Author : Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre : Romance, Family Drama
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Sebuah mobil sport
berhenti di depan rumah.
“ayah, aku kangen ibu”
seorang anak berusia 3 tahun yang duduk di pangkuan ayahnya begitu sedih.
“dia tidak akan kembali
Exton, ibumu tidak peduli pada kita”
“tapi aku kangen”
“kamu tenang aja, ayah
janji akan selalu ada untukmu. Exton gak usah sedih kalau ibu gak ada”
Exton diam dan pria itu
memeluknya.
Di luar,
Emily yang membawa koper
pun teringat akan saudara kembarnya...
Di
rumah sakit,
Evelyn
terbaring lemah karena mengalami kecelakaan dengan selingkuhannya.
“Evelyn”
Emily yang datang, begitu khawatir.
“Emily,
maafkan aku. Maaf, selama ini aku telah merebut Robert darimu”
“sudahlah
Evelyn, yang penting kamu sembuh. Aku sudah melupakan semuanya, itu sudah lama
terjadi”
“tapi
kau masih sangat mencintainya kan?”
Emily
diam tak menjawab.
“aku
tau itu, pergilah, berpura-puralah menjadi aku”
“tapi...”
“aku
mohon Emily, aku telah banyak melakukan kesalahan kepada keluargaku. Tolong
perbaiki semuanya, aku mohon”
Emily
bingung.
Tapi
tiba-tiba, Evelyn tidak bergerak lagi.
“Evelyn?”
Seorang pelayan mendekati
Emily, “selamat datang nyonya, mari saya bawakan kopernya”
Di garasi,
Seorang pelayan mendekati
pria yang keluar dari mobilnya, “tuan, nyonya Evelyn sudah kembali”
Pria itu kaget dan sedikit
kesal, “tolong bawa Exton masuk”
“baik tuan” pelayan
membawa Exton masuk ke rumah.
Emily yang baru masuk, terdiam
melihat pria yang keluar dari mobil itu. Ya
Tuhan... sampai saat ini, jantungku masih berdebar melihat Robert.
Robert menatap Emily dan
masuk ke rumah.
***
Di dalam,
“mau apa lagi kamu?”
Robert menatap Emily.
“Robert, aku...”
“sudah 3 bulan kau pergi,
kau masih berani datang?”
“maafkan aku Robert”
“maaf? Setelah kau
meninggalkan kami, kau hanya mengucapkan maaf? Apa semua ini terlalu biasa
bagimu?”
“Robert, aku sungguh-sungguh
menyesal”
“dengar Eve, aku tidak mau
melihatmu lagi. Pergi dari rumah ini, kembalilah pada pacarmu yang bernama Vin
itu”
“Robert” Emily menangis,
“aku mohon, beri aku kesempatan”
Robert memalingkan
wajahnya, “aku benci padamu”
Tiba-tiba, Exton berlari
dan memeluk Emily.
“Exton” Emily sedih
melihat anak itu.
“Exton, lepaskan dia”
Robert menatap Exton.
Exton menangis, “ayah
jangan galak sama ibu”
“Exton, dia itu bukan ibu
yang baik buat kamu. Apa kamu gak ngerti?!” Robert membentak Exton.
Tangisan Exton semakin
kencang.
Robert menahan emosi dan
memegang kepala belakangnya, ia pun pergi ke bagian dalam rumah.
Emily memeluk Exton,
“sudah nak, jangan menangis. Ibu ada disini, ibu janji gak akan ninggalin kamu
lagi” Emily menangis, aku janji akan
menjaga anakmu Evelyn. Aku janji akan menyayanginya seperti anakku sendiri.
Di ruang keluarga,
Robert menatap halamannya
lewat jendela, ia berdiri diam sambil mengompres kepala belakangnya dengan es
batu.
“Robert” Emily mendekat.
Robert tidak mau menoleh,
“kenapa kau kembali? Apa dia memutuskanmu?”
“aku ingin menjadi istri
yang baik untukmu, aku ingin memperbaiki semuanya. Aku janji, aku tidak akan
meninggalkan Exton sendirian. Aku akan selalu berada disisi kalian”
Robert menoleh, “jangan
bicara lagi” Robert meninggalkan Emily.
Emily menunduk, apa yang harus aku lakukan Evelyn?
Malamnya,
Robert masuk ke kamar Exton dan mendekatinya, “anak ayah
masih marah ya?”
Exton menunduk, “ayah jahat”
“sayang, maafin ayah ya”
“ayah harus minta maaf sama ibu”
Robert diam.
“aku sayang kalian, aku gak mau ayah marah sama ibu”
Robert mencium kening Exton, “kamu bobo ya, ini udah malem”
Emily masuk, ia terdiam melihat Robert ada disana.
Robert menatap Emily, ia melihat Emily yang membawa buku
dongeng untuk Exton.
“apa aku mengganggu?”
“tidak, aku akan pergi” Robert keluar.
Emily tersenyum pada Exton, “ayo bobo, ibu akan mendongeng
untukmu”
“asyik” Exton senang, selama ini Evelyn tidak pernah
melakukan hal itu untuknya.
***
Emily masuk ke kamar Robert, ia melihat Robert yang sudah tidur
memakai piyama.
Emily berbaring dan menatap Robert yang membelakanginya, ia
pun mulai memeluk punggung Robert. Aku
senang kita bisa bertemu lagi, setelah lama kita berpisah, aku masih sangat
mencintaimu.
Robert membuka matanya, “bisakah kau melapaskan pelukanmu?”
Robert melepaskan tangan Emily.
“maaf, aku hanya ingin memelukmu”
Robert berbalik dan menatap Emily, “biasanya kau tidak pernah
melakukan itu, ada apa? Apa kau sedang mencari simpati dariku?”
“tidak Robert, sama sekali tidak” air mata Emily menetes,
“aku hanya merindukanmu, aku merasa senang bisa disampingmu lagi”
Robert terdiam melihat Emily yang menangis, ia melihat
bayangan seorang perempuan berseragam SMA menangis di hadapannya.
Emily menghapus air matanya.
“baiklah, kau boleh memelukku malam ini”
Emily tersenyum dan memeluk Robert.
“terima kasih kau sudah membacakan cerita sebelum tidur untuk
Exton, aku yakin dia sangat senang”
“apa yang harus aku lakukan agar kau senang?”
“tidak ada” Robert menutup matanya.
“Robert...” Emily melihat Robert yang sudah tertidur.
Besoknya,
Emily keluar dari kamar, ia terdiam melihat Robert yang
sedang menemani Exton bermain.
Ya Tuhan... Robert ternyata ayah yang
baik bagi Exton. Seandainya dulu kami menikah, mungkin aku sudah merasa bahagia
bersamanya.
“Exton mau dibeliin action figures?”
“iya ayah, aku pengen Iron Man”
Robert tersenyum, “begitukah?”
Emily mendekat, “Robert, apa kamu libur hari ini?”
Robert menatap Emily, “kau masih tidur, mana mungkin aku
meninggalkan Exton sendiri”
“ibu” Exton memeluk Emily.
“sayang” Emily tersenyum sambil mengelus Exton.
“aku akan bersiap” Robert pergi.
***
Malamnya,
“aduh, kenapa Robert belum pulang ya?” Emily cemas.
Seorang pelayan mengambilkan segelas air, “silahkan nyonya”
“Robert biasanya pulang jam berapa bi?”
“biasanya tuan udah pulang kok kalau jam segini”
“terus, kenapa sekarang belum datang?”
“jangan-jangan tuan...”
Suara mobil terdengar.
“itu dia” Emily langsung mendekat ke pintu.
“biar saya saja, nyonya”
“gak usah, biar aku aja” Emily membuka pintu dan melihat Robert
sudah berdiri di hadapannya, “Robert?” Emily kaget melihat Robert yang
berantakan, “kamu kenapa?”
Robert tersenyum, “apa pedulimu Eve?”
Emily mencium bau alkohol, “kamu mabuk?”
Robert masuk dan hampir jatuh.
“Robert” Emily memegangi Robert.
“lepaskan aku”
“Robert, kamu gak kuat jalan sendiri”
“lepas”
“bi, tolong bikinin air jeruk”
“iya nyonya”
Emily memapah Robert ke kamar, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau jadi seperti ini? Ia membantu
Robert berbaring.
“nyonya” pelayan itu masuk.
Emily mengangkat kepala Robert.
“ah” Robert merasa sakit dan membuka matanya.
“ya Tuhan... maafkan aku Robert” Emily ingat, Robert pernah
mengalami kecelakaan dan mendapat luka di kepala belakangnya.
Pelayan itu memberikan air jeruknya.
“sayang, minum dulu”
“apa itu racun?”
“ini air jeruk”
Robert tersenyum, “bukankah kau ingin aku mati?”
“tentu tidak Robert, aku sayang padamu” Emily membantu Robert
meminum air jeruk itu.
Robert kembali berbaring dan menutup matanya.
Emily mengelus Robert, “aku mohon, jangan membuatku cemas
lagi”
***
Emily pun keluar bersama pelayannya.
“sejak kapan Robert jadi seperti itu?”
“semenjak nyonya pergi, tuan selalu pulang dengan keadaan
seperti itu”
Emily sedih, “lebih baik, aku kembali ke kamar”
“iya nyonya”
Di dalam,
“Robert?” Emily mendekati Robert yang mulai sadar dari
mabuknya.
Robert menatap Emily, “aku merasa aneh. Semenjak kau datang,
kau membuat jantungku berdebar Eve. Biasanya itu tidak pernah terjadi, kepalaku
juga semakin sakit”
“aku pun merasakan itu” Emily mengelus Robert, “saat aku tiba
dan melihatmu, jantungku juga berdebar”
Robert kembali tidur.
“aku ingin sekali memeluk dan menciumu seperti dulu”
Pagi itu,
Exton naik ke ranjang dan memeluk Robert, “ayah”
“emh...” Robert membuka matanya, “Exton?”
Exton tersenyum.
Robert melihat Emily berdiri di dekat pintu.
“selamat pagi” Emily tersenyum.
Robert bangun sambil memeluk Exton, “kau sengaja membawa
Exton kesini?”
“aku ingin kau melihat Exton, agar kau ingat, jika yang kau
lakukan tadi malam itu tidak baik”
“begitukah?”
Emily tersenyum, “aku sudah bertanya pada pelayan kita, aku
tau kau bukan seorang pemabuk”
“jika kau ingin melanjutkan pembicaraan ini, tolong bawa
Exton keluar”
Emily mengangguk dan membawa Exton.
***
Saat Emily kembali,
Robert sudah berpakaian rapi.
“kamu mau kemana?”
“bukan urusanmu”
“aku istrimu”
“memangnya selama ini kau peduli padaku?”
“Robert” air mata Emily kembali menetes.
“cukup! Jangan menangis”
“kau mau kemana? Aku rasa, kau perlu istirahat hari ini”
Robert menatap Emily, “aku harus memeriksakan kepalaku”
“boleh aku ikut?”
“tidak”
“aku ingin tau keadaanmu”
“kau sudah tau keadaanku, kenapa kau berpura-pura tidak tau?”
Emily terdiam, ya
Tuhan... aku lupa. Evelyn pasti tau tentang keadaan Robert.
“kau memang tidak peduli kan?”
“Robert, ijinkan aku memelukmu sebentar”
“tid...” Robert terdiam karena Emily langsung memeluknya.
Emily hanya menangis saat memeluk Robert, apa kau masih bisa merasakan cintaku? Atau kau
benar-benar melupakan segalanya?
“Eve, aku harus pergi”
***
Sore itu,
Emily membawa 2 cangkir teh, ia ingat dengan apa yang dokter
katakan.
Emily mendekati dokter yang mengurus
Robert, “dok”
“iya nyonya?”
“bagaimana keadaan Robert?”
“retakan di tengkorak belakang
tuan...”
Robert keluar dari ruang scan,
“kalian sedang apa?” Robert menatap Emily, “kau tidak bosan menangis?”
Emily pun pergi ke halaman dan melihat Robert.
Robert sedang menyiram bunga di halaman, ia tersenyum melihat
bunga-bunganya mulai bermekaran.
Emily mendekat, “Robert, sore ini enaknya kita nge-teh. Aku
udah bikin teh spesial untuk kita” Emily menyimpan dua cangkir teh di meja.
Robert terdiam, ia tau Evelyn tidak suka minum teh. Robert
kembali melihat bayangan, seorang perempuan berbaju SMA yang selalu mengajaknya
ke kedai teh di sore hari.
Selang terlepas dari tangan Robert, Robert memegang kepala
belakanngnya.
“Robert, kamu gak apa-apa?”
“aku gak apa-apa”
Emily menutup keran.
Robert terus menatap Emily, “kau aneh Eve”
Emily terdiam, ya
Tuhan... aku lupa, Evelyn tidak suka teh.
“apa pacarmu yang mengajari minum teh?”
Emily menggeleng, “kau kan suka, tidak ada salahnya jika aku
mengikutinya”
“aku juga tidak tau kenapa aku suka minum teh di sore hari”
Emily menunduk, dia adalah orang yang selalu mengajak Robert
minum teh di kedai saat SMA.
“kau kenapa?”
“aku gak apa-apa” Emily tersenyum, “jadi, apa kita akan
meminum teh itu?”
“tentu”
Mereka pun minum teh bersama.
“seandainya kau punya waktu senggang, aku ingin kita pergi ke
taman”
“taman?”
“iya, kau tau kan? Disana kita bisa picnic, aku akan membuat
salad dan sandwich”
Robert terdiam.
“Robert, kau baik-baik saja?”
“Eve, apa yang kau inginkan sebenarnya?” Robert memegang
kepala belakangnya, “kau sengaja kan? Kau selalu memancing rasa sakit di
kepalaku dengan kata-katamu, apa yang kau inginkan sebenarnya?”
“tidak Robert, tidak ada. Aku tidak bermaksud...”
“lebih baik aku melihat Exton” Robert masuk ke rumah.
Emily menunduk, ya
Tuhan... kenapa kata-kataku membuat dia sakit? Apa yang salah?
Malam itu,
Robert melihat keluar lewat jendela kamarnya. Kenapa akhir-akhir ini bayangan itu sering
muncul? Kenapa setiap yang dilakukan Evelyn mengingatkanku pada bayangan aneh
itu? Ya Tuhan... siapa perempuan berbaju SMA itu?
Emily masuk ke kamar, “Robert”
Robert menoleh.
“aku sudah menidurkan Exton, kau baik-baik saja kan?”
“yap” Robert mendekat, “ada sesuatu yang kau sembunyikan
dariku?”
“ti..tidak ada”
“kau yakin?”
“tentu” Emily tersenyum dan mengompres kepala belakang Robert
dengan es batu.
Robert diam.
“aku sangat khawatir padamu”
“terima kasih”
Besoknya,
Robert pergi ke ruang makan, ia melihat Emily sedang
menyiapkan sarapan.
“selamat pagi, kau tampan sekali hari ini” Emily tersenyum.
Robert tersenyum dan duduk, tapi ia terdiam melihat sarapan
yang tersaji. Robert menatap Emily, “sejak kapan kamu bisa masak?”
Emily terdiam.
“selama ini kau tidak bisa memasak dan si Mbo yang selalu
membuat makanan, kenapa kau tiba-tiba bisa memasak masakan seperti ini?”
“a..aku...” Emily bingung, ia lupa jika Evelyn tidak bisa
memasak. “maafkan aku, aku hanya...”
“kenapa kau minta maaf?”
Emily menunduk, “aku hanya ingin menjadi istri yang baik, aku
rasa, jika aku belajar memasak, kau akan menyukainya”
“ok, aku akan mencicipinya sedikit. Tapi jika tidak enak, aku
akan memakan roti saja”
Emily mengangguk.
Robert pun mulai memakan sarapannya, tapi ia terdiam. Rasa
itu seperti tidak asing baginya, aku
pernah merasakan ini sebelumnya. Tapi dimana?
Treng...
Sendok dan garpu yang Robert pegang, jatuh ke piring.
“Robert?”
“aku sudah kenyang” Robert meninggalkan ruang makan.
Emily diam, apa
masakanku tidak enak?
Di luar,
Robert membuka pintu mobil.
“Robert”
Robert menoleh.
“ini bekal untukmu, aku membuatkan sushi”
Robert terdiam menatap Emily, perempuan SMA yang ada dalam
bayangannya, selalu membuatkan sushi untuk makan siang di sekolah.
“Robert?”
“terima kasih, tapi aku sudah lama tidak makan itu”
Emily sedih mendengar itu, tapi ia kembali tersenyum, “kamu
hati hati ya, aku boleh mencium pipimu kan?”
Robert diam.
Emily pun mencium pipi Robert, “I love you”
Robert menatap Emily, “kau benar-benar aneh Eve” ia masuk ke
mobil dan pergi.
Di perusahaan,
Robert melamun...
“akhir-akhir ini, bayangan itu sering
muncul dok. Kepalaku sering sekali sakit, apalagi tingkat istriku semakin aneh.
Dia selalu mengingatkanku pada bayangan yang tidak jelas itu. Aku selalu berusaha
menahannya, tapi aku begitu ingin tau apa yang sebenarnya terjadi. Aku rasa,
ada sesuatu yang disembunyikan dariku. Masa laluku sebelum kecelakaan itu”
“tuan jangan terlalu keras pada diri
tuan, jika tuan terus seperti ini, ini akan menambah buruk keadaan. Jangan
pernah memaksakan diri untuk mengingat semua itu”
Kenapa aku harus mengalami kecelakaan
itu? Robert
menunduk.
***
Malam nya,
“ibu” Exton memeluk Emily.
“sayang” Emily mengelus Exton, “kamu bobo ya, ini udah malem”
“aku kangen banget sama ibu, ibu kemana aja sih?”
“maafin ibu ya nak, tapi sekarang ibu janji. Ibu gak akan
pernah ninggalin kamu”
Pelayan masuk ke kamar Exton, “maaf nyonya, tuan sudah
datang”
Setelah Exton tidur,
Emily masuk ke kamar Robert, ia melihat Robert sedang berbaring.
“aku senang kamu udah pulang”
“diam Eve, kepalaku sakit”
Emily mendekat, ia menyentuh kepala Robert.
“ja..jangan” Robert takut kepalanya semakin sakit.
Tapi saat Emily mengelusnya, Robert merasa nyaman.
“kepala kamu sakit banget ya? Mau aku panggilin dokter?”
“kau sudah membuatku lebih baik”
Emily tersenyum.
“aku ingin dipeluk malam ini”
Emily pun berbaring dan memeluk Robert, “aku akan selalu
memelukmu”
Besoknya,
Robert dan Exton duduk di mobil.
“kamu seneng mau jalan-jalan?”
“iya ayah” Exton tersenyum.
“maaf menunggu lama” Emily mendekat sambil membawa kotak
picnic.
“hey” Robert tersenyum pada Emily.
“ibu” Exton senang.
Emily tersenyum.
Mereka pun pergi.
Di taman,
Robert berbaring dan Emily mengelus kepala Robert yang ada di
pangkuannya.
Robert tersenyum, “aku sayang padamu”
Emily tersenyum, “aku pun” sejak dulu, aku selalu menyayangimu.
“apa kau bahagia?”
“tentu”
“tapi aku selalu melihat kesedihan di balik senyumanmu”
Emily diam.
Robert duduk dan menatap Emily, “apa yang terjadi sebenarnya”
Emily menggeleng dan memeluk Robert, “aku mencintaimu”
“Eve...”
“aku sangat mencintaimu Robert”
Robert diam.
“ayah, ibu” Exton yang digendong babysitter, tersenyum.
***
Emily pun mulai membuka bekal mereka, “ini dia, sandwich
tuna”
Robert terdiam melihat sandwich itu, sandwich tuna?
“ayo dimakan” Emily mulai memakannya.
Robert menatap Emily yang memakan sandwich itu, “sejak kapan
kamu makan sandwich tuna?”
Emily terdiam.
“kau alergi terhadap makanan laut, kamu gak mungkin makan
ini”
“aku...”
“katakan?!”
Ya Tuhan... aku harus bagaimana? Emily mulai panik.
“jawab Evelyn?!” Robert kesal dan memegang kepala
belakangnya, “makanan ini akan membuatmu sesak nafas, kau pernah bilang, kalau
kau akan mati jika memakan ini”
***
Malam itu,
Robert berenang dengan air mata menetes. Setelah itu, ia pun melamun
di dekat kolam, ya Tuhan... tolong aku.
Apa yang terjadi sebenarnya? Robert menghapus air matanya.
Emily mendekat, “Robert”
Robert menatap Emily, “apa lagi? belum puas kau menyiksaku?”
“Robert, dengar dulu” Emily mendekat dan memegang tangan
Robert.
“lepas” Robert melepas Emily.
Byur...
Emily jatuh ke kolam, “Robert, tolong aku. Aku tidak bisa
berenang”
Robert menatap Emily dan tersenyum, “jangan bohong Eve, aku
tau kau bisa berenang. Kau punya piala besar di ruang kerjaku”
“tolong” Emily pun tenggelam.
“penipu”
Tapi Emily tidak muncul lagi.
Robert mulai khawatir, “Eve?”
Robert masuk ke kolam dan berenang, ia melihat Emily yang tak
sadarkan diri. Robert terus berenang dan memeluk Emily, ia pun membawanya ke
darat.
“bangun Eve, jangan bercanda” Robert cemas.
Tapi bayangan perempuan itu kembali muncul, Robert pun pernah
menyelamatkannya saat tenggelam di sekolah.
Robert terdiam.
***
Di kamar,
Robert menyelimuti Emily yang terbaring, “kenapa kau tidak
berenang Eve?” ia membuka lemari dan mengambil t-shirt.
Robert membuka bajunya yang basah.
Exton masuk, “ayah”
Robert menoleh, “hey sayang, kamu belum tidur?”
“tattoo”
Robert tersenyum dan melihat tattoo di lengan kirinya, “ini
nama kamu, tulisannya Exton”
Exton menggeleng, “tattoo” Exton menunjuk ke arah punggung
Robert.
Robert kaget dan melihat punggungnya lewat cermin, ia pun
mulai membaca tulisan tattoo itu, “Emily?”
Robert terdiam, semua bayangan tercampur aduk dalam
kepalanya.
Perempuan berbaju SMA yang selalu ia lihat adalah Emily dan
semakin lama, wajah perempuan itu semakin jelas. Wajahnya seperti Evelyn.
“ah” Robert memegang kepala belakangnya.
“ayah”
“ayah gak apa-apa nak, kamu bobo ya, ini udah malem”
“gak mau” Exton sedih melihat Robert.
“Exton” Robert memakai shirt-nya dan membawa Exton keluar, ia
memanggil babysitter dan menyuruhnya menidurkan Exton.
Robert kembali ke kamar.
“Robert” Emily membuka matanya.
Robert mendekati Emily, “tolong katakan yang sebenarnya,
jangan membuatku bingung seperti ini. Kamu bukan Evelyn kan?”
Emily diam.
“jawab aku, aku benar-benar tidak mengerti. Kau tau sebagian
ingatanku hilang, tolong bantu aku. Aku mohon” Robert menatap Emily.
“aku Emily”
“Emily” air mata Robert menetes.
“aku kembaran dari Evelyn”
“kenapa Evelyn tidak pernah mengatakan itu padaku?”
“karena aku memang sengaja pergi”
“apa kita pernah punya hubungan? Jawab aku”
“maafkan aku Robert” Emily menangis.
“jawab aku Emy”
Emily mengangguk, ia terharu. Sudah lama ia tidak mendengar
Robert memanggilnya dengan sebutan Emy, “aku mencintaimu”
“kau menipuku” Robert berdiri.
“Robert” Emily bangun.
“kalian berdua sama saja”
“Robert, dengar dulu. Aku akan menjelaskan semuanya”
“tidak perlu, pasti kau mau berbohong lagi kan?”
“Robert, aku mohon” Emily berlutut dan memeluk kaki Robert.
“lepaskan aku”
“Robert”
“kepalaku sakit Emy”
Emily melepaskan Robert dan Robert pergi.
***
Robert membuka kulkas dan mengompres kepalanya, “apa yang
harus aku lakukan sekarang?”
“tuan” pelayan mendekat.
Robert menoleh.
“ada apa?”
“apa bibi tau siapa Emily?”
“kalau tidak salah, Emily pacar tuan saat SMA”
“bibi tau Emily itu saudara kembar dari Eve?”
“tuan sudah mengingat semuanya?”
Robert menggeleng, “aku hanya...”
Pelayan itu mendekat dan mengelus pundak Robert, “apa tuan
masih mencintainya?”
“dia penipu”
“nona Emily pergi karena ada sebabnya, lebih baik tuan
bertanya dulu padanya”
Robert diam.
“dimana tuan bertemu dengan nona Emily?”
“dia ada disini sekarang”
Pelayan itu pun kaget.
Robert kembali ke kamar,
“Robert” Emily memeluk Robert.
“kau mau menjelaskan semuanya?”
Emily mengangguk.
Mereka pun duduk dan Emily mulai menceritakannya...
Saat SMA,
Robert adalah pacar Emily, mereka
sudah saling memantapkan hati untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius jika
lulus nanti.
Tapi kenyataannya, Evelyn juga
menyukai Robert. Ia mengancap akan bunuh diri jika Emily tidak mau melepaskan
Robert untuknya.
Emily yang sangat menyayangi adik
kembarnya itu pun memutuskan hubungannya dengan Robert, namun sayangnya, Robert
mendapat kecelakaan saat itu.
Selama Robert dirawat, Emily selalu
mengintipnya lewat jendela. Evelyn pun mulai mengambil alih saat mengetahui
Robert hilang ingatan. Emily yang melihat hubungan mereka semakin dekat, merasa
sakit dan ia pun memutuskan untuk pergi ke luar kota.
Sejak saat itu,
Robert tidak pernah tau jika Evelyn
mempunya saudara kembar dan mereka pun menikah.
“kenapa kau pergi? Kenapa kau mengorbankan segalanya?”
“aku gak mau Evelyn melakukan hal nekad, dia pernah hampir
memutuskan urat nadinya di depan mataku”
“kenapa kau pergi saat aku sakit?”
“aku tidak pernah meninggalkanmu saat kau koma, tapi karena
kau sudah bersama Evelyn, aku tidak sanggup melihat itu. ia juga takut jika kau
mencintaiku lagi”
“aku kira, perempuan yang selama ini selalu melihatku dari
jendela adalah Eve. Ternyata itu kau”
“kau ingat?”
“kau fikir aku masih koma saat itu?”
Emily menunduk.
***
Siang itu,
Robert pergi ke makam Evelyn, ia menyimpan bunga di dekat
nisan. “aku tidak menyengka semuanya akan berakhir seperti ini, kau meninggal
bersama kekasihmu. Sementara aku dan Exton selalu menunggumu setiap waktu Eve.
Meski sikapmu selalu membuatku kecewa, tapi Exton selalu menyayangimu. Kau
adalah ibu terbaik baginya” Robert duduk dan bersandar ke nisan Evelyn, “apa
kau sengaja mengembalikan Emily padaku? Apa kau ingin aku menikahinya sebagai penggantimu?” air mata Robert menetes, “aku
sudah memaafkan semua kesalahanmu Eve, semoga kau tenang disana. Do’akan aku
agar aku bisa menjaga Exton dengan baik”
***
Di rumah,
Robert sedang duduk di kursi teras, ia masih memikirkan
semuanya. Semua itu masih membingungkannya dan membuat kepalanya sakit.
“Robert” Emily keluar sambil membawa koper.
“kau mau kemana?” Robert kaget.
“aku akan pergi”
Robert menatap Emily.
“aku minta maaf, selama ini, aku tidak pernah bermaksud untuk
menipumu. Aku hanya, aku ingin memperbaiki hubunganmu dengen Evelyn agar kau
tidak terlalu...”
“apa benar hanya itu?” Robert berdiri dan mendekat, “selama
ini kau selalu mengatakan jika kau sayang padaku, mencintaiku. Apa itu bohong?”
“tidak Robert, aku...” Emily menunduk.
“apa?”
“aku hanya merasa” Emily menangis, “kau sudah berbeda”
Robert memeluk Emily, “kau tau aku sakit, kau tau aku tidak
bisa mengingat semuanya. Tapi aku, aku mencintaimu Emily” Robert menatap Emily,
“jangan pergi, tetaplah disini. Bantu aku untuk mengingat semuanya” air mata
Robert menetes.
Emily mengangguk.
Robert tersenyum, “boleh aku menciummu?”
Emily pun tersenyum.
Robert mencium Emily.
***
Di kamar,
Robert dan Emily duduk di kasur, Emily mengeluarkan sebuah
buku dan Robert menatapnya.
“ini, aku selalu menulis semua yang kita lalui di buku ini”
Robert pun mengambilnya dan mulai membuka buku itu, ia
membacanya.
Disana tertulis banyak hal indah sejak mereka bersama, Robert
tersenyum.
Emily mengelus Robert, aku
senang kita bisa sedekat ini lagi.
Robert tertawa, ia membaca hal lucu yang pernah terjadi
diantara mereka, “apa ini benar?”
“tentu saja, kau fikir ini fanfiction?”
Robert menatap Emily dan tersenyum, “aku harap, ingatanku
akan segera kembali”
“sudahlah, jangan terlalu difikirkan. Hanya disampingmu saja,
aku sudah bahagia”
Robert memeluk Emily, “tugas kita berikutnya adalah membuat
Exton mengerti”
“tapi dia masih terlalu kecil”
“tapi dia harus tau kalau kau adalah Emily dan jika dia sudah
cukup besar, baru kita beritau semuanya”
Emily mengangguk.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar