Author : Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre : Romance, Drama
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Note : Cerita ini adalah kolaborasi terakhir Sherly and Erin, mudah-mudahan kita bisa kerjasama lagi di story berikutnya. Makasih banget Erin...
Di sebuah kapal pesiar,
“itu dia target kita”
Seorang pemimpin
menunjukan sebuah pulau terpencil di tengah laut.
***
Di sebuah hutan,
Seorang perempuan melompat
dari pohon ke pohon, “apa kau mendengarnya Jerry? Ada suara aneh yang mendekat
kemari”
“hati-hati Angel” Jerry
mengikuti Angel.
Angel membuka dedaunan
yang menghalangi pandangannya dan melihat sebuah kapal pesiar besar berlabuh di
pulaunya, “waw” Angel takjub.
“gawat!” Jerry khawatir.
“ada apa?”
“mereka pasti ingin
merampas tanah kita”
“maksudmu mereka kumpulan
penjajah?”
“ya”
Di kapal,
Seorang pria turun dan
mulai menginjakan kakinya di pasir, ia tersenyum. “indah sekali, apa tempat ini
tidak berpenghuni?”
“Robert, bawa senjatamu.
Jangan gegabah”
“maaf ayah”
“jangan panggil aku ayah”
“maaf kapten” Robert
menunduk.
Di pepohonan,
“hey, coba kau lihat. Pria
itu mungkin seusia kita Jerry, kita bisa berteman dengannya”
“Angel, mereka itu orang
jahat. Ayo kita segera melapor pada ayahmu”
“tapi...”
“Angel, ayo”
“baiklah”
Mereka pun pergi.
Robert menatap pepohonan
di atas bukit, sepertinya ada sesuatu
disana.
Di sebuah pemukiman,
Jerry dan Angel menemui
ayah Angel.
“kepala suku”
“ada apa Jerry?”
“para penjahat mulai
datang”
“Jerry, kamu itu ngomong
apa sih? Kita kan belum tau apa tujuan mereka datang kesini” Angel kurang
setuju.
“Angel, Jerry benar. Kita
harus waspada, setiap orang asing yang datang kemari pasti berniat jahat”
Besoknya,
Angel mengintip para
pendatang asing itu dari atas pohon, ia melihat mereka mendirikan tenda dengan
sangat cepat dan beberapa benda canggih yang baginya begitu asing.
“aneh sekali”
Tapi Angel mendengar
suara, ia menoleh.
Seekor kelinci sedang
berlari karena menjadi buruan seseorang, kelinci itu terus berlari. Robert
mengejarnya, ia pun mulai menggunakan panah.
“itu kan pria yang
kemarin” Angel semakin mendekat.
Robert menutup matanya dan
kembali fokus, ia pun membuka mata dan mulai menembakan anak panahnya ke arah
kelinci itu.
kelinci langsung jatuh
dengan anak panah yang tertancap di tubuhnya.
Robert tersenyum dan
mendekati kelinci itu, “akhirnya kau akan menjadi makan malamku” tapi Robert
merasakan ada seseorang yang sedang memata-matainya, ia menatap pohon besar di
dekatnya.
Angel mulai panik.
“siapa itu? Keluar kau”
Robert mulai mengarahkan anak panahnya ke pohon.
“dia akan memanahku? Aku
harus pergi” Angel pun melompat ke pohon lain.
“hey, jangan lari” Robert
mengejarnya.
Saat Angel melompat ke
pohon lain, ia tidak sampai dan jatuh. “aduh”
Robert melihat itu, “hey?”
ia kaget ada perempuan jatuh dari atas pohon.
“jangan sakiti aku” Angel
takut.
“tenang-tenang, aku tidak
akan melukaimu”
“bohong, Jerry bilang kau
jahat”
“jahat?” Robert kaget dan
semakin mendekati Angel.
“iya, kau mau menjajah
bangsa kami”
“aku bukan penjajah”
“benarkah?”
“ya” Robert tersenyum,
“kau tidak bisa berdiri ya? Boleh aku lihat lukamu?”
Angel terdiam melihat
Robert, dia pria aneh. Dia sangat berbeda dengan pria-pria yang ada disini,
kulitnya begitu putih dan bersih. Dia seperti malaikat.
“nah, sudah selesai”
Robert tersenyum dan menatap Angel, “hey, ada apa?”
“ah, tidak” Angel melihat
ada kain terikat di kakinya.
“kau tenang saja, aku
sudah mengobatinya. Lukamu pasti cepat sembuh”
Angel menatap Robert
dengan waspada, ia berdiri dan kabur.
“hey” Robert heran,
“kenapa dia pergi? Tidak ada ucapan terima kasih lagi” Robert ingat pada
kelincinya dan ia kembali.
Dari balik semak-semak,
Angel masih memperhatikan Robert.
Malamnya,
Angel mengintip
orang-orang asing itu, mereka terlihat sedang membuat pesta dan terdapat begitu
banyak hewan yang dipanggang.
“mereka hanya bisa berburu
tanpa peduli alam sekitar, jahat sekali. Tapi mereka bisa mengendalikan api
tanpa batu, apa mereka memiliki sihir?”
Di pantai,
Robert membuat api unggun
sendirian, ia tersenyum pada hasil
buruannya. “aku senang bisa mendapat buruan hari ini” ia menatap langit, tapi
Robert merasakan kehadiran seseorang. Ia mengambil pisau dan menatap semak-semak,
“keluar kau”
Angel keluar.
“kau?”
Mereka pun duduk bersama
di dekat api unggun.
“jadi ini bukan sihir?”
“ya, api ini muncul dari
benda ajaib bernama korek” Robert menunjukan benda itu.
“hebat sekali, kami harus
memakai batu setiap kali memasak”
“kalau begitu, ini untukmu
saja” Robert memberikan koreknya pada Angel.
“untukku?”
“ya”
Angel tersenyum, “terima
kasih” tapi Angel teringat pada Jerry, “maaf aku harus pergi”
“tapi...”
Angel berlari dan
menghilang di hutan.
“aku kan belum tau namamu”
Robert menatap ke arah hutan.
***
Di hutan,
Jerry menatap Angel,
“Angel, kepala suku mencarimu. Kemana saja kau?”
“maafkan aku Jerry”
“kamu gak ngedeketin
orang-orang asing itu kan?”
“enggak”
“kamu gak bohong?”
“kamu cerewet banget sih?”
Angel kesal dan pergi.
“Angel tunggu, kamu mau
kemana?”
“tentu saja pulang, mau
apa lagi?”
Di tenda Robert,
Robert menatap ke jendela,
“siapa nama perempuan itu? Mungkinkah besok kami bertemu lagi?” Robert melihat
pepohonan yang bergerak, “mungkinkah itu dia? Ya Tuhan... kenapa aku jadi memikirkan
dia terus?”
Di balik pohon,
Angel bersembunyi, “aku
hampir saja ketauan, pria itu memang sangat waspada”
Besoknya,
Angel mengintip Robert
dari balik pohon, ia tersenyum.
“eh, Angel. Ngapain kamu?”
“Jerry?” Angel kaget.
Jerry mendekat dan melihat
Robert yang sedang memancing di sungai, “kau mengintip pria itu?”
“aku hanya...”
“Angel, aku sudah bilang
kan? Dia itu berbahaya, kita harus terus waspada”
“aku tau”
“terus kenapa kamu
ngintipin dia?”
“aku gak ngintipin dia”
“terus sekarang kamu lagi
apa?”
Angel diam.
“aku tidak suka ini” Jerry
keluar dari pepohonan.
“Jerry, jangan” Angel
khawatir.
Di sungai,
“hey kau”
Robert menoleh dan melihat
penduduk pria yang penampilannya hampir sama dengan perempuan yang beberapa
kali ia temui.
“hadapi aku” Jerry kesal.
Robert memakai t-shirt
nya, “apa kau marah karena aku mencari ikan disini?”
“jangan pura-pura bodoh”
“maksudmu?”
Jerry mengeluarkan sebuah
belati.
“o..ok, aku hanya mencari
makan disini. Jika ini sungai milikmu, aku minta maaf. Ok?”
“hiat” Jerry menyerang.
Robert kaget dan berusaha
melawan, tapi ia tidak mau membuat masalah. Robert hanya menangkis serangan
Jerry dan berusaha menghindari belatinya. “kita bisa menyelesaikan ini
baik-baik kan?”
“kau adalah penjahat yang
ingin mengambil harta kami, kau ingin menghancurkan bangsa kami”
“tidak, tentu saja tidak.
Aku datang dengan damai”
“bohong”
Robert berlari menghindar
dan Jerry terus mengejarnya.
“gawat” Angel mengejar
mereka.
Di jembatan kayu dekat air
terjun,
Robert berada di
tengah-tengah jembatan, Jerry yang masih memegang belati tersenyum. Robert
melihat ke bawah, disana airnya begitu deras.
“buat pilihan, menyebrang
dan tersesat atau menyerah padaku?”
Robert melihat ke
belakang, disana hutan begitu gelap. Ia menatap ke depan, disana Jerry sudah
siap untuk membunuhnya.
“ada apa? Kau terpojok
kan?” Jerry senang.
“aku pilih yang ketiga”
Robert menutup matanya dan melompat.
Jerry kaget.
“tidak” Angel yang melihat
itu, berteriak.
Mereka tidak melihat
Robert lagi.
Angel menatap Jerry, “jika
terjadi apa-apa padanya, kau harus bertanggung jawab”
“kau itu kenapa? Dia
adalah penjahat, Angel”
“cukup Jerry, kau yang
jahat” Angel marah, “aku akan mencarinya” ia pun pergi.
“Angel” Jerry kesal.
Di bawah air terjun,
Angel terus mencari Robert
dengan rakit buatannya, “ya ampun, dimana pria itu?” Angel begitu panik.
Seorang pria terlihat
mengambang di dekat rakit Angel.
“itu dia” Angel menarik
Robert dan membaringkannya di rakit, “bangunlah, jangan mati” Angel memeriksa
nafas Robert dan detak jantungnya, “apa yang harus aku lakukan?” Angel pun
memberinya nafas buatan.
“ohok...” Robert batuk dan
membuka matanya, ia terdiam melihat Angel yang begitu dekat.
“maaf” Angel langsung
duduk.
Robert tersenyum dan
duduk, “kau menyelamatkanku?”
Mereka pun menepi,
Angel menatap Robert dan
tersenyum, “ini untukku”
“apa ini semacam handuk?”
Robert memakai kain pemberian Angel.
Angel masih menatap
Robert.
“kau kenapa? O iya,
kenalkan. Namaku Robert, siapa namamu?”
“Angel”
Robert tersenyum dan
menjabat tangan Angel, Angel hanya diam.
“ada apa?”
“aku belum pernah bicara
dengan orang asing”
“jadi, apa kau mau lebih
dekat lagi?”
“maksudmu?”
“mungkin kita bisa
berteman, itu juga jika kau tidak keberatan”
“tentu saja tidak”
“aku senang memiliki teman
asli dari sini”
“kenapa?”
“agar aku bisa mengetahui
rasanya tinggal disini, ya pengetahuan lebih
mungkin”
“jadi kamu mau belajar
keadaan disini?”
“ya, apa itu boleh?”
“tentu, besok temui aku
disana. Aku akan mengajakmu ke tempat tinggal ku” Angel menunjuk sebuah tempat
di dalam hutan.
“benarkah?”
“tentu, tapi kau janji.
Kau juga akan mengajakku ke tempat tinggalmu”
“kau ingin ikut bersama ku
menyebrangi pulau ini?”
“bukan, tempat tinggalmu
yang di dekat pantai”
“itu hanya tenda, tempat
tinggal sementara”
“kau suku nomaden ya?”
“bukan, kami hanya sedang
berlayar saja”
“oh, begitu”
Malam itu,
Robert tersenyum,
“perempuan itu cantik juga, Angel. Dia benar-benar bidadari di tengah hutan,
atau dia memang malaikat penjaga hutan?”
“kau sedang apa kawan?”
seorang pria masuk ke tenda Robert.
“Jude?”
“kau terlihat bahagia,
padahal ayahmu bilang, aku adalah calon penggantinya. Bukan kau”
“aku tidak peduli, sejak
dulu ayah memang tidak pernah menganggap keberadaanku kan?”
“jangan begitu, lakukan
saja yang dia inginkan. Kau akan membuatnya bangga kelak”
“dengan cara apa?” Robert
tersenyum pada Jude.
Besoknya,
Robert berjalan
meninggalkan para pasukan ayahnya, Jude sedikit curiga dan terus menatapnya
pergi.
Di tengah hutan,
“Angel, kau dimana?”
Angel datang, “hey, kau
sudah siap?”
“tentu” Robert tersenyum.
“kau yakin sudah siap?”
“apa maksudmu?”
“ikuti aku”
Mereka menaiki pohon
besar.
“ya Tuhan... besar sekali
pohon ini”
“kau lelah ya?”
“tidak juga”
“cepat naik sini”
Di atas pohon,
“aduh” Robert duduk lelah.
“ya, kamu kok udah cape?”
“lumayan juga tinggi pohon
ini”
“coba kamu lihat itu”
Robert melihat pemukiman,
disana warga-warganya berpakaian seperti Angel.
“keren kan?”
“itu desamu?”
“iya, tapi kamu janji gak
akan ngebocorin tempat itu sama siapa pun kan?”
“kenapa?”
“ayah bilang, pendatang
asing itu jahat. Mereka ingin harta kami”
“harta?”
“ya, sebuah benda
berharga. Emas berbentuk kenari”
“emas berbentuk kenari?”
“ya, kacang kenari yang
besar”
Robert terdiam.
“kenapa kau diam? Kau
ingin berbaur dengan penduduk asli kan?”
“i..ya”
“ayo pegang akar yang
merambat ini”
“untuk apa?”
Angel tersenyum dan
mendorong Robert.
“ah” Robert berayun dengan
akar itu.
“menyenangkan bukan?”
Angel menyusul Robert dengan akar lain.
Brak...
Angel mendarat dengan
mulus.
“hey Angel” beberapa orang
tersenyum.
“hey teman-teman”
Gubrak...
Robert jatuh tertelungkup
disamping Angel, “aduh”
“siapa dia?” mereka
mengeluarkan belati.
“tenang-tenang, dia
seorang teman” Angel tersenyum dengan sedikit cemas.
Robert bangun dengan
sedikit takut, “he...y semua”
Mereka menatap Robert.
***
Di sebuah tempat,
“yeah” orang-orang
berkerumun.
Robert agak panik, “kau
yakin ini tidak apa-apa?” ia menatap Angel.
“iya, buka bajumu dan
lawan mereka. Dengan cara ini kau akan segera diterima oleh mereka”
“tapi aku bukan gladiator,
apa tidak ada pengaman?”
“cerewet sekali, ayo sana”
Angel mendorong Robert ke tengah-tengah kerumunan.
Robert bangun dan menatap
semua orang disekitarnya, apa iya aku
harus berkelahi?
Seorang pria yang tinggi
besar datang dan menatap Robert.
“ya Tuhan... dia lawanku?”
Robert agak takut.
“ayo Robert” Angel
berteriak.
Robert tersenyum dan
membuka bajunya, aku gak boleh kalah di
depan Angel.
“yeah” semua berteriak
ramai.
“ayo maju” Robert menatap
pria itu.
“sombong kau, dasar kecil.
Hiat” orang itu mulai menyerang.
Mereka berkelahi.
“yeah” orang-orang semakin
ramai.
“ayo Robert” Angel begitu
senang melihat itu, ia ingin tau sehebat apakah Robert.
Brak...
Robert berhasil menang
meski itu tidak mudah, “yeah” ia senang.
Semua orang begitu ramai.
“si kecil itu hebat juga”
beberapa orang berbisik.
Robert tersenyum melihat
mereka mengakuinya, ia juga senang bisa menang di depan Angel.
Dari atas,
Jerry melihat Robert, “ini
tidak boleh dibiarkan” ia pergi.
Angel mendekati Robert,
“kau hebat”
“apa aku cukup tangguh
untukmu?”
“ya, lumayan lah. Mereka
ingin mentlaktirmu minum besok”
“benarkah?”
“ya, beer asli buatan suku
kami”
“aku tidak sabar lagi”
“ini, bersihkan darahmu”
“terima kasih”
Mereka pun pergi.
Di hutan,
“teman-teman menyukaimu,
mereka bilang kau si kecil yang sopan”
“benarkah? Syukurlah kalau
begitu”
“aku senang kau bukan
penjahat, sekarang aku yakin kau tidak akan pernah mencuri benda pusaka kami”
Robert tersenyum, “tentu
saja”
“apa aku boleh pergi ke
tempatmu?”
“jangan dulu”
“kenapa?”
“ayah bukan orang yang
baik”
“maksudmu dia penjahat?”
“bukan begitu, hubunganku
dengan ayah kurang baik. Tapi aku janji akan membawamu kesana suatu saat nanti”
“ok”
“sampai jumpa Angel,
terima kasih karena hari ini begitu menyenangkan”
“sama-sama”
Mereka pun berpisah.
Saat Angel akan kembali,
Jerry datang.
“Jerry?”
“kamu ngapain ngajak dia
ke pemukiman kita?”
“dia seorang teman”
“seorang teman? Angel,
harus berapa kali aku katakan. Dia itu jahat”
“dia baik, buktinya
teman-teman akrab dengan dia”
“Angel, bagaimana jika dia
pura-pura? Kau mau tanggung jawab jika besok pasukannya menyerang?”
“kamu itu kenapa sih?
Selalu saja berpikiran buruk terhadap orang lain”
“bukan gitu Angel, kita
harus waspada”
“aku tau, sejak dulu kau
selalu bicara seperti itu” Angel pergi.
“jika dia macam-macam, aku
terpaksa harus melakukan sesuatu”
***
Di tenda Robert,
Robert memainkan biolanya
dan tersenyum, besok ia akan kembali menemui Angel. Perasaannya begitu tidak
sabar, mungkinkah aku mencintai Angel?
Jude masuk, “Robert, aku
ingin bicara”
“ya, ada apa?” Robert
terus memainkan biolanya.
“lebih baik kau berhenti
memainkannya, ini serius”
“kau itu kenapa sih?”
“berhentilah bergaul
dengan perempuan itu”
“apa maksudmu?”
“mereka adalah target
kita”
Robert terdiam.
“kita datang kesini untuk
menyerang suku mereka dan mengambil harta karun mereka”
“tidak, aku tidak mau”
Robert menatap Jude.
“itu memang tugas kita
sejak awal Robert, itu keinginan ayahmu, sang kapten. Jika kau ingin dia bangga
padamu, beritau dimana pemukiman mereka, agar kami bisa menyerangnya” Jude
pergi.
Jadi
itu tujuan utama kami kesini? Robert terdiam, “tidak
akan pernah Jude” Robert kesal.
Besoknya,
Angel menunggu Robert
begitu lama, Robert pun muncul.
“maaf aku telat”
“kamu kemana aja sih?”
“aku cuma...” Robert
melihat ke belakang, ia takut ada yang mengikutinya.
“Robert?”
“gak apa-apa kok, katanya
aku mau ditlaktir”
“iya, ayo buruan. Mereka
udah gak sabar buat ketemu kamu”
Mereka pergi.
***
Robert pun minum dengan
teman-teman Angel. Melihat mereka yang begitu akrab, Angel yakin jika Robert
memang orang baik-baik.
Saat pulang,
“terima kasih banyak atas
semuanya Angel”
“sama-sama, apa aku sudah
boleh datang ke pemukimanmu?”
“jangan dulu”
“kenapa sih?”
“nanti saja, saat ini
keadaannya sedang buruk”
“separah itu kah?”
“ya”
Tiba-tiba sebuah sumpit
tertancap di dada Robert.
Robert terdiam dan ia pun
jatuh.
“Robert?” Angel kaget dan
membalikan tubuh Robert, ia mencabut jarum di dada Robert. “ini sumpit
beracun?” Angel mulai panik.
“dia pantas mendapatkan
itu” Jerry mendekat.
“kenapa Jerry? Kenapa kau
lakukan ini?”
“karena dia sudah terlalu
banyak tau tentang kita, dia hanyalah orang asing”
“kau jahat”
“terserah kau mau bilang
apa, tapi yang aku lakukan ini demi bangsa kita juga”
Angel menangis, “aku tidak
akan memaafkanmu jika terjadi sesuatu padanya”
Malam itu,
Angel memapah Robert, ia
mulai mendekati tenda-tenda. Tapi disana terlihat banyak orang yang memegang
senjata, “bagaimana ini?”
Jude merasa ada yang tidak
beres, ia mendekati semak-semak. “siapa disana?” Jude masuk dan melihat Robert
yang tergeletak sendirian, “ya Tuhan...” Jude memanggil beberapa orang untuk
membantunya membawa Robert.
Dari balik pohon,
“maafkan aku Robert, aku
takut melihat mereka” Angel pun pergi.
Besoknya,
Angel masuk ke tenda
Robert, ia mendekati Robert yang terbaring dan belum sadarkan diri.
“kamu harus kuat”
Tapi Angel mendengar
suara, ia pun bersembunyi di bawah ranjang Robert.
Ayah masuk bersama seorang
tabib.
“bagaimana tabib?”
“ini racun buatan suku
asli, saya tidak bisa berbuat banyak”
“apa maksudmu?”
“saya tidak bisa
menyelamatkan tuan Robert”
“jadi dia akan mati?”
“dia akan bertahan hanya
tiga hari saja”
“sial” ayah kesal.
“permisi” tabib pergi.
Ayah menatap Robert, “kau
memang tidak pernah bisa diandalkan, bahkan kau malah akan mati dalam tiga
hari. Dasar payah” ayah pergi.
Jude masuk, ia khawatir
melihat Robert. “kenapa kau tidak mau mendengarkan aku kawan? Lihat apa yang
mereka perbuat padamu, aku tidak rela mereka berbuat seperti ini”
Angel hanya diam.
Jude pun pergi.
Angel keluar dari bawah
ranjang, ia menatap Robert dan mulai menaburkan obat buatannya ke dada Robert,
“aku akan berusaha untuk menyelamatkanmu” ia mencium kening Robert dan pergi.
***
Malam itu,
Ayah masuk ke tenda Robert
bersama tabib.
“kau lihat kan?”
“iya, ini ramuan buatan
suku asli”
“jadi selama ini, ada
penduduk yang bebas masuk ke sini?”
“sepertinya begitu kapten”
Ayah menatap Robert yang
belum sadarkan diri, “bagus”
Pagi itu,
Angel kembali ke tenda
Robert, ia kembali mengobati dada Robert.
“emh...” Robert membuka
matanya, “Angel?”
“Robert...” Angel senang
Robert siuman.
“kamu ngapain disini?”
“ngobatin kamu”
“Angel, disini bahaya”
“kenapa kamu ngomong
gitu?”
Terdengar suara ayah
Robert dan Jude.
“cepat sembunyi”
Angel mengangguk dan
bersembunyi di bawah ranjang.
Ayah menatap Robert, “kau
sudah siuman?”
“iya kapten” Robert diam.
Jude tersenyum, ia senang Robert siuman.
“kau tau kau kena racun
penduduk asli?”
“aku kena racun?”
“jangan pura-pura bodoh
Robert, katakan, dimana kau bertemu dengan mereka?”
“aku tidak pernah bertemu
mereka”
“oh ya? Lalu ramuan aneh
apa yang ada di atas lukamu itu?”
Robert menatap dadanya, Angel...? “aku tidak tau, aku kira...
ini obat dari tabib”
“jangan bohong lagi, tabib
tidak bisa membuat itu”
Robert diam.
“cepat katakan, apa kau
pernah melihat pemukiman mereka?”
“tidak”
“Robert, jangan bohong.
Cepat beritau dimana pemukiman mereka agar aku bisa menyerang”
Angel kaget mendengar itu.
“aku tidak tau ayah”
“jangan panggil aku ayah,
dasar anak tidak berguna” ayah pergi dengan kesal.
Jude menatap Robert, “kau
harus melakukan sesuatu”
“aku tidak akan pernah
memberitau kalian”
“terserah kau Robert” Jude
pergi.
Angel keluar dari bawah
ranjang dengan kecewa, “ternyata yang dikatakan Jerry itu benar, kau orang
jahat”
“tidak Angel, aku
tidak...”
“jangan bicara lagi, aku
kecewa padamu” Angel pergi.
“Angel” Robert bangun,
“ah” ia memegang dadanya dan kembali berbaring, “Angel...” Robert menyesal.
***
Di pemukiman,
“kau benar Jerry, Robert
ternyata orang jahat” Angel menangis.
“aku bilang juga apa?
Sudahlah, lagi pula aku sudah memberinya racun. Dia akan segera mati dan mereka
tidak akan mengetahui dimana kita”
“aku khawatir mereka akan
menyerang”
“kamu tenang aja, kita
juga punya pasukan yang banyak. Tidak akan kalah dari mereka”
Di tenda Robert,
Robert berusaha bangun dan
berjalan keluar, ia mendengar rencana ayahnya yang akan menyerang pemukiman
Angel. Robert khawatir dan ia pun memaksakan diri untuk pergi.
Di hutan,
“Angel” Robert berteriak,
“Angel” Robert semakin dekat dengan pemukiman Angel, “Angel”
Beberapa orang menghadang
Robert.
Jerry datang, “mau apa
kau? Apa kau umpan?”
“tidak, aku hanya ingin
bertemu dengan Angel”
“hajar dia”
Mereka memukuli Robert.
Angel melihat itu,
“hentikan”
“tapi Angel...”
“dia sedang terluka” Angel
mendekati Robert yang jatuh terduduk.
“Angel...”
“kamu mau apa?”
“mereka akan berpencar
mencari pemukimanmu, mereka akan menyerang”
“kenapa kau memberitau
kami? Jangan-jangan ini cuma jebakan kan?”
“tidak Angel, aku
bersumpah” Robert pingsan.
“Robert?” Angel khawatir.
“biarkan dia Angel”
“tidak Jerry, bagaimana jika
kata-kata Robert benar? Bagaimana jika dia...”
“Angel, dia penjahat”
“dia memaksakan dirinya
untuk datang kesini, apa kau tidak melihat keadaannya?” Angel memegangi Robert, “dia pasti kelelahan, teganya kalian
memukul orang yang sedang sekarat”
***
Saat Robert siuman,
“emh...” Robert sadar ia
berada di sebuah penjara, “dimana ini?”
Angel mendekat, “sekarang
kau tawanan kami”
“Angel...”
“jangan bicara lagi”
“Angel, aku rela mati
untukmu. Aku tidak ingin menyerang kalian, sungguh”
“ya, tapi ayahmu”
“aku mungkin salah
menyembunyikan semuanya darimu, tapi aku melakukan itu karena aku ingin selalu
bersamamu. Aku mencintaimu Angel”
Angel menyimpan sebuah
mangkuk, “obati dirimu sendiri” ia pergi sambil menangis.
“Angel...” Robert hanya
diam menatap Angel, lalu ia melihat korek pemberiannya.
***
Malam itu,
“kita serang mereka malam
ini”
“siap”
Jerry pun akan memimpin
penyerangan itu.
Robert mendengar
keramaian, ia bangun dan melihat Angel yang sedang menatapnya.
“malam ini kami akan
menyerang pemukimanmu”
“tidak Angel, itu bahaya”
“kau fikir, kami lemah?”
“aku tidak bermaksud
begitu, tapi kami memiliki senjata lengkap dan lebih canggih darimu. Kalian
akan kalah”
“kau benar-benar menghina”
“ijinkan aku ikut kalian”
“kau fikir aku bodoh, kau
ingin membantu mereka kan?”
“tidak Angel, aku akan
membakar gudang senjata mereka dengan ini” Robert menunjukan koreknya.
Angel menatap Robert.
“aku tidak bohong, kau
boleh mengikutiku untuk memastikannya”
Mereka pun keluar.
“Jerry”
Jerry menoleh dan melihat
Angel bersama Robert, “kenapa kau melepaskan dia?”
“dia akan membantu kita”
“jangan bodoh Angel”
“aku siap kalian bunuh
jika aku bohong” Robert menatap mereka.
“sombong sekali, saat ini
kau sedang sekarat. Mungkin besok kau sudah mati”
“aku tidak peduli”
Angel menatap Robert, apa yang dia katakan benar? Apa Robert
memang tidak sama seperti ayahnya?
Robert tersenyum pada
Angel.
Mereka pun mulai menyerang
pemukiman Robert dan pertikaian terjadi.
Robert mengendap-endap
lewat belakang diikuti oleh Angel, mereka masuk ke gudang senjata.
Robert tersenyum, “lihat
ini Angel” Robert mengambil sekotak bubuk mesiu dan menaburkannya, “tunggu aku
diluar”
“kenapa?”
“ini akan meledak dan
terbakar”
“bagaimana denganmu?”
“tenanglah”
Angel pun pergi dengan
rasa curiga yang masih ada.
Robert mulai menyalakan
koreknya dan menjatuhkannya ke bubuk mesiu, ia langsung berlari keluar.
Dwar...
Tenda itu meledak.
Angel kaget, Robert
mendekatinya dan tersenyum.
“kau percaya kan? Cepat
lari, mereka mulai menyadari keberadaan kita”
“hey, siapa disana?” seseorang
melihat mereka.
“cepat lari”
Mereka berlari dan
beberapa orang mengejar mereka dengan senjata.
“berhenti kalian”
Dor... dor... dor...
Suara tembakan terus
terdengar.
“cepat Angel” Robert mulai
merasakan efek dari racunnya, ia jatuh terguling ke jurang.
Angel terus berlari tanpa
melihat kebelakang karena mereka terus dikejar dengan tembakan yang
bertubi-tubi.
Jerry pun menyadari itu,
ia berlari mencari Angel.
Angel terus berlari dan
menaiki sebuah pohon besar, nafasnya begitu dalam.
Jerry menyerang orang-orang
yang mengejar Angel dan ia menaiki pohon. “Angel, kau tidak apa-apa?”
“tidak” tapi Angel sadar,
Robert hilang, “Robert? Dimana dia?”
“sudahlah, kita harus
segera pergi dari sini”
“tidak Jerry, kita harus
mencari dia”
“mungkin sekarang dia
kembali ke pasukannya”
“tidak Jerry, aku yakin,
tadi dia bersamaku”
“aku tidak melihatnya, aku
hanya melihatmu berlari menghindari orang-orang yang mengejarmu”
“tidak, kita harus
menolong Robert. Mungkin dia dianggap penghianat sekarang”
“sebentar lagi dia akan
mati”
“itu semua karena kamu
Jerry”
Jerry diam.
“aku akan mencarinya meski
kau tidak mau”
“Angel” Jerry memegangi
tangan Angel, “besok pagi kita akan mencarinya, sekarang terlalu berbahaya”
Angel diam dan sedih.
Pagi itu,
Beberapa orang mencari
Robert, Angel yang begitu panik, berharap bisa menemukannya dengan keadaan
selamat.
Jerry naik ke pohon dan
mencarinya dari atas, “dia ada disana” Jerry menunjukan tempatnya.
Angel yang melihat itu
langsung turun ke jurang.
“hati-hati Angel”
Angel turun dan melihat
Robert terbaring tak sadarkan diri, “Robert?” Angel mendekat, “bangun Robert”
Angel memeriksa keadaan
Robert, ia lega Robert masih hidup. Angel tersenyum dan meminta bantuan untuk
membawa Robert.
***
Di pemukiman,
“aku mohon ayah, Robert
itu orang baik. Buktinya dia membakar gudang senjata mereka”
“Angel, ayah tau dia
melakukan itu tadi malam. Tapi...”
“aku mohon ayah” Angel
menangis, “ibu, tolong sembuhkan dia. Aku tidak mau kehilangan dia bu”
Ibu menatap Angel, “ibu
tidak tau racun apa yang ada di tubuhnya, tapi ibu sudah membuat ramuan pereda
untuknya”
“terima kasih bu” Angel
membawa mangkuk itu dan pergi.
“bagaimana ini bu?”
“kau kan kepala suku, kau
pasti bisa mencari jalan keluarnya”
Di penjara,
Angel mengobati luka
Robert, “aku janji, aku janji akan mencari penawarnya”
Robert membuka matanya,
“Angel?”
Angel tersenyum.
“kenapa kau menyelamatkanku?”
“karena kau seorang teman”
“jadi, kau percaya?”
Angel mengangguk, “iya”
Robert tersenyum dan
memeluk Angel, “terima kasih banyak, aku janji akan membantu kalian”
“kau tidak usah melakukan
itu”
“kenapa?”
“itu pasukan ayahmu kan?”
“aku tidak suka dengan
sikap ayah, sejak dulu ayah selalu berlayar dan mencari harta di pulau-pulau
asing yang dianggap tak berpenghuni. Tapi sekarang, aku kecewa. Ternyata perbuatan
ayah itu seperti ini, aku tidak ingin mereka membantai orang yang tidak
berdosa”
Angel menatap Robert, “apa
kau yakin akan melawan ayahmu?”
Robert diam.
“sudahlah, lebih baik kau
istirahat. Keadaanmu masih lemah”
“maaf aku sudah
merepotkanmu”
Angel tersenyum dan
mengelus Robert.
***
Malam itu,
Robert mendengar suara
gaduh dan ledakan, ia membuka matanya. Apa
yang terjadi?
Robert melihat
disekitarnya ada api dan beberapa benda rusak, ia tersadar. Ternyata di luar
sedang terjadi pertempuran, Robert ingat. Pasukan ayahnya masih memiliki
senjata lain selain yang ada di gudang senjata.
Robert keluar, ia melihat
para penduduk yang kalah dan dijaga ketak oleh pasukan ayahnya. Ia juga melihat
Jude disana.
Robert mendekati Jude,
“Jude”
“Robert? Syukurlah kau
masih hidup”
Jerry yang sudah menjadi
tawanan menatap Robert dengan kesal.
“berikan pedangmu” Robert
menatap Jude.
“untuk apa?”
“berikan”
Jude pun memberikan
pedangnya pada Robert.
“jika aku berhasil
mengalahkan ayah, jadikan aku kapten” Robert masuk ke tenda kepala suku.
Disana, kapten sedang
menodongkan pedangnya ke leher kepala suku, Angel dan ibunya hanya bisa diam.
“lawan aku kapten” Robert
menatap ayahnya.
“kau? Aku kira kau sudah
mati” kapten menatap Robert.
“Robert?” Angel kaget.
Robert tersenyum, “ya,
mungkin ini hari terakhirku. Tapi aku hanya ingin melakukan hal yang benar”
“jadi kau membela mereka?”
“ya, dan aku akan merebut
kekuasaanmu sebagai kapten”
“ok” kapten melepaskan
ayah Angel.
“ayah” Angel memeluk
kepala suku.
Robert menatap kapten dan
bersiap dengan pedangnya.
“dari mana pedang itu?”
kapten menatap Robert, “apa kau membunuh temanmu?”
“tidak, aku memintanya
secara baik-baik dan aku tau Jude ada di pihakku”
“kurang ajar kau”
Mereka pun bertarung.
“aku tidak akan pernah
kalah darimu ayah”
“sombong sekali kau, anak
tidak berguna”
Treng...
Kepala suku memegang emas
berbentuk kenari dan memeluknya.
Treng...
Pedang kapten jatuh dan
Robert mengarahkan pedangnya ke leher kapten.
“menyerah atau mati?”
“teganya kau melakukan ini
pada ayahmu”
“maafkan aku ayah”
Jude masuk dengan beberapa
orang dan menangkap ayah Robert.
“maafkan aku ayah, tapi
sekarang aku kaptennya”
“sialan kau”
Robert tersenyum,
“bagaiaman Jude? Kau sudah melepaskan mereka?”
“sudah kapten”
“bagus” Robert menutup
matanya dan jatuh.
Jude kaget.
“Robert” Angel berlari dan
memeluk Robert, “Robert” ia menangis.
Besoknya,
Robert membuka matanya dan
melihat Angel duduk tertidur, “dimana ini?” ia bangun.
Ternyata Robert ada di
tenda kepala suku.
“ya Tuhan...”
Angel terbangun, “Robert, kamu
udah siuman?”
Robert tersenyum, “kenapa
aku ada disini? Bukankah ini tempat ayahmu?”
“pemukiman kami rusak
parah, hanya tempat ini yang layak untuk merawatmu”
“kenapa aku masih hidup?”
“ibu membuat ramuan
penawar racun untukku, tadi malam Jerry memberitau racun apa yang ia pakai”
“terima kasih”
“kami juga sangat
berterima kasih karena kau sudah menolong kami”
“bagaimana dengan yang
lainnya?”
“pasukanmu sedang membantu
kami untuk membangun pemukiman”
“syukurlah”
Jude masuk, “kapten”
“ada apa Jude?”
“kami sudah selesai
membangun pemukiman baru untuk warga, kira-kira kapan kita akan pulang?”
“pulang...” Robert diam
dan berfikir.
Angel menunduk.
***
Beberapa hari kemudian,
Pasukan Robert sudah
bersiap untuk berlayar.
Jude mendekati Robert yang
sedang berdiri di pantai, “kapten”
“ya?”
“kapan kita akan
berlayar?”
“bisa menunggu sebentar
lagi?”
“apa anda menunggu Angel?
Maaf kapten, tapi aku rasa, dia tidak akan datang kemari. Anda ingat kan? Saat
itu, ia begitu sedih dan kecewa”
“ya, dia marah karena aku
akan pergi”
“jadi?”
“aku hanya ingin melihat
dia untuk yang terakhir kalinya”
“baiklah kapten” Jude
meninggalkan Robert.
“Robert”
Robert menoleh dan melihat
Angel datang bersama Jerry, “Angel” Robert senang.
“kau akan pergi sekarang?”
“ya” Robert menatap Angel,
“jaga dirimu baik-baik ya”
“kamu juga hati-hati ya”
Robert tersenyum dan
memeluk Angel.
Angel menangis.
Robert mengelusnya,
sebenarnya ia pun sedih harus berpisah dengan Angel. Tapi ia harus kembali ke
kotanya.
“maafkan aku” Angel
menghapus air matanya.
“aku mengerti, aku juga
minta maaf tidak bisa bersamamu. Tapi aku janji, suatu saat nanti, aku akan
kembali untuk mengunjungimu Angel”
Angel mengangguk dan
Robert mencium keningnya.
“aku percaya, Jerry akan
menjagamu dengan baik”
Jerry tersenyum.
“selamat tinggal Angel”
Angel tersenyum dan
mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca.
Robert pun naik ke kapal
dan kapal mulai berlayar.
Di tengah laut,
“apa yang akan kita
lakukan selanjutnya kapten?”
“kita ubah kebiasaan kita
mencari harta karun dan melukai orang-orang seperti mereka, aku ingin kita
membantu orang-orang yang tertinggal seperti itu” Robert tersenyum.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar