Author : Sherly Holmes
Penyunting : Erin_Adler
Genre : Romance
Cerita ini hanya fiktif
belaka dan hanya untuk
hiburan semata.
Di sebuah SMA,
“Erica” seorang perempuan
memanggil temannya.
“iya, sebentar” Erica
membuka lacinya, ia melihat setangkai mawar berwarna pelangi. Erica tersenyum,
“secret admirer”
“Erica, cepetan!” teman
Erica sudah tidak sabar.
“iya iya” Erica pun
mengambil mawar itu dan mendekati temannya.
“kamu lama banget sih?”
teman Erica mengeluh.
“maaf, aku kan meriksa
laci dulu”
“jadi?”
“secret admirer-ku ngasih
bunga lagi”
“kamu gak penasaran dia
siapa?”
“tenang aja, dia bilang, kalau
dia udah siap, dia akan memberikan inisial/nama panggilannya”
“itu namanya clue doang,
bukan identitas”
“gak apa-apa dong Lis,
yang penting aku tau dia siapa” Erica tersenyum, “aku yakin, seorang Lisa juga
punya secret admirer”
“idih, cape ah. Aku lebih
suka cowok yang gentle, berani nembak langsung. Lagian juga, aku udah punya
pacar”
“iya deh”
Mereka berjalan ke lapang.
Tiba-tiba, sebuah minuman
tumpah dari atas ke baju Erica.
“ya ampun” Erica kaget.
Lisa dan Erica pun melihat
ke atas, mereka melihat Robert dan Johnny di balkon.
“rasain kamu” Robert yang
menumpahkan minuman, begitu senang.
Johnny hanya diam melihat
Erica.
“ih... dasar
menyebalkan?!” Erica kesal.
Lisa khawatir.
“baru aja ganti seragam,
udah dikotorin sama dia. Dasar nyebelin” Erica marah.
Di balkon,
Robert melambai dan pergi.
Johnny mengikuti Robert,
“kamu yakin kita gak keterlaluan?”
“keterlaluan?” Robert
menatap Johnny, “apa kau baru saja membelanya?”
“bukan begitu, bagaimana
jika dia tidak punya seragam lagi? Erica itu kan bisa masuk ke sekolah ini
karena beasiswa”
Robert tersenyum, “bagus,
jika dia macam-macam, aku akan meminta ayah untuk menghentikan beasiswanya”
Johnny diam.
***
Di ruang ganti,
Erica menangis, “kamu tau
gak? Aku gak punya baju lagi, seragam disini tuh mahal banget”
“sabar ya Ca, aku akan
bantu kamu biar bisa beli seragam lagi”
“kenapa cowok yang namanya
Robert itu sebel banget sama aku? Apa karena aku miskin sehingga ia merasa
sekolah ini tercoreng?”
“kamu kok ngomong gitu?
Lagian juga, ini bukan sekolah Robert kan? Ini sekolah umum”
“tapi ini sekolah elite,
orang-orang tertentu saja yang bisa masuk kesini dan aku... aku hanya orang
biasa”
“Erica”
“dan yang paling
menyedihkan, aku dapet beasiswa dari ayah Robert. Dia adalah penyumbang
terbesar bagi sekolah ini dan jika dia tidak menyumbang lagi, di sekolah ini
tidak akan ada beasiswa dan aku...”
“sudahlah Ca, aku janji,
aku pasti akan bantuin kamu apa pun itu”
“makasih ya Lis, kamu itu
temen aku yang paling baik”
Mereka berpelukan.
Erica pun mendekati
lacinya dan saat ia membuka laci itu, Erica terdiam. Sebuah seragam baru ada di
lacinya, disana juga terdapat sebuah surat berwarna pink dengan pita merah.
Erica tersenyum dan
mengambilnya, “aku punya seragam baru Lis” ia sangat senang.
“syukurlah” Lisa ikut
senang.
Erica membuka surat itu,
Aku
melihat seragammu kotor karena sebuah minuman, semoga kau tidak keberatan jika
aku memberimu ini.
Your
Secret Admirer
“ya ampun, lagi-lagi dia”
Erica sangat bersyukur, “terima kasih banyak my secret admirer, semoga Tuhan
membalas semua kebaikanmu” Erica memeluk seragamnya.
“dari pada kamu
peluk-peluk, mending kamu pake deh”
“iya iya” Erica membuka
pelastik seragamnya.
Di lapang,
Robert sedang bermain
basket bersama Johnny dan teman-temannya, Erica yang memakai seragam baru pun
lewat bersama Lisa.
Johnny tersenyum melihat
itu.
Robert melihat Erica, “apa
itu seragam baru?” ia menatap Johnny.
“aku rasa iya”
Robert melemparkan bola ke
lapang dengan kencang dan bola terpantul jauh, ia pun meninggalkan lapangan.
“Robert?” Johnny mengikuti
Robert.
Robert kesal dan terus
berjalan.
“Robert, ada apa?”
“aku kesal”
“karena dia dapet seragam
baru? Harusnya kamu bersyukur gak usah ngegantiin seragam dia”
Robert berhenti berjalan
dan menatap Johnny, “kamu pikir aku gak mampu ngeganti seragam murahan itu?”
“tenang bro, bukan begitu
maksudku”
“udahlah, aku mau pulang”
Johnny diam, ia tau Robert
tidak mau pulang bersamanya.
***
Di perempatan jalan,
“dah Erica” Lisa melambai.
“sampai besok Lis”
Lisa pun pergi.
Saat Erica mau kembali
berjalan, ia terdiam. Ya Tuhan... ada
orang gila disana.
Orang gila itu
senyum-senyum sambil menatap Erica.
“ya Tuhan...” Erica
semakin ngeri, ia pun memberanikan diri untuk terus berjalan.
Erica ingat, Nenek bilang
jika ada orang gila di dekat kita, jangan pernah menatapnya. Nenek jamin orang gila
itu tidak akan mengejarmu. Emangnya orang gila itu dog?
Erica semakin dekat dengan
orang gila itu.
Tapi Robert muncul dari
perempatan dan berhenti diantara Erica dan orang gila itu, Robert menatap orang
gila itu dan orang gila itu terlihat takut.
Erica kaget.
Robert menoleh dan menatap
Erica. Dengan dingin, ia memalingkan wajahnya dan pergi.
Ih,
nyebelin banget sih. Erica kesal. Tapi saat melihat ke depan, orang
gila itu sudah tidak ada, “syukurlah” Erica langsung pergi.
Di kamar Erica,
Erica mengganti bunga di
vas dengan bunga yang baru, setiap hari secret admirer-nya memang selalu
memberi bunga.
Erica juga membuka laci
dan menyimpan surat baru diantara surat-surat lainnya yang sudah mengisi laci.
“ya ampun, sebentar lagi
laci ini penuh. Sampai kapan kamu akan seperti ini? Aku ingin sekali mengetahui
siapa dirimu sebenarnya”
Erica membayangkan secret
admirer-nya, dalam bayangannya, secret admirer Erica mempunyai perawakan
tinggi, tampan, berkulit putih dan pastinya dia orang terpandang. Karena setiap
orang yang sekolah disana memang bukan anak sembarangan.
“secret admirer” Erica tersenyum.
Besoknya,
Erica berlari masuk ke
sekolah, “ya Tuhan... aku telat, aku telat”
Robert yang sedang bermain
basket dengan teman-temannya melihat itu, Robert terus menatap Erica dan ia
tersenyum. Robert melempar bola itu ke arah Erica.
Erica melihat bola
mengarah padanya, “ah” Erica berteriak.
Syut...
Johnny menangkapnya dan
memasukan bola ke ring, “yeah”
Erica masih terdiam
melihat itu.
“sial” Robert kesal dan
merebut bola dari lawannya.
Johnny
baru saja menyelamatkanku? Erica tersadar, “ya ampun, aku kan
telat” ia langsung berlari ke kelas.
Saat istirahat,
Erica mengambil mawar baru
yang disimpan oleh secret admirer-nya, “hari ini warnanya pink”
Lisa tersenyum, “secret
admirer-mu keren ya, dia bisa memberikan mawar dengan warna yang beragam.
Bahkan, mawar yang berwarna langka pun pernah ia berikan. Dia pasti bukan orang
sembarangan”
“pastilah, sekolah ini kan
bukan sekolah sembarangan. Teman baikku yang bernama Lisa pun anak dari seorang
menteri”
“sudahlah Erica, aku tidak
suka jika kau bicara begitu”
“maaf”
Lisa tersenyum.
Pelajaran olah raga pun
tiba,
“Erica, ayo over kesini”
Lisa menatap Erica yang sedang memegang bola basket.
Erica mengangguk dan
melemparnya ke arah Lisa, tapi ternyata bola itu terlempar tak tentu arah.
“eh?” Lisa kaget.
Mereka semua melihat bola
itu melayang dengan kencang ke arah Robert.
Oh
My God! Erica mulai panik.
Saat Robert menoleh,
Dak...
Robert terjatuh dan
kepalanya membentur ke sudut tembok, ia pun langsung tergeletak dengan darah di
keningnya.
“ya Tuhan...”
“Robert?!” Johnny kaget.
Semua orang mendekati
Robert.
Di depan klinik sekolah,
“gimana ini Lis?”
“kamu harus minta maaf Ca,
katanya, sekarang kening Robert lagi dijahit di dalam”
“tapi aku takut”
“iya, aku juga ngeri. Tapi
dari pada kamu gak minta maaf, entar masalah ini bisa tambah besar”
“do’ain aku ya Lis”
Lisa mengangguk.
Erica pun masuk ke klinik,
ia melihat Johnny sedang menunggu Robert di ruang tunggu.
“Erica?” Johnny tersenyum.
“h..hey Johnny” Erica
menunduk malu.
“kamu kenapa?”
“makasih ya, tadi pagi
kamu udah nyelametin aku dari...”
“bola basket yang dilempar
Robert?” Johnny tersenyum.
Erica mengangguk, tapi
wajah tegang mulai terlihat.
“hey, ada apa?”
“aku mau minta maaf sama
Robert”
“masuk aja, itu juga kalau
kamu gak takut proses jahit-menjahit”
“tapi aku...”
“takut? Kamu tenang aja,
meski sikap Robert agak begitu, tapi sebenernya dia baik kok”
Erica pun masuk, ia
melihat kening Robert sedang dijahit.
Robert menatap Erica yang
datang.
“selamat siang” Erica
menunduk.
Dengan kesal, Robert terus
menatap Erica sambil menahan sakit.
“tuan, tolong relax. Nanti
jahitannya rusak”
Robert diam.
“Robert, aku.. aku kesini,
mau minta maaf”
“minta maaf? Bukannya kamu
sengaja mau balas dendam?”
“ba..balas dendam? Enggak
Robert, sungguh. Aku memang tidak bisa bermain basket, jadi aku...”
“sudahlah, aku muak
melihat wajahmu di sekolah ini. Aku akan meminta ayah untuk menghentikan
beasiswa tak penting itu, sekolah ini gak butuh beasiswa. Semua muridnya mampu,
kecuali kau” Robert menatap Erica dengan tajam.
Erica mau menangis mendengarnya.
Robert langsung diam
melihat itu, tapi ia kembali menatap Erica, “kau mau menangis? Dasar cengeng”
Erica kesal, “mungkin kamu
punya segalanya di dunia ini, tapi sayangnya kamu gak punya hati. Gak punya
perasaan” Erica pergi.
Robert pun diam dan sebuah
perban menempel di keningnya.
***
Lisa melihat Erica keluar,
“gimana?”
“dia nyebelin banget”
Lisa khawatir.
Mereka pun pergi.
Dari dalam,
Johnny melihat itu, apa Robert tidak mau memaafkannya? Ia
sedikit khawatir.
Robert keluar dari
ruangan, “hey Johnny”
“gimana bro?”
“kepalaku agak pusing”
“mau aku antar?”
“gak perlu, aku masih kuat
bawa mobil kok”
“ok, hati-hati sob”
“yap”
Sore itu,
Erica datang ke rumah Lisa
dan mereka belajar bersama di kamar Lisa.
“hari ini, secret
admirer-ku gak bikin surat”
“pasti ini gara-gara
kejadian tadi. Pokoknya kalau ada apa-apa sama Robert di sekolah, sekolah itu
bakal kelabakan. Semua orang kena imbas dan aku jamin, secret admirer-mu pasti
ikut ketakutan sama amukannya Robert”
“gimana kalau Robert minta
ayahnya buat menghentikan beasiswa? Aku bisa putus sekolah nih, mana sebentar
lagi ujian”
“kamu kan bisa pindah ke
sekolah lain yang lebih terjangkau”
“sama aja Lis, mau
terjangkau atau enggak. Keluargaku...”
“udah-udah, gini deh.
Kalau kamu gak dapet beasiswa dan pindah ke sekolah lain, aku akan minta orang
tuaku untuk membantumu. Soalnya kalau biaya di sekolah kita, aku gak berani
mintanya”
“gak usah Lis, Robert
marah karena salahku”
“tapi kan kamu udah minta
maaf, harusnya dia ngerti dong. Kamu udah ngejelasin semuanya kan?”
Erica mengangguk.
“sayang banget kalau
sekolah kita kehilangan kamu, kamu itu pinter banget Ca”
Erica tersenyum.
Besoknya,
Erica datang ke sekolah
bersama Lisa.
Robert menatap Erica
dengan tajam dan kesal.
“kamu liat apa bro?”
“cewek itu”
Johnny melihat Erica,
“bukankah dia sudah minta maaf padamu?”
Robert menatap Johnny,
“lalu? Kau pikir dengan minta maaf semuanya selesai? Lukaku, rasa sakitku.
Hanya cukup diganti dengan kata maaf?”
“ya ampun bro, aku bukan
bermaksud membelanya. Tapi aku rasa, dia sangat menyesal kemarin”
“begitukah?” Robert masuk
ke kelas.
Johnny pun mengikuti
Robert.
Erica yang mulai memasuki
kawasan sekolah, agak takut. Ia takut semuanya akan berubah. Tapi ternyata
semuanya sama saja, “aneh, aku kira semua akan memandangku karena aku telah
melukai pangeran sekolah ini”
“harusnya kau bersyukur
semuanya baik-baik saja” Lisa tersenyum.
“iya sih”
Mereka masuk ke kelas.
Saat sedang belajar,
“Erica, bisa tolong bapak?”
“iya pak” Erica mendekati
gurunya.
“tolong terangkan
pelajaran ini ke kelas yang ada di atas, bapak ada rapat hari ini”
Ya
ampun, itu kan kelas Robert. Erica mulai khawatir,
“o..ok pak”
“yang lainnya, kerjakan
halaman 53 seperti yang sudah bapak ajarkan tadi”
“baik pak”
Erica kembali ke
bangkunya, “gimana ini Lis?”
“kamu harus tenang Ca,
pasti semuanya akan baik-baik saja”
“tapi itu kelas Robert,
aku bisa mati kalau masuk kesana”
“emangnya kelas itu mulut
singga? Ayolah Ca, relax. Kamu pasti bisa”
“ok” Erica menarik nafas
dan pergi.
Di kelas Robert,
“selamat siang” Erica masuk.
“selamat siang” para murid
menatap Erica.
Robert kaget, “ngapain dia
kesini?”
Johnny tersenyum, “paling
dia disuruh guru lagi buat ngajarin kita”
“emangnya kita bodoh apa?
Aku akan meminta kepala sekolah untuk memberhentikan guru itu”
“jangan bro, guru-guru kan
rapat. Jadi hal ini gak disengaja”
Robert kesal.
Saat bubar,
Erica mengambil mawar
putih dan surat dari lacinya.
“hari ini warnanya putih?”
Lisa mendekat.
“hey Lis”
“gimana? Semuanya lancar
kan?”
“Robert terlihat kesal
selama aku disana”
“dia memang tidak
menyukaimu sejak awal kan? Jadi santai saja, anggap tidak terjadi apa-apa di
dunia ini”
Erica tersenyum, “kamu itu
ngomongnya seolah-olah gimana gitu”
“ya... biar kamu semangat”
Mereka tertawa dan pergi.
Di taman,
Robert menatap Erica yang
pulang bersama Lisa, “liat cewek itu”
“Erica?” Johnny tersenyum
dan menatap Robert.
“ya, dia itu watados
banget keliatannya”
“aku rasa dia biasa aja,
kau ingat saat dia menerangkan pelajaran tadi? Dia terus berada di sekitarmu. Aku
rasa, dia sangat merasa bersalah sehingga begitu peduli padamu”
Robert menatap Johnny,
“kau bicara seperti itu terus, aku bosan mendengarnya”
“maaf”
Robert pergi dengan kesal
dan Johnny merasa sedikit cemas, ia pun mengikuti Robert.
“Robert, tunggu”
Robert menatap Johnny,
“aku rasa persahabatan kita mulai renggang?”
“renggang?”
“kau terlihat begitu
peduli pada Erica, kau suka padanya kan?”
“Robert, aku...”
“kau memilih persahabatan
kita atau cewek itu? Kau tau sendiri kan? Aku tidak suka padanya”
“aku...” Johnny bingung,
tapi ia menatap Robert. “tentu saja persahabatan kita”
Robert tersenyum.
“kita berteman sejak
kecil, mana mungkin persahabatan kita harus berakhir dengan hal seperti ini”
“bagus, ayo kita ke club
malam ini”
Johnny tersenyum.
***
Di rumah Erica,
Erica membuka surat dari
secret admirer-nya.
Maafkan
aku kemarin tidak memberimu surat, karena di sekolah keadaannya benar-benar
kacau. Kau sangat berani melempar orang yang tidak menyukaimu dengan bola
basket, lima jahitan bukan hal sepele.
Your
Secret Admirer
Erica menyimpan surat itu ke
laci, “aku kan tidak sengaja. Di dunia ini, aku paling gak mau bikin masalah
sama Robert”
Di club,
Robert sedang minum sambil
melamun, Johnny datang dan duduk disamping Robert.
“hey kawan, maaf aku
telat” Johnny tersenyum, “mana cewek yang suka nemenin kamu? Biasanya kamu suka
ngajak cewek yang beda-beda kesini?”
Robert tersenyum dan
menunduk.
“kamu gak apa-apa kan
bro?”
“aku mau pindah ke Paris”
“Paris? Yang bener bro,
kamu bercanda kan? Ini gak asyik bro”
“aku serius”
“ok” Johnny diam, “kenapa
kamu gak tinggal disini aja? Orang tua kamu pasti gak keberatan kan? Lagian
juga kamu udah 17 tahun dan di rumahmu banyak pelayan yang akan menjagamu”
“bukan keluargaku yang
pindah, aku yang mau ngelanjutin kuliah disana. Mereka juga berharap aku jadi
arsitek disana”
“jadi kamu...?”
“iya Johnny...”
“ok tenang, kita masih
bisa ketemu lewat medsos atau jika ada liburan, kita bisa saling mengunjungi”
“kamu pikir aku sedih
karena aku tidak bisa bertemu denganmu?” Robert menatap Johnny dengan raut
wajah aneh.
“lah... terus?”
“ada sesuatu yang gak bisa
aku tinggalin”
***
Besoknya,
Jam istirahat tiba dan
semua murid keluar dari kelas.
Erica yang berada di kelas
atas pun turun dari tangga dengan terburu-buru, tapi tiba-tiba kakinya
tersandung.
“ah”
Di bawah,
Robert sedang berjalan
untuk menaiki tangga.
Brak...
“aduh” Robert jatuh dan
Erica menimpanya.
“m..maaf” Erica langsung
bangun.
Robert kesal dan bangun,
“kamu buta?”
“aku kan udah minta maaf”
“cewek aneh” Robert
menaiki tangga sambil memegang pinggangnya.
“ih... dasar nyebelin”
Erica pun berjalan menuju lacinya, “tapi untung juga sih ada dia, kalau gak, bisa-bisa
aku tamat” ia membuka laci dan melihat surat berwarna pink dengan pita merah
seperti biasanya. “aneh, kok jam segini udah ada ya?”
Erica mengambil surat itu
dan melihat ke sekitarnya, “aku rasa ini aman” Erica mulai membukanya.
Kau
pasti kaget melihat surat ini sudah muncul di lacimu kan? Aku minta maaf karena
aku agak lama menepati janjiku. Tapi sekarang, kau boleh bernafas lega Erica.
John
“John?” Erica terdiam, ia
mengingat-ngingat semua nama murid yang ada di sekolah ini.
“Erica” Lisa tiba-tiba
datang dan mengagetkan Erica.
“ya Tuhan... Lisa,
jantungku hampir copot tau?”
“maaf, lagian kamu
keliatannya serius amat. Mikirin apa sih?”
“ini, secret admirer-ku”
Erica menunjukan suratnya pada Lisa.
“John?”
Erica mengangguk.
“ya ampun, ini sulit juga
ya. Kita gak tau itu panggilan dia atau nama dia, aduh...” Lisa bingung.
Erica teringat pada
seseorang, “mungkinkah itu Johnny Deep?”
“iya Ca, bener” Lisa
tersenyum, “kamu ingat kan? Dia selalu nolongin kamu dari setiap ulah Robert,
ya... meski terkadang dia tak berdaya di depan Robert. Tapi dari tatapannya,
dari sikapnya setiap kita ketemu dia. Dia tuh keliatannya... hehe” Lisa senyum
sambil menaik-turunkan alisnya.
“apaan sih Lisa?”
“udahlah, temui dia.
Sebentar lagi kan kita perpisahan, jadi di prom night nanti...” Lisa senang,
“kamu bisa berpasangan dengan dia, asyik”
“kok kamu yang seneng?”
“ya iya lah, aku kan udah
janjian sama pacarku buat acara itu. Dan yang paling aku khawatirin itu kamu,
tapi sekarang aku bisa bernafas lega”
“jadi pacar kamu mau
datang kesini demi malam itu?”
“yap, keren kan? Dia
terbang langsung dari Jerman buat aku”
“keren” Erica tersenyum.
***
Di baklon sekolah,
“jadi?” Johnny menatap
Robert.
“aku tetap akan pergi,
mungkin aku akan membuat pesta besar di acara prom night nanti”
“kamu sih enak bisa dapet
pasangan dengan mudah, gimana dengan aku?”
“tenang, entar aku
kenalin. Aku punya temen model, dia orang Indonesia. Cantik, cocok sama kamu”
“makasih ya bro, kamu
pengertian banget”
“iya dong”
Mereka toss.
Erica mendekati mereka,
“Johnny”
Johnny dan Robert menoleh.
“Erica, ada apa?” Johnny
menatap Erica.
“sudah, jangan pura-pura
lagi. Kamu secret admirer-ku kan?”
“a..aku...” Johnny melirik
Robert.
Robert menatap mereka
dengan kesal, apa lagi ia mendengar teman baiknya diam-diam menyukai Erica.
“Johnny, ayo katakan”
Erica tersenyum.
“i..iya”
Erica tersenyum dan
memeluk Johnny, Johnny bingung dan menatap Robert.
Robert semakin kesal,
“jadi selama ini kamu bo’ong?” Robert tersenyum dengan wajah kesalnya, “nice
job Johnny, jangan pernah anggap aku temanmu lagi” Robert pergi dengan
emosinya.
Johnny melepaskan pelukan
Erica, “maafkan aku, nanti kita bicara lagi” Johnny mengejar Robert.
Erica khawatir, “aduh,
harusnya aku ngedeketin Johnny waktu gak ada Robert. Robert kan gak suka sama
aku, dia pasti membenci Johnny karena aku”
Di lapang,
“kalau kamu berani, hadapi
aku” Robert menatap Johnny.
“maafkan aku Robert, tapi
aku memang mencintainya. Meski sejak dulu aku tau kau membenci dia, tapi hatiku
berkata lain”
“bagus” Robert membuka
kaca mata hitam dan jaketnya, “ayo maju, aku sudah tidak tahan ingin
menghajarmu”
Johnny melipat lengan
kemejanya dan bersiap.
Mereka berkelahi.
Robert jatuh, ia menatap
Johnny.
“emosi yang meluap
membuatmu tidak fokus kawan, lebih baik kau bersiap-siap dulu. Setelah itu,
baru kau ajak aku duel” Johnny pergi meninggalkan Robert.
***
Saat bubar,
Lisa yang keluar dari
toilet melihat bibir Robert berdarah, “Robert? Kamu kenapa?”
“bukan urusanmu” Robert
masuk ke toilet.
“ih... dasar nyebelin”
Lisa pun pergi.
Di taman,
Erica menunggu Lisa, ia
melihat kesana-kemari. “mana Lisa?”
“Erica, maaf bikin kamu
nunggu” Lisa yang berlari sedikit lelah.
“ya ampun Lisa, kamu gak
usah lari kali”
“tadi aku ketemu Robert”
“terus?”
“dia kayanya abis berantem
deh”
“jangan-jangan.... sama
Johnny” Erica cemas.
“iya, bibir Robert
berdarah. Gimana dengan Johnny?”
“tadi kami ketemu, dia
keliatannya baik-baik aja. Cuma ada sedikit biru di pipinya, aduh gimana ini?”
“kayanya mereka beneran
jadi musuh sekarang”
Malamnya,
Erica makan bersama Johnny
di cafe.
“makasih ya, kamu udah
ajak aku kesini” Erica tersenyum.
“gak usah bilang makasih,
kamu kan pacarku”
“kenapa sih kamu gak bilang
aja dari dulu?”
“a..aku kan malu, kamu
sendiri tau kan kalau sahabatku tidak menyukaimu?”
“ya, bagaimana hubungan
kalian sekarang? Apa bener kamu tadi berantem ama Robert?”
“iya” Johnny diam dan
menatap Erica, “dia benar-benar membenciku sekarang”
“maaf ya, gara-gara aku,
persahabatan kalian jadi rusak”
“eh, jangan bilang gitu.
Jika ini adalah hal yang harus dikorbankan demi kamu, aku rela”
“tapi kalian udah temenan
dari dulu kan? Semua orang tau itu”
“udahlah, gak usah
dipikirin. Lagian juga sekarang aku punya kamu, jadi aku gak sedih”
Erica tersenyum.
Besoknya,
Sekolah bubar, semua murid
ramai bersorak karena sebentar lagi prom night.
Erica membuka lacinya,
tapi ia tidak melihat ada surat lagi di sana. Bahkan sebuah mawar pun tidak
ada.
“Erica, kamu lagi apa?”
Lisa mendekat.
“kok gak ada mawar atau
pun surat ya buat aku?”
Lisa tertawa, “ya iya lah,
sekarang kan Johnny bukan lagi secret admirer kamu. Kalian udah resmi pacaran,
semua orang tau itu”
“iya juga ya” Erica
tersenyun.
Prom night pun tiba,
Semua anak tau Robert
membuat pesta besar malam itu, mereka semua bersenang-senang disana. Suasa
disana tidak seperti prom night biasanya, lebih seperti pesta megah yang dibuat
oleh pangeran sekolah yang bernama Robert.
Lisa datang bersama
pacarnya, ia mendekati Robert.
Robert menatap Lisa dan
tersenyum, “selamat datang di pestaku”
“kau sendirian saja?”
“yap, aku ingin fokus
melihat semua temanku bahagia malam ini”
“kau rapi sekali Robert”
“terima kasih, apa dia
pacarmu?”
“ya, ayo sayang kenalan”
Pacar Lisa tersenyum.
“mana temen kamu?”
“Erica? Katanya dia gak
bisa datang”
“bagus, dia sama seperti
si pecundang itu” Robert kesal.
“emangnya Johnny juga gak
datang?”
“sudahlah, aku tidak mau
membahas itu”
“maaf”
“selamat bersenang-senang”
Robert meninggalkan mereka.
Lisa tersenyum.
Besoknya,
Lisa datang ke rumah
Erica, mereka pun bicara di kamar.
“kamu kenapa sih Lis?”
Erica kaget melihat ekspresi Lisa.
“aku cuma mau ngasihin
ini”
Erica menatap surat pink
dengan pita merah yang dipegang oleh Lisa, “surat itu?”
“ambilah, itu dari secret
admirer-mu yang asli” Lisa juga memberikan setangkai mawar berwarna kuning.
“maksud kamu?”
“ternyata selama ini
secret admirer kamu itu Robert, bukan Johnny”
“ta..tapi kan jelas-jelas
di dalam surat itu tertulis nama John”
“John itu bukan nick name
dari Johnny Deep, tapi nama tengah Robert. Robert John Downey Jr., itu nama
Robert”
Erica membuka surat itu.
Maaf
jika selama ini aku tidak pernah jujur padamu, tapi aku ikut senang kau sudah
jadian dengan Johnny. Dia orang yang baik, dia pasti bisa ngebahagiain kamu
melebihi aku. Semoga kau selalu bahagia.
Your
Secret Admirer
Robert
John Downey Jr.
Erica terdiam, “ja...jadi
selama ini?” air matanya mulai jatuh, “kenapa Johnny bohong padaku? Kenapa dia
gak jujur kalau dia bukan secret admirer-ku? Sekarang aku ngerti kenapa Johnny
selalu bingung jika aku menanyakan bunga, dan aku mengerti kenapa Johnny tidak
memberiku mawar tapi malah tulip. Seharusnya aku sudah curiga padanya. Setiap
membicarakan masalah secret admirer, dia terlihat bingung dan aneh. Aku kira
itu bentuk dari geroginya”
“aku juga kaget Ca, sayang
banget waktu prom night kamu lebih memilih untuk dinner sama Johnny. Padahal
aku yakin, jika kamu datang. Robert pasti akan jujur, dia terlihat tidak
bahagia malam itu”
“aku akan menemuinya”
“enggak Ca, dia udah
pergi”
“pergi?” Erica kaget.
“iya, Robert akan
melanjutkan kuliahnya di Paris. Dia pergi tadi pagi”
Erica semakin sedih, ia
mengingat semua hal yang terjadi padanya. Setiap dia sendirian dan terjadi
sesuatu padanya, pasti disana ada Robert. Ia ingat saat ada orang gila di
jalan, Robert yang tiba-tiba muncul membuat orang gila itu pergi. Juga saat dia
hampir terjun bebas di tangga, Robert ada disana. Dan banyak hal lagi yang
terjadi yang tidak bisa ia pungkiri.
“jadi selama ini, semua
kejadian itu bukan kebetulan?” Erica menatap Lisa.
Lisa ikut sedih, “maafkan
aku Ca, aku tidak berbuat apa-apa saat Robert memberitau jika dia akan pergi ke
Paris”
“gak apa-apa Lis, itu
semua salahku. Mungkin dia juga membenci Johnny karena hatinya begitu sakit”
Sorenya,
Erica bicara dengan Johnny
di sebuah kedai.
“tumben kamu ngajak aku
kesini” Johnny tersenyum sambil memberikan setangkai bunga tulip pada Erica.
“terima kasih” Erica
tersenyum dan mengambil bunga itu.
“ada apa sayang?”
“kamu tau Robert pergi ke
Paris?”
“yap, aku dapet kabar dari
keluarganya tadi. Dulu juga dia pernah bilang kok”
Erica menunduk.
“kamu kenapa sih? Kok kaya
yang sedih” Johnny menatap Erica.
“Johnny, aku pingin kamu
jujur sama aku. Kamu bukan secret admirer-ku kan?”
“sayang, kok kamu...?”
“jawab Johnny”
“ya, aku memang bukan
secret admirer yang selalu kamu bicarakan. Tapi aku bener-bener suka kok sama
kamu”
“kamu tau siapa secret
admirer-ku selama ini?”
“enggak, lagian juga
sampai saat ini gak ada yang ngaku kan? Gak ada yang marah waktu aku jadi
pacarmu dan mengira aku secret admirer itu. Jadi aku rasa, secret admirer itu
cuma mau jailin kamu doang”
“kamu salah, secret
admirer-ku adalah Robert”
“Robert? Jangan bercanda,
aku tau dia benci banget sama kamu”
“aku gak bo’ong” Erica
memberika surat terakhir Robert pada Johnny.
“ya ampun, jadi dia
beneran...?”
“aku sangat kecewa padamu
Johnny, aku tau kamu beneran suka sama aku. Aku merasakan itu, tapi ketidak
jujuranmu membuat aku benar-benar kecewa. Jadi lebih baik kita putus”
“Erica...?”
“jangan bicara lagi
Johnny, aku tau kau orang baik. Semoga kau mendapatkan yang lebih baik dariku”
Erica pergi.
Johnny kesal, “kau akan
menyesal Erica”
Di kamar Erica,
Erica duduk di ranjang dan
menatap sebuah surat, disana tertulis beasiswa yang diberikan padanya untuk
kuliah sampai lulus menjadi sarjana.
“kau selalu bilang akan
mencabut beasiswaku, tapi kenyataannya, orang tua mu malah memberikan ini
padaku” Erica menangis, “kenapa semuanya harus berakhir seperti ini Robert?
Kenapa kamu gak jujur waktu aku mengira Johnny lah secret admirer-ku? Kenapa
kamu gak memperjuangkan semua pengorbananmu selama ini padaku?”
Setahun pun berlalu,
Erica sedang berjalan.
“Erica”
Erica menoleh, “Lisa?”
“hey” Lisa mendekat,
“nanti malem ada reuni angkatan kita di SMA, kamu mau kesana gak? Entar aku
jemput”
Erica tersenyum, “ok”
“semoga Robert juga
datang”
Erica terdiam.
“kamu baru pulang kuliah
ya? Sayang banget universitas kita beda, kamu dapet universitas keren”
“ini karena beasiswa
dari...”
“bukan, itu semua karena
usahamu”
Erica tersenyum, “makasih
ya, kamu selalu memberi semangat padaku”
“ya iya lah, kita kan
temen” Lisa memeluk Erica, “aku tuh kanget banget sama kamu, udah lama kita gak
jalan bareng lagi”
“nanti malem kan kita bisa
bareng-bareng lagi”
Malam itu,
Reuni di sekolah sudah
dimulai, Erica datang bersama Lisa.
“waw, keren banget ya
sekolah kita” Erica tersenyum.
“iya dong” Lisa tersenyum
dan melihat buku tamu, ia mencari nama Robert. “di buku ini gak ada Downey Jr.”
“mungkin dia belum datang Lis,
atau dia sedang sibuk di Paris”
“eh, jangan sedih. Dia
mungkin agak terlambat”
Mereka pun masuk.
Saat Erica sedang duduk,
ia melihat Johnny sedang berduaan dengan seorang perempuan.
Johnny menatap Erica dan
tersenyum, ia ingin menunjukan bahwa kehilangan Erica adalah hal yang biasa
saja. Sekarang dia mendapatkan seorang model yang cantik.
Erica menunduk, Lisa
melihat itu.
“dia lagi pamer pacar baru
ya? Kayanya dia model cantik dari Indonesia deh” Lisa kesal.
“biarkan saja, itu bukan
masalah bagiku” Erica tersenyum pada Lisa.
Johnny naik ke panggung,
ia mengambil mic. “selamat malam semuanya, aku senang bisa bertemu kalian lagi.
Sayang sekali teman kita tidak bisa hadir disini karena dia sedang melanjutkan
studinya di Paris, tapi aku sangat berterima kasih padanya karena sudah
mengenalkanku pada seorang model cantik sebelum kami berpisah”
“tepatnya sebelum mereka
musuhan” Lisa berbisik pada Erica.
Erica tersenyum.
Johnny menatap
teman-temannya, “aku tidak akan bicara banyak, selamat bersenang-senang”
Semua bertepuk tangan.
Saat pulang,
Lisa mengantar Erica
dengan mobilnya.
“sayang sekali dia gak
datang ya, tapi aku yakin, di reuni berikutnya, Robert pasti datang”
“mungkin dia ingin fokus
pada kuliahnya, atau mungkin dia sangat kecewa karena aku malah bersama Johnny”
“tapi kan sekarang kalian
udah putus”
“tapi Robert gak tau itu
kan?”
Lisa diam.
“mungkin aku dan Robert
diciptakan untuk tidak bersama”
“yah, kamu down lagi.
Jangan gitu dong, semangat”
Erica tersenyum.
6 tahun kemudian,
Di sebuah kedai, Erica sedang
makan bersama Lisa dan seorang anak.
“ayo sayang, ibu suapin”
Lisa menyuapi anak itu.
Erica tersenyum, sekarang
Lisa sudah punya anak dari pernikahannya lima tahun yang lalu. Tapi dirinya,
sampai saat ini Erica masih sendiri. Ia selalu berharap Robert akan kembali.
“oh iya Ca, aku ngajak
kamu makan disini soalnya nanti malem sekolah kita ada reuni”
“ini adalah tahun ketujuh,
apa dia akan datang?”
“pasti datang, dia kan
udah lulus tiga tahun yang lalu”
“tapi semenjak dia lulus
pun, dia tidak pernah datang”
“dia pasti datang, soalnya
ada kabar kalau dia jadi arsitek terkenal di Paris. Kalau udah mulai ada
kabar-kabar kaya gini, dia pasti datang”
“ok deh”
“pokoknya kamu harus
dandan yang cantik buat dia”
Erica tersenyum.
Malam reuni pun tiba,
Erica datang bersama Lisa,
seperti biasa, Lisa memeriksa buku tamunya.
“ada Ca, coba baca. Downey
Jr., Robert John Downey Jr.” Lisa senang.
Erica tersenyum.
Mereka masuk dan mencari
Robert.
Erica melihat seorang pria
sedang berdiri di balkon gedung yang sedang melihat keadaan di sekitar. Dari
perawakannya, dia seperti Robert, “ya Tuhan... apa benar itu Robert?”
Lisa melihat pria yang
berpakaian rapi itu, “iya Ca, itu Robert”
Erica tersenyum.
“buruan Ca, samperin dia”
Erica langsung berlari ke
tangga, akhirnya pria yang ia tunggu setelah 7 tahun kembali juga.
“Robert”
Robert menoleh dan Erica
langsung memeluknya.
“Erica?”
“kenapa kamu gak bilang
terus terang sama aku kalau kamu secret admirer yang sebenarnya? Kenapa
Robert?” Erica terharu bisa bertemu dengan Robert, “aku senang akhirnya kau
datang juga, aku sudah menunggumu sejak lama”
“Robert, siapa dia?”
seorang perempuan mendekat.
“ah, dia...” Robert
melepaskan pelukan Erica.
Erica kaget dan melihat
perempuan yang menatapnya sambil merangkul lengan Robert.
“Erica kenalkan, ini
Sidney. Sidney, ini Erica” Robert tersenyum.
Erica dan Sidney pun
berjabat tangan.
Erica terdiam melihat
mereka, “maaf mengganggu kalian, selamat datang kembali ke New York. Aku
permisi” ia pergi sambil menangis.
Robert menatap Erica.
***
Lisa kaget melihat Erica
turun dari tangga sambil menangis, “Erica, ada apa?”
“Robert udah punya
pasangan”
“Erica...”
“aku mau pulang Lis, maaf”
“Erica” Lisa khawatir
melihat Erica pergi.
Di balkon,
“kita pulang yu, aku bosen
disini” Sidney menatap Robert.
“iya”
Mereka pun keluar dan
berjalan ke tempat parkir.
“Robert”
Robert menoleh, “Lisa?
Hey, apa kabar?”
“kamu itu jahat banget
sih”
“maksud kamu apa?”
“Erica nunggui kamu sejak
lama, tapi kamu malah udah jalan sama cewek lain”
Robert tersenyum, “cewek
lain? Maksud kamu Sidney? Dia itu sepupuku, bukan pacar”
Sidney mendekat, “ada apa
Robert?”
“ini Sid, katanya kita
pacaran”
Sidney tersenyum, “aku gak
rugi sih, aku pingin punya pacar kaya kamu”
“udah, jangan mulai”
Lisa tersenyum,
“syukurlah, itu artinya kamu masih sendiri kan?”
“yap” Robert menatap Lisa.
“jadi kamu mau ikut aku
ketemu Erica kan?”
“maaf Lis, aku harus
pulang. Besok pagi aku harus kembali ke Paris”
“apa? Kamu tau gak?
Setelah Erica mengetahui bahwa secret admirer-nya itu kamu, dia langsung mutusin
Johnny. Dan dia selalu menunggumu kembali, dia tidak pernah dekat dengan
seorang pria. Karena dia yakin kamu akan kembali untuknya, tapi kenyataannya, kamu
sama sekali gak peduli, apa dia cuma puppy love buat kamu? Atau kamu emang cuma
mau jailin dia?”
Robert diam.
“sekarang aku tau kenapa
kamu gak pernah jujur sama Erica, kamu itu cuma seorang pengecut” Lisa pergi.
Sidney menatap Robert,
“apa yang terjadi sebenarnya?”
“sudahlah, ayo kita
pulang”
Mereka masuk ke mobil.
Robert menyalakan mesin
mobil.
“kau yakin kita akan
pulang? Kau tidak mau bertemu perempuan itu?”
“aku harus bekerja, jika
kau masih betah disini. Tidak usah pulang bersamaku”
“kau memang pengecut
Robert, orang yang bernama Lisa itu benar”
***
Di jalan,
Erica terus berlari sambil
menangis, ia sedih. Pria yang selama ini ia tunggu ternyata sudah mempunyai
pasangan, “kenapa semuanya harus seperti ini? Harusnya aku tau, begitu mudah
bagi seorang Robert untuk melupakan aku” Erica duduk di pinggir jalan, sebuah
mobil sport yang berhenti di dekat Erica, mengagetkannya.
Robert keluar dari mobil
itu.
“Robert?”
Robert tersenyum dan
mendekat, ia duduk disamping Erica.
Erica menatap Robert
dengan bingung.
Robert menatap Erica “kamu
gak takut sendirian disini?”
Erica memeluk Robert dan
kembali menangis.
Robert pun memeluk Erica.
Di dalam mobil,
Sidney tersenyum melihat
mereka.
Robert mengelus Erica,
“sudah, jangan menangis”
“aku... aku cinta sama
kamu”
“iya, aku tau. Lisa sudah
memberi tau semuanya padaku”
“Lisa?” Erica melepas
pelukannya dan menatap Robert.
“yap, Lisa marah-marah
padaku. Sampai-sampai Sidney pun marah padaku, dia bilang, dia tidak mau
memiliki sepupu pengecut seperti ku”
“sepupu?”
“ya, Sidney sepupuku.
Emangnya menurut kamu, dia siapa?”
“aku kira, dia istrimu”
Erica tersenyum.
“nah, begitu dong.
Tersenyum” Robert menatap Erica, “sejak dulu, aku senang melihat mu tersenyum.
Saat kau mengambil mawar dari laci, saat kau mengambil surat dari secret
admirer-mu, aku senang”
“tapi kenapa dulu kamu
pura-pura membenciku?”
“ya, biar gak ketauan lah”
“dasar nyebelin”
“aku rindu kata-kata itu”
Robert tersenyum.
“maaf ya, dulu aku pernah
bikin kening kamu dijahit”
“gak apa-apa, aku udah
maafin kamu sejak siuman kok”
“tapi dulu, kamu ngancam
mau cabut beasiswaku”
“tapi kenyataannya enggak
kan?”
“ya, aku malah dapet
beasiswa buat ke universitas. Makasih ya”
Robert mengelus Erica.
“hey, sampai kapan kalian
mau ngobrol disini? Aku bosen tau” Sidney mendekat.
“sorry” Robert berdiri dan
membantu Erica berdiri.
“kapan kalian akan kembali
ke Paris?”
“besok pagi” Sidney
tersenyum.
“begitukah?” Erica sedih.
“ya, tapi aku tidak akan
pergi jika pacarku tidak ikut”
“pacar?” Erica kaget.
“ya, cewek yang baru aja
aku kasih mawar tadi”
Erica tersadar itu
dirinya, “kamu itu ngomong apa sih?”
Robert menatap Erica, “emang
kamu gak ngerti juga?” Robert menatap Sidney dan kembali menatap Erica, “ok,
aku rasa perempuan ini harus segera dilamar agar mau diajak ke Paris”
Sidney tersenyum.
Robert berlutut sambil
memegang kedua tangan Erica, “Erica sayang, maukah kau menjadi istriku?” ia
menatap Erica, “maaf aku belum sempat membeli cincin, ini mendadak. Tapi aku
akan segera membelinya untukmu”
Erica tersenyum, “aku rasa
aku tidak usah menjawabnya, karena kau sudah tau”
Robert berdiri dan memeluk
Erica.
Melihat mereka berpelukan.
Sidney kembali kesal, ia
rasa ini akan jadi malam yang panjang, “ah... padahal kan tadi udah mau pulang”
Robert merangkul Erica dan
mereka tersenyum pada Sidney.
“iya, ayo kita pulang”
Robert mengelus Sidney.
The End
___
Thank’s for reading…
Maaf kalau isinya kurang menarik, komentar yang
membangun sangat diharapkan! ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar