Kamis, 07 Mei 2015

The Adventure of Fantasy Chapter V part 2


Author : Sherly Holmes
Genre : Comedy Garing, Romance
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Chapter V : The End (part 2)
Robert membuka matanya, ia sadar dirinya sudah berada di kamar.
Robert bangun perlahan sambil memegang lukanya.
“berbaringlah”
“guru?” Robert duduk.
Guru tersenyum dan duduk disamping Robert, “Tania sangat menghawatirkanmu”
Robert menunduk, “apa yang terjadi?”
“segelmu sudah musnah dan sayangnya, kau semakin dewasa sekarang”
“apa aku akan menjadi vampire?” Robert tersenyum.
“maafkan aku”
“tidak apa-apa guru, itu semua salahku”
“itu bukan salahmu, di dunia ini, tidak ada orang yang ingin menjadi makhluk yang mengerikan”
“saat bertarung dengannya, aku tidak punya pilihan. Pedangku terbelah dan teman-temanku terluka”
“aku sangat menghargai itu, jika kau sudah pulih, keluarlah” guru berdiri, “dunia kembali indah sekarang” ia pun pergi.
Robert tersenyum.
***
Di kamar Darto,
Darto sedang melamun sambil menatap twins blade-nya yang patah, katana itu adalah pemberian guru saat pertama kali ia berlatih disini. Kenangannya bersama katana itu begitu banyak.
“mas Darto, kok ngelamun aja sih? Tuh, si cantik Tania tadi nanyain mas Darto”
“yang bener Nang?”
“bohong deng”
“dasar kamu”
Danang duduk disamping Darto, “mas Darto masih mikirin twins blade itu ya?”
“sekarang aku gak punya senjata lagi Nang”
“tapi kan mas Darto punya aliran ninja, mas Darto punya jurus keren”
“tapi gak sekeren waktu pake twins blade”
***
Siang itu,
Darto masuk ke kamar RObert.
Robert yang sedang duduk pun tersenyum.
“ada apa kau memanggilku?”
“aku ingin memberikan pedangku padamu”
“apa?”
“aku tau pedang itu terbelah, tapi aku sadar. Retakan itu tepat membaginya dengan seimbang, bentuk di bagian emasnya juga sedikit bercorak. Aku rasa, kau cocok menggunakannya”
“maksudmu, perdang itu akan menggantikan twins blade-ku?”
“yap, itu juga... jika kau tidak keberatan”
“tentu saja tidak, sejak dulu aku menyukai pedangmu” Darto tersenyum.
Robert memberikan pedang itu, “perbaikilah sedikit keadaannya”
“siap, tapi...” Darto menatap Robert, “kenapa kau memberikannya padaku?”
“aku... aku hanya merasa lelah, lagi pula, dunia sudah damai sekarang, aku ingin pensiun”
“kau aneh” Darto tersenyum
“satu hal lagi” Robert menatap Darto, “tolong jaga Tania dengan baik”
“tentu saja, aku sudah bilang kan? Kita itu harus saling menjaga, terima kasih ya” Darto pergi.
***
Pagi itu
Matahari mulai terbit.
Tania mengetuk pintu kamar Robert dan  ia masuk, “permisi”
“hey” Robert tersenyum.
“bagaimana keadaanmu?”
“lebih baik”
“bagus” Tania memberikan semangkuk sup, “ini sarapanmu”
“terima kasih”
Tania duduk disamping Robert.
“kebetulan sekali kau datang, aku ingin memberikan sesuatu padamu”
Tania menatap Robert.
Robert memberikan sebuah panah dengan pisau emas sebagai anak panahnya.
“apa ini?”
“ini adalah senjata pemusnah vampir, kau panah jantungnya dan vampir itu akan musnah”
“bukankah King Vampire sudah lenyap?”
“kau tau sendiri jawabannya kan?”
“kau ingin aku membunuhmu?”
Robert mengangguk.
“yang benar saja, aku tidak akan pernah melakukan itu”
“aku mohon Tania”
“tidak” Tania menangis.
“Tania” Robert memegang kedua pundak Tania dan menatapnya, “aku mencintaimu, aku sangat mencintaimu dan aku percaya. Hanya kau yang bisa melakukan ini”
“tapi...”
“lakukan, lakukan jika kau mencintaiku”
Saat itu,
Robert terlahir dari pernikahan King Vampire dengan seorang manusia. Saat perempuan itu menyadari bahwa King Vampire itu jahat, ia pun membawa Robert kabur. Namun sayangnya, perempuan itu dibunuh dan King Vampire mengigit Robert agar kekuatan gelapnya masuk ke dalam tubuh Robert, lalu ia meninggalkan Robert sendirian.
Guru pun menemukan Robert yang menangis, ia sadar, ada yang tidak beres dengan anak itu. Ia pun menyegel tanda kutukan di tubuh Robert agar kekuatan terlarang itu tidak muncul dan Robert menjadi jahat.
Robert pun semakin dewasa dan selalu menjadi murid kebanggaan guru, meski setiap tahun, segel itu harus terus dikunci, tapi semakin bertambah usia Robert. Segel itu akan semakin luntur dan sekarang, guru sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
Tania memeluk Robert, “aku akan melakukannya”
Robert tersenyum, “maafkan aku Tania, sebenarnya, aku tidak mau hal ini terjadi” Robert melepas pelukan Tania, “tapi aku bisa menjadi vampire kapan saja dan itu akan membuatku tidak sadar, aku bisa menyerang siapa pun dan aku tidak akan pernah kembali menjadi manusia”
“aku mengerti”
“benarkah?”
Tania mengangguk.
Robert mencium Tania, “kau perempuan yang kuat, aku tau itu”
Mereka pun berpelukan.
***
Di tempat latihan,
Darto mulai memakai pedang barunya, “hiat” ia berlatih.
Danang melihat itu, “wah, keren juga mas pedangnya”
“Robert yang ngasih” Darto tersenyum dan menyimpan pedangnya, “lumayan juga, cuma sedikit berat. Tapi keren sih, ada emas-nya”
“asyik, kalau gak punya duit, bisa dijual dong”
“enak aja”
Tania datang.
“eh, eneng cantik. Mau latihan?” Darto berkedip.
Tania tersenyum, “mas Darto kenapa sih?”
“dia kan suka sama...”
Teng...
Darto menjitak Danang.
“aduh, apaan sih mas?”
“kamu jangan ngomong”
“maaf mas Darto”
Darto tersenyum pada Tania, “jangan di dengerin ini julung-julung”
Tania tersenyum lagi.
Danang mengambil senjatanya, “kalau gitu, aku pergi dulu ah” ia kabur.
“eh Nang?” Darto kaget.
“udah lah, biarin aja”
“iya deh” Darto pun sangat bahagia bisa latihan berdua sama Tania.
***
Di ruangnya guru,
Guru menatap langit lewat jendela, aku senang dunia kembali damai. Aku senang semua muridku berhasil menyelesaikan misinya dengan baik, semoga kau tenang disana Sunny. Robert sudah tumbuh menjadi anak yang sangat membanggakan, dia mirip sepertimu.
Guru ingat,...
Sunny, seorang perempuan cantik yang ia cintai. Dulu mereka satu perguruan, namun sayangnya, Sunny menikah dengan pria lain. Dan sayangnya, pria itu adalah King Vampire.
Saat mengetahui Sunny telah meninggal, guru sedih. Tapi ia berjanji untuk menjaga Robert sampai ia tumbuh dewasa.
Sebenarnya aku sedih, sekarang aku sudah tidak bisa menjaga anakmu lagi. Segel Robert rusak, dia tidak bisa aku tolong lagi. Maafkan aku Sunny...
Tiba-tiba, terdengar suara teriakan, Guru pun pergi.
***
Danang menembaki Robert yang sudah menjadi vampire dengan gas, “sadarlah Robert, aku tidak mau menyakitimu”
Tapi Robert terus menyerangnya, ia memegang senjata Danang dan membuangnya. Lalu Robert mencekik Dannag.
“ah... ampun, aku tidak bisa bernafas”
Robert mau menggigit Danang.
“lepaskan dia” Darto menyerang punggung Robert.
“argh” Robert berteriak karena di pedang Darto terdapat emas.
Danang yang terlepas pun berlari menjauh.
“lawan aku” Darto menatap Robert.
Robert kesal, ia menyerang Darto.
Darto mengeluarkan jurus peringan tubuh, tapi pedang barunya sedikit berat sehingga memperlambatnya. Ia pun mencoba untuk terbang, tapi lagi-lagi, itu gagal dilakukan, “sial”
Robert memegang kaki Darto saat Darto melompat, ia memutar tubuh Darto.
“Robert, ampun-ampun, aku mual”
Robert melempar Darto ke arah Danang.
“argh?” Danang kaget.
“awas Nang!” Darto panik.
Brak...
“aduh” mereka K.O.
Tania muncul membawa panahnya, “hentikan” ia menatap Robert.
Robert kesal dan berlari ke arah Tania.
Tania pun mengambil anak panah pemberian Robert dan mulai mengarahkannya pada Robert.
Robert semakin dekat.
Maafkan aku Robert, aku sangat mencintaimu. Tania melepas anak panahnya dan anak panah itu menancap di dada Robert.
Brak...
Robert roboh dan tidak bergerak lagi.
Danang dan Darto kaget.
Guru datang, ia terdiam melihat itu.
Tania mendekati tubuh Robert, air matanya menetes, “maafkan aku” ia memeluk Robert yang masih berwujud vampire, Tania mencabut panahnya, “aku sudah melakukan yang kau inginkan”
Tubuh Robert pun musnah dengan perlahan.
Tania lemas dan Darto menangkapnya.
***
Malam itu,
Darto melamun di atap, ia melihat keadaan malam yang sepi. Semuanya sudah berubah, dunia sudah aman dan dia kehilangan seorang teman.
“mas Darto sendirian aja?”
“Tania?” Darto kaget.
“mas Danang mana?”
“dia udah mimpi, ngoroknya berisik banget, makanya aku kesini. Kamu kok belum tidur?”
“aku belum ngantuk”
“aku turut menyesal, meski terkadang menyebalkan, tapi Robert orang yang baik”
“ya, aku yakin dia sudah tenang disana” Tania tersenyum pada Darto.
“kau benar”
“bolehkah aku meminta sesuatu?”
“apa?” Darto kaget.
“aku pingin liat wajah mas Darto di balik penutup wajah itu dong”
“ah, jangan neng. Entar, eneng gak suka lagi sama aku”
Tania tersenyum, “please”
“iya deh, tapi jangan kabur ya. Janji?”
Tania mengangguk, perlahan, ia membuka penutup wajah yang melutupi sebagia wajah Darto.
Darto menutup matanya karena takut.
Tania tersenyum.
Darto membuka matanya dan Tania mencium pipinya.
“a” Darto bahagia setengah mati.
Dari bawah,
Danang mengabadikan mereka dengan kameranya, ia pun tersenyum, “hehe”
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar