Rabu, 29 April 2015

The Adventure of Fantasy Chapter I


Author : Sherly Holmes
Genre : Romance, Comedy Garing
Cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya untuk hiburan semata.
___
Chapter I : A Begining
Suatu hari,
Dunia diselimuti kegelapan, King Vampire bangkit dan menjadi kuat. Para monster muncul dan memakan banyak korban. Dibutuhkan para pahlawan untuk mencegah kehancuran di bumi ini, siapakah mereka?
Di sebuah tempat,
Seorang perempuan sedang mengarahkan anak panahnya ke sebuah target yang menempel di pohon, ia mulai fokus dan menarik anak panahnya. Perempuan itu merasa siap dan mulai melepaskannya.
Syut...
Namun sayangnya, anak panah itu hanya menancap pada bagian luar targetnya.
“ah, sayang sekali. Padahal aku sudah berusaha fokus” perempuan itu mengeluh dan mencabut anak panahnya, ia mengambil barang-barangnya dan masuk ke sebuah perguruan.
Di dalam,
Seorang pria paruh baya mendekati perempuan itu, “bagaimana?”
“aku gagal, aku belum pernah mengenai sasaran dengan tepat”
“mungkin kau kurang fokus”
“aku merasa sudah sangat fokus”
“kalau begitu, kau masih harus terus belajar”
“menyebalkan”
“sudahlah, ayah yakin, kau pasti bisa”
“terima kasih ayah”
“Tania, hari ini kau harus memasak lebih banyak dari biasanya. Murid-murid ayah akan datang”
“baik ayah”
Di sebuah hutan,
Seseorang dengan penutup wajah, melompat dari pohon ke pohon. Lompatannya begitu tinggi dan cepat, terdapat dua pedang yang sama di pinggangnya.
Seseorang yang memakai topi cowboy pun merasakan kehadiran pria itu, “ada penyusup” ia mengeluarkan sebuah senjata yang sangat besar, “awas kau!”
Orang berpenutup wajah itu terus melompat. Tiba-tiba, beberapa peluru berbentuk pisau menyerangnya. Gawat! Orang itu langsung menambah kecepatannya dan peluru aneh itu terus mengejar.
Orang itu turun, “ah, lelah sekali. Aku sudah terlalu banyak menggunakan jurus”
Orang bertopi cowboy itu mendekat, “siapa kau?” ia menodongkan pistolnya, “aku tidak akan membiarkanmu lepas” ia semakin mendekat.
“Danang? Ini aku Nang”
“mas Darto?” Danang senang.
“Danang”
Mereka pun berpelukan dan bernyanyi...
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Mutiara paling indah adalah keluarga
“kamu kok nyerang aku sih Nang?”
“lagian mas Ato pake penutup wajah segala”
“kan biar keren Nang, cewe-cewe pasti klepek-klepek liat mataku”
“ya, lumayan sih”
“apanya yang lumayan?”
“mas Ato dapet surat dari guru?”
“iya Nang, guru memintaku untuk pulang. Katanya, ada misi. Emang kamu gak dapet?”
“dapet mas, baru aja”
“ya udah, kita kesana sekarang”
***
Di perguruan,
“spada”
“speda”
“speda speda, spada Nang”
“iya mas, maaf”
Tania membuka pintu.
Danang dan Darto pun terpesona.
Di dalam,
Tania mengambilkan mereka minum dan duduk.
Darto mendekati Tania, “nona, selama ini, aku selalu merasa aneh dengan orang-orang. Namaku adalah Imam Darto, tapi kenapa mereka selalu memanggilku Darto?”
Tania menatap Darto, tak mengerti.
“itu karena, kamulah yang akan memanggilku Imam kelak” Darto tersenyum malu.
Tania tersenyum bingung.
“nona” Danang pun mendekati Tania, “apa aku sudah mati?”
“ah?” Tania kaget.
“kenapa aku melihat surga disampingku” Danang menatap Tania sambil senyum-senyum.
Tania tersenyum.
Guru datang, “syukurlah kalian sudah sampai”
“guru” mereka memberi hormat.
“Tania, tolong ambilkan ayah minum”
“iya ayah” Tania pergi.
“yah...” Darto layu.
Guru tersenyum, “kalian sudah siap untuk misi ini kan?”
“membunuh King Vampire? Tentu saja kami siap, kami berdua itu kan The Good Brothers” Darto merangkul Danang.
“tapi guru, jika hanya kami berdua...” Danang cemas.
“kamu ngomong apa sih Nang? Kamu lupa moto kita?”
“ya enggak lah mas”
“kalau gak shanggup?”
“ya shangguppin”
Guru tersenyum melihat itu.
Malamnya,
Seorang pria berjubah berdiri di atap perguruan.
Darto merasakan itu, ia keluar dari kamar.
Pria berjubah pun merasakan kehadiran seseorang, ia waspada dan mau memegang pedang besar miliknya.
Darto melompat dan berdiri di hadapan pria itu, “hello slayer”
Pria itu menatap Darto.
“jangan harap kau bisa selamat jika menyelinap ke perguruan ini”
Pria itu tersenyum.
“kenapa kau tersenyum? Aku serius” Darto kesal dan mengeluarkan kedua pedangnya.
“twins blade” pria itu menatap pedang Darto.
“darimana kau tau?” Darto kaget, “siapa kau sebenarnya?”
Pria itu tersenyum lagi.
“dasar menyebalkan” Darto pun mulai menyerang, “hiat”
Prai itu menghindar.
“sial” Darto pun mengeluarkan jurus meringankan tubuh dan gerakannya semakin cepat.
Pria itu sedikit kaget.
“kenapa? Kau takut? Ayo ambil pedangmu, kita bertarung”
“itu tidak perlu”
“sombong” Darto semakin kesal.
Danang yang mendengar kegaduhan pun keluar, ia melihat Darto bertarung dengan pria berjubah.
“siapa dia?” Danang mengambil big gun dan mulai mengunci target, ia tersenyum.
Dor...
Pria berjubah itu melihat peluru aneh melayang ke arahnya, gawat! Ia menghindar.
Dwar...
Peluru meledak.
Pria itu mendarat di tanah. Tapi tiba-tiba, seseorang menodongkan pisau ke lehernya. Pria itu diam.
“menyerahlah” Tania tersenyum, “penyusup”
Pria itu menatap Tania.
Tania terdiam melihat tatapannya.
“Tania” Darto melompat kesana karena cemas.
Danang pun berlari mendekat.
“katakan, siapa kau?” Darto masih kesal.
“hentikan” guru mendekat.
“guru” mereka semua memberi hormat.
“selamat datang Robert”
Mereka kaget.
Robert tersenyum, “aku senang bisa melihat guru lagi”
“ayo masuk”
***
Di kamar Robert,
Robert memegang pundaknya, disana terdapat tanda api hitam. Ia pun menutup matanya dan melihat bayangan.
Saat Robert kecil, ia digigit oleh King Vampire dan semenjak itu, kekuatan besar ada dalam tubuhnya. Hanya saja, kekuatan itu amat berbahaya dan guru pun menyegelnya.
“Robert” guru mendekat.
“guru”
“ada apa?”
“aku mengggunakan kekuatan itu”
“harusnya kau tidak menggunakannya”
“tapi itu hanya sedikit, aku tidak tau jika efeknya akan terus terasa”
Guru memegang tanda itu dan mengalirkan kekuatannya.
Robert menahan sakit.
“apa yang kau lakukan?”
“menolong seorang nenek yang diserang monster”
Besoknya,
Robert sudah bersiap dan menyimpan pedang besarnya di punggung.
“kamu gak berat ngegendong pedang jumbo kaya gitu?” Darto menyimpan twins bladenya di pinggang kiri dan kanan.
“teman mu lebih aneh”
Darto menoleh dan melihat Danang yang membawa tas ransel dan big gun-nya, “ya ampun Nang”
“ini kan peralatanku mas” Danang tersenyum.
Guru pun memberikan peta, “ini agar kalian tidak tersesat”
“terima kasih guru”
“ijinkan aku ikut” Tania membawa panah dan tas obat yang menempel di pahanya.
“Tania?” guru kaget.
“aku ingin ikut, aku ingin berjuang dengan mereka”
“tapi Tania...”
“aku mohon ayah, ijinkan aku ikut”
“baiklah”
Mereka pun keluar dari perguruan.
Guru tersenyum, “selamat jalan, semoga kalian dapat menyelesaikan misi ini dan kembali dengan selamat”
“terima kasih guru”
Di perjalanan,
Robert ingat dengan apa yang ia bicarakan dengan guru tadi malam,
“ini untukmu” guru memberikan sebuah pisau emas, “pisau ini bisa membunuh King Vampire”
“terima kasih guru”
“aku yakin kau bisa mengalahkannya”
Robert tersenyum, “aku akan menjaga mereka dengan baik, aku janji”
Robert menutup mata dan kembali membukanya.
“kamu baik-baik aja kan?” Tania khawatir.
Robert hanya tersenyum.
“gimana Nang? Tujuan pertama kita kemana sih?”
“menurut peta, kita akan pergi ke hutan suci. Ada kabar, jika kristal alam dicuri dan monster Golem membuat hutan itu menjadi seram” Danang men-scan peta ke alatnya.
“begitukah?” Tania kaget.
“yap, tapi gak masalah” Darto bersemangat, “ini adalah awal dari petualangan kita”
“yeah” Danang berteriak.
“semangat” Tania tersenyum.
Robert tersenyum dan kembali cuek.
To be continue...
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang membangun sangat diharapkan! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar