Author : Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre : Family, Drama
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Seorang polisi masuk ke
ruangan atasannya,
“selamas siang” seorang
perempuan yang duduk di kursi tersenyum.
“siang bu” pria itu
memberi hormat sambil berdiri tegap.
“Nichkhun, aku ingin kau
menjaga seorang pengusaha”
“maaf, bukankah itu tugas
untuk...”
“ya, aku mengerti. Ini
bukan tugasmu, harusnya ada agen khusus. Tapi aku percaya kau bisa
melakukannya, kau adalah polisi terbaik di sini”
“siap, laksanakan”
Perempuan itu tersenyum,
“sebenarnya aku merasa tua dipanggil ibu”
“maaf Diane” Nichkhun
duduk, “kau itu punya pangkat yang lebih tinggi dariku, mana mungkin aku
memanggil namamu”
“kalau begitu, tunjukan
rasa hormatmu”
“baik” Nichkhun kembali
berdiri.
“aku bercanda” Diane
tersenyum, “pergilah”
Nichkhun pun pergi.
Sesampainya di perusahaan,
Nichkhun menatap gedung
yang menjulang tinggi bergaya futuristic itu, “siapa yang memiliki perusahaan
gila ini?” ia masuk.
Reseptionist menyambut
Nichkhun, “selamat siang tuan”
“siang, aku ingin bertemu
dengan C.E.O-nya”
“apa tuan sudah buat
janji?”
Nichkhun menunjukan
lencananya.
“baik tuan, silahkan
menuju ke lift”
“terima kasih” Nichkhun
pergi.
Resptionist itu menelpon
sekretaris, “hallo, ada polisi yang ingin bertemu tuan”
“apa?”
“jangan-jangan, tuan akan
ditangkap. Kita nanti kerja apa?”
“hus, jangan ngawur”
Pintu lift terbuka,
Nichkhun keluar dari lift
dan melihat seorang perempuan cantik.
“selamat siang tuan”
“siang, kau pasti diberitau
reseptionist kan?”
Sekretaris itu kaget dan
diam.
“aku datang baik-baik
kesini, aku datang untuk bosmu. Jika dia mati, kau akan menjadi pengangguran”
“si..silahkan masuk”
“terima kasih”
***
Di ruang C.E.O,
Seorang pria sedang bicara
sendiri sambil duduk dan menaikan kakinya ke meja, “aku tidak mengerti, kenapa
kepolisian ingin mengirim petugasnya untuk menjagaku?” ia tersenyum, “mungkin
aku memang sangat diakui sebagai aset negara” ia kembali berfikir, “tapi aku
sudah dewasa, tidak perlu ada babbysiter segala untukku. Pake bilang polisi
terbaik segala” ia tertawa.
Nichkhun masuk, “selamat
siang”
“Nicky?” pria itu berdiri
dan terdiam.
Nichkhun menatap pria itu,
“kau?” ia sedikit kesal, sial.
“a...apa kau polisi yang
akan melindungiku?”
Nichkhun menatap pria itu
dengan kesal, “aku menyesal mengambil tugas ini, tapi apa boleh buat” Nichkhun
mendekat, “selamat siang tuan Downey, aku Nichkhun ditugaskan untuk melindungi
anda”
“panggil saja aku Robert”
Robert tersenyum.
Seorang perempuan cantik
yang membawa bag masuk, “ya ampun, apa aku mengganggu?”
Nichkhun terdiam melihat
perempuan itu.
“tidak-tidak, Nicky akan
pergi. Iya kan?”
Nichkhun menatap Robert
dan keluar.
Perempuan itu tersenyum,
ia menatap Robert.
“jadi, kau kesini untuk?”
Robert mendekat.
“memeriksa keadaanmu”
perempuan itu pun mendekat.
“kenapa tidak hari libur
saja?”
“kau selalu malas ya, aku
bingung, ini kan demi kebaikanmu juga”
“oh, benarkah?”
“siapa pria tadi?”
“itu Nichkhun, polisi yang
ditugaskan untuk menjagaku”
“waw, sekarang kau punya
bodyguard. Wajah Asianya tampan juga”
“dia orang Thailand, kau
suka?”
Perempuan itu tersenyum
sambil menatap Robert.
Robert merasa aneh dengan
tatapan perempuan itu dan ia tersenyum bingung.
Di luar,
Nichkhun mendekati
sekretaris Robert, “hey”
“tuan?” sekretaris kaget.
“maaf, kau tau siapa
perempuan yang tadi masuk?”
“itu nona Winona Ryder,
dia seorang dokter”
***
Di rumah Robert,
Robert menatap Nichkhun,
“selamat datang kembali Nicky”
“jangan ucapkan itu,
setelah tugas ini selesai, aku akan segera pergi”
“aku mengerti, terima
kasih kau mau mengemban tugas aneh ini” Robert naik tangga, “kau tau kamarmu
dimana, aku tidak pernah merubahnya sejak dulu”
Nichkhun membawa tasnya
dan naik tangga, ia masuk ke kamar.
Pagi itu,
Nichkhun duduk di kursi
yang berada di halaman rumah, ia meminum kopinya dan melihat Robert keluar.
Robert masuk ke mobil sportnya
dan pergi.
“mau kemana dia?” Nichkhun
berdiri dan masuk ke rumah, ia melihat foto sepasang suami istri yang terpasang
di ruang tamu. “keluarga Downey, nyonya dan tuan Downey. Juga si Robert itu”
“selamat pagi” Winona
masuk.
“pagi” Nichkhun tersenyum
melihat Winona.
“pak” Winona memberi
hormat.
“hey, kenapa kau seperti
itu?”
“Robert bilang, kau polisi
yang ditugaskan untuk menjaganya”
“ya, tapi aku lebih senang
dipanggil Nichkhun”
“baiklah, apa Robert ada?”
“sayang sekali, dia sedang
pergi entah kemana”
“bukankah kau bertugas
untuk...”
“tunggu, aku bukan
bodyguardnya”
“apa dia naik mobil
sendirian?”
“yap, mobil sport mewah
yang mahal itu”
“harusnya kau melarang dia,
Robert dilarang menyetir sendiri”
Suara mobil Robert
terdengar.
Mereka diam dan Robert
masuk.
“hey, selamat pagi nona
Winona” Robert tersenyum.
“Robert, darimana kau?”
Winona menatap Robert dengan sedikit kesal.
“galak sekali. Tadi
bodyguard-ku masih tidur, jadi aku pergi sendiri”
“apa?” Nichkhun kesal,
jelas-jelas ia sudah bangun sejak tadi.
“jadi, bisa kita ke
kamar?” Robert menatap Winona.
“ya, tentu”
Mereka naik tangga.
Nichkhun semakin kesal
dengan tingkah Robert.
***
Nichkhun diam menunggu
Winona turun, Winona pun muncul.
“hey”
Winona tersenyum.
“apa kau pacar si playboy
itu?”
“kau terlihat tidak
menyukai Robert”
“kau menyukainya?”
Winona tersenyum, “kau
sangat aneh. Aku bukan pacarnya, aku dokter pribadinya”
“waw, apa jika aku sakit,
kau mau memeriksaku?”
“tentu, aku seorang dokter
dan aku senang bisa membantu”
Nichkhun senang mendengar
itu.
“baiklah, aku permisi. Ini
surat keterangan dokternya” Winona pergi.
“terima kasih” Nickun
melihat surat itu, itu adalah surat keterangan dokter agar Robert tidak
mengendarai mobil sendirian.
Di ruang kerja,
Robert menatap sebuah foto
keluarga, tapi berbeda dengan foto yang ada di ruang tamu. Disana ada Robert, ayahnya,
seorang perempuan asia dan anak asia yang lebih kecil dari Robert.
Robert tersenyum dan menyimpan
kembali foto tersebut, ia pun mengambil sebuat botol obat di laci dan memakan
beberapa butir.
Nichkhun yang masuk,
melihat itu, “apa yang kau makan?”
“obat”
“apa kau pengguna...?”
“tidak” Robert menatap
Nichkhun.
“lalu ini apa?” Nickun
memberikan surat keterangan itu pada Robert.
Robert menatap surat itu,
“surat larangan mengemudi? Kenapa Winona memberikannya padamu?”
“kenapa kau balik
bertanya? Kau pengedar atau pemakai? Cepat katakan agar aku bisa
memenjarakanmu”
“ini obat penenang”
“penenang?” Nichkhun
tersenyum.
Robert diam dan wajahnya
mulai serius, “aku senang bisa melihatmu lagi Nicky. Saat kau pergi, aku selalu
mencarimu”
“cukup! Aku kesini karena
tugas, bukan untuk yang lainnya”
“kau masih membenciku?”
“aku sudah bilang padamu,
aku tidak mau membahas...”
“aku mengerti. Saat kita
kecil, sungguh sulit bagiku untuk menjagamu. Kau anak yang, ah... Aku mungkin
bukan kakak yang baik, tapi aku selalu berusaha untuk menjagamu”
“menjagaku? Yang aku tau,
kau selalu egois. Kau hanya memikirkan dirimu sendiri dan kau selalu melarang
apa pun padaku. Sebagai remaja, aku merasa dikekang saat itu. Aku butuh
kebebasan”
“aku tidak pernah bermaksud
untuk mengekangmu Nicky. Mungkin saat itu, aku masih terlalu muda untuk
menerima kepergian ayah. Saat itu ayah memintaku untuk menjagamu dan aku, aku
masih kecil untuk...”
“dia ayahmu, bukan ayahku”
“tapi setelah orang tua
kita menikah, dia ayahmu juga kan?”
“orang tua kita” mata
Nickun memerah, “gara-gara kau, ibu meninggal. Apa benar kau menganggap ibuku
sebagai orang tuamu?”
“aku bahkan tidak tau ibu
akan melakukan itu demi aku”
“kau selalu merenggut
semua kebahagianku Robert” Nichkhun pergi.
Mata Robert memerah, ia
ingat saat sebuah pisau tertancap di dadanya.
Ayah
dan ibu begitu panik, Nichkhun kecil pun menangis.
Dokter
bilang, jantung Robert tertancap dan bocor, satu-satunya cara untuk
menyelamatkannya adalah dengan cangkok jantung.
Saat
Robert siuman, ia hanya melihat ayah dan Nichkhun. Ternyata, ibu Nichkhun lah
yang mendonorkan jantungnya untuk Robert.
Robert menutup matanya.
***
Malam itu,
Telpon rumah berdering.
Nichkhun mengangkatnya,
“selamat malam”
“Nichkhun?”
“Winona?” Nichkhun senang
mendengar suara Winona.
“apa Robert baik-baik
saja? Aku menelponnya, tapi Hp Robert gak aktif. Bisa kau melihatnya sebentar?”
“tentu, itu mudah”
Nichkhun menutup telponnya, “dia selalu menghawatirkan pria itu” Nichkhun pun
masuk ke kamar Robert dan melihat Robert sedang tidur.
Nickun melihat foto
keluarga disana, ia terdiam.
Disana ada foto dirinya
saat kecil, ibunya, Robert dan ayah Robert.
“kau masih memajang ini?”
Nichkhun melihat bekas oprasi di dada Robert, ia ingat saat itu...
Di
rumah sakit,
Ibu
Nichkhun menangis, “ya Tuhan...”
Ayah
Robert yang mengendong Nichkhun pun memeluk istrinya, “tenanglah sayang, aku
yakin, pasti ada donor untuk Robert. Dia pasti akan selamat”
Tapi
dokter datang dengan kabar buruk. Jika Robert tidak segera mendapat donor, ia
akan meninggal. Itu membuat keluarganya semakin bingung dan ibu Nichkhun pun
mendonorkan jantungnya untuk Robert.
Robert membuka matanya,
“Nicky?”
“jangan memanggilku
seolah-olah kau kakakku. Harusnya kau yang mati, bukan ibu”
“aku...”
“aku benci padamu Robert,
aku sangat menyesal kenapa ibu harus menikah dengan ayahmu”
“kau ingin aku mati?”
“ya”
Robert diam dan kembali
menatap Nichkhun, “ok, pergilah. Tidak usah pedulikan aku lagi, lupakan saja
tugasmu”
“ya, itu rencanaku”
“lakukan. Aku senang jika
pagi hari nanti, aku tidak melihatmu”
“kesombonganmu masih
terdengar seperti dulu Robert” Nichkhun pergi.
“maafkan aku Nickhun” Robert
menunduk.
Besoknya,
Nichkhun sudah menyiapkan
tasnya, “pria menyebalkan, aku tidak perduli meski dicoreng buruk oleh Diane”
Telpon berdering.
“kenapa harus ada telpon
segala sih?” Nichkhun mengangkatnya, “hallo?!”
“Nichkhun”
“Winona, ada apa?”
“Robert kecelakaan, kau
bisa ke rumah sakit?”
“ya, tentu” Nichkhun
menutup telponnya dan menatap tas, ia menarik nafas dan melempar tasnya.
Nichkhun pun menyimpan tasnya ke kamar dan pergi.
***
Di rumah sakit,
“Winona” Nichkhun berlari.
Winona yang duduk di ruang
tunggu pun berdiri, “Nichkhun, kenapa kau tidak menurutiku?”
“aku...”
“aku sudah bilang kan?
Robert itu dilarang mengendari mobil. Kenapa kau malah...”
“aku tidak tau. Saat aku
bangun tidur, aku langsung menyiapkan tasku”
“menyiapkan tas?”
“aku akan pergi Win”
“pergi? Tugasmu adalah
menjaga Robert, kenapa kau pergi?” Winona menangis.
Nichkhun terdiam, dia sangat menghawatirkannya? Apa Winona
menaruh perasaan pada Robert?
Winona duduk dan masih
menangis.
“apa keadaannya parah?”
Nichkhun duduk sambil menatap Winona.
“menurut keterangan,
Robert memakai sabuk pengaman. Airbag-nya pun berfungsi”
“harusnya tidak apa-apa”
“bagaimana jika jantungnya
berhenti? Kau masih mau bilang dia tidak apa-apa?”
Nichkhun terdiam.
“Robert belum menemukan
adiknya yang hilang”
Nichkhun menatap Winona
dengan kaget, “maafkan aku”
Dokter keluar,
“dokter?”
“dokter Winona” dokter itu
tersenyum.
“bagaimana keadaannya?”
Nichkhun menatap dokter.
“tuan Downey tidak
apa-apa, dia hanya pingsan. Meski jantungnya sempat melambat, tapi dia
baik-baik saja. Mungkin ada yang ingin bertemu dengannya? Tuan Downey sudah
siuman”
“ok” Nichkhun masuk.
Di dalam,
Robert tersenyum melihat
Nichkhun, “kau bilang, kau akan pergi”
“gara-gara kau, aku tidak
jadi pergi”
“apa Winona memarahimu?
Maafkan dia, dia terlalu khawatir padaku”
“bersyukurlah aku tidak
pergi” Nickun mendekat, “darimana kau sebenarnya?”
“aku dari makan orang tua
kita”
Nichkhun diam.
“setiap pagi, aku selalu
pergi kesana. Aku selalu berjanji untuk mencarimu dan sekarang, anak yang hilang
telah kembali”
“bohong, bukankah kau
senang menjadi satu-satunya”
“tidak. Cepat atau lambat,
perusahaan itu akan jadi milikmu”
“aku tidak murni keturunan
Downey”
“tapi kau adikku, aku
berhak memberikan perusahaan itu pada siapa pun”
“aku tidak butuh perusahaanmu,
aku sudah menjadi polisi sekarang”
“maafkan aku, aku selalu
mengaturmu dan melarang segalanya. Saat kau punya cita-cita sebagai polisi, aku
merasa khawatir, aku takut kehilanganmu...”
“cukup! Jangan banyak
alasan lagi. Perlu kamu tau, aku akan tinggal bukan karena kau”
“tapi Winona, kau
menyukainya?” Robert tersenyum.
“bukan urusanmu, ayo kita
bersaing secara jantan”
“kalau begitu, kau sudah
menang”
“apa maksudmu?”
Winona masuk dan mereka
pun diam.
“Robert, kau baik-baik
saja?”
“ya, aku senang Nichkhun
mau merangkap sebagai supir mulai saat ini”
Nichkhun menatap Robert
dengan kesal.
“benarkah? Syukurlah,
terima kasih Nichkhun”
Melihat ekspresi Winona,
Nichkhun pun tersenyum bingung. “i..iya Win”
“dokter bilang, aku boleh
pulang sekarang. Aku bosan dengan suasana rumah sakit”
“iya, terserah kau saja.
Tapi jangan bandel lagi ya” Winona mengelus Robert.
“ok” Robert berkedip pada
Nichkhun.
Nichkhun pun memalingkan
wajahnya.
Sorenya,
Nichkhun menunggu di
mobil, ia menatap mobil baru Robert yang baru saja dibeli. Tanpa
tanggung-tanggung, pemilik perusahaan mobil itu datang untuk Robert agar ia
bisa memilih mobilnya di rumah sakit.
“kenapa pemilik perusahaan
mobil itu bersusah payah demi dia? Apa hebatnya? Orang lain pun bisa membeli
ini” Nichkhun melihat sekeliling isi mobil, “keren juga, seandainya ini
mobilku”
Di rumah sakit,
“ayo aku papah” Winona
tersenyum.
Robert yang duduk, menatap
Winona, “bisakah kita bicara sebentar?”
“ada apa Robert?”
“menurutmu, Nichkhun
tampan tidak?”
“kenapa kau bicara begitu?
Robert, kau bukan seorang...”
“tentu bukan. Maksudku,
kalian itu cocok. Nichkhun, dia tampan, tinggi. Dan kau, kau cantik”
“cinta tidak bisa
dipaksakan bukan?”
“kau benar” Robert diam,
“maaf aku berkata lancang”
“lagian juga kamu, kamu
gak bermaksud ngejodohin aku sama pak polisi itu kan?”
“bagiku, dia orang yang
baik. Aku suka”
“ya, Nichkhun memang baik”
Winona tersenyum dan memapah Robert.
Di luar,
“Win, kamu duduk di depan
ya. Aku pingin tiduran disini” Robert masuk ke mobil dan mengunci pintu belakang.
Winona menatap Robert, dia memaksa sekali. Ia pun masuk ke
pintu depan dan duduk disamping Nichkhun.
Nichkhun tersenyum,
“bagaimana kondisinya?”
“dia baik-baik saja. Kau
lihat saja, dia sudah ngorok di belakang”
Malam itu,
Di ruang kerja Robert,
Robert sedang memandang foto keluarganya.
“maafkan aku, mungkin
dalam beberapa hari ke depan, aku tidak bisa mengunjungi kalian dipagi hari.
Tapi aku senang melihat Nichkhun di rumah, aku janji akan memperbaiki semua
kesalahanku padanya”
Nichkhun masuk, Robert langsung
menyimpan foto itu ke laci.
Robert tersenyum, “kau
suka mobil barunya? Akan aku berikan cuma-cuma untukmu”
“apa itu?”
“bukan apa-apa”
Nichkhun mendekat dan
memegang gagang laci.
“aku mohon, jangan” Robert
memegang tangan Nichkhun.
“jangan sentuh aku”
“ok” Robert mengangkat
tangannya.
Nichkhun membuka laci dan
melihat isi laci tersebut, ternyata di dalamnya terdapat banyak sekali obat
Robert dan foto keluarganya. Nichkhun tersenyum.
Robert menatap Nichkhun.
“benarkah ini keluargamu?”
“kenapa kau bertanya
seperti itu?”
“tanyakan saja pada dirimu
sendiri”
“Nicky, apa yang harus aku
lakukan agar kau bisa memaafkan aku?”
“tidak ada, kau tidak bisa
mengubah masa laluku. Kau tidak bisa membahagiakan aku dan kau tidak bisa
menghidupkan kembali ibuku”
Robert menunduk, “jantung
ibumu masih berdetak”
“ya, seandainya kau yang
mati, ibuku masih hidup sampai saat ini”
Robert menatap Nickhun,
“kau fikir jantungku bocor karena siapa?”
“kau mau menyalahkan aku?
Jika kau tidak mau mati, kenapa kau menolongku saat itu?”
“karena aku kakakmu”
“cukup Robert, sejak dulu
kau selalu bicara seolah-olah kau benar dan aku selalu disalahkan karena itu”
Robert menahan emosinya,
ia menutup wajahnya dengan tangan yang tersandar ke meja. “pergilah, aku tidak
mau menambah penderitaanmu lagi”
“ok, terima kasih. Jika
kata-kata itu sudah keluar dari mulutmu, itu tandanya, tugasku sudah resmi
selesai” Nichkhun pergi.
Robert menangis, “maafkan
aku ibu, aku malah mengusirnya dan membuat kesalahanku semakin besar”
***
Di apartemen Nichkhun,
“senang bisa kembali”
Nichkhun menutup pintunya, ia masuk ke kamar dan mengeluarkan seluruh isi
tasnya.
Nichkhun terdiam, ia
melihat kunci mobil Robert disana.
“aku
akan memberikannya padamu secara cuma-cuma” Robert tersenyum.
Nichkhun melempar kunci
mobil itu dan duduk.
Besoknya,
Nichkhun masuk ke kantor
polisi dan menghadap Diane.
“Nichkhun?”
“tugasku sudah selesai
sejak tadi malam, ini kunci mobil pria itu” Nichkhun memberikannya pada Diane,
“bisa kau menyuruh orang lain memberikan ini padanya?”
“kenapa kunci mobilnya ada
padamu?”
“aku tidak tau, aku tidak
merasa membawanya”
“mungkin itu hadiah
untukmu”
“aku tidak butuh hadiah
darinya, tolong kembalikan”
“dia hilang Nichkhun, tadi
pagi kami mendapat laporan dari dokter jantungnya yang bernama Winona. Saat
kami memeriksa TKP, banyak kejanggalan. Sepertinya dia dibawa paksa dan saat ia
membela diri, mereka melukainya”
Nichkhun menatap Diane.
“kami menemukan bercak
darah dan beberapa benda yang rusak, sungguh malang. Seandainya dia tidak
menghentikan tugasmu, pasti dia baik-baik saja”
“apa dia sudah ditemukan?”
Diane menggeleng, “tapi
kami rasa, ini adalah ulah Loki” ia memberikan foto Loki pada Nichkhun, “tapi
kau tenang saja, kami sedang mencari mereka saat ini. Nama baikmu tetap bersih”
“aku akan mencarinya”
Nichkhun keluar dari ruangan Diane.
Diluar,
Winona masuk ke kantor
polisi dengan wajah sedih dan cemas.
“Winona” Nichkhun
menghampirinya.
“kemana kau saat dia
membutuhkanmu?”
“Robert sudah menghentikan
tugasku”
“kau sama sekali tidak
peduli kan?”
“aku janji akan membawanya
kembali” Nichkhun pergi.
Winona diam menunduk.
***
Nichkhun datang ke rumah
Robert dan membuka garasi, ia pun masuk ke mobil dan mengendarainya keluar.
Di jalan,
Nichkhun menyalakan GPS,
“ayolah...” ia mulai cemas, Nichkhun pun menyalakan radio kepolisian dan
mencari kabar tentang kasus Robert. “dimana dia?”
Kabar terakhir menyebutkan
daerah gedung-gedung yang sudah ditinggalkan.
Nichkhun berhenti dan
melihat persiapannya, ia mulai mengisi peluru.
Di gedung,
Kedua tangan Robert diikat
ke atas, Loki tersenyum menatap Robert.
“apa yang kau ingin kan?”
“aku ingin kau memberikan
seluruh hartamu padaku”
“kau bukan siapa-siapaku”
“tapi kau tidak punya
siapa-siapa untuk memiliki hak waris”
“adikku”
“adikmu? Bukankah dia
sudah pergi beberapa tahun yang lalu?”
“tau dari mana kau?”
“aku?” Loki tertawa, “aku
memang mengetahui segalanya tentangmu” ia menjambak rambut Robert dari
belakang, “dan aku tau, jika jantungmu...”
***
Nichkhun keluar dari mobil
dan mengambil senjatanya, ia menghubungi Diane. “Diane, aku menemukan
lokasinya. Tolong kirim bantuan secepatnya, aku takut aku tidak selamat. Nyawa
Robert sangat berharga saat ini”
Nichkhun pun mendobrak
pintu dan langsung menyerang orang-orang yang ada di dalam gedung. Beberapa
orang yang tersadar pun langsung sigap dan mengambil senjata mereka untuk
menyerang Nichkhun.
Nichkhun bersembunyi, tunggu aku. Aku akan menyelamatkanmu.
Nichkhun keluar dan kembali menyerang mereka, “argh” ia berteriak.
Di sebuah ruangan,
Robert menunduk.
“ada apa Robert? Kau sedih
karena tidak ada yang menolongmu kan? Bahkan polisi itu pun tidak peduli
padamu”
“jangan bicara seperti
itu” Robert menatap Loki kesal.
“memangnya kenapa? Apa
karena dia adikmu?”
Robert diam.
Loki mencekik Robert,
“lebih cepat kau mati, itu lebih baik”
Robert mulai sesak.
“apa kau sulit bernafas?”
Brak...
Loki menoleh, ternyata
Nichkhun yang mendobrak pintunya. Ia pun melepaskan cekikannya dan Robert bisa
bernafas lega.
Robert melihat Nichkhun
yang lelah karena tenaganya sudah terkuras, ia juga melihat beberapa luka di
tubuh Nichkhun.
“lepaskan dia” Nichkhun
menatap Loki.
“ah, tebakanku benar kan?”
Loki tersenyum pada Robert.
“lepaskan dia atau aku
akan menembakmu”
“pasukanku akan datang”
Loki memijit tombol di dekatnya.
“pergi Nicky... Kau tidak
bisa menghadapi mereka sendirian” Robert khawatir.
Tapi Loki kaget karena
anak buahnya tidak muncul-muncul, “kenapa? Apa tombol ini rusak? Mana
pasukanku?”
“anak buahmu sudah
kuhabisi semua” Nichkhun menatap Loki, “dan sebentar lagi, kau yang akan mati”
“kau fikir mudah
mengalahkanku?”
“aku punya senjata dan kau
tidak”
“kau payah” Loki menatap
Nichkhun dan sengaja membuat emosi Nichkhun semakin besar.
“menyebalkan” Nichkhun
langsung mengarahkan pistolnya ke arah Loki.
Dor....
“ah...” Robert menunduk.
Loki yang menghindar,
tersenyum, “kau baru saja menembak kakakmu”
Nichkhun tersadar, Loki
hanya memancing emosinya agar ia menembak. Sehingga Nichkhun tak sadar, Robert
ada di belakang Loki. Nichkhun hanya diam.
Robert menahan sakit dan
menatap Nichkhun.
Loki tertawa, “aku tau kau
lelah, biarkan saja dia tewas. Aku yakin peluru itu akan segera menghentikan
jantungnya”
Nichkhun mengepalkan
tangannya, “tidak akan aku biarkan dia mati” ia menyerang Loki.
“oh, kau ingin duel? Aku
suka berkelahi dengan tangan kosong” Loki menaikan lengan bajunya dan siap
menangkis serangan Nichkhun.
Robert melihat luka tembak
di dadanya, apa aku akan mati? Robert
kembali melihat ke arah Nichkhun.
“ah” Loki jatuh dan
hidungnya berdarah, “lumayan juga kau”
“jangan banyak bicara
lagi” Nichkhun menembak Loki.
Dor...
Robert menutup matanya dan
saat matanya terbuka, Nichkhun yang sedang membuka ikatan Robert, ada di
hadapannya.
“kenapa? Kau takut?”
“aku tertembak”
“maafkan aku” Nichkhun
memeluk Robert yang lemas.
“aku senang melihatmu lagi
Nicky...”
Dor...
Nichkhun terdiam.
“Nicky?” Robert kaget.
Ternyata Loki masih hidup
dan menembak punggung Nichkhun.
“Nicky?”
Nichkhun menutup matanya
dan jatuh.
Robert terdiam panik.
“pistolku memiliki peluru
yang lebih baik dari miliknya”
Robert mengepalkan
tangannya, ia mengambil pistol Nichkhun dan berjalan ke arah Loki.
“kenapa kau? Apa kau
marah? Tidak takut aku tembak?”
Tanpa bicara, Robert
memelintir tangan Loki yang sedang memegang pistol. Ia pun memukuli wajah Loki
dengan semua kemarahanya, “akan ku bunuh kau”
Wajah Loki pun penuh luka.
Robert menempelkan
pistolnya ke kepala Loki.
“aku tidak terima
dikalahkan oleh pria sekarat sepertimu”
Robert pun menembaknya.
Dor...
Tanpa Robert sadari, Loki
menekan sebuah tombol kecil di tangannya. Gempa pun mulai terasa.
“apa yang terjadi?” Robert
melihat bangunan yang mulai retak, “tidak” ia berlari ke arah Nichkhun.
“Nicky?” Robert membalikan tubuh Nichkhun.
“kak...” Nichkhun begitu
lemas.
“ayo kita pergi dari sini,
tempat ini akan rubuh”
“tidak kak, aku...”
“ayo Nichkhun, kakak akan
memapahmu. Kakak janji, kita akan selamat”
Nichkhun tersenyum dengan
mata yang berkaca-kaca, “tidak kak, pergilah. Tinggalkan aku, aku tidak
kuat...”
Robert menarik nafasnya
dan tersenyum, “kakak akan melindungimu dari reruntuhan ini, kakak janji. Kau
akan baik-baik saja Nicky” Robert memeluk Nichkun.
Gedung pun mulai roboh.
***
Saat Nichkhun membuka
matanya,
“selamat datang kembali”
Diane tersenyum.
“Diane?” Nichkhun bangun,
ia sadar ada di rumah sakit. “mana Robert?”
“tenang Nichkhun”
“mana Robert?”
“dia” Diane bingung harus
bicara apa, “dia sudah meninggal”
“a..apa?” air mata
Nichkhun menetes, “itu salahku, dia tertembak di dadanya karena aku”
“tidak Nichkhun, jarak
pelurunya satu inci dari jantung” Diane tersenyum, “dia menjadikan tubuhnya
tameng agar kau tidak terkena reruntuhan bangunan, dia terluka parah dan dia
meninggal di tempat sambil memelukmu tentunya”
Nichkhun hanya menangis.
“aku turut berduka, aku
mengerti ini pertama kalinya kau kehilangan seseorang dalam tugasmu. Tapi nama
baikmu tetap bersih dan hal ini tidak akan merubah citramu, kau tetap polisi
terbaik” Diane mengelus pundak Nichkhun dan pergi.
Nichkun menutupi wajahnya
dengan kedua tangannya, ia ingat saat kecil.
Di
rumah,
Nichkhun
sedang bermain pisau, kedua orang tuanya sedang sibuk sehingga tidak
memperhatikan itu. Nichkhun berhasil membuat pisau itu berdiri tegak, ia
tersenyum dan pergi mengambil beberapa barang yang akan dia sandingkan di dekat
pisau.
Tapi
saat kembali, kaki Nichkhun tersandung.
“Nicky”
Robert yang baru datang, melihat itu dan mendorong Nichkhun.
Robert
jatuh telungkup dan pisau menancap pada dadanya, darah mulai menggenang di
lantai.
“kakak”
Nichkhun berteriak dan menangis.
Orang
tua mereka panik dan membawa Robert ke rumah sakit.
Kenapa
kau pergi kak? Kenapa kau meninggalkan aku? Nichkhun masih
menangis.
Siang itu,
Winona datang menjenguk
Nichkhun, “selamat siang”
“Winona?”
“bagaimana kabarmu?”
“aku baik-baik saja,
mungkin aku akan segera pulang”
Winona tersenyum.
“Winona, aku turut menyesal.
Orang yang kau cintai...”
“Robert maksudmu?”
Nichkhun mengangguk.
“ini memang terdengar
sulit, tapi...” Winona menatap Nichkhun, “selama ini, Robert tidak menyukaiku
dan dia selalu merekomendasikan dirimu”
Nichkhun tersenyum,
“lalu?”
“aku bilang kau tampan
dan... sudahlah aku malu”
“kenapa?”
“apa aku harus jujur di
depanmu?”
“Winona” Nichkhun memegang
tangan Winona, “maukah kau menjadi pacarku? Sejak pertama kita bertemu di
perusahaan Robert, sebenarnya aku sudah merasakan hal ini”
Winona tersenyum, “lebih
baik kau fokus dulu untuk sembuh”
“ok” Nichkhun menunduk.
“setelah itu, kita makan
malam”
Nichkhun menatap Winona
sambil tersenyum, “jadi?”
“jadi? Tentu saja iya”
Mereka berpelukan.
“seandainya Robert masih
hidup, dia pasti senang”
Winona menatap Nichkhun,
“kau terlihat begitu sedih, apa yang terjadi? Bukankah selama ini kalian...”
“dia kakakku Win”
“apa?” Winona kaget,
“ja..jadi kau adiknya yang hilang?” Winona berubah kesal, “kurang ajar, betapa
bodohnya fikiran dia”
Nichkhun kaget melihat
Winona.
Winona menelpon, “Robert,
apa-apaan kau? Kau ingin adikmu mengira kau mati? Kau tega sekali”
Nichkhun semakin aneh.
Malam itu,
Diane masuk ke ruang
perawatan Nichkhun, “selamat, kau boleh pulang sekarang”
“kau bohong padaku kan?”
“soal apa?”
“Robert, dia tidak mati
kan?”
“da..darimana kau tau?”
“Winona yang memberitau
ku”
“ah, bagaimana sih?
Katanya, aku harus bilang jika dia tewas di tempat kejadian” Diane kesal.
“sudahlah, itu bukan
salahmu. Aku sangat lega dia masih hidup”
“ok”
Besoknya,
Di kamar Robert, Robert
yang terbaring sedang disuapi oleh Winona.
“kamu harus cepet sembuh”
Robert tersenyum menatap
Winona, “terima kasih ya, berkat kau, aku tidak usah dirawat di rumah sakit”
“ya, tapi seandainya kau
dirawat disana, kau pasti akan lebih cepat untuk sembuh”
“kau tau sendiri kan? Aku
sudah bosan dengan rumah sakit, begitu sering aku kesana” Robert diam.
“sudahlah, kau harus terus
semangat”
Robert tersenyum.
Nichkhun masuk dan menatap
Robert.
“Nicky?” Robert kaget.
“maaf Robert, aku yang
memberitaunya” Winona menatap Robert.
“kak” Nichkhun mendekat
dan menangis, ia memeluk Robert. “kenapa kakak harus bohong padaku?”
Robert mengelus Nichkhun
dan air matanya menetes, “bukankah kau menginginkannya?”
“menginginkan apa kak?”
“kau selalu bilang, kau
akan senang jika aku mati”
“tidak kak, maafkan aku”
Winona menunduk dan
menangis.
Robert menatap Winona lalu
tersenyum, “sudahlah Nichkhun, kita baru saja membuat seorang perempuan
menangis”
Nichkhun menghapus air
matanya, “aku sayang padamu kak”
“aku pun” Robert mengelus
Nichkhun.
Diane masuk dan melihat
Robert yang mengelus Nichkhun dengan aneh.
Robert menatap Diane.
Nichkhun terdiam.
“mereka, kakak-adik”
Winona tersenyum.
“aku mengerti sekarang”
Diane memberikan sebuah surat.
“nah kak, kenalkan, ini
Diane” Nichkhun berdiri dan memegang pundak Diane.
“jaga sikapmu, pangkatku
lebih tinggi” Diane menatap Nichkhun.
“maaf” Nichkhun diam.
Robert tersenyum menatap
Diane.
“jadi tuan Downey, aku
kesini untuk menyerahkan surat itu. Isinya tentang kejadian beberapa waktu yang
lalu. Siapa tau, kau ingin menyimpannya”
“terima kasih nona Diane”
“bagaimana keadaanmu?”
“dokter bilang, aku akan
segera bisa berjalan lagi”
“bagaimana dengan tulang
yang retak?”
“i..itu...” Robert menatap
Nichkhun dan kembali menatap Diane, “itu tidak masalah, sebentar lagi akan
sembuh”
“apa luka kakak parah?
Jawab aku kak”
“tidak Nichkhun”
Nichkhun kesal dan membuka
selimut Robert, ia melihat tubuh Robert diperban. Nichkhun terdiam, “semua ini
salahku”
“tidak, jangan salahkan
dirimu. Gedung itu rubuh bukan salahmu”
Winona mendekati Nichkhun,
“sudahlah Nichkhun, yang penting kakakmu baik-baik saja kan?”
“tapi...”
“ayo, kamu harus
istirahat. Kau terlihat lelah” Winona mengajak Nichkhun keluar.
Robert menatap Diane,
“jangan pergi dulu ya, aku gak mau sendirian”
“ok” Diane duduk dan
menatap Robert.
“bagaimana jika kita mulai dari awal lagi?”
“apa maksudmu?”
“berkenalan dari awal”
“oh”
“namaku Robert, aku punya
adik yang bernama Nichkhun dan...” Robert menatap Diane.
Diane tersenyum.
Di ruang tamu,
Winona mengelus Nichkhun,
“sudahlah, itu pilihannya. Dia seperti itu karena dia sangat menyayangimu.
Robert sangat bahagia bisa melihatmu lagi”
Nichkhun mengangguk.
Winona tersenyum,
“seandainya keadaan Robert sudah benar-benar baik, mungkin malam ini, kita bisa
pergi”
“hey Win, aku baru sadar.
Dari tadi kan kita ninggalin mereka berdua di kamar”
“jangan-jangan, Robert
lagi PDKT sama Diane”
“gak mungkin, Diane itu
gagah, galak. Ya meski dia perempuan, tapi dia...”
“kita lihat saja nanti,
kakakmu paling jago kalau soal perempuan”
“ok”
Beberapa hari kemudian,
Robert dan Nichkhun pergi
ke makam orang tua mereka.
“sekarang aku sudah
menepati janjiku bu, aku sudah membawa Nichkhun kembali. Mulai saat ini,
terserah ibu. Jantung ini siap aku kembalikan”
“kak, apa maksudmu?”
Robert menoleh dan
tersenyum, “tidak ada”
Mereka pun berjalan ke
mobil.
“Nicky”
“ya?”
“kau masih suka
gula-gula?” Robert menunjukan sebuah lollypop.
Nichkhun tersenyum.
***
Di rumah,
Nichkhun sedang bersantai
di sofa, ia memandangi lollypop yang diberikan Robert tadi pagi.
Nichkhun ingat...
Saat
itu,
Nichkhun
kecil sedang memegang lollypop, tiba-tiba segerombol anak menghadangnya dan
merebut lollypopnya. Nichkhun menangis dan mereka terus mengolok-oloknya.
“jangan
ganggu adikku” Robert datang.
“kau
berani pada kami? Hajar”
“kakak”
Nichkhun hanya menangis melihat Robert dikeroyok.
Setelah
Robert tidak berdaya, mereka pun pergi.
Nichkhun
mendekati Robert, “kakak”
Robert
membuka matanya dan tersenyum sambil menahan sakit, “Nicky, kakak gak apa-apa
kok” Robert memberika lollypop Nichkhun.
Nichkhun
memeluk Robert sambil menangis.
Nichkhun tersenyum
mengingat itu, ia pun mulai mengupas bungkus lollypop dan memakannya.
Diane datang.
“Diane? Ngapain kamu
kesini? Hari ini aku libur, jangan paksa aku ke kantor”
“PD sekali, aku mau
bertemu pacarku” Diane menaiki tangga.
“pacar?” Nikchun kaget.
Diane pun turun bersama
Robert.
Nichkhun menatap mereka
dengan rasa penuh tidak percaya.
“ada apa Nicky?”
“tidak kak, aku hanya...”
Diane tersenyum, “sudahlah
sayang, biarkan dia”
“ok” Robert tersenyum dan
mencium Diane.
“ah?” Nichkhun semakin
kaget.
“kami pergi dulu Nicky”
Robert mengandengan tangan Diane dan mereka pergi.
“ya Tuhan... kakakku bisa
meluluhkan seorang Diane?” Nichkhun pun diam.
***
“sayang”
“ah” Nichkhun tersadar dan
menoleh.
“ngapain kamu bengong di
ruang tamu?” Winona menatap Nichkhun.
“ta..ta..tadi, kakak...”
“kakakmu pergi dengan
Diane, tadi kami bertemu di depan”
Nichkhun mengangguk.
“jangan kaget seperti itu.
Aku kan sudah bilang, jika kakakmu ahli dalam menggaet wanita”
“iya, tapi aku kira...”
“sudahlah. Mau ambil teori
ahli sekalipun, kakakmu itu tetap menang”
“ok”
“kelihatannya kau sangat
menikmati lolly itu”
“kakak membelikannya tadi
pagi”
“aku kira, pria gagah
sepertimu tidak suka...”
“sejak kecil aku memang
suka ini. Tapi karena masalahku dengan kakak, aku sempat membenci makanan ini.
Tapi sekarang” Nichkhun tersenyum, “pertama kalinya aku merasakan lolly ini
lagi”
Winona tersenyum.
“bagaimana keadaan kakak?”
“maaf, rahasia pasien
adalah...”
“dia kakakku, ngapain ada
rahasia segala”
“ok” Winona menatap
Nichkhun, “jantung Robert lemah, usia jantungnya lebih tua dibandingkan
usianya”
“kakak memiliki jantung
berusia 60 tahun di usianya yang menginjak 30 tahun”
“kau tau?”
“ya, karena jantung yang ada
di tubuhnya adalah jantung ibuku. Jika ibu masih hidup, usianya sekitar 60
tahun”
Winona diam.
“apa kakak masih bisa
selamat?”
“cangkok jantung”
“kalau begitu, aku akan
mencarikan pendonor untuknya”
“jika itu ada, memangnya
dia mau?”
“apa kakakku tidak ingin
hidup?”
“baginya, dia harus
bertahan hidup agar bisa mencarimu dan sekarang, kau sudah kembali. Semuanya
sudah selesai”
“apa?”
“dia tidak punya tujuan
hidup selain untukmu, mencarimu”
“aku akan membujuk dia”
Malamnya,
Nichkhun masuk ke ruang
kerja Robert, “malam kak”
“Nicky?”
“kakak gak istirahat?”
“ada banyak pekerjaan yang
harus aku selesaikan”
“bagaimana Diane?”
“maksudmu?”
“dia akan jadi kakak
iparku kan?”
“aku tidak tau”
“apa maksud kakak?”
“aku bilang padanya. Jika
dia mencintaiku, dia juga harus siap kehilanganku kapan saja”
“kak...”
“begitu juga kau Nicky”
Robert menatap Nichkhun.
“aku tidak siap” Nichkhun
menatap Robert, “aku janji akan mencarikan donor untukmu, aku janji aku tidak
akan membiarkanmu pergi”
“aku tidak mau”
“kenapa?” Nichkhun
berteriak, “kenapa disaat aku ingin kau hidup, kau malah memilih untuk segera
mati?”
“ini jantung ibumu, begitu
baik dia memberikan hidupnya padaku dan aku akan mempertahankan jantung ini
sampai ia berhenti berdetak”
“jangan bodoh kak”
“aku sudah memikirkan hal
ini sejak lama”
“terserah kau saja”
Nichkhun keluar dengan emosi.
Robert diam.
***
Besoknya,
Di kantor Nichkhun, Nichkhun
terus memikirkan Robert.
“aku tidak mengerti, apa
yang ada di fikiranmu kak?”
“tuan Nichkhun?”
“aku kesal sekali”
“tuan? Tuan Nichkhun”
“ah, iya? Maafkan aku,
tadi... sudahlah lupakan saja. Ada apa ya?”
“ini tuan, ada donor untuk
saudara anda. Semoga cocok”
“benarkah?” Nichkhun
begitu senang, “terima kasih, aku akan segera memberitau kakakku” ia pergi
keluar dengan bahagia.
Diane yang masuk ke
kantor, kaget melihat Nichkhun berlari sambil menunjukan sebuat surat.
Nichkhun melambai dan
masuk ke mobilnya, ia pun pergi.
Diane tersenyum.
Di rumah,
“kak, aku pulang” ia
menaiki tangga dan membuka kamar Robert.
Tapi Robert tidak ada disana.
“kak?” Nichkhun menutup
pintu kamar Robert dan berjalan ke ruang kerja, ia membuka pintu dan melihat
Robert sedang tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang tersandar ke tangan
yang menyangganya di meja.
“ah, kakak” Nichkhun
mendekati Robert, “kalau kakak lelah, jangan tidur disini dong. Masa sih aku
harus mengendong kakak, kak?” Nichkhun memegang pundak Robert.
Robert pun jatuh.
“kakak?” Nichkhun
memeriksa Robert, “ya Tuhan... kakak?” ia membuka baju Robert, “jangan pergi
kak” Nichkhun menekan-nekan dada Robert, “kakak gak boleh ninggalin aku”
Nichkhun memeriksa Robert kembali, tapi ia tetap tidak merasakan detak jantung
Robert. “kakak...”
Nichkhun pun mengangkat
tubuh Robert dan membawanya masuk ke mobil, Nichkhun memakaikan sabuk pengaman.
“kakak harus kuat, donor untukmu sudah ada kak”
Nichkhun masuk ke mobil
dan menjalankannya dengan terburu-buru, Nichkhun mencari jalan terdekat menuju
rumah sakit.
Di rumah sakit,
Nichkhun menunggu dengan
cemas, ia begitu khawatir. Winona adalah dokter yang menangani Robert.
Setelah beberapa lama,
Winona keluar.
“bagaimana?”
“maafkan aku Nichkhun...”
“apa maksudmu?”
“Robert sudah...” Winona
menangis.
“enggak” Nichkhun masuk.
“Nichkhun...” Winona
sedih.
Di dalam,
Nichkhun menatap Robert,
“kenapa kak? Kenapa kakak ninggalin aku? Apa salahku? Kenapa kakak begitu
tega?” ia menangis, “aku sangat berharap pada kesembuhan kakak, aku sudah
mendapatkan donor untukmu kak. Kenapa?” Nichkhun berteriak.
“Nichkhun, sudahlah”
Winona masuk dan memeluk Nichkhun.
Nichkhun menatap Robert,
“aku tidak rela kak, aku tidak akan pernah rela kakak meninggalkan aku seperti
ini. Bahkan aku tidak melihat sedikit pun perjuangan darimu, kau payah kak” ia
pergi.
Winona sangat khawatir,
tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
“Nicky...”
Nichkhun terdiam, ia
menoleh.
“Nicky...”
“kakak?” Nichkhun
mendekati Robert, “ini aku kak”
Winona memeriksa Robert.
Robert membuka matanya,
“Nicky? Kenapa aku ada disini?” ia kaget berada di rumah sakit.
“kakak” Nichkhun memeluk
Robert.
Winona tersenyum.
“tadi aku mimpi aneh, aku
mimpi bertemu dengan orang tua kita. Dan saat aku mau mendekati mereka, sesuatu
yang kuat menarikku dan aku terbangun disini”
“jangan pernah bermimpi
itu lagi ya kak” Nichkhun tersenyum.
“kau fikir mimpi bisa kita
pilih?” Robert menatap Nichkhun dengan perasaan anehnya.
“baiklah, kondisimu sudah
memungkinkan” Winona tersenyum.
“memungkinkan untuk apa?”
“cangkok jantung kak, aku
sudah menemukan pendonornya”
“o..ok” Robert masih
bingung.
“kuatkan dirimu” Winona
mengelus kepala Robert.
Robert tersenyum dan
menatap Nichkhun.
“aku akan menunggumu di
luar kak”
Akhirnya Robert pun
melakukan oprasi cangkok jantung yang dipimpin oleh Winona.
Beberapa hari kemudian,
Robert membuat sebuah
acara resmi, yaitu pernikahan Nichkhun dan Winona.
Robert menatap Diane yang
duduk disampingnya, “kau tidak keberatan kan Nichkhun mendahului kita?”
Diane tersenyum, “yang
penting kau sehat”
“tadinya aku tidak siap
melamarmu, tapi setelah oprasi” Robert tersenyum, “keberanianku muncul, aku
siap menikahimu kapan pun kau mau”
“benarkah?” Diane menatap
Robert.
“yap”
“bagaimana kalau tahun
depan?”
“bulan depan pun boleh”
“emh.. bohong”
“aku serius. Tapi jika aku
sedang cek up jantung pada Winona, kau jangan cemburu ya”
“mana mungkin, dia kan
adik iparku”
“ahah?”
“kau tidak percaya?”
“Nichkhun bilang, kau
galak”
“jadi?”
“aku hanya bercanda”
Robert memeluk Diane dan tersenyum.
Diane pun tersenyum sambil
mengelus Robert, “aku mencintaimu dan aku siap menerima semuanya”
“terima kasih”
Saat Winona melemparkan
bunganya, Diane pun dengan mudah menangkap bungga itu.
“waw” Robert tersenyum
kaget, “sepertinya kita memang harus segera menikah”
Diane memeluk Robert.
Winona tersenyum melihat
itu.
Nichkhun memeluk Winona,
“aku senang”
“kita harus berterima
kasih pada kakakmu”
“ah, dia terlalu baik dan
tidak membutuhkan kata-kata itu”
“kita tetap harus
mengucapkannya, kau sudah lihatkan kadonya untuk kita?”
“iya”
“pesawat jet, ya Tuhan...
akhirnya aku bisa merasakan juga memiliki pesawat pribadi”
“sudah, kau ini. Aku jadi
sedikit jealous kalau kamu ngomongi kakak terus”
“iya deh, maaf”
Diane mengambil minuman
untuk Robert.
“terima kasih” Robert
tersenyum.
“kadomu keren juga”
“kau tau?”
“pesawat itu kado paling
mencolok di tempat ini, kenapa kau menaruhnya di halaman?”
“halaman rumahku kan luas”
“emh....”
“kamu juga mau?”
“pesawat jet? Aku lebih
memilih kau saja”
“dan kau akan mendapatkan
yang lebih dari itu”
“benarkah?”
“tentu, kita buktikan
saja”
Mereka ciuman.
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar