Rabu, 01 April 2015

Apologize


Author : Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre : Family, Drama
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Seorang polisi masuk ke ruangan atasannya,
“selamas siang” seorang perempuan yang duduk di kursi tersenyum.
“siang bu” pria itu memberi hormat sambil berdiri tegap.
“Nichkhun, aku ingin kau menjaga seorang pengusaha”
“maaf, bukankah itu tugas untuk...”
“ya, aku mengerti. Ini bukan tugasmu, harusnya ada agen khusus. Tapi aku percaya kau bisa melakukannya, kau adalah polisi terbaik di sini”
“siap, laksanakan”
Perempuan itu tersenyum, “sebenarnya aku merasa tua dipanggil ibu”
“maaf Diane” Nichkhun duduk, “kau itu punya pangkat yang lebih tinggi dariku, mana mungkin aku memanggil namamu”
“kalau begitu, tunjukan rasa hormatmu”
“baik” Nichkhun kembali berdiri.
“aku bercanda” Diane tersenyum, “pergilah”
Nichkhun pun pergi.
Sesampainya di perusahaan,
Nichkhun menatap gedung yang menjulang tinggi bergaya futuristic itu, “siapa yang memiliki perusahaan gila ini?” ia masuk.
Reseptionist menyambut Nichkhun, “selamat siang tuan”
“siang, aku ingin bertemu dengan C.E.O-nya”
“apa tuan sudah buat janji?”
Nichkhun menunjukan lencananya.
“baik tuan, silahkan menuju ke lift”
“terima kasih” Nichkhun pergi.
Resptionist itu menelpon sekretaris, “hallo, ada polisi yang ingin bertemu tuan”
“apa?”
“jangan-jangan, tuan akan ditangkap. Kita nanti kerja apa?”
“hus, jangan ngawur”
Pintu lift terbuka,
Nichkhun keluar dari lift dan melihat seorang perempuan cantik.
“selamat siang tuan”
“siang, kau pasti diberitau reseptionist kan?”
Sekretaris itu kaget dan diam.
“aku datang baik-baik kesini, aku datang untuk bosmu. Jika dia mati, kau akan menjadi pengangguran”
“si..silahkan masuk”
“terima kasih”
***
Di ruang C.E.O,
Seorang pria sedang bicara sendiri sambil duduk dan menaikan kakinya ke meja, “aku tidak mengerti, kenapa kepolisian ingin mengirim petugasnya untuk menjagaku?” ia tersenyum, “mungkin aku memang sangat diakui sebagai aset negara” ia kembali berfikir, “tapi aku sudah dewasa, tidak perlu ada babbysiter segala untukku. Pake bilang polisi terbaik segala” ia tertawa.
Nichkhun masuk, “selamat siang”
“Nicky?” pria itu berdiri dan terdiam.
Nichkhun menatap pria itu, “kau?” ia sedikit kesal, sial.
“a...apa kau polisi yang akan melindungiku?”
Nichkhun menatap pria itu dengan kesal, “aku menyesal mengambil tugas ini, tapi apa boleh buat” Nichkhun mendekat, “selamat siang tuan Downey, aku Nichkhun ditugaskan untuk melindungi anda”
“panggil saja aku Robert” Robert tersenyum.
Seorang perempuan cantik yang membawa bag masuk, “ya ampun, apa aku mengganggu?”
Nichkhun terdiam melihat perempuan itu.
“tidak-tidak, Nicky akan pergi. Iya kan?”
Nichkhun menatap Robert dan keluar.
Perempuan itu tersenyum, ia menatap Robert.
“jadi, kau kesini untuk?” Robert mendekat.
“memeriksa keadaanmu” perempuan itu pun mendekat.
“kenapa tidak hari libur saja?”
“kau selalu malas ya, aku bingung, ini kan demi kebaikanmu juga”
“oh, benarkah?”
“siapa pria tadi?”
“itu Nichkhun, polisi yang ditugaskan untuk menjagaku”
“waw, sekarang kau punya bodyguard. Wajah Asianya tampan juga”
“dia orang Thailand, kau suka?”
Perempuan itu tersenyum sambil menatap Robert.
Robert merasa aneh dengan tatapan perempuan itu dan ia tersenyum bingung.
Di luar,
Nichkhun mendekati sekretaris Robert, “hey”
“tuan?” sekretaris kaget.
“maaf, kau tau siapa perempuan yang tadi masuk?”
“itu nona Winona Ryder, dia seorang dokter”
***
Di rumah Robert,
Robert menatap Nichkhun, “selamat datang kembali Nicky”
“jangan ucapkan itu, setelah tugas ini selesai, aku akan segera pergi”
“aku mengerti, terima kasih kau mau mengemban tugas aneh ini” Robert naik tangga, “kau tau kamarmu dimana, aku tidak pernah merubahnya sejak dulu”
Nichkhun membawa tasnya dan naik tangga, ia masuk ke kamar.
Pagi itu,
Nichkhun duduk di kursi yang berada di halaman rumah, ia meminum kopinya dan melihat Robert keluar.
Robert masuk ke mobil sportnya dan pergi.
“mau kemana dia?” Nichkhun berdiri dan masuk ke rumah, ia melihat foto sepasang suami istri yang terpasang di ruang tamu. “keluarga Downey, nyonya dan tuan Downey. Juga si Robert itu”
“selamat pagi” Winona masuk.
“pagi” Nichkhun tersenyum melihat Winona.
“pak” Winona memberi hormat.
“hey, kenapa kau seperti itu?”
“Robert bilang, kau polisi yang ditugaskan untuk menjaganya”
“ya, tapi aku lebih senang dipanggil Nichkhun”
“baiklah, apa Robert ada?”
“sayang sekali, dia sedang pergi entah kemana”
“bukankah kau bertugas untuk...”
“tunggu, aku bukan bodyguardnya”
“apa dia naik mobil sendirian?”
“yap, mobil sport mewah yang mahal itu”
“harusnya kau melarang dia, Robert dilarang menyetir sendiri”
Suara mobil Robert terdengar.
Mereka diam dan Robert masuk.
“hey, selamat pagi nona Winona” Robert tersenyum.
“Robert, darimana kau?” Winona menatap Robert dengan sedikit kesal.
“galak sekali. Tadi bodyguard-ku masih tidur, jadi aku pergi sendiri”
“apa?” Nichkhun kesal, jelas-jelas ia sudah bangun sejak tadi.
“jadi, bisa kita ke kamar?” Robert menatap Winona.
“ya, tentu”
Mereka naik tangga.
Nichkhun semakin kesal dengan tingkah Robert.
***
Nichkhun diam menunggu Winona turun, Winona pun muncul.
“hey”
Winona tersenyum.
“apa kau pacar si playboy itu?”
“kau terlihat tidak menyukai Robert”
“kau menyukainya?”
Winona tersenyum, “kau sangat aneh. Aku bukan pacarnya, aku dokter pribadinya”
“waw, apa jika aku sakit, kau mau memeriksaku?”
“tentu, aku seorang dokter dan aku senang bisa membantu”
Nichkhun senang mendengar itu.
“baiklah, aku permisi. Ini surat keterangan dokternya” Winona pergi.
“terima kasih” Nickun melihat surat itu, itu adalah surat keterangan dokter agar Robert tidak mengendarai mobil sendirian.
Di ruang kerja,
Robert menatap sebuah foto keluarga, tapi berbeda dengan foto yang ada di ruang tamu. Disana ada Robert, ayahnya, seorang perempuan asia dan anak asia yang lebih kecil dari Robert.
Robert tersenyum dan menyimpan kembali foto tersebut, ia pun mengambil sebuat botol obat di laci dan memakan beberapa butir.
Nichkhun yang masuk, melihat itu, “apa yang kau makan?”
“obat”
“apa kau pengguna...?”
“tidak” Robert menatap Nichkhun.
“lalu ini apa?” Nickun memberikan surat keterangan itu pada Robert.
Robert menatap surat itu, “surat larangan mengemudi? Kenapa Winona memberikannya padamu?”
“kenapa kau balik bertanya? Kau pengedar atau pemakai? Cepat katakan agar aku bisa memenjarakanmu”
“ini obat penenang”
“penenang?” Nichkhun tersenyum.
Robert diam dan wajahnya mulai serius, “aku senang bisa melihatmu lagi Nicky. Saat kau pergi, aku selalu mencarimu”
“cukup! Aku kesini karena tugas, bukan untuk yang lainnya”
“kau masih membenciku?”
“aku sudah bilang padamu, aku tidak mau membahas...”
“aku mengerti. Saat kita kecil, sungguh sulit bagiku untuk menjagamu. Kau anak yang, ah... Aku mungkin bukan kakak yang baik, tapi aku selalu berusaha untuk menjagamu”
“menjagaku? Yang aku tau, kau selalu egois. Kau hanya memikirkan dirimu sendiri dan kau selalu melarang apa pun padaku. Sebagai remaja, aku merasa dikekang saat itu. Aku butuh kebebasan”
“aku tidak pernah bermaksud untuk mengekangmu Nicky. Mungkin saat itu, aku masih terlalu muda untuk menerima kepergian ayah. Saat itu ayah memintaku untuk menjagamu dan aku, aku masih kecil untuk...”
“dia ayahmu, bukan ayahku”
“tapi setelah orang tua kita menikah, dia ayahmu juga kan?”
“orang tua kita” mata Nickun memerah, “gara-gara kau, ibu meninggal. Apa benar kau menganggap ibuku sebagai orang tuamu?”
“aku bahkan tidak tau ibu akan melakukan itu demi aku”
“kau selalu merenggut semua kebahagianku Robert” Nichkhun pergi.
Mata Robert memerah, ia ingat saat sebuah pisau tertancap di dadanya.
Ayah dan ibu begitu panik, Nichkhun kecil pun menangis.
Dokter bilang, jantung Robert tertancap dan bocor, satu-satunya cara untuk menyelamatkannya adalah dengan cangkok jantung.
Saat Robert siuman, ia hanya melihat ayah dan Nichkhun. Ternyata, ibu Nichkhun lah yang mendonorkan jantungnya untuk Robert.
Robert menutup matanya.
***
Malam itu,
Telpon rumah berdering.
Nichkhun mengangkatnya, “selamat malam”
“Nichkhun?”
“Winona?” Nichkhun senang mendengar suara Winona.
“apa Robert baik-baik saja? Aku menelponnya, tapi Hp Robert gak aktif. Bisa kau melihatnya sebentar?”
“tentu, itu mudah” Nichkhun menutup telponnya, “dia selalu menghawatirkan pria itu” Nichkhun pun masuk ke kamar Robert dan melihat Robert sedang tidur.
Nickun melihat foto keluarga disana, ia terdiam.
Disana ada foto dirinya saat kecil, ibunya, Robert dan ayah Robert.
“kau masih memajang ini?” Nichkhun melihat bekas oprasi di dada Robert, ia ingat saat itu...
Di rumah sakit,
Ibu Nichkhun menangis, “ya Tuhan...”
Ayah Robert yang mengendong Nichkhun pun memeluk istrinya, “tenanglah sayang, aku yakin, pasti ada donor untuk Robert. Dia pasti akan selamat”
Tapi dokter datang dengan kabar buruk. Jika Robert tidak segera mendapat donor, ia akan meninggal. Itu membuat keluarganya semakin bingung dan ibu Nichkhun pun mendonorkan jantungnya untuk Robert.
Robert membuka matanya, “Nicky?”
“jangan memanggilku seolah-olah kau kakakku. Harusnya kau yang mati, bukan ibu”
“aku...”
“aku benci padamu Robert, aku sangat menyesal kenapa ibu harus menikah dengan ayahmu”
“kau ingin aku mati?”
“ya”
Robert diam dan kembali menatap Nichkhun, “ok, pergilah. Tidak usah pedulikan aku lagi, lupakan saja tugasmu”
“ya, itu rencanaku”
“lakukan. Aku senang jika pagi hari nanti, aku tidak melihatmu”
“kesombonganmu masih terdengar seperti dulu Robert” Nichkhun pergi.
“maafkan aku Nickhun” Robert menunduk.
Besoknya,
Nichkhun sudah menyiapkan tasnya, “pria menyebalkan, aku tidak perduli meski dicoreng buruk oleh Diane”
Telpon berdering.
“kenapa harus ada telpon segala sih?” Nichkhun mengangkatnya, “hallo?!”
“Nichkhun”
“Winona, ada apa?”
“Robert kecelakaan, kau bisa ke rumah sakit?”
“ya, tentu” Nichkhun menutup telponnya dan menatap tas, ia menarik nafas dan melempar tasnya. Nichkhun pun menyimpan tasnya ke kamar dan pergi.
***
Di rumah sakit,
“Winona” Nichkhun berlari.
Winona yang duduk di ruang tunggu pun berdiri, “Nichkhun, kenapa kau tidak menurutiku?”
“aku...”
“aku sudah bilang kan? Robert itu dilarang mengendari mobil. Kenapa kau malah...”
“aku tidak tau. Saat aku bangun tidur, aku langsung menyiapkan tasku”
“menyiapkan tas?”
“aku akan pergi Win”
“pergi? Tugasmu adalah menjaga Robert, kenapa kau pergi?” Winona menangis.
Nichkhun terdiam, dia sangat menghawatirkannya? Apa Winona menaruh perasaan pada Robert?
Winona duduk dan masih menangis.
“apa keadaannya parah?” Nichkhun duduk sambil menatap Winona.
“menurut keterangan, Robert memakai sabuk pengaman. Airbag-nya pun berfungsi”
“harusnya tidak apa-apa”
“bagaimana jika jantungnya berhenti? Kau masih mau bilang dia tidak apa-apa?”
Nichkhun terdiam.
“Robert belum menemukan adiknya yang hilang”
Nichkhun menatap Winona dengan kaget, “maafkan aku”
Dokter keluar,
“dokter?”
“dokter Winona” dokter itu tersenyum.
“bagaimana keadaannya?” Nichkhun menatap dokter.
“tuan Downey tidak apa-apa, dia hanya pingsan. Meski jantungnya sempat melambat, tapi dia baik-baik saja. Mungkin ada yang ingin bertemu dengannya? Tuan Downey sudah siuman”
“ok” Nichkhun masuk.
Di dalam,
Robert tersenyum melihat Nichkhun, “kau bilang, kau akan pergi”
“gara-gara kau, aku tidak jadi pergi”
“apa Winona memarahimu? Maafkan dia, dia terlalu khawatir padaku”
“bersyukurlah aku tidak pergi” Nickun mendekat, “darimana kau sebenarnya?”
“aku dari makan orang tua kita”
Nichkhun diam.
“setiap pagi, aku selalu pergi kesana. Aku selalu berjanji untuk mencarimu dan sekarang, anak yang hilang telah kembali”
“bohong, bukankah kau senang menjadi satu-satunya”
“tidak. Cepat atau lambat, perusahaan itu akan jadi milikmu”
“aku tidak murni keturunan Downey”
“tapi kau adikku, aku berhak memberikan perusahaan itu pada siapa pun”
“aku tidak butuh perusahaanmu, aku sudah menjadi polisi sekarang”
“maafkan aku, aku selalu mengaturmu dan melarang segalanya. Saat kau punya cita-cita sebagai polisi, aku merasa khawatir, aku takut kehilanganmu...”
“cukup! Jangan banyak alasan lagi. Perlu kamu tau, aku akan tinggal bukan karena kau”
“tapi Winona, kau menyukainya?” Robert tersenyum.
“bukan urusanmu, ayo kita bersaing secara jantan”
“kalau begitu, kau sudah menang”
“apa maksudmu?”
Winona masuk dan mereka pun diam.
“Robert, kau baik-baik saja?”
“ya, aku senang Nichkhun mau merangkap sebagai supir mulai saat ini”
Nichkhun menatap Robert dengan kesal.
“benarkah? Syukurlah, terima kasih Nichkhun”
Melihat ekspresi Winona, Nichkhun pun tersenyum bingung. “i..iya Win”
“dokter bilang, aku boleh pulang sekarang. Aku bosan dengan suasana rumah sakit”
“iya, terserah kau saja. Tapi jangan bandel lagi ya” Winona mengelus Robert.
“ok” Robert berkedip pada Nichkhun.
Nichkhun pun memalingkan wajahnya.
Sorenya,
Nichkhun menunggu di mobil, ia menatap mobil baru Robert yang baru saja dibeli. Tanpa tanggung-tanggung, pemilik perusahaan mobil itu datang untuk Robert agar ia bisa memilih mobilnya di rumah sakit.
“kenapa pemilik perusahaan mobil itu bersusah payah demi dia? Apa hebatnya? Orang lain pun bisa membeli ini” Nichkhun melihat sekeliling isi mobil, “keren juga, seandainya ini mobilku”
Di rumah sakit,
“ayo aku papah” Winona tersenyum.
Robert yang duduk, menatap Winona, “bisakah kita bicara sebentar?”
“ada apa Robert?”
“menurutmu, Nichkhun tampan tidak?”
“kenapa kau bicara begitu? Robert, kau bukan seorang...”
“tentu bukan. Maksudku, kalian itu cocok. Nichkhun, dia tampan, tinggi. Dan kau, kau cantik”
“cinta tidak bisa dipaksakan bukan?”
“kau benar” Robert diam, “maaf aku berkata lancang”
“lagian juga kamu, kamu gak bermaksud ngejodohin aku sama pak polisi itu kan?”
“bagiku, dia orang yang baik. Aku suka”
“ya, Nichkhun memang baik” Winona tersenyum dan memapah Robert.
Di luar,
“Win, kamu duduk di depan ya. Aku pingin tiduran disini” Robert masuk ke mobil dan mengunci pintu belakang.
Winona menatap Robert, dia memaksa sekali. Ia pun masuk ke pintu depan dan duduk disamping Nichkhun.
Nichkhun tersenyum, “bagaimana kondisinya?”
“dia baik-baik saja. Kau lihat saja, dia sudah ngorok di belakang”
Malam itu,
Di ruang kerja Robert, Robert sedang memandang foto keluarganya.
“maafkan aku, mungkin dalam beberapa hari ke depan, aku tidak bisa mengunjungi kalian dipagi hari. Tapi aku senang melihat Nichkhun di rumah, aku janji akan memperbaiki semua kesalahanku padanya”
Nichkhun masuk, Robert langsung menyimpan foto itu ke laci.
Robert tersenyum, “kau suka mobil barunya? Akan aku berikan cuma-cuma untukmu”
“apa itu?”
“bukan apa-apa”
Nichkhun mendekat dan memegang gagang laci.
“aku mohon, jangan” Robert memegang tangan Nichkhun.
“jangan sentuh aku”
“ok” Robert mengangkat tangannya.
Nichkhun membuka laci dan melihat isi laci tersebut, ternyata di dalamnya terdapat banyak sekali obat Robert dan foto keluarganya. Nichkhun tersenyum.
Robert menatap Nichkhun.
“benarkah ini keluargamu?”
“kenapa kau bertanya seperti itu?”
“tanyakan saja pada dirimu sendiri”
“Nicky, apa yang harus aku lakukan agar kau bisa memaafkan aku?”
“tidak ada, kau tidak bisa mengubah masa laluku. Kau tidak bisa membahagiakan aku dan kau tidak bisa menghidupkan kembali ibuku”
Robert menunduk, “jantung ibumu masih berdetak”
“ya, seandainya kau yang mati, ibuku masih hidup sampai saat ini”
Robert menatap Nickhun, “kau fikir jantungku bocor karena siapa?”
“kau mau menyalahkan aku? Jika kau tidak mau mati, kenapa kau menolongku saat itu?”
“karena aku kakakmu”
“cukup Robert, sejak dulu kau selalu bicara seolah-olah kau benar dan aku selalu disalahkan karena itu”
Robert menahan emosinya, ia menutup wajahnya dengan tangan yang tersandar ke meja. “pergilah, aku tidak mau menambah penderitaanmu lagi”
“ok, terima kasih. Jika kata-kata itu sudah keluar dari mulutmu, itu tandanya, tugasku sudah resmi selesai” Nichkhun pergi.
Robert menangis, “maafkan aku ibu, aku malah mengusirnya dan membuat kesalahanku semakin besar”
***
Di apartemen Nichkhun,
“senang bisa kembali” Nichkhun menutup pintunya, ia masuk ke kamar dan mengeluarkan seluruh isi tasnya.
Nichkhun terdiam, ia melihat kunci mobil Robert disana.
“aku akan memberikannya padamu secara cuma-cuma” Robert tersenyum.
Nichkhun melempar kunci mobil itu dan duduk.
Besoknya,
Nichkhun masuk ke kantor polisi dan menghadap Diane.
“Nichkhun?”
“tugasku sudah selesai sejak tadi malam, ini kunci mobil pria itu” Nichkhun memberikannya pada Diane, “bisa kau menyuruh orang lain memberikan ini padanya?”
“kenapa kunci mobilnya ada padamu?”
“aku tidak tau, aku tidak merasa membawanya”
“mungkin itu hadiah untukmu”
“aku tidak butuh hadiah darinya, tolong kembalikan”
“dia hilang Nichkhun, tadi pagi kami mendapat laporan dari dokter jantungnya yang bernama Winona. Saat kami memeriksa TKP, banyak kejanggalan. Sepertinya dia dibawa paksa dan saat ia membela diri, mereka melukainya”
Nichkhun menatap Diane.
“kami menemukan bercak darah dan beberapa benda yang rusak, sungguh malang. Seandainya dia tidak menghentikan tugasmu, pasti dia baik-baik saja”
“apa dia sudah ditemukan?”
Diane menggeleng, “tapi kami rasa, ini adalah ulah Loki” ia memberikan foto Loki pada Nichkhun, “tapi kau tenang saja, kami sedang mencari mereka saat ini. Nama baikmu tetap bersih”
“aku akan mencarinya” Nichkhun keluar dari ruangan Diane.
Diluar,
Winona masuk ke kantor polisi dengan wajah sedih dan cemas.
“Winona” Nichkhun menghampirinya.
“kemana kau saat dia membutuhkanmu?”
“Robert sudah menghentikan tugasku”
“kau sama sekali tidak peduli kan?”
“aku janji akan membawanya kembali” Nichkhun pergi.
Winona diam menunduk.
***
Nichkhun datang ke rumah Robert dan membuka garasi, ia pun masuk ke mobil dan mengendarainya keluar.
Di jalan,
Nichkhun menyalakan GPS, “ayolah...” ia mulai cemas, Nichkhun pun menyalakan radio kepolisian dan mencari kabar tentang kasus Robert. “dimana dia?”
Kabar terakhir menyebutkan daerah gedung-gedung yang sudah ditinggalkan.
Nichkhun berhenti dan melihat persiapannya, ia mulai mengisi peluru.
Di gedung,
Kedua tangan Robert diikat ke atas, Loki tersenyum menatap Robert.
“apa yang kau ingin kan?”
“aku ingin kau memberikan seluruh hartamu padaku”
“kau bukan siapa-siapaku”
“tapi kau tidak punya siapa-siapa untuk memiliki hak waris”
“adikku”
“adikmu? Bukankah dia sudah pergi beberapa tahun yang lalu?”
“tau dari mana kau?”
“aku?” Loki tertawa, “aku memang mengetahui segalanya tentangmu” ia menjambak rambut Robert dari belakang, “dan aku tau, jika jantungmu...”
***
Nichkhun keluar dari mobil dan mengambil senjatanya, ia menghubungi Diane. “Diane, aku menemukan lokasinya. Tolong kirim bantuan secepatnya, aku takut aku tidak selamat. Nyawa Robert sangat berharga saat ini”
Nichkhun pun mendobrak pintu dan langsung menyerang orang-orang yang ada di dalam gedung. Beberapa orang yang tersadar pun langsung sigap dan mengambil senjata mereka untuk menyerang Nichkhun.
Nichkhun bersembunyi, tunggu aku. Aku akan menyelamatkanmu. Nichkhun keluar dan kembali menyerang mereka, “argh” ia berteriak.
Di sebuah ruangan,
Robert menunduk.
“ada apa Robert? Kau sedih karena tidak ada yang menolongmu kan? Bahkan polisi itu pun tidak peduli padamu”
“jangan bicara seperti itu” Robert menatap Loki kesal.
“memangnya kenapa? Apa karena dia adikmu?”
Robert diam.
Loki mencekik Robert, “lebih cepat kau mati, itu lebih baik”
Robert mulai sesak.
“apa kau sulit bernafas?”
Brak...
Loki menoleh, ternyata Nichkhun yang mendobrak pintunya. Ia pun melepaskan cekikannya dan Robert bisa bernafas lega.
Robert melihat Nichkhun yang lelah karena tenaganya sudah terkuras, ia juga melihat beberapa luka di tubuh Nichkhun.
“lepaskan dia” Nichkhun menatap Loki.
“ah, tebakanku benar kan?” Loki tersenyum pada Robert.
“lepaskan dia atau aku akan menembakmu”
“pasukanku akan datang” Loki memijit tombol di dekatnya.
“pergi Nicky... Kau tidak bisa menghadapi mereka sendirian” Robert khawatir.
Tapi Loki kaget karena anak buahnya tidak muncul-muncul, “kenapa? Apa tombol ini rusak? Mana pasukanku?”
“anak buahmu sudah kuhabisi semua” Nichkhun menatap Loki, “dan sebentar lagi, kau yang akan mati”
“kau fikir mudah mengalahkanku?”
“aku punya senjata dan kau tidak”
“kau payah” Loki menatap Nichkhun dan sengaja membuat emosi Nichkhun semakin besar.
“menyebalkan” Nichkhun langsung mengarahkan pistolnya ke arah Loki.
Dor....
“ah...” Robert menunduk.
Loki yang menghindar, tersenyum, “kau baru saja menembak kakakmu”
Nichkhun tersadar, Loki hanya memancing emosinya agar ia menembak. Sehingga Nichkhun tak sadar, Robert ada di belakang Loki. Nichkhun hanya diam.
Robert menahan sakit dan menatap Nichkhun.
Loki tertawa, “aku tau kau lelah, biarkan saja dia tewas. Aku yakin peluru itu akan segera menghentikan jantungnya”
Nichkhun mengepalkan tangannya, “tidak akan aku biarkan dia mati” ia menyerang Loki.
“oh, kau ingin duel? Aku suka berkelahi dengan tangan kosong” Loki menaikan lengan bajunya dan siap menangkis serangan Nichkhun.
Robert melihat luka tembak di dadanya, apa aku akan mati? Robert kembali melihat ke arah Nichkhun.
“ah” Loki jatuh dan hidungnya berdarah, “lumayan juga kau”
“jangan banyak bicara lagi” Nichkhun menembak Loki.
Dor...
Robert menutup matanya dan saat matanya terbuka, Nichkhun yang sedang membuka ikatan Robert, ada di hadapannya.
“kenapa? Kau takut?”
“aku tertembak”
“maafkan aku” Nichkhun memeluk Robert yang lemas.
“aku senang melihatmu lagi Nicky...”
Dor...
Nichkhun terdiam.
“Nicky?” Robert kaget.
Ternyata Loki masih hidup dan menembak punggung Nichkhun.
“Nicky?”
Nichkhun menutup matanya dan jatuh.
Robert terdiam panik.
“pistolku memiliki peluru yang lebih baik dari miliknya”
Robert mengepalkan tangannya, ia mengambil pistol Nichkhun dan berjalan ke arah Loki.
“kenapa kau? Apa kau marah? Tidak takut aku tembak?”
Tanpa bicara, Robert memelintir tangan Loki yang sedang memegang pistol. Ia pun memukuli wajah Loki dengan semua kemarahanya, “akan ku bunuh kau”
Wajah Loki pun penuh luka.
Robert menempelkan pistolnya ke kepala Loki.
“aku tidak terima dikalahkan oleh pria sekarat sepertimu”
Robert pun menembaknya.
Dor...
Tanpa Robert sadari, Loki menekan sebuah tombol kecil di tangannya. Gempa pun mulai terasa.
“apa yang terjadi?” Robert melihat bangunan yang mulai retak, “tidak” ia berlari ke arah Nichkhun. “Nicky?” Robert membalikan tubuh Nichkhun.
“kak...” Nichkhun begitu lemas.
“ayo kita pergi dari sini, tempat ini akan rubuh”
“tidak kak, aku...”
“ayo Nichkhun, kakak akan memapahmu. Kakak janji, kita akan selamat”
Nichkhun tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca, “tidak kak, pergilah. Tinggalkan aku, aku tidak kuat...”
Robert menarik nafasnya dan tersenyum, “kakak akan melindungimu dari reruntuhan ini, kakak janji. Kau akan baik-baik saja Nicky” Robert memeluk Nichkun.
Gedung pun mulai roboh.
***
Saat Nichkhun membuka matanya,
“selamat datang kembali” Diane tersenyum.
“Diane?” Nichkhun bangun, ia sadar ada di rumah sakit. “mana Robert?”
“tenang Nichkhun”
“mana Robert?”
“dia” Diane bingung harus bicara apa, “dia sudah meninggal”
“a..apa?” air mata Nichkhun menetes, “itu salahku, dia tertembak di dadanya karena aku”
“tidak Nichkhun, jarak pelurunya satu inci dari jantung” Diane tersenyum, “dia menjadikan tubuhnya tameng agar kau tidak terkena reruntuhan bangunan, dia terluka parah dan dia meninggal di tempat sambil memelukmu tentunya”
Nichkhun hanya menangis.
“aku turut berduka, aku mengerti ini pertama kalinya kau kehilangan seseorang dalam tugasmu. Tapi nama baikmu tetap bersih dan hal ini tidak akan merubah citramu, kau tetap polisi terbaik” Diane mengelus pundak Nichkhun dan pergi.
Nichkun menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, ia ingat saat kecil.
Di rumah,
Nichkhun sedang bermain pisau, kedua orang tuanya sedang sibuk sehingga tidak memperhatikan itu. Nichkhun berhasil membuat pisau itu berdiri tegak, ia tersenyum dan pergi mengambil beberapa barang yang akan dia sandingkan di dekat pisau.
Tapi saat kembali, kaki Nichkhun tersandung.
“Nicky” Robert yang baru datang, melihat itu dan mendorong Nichkhun.
Robert jatuh telungkup dan pisau menancap pada dadanya, darah mulai menggenang di lantai.
“kakak” Nichkhun berteriak dan menangis.
Orang tua mereka panik dan membawa Robert ke rumah sakit.
Kenapa kau pergi kak? Kenapa kau meninggalkan aku? Nichkhun masih menangis.
Siang itu,
Winona datang menjenguk Nichkhun, “selamat siang”
“Winona?”
“bagaimana kabarmu?”
“aku baik-baik saja, mungkin aku akan segera pulang”
Winona tersenyum.
“Winona, aku turut menyesal. Orang yang kau cintai...”
“Robert maksudmu?”
Nichkhun mengangguk.
“ini memang terdengar sulit, tapi...” Winona menatap Nichkhun, “selama ini, Robert tidak menyukaiku dan dia selalu merekomendasikan dirimu”
Nichkhun tersenyum, “lalu?”
“aku bilang kau tampan dan... sudahlah aku malu”
“kenapa?”
“apa aku harus jujur di depanmu?”
“Winona” Nichkhun memegang tangan Winona, “maukah kau menjadi pacarku? Sejak pertama kita bertemu di perusahaan Robert, sebenarnya aku sudah merasakan hal ini”
Winona tersenyum, “lebih baik kau fokus dulu untuk sembuh”
“ok” Nichkhun menunduk.
“setelah itu, kita makan malam”
Nichkhun menatap Winona sambil tersenyum, “jadi?”
“jadi? Tentu saja iya”
Mereka berpelukan.
“seandainya Robert masih hidup, dia pasti senang”
Winona menatap Nichkhun, “kau terlihat begitu sedih, apa yang terjadi? Bukankah selama ini kalian...”
“dia kakakku Win”
“apa?” Winona kaget, “ja..jadi kau adiknya yang hilang?” Winona berubah kesal, “kurang ajar, betapa bodohnya fikiran dia”
Nichkhun kaget melihat Winona.
Winona menelpon, “Robert, apa-apaan kau? Kau ingin adikmu mengira kau mati? Kau tega sekali”
Nichkhun semakin aneh.
Malam itu,
Diane masuk ke ruang perawatan Nichkhun, “selamat, kau boleh pulang sekarang”
“kau bohong padaku kan?”
“soal apa?”
“Robert, dia tidak mati kan?”
“da..darimana kau tau?”
“Winona yang memberitau ku”
“ah, bagaimana sih? Katanya, aku harus bilang jika dia tewas di tempat kejadian” Diane kesal.
“sudahlah, itu bukan salahmu. Aku sangat lega dia masih hidup”
“ok”
Besoknya,
Di kamar Robert, Robert yang terbaring sedang disuapi oleh Winona.
“kamu harus cepet sembuh”
Robert tersenyum menatap Winona, “terima kasih ya, berkat kau, aku tidak usah dirawat di rumah sakit”
“ya, tapi seandainya kau dirawat disana, kau pasti akan lebih cepat untuk sembuh”
“kau tau sendiri kan? Aku sudah bosan dengan rumah sakit, begitu sering aku kesana” Robert diam.
“sudahlah, kau harus terus semangat”
Robert tersenyum.
Nichkhun masuk dan menatap Robert.
“Nicky?” Robert kaget.
“maaf Robert, aku yang memberitaunya” Winona menatap Robert.
“kak” Nichkhun mendekat dan menangis, ia memeluk Robert. “kenapa kakak harus bohong padaku?”
Robert mengelus Nichkhun dan air matanya menetes, “bukankah kau menginginkannya?”
“menginginkan apa kak?”
“kau selalu bilang, kau akan senang jika aku mati”
“tidak kak, maafkan aku”
Winona menunduk dan menangis.
Robert menatap Winona lalu tersenyum, “sudahlah Nichkhun, kita baru saja membuat seorang perempuan menangis”
Nichkhun menghapus air matanya, “aku sayang padamu kak”
“aku pun” Robert mengelus Nichkhun.
Diane masuk dan melihat Robert yang mengelus Nichkhun dengan aneh.
Robert menatap Diane.
Nichkhun terdiam.
“mereka, kakak-adik” Winona tersenyum.
“aku mengerti sekarang” Diane memberikan sebuah surat.
“nah kak, kenalkan, ini Diane” Nichkhun berdiri dan memegang pundak Diane.
“jaga sikapmu, pangkatku lebih tinggi” Diane menatap Nichkhun.
“maaf” Nichkhun diam.
Robert tersenyum menatap Diane.
“jadi tuan Downey, aku kesini untuk menyerahkan surat itu. Isinya tentang kejadian beberapa waktu yang lalu. Siapa tau, kau ingin menyimpannya”
“terima kasih nona Diane”
“bagaimana keadaanmu?”
“dokter bilang, aku akan segera bisa berjalan lagi”
“bagaimana dengan tulang yang retak?”
“i..itu...” Robert menatap Nichkhun dan kembali menatap Diane, “itu tidak masalah, sebentar lagi akan sembuh”
“apa luka kakak parah? Jawab aku kak”
“tidak Nichkhun”
Nichkhun kesal dan membuka selimut Robert, ia melihat tubuh Robert diperban. Nichkhun terdiam, “semua ini salahku”
“tidak, jangan salahkan dirimu. Gedung itu rubuh bukan salahmu”
Winona mendekati Nichkhun, “sudahlah Nichkhun, yang penting kakakmu baik-baik saja kan?”
“tapi...”
“ayo, kamu harus istirahat. Kau terlihat lelah” Winona mengajak Nichkhun keluar.
Robert menatap Diane, “jangan pergi dulu ya, aku gak mau sendirian”
“ok” Diane duduk dan menatap Robert.
“bagaimana jika  kita mulai dari awal lagi?”
“apa maksudmu?”
“berkenalan dari awal”
“oh”
“namaku Robert, aku punya adik yang bernama Nichkhun dan...” Robert menatap Diane.
Diane tersenyum.
Di ruang tamu,
Winona mengelus Nichkhun, “sudahlah, itu pilihannya. Dia seperti itu karena dia sangat menyayangimu. Robert sangat bahagia bisa melihatmu lagi”
Nichkhun mengangguk.
Winona tersenyum, “seandainya keadaan Robert sudah benar-benar baik, mungkin malam ini, kita bisa pergi”
“hey Win, aku baru sadar. Dari tadi kan kita ninggalin mereka berdua di kamar”
“jangan-jangan, Robert lagi PDKT sama Diane”
“gak mungkin, Diane itu gagah, galak. Ya meski dia perempuan, tapi dia...”
“kita lihat saja nanti, kakakmu paling jago kalau soal perempuan”
“ok”
Beberapa hari kemudian,
Robert dan Nichkhun pergi ke makam orang tua mereka.
“sekarang aku sudah menepati janjiku bu, aku sudah membawa Nichkhun kembali. Mulai saat ini, terserah ibu. Jantung ini siap aku kembalikan”
“kak, apa maksudmu?”
Robert menoleh dan tersenyum, “tidak ada”
Mereka pun berjalan ke mobil.
“Nicky”
“ya?”
“kau masih suka gula-gula?” Robert menunjukan sebuah lollypop.
Nichkhun tersenyum.
***
Di rumah,
Nichkhun sedang bersantai di sofa, ia memandangi lollypop yang diberikan Robert tadi pagi.
Nichkhun ingat...
Saat itu,
Nichkhun kecil sedang memegang lollypop, tiba-tiba segerombol anak menghadangnya dan merebut lollypopnya. Nichkhun menangis dan mereka terus mengolok-oloknya.
“jangan ganggu adikku” Robert datang.
“kau berani pada kami? Hajar”
“kakak” Nichkhun hanya menangis melihat Robert dikeroyok.
Setelah Robert tidak berdaya, mereka pun pergi.
Nichkhun mendekati Robert, “kakak”
Robert membuka matanya dan tersenyum sambil menahan sakit, “Nicky, kakak gak apa-apa kok” Robert memberika lollypop Nichkhun.
Nichkhun memeluk Robert sambil menangis.
Nichkhun tersenyum mengingat itu, ia pun mulai mengupas bungkus lollypop dan memakannya.
Diane datang.
“Diane? Ngapain kamu kesini? Hari ini aku libur, jangan paksa aku ke kantor”
“PD sekali, aku mau bertemu pacarku” Diane menaiki tangga.
“pacar?” Nikchun kaget.
Diane pun turun bersama Robert.
Nichkhun menatap mereka dengan rasa penuh tidak percaya.
“ada apa Nicky?”
“tidak kak, aku hanya...”
Diane tersenyum, “sudahlah sayang, biarkan dia”
“ok” Robert tersenyum dan mencium Diane.
“ah?” Nichkhun semakin kaget.
“kami pergi dulu Nicky” Robert mengandengan tangan Diane dan mereka pergi.
“ya Tuhan... kakakku bisa meluluhkan seorang Diane?” Nichkhun pun diam.
***
“sayang”
“ah” Nichkhun tersadar dan menoleh.
“ngapain kamu bengong di ruang tamu?” Winona menatap Nichkhun.
“ta..ta..tadi, kakak...”
“kakakmu pergi dengan Diane, tadi kami bertemu di depan”
Nichkhun mengangguk.
“jangan kaget seperti itu. Aku kan sudah bilang, jika kakakmu ahli dalam menggaet wanita”
“iya, tapi aku kira...”
“sudahlah. Mau ambil teori ahli sekalipun, kakakmu itu tetap menang”
“ok”
“kelihatannya kau sangat menikmati lolly itu”
“kakak membelikannya tadi pagi”
“aku kira, pria gagah sepertimu tidak suka...”
“sejak kecil aku memang suka ini. Tapi karena masalahku dengan kakak, aku sempat membenci makanan ini. Tapi sekarang” Nichkhun tersenyum, “pertama kalinya aku merasakan lolly ini lagi”
Winona tersenyum.
“bagaimana keadaan kakak?”
“maaf, rahasia pasien adalah...”
“dia kakakku, ngapain ada rahasia segala”
“ok” Winona menatap Nichkhun, “jantung Robert lemah, usia jantungnya lebih tua dibandingkan usianya”
“kakak memiliki jantung berusia 60 tahun di usianya yang menginjak 30 tahun”
“kau tau?”
“ya, karena jantung yang ada di tubuhnya adalah jantung ibuku. Jika ibu masih hidup, usianya sekitar 60 tahun”
Winona diam.
“apa kakak masih bisa selamat?”
“cangkok jantung”
“kalau begitu, aku akan mencarikan pendonor untuknya”
“jika itu ada, memangnya dia mau?”
“apa kakakku tidak ingin hidup?”
“baginya, dia harus bertahan hidup agar bisa mencarimu dan sekarang, kau sudah kembali. Semuanya sudah selesai”
“apa?”
“dia tidak punya tujuan hidup selain untukmu, mencarimu”
“aku akan membujuk dia”
Malamnya,
Nichkhun masuk ke ruang kerja Robert, “malam kak”
“Nicky?”
“kakak gak istirahat?”
“ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan”
“bagaimana Diane?”
“maksudmu?”
“dia akan jadi kakak iparku kan?”
“aku tidak tau”
“apa maksud kakak?”
“aku bilang padanya. Jika dia mencintaiku, dia juga harus siap kehilanganku kapan saja”
“kak...”
“begitu juga kau Nicky” Robert menatap Nichkhun.
“aku tidak siap” Nichkhun menatap Robert, “aku janji akan mencarikan donor untukmu, aku janji aku tidak akan membiarkanmu pergi”
“aku tidak mau”
“kenapa?” Nichkhun berteriak, “kenapa disaat aku ingin kau hidup, kau malah memilih untuk segera mati?”
“ini jantung ibumu, begitu baik dia memberikan hidupnya padaku dan aku akan mempertahankan jantung ini sampai ia berhenti berdetak”
“jangan bodoh kak”
“aku sudah memikirkan hal ini sejak lama”
“terserah kau saja” Nichkhun keluar dengan emosi.
Robert diam.
***
Besoknya,
Di kantor Nichkhun, Nichkhun terus memikirkan Robert.
“aku tidak mengerti, apa yang ada di fikiranmu kak?”
“tuan Nichkhun?”
“aku kesal sekali”
“tuan? Tuan Nichkhun”
“ah, iya? Maafkan aku, tadi... sudahlah lupakan saja. Ada apa ya?”
“ini tuan, ada donor untuk saudara anda. Semoga cocok”
“benarkah?” Nichkhun begitu senang, “terima kasih, aku akan segera memberitau kakakku” ia pergi keluar dengan bahagia.
Diane yang masuk ke kantor, kaget melihat Nichkhun berlari sambil menunjukan sebuat surat.
Nichkhun melambai dan masuk ke mobilnya, ia pun pergi.
Diane tersenyum.
Di rumah,
“kak, aku pulang” ia menaiki tangga dan membuka kamar Robert.
Tapi Robert tidak ada disana.
“kak?” Nichkhun menutup pintu kamar Robert dan berjalan ke ruang kerja, ia membuka pintu dan melihat Robert sedang tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang tersandar ke tangan yang menyangganya di meja.
“ah, kakak” Nichkhun mendekati Robert, “kalau kakak lelah, jangan tidur disini dong. Masa sih aku harus mengendong kakak, kak?” Nichkhun memegang pundak Robert.
Robert pun jatuh.
“kakak?” Nichkhun memeriksa Robert, “ya Tuhan... kakak?” ia membuka baju Robert, “jangan pergi kak” Nichkhun menekan-nekan dada Robert, “kakak gak boleh ninggalin aku” Nichkhun memeriksa Robert kembali, tapi ia tetap tidak merasakan detak jantung Robert. “kakak...”
Nichkhun pun mengangkat tubuh Robert dan membawanya masuk ke mobil, Nichkhun memakaikan sabuk pengaman. “kakak harus kuat, donor untukmu sudah ada kak”
Nichkhun masuk ke mobil dan menjalankannya dengan terburu-buru, Nichkhun mencari jalan terdekat menuju rumah sakit.
Di rumah sakit,
Nichkhun menunggu dengan cemas, ia begitu khawatir. Winona adalah dokter yang menangani Robert.
Setelah beberapa lama, Winona keluar.
“bagaimana?”
“maafkan aku Nichkhun...”
“apa maksudmu?”
“Robert sudah...” Winona menangis.
“enggak” Nichkhun masuk.
“Nichkhun...” Winona sedih.
Di dalam,
Nichkhun menatap Robert, “kenapa kak? Kenapa kakak ninggalin aku? Apa salahku? Kenapa kakak begitu tega?” ia menangis, “aku sangat berharap pada kesembuhan kakak, aku sudah mendapatkan donor untukmu kak. Kenapa?” Nichkhun berteriak.
“Nichkhun, sudahlah” Winona masuk dan memeluk Nichkhun.
Nichkhun menatap Robert, “aku tidak rela kak, aku tidak akan pernah rela kakak meninggalkan aku seperti ini. Bahkan aku tidak melihat sedikit pun perjuangan darimu, kau payah kak” ia pergi.
Winona sangat khawatir, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.
“Nicky...”
Nichkhun terdiam, ia menoleh.
“Nicky...”
“kakak?” Nichkhun mendekati Robert, “ini aku kak”
Winona memeriksa Robert.
Robert membuka matanya, “Nicky? Kenapa aku ada disini?” ia kaget berada di rumah sakit.
“kakak” Nichkhun memeluk Robert.
Winona tersenyum.
“tadi aku mimpi aneh, aku mimpi bertemu dengan orang tua kita. Dan saat aku mau mendekati mereka, sesuatu yang kuat menarikku dan aku terbangun disini”
“jangan pernah bermimpi itu lagi ya kak” Nichkhun tersenyum.
“kau fikir mimpi bisa kita pilih?” Robert menatap Nichkhun dengan perasaan anehnya.
“baiklah, kondisimu sudah memungkinkan” Winona tersenyum.
“memungkinkan untuk apa?”
“cangkok jantung kak, aku sudah menemukan pendonornya”
“o..ok” Robert masih bingung.
“kuatkan dirimu” Winona mengelus kepala Robert.
Robert tersenyum dan menatap Nichkhun.
“aku akan menunggumu di luar kak”
Akhirnya Robert pun melakukan oprasi cangkok jantung yang dipimpin oleh Winona.
Beberapa hari kemudian,
Robert membuat sebuah acara resmi, yaitu pernikahan Nichkhun dan Winona.
Robert menatap Diane yang duduk disampingnya, “kau tidak keberatan kan Nichkhun mendahului kita?”
Diane tersenyum, “yang penting kau sehat”
“tadinya aku tidak siap melamarmu, tapi setelah oprasi” Robert tersenyum, “keberanianku muncul, aku siap menikahimu kapan pun kau mau”
“benarkah?” Diane menatap Robert.
“yap”
“bagaimana kalau tahun depan?”
“bulan depan pun boleh”
“emh.. bohong”
“aku serius. Tapi jika aku sedang cek up jantung pada Winona, kau jangan cemburu ya”
“mana mungkin, dia kan adik iparku”
“ahah?”
“kau tidak percaya?”
“Nichkhun bilang, kau galak”
“jadi?”
“aku hanya bercanda” Robert memeluk Diane dan tersenyum.
Diane pun tersenyum sambil mengelus Robert, “aku mencintaimu dan aku siap menerima semuanya”
“terima kasih”
Saat Winona melemparkan bunganya, Diane pun dengan mudah menangkap bungga itu.
“waw” Robert tersenyum kaget, “sepertinya kita memang harus segera menikah”
Diane memeluk Robert.
Winona tersenyum melihat itu.
Nichkhun memeluk Winona, “aku senang”
“kita harus berterima kasih pada kakakmu”
“ah, dia terlalu baik dan tidak membutuhkan kata-kata itu”
“kita tetap harus mengucapkannya, kau sudah lihatkan kadonya untuk kita?”
“iya”
“pesawat jet, ya Tuhan... akhirnya aku bisa merasakan juga memiliki pesawat pribadi”
“sudah, kau ini. Aku jadi sedikit jealous kalau kamu ngomongi kakak terus”
“iya deh, maaf”
Diane mengambil minuman untuk Robert.
“terima kasih” Robert tersenyum.
“kadomu keren juga”
“kau tau?”
“pesawat itu kado paling mencolok di tempat ini, kenapa kau menaruhnya di halaman?”
“halaman rumahku kan luas”
“emh....”
“kamu juga mau?”
“pesawat jet? Aku lebih memilih kau saja”
“dan kau akan mendapatkan yang lebih dari itu”
“benarkah?”
“tentu, kita buktikan saja”
Mereka ciuman.
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar