Rabu, 27 Mei 2015

You are Beautiful


Author : Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre : Romance, Drama
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Note : Cerita ini adalah kolaborasi terakhir Sherly and Erin, mudah-mudahan kita bisa kerjasama lagi di story berikutnya. Makasih banget Erin...
Di sebuah kapal pesiar,
“itu dia target kita”
Seorang pemimpin menunjukan sebuah pulau terpencil di tengah laut.
***
Di sebuah hutan,
Seorang perempuan melompat dari pohon ke pohon, “apa kau mendengarnya Jerry? Ada suara aneh yang mendekat kemari”
“hati-hati Angel” Jerry mengikuti Angel.
Angel membuka dedaunan yang menghalangi pandangannya dan melihat sebuah kapal pesiar besar berlabuh di pulaunya, “waw” Angel takjub.
“gawat!” Jerry khawatir.
“ada apa?”
“mereka pasti ingin merampas tanah kita”
“maksudmu mereka kumpulan penjajah?”
“ya”
Di kapal,
Seorang pria turun dan mulai menginjakan kakinya di pasir, ia tersenyum. “indah sekali, apa tempat ini tidak berpenghuni?”
“Robert, bawa senjatamu. Jangan gegabah”
“maaf ayah”
“jangan panggil aku ayah”
“maaf kapten” Robert menunduk.
Di pepohonan,
“hey, coba kau lihat. Pria itu mungkin seusia kita Jerry, kita bisa berteman dengannya”
“Angel, mereka itu orang jahat. Ayo kita segera melapor pada ayahmu”
“tapi...”
“Angel, ayo”
“baiklah”
Mereka pun pergi.
Robert menatap pepohonan di atas bukit, sepertinya ada sesuatu disana.
Di sebuah pemukiman,
Jerry dan Angel menemui ayah Angel.
“kepala suku”
“ada apa Jerry?”
“para penjahat mulai datang”
“Jerry, kamu itu ngomong apa sih? Kita kan belum tau apa tujuan mereka datang kesini” Angel kurang setuju.
“Angel, Jerry benar. Kita harus waspada, setiap orang asing yang datang kemari pasti berniat jahat”
Besoknya,
Angel mengintip para pendatang asing itu dari atas pohon, ia melihat mereka mendirikan tenda dengan sangat cepat dan beberapa benda canggih yang baginya begitu asing.
“aneh sekali”
Tapi Angel mendengar suara, ia menoleh.
Seekor kelinci sedang berlari karena menjadi buruan seseorang, kelinci itu terus berlari. Robert mengejarnya, ia pun mulai menggunakan panah.
“itu kan pria yang kemarin” Angel semakin mendekat.
Robert menutup matanya dan kembali fokus, ia pun membuka mata dan mulai menembakan anak panahnya ke arah kelinci itu.
kelinci langsung jatuh dengan anak panah yang tertancap di tubuhnya.
Robert tersenyum dan mendekati kelinci itu, “akhirnya kau akan menjadi makan malamku” tapi Robert merasakan ada seseorang yang sedang memata-matainya, ia menatap pohon besar di dekatnya.
Angel mulai panik.
“siapa itu? Keluar kau” Robert mulai mengarahkan anak panahnya ke pohon.
“dia akan memanahku? Aku harus pergi” Angel pun melompat ke pohon lain.
“hey, jangan lari” Robert mengejarnya.
Saat Angel melompat ke pohon lain, ia tidak sampai dan jatuh. “aduh”
Robert melihat itu, “hey?” ia kaget ada perempuan jatuh dari atas pohon.
“jangan sakiti aku” Angel takut.
“tenang-tenang, aku tidak akan melukaimu”
“bohong, Jerry bilang kau jahat”
“jahat?” Robert kaget dan semakin mendekati Angel.
“iya, kau mau menjajah bangsa kami”
“aku bukan penjajah”
“benarkah?”
“ya” Robert tersenyum, “kau tidak bisa berdiri ya? Boleh aku lihat lukamu?”
Angel terdiam melihat Robert, dia pria aneh. Dia sangat berbeda dengan pria-pria yang ada disini, kulitnya begitu putih dan bersih. Dia seperti malaikat.
“nah, sudah selesai” Robert tersenyum dan menatap Angel, “hey, ada apa?”
“ah, tidak” Angel melihat ada kain terikat di kakinya.
“kau tenang saja, aku sudah mengobatinya. Lukamu pasti cepat sembuh”
Angel menatap Robert dengan waspada, ia berdiri dan kabur.
“hey” Robert heran, “kenapa dia pergi? Tidak ada ucapan terima kasih lagi” Robert ingat pada kelincinya dan ia kembali.
Dari balik semak-semak, Angel masih memperhatikan Robert.
Malamnya,
Angel mengintip orang-orang asing itu, mereka terlihat sedang membuat pesta dan terdapat begitu banyak hewan yang dipanggang.
“mereka hanya bisa berburu tanpa peduli alam sekitar, jahat sekali. Tapi mereka bisa mengendalikan api tanpa batu, apa mereka memiliki sihir?”
Di pantai,
Robert membuat api unggun sendirian,  ia tersenyum pada hasil buruannya. “aku senang bisa mendapat buruan hari ini” ia menatap langit, tapi Robert merasakan kehadiran seseorang. Ia mengambil pisau dan menatap semak-semak, “keluar kau”
Angel keluar.
“kau?”
Mereka pun duduk bersama di dekat api unggun.
“jadi ini bukan sihir?”
“ya, api ini muncul dari benda ajaib bernama korek” Robert menunjukan benda itu.
“hebat sekali, kami harus memakai batu setiap kali memasak”
“kalau begitu, ini untukmu saja” Robert memberikan koreknya pada Angel.
“untukku?”
“ya”
Angel tersenyum, “terima kasih” tapi Angel teringat pada Jerry, “maaf aku harus pergi”
“tapi...”
Angel berlari dan menghilang di hutan.
“aku kan belum tau namamu” Robert menatap ke arah hutan.
***
Di hutan,
Jerry menatap Angel, “Angel, kepala suku mencarimu. Kemana saja kau?”
“maafkan aku Jerry”
“kamu gak ngedeketin orang-orang asing itu kan?”
“enggak”
“kamu gak bohong?”
“kamu cerewet banget sih?” Angel kesal dan pergi.
“Angel tunggu, kamu mau kemana?”
“tentu saja pulang, mau apa lagi?”
Di tenda Robert,
Robert menatap ke jendela, “siapa nama perempuan itu? Mungkinkah besok kami bertemu lagi?” Robert melihat pepohonan yang bergerak, “mungkinkah itu dia? Ya Tuhan... kenapa aku jadi memikirkan dia terus?”
Di balik pohon,
Angel bersembunyi, “aku hampir saja ketauan, pria itu memang sangat waspada”
Besoknya,
Angel mengintip Robert dari balik pohon, ia tersenyum.
“eh, Angel. Ngapain kamu?”
“Jerry?” Angel kaget.
Jerry mendekat dan melihat Robert yang sedang memancing di sungai, “kau mengintip pria itu?”
“aku hanya...”
“Angel, aku sudah bilang kan? Dia itu berbahaya, kita harus terus waspada”
“aku tau”
“terus kenapa kamu ngintipin dia?”
“aku gak ngintipin dia”
“terus sekarang kamu lagi apa?”
Angel diam.
“aku tidak suka ini” Jerry keluar dari pepohonan.
“Jerry, jangan” Angel khawatir.
Di sungai,
“hey kau”
Robert menoleh dan melihat penduduk pria yang penampilannya hampir sama dengan perempuan yang beberapa kali ia temui.
“hadapi aku” Jerry kesal.
Robert memakai t-shirt nya, “apa kau marah karena aku mencari ikan disini?”
“jangan pura-pura bodoh”
“maksudmu?”
Jerry mengeluarkan sebuah belati.
“o..ok, aku hanya mencari makan disini. Jika ini sungai milikmu, aku minta maaf. Ok?”
“hiat” Jerry menyerang.
Robert kaget dan berusaha melawan, tapi ia tidak mau membuat masalah. Robert hanya menangkis serangan Jerry dan berusaha menghindari belatinya. “kita bisa menyelesaikan ini baik-baik kan?”
“kau adalah penjahat yang ingin mengambil harta kami, kau ingin menghancurkan bangsa kami”
“tidak, tentu saja tidak. Aku datang dengan damai”
“bohong”
Robert berlari menghindar dan Jerry terus mengejarnya.
“gawat” Angel mengejar mereka.
Di jembatan kayu dekat air terjun,
Robert berada di tengah-tengah jembatan, Jerry yang masih memegang belati tersenyum. Robert melihat ke bawah, disana airnya begitu deras.
“buat pilihan, menyebrang dan tersesat atau menyerah padaku?”
Robert melihat ke belakang, disana hutan begitu gelap. Ia menatap ke depan, disana Jerry sudah siap untuk membunuhnya.
“ada apa? Kau terpojok kan?” Jerry senang.
“aku pilih yang ketiga” Robert menutup matanya dan melompat.
Jerry kaget.
“tidak” Angel yang melihat itu, berteriak.
Mereka tidak melihat Robert lagi.
Angel menatap Jerry, “jika terjadi apa-apa padanya, kau harus bertanggung jawab”
“kau itu kenapa? Dia adalah penjahat, Angel”
“cukup Jerry, kau yang jahat” Angel marah, “aku akan mencarinya” ia pun pergi.
“Angel” Jerry kesal.
Di bawah air terjun,
Angel terus mencari Robert dengan rakit buatannya, “ya ampun, dimana pria itu?” Angel begitu panik.
Seorang pria terlihat mengambang di dekat rakit Angel.
“itu dia” Angel menarik Robert dan membaringkannya di rakit, “bangunlah, jangan mati” Angel memeriksa nafas Robert dan detak jantungnya, “apa yang harus aku lakukan?” Angel pun memberinya nafas buatan.
“ohok...” Robert batuk dan membuka matanya, ia terdiam melihat Angel yang begitu dekat.
“maaf” Angel langsung duduk.
Robert tersenyum dan duduk, “kau menyelamatkanku?”
Mereka pun menepi,
Angel menatap Robert dan tersenyum, “ini untukku”
“apa ini semacam handuk?” Robert memakai kain pemberian Angel.
Angel masih menatap Robert.
“kau kenapa? O iya, kenalkan. Namaku Robert, siapa namamu?”
“Angel”
Robert tersenyum dan menjabat tangan Angel, Angel hanya diam.
“ada apa?”
“aku belum pernah bicara dengan orang asing”
“jadi, apa kau mau lebih dekat lagi?”
“maksudmu?”
“mungkin kita bisa berteman, itu juga jika kau tidak keberatan”
“tentu saja tidak”
“aku senang memiliki teman asli dari sini”
“kenapa?”
“agar aku bisa mengetahui rasanya tinggal disini, ya pengetahuan lebih  mungkin”
“jadi kamu mau belajar keadaan disini?”
“ya, apa itu boleh?”
“tentu, besok temui aku disana. Aku akan mengajakmu ke tempat tinggal ku” Angel menunjuk sebuah tempat di dalam hutan.
“benarkah?”
“tentu, tapi kau janji. Kau juga akan mengajakku ke tempat tinggalmu”
“kau ingin ikut bersama ku menyebrangi pulau ini?”
“bukan, tempat tinggalmu yang di dekat pantai”
“itu hanya tenda, tempat tinggal sementara”
“kau suku nomaden ya?”
“bukan, kami hanya sedang berlayar saja”
“oh, begitu”
Malam itu,
Robert tersenyum, “perempuan itu cantik juga, Angel. Dia benar-benar bidadari di tengah hutan, atau dia memang malaikat penjaga hutan?”
“kau sedang apa kawan?” seorang pria masuk ke tenda Robert.
“Jude?”
“kau terlihat bahagia, padahal ayahmu bilang, aku adalah calon penggantinya. Bukan kau”
“aku tidak peduli, sejak dulu ayah memang tidak pernah menganggap keberadaanku kan?”
“jangan begitu, lakukan saja yang dia inginkan. Kau akan membuatnya bangga kelak”
“dengan cara apa?” Robert tersenyum pada Jude.
Besoknya,
Robert berjalan meninggalkan para pasukan ayahnya, Jude sedikit curiga dan terus menatapnya pergi.
Di tengah hutan,
“Angel, kau dimana?”
Angel datang, “hey, kau sudah siap?”
“tentu” Robert tersenyum.
“kau yakin sudah siap?”
“apa maksudmu?”
“ikuti aku”
Mereka menaiki pohon besar.
“ya Tuhan... besar sekali pohon ini”
“kau lelah ya?”
“tidak juga”
“cepat naik sini”
Di atas pohon,
“aduh” Robert duduk lelah.
“ya, kamu kok udah cape?”
“lumayan juga tinggi pohon ini”
“coba kamu lihat itu”
Robert melihat pemukiman, disana warga-warganya berpakaian seperti Angel.
“keren kan?”
“itu desamu?”
“iya, tapi kamu janji gak akan ngebocorin tempat itu sama siapa pun kan?”
“kenapa?”
“ayah bilang, pendatang asing itu jahat. Mereka ingin harta kami”
“harta?”
“ya, sebuah benda berharga. Emas berbentuk kenari”
“emas berbentuk kenari?”
“ya, kacang kenari yang besar”
Robert terdiam.
“kenapa kau diam? Kau ingin berbaur dengan penduduk asli kan?”
“i..ya”
“ayo pegang akar yang merambat ini”
“untuk apa?”
Angel tersenyum dan mendorong Robert.
“ah” Robert berayun dengan akar itu.
“menyenangkan bukan?” Angel menyusul Robert dengan akar lain.
Brak...
Angel mendarat dengan mulus.
“hey Angel” beberapa orang tersenyum.
“hey teman-teman”
Gubrak...
Robert jatuh tertelungkup disamping Angel, “aduh”
“siapa dia?” mereka mengeluarkan belati.
“tenang-tenang, dia seorang teman” Angel tersenyum dengan sedikit cemas.
Robert bangun dengan sedikit takut, “he...y semua”
Mereka menatap Robert.
***
Di sebuah tempat,
“yeah” orang-orang berkerumun.
Robert agak panik, “kau yakin ini tidak apa-apa?” ia menatap Angel.
“iya, buka bajumu dan lawan mereka. Dengan cara ini kau akan segera diterima oleh mereka”
“tapi aku bukan gladiator, apa tidak ada pengaman?”
“cerewet sekali, ayo sana” Angel mendorong Robert ke tengah-tengah kerumunan.
Robert bangun dan menatap semua orang disekitarnya, apa iya aku harus berkelahi?
Seorang pria yang tinggi besar datang dan menatap Robert.
“ya Tuhan... dia lawanku?” Robert agak takut.
“ayo Robert” Angel berteriak.
Robert tersenyum dan membuka bajunya, aku gak boleh kalah di depan Angel.
“yeah” semua berteriak ramai.
“ayo maju” Robert menatap pria itu.
“sombong kau, dasar kecil. Hiat” orang itu mulai menyerang.
Mereka berkelahi.
“yeah” orang-orang semakin ramai.
“ayo Robert” Angel begitu senang melihat itu, ia ingin tau sehebat apakah Robert.
Brak...
Robert berhasil menang meski itu tidak mudah, “yeah” ia senang.
Semua orang begitu ramai.
“si kecil itu hebat juga” beberapa orang berbisik.
Robert tersenyum melihat mereka mengakuinya, ia juga senang bisa menang di depan Angel.
Dari atas,
Jerry melihat Robert, “ini tidak boleh dibiarkan” ia pergi.
Angel mendekati Robert, “kau hebat”
“apa aku cukup tangguh untukmu?”
“ya, lumayan lah. Mereka ingin mentlaktirmu minum besok”
“benarkah?”
“ya, beer asli buatan suku kami”
“aku tidak sabar lagi”
“ini, bersihkan darahmu”
“terima kasih”
Mereka pun pergi.
Di hutan,
“teman-teman menyukaimu, mereka bilang kau si kecil yang sopan”
“benarkah? Syukurlah kalau begitu”
“aku senang kau bukan penjahat, sekarang aku yakin kau tidak akan pernah mencuri benda pusaka kami”
Robert tersenyum, “tentu saja”
“apa aku boleh pergi ke tempatmu?”
“jangan dulu”
“kenapa?”
“ayah bukan orang yang baik”
“maksudmu dia penjahat?”
“bukan begitu, hubunganku dengan ayah kurang baik. Tapi aku janji akan membawamu kesana suatu saat nanti”
“ok”
“sampai jumpa Angel, terima kasih karena hari ini begitu menyenangkan”
“sama-sama”
Mereka pun berpisah.
Saat Angel akan kembali, Jerry datang.
“Jerry?”
“kamu ngapain ngajak dia ke pemukiman kita?”
“dia seorang teman”
“seorang teman? Angel, harus berapa kali aku katakan. Dia itu jahat”
“dia baik, buktinya teman-teman akrab dengan dia”
“Angel, bagaimana jika dia pura-pura? Kau mau tanggung jawab jika besok pasukannya menyerang?”
“kamu itu kenapa sih? Selalu saja berpikiran buruk terhadap orang lain”
“bukan gitu Angel, kita harus waspada”
“aku tau, sejak dulu kau selalu bicara seperti itu” Angel pergi.
“jika dia macam-macam, aku terpaksa harus melakukan sesuatu”
***
Di tenda Robert,
Robert memainkan biolanya dan tersenyum, besok ia akan kembali menemui Angel. Perasaannya begitu tidak sabar, mungkinkah aku mencintai Angel?
Jude masuk, “Robert, aku ingin bicara”
“ya, ada apa?” Robert terus memainkan biolanya.
“lebih baik kau berhenti memainkannya, ini serius”
“kau itu kenapa sih?”
“berhentilah bergaul dengan perempuan itu”
“apa maksudmu?”
“mereka adalah target kita”
Robert terdiam.
“kita datang kesini untuk menyerang suku mereka dan mengambil harta karun mereka”
“tidak, aku tidak mau” Robert menatap Jude.
“itu memang tugas kita sejak awal Robert, itu keinginan ayahmu, sang kapten. Jika kau ingin dia bangga padamu, beritau dimana pemukiman mereka, agar kami bisa menyerangnya” Jude pergi.
Jadi itu tujuan utama kami kesini? Robert terdiam, “tidak akan pernah Jude” Robert kesal.
Besoknya,
Angel menunggu Robert begitu lama, Robert pun muncul.
“maaf aku telat”
“kamu kemana aja sih?”
“aku cuma...” Robert melihat ke belakang, ia takut ada yang mengikutinya.
“Robert?”
“gak apa-apa kok, katanya aku mau ditlaktir”
“iya, ayo buruan. Mereka udah gak sabar buat ketemu kamu”
Mereka pergi.
***
Robert pun minum dengan teman-teman Angel. Melihat mereka yang begitu akrab, Angel yakin jika Robert memang orang baik-baik.
Saat pulang,
“terima kasih banyak atas semuanya Angel”
“sama-sama, apa aku sudah boleh datang ke pemukimanmu?”
“jangan dulu”
“kenapa sih?”
“nanti saja, saat ini keadaannya sedang buruk”
“separah itu kah?”
“ya”
Tiba-tiba sebuah sumpit tertancap di dada Robert.
Robert terdiam dan ia pun jatuh.
“Robert?” Angel kaget dan membalikan tubuh Robert, ia mencabut jarum di dada Robert. “ini sumpit beracun?” Angel mulai panik.
“dia pantas mendapatkan itu” Jerry mendekat.
“kenapa Jerry? Kenapa kau lakukan ini?”
“karena dia sudah terlalu banyak tau tentang kita, dia hanyalah orang asing”
“kau jahat”
“terserah kau mau bilang apa, tapi yang aku lakukan ini demi bangsa kita juga”
Angel menangis, “aku tidak akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu padanya”
Malam itu,
Angel memapah Robert, ia mulai mendekati tenda-tenda. Tapi disana terlihat banyak orang yang memegang senjata, “bagaimana ini?”
Jude merasa ada yang tidak beres, ia mendekati semak-semak. “siapa disana?” Jude masuk dan melihat Robert yang tergeletak sendirian, “ya Tuhan...” Jude memanggil beberapa orang untuk membantunya membawa Robert.
Dari balik pohon,
“maafkan aku Robert, aku takut melihat mereka” Angel pun pergi.
Besoknya,
Angel masuk ke tenda Robert, ia mendekati Robert yang terbaring dan belum sadarkan diri.
“kamu harus kuat”
Tapi Angel mendengar suara, ia pun bersembunyi di bawah ranjang Robert.
Ayah masuk bersama seorang tabib.
“bagaimana tabib?”
“ini racun buatan suku asli, saya tidak bisa berbuat banyak”
“apa maksudmu?”
“saya tidak bisa menyelamatkan tuan Robert”
“jadi dia akan mati?”
“dia akan bertahan hanya tiga hari saja”
“sial” ayah kesal.
“permisi” tabib pergi.
Ayah menatap Robert, “kau memang tidak pernah bisa diandalkan, bahkan kau malah akan mati dalam tiga hari. Dasar payah” ayah pergi.
Jude masuk, ia khawatir melihat Robert. “kenapa kau tidak mau mendengarkan aku kawan? Lihat apa yang mereka perbuat padamu, aku tidak rela mereka berbuat seperti ini”
Angel hanya diam.
Jude pun pergi.
Angel keluar dari bawah ranjang, ia menatap Robert dan mulai menaburkan obat buatannya ke dada Robert, “aku akan berusaha untuk menyelamatkanmu” ia mencium kening Robert dan pergi.
***
Malam itu,
Ayah masuk ke tenda Robert bersama tabib.
“kau lihat kan?”
“iya, ini ramuan buatan suku asli”
“jadi selama ini, ada penduduk yang bebas masuk ke sini?”
“sepertinya begitu kapten”
Ayah menatap Robert yang belum sadarkan diri, “bagus”
Pagi itu,
Angel kembali ke tenda Robert, ia kembali mengobati dada Robert.
“emh...” Robert membuka matanya, “Angel?”
“Robert...” Angel senang Robert siuman.
“kamu ngapain disini?”
“ngobatin kamu”
“Angel, disini bahaya”
“kenapa kamu ngomong gitu?”
Terdengar suara ayah Robert dan Jude.
“cepat sembunyi”
Angel mengangguk dan bersembunyi di bawah ranjang.
Ayah menatap Robert, “kau sudah siuman?”
“iya kapten” Robert diam.
Jude tersenyum, ia  senang Robert siuman.
“kau tau kau kena racun penduduk asli?”
“aku kena racun?”
“jangan pura-pura bodoh Robert, katakan, dimana kau bertemu dengan mereka?”
“aku tidak pernah bertemu mereka”
“oh ya? Lalu ramuan aneh apa yang ada di atas lukamu itu?”
Robert menatap dadanya, Angel...? “aku tidak tau, aku kira... ini obat dari tabib”
“jangan bohong lagi, tabib tidak bisa membuat itu”
Robert diam.
“cepat katakan, apa kau pernah melihat pemukiman mereka?”
“tidak”
“Robert, jangan bohong. Cepat beritau dimana pemukiman mereka agar aku bisa menyerang”
Angel kaget mendengar itu.
“aku tidak tau ayah”
“jangan panggil aku ayah, dasar anak tidak berguna” ayah pergi dengan kesal.
Jude menatap Robert, “kau harus melakukan sesuatu”
“aku tidak akan pernah memberitau kalian”
“terserah kau Robert” Jude pergi.
Angel keluar dari bawah ranjang dengan kecewa, “ternyata yang dikatakan Jerry itu benar, kau orang jahat”
“tidak Angel, aku tidak...”
“jangan bicara lagi, aku kecewa padamu” Angel pergi.
“Angel” Robert bangun, “ah” ia memegang dadanya dan kembali berbaring, “Angel...” Robert menyesal.
***
Di pemukiman,
“kau benar Jerry, Robert ternyata orang jahat” Angel menangis.
“aku bilang juga apa? Sudahlah, lagi pula aku sudah memberinya racun. Dia akan segera mati dan mereka tidak akan mengetahui dimana kita”
“aku khawatir mereka akan menyerang”
“kamu tenang aja, kita juga punya pasukan yang banyak. Tidak akan kalah dari mereka”
Di tenda Robert,
Robert berusaha bangun dan berjalan keluar, ia mendengar rencana ayahnya yang akan menyerang pemukiman Angel. Robert khawatir dan ia pun memaksakan diri untuk pergi.
Di hutan,
“Angel” Robert berteriak, “Angel” Robert semakin dekat dengan pemukiman Angel, “Angel”
Beberapa orang menghadang Robert.
Jerry datang, “mau apa kau? Apa kau umpan?”
“tidak, aku hanya ingin bertemu dengan Angel”
“hajar dia”
Mereka memukuli Robert.
Angel melihat itu, “hentikan”
“tapi Angel...”
“dia sedang terluka” Angel mendekati Robert yang jatuh terduduk.
“Angel...”
“kamu mau apa?”
“mereka akan berpencar mencari pemukimanmu, mereka akan menyerang”
“kenapa kau memberitau kami? Jangan-jangan ini cuma jebakan kan?”
“tidak Angel, aku bersumpah” Robert pingsan.
“Robert?” Angel khawatir.
“biarkan dia Angel”
“tidak Jerry, bagaimana jika kata-kata Robert benar? Bagaimana jika dia...”
“Angel, dia penjahat”
“dia memaksakan dirinya untuk datang kesini, apa kau tidak melihat keadaannya?” Angel memegangi  Robert, “dia pasti kelelahan, teganya kalian memukul orang yang sedang sekarat”
***
Saat Robert siuman,
“emh...” Robert sadar ia berada di sebuah penjara, “dimana ini?”
Angel mendekat, “sekarang kau tawanan kami”
“Angel...”
“jangan bicara lagi”
“Angel, aku rela mati untukmu. Aku tidak ingin menyerang kalian, sungguh”
“ya, tapi ayahmu”
“aku mungkin salah menyembunyikan semuanya darimu, tapi aku melakukan itu karena aku ingin selalu bersamamu. Aku mencintaimu Angel”
Angel menyimpan sebuah mangkuk, “obati dirimu sendiri” ia pergi sambil menangis.
“Angel...” Robert hanya diam menatap Angel, lalu ia melihat korek pemberiannya.
***
Malam itu,
“kita serang mereka malam ini”
“siap”
Jerry pun akan memimpin penyerangan itu.
Robert mendengar keramaian, ia bangun dan melihat Angel yang sedang menatapnya.
“malam ini kami akan menyerang pemukimanmu”
“tidak Angel, itu bahaya”
“kau fikir, kami lemah?”
“aku tidak bermaksud begitu, tapi kami memiliki senjata lengkap dan lebih canggih darimu. Kalian akan kalah”
“kau benar-benar menghina”
“ijinkan aku ikut kalian”
“kau fikir aku bodoh, kau ingin membantu mereka kan?”
“tidak Angel, aku akan membakar gudang senjata mereka dengan ini” Robert menunjukan koreknya.
Angel menatap Robert.
“aku tidak bohong, kau boleh mengikutiku untuk memastikannya”
Mereka pun keluar.
“Jerry”
Jerry menoleh dan melihat Angel bersama Robert, “kenapa kau melepaskan dia?”
“dia akan membantu kita”
“jangan bodoh Angel”
“aku siap kalian bunuh jika aku bohong” Robert menatap mereka.
“sombong sekali, saat ini kau sedang sekarat. Mungkin besok kau sudah mati”
“aku tidak peduli”
Angel menatap Robert, apa yang dia katakan benar? Apa Robert memang tidak sama seperti ayahnya?
Robert tersenyum pada Angel.
Mereka pun mulai menyerang pemukiman Robert dan pertikaian terjadi.
Robert mengendap-endap lewat belakang diikuti oleh Angel, mereka masuk ke gudang senjata.
Robert tersenyum, “lihat ini Angel” Robert mengambil sekotak bubuk mesiu dan menaburkannya, “tunggu aku diluar”
“kenapa?”
“ini akan meledak dan terbakar”
“bagaimana denganmu?”
“tenanglah”
Angel pun pergi dengan rasa curiga yang masih ada.
Robert mulai menyalakan koreknya dan menjatuhkannya ke bubuk mesiu, ia langsung berlari keluar.
Dwar...
Tenda itu meledak.
Angel kaget, Robert mendekatinya dan tersenyum.
“kau percaya kan? Cepat lari, mereka mulai menyadari keberadaan kita”
“hey, siapa disana?” seseorang melihat mereka.
“cepat lari”
Mereka berlari dan beberapa orang mengejar mereka dengan senjata.
“berhenti kalian”
Dor... dor... dor...
Suara tembakan terus terdengar.
“cepat Angel” Robert mulai merasakan efek dari racunnya, ia jatuh terguling ke jurang.
Angel terus berlari tanpa melihat kebelakang karena mereka terus dikejar dengan tembakan yang bertubi-tubi.
Jerry pun menyadari itu, ia berlari mencari Angel.
Angel terus berlari dan menaiki sebuah pohon besar, nafasnya begitu dalam.
Jerry menyerang orang-orang yang mengejar Angel dan ia menaiki pohon. “Angel, kau tidak apa-apa?”
“tidak” tapi Angel sadar, Robert hilang, “Robert? Dimana dia?”
“sudahlah, kita harus segera pergi dari sini”
“tidak Jerry, kita harus mencari dia”
“mungkin sekarang dia kembali ke pasukannya”
“tidak Jerry, aku yakin, tadi dia bersamaku”
“aku tidak melihatnya, aku hanya melihatmu berlari menghindari orang-orang yang mengejarmu”
“tidak, kita harus menolong Robert. Mungkin dia dianggap penghianat sekarang”
“sebentar lagi dia akan mati”
“itu semua karena kamu Jerry”
Jerry diam.
“aku akan mencarinya meski kau tidak mau”
“Angel” Jerry memegangi tangan Angel, “besok pagi kita akan mencarinya, sekarang terlalu berbahaya”
Angel diam dan sedih.
Pagi itu,
Beberapa orang mencari Robert, Angel yang begitu panik, berharap bisa menemukannya dengan keadaan selamat.
Jerry naik ke pohon dan mencarinya dari atas, “dia ada disana” Jerry menunjukan tempatnya.
Angel yang melihat itu langsung turun ke jurang.
“hati-hati Angel”
Angel turun dan melihat Robert terbaring tak sadarkan diri, “Robert?” Angel mendekat, “bangun Robert”
Angel memeriksa keadaan Robert, ia lega Robert masih hidup. Angel tersenyum dan meminta bantuan untuk membawa Robert.
***
Di pemukiman,
“aku mohon ayah, Robert itu orang baik. Buktinya dia membakar gudang senjata mereka”
“Angel, ayah tau dia melakukan itu tadi malam.  Tapi...”
“aku mohon ayah” Angel menangis, “ibu, tolong sembuhkan dia. Aku tidak mau kehilangan dia bu”
Ibu menatap Angel, “ibu tidak tau racun apa yang ada di tubuhnya, tapi ibu sudah membuat ramuan pereda untuknya”
“terima kasih bu” Angel membawa mangkuk itu dan pergi.
“bagaimana ini bu?”
“kau kan kepala suku, kau pasti bisa mencari jalan keluarnya”
Di penjara,
Angel mengobati luka Robert, “aku janji, aku janji akan mencari penawarnya”
Robert membuka matanya, “Angel?”
Angel tersenyum.
“kenapa kau menyelamatkanku?”
“karena kau seorang teman”
“jadi, kau percaya?”
Angel mengangguk, “iya”
Robert tersenyum dan memeluk Angel, “terima kasih banyak, aku janji akan membantu kalian”
“kau tidak usah melakukan itu”
“kenapa?”
“itu pasukan ayahmu kan?”
“aku tidak suka dengan sikap ayah, sejak dulu ayah selalu berlayar dan mencari harta di pulau-pulau asing yang dianggap tak berpenghuni. Tapi sekarang, aku kecewa. Ternyata perbuatan ayah itu seperti ini, aku tidak ingin mereka membantai orang yang tidak berdosa”
Angel menatap Robert, “apa kau yakin akan melawan ayahmu?”
Robert diam.
“sudahlah, lebih baik kau istirahat. Keadaanmu masih lemah”
“maaf aku sudah merepotkanmu”
Angel tersenyum dan mengelus Robert.
***
Malam itu,
Robert mendengar suara gaduh dan ledakan, ia membuka matanya. Apa yang terjadi?
Robert melihat disekitarnya ada api dan beberapa benda rusak, ia tersadar. Ternyata di luar sedang terjadi pertempuran, Robert ingat. Pasukan ayahnya masih memiliki senjata lain selain yang ada di gudang senjata.
Robert keluar, ia melihat para penduduk yang kalah dan dijaga ketak oleh pasukan ayahnya. Ia juga melihat Jude disana.
Robert mendekati Jude, “Jude”
“Robert? Syukurlah kau masih hidup”
Jerry yang sudah menjadi tawanan menatap Robert dengan kesal.
“berikan pedangmu” Robert menatap Jude.
“untuk apa?”
“berikan”
Jude pun memberikan pedangnya pada Robert.
“jika aku berhasil mengalahkan ayah, jadikan aku kapten” Robert masuk ke tenda kepala suku.
Disana, kapten sedang menodongkan pedangnya ke leher kepala suku, Angel dan ibunya hanya bisa diam.
“lawan aku kapten” Robert menatap ayahnya.
“kau? Aku kira kau sudah mati” kapten menatap Robert.
“Robert?” Angel kaget.
Robert tersenyum, “ya, mungkin ini hari terakhirku. Tapi aku hanya ingin melakukan hal yang benar”
“jadi kau membela mereka?”
“ya, dan aku akan merebut kekuasaanmu sebagai kapten”
“ok” kapten melepaskan ayah Angel.
“ayah” Angel memeluk kepala suku.
Robert menatap kapten dan bersiap dengan pedangnya.
“dari mana pedang itu?” kapten menatap Robert, “apa kau membunuh temanmu?”
“tidak, aku memintanya secara baik-baik dan aku tau Jude ada di pihakku”
“kurang ajar kau”
Mereka pun bertarung.
“aku tidak akan pernah kalah darimu ayah”
“sombong sekali kau, anak tidak berguna”
Treng...
Kepala suku memegang emas berbentuk kenari dan memeluknya.
Treng...
Pedang kapten jatuh dan Robert mengarahkan pedangnya ke leher kapten.
“menyerah atau mati?”
“teganya kau melakukan ini pada ayahmu”
“maafkan aku ayah”
Jude masuk dengan beberapa orang dan menangkap ayah Robert.
“maafkan aku ayah, tapi sekarang aku kaptennya”
“sialan kau”
Robert tersenyum, “bagaiaman Jude? Kau sudah melepaskan mereka?”
“sudah kapten”
“bagus” Robert menutup matanya dan jatuh.
Jude kaget.
“Robert” Angel berlari dan memeluk Robert, “Robert” ia menangis.
Besoknya,
Robert membuka matanya dan melihat Angel duduk tertidur, “dimana ini?” ia bangun.
Ternyata Robert ada di tenda kepala suku.
“ya Tuhan...”
Angel terbangun, “Robert, kamu udah siuman?”
Robert tersenyum, “kenapa aku ada disini? Bukankah ini tempat ayahmu?”
“pemukiman kami rusak parah, hanya tempat ini yang layak untuk merawatmu”
“kenapa aku masih hidup?”
“ibu membuat ramuan penawar racun untukku, tadi malam Jerry memberitau racun apa yang ia pakai”
“terima kasih”
“kami juga sangat berterima kasih karena kau sudah menolong kami”
“bagaimana dengan yang lainnya?”
“pasukanmu sedang membantu kami untuk membangun pemukiman”
“syukurlah”
Jude masuk, “kapten”
“ada apa Jude?”
“kami sudah selesai membangun pemukiman baru untuk warga, kira-kira kapan kita akan pulang?”
“pulang...” Robert diam dan berfikir.
Angel menunduk.
***
Beberapa hari kemudian,
Pasukan Robert sudah bersiap untuk berlayar.
Jude mendekati Robert yang sedang berdiri di pantai, “kapten”
“ya?”
“kapan kita akan berlayar?”
“bisa menunggu sebentar lagi?”
“apa anda menunggu Angel? Maaf kapten, tapi aku rasa, dia tidak akan datang kemari. Anda ingat kan? Saat itu, ia begitu sedih dan kecewa”
“ya, dia marah karena aku akan pergi”
“jadi?”
“aku hanya ingin melihat dia untuk yang terakhir kalinya”
“baiklah kapten” Jude meninggalkan Robert.
“Robert”
Robert menoleh dan melihat Angel datang bersama Jerry, “Angel” Robert senang.
“kau akan pergi sekarang?”
“ya” Robert menatap Angel, “jaga dirimu baik-baik ya”
“kamu juga hati-hati ya”
Robert tersenyum dan memeluk Angel.
Angel menangis.
Robert mengelusnya, sebenarnya ia pun sedih harus berpisah dengan Angel. Tapi ia harus kembali ke kotanya.
“maafkan aku” Angel menghapus air matanya.
“aku mengerti, aku juga minta maaf tidak bisa bersamamu. Tapi aku janji, suatu saat nanti, aku akan kembali untuk mengunjungimu Angel”
Angel mengangguk dan Robert mencium keningnya.
“aku percaya, Jerry akan menjagamu dengan baik”
Jerry tersenyum.
“selamat tinggal Angel”
Angel tersenyum dan mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca.
Robert pun naik ke kapal dan kapal mulai berlayar.
Di tengah laut,
“apa yang akan kita lakukan selanjutnya kapten?”
“kita ubah kebiasaan kita mencari harta karun dan melukai orang-orang seperti mereka, aku ingin kita membantu orang-orang yang tertinggal seperti itu” Robert tersenyum.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar