Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Comedy Garing
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Chapter V : You’re Still
You (part 1)
Pagi itu,
Darto duduk bersama Danang
sambil menatap pemandangan dari atas.
“aku gak nyangka, pas kita
buka mata, es di tempat ini udah mencair”
“iya mas, mas Darto ingat
kan? Waktu itu juga, hutan kembali cerah. Terus gunung berapi jadi non-aktif”
“berarti, hal-hal yang
terjadi selama ini janggal ya?”
“mungkin itu karena
pengaruh para monster”
“oh iya Nang, aku jadi
inget”
“apa mas?”
“masalah Robert”
“ada apa lagi sih mas?”
“kamu inget gak? Waktu
pedang Robert ngeluarin api”
Danang terdiam.
“apa itu hasil karyamu
seperti yang kau lakukan pada panah Tania?”
Danang menggeleng.
***
Di gua,
Tania membuka matanya, ia
sadar jika lukanya telah sembuh atau tepatnya, menghilang. Tania bangun, ia
ingat dengan apa yang Robert lakukan tadi malam. Jangan-jangan dia...
Di luar,
Robert sedang duduk
menatap langit, sebentar lagi kita akan
bertemu. Apa kau masih mengenaliku? Kenapa kau melakukan ini semua padaku?
Kenapa kau memberikan tanda kutukan ini padaku?
“Robert” Tania yang keluar
dari gua, melihat Robert yang sedang melamun sambil memegang pundaknya.
Robert menoleh dan
tersenyum, “kau sudah baikan?”
“yap, aku sembuh secara
misterius”
Robert diam, ia yakin jika
Tania sudah mulai curiga padanya.
Tania tersenyum dan
memakaikan jubah pada Robert, “terima kasih ya, tadi malam kau sudah
meminjamkannya padaku”
“tak masalah”
Danang dan Darto kembali.
“hey, kami bawa ikan nih
buat sarapan” Danang memperlihatkan beberapa ekor ikan hasil tangkapan mereka.
“asyik” Tania senang.
Darto kaget melihat Tania
yang terlihat sembuh total, bukankah dia
terluka parah?
“mas Darto, bikinin aku
ikan bakar ya”
“siap cantik” dengan
sigap, Darto membuatkan ikan bakar untuk Tania.
“aku juga bikinin dong
mas” Danang tersenyum dan memberikan kedipan pada Darto.
“idih, bikin aja sendiri”
Darto tidak mau.
Danang pun bernyanyi,...
Sungguh
teganya dirimu
Teganya...
teganya.... teganya... teganya...
Robert tersenyum.
***
Mereka pun mulai
melanjutkan perjalanan.
Lama-kelamaan, tempat yang
mereka lewati semakin gelap dan mengerikan.
“apa kastil itu sudah
dekat?” Darto melihat ke arah Danang.
“maaf mas, di GPS ini gak
ada tandanya sama sekali” Danang bingung.
Robert memegang pundaknya
yang mulai mengeluarkan reaksi.
Tania menatap Robert, ada apa dengan tanda itu? Kenapa dia selalu
bertingkah aneh?
Robert menatap Tania.
Tania kaget, “kamu gak
apa-apa kan?”
“kastil itu sudah dekat,
mungkin King Vampire sudah tau kita ada disini” Robert melihat ke depan.
Danang dan Darto menatap
Robert.
“kalau begitu, aku akan
terbang untuk melihat kesekitar” Darto mengeluarkan pedangnya dan mulai
terbang.
Mereka terus berjalan.
“itu kastilnya” Darto
menunjukannya pada mereka.
Tiba-tiba, ada serangan
api yang mengenai Darto.
Brak...
Darto jatuh.
“mas Darto?” Danang kaget.
“mas Darto gak apa-apa?”
Tania khawatir.
Robert semakin merasakan
sakit pada pundaknya.
King Vampire pun muncul
dari kabut, “mau apa kalian?”
Mereka kaget.
Robert menatap King
Vampire.
King Vampire tersenyum,
“kalian fikir, kalian dapat mengalahkanku?” ia tertawa.
“jangan sombong” Darto
kesal dan bangun.
“hati-hati mas” Danang
membantu Darto untuk bangun.
“aku gak apa-apa” Darto
melepaskan Danang.
“argh...” Robert berteriak
dan jatuh terduduk, pundaknya semakin sakit dan tanda hitam itu membesar
perlahan.
“jangan kau tahan, biarkan
saja. Biarkan kekuatan itu lepas dari segelnya” King Vampire senang.
“apa yang kau lakukan pada
teman kami?” Tania kesal.
“tidak usah bicara lagi”
Darto menyerang King Vampire, ia memakai jurus peringan tubuh untuk mempercepat
gerakannya dan jurus terbang untuk menghindari serangan King Vampire.
Danang pun mulai menembaki
King Vampire dengan berbagai macam mode pada senjatanya.
Tania yang tidak tega
melihat Robert kesakitan, memapahnya ke tempat yang aman.
“ah...”
“ayo Robert”
***
Danang menembaki King
Vampire dan King Vampire fokus menangkis semua serangannya.
Darto pun mengambil
kesempatan untuk menyerang bagian belakangnya, tapi saat Darto menyerang,
kepala King Vampire berbalik dan ia mencekik Darto.
“mas Darto” Danang cemas.
King Vampire tersenyum,
“kau fikir, bisa mengalahkanku dengan semudah itu?”
Darto yang mulai kehabisan
nafas pun tersenyum, ia menusukan kedua pedangnya pada tubuh King Vampire.
“argh” King Vampire
melepaskan tangannya dari leher Darto, “kau fikir, aku akan mati?” ia memukul
Darto.
Brak...
Darto terpental ke
bebatuan, “ah” ia tak bergerak lagi.
Twins blade yang patah pun
jatuh.
“mas Darto?” Danang kesal,
ia berlari ke arah King Vampire, “hiat”
King Vampire tersenyum dan
mengeluarkan api hitam dari tangannya, Danang menembakan api biru ke arah King
Vampire dan mereka pun saling mengadu kekuatan api mereka.
Api biru Danang mulai
termakan oleh api hitam itu, Danang kaget dan senjatanya meledak.
Dwar...
Danang terlempar dan
terguling-guling.
King Vampire tersenyum dan
mendekat ke arah Tania dan Robert.
Tania sadar, yang tersisa
hanyalah mereka berdua. Danang dan Darto sudah kalah.
Twins blade Darto sudah
patah, senjata Danang meledak. Hanya tinggal dirinya dan Robert, tapi keadaan
Robert terlihat tidak memungkinkan.
Tania berdiri, ia
memberanikan diri dan mulai menarik anak panahnya, “jangan mendekat”
“kau fikir, dengan senjata
bodoh itu, aku bisa dikalahkan?”
Tania menatap King Vampire
dengan kesal.
Robert yang masih
kesakitan, menatap King Vampire, “Tania...”
“aku akan melindungimu,
meski dengan nyawaku”
Robert terdiam.
“cerewet” King Vampire
melemparkan bola api hitam ke arah Tania.
Tania pun melepaskan anak
panahnya.
“ah...” Tania terlempar
oleh api hitam itu.
Dengan mudah, King Vampire
menghindari anak panah Tania. Ia tertawa, “hanya itukah?”
Robert semakin kesal,
apalagi semua temannya telah kalah. Ia berdiri dan menatap King Vampire dengan
penuh kebencian, tanda hitam itu pun semakin melebar di tubuhnya.
“bagus Robert, biarkan dia
mengalir”
“hiat” Robert menyerang
King Vampire dengan pedangnya.
Dengan mudah, King Vampire
menghindar.
“sial” Robert kembali
menyerang.
Tapi dengan mudah, King
Vampire menghindarinya lagi. Ia tersenyum, “kau harus menjadi Vampire untuk
mengalahkanku”
“itu tidak perlu” Robert
kembali menyerang.
“dasar keras kepala” King
Vampire menyerang Robert dengan bola api hitam.
“ah” Robert terlempar dan
pundak kirinya terbentur dengan keras, “h...”
“bagaimana?”
Robert terdiam, aku tidak bisa merasakan tanga kiri ku.
Robert bangun perlahan dengan tangan kanan yang menyeret pedangnya.
“kasihan sekali,
sepertinya kau sudah tidak bisa memakai senjata itu lagi”
“omong kosong” Robert
mengangkat pedangnya, “kau fikir, dengan mematahkan tangan kiriku, aku tidak
bisa mengangkatnya? Ini mudah bagiku”
“kuat juga kau, mungkin
aku harus mematahkan tangan yang satunya?”
“coba saja kalau bisa”
Robert kembali menyerang, “hiat”
Saat Robert semakin dekat
dan akan menebas kepala King Vampire, King Vampire memegang pedang Robert
dengan kedua tangannya.
King Vampire sadar, bahwa
di tengah pedang Robert, terdapat emas yang memanjang, “argh...” ia merasa
sakit.
Garis emas di pedang
Robert pun retak oleh kekuatan King Vampire.
Treng...
Pedang terlempar dan
menancap di tanah.
Robert melihat itu,
pedangnya tidak utuh dan terbelah dua oleh retakan di bagian emasnya.
“bagaimana? Kau menyerah
sekarang?”
“tidak akan”
King Vampire tersenyum, ia
melihat taring Robert sudah muncul dan matanya mulai berubah.
“argh”
“bagus Robert, kau sudah
mengalahkan segel di tubuhmu”
“aku akan membunuhmu”
tubuh Robert dipenuhi api merah.
“coba saja kalau kau bisa”
King Vampire mengeluarkan api hitamnya.
“hiat” Robert berlari dan
menyerang dengan apinya.
“kau fikir api merah dapat
mengalahkanku?” King Vampire membuat tameng dari api hitam.
“argh” Robert terpental,
namun ia kembali bangkit.
“api hitam lebih hebat
dari api merah, ini api keabadian”
“benarkah?”
“ayo kita buktikan”
Robert tersenyum dan
kembali menyerang.
King Vampire mengeluarkan
api hitam dari tangannya dan memukulkannya ke dada Robert.
“a...” Robret terdiam.
Danang dan Darto sadar,
mereka melihat itu.
Tania membuka matanya dan
melihat wujud Robert yang sudah menjadi vampire, “Robert?”
“apa itu Robert?” Danang
kaget.
“aku udah bilang kan?
Selama ini aku curiga sama dia” Darto berdiri.
King Vampire tersenyum,
“jantungmu seperti terbakar kan? Sebentar lagi, kau akan menjadi vampire
seperti ku”
“tidak akan pernah” Robert
mengeluarkan pisau emas pemberian guru dan menusukannya ke jantung King
Vampire.
“argh...” King Vampire
menatap Robert, “kenapa kau melakukan ini pada ayah?”
“kau bukan ayahku” Robert
berteriak dan tangannya terbakar karena memegang pisau emas itu.
“argh” King Vampire
melepaskan Robert dan pisau itu mulai bereaksi, mata King Vampire melotot dan
mulutnya terbuka lebar. Tiba-tiba, api hitam yang besar keluar dan mengalir ke
atas langit. Perlahan, King Vampire pun musnah.
“Robert?” Darto mendekat.
Danang mengikutinya.
Robert menoleh dan mau
menyerang mereka.
“tidak” Tania memeluk
Robert, “jangan serang mereka, aku mohon”
Robert menatap Tania, ia
ingat padanya. Perlahan, wujud Robert kembali normal, “Tania...” Robert pun
roboh.
“Robert?” Tania panik.
Danang dan Darto memeriksa
keadaannya.
Tania sedih melihat
keadaan Robert, luka yang terdapat di tubuhnya dan jubah yang sudah tidak utuh
lagi.
Darto merobek baju Robert
yang bolong.
“ya ampun...” Danang kaget
melihat lukanya.
Tania menangis, “bangun
Robert”
Langit pun kembali cerah
dan mentari menyinari mereka.
Darto menunduk dan Danang
terdiam melihat itu.
“Robert!” Tania berteriak
dan memeluk Robert.
To be continue...
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar