Kamis, 07 Mei 2015

I Finally Found You


Author : Sherly Holmes
Genre : Romance
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Sebuah kapal pesiar sedang berlayar di laut, mentari pun bersinar dengan cerah. Tiba-tiba, sebuah helikopter terbang di atas pesiar itu. Sebuah tali dijatuhkan dan seorang pria turun perlahan.
“selamat datang tuan”
Pria itu berjalan masuk ke dalam pesiar dan heli pun pergi.
Di dapur pesiar,
“tuan Robert sudah datang, cepat bawa makanannya ke ruang makan”
“baik”
***
Robert duduk di ruang makan, ia menatap semua makanan yang tersaji di meja.
Seorang pelayan pun datang membawa sebuah kue, semua pelayan yang ada disana mulai bernyanyi...
Selamat ulang tahun... Selamat ulang tahun...
Robert tersenyum, selama ini dia tumbuh bersama para pelayan setianya dan sebuah pesiar yang selalu dijadikan tempat ulang tahunnya.
“tuan, ini surat dari orang tua anda” seorang pelayan memberikan surat itu.
“aku tidak butuh, aku sudah tau apa isinya” Robert bangun dari tempat duduk dan pergi.
“tuan...” pelayan itu khawatir.
Di luar,
Robert melamun sambil memandang samudra biru yang ada di bawah pesiarnya, ia ingat...
Sejak dulu, orang tua Robert selalu sibuk dengan pekerjaannya. Jarang pulang ke rumah, bahkan untuk melihat Robert di ulang tahunnya pun tidak. Mereka selalu mengucapkan selamat lewat surat dan memberikan alasan sibuk dalam suratnya.
Robert selalu merayakan ulang tahunnya di pesiar ini dan tak terasa, usianya sudah menginjak 26 tahun. Sekarang Robert bekerja menjadi C.E.O di salah satu perusahaan orang tuanya.
Robert menunduk.
Di balik karang,
Seorang perempuan cantik yang berenang, terdiam melihat Robert. Pria itu, dia telah kembali untuk merayakan ulang tahunnya. Seandainya aku manusia, seandainya aku bisa bertemu dengannya secara langsung dan berkenalan.
“Thalia” seorang pria yang muncul dari dalam laut, memanggil perempuan itu.
Perempuan itu menoleh, “iya?”
“ayahmu memanggil”
“baiklah” Thalia pun mengikuti pria itu berenang ke dasar.
Sebuah kerajaan laut, mulai terlihat.
Thalia masuk.
“selamat datang, putri”
Thalia tersenyum dan menemui raja yang sudah menunggunya.
“Thalia, kemana saja kau?”
“maaf ayah, aku...”
“jangan bilang, kau habis dari dunia atas”
“maaf ayah, aku hanya...”
“kau menemui pria itu lagi kan?”
“ayah, aku hanya melihatnya dari jauh. Aku yakin dia tidak melihatku”
“tetap saja itu berbahaya”
“tapi ayah, aku hanya ingin...”
“apa? Kita ini bangsa duyung, kau tidak boleh menyukai manusia. Jangan biarkan cinta membutakanmu”
Thalia menunduk, “maafkan aku” air matanya menetes.
“jangan menangis, nak. Ayah hanya ingin kau aman, ayah sangat takut kehilanganmu. Ayah tidak mau hal itu terulang lagi” raja ingat...
Saat itu, ibu Thalia menolong seorang manusia yang tenggelam. Tapi setelah membawanya ke darat, ternyata orang itu jahat. Ibu Thalia dikepung dan dibunuh.
“mereka ingin mutiara kehidupan kita dan ayah tidak ingin mereka melakukan hal yang sama padamu”
“aku mengerti” Thalia masuk ke kamar dengan sedih.
Di kamar,
Thalia melamun, ia ingat pada Robert. Seorang manusia yang membuat hatinya terpikat, seandainya kita bisa bersama.
Thalia pun mendekati cerminnya, “cermin ajaib, tolong perlihatkan pria itu padaku”
Cermin pun mulai berubah dan memperlihatkan sebuah pesiar yang tergoyang karena ombak yang begitu besar, disana juga terlihat angin yang begitu kencang.
“badai?” Thalia kaget.
***
Di pesiar,
“ah” semua orang panik.
“cepat, cari tuan Robert. Berikan pelampungnya, tuan harus selamat”
Mereka bergegas.
Sementara Robert, ia berusaha berjalan di dalam pesiar yang terguncang. Ia mulai panik, Robert yakin pesiar ini akan tenggelam.
“tuan” seorang pelayang yang membawa pelampung, berlari ke arah Robert.
Namun sayangnya, pesiar itu menabrak karang dan badai membuat pesiar itu hancur berkeping-keping.
“ah”
Mereka semua jatuh ke air dan tenggelam.
Thalia yang melihat itu, langsung berenang mendekat ke arah puing-puing pesiar. Ia melihat semua kru kapal tenggelam dan Robert adalah salah satunya.
Thalia mendekati Robert dan membawanya berenang ke permukaan, ia begitu panik melihat Robert yang tak sadarkan diri.
Di darat,
“bangun, jangan mati. Aku mohon” Thalia begitu panik, ia menggoyang-goyangkan tubuh Robert. “ayo bangun” Thalia menangis dan mengelus pria impiannya, “apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin dia mati”
Thalia teringat pada mutia ajaibnya, haruskah aku melakukan itu?
Thalia membuka mulut Robert dan mendekatkan mulutnya, sebuah mutiara keluar dari mulutnya dan masuk ke mulut Robert.
“aku mohon, bangunlah”
Perlahan, Robert mulai bergerak dan batuk.
“syukurlah”
Robert membuka matanya dan melihat perempuan tersenyum di hadapannya. Namun sayangnya, pandangan Robert masih belum jelas dan ia kembali tak sadarkan diri.
Thalia mengelus Robert, “aku harus pergi, semoga bantuan segera datang”
***
Malam itu,
Di pinggir pantai, Thalia duduk di karang. Ia menangisi siripnya yang sudah berubah menjadi kaki, “aku tidak akan bisa pulang jika siripku begini” ia begitu sedih.
Ayah Thalia muncul, “Thalia?”
“ayah” Thalia senang melihat ayahnya datang.
Tapi wajah ayah berubah kesal melihat Thalia yang memiliki kaki, “apa yang kau lakukan?”
“aku... aku tadi menolong...”
“kau memberikan mutiara ajaib kita pada manusia itu?”
“pria itu akan mati jika aku tidak memberikannya kehidupan”
“sudah berapa kali ayah bilang padamu, jangan pernah dekati manusia”
“maafkan aku ayah”
“itu adalah hukuman untukmu. Mulai saat ini, kau akan menjadi manusia. Kau tidak akan pernah bisa kembali ke laut, kecuali mengambil kembali mutiaramu”
Thalia menunduk, ia sangat sedih.
“ayah sangat kecewa padamu”
***
Robert membuka matanya, ia sadar jika dirinya berada di rumah sakit.
“sayang” ibu Robert begitu khawatir, “kamu gak apa-apa kan?”
“ibu...?”
“ibu sangat khawatir saat mendengar kabar jika pesiar kita tenggelam, untungnya Kayla menemukanmu terdampar di pinggir pantai”
“Kayla?” Robert ingat pada perempuan yang menolongnya saat tenggelam.
“iya sayang, jika tidak...” ibu Robert menangis, ia sedih melihat tubuh Robert yang dibalut perban.
“sudahlah bu, aku tidak apa-apa kok” Robert tersenyum.
Beberapa hari kemudian,
Robert diperbolehkan untuk pulang, ibu begitu senang melihat Robert yang sudah sehat kembali.
Robert keluar dari rumah sakit sambil dipapah ibunya, sebuah limou sudah menunggunya di depan.
Dari balik tiang, Thalia melihat itu. Ia tersenyum melihat pria impiannya baik-baik saja, tapi Thalia terdiam melihat seorang perempuan yang mendekati Robert. Siapa dia?
Kayla membantu Robert masuk ke mobil.
“terima kasih” Robert tersenyum.
Setelah mereka masuk, mobil pun berangkat.
Thalia masih memikirkan Kayla, “siapa perempuan itu? Mungkinkah dia...”
***
Pagi itu,
Robert sudah bersiap untuk pergi ke kantor, ia keluar dari kamar dan menuruni tangga.
“nak, kamu mau kemana?” ibu khawatir.
Robert tersenyum, “aku ada meeting”
“tapi kamu kan baru sembuh”
“gak apa-apa kok bu”
“ya udah, kamu hati-hati ya”
Robert mengangguk dan pergi.
Di luar,
Robert masuk ke mobil dan menyalakan mesin, tapi ia melihat seorang perempuan yang mengintip di dekat gerbang. “siapa itu?”
Robert keluar dari mobil dan berjalan ke dekat gerbang, tapi tidak ada siapa-siapa disana. “aneh, aku yakin, ada seseorang disini” Robert kembali ke mobil.
Thalia yang bersembunyi pun bernafas lega.
Siang itu,
Robert berjalan, ia berniat untuk makan di kedai. Tapi ia merasa, ada seseorang yang mengikutinya, “jangan-jangan, orang itu lagi..?” Robert langsung bersembunyi.
Thalia yang sedang bersembunyi pun kaget karena Robert hilang, “kemana dia?” Thalia berlari dan melihat kesana kemari, saat menoleh, Robert ada di hadapannya. Thalia langsung jatuh.
Robert kaget, “maaf” ia membantu Thalia bangun.
“terima kasih”
Robert bersenyum, “kau mencari sesuatu?”
“a..aku...”
“kau orang baru ya? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya”
“ah? Aku...” Thalia begitu bingung.
Robert menatap Thalia dan merasa aneh.
“ah, aku harus pergi. Maafkan aku...” Thalia berlari meninggalkan Robert.
“hey, tunggu! Aku belum tau namamu, hey?” Robert menatap Thalia yang sudah jauh, ia pun kembali berjalan. Tapi Robert terus memikirkan Thalia, perempuan itu..., Rasanya dia tak asing, tapi.. dimana aku pernah bertemu dengannya?
Di kedai,
“hey Robert” Kayla senang Robert sudah datang.
“hey” Robert duduk di meja yang sama dengan Kayla.
“bagaimana dengan pesta pertunangan kita?”
“aku...” sebenarnya Robert belum siap dengan pertunangan itu, kenapa dia harus menikah dengan Kayla? Apa semua itu karena Kayla telah menyelamatkan jiwanya? Apa itu tidak berlebihan? Semua itu ada di fikirannya.
“Robert?”
“ah? Maafkan aku”
“ya sudah, lebih baik kita pesan dulu makanannya”
“ya, kau benar”
Malam itu,
Thalia melamun di pinggir pantai, ia ingat saat dirinya masih menjadi duyung. Ia ingat saat ibunya dikabarkan meninggal, ia ingat saat ayah begitu sedih dan memprotect-nya. Thalia sedih, ia juga rindu pada teman-temannya.
Seorang pria duyung muncul ke permukaan, “Thalia”
Thalia menoleh, “Parok?”
“ini, aku membawa beberapa makanan laut untukmu”
Thalia melihat ada ikan, cumi-cumi dan udang. “tapi mereka teman-temanku”
“Thalia, kau itu seorang manusia. Kau butuh makan sekarang”
“tapi Parok...”
“mereka mengerti, mereka rela dimakan agar kau bisa bertahan hidup”
Thalia menangis, semua ini terjadi karenanya. Apa aku memang salah menolong pria itu? Apa memberikan mutiara ajaibku adalah hal yang benar? Sekarang, aku sudah berubah menjadi manusia dan semua temanku berkorban banyak untukku.
“Thalia” Parok khawatir.
“terima kasih” Thalia tersenyum.
***
Besoknya,
Robert melamun di balkon luar kamarnya, ia memikirkan pertungan yang sebentar lagi akan terjadi padanya. Robert menunduk, kenapa aku merasa tidak menginginkan pertunangan ini? Apa karena aku tidak memiliki perasaan pada Kayla? Tapi dia telah menyelamatkan nyawaku dan berkat kejadian itu, ibu dan ayah jadi lebih peduli padaku.
saat melihat ke luar pagar, Robert melihat perempuan yang kemarin ia temui di jalan, “perempuan itu?” ia langsung berlari ke dalam dan menuruni tangga, Robert keluar dari rumah dan mencarinya.
Di luar,
Thalia berjalan ke dekat gerbang rumah Robert.
“hey” Robert keluar dari pintu gerbang.
“ah?” Thalia kaget.
“maaf mengagetkanmu, tapi...” Robert bingung mau bicara apa.
Thalia tersenyum menatap Robert.
“kita belum kenalan kan?”
“eh... iya”
“namaku Robert, siapa namamu?”
“Thalia” Thalia senang bisa berkenalan dan berjabat tangan dengan pria impiannya.
“kau mau mampir?”
“aku...”
Sebuah mobil berhenti di depan mereka, Kayla turun dari mobil itu dan mendekati mereka.
“hey sayang” Kayla mencium pipi Robert.
“Kayla?” Robert kaget.
“siapa perempuan ini?” Kayla menatap Thalia.
Thalia terdiam melihat Kayla yang memeluk Robert.
“dia...” Robert bingung dengan situasi itu.
“dia temanmu kan? Undang dia ke pesta pertunangan kita”
“ah, h... iya” Robert tersenyum.
Thalia sedih mendengar itu, pria impiannya akan bertunangan dengan Kayla. Padahal ia telah banyak berkorban untuknya, kenapa pria itu malah akan bersama dengan wanita lain?
“aku permisi” Thalia pergi.
“Thalia?” Robert menatap Thalia yang pergi, ia merasa sedih.
“udah sayang, ayo kita masuk”
Malam itu,
Robert bermimpi, ia tenggelam dan diselamatkan oleh perempuan yang memiliki sirip. Perempuan itu membawa Robert ke darat dan meninggalkannya.
Robert bangun, ia kaget dengan mimpinya. Kenapa mimpi itu terasa begitu nyata? Robert merasa hal itu benar-benar terjadi, apa benar bukan Kayla yang menyelamatkannya? Mungkinkah di dunia ini benar-benar ada putri duyung?
Robert memegang kepalanya dan kembali melihat bayangan seorang perempuan yang tersenyum saat membawanya ke darat, siapa dia?
Besoknya,
Robert kembali berlayar, ia melihat ke sekelilingnya. Robert ingin tau, apakah semua itu nyata? Aku yakin, bukan Kayla yang menyelamatkanku. Tuhan... tolong aku untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi.
Hp Robert berbunyi,
“hallo?”
“nak, cepat pulang. Ibu khawatir jika kau berlayar lagi”
“tenanglah bu, lagi pula cuacanya bagus kok”
“tapi nak”
“aku janji akan segera pulang”
Robert kembali memandang laut, ia ingat...
Saat kecil, Robert berlayar di ulang tahunnya yang ke 6. Ia melihat putri duyung seusianya sedang berenang dan tersenyum, Robert kaget. Ia memberi tau pelayannya bahwa ia melihat putri duyung, sang pelayan tersenyum dan menganggap itu khayalan Robert.
Robert bersikeras bahwa ia bertemu putri duyung, ayah dan ibu Robert yang mendengar itu, begitu marah dan Robert dilarang membicarakan itu lagi.
Mungkinkah? Mungkinkah dia putri duyung yang pernah aku temui saat kecil? Robert langsung masuk ke dalam.
***
Malamnya,
Robert bercermin di kamar, ia yakin bukan Kayla yang menolongnya. Aku, aku bisa menolak pertunangan ini. Bukan Kayla yang menolongku pertama kali. Dengan begitu, aku bisa mencari perempuan yang aku impikan.
Robert bersiap dan keluar dari kamar, hari ini keluarga Kayla akan makan malam di rumahnya.
“hey Robert” Kayla sudah menantinya di ruang keluarga.
“Kayla” Robert menatap Kayla.
“ada apa? Kau serius sekali, pasti kamu lagi mikirin pertunangan kita. Besok adalah hari yang sudah aku nantikan”
“mana orang tuamu?”
“mereka belum datang, ayah dan ibu masih di jalan”
“ok” Robert duduk.
Kayla tersenyum dan duduk menatap Robert.
“kau bukan orang yang menyelamatkanku kan?”
“maksud kamu apa? Jelas-jelas, aku yang nemuin kamu tergeletak di tepi pantai”
“tapi ada seseorang yang menolongku duluan”
“begitukah? Lalu dia meninggalkanmu begitu saja dengan luka-lukamu?”
“tapi dia benar-benar menyelamatkanku, jika dia tidak membawaku ke darat, aku pasti akan mati”
“jika kau dibiarkan di tepi pantai, kau juga akan mati”
Ibu yang mendengar itu, mendekati mereka, “ada apa ini?”
“aku ingin membatalkan pertunangan kami” Robert menatap ibunya.
“apa?” ibu kaget, “tapi kenapa nak?”
“aku tidak mencintai Kayla, bu. Maafkan aku, aku mencintai wanita lain”
Kayla tersenyum, “aku mengerti maksudmu, kau mencintai perempuan yang waktu itu kan? Apa kau mau bilang, jika dia yang telah menyelamatkan nyawamu?”
“dia tidak ada hubungannya dengan ini, cinta tidak bisa dipaksakan Kay. Maafkan aku”
“kamu jahat” Kayla berdiri, “pokoknya, aku gak rela jika pertunangan ini batal” ia pergi.
Robert tersenyum melihat Kayla pergi.
“nak?”
“aku tau, apa yang aku lakukan adalah yang terbaik untukku”
Ibu bingung dengan sikap Robert.
***
Besoknya,
Thalia berdiri di tepi jurang, ia menangis. Hari ini, pria impiannya akan bertunangan dengan wanita lain. Semua pengorbanannya, terasa sia-sia. Tapi ia rela, jika Robert bahagia.
Thalia mengingat semua kenangannya di laut, ia berfikir untuk kembali kesana. Meskipun ia akan meninggal karena tenggelam, tapi Thalia tidak punya apa-apa lagi untuk diperjuangkan disini. Ia hanya merindukan ayahnya dan berharap bisa dipeluk ayahnya untuk yang terakhir kalinya.
Selamat tinggal Robert...
Thalia menutup matanya dan melompat.
Byur...
Thalia tenggelam dengan kesedihannya, ia tidak pernah menyesal memberikan mutiara kehidupan untuk Robert sehingga ia hidup sebagai manusia.
Robert yang berenang, mendekati Thalia. Ia memeluk Thalia dan membawanya ke darat.
Di pantai,
“bangun Thalia” Robert khawatir, “jangan tinggalkan aku, aku mencintaimu” air mata Robert menetes, ia memeluk Thalia yang tidak bergerak. “aku mencintaimu”
Seorang pelayan, mendekat, “tuan?”
“cepat bawa mobil, kita harus menolongnya”
“baik tuan” pelayan itu pergi.
Robert masih menatap Thalia, “Thalia”
Thalia membuka matanya, “Robert...?” ia kaget.
Robert tersenyum, “hey” ia senang Thalia baik-baik saja.
“ke..kenapa...?”
“sudahlah” Robert membantu Thalia duduk sambil merangkulnya.
“bukankah, hari ini...”
“sudahlah, aku tidak mau membahas itu. Aku tidak mencintai Kayla, aku mencintai wanita lain” Robert menatap Thalia, “aku mencintai wanita yang menyelamatkanku saat aku tenggelam dan sekarang... aku menyelamatkan dia yang tenggelam”
Thalia kaget, “kau tau?”
“ya, kau ingat saat tidak sengaja bertemu denganku 20 tahun yang lalu?”
Thalia terharu, pria impiannya ternyata masih mengingatnya. “kau tidak lupa?”
“aku dianggap anak gila saat mengatakan ada duyung berenang di dekat pesiar”
Thalia tersenyum, “maafkan aku”
“tidak, kau tidak bersalah” Robert mengelus Thalia dan menciumnya.
Seorang pelayan datang, “tuan, mobilnya...” ia terdiam melihat Robert yang sedang berciuman dan memutuskan untuk pergi dari sana.
Robert tersenyum sambil menatap Thalia, “menikahlah denganku”
“apa aku harus menikah dengan pria yang kabur dari pertunangannya?”
Robert tersenyum.
Tapi ayah Thalia muncul, ia mengeluarkan kekuatannya untuk mengeluarkan mutiara ajaib dari tubuh Robert. Robert membuka mulutnya dan perlahan, mutiara itu keluar. Ayah menangkap mutiara itu dan Robert langsung tergeletak tak bergerak.
“Robert?” Thalia kaget, “apa yang ayah lakukan?”
“manusia seharusnya tidak memiliki mutiara ini di tubuhnya”
“tapi ayah, Robert akan meninggal tanpa itu”
“apa peduliku, dia hanya manusia. Ayo kita pulang, sekarang, mutiaramu sudah kembali”
“aku tidak akan pulang, aku lebih memilih mati sebagai manusia dari pada meninggalkan Robert dengan cara seperti ini”
“begitukah?”
“aku mencintainya, ayah” Thalia menangis, “dia juga mencintaiku, aku tau itu”
“baiklah, jika itu mau mu” ayah pergi meninggalkan Thalia.
“Robert” Thalia memeluk Robert yang tak bergerak, “bangun Robert, jangan tinggalkan aku”
Kenapa ayah begitu tega padaku? Kenapa ayah membunuh pria yang aku cintai, kenapa ayah? Air mata Thalia menetes dan jatuh ke wajah Robert, air mata itu mengeluarkan sinar dan perlahan, Robert membuka matanya.
“Robert?” Thalia senang.
“Thalia...” Robert tersenyum dan mengelus Thalia, “jangan menangis”
Mereka pun berpelukan.
“ayo kita pergi, aku ingin segera mengenalkanmu pada ibuku”
Thalia tersenyum.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar