Author : Sherly Holmes
Genre : Romance
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Sebuah kapal pesiar sedang
berlayar di laut, mentari pun bersinar dengan cerah. Tiba-tiba, sebuah
helikopter terbang di atas pesiar itu. Sebuah tali dijatuhkan dan seorang pria
turun perlahan.
“selamat datang tuan”
Pria itu berjalan masuk ke
dalam pesiar dan heli pun pergi.
Di dapur pesiar,
“tuan Robert sudah datang,
cepat bawa makanannya ke ruang makan”
“baik”
***
Robert duduk di ruang
makan, ia menatap semua makanan yang tersaji di meja.
Seorang pelayan pun datang
membawa sebuah kue, semua pelayan yang ada disana mulai bernyanyi...
Selamat
ulang tahun... Selamat ulang tahun...
Robert tersenyum, selama
ini dia tumbuh bersama para pelayan setianya dan sebuah pesiar yang selalu
dijadikan tempat ulang tahunnya.
“tuan, ini surat dari
orang tua anda” seorang pelayan memberikan surat itu.
“aku tidak butuh, aku
sudah tau apa isinya” Robert bangun dari tempat duduk dan pergi.
“tuan...” pelayan itu
khawatir.
Di luar,
Robert melamun sambil
memandang samudra biru yang ada di bawah pesiarnya, ia ingat...
Sejak
dulu, orang tua Robert selalu sibuk dengan pekerjaannya. Jarang pulang ke
rumah, bahkan untuk melihat Robert di ulang tahunnya pun tidak. Mereka selalu
mengucapkan selamat lewat surat dan memberikan alasan sibuk dalam suratnya.
Robert
selalu merayakan ulang tahunnya di pesiar ini dan tak terasa, usianya sudah
menginjak 26 tahun. Sekarang Robert bekerja menjadi C.E.O di salah satu
perusahaan orang tuanya.
Robert menunduk.
Di balik karang,
Seorang perempuan cantik
yang berenang, terdiam melihat Robert. Pria
itu, dia telah kembali untuk merayakan ulang tahunnya. Seandainya aku manusia,
seandainya aku bisa bertemu dengannya secara langsung dan berkenalan.
“Thalia” seorang pria yang
muncul dari dalam laut, memanggil perempuan itu.
Perempuan itu menoleh,
“iya?”
“ayahmu memanggil”
“baiklah” Thalia pun
mengikuti pria itu berenang ke dasar.
Sebuah kerajaan laut,
mulai terlihat.
Thalia masuk.
“selamat datang, putri”
Thalia tersenyum dan
menemui raja yang sudah menunggunya.
“Thalia, kemana saja kau?”
“maaf ayah, aku...”
“jangan bilang, kau habis
dari dunia atas”
“maaf ayah, aku hanya...”
“kau menemui pria itu lagi
kan?”
“ayah, aku hanya
melihatnya dari jauh. Aku yakin dia tidak melihatku”
“tetap saja itu berbahaya”
“tapi ayah, aku hanya
ingin...”
“apa? Kita ini bangsa
duyung, kau tidak boleh menyukai manusia. Jangan biarkan cinta membutakanmu”
Thalia menunduk, “maafkan
aku” air matanya menetes.
“jangan menangis, nak.
Ayah hanya ingin kau aman, ayah sangat takut kehilanganmu. Ayah tidak mau hal
itu terulang lagi” raja ingat...
Saat
itu, ibu Thalia menolong seorang manusia yang tenggelam. Tapi setelah
membawanya ke darat, ternyata orang itu jahat. Ibu Thalia dikepung dan dibunuh.
“mereka ingin mutiara
kehidupan kita dan ayah tidak ingin mereka melakukan hal yang sama padamu”
“aku mengerti” Thalia
masuk ke kamar dengan sedih.
Di kamar,
Thalia melamun, ia ingat
pada Robert. Seorang manusia yang membuat hatinya terpikat, seandainya kita bisa bersama.
Thalia pun mendekati
cerminnya, “cermin ajaib, tolong perlihatkan pria itu padaku”
Cermin pun mulai berubah
dan memperlihatkan sebuah pesiar yang tergoyang karena ombak yang begitu besar,
disana juga terlihat angin yang begitu kencang.
“badai?” Thalia kaget.
***
Di pesiar,
“ah” semua orang panik.
“cepat, cari tuan Robert.
Berikan pelampungnya, tuan harus selamat”
Mereka bergegas.
Sementara Robert, ia
berusaha berjalan di dalam pesiar yang terguncang. Ia mulai panik, Robert yakin
pesiar ini akan tenggelam.
“tuan” seorang pelayang
yang membawa pelampung, berlari ke arah Robert.
Namun sayangnya, pesiar
itu menabrak karang dan badai membuat pesiar itu hancur berkeping-keping.
“ah”
Mereka semua jatuh ke air
dan tenggelam.
Thalia yang melihat itu,
langsung berenang mendekat ke arah puing-puing pesiar. Ia melihat semua kru
kapal tenggelam dan Robert adalah salah satunya.
Thalia mendekati Robert
dan membawanya berenang ke permukaan, ia begitu panik melihat Robert yang tak
sadarkan diri.
Di darat,
“bangun, jangan mati. Aku
mohon” Thalia begitu panik, ia menggoyang-goyangkan tubuh Robert. “ayo bangun”
Thalia menangis dan mengelus pria impiannya, “apa yang harus aku lakukan? Aku
tidak ingin dia mati”
Thalia teringat pada mutia
ajaibnya, haruskah aku melakukan itu?
Thalia membuka mulut
Robert dan mendekatkan mulutnya, sebuah mutiara keluar dari mulutnya dan masuk
ke mulut Robert.
“aku mohon, bangunlah”
Perlahan, Robert mulai
bergerak dan batuk.
“syukurlah”
Robert membuka matanya dan
melihat perempuan tersenyum di hadapannya. Namun sayangnya, pandangan Robert
masih belum jelas dan ia kembali tak sadarkan diri.
Thalia mengelus Robert,
“aku harus pergi, semoga bantuan segera datang”
***
Malam itu,
Di pinggir pantai, Thalia
duduk di karang. Ia menangisi siripnya yang sudah berubah menjadi kaki, “aku
tidak akan bisa pulang jika siripku begini” ia begitu sedih.
Ayah Thalia muncul,
“Thalia?”
“ayah” Thalia senang
melihat ayahnya datang.
Tapi wajah ayah berubah
kesal melihat Thalia yang memiliki kaki, “apa yang kau lakukan?”
“aku... aku tadi
menolong...”
“kau memberikan mutiara
ajaib kita pada manusia itu?”
“pria itu akan mati jika
aku tidak memberikannya kehidupan”
“sudah berapa kali ayah
bilang padamu, jangan pernah dekati manusia”
“maafkan aku ayah”
“itu adalah hukuman
untukmu. Mulai saat ini, kau akan menjadi manusia. Kau tidak akan pernah bisa
kembali ke laut, kecuali mengambil kembali mutiaramu”
Thalia menunduk, ia sangat
sedih.
“ayah sangat kecewa
padamu”
***
Robert membuka matanya, ia
sadar jika dirinya berada di rumah sakit.
“sayang” ibu Robert begitu
khawatir, “kamu gak apa-apa kan?”
“ibu...?”
“ibu sangat khawatir saat
mendengar kabar jika pesiar kita tenggelam, untungnya Kayla menemukanmu
terdampar di pinggir pantai”
“Kayla?” Robert ingat pada
perempuan yang menolongnya saat tenggelam.
“iya sayang, jika
tidak...” ibu Robert menangis, ia sedih melihat tubuh Robert yang dibalut
perban.
“sudahlah bu, aku tidak
apa-apa kok” Robert tersenyum.
Beberapa hari kemudian,
Robert diperbolehkan untuk
pulang, ibu begitu senang melihat Robert yang sudah sehat kembali.
Robert keluar dari rumah
sakit sambil dipapah ibunya, sebuah limou sudah menunggunya di depan.
Dari balik tiang, Thalia
melihat itu. Ia tersenyum melihat pria impiannya baik-baik saja, tapi Thalia
terdiam melihat seorang perempuan yang mendekati Robert. Siapa dia?
Kayla membantu Robert
masuk ke mobil.
“terima kasih” Robert
tersenyum.
Setelah mereka masuk,
mobil pun berangkat.
Thalia masih memikirkan
Kayla, “siapa perempuan itu? Mungkinkah dia...”
***
Pagi itu,
Robert sudah bersiap untuk
pergi ke kantor, ia keluar dari kamar dan menuruni tangga.
“nak, kamu mau kemana?”
ibu khawatir.
Robert tersenyum, “aku ada
meeting”
“tapi kamu kan baru
sembuh”
“gak apa-apa kok bu”
“ya udah, kamu hati-hati
ya”
Robert mengangguk dan
pergi.
Di luar,
Robert masuk ke mobil dan
menyalakan mesin, tapi ia melihat seorang perempuan yang mengintip di dekat
gerbang. “siapa itu?”
Robert keluar dari mobil
dan berjalan ke dekat gerbang, tapi tidak ada siapa-siapa disana. “aneh, aku
yakin, ada seseorang disini” Robert kembali ke mobil.
Thalia yang bersembunyi
pun bernafas lega.
Siang itu,
Robert berjalan, ia
berniat untuk makan di kedai. Tapi ia merasa, ada seseorang yang mengikutinya,
“jangan-jangan, orang itu lagi..?” Robert langsung bersembunyi.
Thalia yang sedang
bersembunyi pun kaget karena Robert hilang, “kemana dia?” Thalia berlari dan
melihat kesana kemari, saat menoleh, Robert ada di hadapannya. Thalia langsung
jatuh.
Robert kaget, “maaf” ia
membantu Thalia bangun.
“terima kasih”
Robert bersenyum, “kau
mencari sesuatu?”
“a..aku...”
“kau orang baru ya? Aku
belum pernah melihatmu sebelumnya”
“ah? Aku...” Thalia begitu
bingung.
Robert menatap Thalia dan
merasa aneh.
“ah, aku harus pergi.
Maafkan aku...” Thalia berlari meninggalkan Robert.
“hey, tunggu! Aku belum
tau namamu, hey?” Robert menatap Thalia yang sudah jauh, ia pun kembali
berjalan. Tapi Robert terus memikirkan Thalia, perempuan itu..., Rasanya dia tak asing, tapi.. dimana aku pernah
bertemu dengannya?
Di kedai,
“hey Robert” Kayla senang
Robert sudah datang.
“hey” Robert duduk di meja
yang sama dengan Kayla.
“bagaimana dengan pesta
pertunangan kita?”
“aku...” sebenarnya Robert
belum siap dengan pertunangan itu, kenapa dia harus menikah dengan Kayla? Apa
semua itu karena Kayla telah menyelamatkan jiwanya? Apa itu tidak berlebihan?
Semua itu ada di fikirannya.
“Robert?”
“ah? Maafkan aku”
“ya sudah, lebih baik kita
pesan dulu makanannya”
“ya, kau benar”
Malam itu,
Thalia melamun di pinggir
pantai, ia ingat saat dirinya masih menjadi duyung. Ia ingat saat ibunya
dikabarkan meninggal, ia ingat saat ayah begitu sedih dan memprotect-nya.
Thalia sedih, ia juga rindu pada teman-temannya.
Seorang pria duyung muncul
ke permukaan, “Thalia”
Thalia menoleh, “Parok?”
“ini, aku membawa beberapa
makanan laut untukmu”
Thalia melihat ada ikan,
cumi-cumi dan udang. “tapi mereka teman-temanku”
“Thalia, kau itu seorang
manusia. Kau butuh makan sekarang”
“tapi Parok...”
“mereka mengerti, mereka
rela dimakan agar kau bisa bertahan hidup”
Thalia menangis, semua ini
terjadi karenanya. Apa aku memang salah
menolong pria itu? Apa memberikan mutiara ajaibku adalah hal yang benar?
Sekarang, aku sudah berubah menjadi manusia dan semua temanku berkorban banyak
untukku.
“Thalia” Parok khawatir.
“terima kasih” Thalia
tersenyum.
***
Besoknya,
Robert melamun di balkon luar kamarnya, ia memikirkan
pertungan yang sebentar lagi akan terjadi padanya. Robert menunduk, kenapa aku merasa tidak menginginkan
pertunangan ini? Apa karena aku tidak memiliki perasaan pada Kayla? Tapi dia
telah menyelamatkan nyawaku dan berkat kejadian itu, ibu dan ayah jadi lebih
peduli padaku.
saat melihat ke luar pagar, Robert melihat perempuan yang
kemarin ia temui di jalan, “perempuan itu?” ia langsung berlari ke dalam dan
menuruni tangga, Robert keluar dari rumah dan mencarinya.
Di luar,
Thalia berjalan ke dekat gerbang rumah Robert.
“hey” Robert keluar dari pintu gerbang.
“ah?” Thalia kaget.
“maaf mengagetkanmu, tapi...” Robert bingung mau bicara apa.
Thalia tersenyum menatap Robert.
“kita belum kenalan kan?”
“eh... iya”
“namaku Robert, siapa namamu?”
“Thalia” Thalia senang bisa berkenalan dan berjabat tangan
dengan pria impiannya.
“kau mau mampir?”
“aku...”
Sebuah mobil berhenti di depan mereka, Kayla turun dari mobil
itu dan mendekati mereka.
“hey sayang” Kayla mencium pipi Robert.
“Kayla?” Robert kaget.
“siapa perempuan ini?” Kayla menatap Thalia.
Thalia terdiam melihat Kayla yang memeluk Robert.
“dia...” Robert bingung dengan situasi itu.
“dia temanmu kan? Undang dia ke pesta pertunangan kita”
“ah, h... iya” Robert tersenyum.
Thalia sedih mendengar itu, pria impiannya akan bertunangan
dengan Kayla. Padahal ia telah banyak berkorban untuknya, kenapa pria itu malah
akan bersama dengan wanita lain?
“aku permisi” Thalia pergi.
“Thalia?” Robert menatap Thalia yang pergi, ia merasa sedih.
“udah sayang, ayo kita masuk”
Malam itu,
Robert bermimpi, ia tenggelam dan diselamatkan oleh perempuan
yang memiliki sirip. Perempuan itu membawa Robert ke darat dan meninggalkannya.
Robert bangun, ia kaget dengan mimpinya. Kenapa mimpi itu
terasa begitu nyata? Robert merasa hal itu benar-benar terjadi, apa benar bukan
Kayla yang menyelamatkannya? Mungkinkah di dunia ini benar-benar ada putri
duyung?
Robert memegang kepalanya dan kembali melihat bayangan seorang
perempuan yang tersenyum saat membawanya ke darat, siapa dia?
Besoknya,
Robert kembali berlayar, ia melihat ke sekelilingnya. Robert
ingin tau, apakah semua itu nyata? Aku
yakin, bukan Kayla yang menyelamatkanku. Tuhan... tolong aku untuk menemukan apa
yang sebenarnya terjadi.
Hp Robert berbunyi,
“hallo?”
“nak, cepat pulang. Ibu khawatir jika kau berlayar lagi”
“tenanglah bu, lagi pula cuacanya bagus kok”
“tapi nak”
“aku janji akan segera pulang”
Robert kembali memandang laut, ia ingat...
Saat kecil, Robert berlayar di ulang
tahunnya yang ke 6. Ia melihat putri duyung seusianya sedang berenang dan
tersenyum, Robert kaget. Ia memberi tau pelayannya bahwa ia melihat putri
duyung, sang pelayan tersenyum dan menganggap itu khayalan Robert.
Robert bersikeras bahwa ia bertemu
putri duyung, ayah dan ibu Robert yang mendengar itu, begitu marah dan Robert
dilarang membicarakan itu lagi.
Mungkinkah? Mungkinkah dia putri
duyung yang pernah aku temui saat kecil? Robert langsung masuk ke dalam.
***
Malamnya,
Robert bercermin di kamar, ia yakin bukan Kayla yang
menolongnya. Aku, aku bisa menolak
pertunangan ini. Bukan Kayla yang menolongku pertama kali. Dengan begitu, aku
bisa mencari perempuan yang aku impikan.
Robert bersiap dan keluar dari kamar, hari ini keluarga Kayla
akan makan malam di rumahnya.
“hey Robert” Kayla sudah menantinya di ruang keluarga.
“Kayla” Robert menatap Kayla.
“ada apa? Kau serius sekali, pasti kamu lagi mikirin
pertunangan kita. Besok adalah hari yang sudah aku nantikan”
“mana orang tuamu?”
“mereka belum datang, ayah dan ibu masih di jalan”
“ok” Robert duduk.
Kayla tersenyum dan duduk menatap Robert.
“kau bukan orang yang menyelamatkanku kan?”
“maksud kamu apa? Jelas-jelas, aku yang nemuin kamu
tergeletak di tepi pantai”
“tapi ada seseorang yang menolongku duluan”
“begitukah? Lalu dia meninggalkanmu begitu saja dengan
luka-lukamu?”
“tapi dia benar-benar menyelamatkanku, jika dia tidak
membawaku ke darat, aku pasti akan mati”
“jika kau dibiarkan di tepi pantai, kau juga akan mati”
Ibu yang mendengar itu, mendekati mereka, “ada apa ini?”
“aku ingin membatalkan pertunangan kami” Robert menatap
ibunya.
“apa?” ibu kaget, “tapi kenapa nak?”
“aku tidak mencintai Kayla, bu. Maafkan aku, aku mencintai
wanita lain”
Kayla tersenyum, “aku mengerti maksudmu, kau mencintai
perempuan yang waktu itu kan? Apa kau mau bilang, jika dia yang telah
menyelamatkan nyawamu?”
“dia tidak ada hubungannya dengan ini, cinta tidak bisa
dipaksakan Kay. Maafkan aku”
“kamu jahat” Kayla berdiri, “pokoknya, aku gak rela jika
pertunangan ini batal” ia pergi.
Robert tersenyum melihat Kayla pergi.
“nak?”
“aku tau, apa yang aku lakukan adalah yang terbaik untukku”
Ibu bingung dengan sikap Robert.
***
Besoknya,
Thalia berdiri di tepi jurang, ia menangis. Hari ini, pria impiannya
akan bertunangan dengan wanita lain. Semua pengorbanannya, terasa sia-sia. Tapi
ia rela, jika Robert bahagia.
Thalia mengingat semua kenangannya di laut, ia berfikir untuk
kembali kesana. Meskipun ia akan meninggal karena tenggelam, tapi Thalia tidak
punya apa-apa lagi untuk diperjuangkan disini. Ia hanya merindukan ayahnya dan
berharap bisa dipeluk ayahnya untuk yang terakhir kalinya.
Selamat tinggal Robert...
Thalia menutup matanya dan melompat.
Byur...
Thalia tenggelam dengan kesedihannya, ia tidak pernah
menyesal memberikan mutiara kehidupan untuk Robert sehingga ia hidup sebagai
manusia.
Robert yang berenang, mendekati Thalia. Ia memeluk Thalia dan
membawanya ke darat.
Di pantai,
“bangun Thalia” Robert khawatir, “jangan tinggalkan aku, aku
mencintaimu” air mata Robert menetes, ia memeluk Thalia yang tidak bergerak.
“aku mencintaimu”
Seorang pelayan, mendekat, “tuan?”
“cepat bawa mobil, kita harus menolongnya”
“baik tuan” pelayan itu pergi.
Robert masih menatap Thalia, “Thalia”
Thalia membuka matanya, “Robert...?” ia kaget.
Robert tersenyum, “hey” ia senang Thalia baik-baik saja.
“ke..kenapa...?”
“sudahlah” Robert membantu Thalia duduk sambil merangkulnya.
“bukankah, hari ini...”
“sudahlah, aku tidak mau membahas itu. Aku tidak mencintai
Kayla, aku mencintai wanita lain” Robert menatap Thalia, “aku mencintai wanita
yang menyelamatkanku saat aku tenggelam dan sekarang... aku menyelamatkan dia
yang tenggelam”
Thalia kaget, “kau tau?”
“ya, kau ingat saat tidak sengaja bertemu denganku 20 tahun
yang lalu?”
Thalia terharu, pria impiannya ternyata masih mengingatnya.
“kau tidak lupa?”
“aku dianggap anak gila saat mengatakan ada duyung berenang
di dekat pesiar”
Thalia tersenyum, “maafkan aku”
“tidak, kau tidak bersalah” Robert mengelus Thalia dan menciumnya.
Seorang pelayan datang, “tuan, mobilnya...” ia terdiam
melihat Robert yang sedang berciuman dan memutuskan untuk pergi dari sana.
Robert tersenyum sambil menatap Thalia, “menikahlah denganku”
“apa aku harus menikah dengan pria yang kabur dari pertunangannya?”
Robert tersenyum.
Tapi ayah Thalia muncul, ia mengeluarkan kekuatannya untuk
mengeluarkan mutiara ajaib dari tubuh Robert. Robert membuka mulutnya dan
perlahan, mutiara itu keluar. Ayah menangkap mutiara itu dan Robert langsung
tergeletak tak bergerak.
“Robert?” Thalia kaget, “apa yang ayah lakukan?”
“manusia seharusnya tidak memiliki mutiara ini di tubuhnya”
“tapi ayah, Robert akan meninggal tanpa itu”
“apa peduliku, dia hanya manusia. Ayo kita pulang, sekarang,
mutiaramu sudah kembali”
“aku tidak akan pulang, aku lebih memilih mati sebagai
manusia dari pada meninggalkan Robert dengan cara seperti ini”
“begitukah?”
“aku mencintainya, ayah” Thalia menangis, “dia juga
mencintaiku, aku tau itu”
“baiklah, jika itu mau mu” ayah pergi meninggalkan Thalia.
“Robert” Thalia memeluk Robert yang tak bergerak, “bangun
Robert, jangan tinggalkan aku”
Kenapa ayah begitu tega padaku?
Kenapa ayah membunuh pria yang aku cintai, kenapa ayah? Air mata Thalia menetes dan jatuh ke
wajah Robert, air mata itu mengeluarkan sinar dan perlahan, Robert membuka
matanya.
“Robert?” Thalia senang.
“Thalia...” Robert tersenyum dan mengelus Thalia, “jangan
menangis”
Mereka pun berpelukan.
“ayo kita pergi, aku ingin segera mengenalkanmu pada ibuku”
Thalia tersenyum.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar