di kamar, beliau sakit”
“apa?” Molly kaget.
***
Di kamar Robert,
Molly mengelus Robert yang terbaring dengan kompresan di keningnya, “bangun Robert, kamu harus sembuh”
Pelayan bilang, itu bukan sakit biasa. Robert hanya bisa sembuh, jika ada Molly. Karena yang sakit adalah perasaannya.
“aku janji tidak akan meninggalkanmu lagi, aku janji” Molly menangis, “aku sangat menyesal”
Robert membuka matanya, “Molly...”
“Robert” Molly tersenyum dan memeluk Robert.
Robert terdiam, ia bingung dan memeluk Molly. Lalu ia mengelus kepala Molly, “sudah sayang, jangan menangis”
“aku minta maaf”
“aku pun” Robert tersenyum.
“kamu harus cepet sembuh”
“iya sayang”
Beberapa hari kemudian,
Molly masuk ke kamar, ia tersenyum melihat keadaan Robert yang mulai membaik.
“hey sayang, kamu dari mana?”
“aku abis beli es krim blueberry”
“o ya?” Robert tersenyum.
Molly duduk disamping Robert, “kamu mau kan? Aku suapin ya”
Robert senang, akhirnya Molly mau membuka hatinya.
***
Pagi itu,
“sayang, aku berangkat dulu ya” Robert yang sudah bersiap, menatap Molly.
“hati-hati tuan tampan, jangan mencari wanita lain” Molly merapikan dasi Robert.
“aku itu mau kerja, bukan main” Robert tersenyum, “sini, peluk dulu” ia memeluk Molly.
Molly tersenyum, “cepat pulang ya”
“tentu” Robert mencium kening Molly.
“aku akan menunggumu di rumah”
“jika ada apa-apa, telpon aku”
“siap” Molly pun melambai.
Robert masuk ke mobil dan pergi.
Molly bersyukur  mendapatkan Robert, ternyata ia suami yang begitu baik dan bertanggung jawab. Mungkin Robert adalah suami impian setiap orang dan ia berharap agar hubungannya dapat terus berlanjut sampai maut memisahkan mereka.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar