Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Comedy Garing
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Chapter I : A Begining
Suatu hari,
Dunia diselimuti
kegelapan, King Vampire bangkit dan menjadi kuat. Para monster muncul dan
memakan banyak korban. Dibutuhkan para pahlawan untuk mencegah kehancuran di
bumi ini, siapakah mereka?
Di sebuah tempat,
Seorang perempuan sedang
mengarahkan anak panahnya ke sebuah target yang menempel di pohon, ia mulai
fokus dan menarik anak panahnya. Perempuan itu merasa siap dan mulai
melepaskannya.
Syut...
Namun sayangnya, anak
panah itu hanya menancap pada bagian luar targetnya.
“ah, sayang sekali.
Padahal aku sudah berusaha fokus” perempuan itu mengeluh dan mencabut anak
panahnya, ia mengambil barang-barangnya dan masuk ke sebuah perguruan.
Di dalam,
Seorang pria paruh baya
mendekati perempuan itu, “bagaimana?”
“aku gagal, aku belum
pernah mengenai sasaran dengan tepat”
“mungkin kau kurang fokus”
“aku merasa sudah sangat
fokus”
“kalau begitu, kau masih
harus terus belajar”
“menyebalkan”
“sudahlah, ayah yakin, kau
pasti bisa”
“terima kasih ayah”
“Tania, hari ini kau harus
memasak lebih banyak dari biasanya. Murid-murid ayah akan datang”
“baik ayah”
Di sebuah hutan,
Seseorang dengan penutup
wajah, melompat dari pohon ke pohon. Lompatannya begitu tinggi dan cepat, terdapat
dua pedang yang sama di pinggangnya.
Seseorang yang memakai
topi cowboy pun merasakan kehadiran pria itu, “ada penyusup” ia mengeluarkan
sebuah senjata yang sangat besar, “awas kau!”
Orang berpenutup wajah itu
terus melompat. Tiba-tiba, beberapa peluru berbentuk pisau menyerangnya. Gawat! Orang itu langsung menambah
kecepatannya dan peluru aneh itu terus mengejar.
Orang itu turun, “ah,
lelah sekali. Aku sudah terlalu banyak menggunakan jurus”
Orang bertopi cowboy itu
mendekat, “siapa kau?” ia menodongkan pistolnya, “aku tidak akan membiarkanmu
lepas” ia semakin mendekat.
“Danang? Ini aku Nang”
“mas Darto?” Danang
senang.
“Danang”
Mereka pun berpelukan dan
bernyanyi...
Harta
yang paling berharga adalah keluarga
Mutiara
paling indah adalah keluarga
“kamu kok nyerang aku sih
Nang?”
“lagian mas Ato pake
penutup wajah segala”
“kan biar keren Nang,
cewe-cewe pasti klepek-klepek liat mataku”
“ya, lumayan sih”
“apanya yang lumayan?”
“mas Ato dapet surat dari
guru?”
“iya Nang, guru memintaku
untuk pulang. Katanya, ada misi. Emang kamu gak dapet?”
“dapet mas, baru aja”
“ya udah, kita kesana
sekarang”
***
Di perguruan,
“spada”
“speda”
“speda speda, spada Nang”
“iya mas, maaf”
Tania membuka pintu.
Danang dan Darto pun
terpesona.
Di dalam,
Tania mengambilkan mereka
minum dan duduk.
Darto mendekati Tania,
“nona, selama ini, aku selalu merasa aneh dengan orang-orang. Namaku adalah
Imam Darto, tapi kenapa mereka selalu memanggilku Darto?”
Tania menatap Darto, tak
mengerti.
“itu karena, kamulah yang
akan memanggilku Imam kelak” Darto tersenyum malu.
Tania tersenyum bingung.
“nona” Danang pun
mendekati Tania, “apa aku sudah mati?”
“ah?” Tania kaget.
“kenapa aku melihat surga
disampingku” Danang menatap Tania sambil senyum-senyum.
Tania tersenyum.
Guru datang, “syukurlah
kalian sudah sampai”
“guru” mereka memberi
hormat.
“Tania, tolong ambilkan
ayah minum”
“iya ayah” Tania pergi.
“yah...” Darto layu.
Guru tersenyum, “kalian
sudah siap untuk misi ini kan?”
“membunuh King Vampire?
Tentu saja kami siap, kami berdua itu kan The Good Brothers” Darto merangkul Danang.
“tapi guru, jika hanya
kami berdua...” Danang cemas.
“kamu ngomong apa sih
Nang? Kamu lupa moto kita?”
“ya enggak lah mas”
“kalau gak shanggup?”
“ya shangguppin”
Guru tersenyum melihat
itu.
Malamnya,
Seorang pria berjubah
berdiri di atap perguruan.
Darto merasakan itu, ia
keluar dari kamar.
Pria berjubah pun
merasakan kehadiran seseorang, ia waspada dan mau memegang pedang besar
miliknya.
Darto melompat dan berdiri
di hadapan pria itu, “hello slayer”
Pria itu menatap Darto.
“jangan harap kau bisa
selamat jika menyelinap ke perguruan ini”
Pria itu tersenyum.
“kenapa kau tersenyum? Aku
serius” Darto kesal dan mengeluarkan kedua pedangnya.
“twins blade” pria itu
menatap pedang Darto.
“darimana kau tau?” Darto
kaget, “siapa kau sebenarnya?”
Pria itu tersenyum lagi.
“dasar menyebalkan” Darto
pun mulai menyerang, “hiat”
Prai itu menghindar.
“sial” Darto pun
mengeluarkan jurus meringankan tubuh dan gerakannya semakin cepat.
Pria itu sedikit kaget.
“kenapa? Kau takut? Ayo
ambil pedangmu, kita bertarung”
“itu tidak perlu”
“sombong” Darto semakin
kesal.
Danang yang mendengar
kegaduhan pun keluar, ia melihat Darto bertarung dengan pria berjubah.
“siapa dia?” Danang
mengambil big gun dan mulai mengunci target, ia tersenyum.
Dor...
Pria berjubah itu melihat
peluru aneh melayang ke arahnya, gawat!
Ia menghindar.
Dwar...
Peluru meledak.
Pria itu mendarat di
tanah. Tapi tiba-tiba, seseorang menodongkan pisau ke lehernya. Pria itu diam.
“menyerahlah” Tania
tersenyum, “penyusup”
Pria itu menatap Tania.
Tania terdiam melihat
tatapannya.
“Tania” Darto melompat
kesana karena cemas.
Danang pun berlari
mendekat.
“katakan, siapa kau?”
Darto masih kesal.
“hentikan” guru mendekat.
“guru” mereka semua
memberi hormat.
“selamat datang Robert”
Mereka kaget.
Robert tersenyum, “aku senang
bisa melihat guru lagi”
“ayo masuk”
***
Di kamar Robert,
Robert memegang pundaknya,
disana terdapat tanda api hitam. Ia pun menutup matanya dan melihat bayangan.
Saat
Robert kecil, ia digigit oleh King Vampire dan semenjak itu, kekuatan besar ada
dalam tubuhnya. Hanya saja, kekuatan itu amat berbahaya dan guru pun
menyegelnya.
“Robert” guru mendekat.
“guru”
“ada apa?”
“aku mengggunakan kekuatan
itu”
“harusnya kau tidak
menggunakannya”
“tapi itu hanya sedikit,
aku tidak tau jika efeknya akan terus terasa”
Guru memegang tanda itu
dan mengalirkan kekuatannya.
Robert menahan sakit.
“apa yang kau lakukan?”
“menolong seorang nenek
yang diserang monster”
Besoknya,
Robert sudah bersiap dan
menyimpan pedang besarnya di punggung.
“kamu gak berat ngegendong
pedang jumbo kaya gitu?” Darto menyimpan twins bladenya di pinggang kiri dan
kanan.
“teman mu lebih aneh”
Darto menoleh dan melihat
Danang yang membawa tas ransel dan big gun-nya, “ya ampun Nang”
“ini kan peralatanku mas”
Danang tersenyum.
Guru pun memberikan peta,
“ini agar kalian tidak tersesat”
“terima kasih guru”
“ijinkan aku ikut” Tania
membawa panah dan tas obat yang menempel di pahanya.
“Tania?” guru kaget.
“aku ingin ikut, aku ingin
berjuang dengan mereka”
“tapi Tania...”
“aku mohon ayah, ijinkan
aku ikut”
“baiklah”
Mereka pun keluar dari
perguruan.
Guru tersenyum, “selamat jalan,
semoga kalian dapat menyelesaikan misi ini dan kembali dengan selamat”
“terima kasih guru”
Di perjalanan,
Robert ingat dengan apa
yang ia bicarakan dengan guru tadi malam,
“ini
untukmu” guru memberikan sebuah pisau emas, “pisau ini bisa membunuh King Vampire”
“terima
kasih guru”
“aku
yakin kau bisa mengalahkannya”
Robert
tersenyum, “aku akan menjaga mereka dengan baik, aku janji”
Robert menutup mata dan
kembali membukanya.
“kamu baik-baik aja kan?”
Tania khawatir.
Robert hanya tersenyum.
“gimana Nang? Tujuan
pertama kita kemana sih?”
“menurut peta, kita akan
pergi ke hutan suci. Ada kabar, jika kristal alam dicuri dan monster Golem
membuat hutan itu menjadi seram” Danang men-scan peta ke alatnya.
“begitukah?” Tania kaget.
“yap, tapi gak masalah”
Darto bersemangat, “ini adalah awal dari petualangan kita”
“yeah” Danang berteriak.
“semangat” Tania
tersenyum.
Robert tersenyum dan
kembali cuek.
To be continue...
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar